Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

PENERAPAN TEORI ETIKA PADA PUBLIKASI MEDIA


KASUS KDRT LESTI KEJORA & RIZKY BILLAR

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Filsafat Komunikasi

Oleh:

JESSICA SABAR BUNGAULI S.


1906363732

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
OKTOBER 2022
BAB I
LATAR BELAKANG

Setiap hari masyarakat disuguhkan berbagai konten dan berita di depan matanya.
Media dari seluruh penjuru dunia terus berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumen.
Segala hal yang dianggap akan mengundang banyak massa dipergunakan untuk kepentingan
hiburan masyarakat, termasuk kehidupan pribadi orang lain. Tentu, public figure menjadi
salah satu target manis terkait kenyataan ini.
Menurut Anasthasia Citra (2018), public figure adalah individu yang dikenal
masyarakat luas karena profesinya. Namun, di Indonesia public figure diidentifikasi dekat
dengan selebriti, seperti musisi, aktor, dan sejenisnya. Alih-alih dipublikasikan karena karya
yang mereka hasilkan, media malah seringkali memberikan lampu sorot pada kehidupan
pribadi mereka. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan mereka di belakang layar
merupakan hal menarik yang sangat lahap dikonsumsi oleh masyarakat.
Berita-berita faktual terkini yang seharusnya diketahui oleh masyarakat luas seperti
isu sosial dan kesehatan bahkan seringkali tenggelam dan kalah saing dengan gosip-gosip
tentang kehidupan public figure. Media sebagai penyedia informasi berkontribusi banyak
pada fenomena ini. Kegemaran masyarakat membicarakan kehidupan pribadi orang lain
seakan dipergunakan untuk keuntungan dan angka. Masyarakat terus disuapi informasi-
informasi panas tentang harta, hubungan, dan kasus yang dimiliki public figure.
Fenomena ini bisa dilihat dari tingginya exposure yang didapatkan oleh konten-
konten yang membahas masalah kehidupan pribadi public figure. Banyak contoh-contoh
yang dapat diambil untuk membuktikan hal ini. Coki Pardede, seorang komedian dan internet
personality, tertangkap memakai narkoba sambil menonton video dari situs pornografi di
kediamannya pada tahun 2021. Video tertangkapnya Coki Pardede oleh pihak kepolisian
mencapai angka 2,2 juta di salah satu unggahan Youtube
(https://www.youtube.com/shorts/aF74sxiV5v8). Angka ini belum terhitung jika
dijumlahkan dengan jumlah penonton di video dan media sosial lainnya. Bahkan, salah satu
video yang membahas kejadian ini ditonton sebanyak 12 juta kali di akun Youtube milik
Deddy Corbuzier tanpa kehadiran Coki (https://www.youtube.com/watch?v=nxeFOr5qlWs).
Contoh lain juga dapat diambil dari kasus tersebarnya video pribadi milik seorang
aktris mantan anggota JKT 48, Zara Adhisty, dengan anggota grup band OKAAY, Niko Al
Hakim, yang perbincangannya menjajaki peringkat satu di laman trending Twitter selama
berhari-hari kala itu. Video yang tersebar tidak hanya menjadi bahan berita di media, tetapi
juga seringkali disunting dan dibuat ulang sebagai lelucon berupa meme oleh masyarakat.
Kasus lain yang diberitakan sangat gencar oleh media di tahun 2022 adalah kasus
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menyangkut pasangan public figure, Lesti
Kejora dan Rizky Billar. Lesti Kejora adalah seorang penyanyi dangdut ternama yang dari
waktu ke waktu selalu menjadi perbincangan hangat di mulut masyarakat dan media.
Namanya mulai melejit saat dirinya memenangkan musim pertama salah satu ajang
bernyanyi milik Indosiar, Dangdut Academy, pada tahun 2014. Di samping lagu-lagunya
yang meledak terutama di kalangan pecinta dangdut, kehidupan pribadinya menarik
perhatian masyarakat luas.
Pada tahun 2021, dirinya semakin disorot media karena pernikahannya dengan Rizky
Billar, public figure ternama di Indonesia. Hubungannya dengan Rizky Billar telah menjadi
konsumsi publik sejak awal keduanya muncul di layar kaca bersama. Bahkan, pernikahan
pasangan ini disiarkan secara akbar di Indonesia dari proses lamaran sampai resepsi. Apapun
yang dilakukan oleh pasangan ini menjadi topik trending yang terus diberitakan oleh media.
Mulai dari perilisan single berdua, kekayaan harta, hingga penamaan anak. Berita yang dibuat
juga beragam dari yang positif hingga negatif.
Sayangnya, masyarakat dikagetkan dengan sebuah kasus KDRT yang menyangkut
pasangan ini pada akhir bulan September 2022. Pada tanggal 29 September 2022, Lesti
Kejora melaporkan tindakan KDRT yang dilakukan suaminya ke Polres Metro Jakarta
Selatan. Kasus ini langsung tersebar luas beserta foto dokumen laporan yang pihak Lesti
ajukan ke pihak kepolisian. Usai dibuat gempar oleh berita itu, muncul foto-foto Lesti Kejora
dengan sejumlah luka dan lebam di tubuhnya kala dirawat di Rumah Sakit Bunda, Menteng,
Jakarta. Melihat hal ini, masyarakat mayoritas mendukung tindakan Lesti yang langsung
melapor ke pihak kepolisian setelah kejadian. Rizky Billar akhirnya dinyatakan sebagai
tersangka dan tampak mengenakan baju oranye usai ditahan oleh penyidik pada tanggal 13
Oktober 2022 dengan ancaman 5 tahun penjara. Tak disangka-sangka, keesokan harinya di
hari Jumat, 14 Oktober 2022, Lesti memutuskan untuk mencabut laporan KDRT terhadap
suaminya dari Polres Metro Jakarta Selatan. Hal ini mengagetkan banyak pihak baik dari
masyarakat maupun public figure lainnya.
Perjalanan kasus antara Lesti Kejora dan Rizky Billar hingga sekarang menjadi berita
yang terus ada di laman berita media-media Indonesia. Dari awal kasus ini terkuak, media
mengambil andil besar mempublikasikan hal ini. Bermunculan berita-berita yang hadir
mengangkat kisah ini untuk disuguhkan ke masyarakat. Ini bukanlah hal yang salah. Sesuai
dengan pernyataan Michael Ryan & James Tankard (1977), berita sebagai sebuah produk
jurnalisme nyatanya memang memiliki fungsi untuk memberikan informasi tentang
kejadian-kejadian terkini yang ada di sekitar masyarakat. Namun, terdapat dilema etis
tentang bagaimana jurnalis mempublikasikan kasus KDRT antara Lesti Kejora dan Rizky
Billar di media.
Tidak hanya memberitakan laporan yang diajukan Lesti ke polisi, media juga
memberikan detail-detail rinci yang berkaitan dengan kronologi kejadian ini. Dilampirkan
tayangan-tayangan pendukung seperti video CCTV kejadian keras yang dilakukan Rizky
Billar dan foto luka lebam Lesti Kejora selama di rumah sakit. Video ini seringkali disebar
tanpa sensor walaupun mengandung konten grafis yang mungkin triggering untuk banyak
orang, terutama para korban kekerasan. Selain itu, media-media juga menggunakan konten-
konten terdahulu milik Lesti, cuplikan-cuplikan dari acara televisi, dan pernyataan lama Lesti
untuk disangkut-pautkan dengan kasus ini.
Contohnya, pada sebuah vlog lama milik Rizky Billar yang berjudul “CERITA
DIBALIK LAYAR OFFAIR | MATA DEDE BIRU GARA - GARA KAKA !” terdapat
bagian Lesti menceritakan tentang lebam biru di bagian matanya saat tertidur. Pernyataan-
pernyataan pada video yang diunggah tahun 2021 ini kembali viral akibat kasus KDRT yang
menyangkut pasangan Lesti-Billar. Masyarakarat mulai menganggap bahwa sebenarnya
tindakan kekerasan sudah lama dialami Lesti Kejora di pernikahannya. Media-media seperti
Suara.com dan Tribunnews ikut membesarkan asumsi ini dengan membuat konten-konten
yang berjudul seperti “Video Lama Momen Lesti Kejora Pamer Mata Lebam Kembali Viral”
dan “Video Mata Lesti Kejora Lebam Viral Lagi, Penjelasan Rizky Billar Dinyinyiri
Netizen”. Bukan hanya kedua media tersebut, masih banyak lagi media lain yang ikut
meramaikan berita-berita tentang asumsi tindakan kekerasan yang sudah lama terjadi.
Penggunaan konten-konten lama Lesti Kejora dan Rizky Billar dengan judul
semacam ini menimbulkan sebuah pertanyaan: Apakah etis bagi sebuah media untuk
memberitakan sebuah asumsi yang belum terverifikasi? Media yang baik seharusnya hadir
sebagai penyedia informasi-informasi kredibel dan faktual yang dapat
dipertanggungjawabkan ke masyarakat. Menggunakan pernyataan lama yang belum
terverifikasi hubungannya dengan kasus ini bisa memicu kesalahpahaman dan menyebarkan
hoaks. Di samping itu, problema etis dapat dilihat dari cara para media memberitakan kasus
ini. Dengan judul-judul provokatif dan konten grafis tanpa sensor, berita yang dipublikasikan
kadang terkesan acuh terhadap isu kekerasan. Isu kekerasan merupakan isu yang termasuk
sangat sensitif. Topik terkait kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah
tangga perlu hati-hati pemberitaannya karena akan berdampak juga pada para korban
kekerasan yang mengonsumsinya.
Dilema etis yang ada ini perlu dibedah dan dianalisa dengan dibantu teori-teori yang
berkaitan. Untuk melakukan hal ini, penulis menilai etis dan tidak etisnya perilaku media-
media yang mempublikasikan kasus KDRT Lesti Kejora dan Rizky Billar menggunakan
beberapa teori dan subteori etika.
BAB II
PEMBAHASAN

Kasus kekerasan yang menyangkut pasangan Lesti-Billar dapat ditinjau dan dianalisa
menggunakan kacamata beberapa teori-teori etika. Publikasi-publikasi yang dihasilkan oleh
media tentang kasus ini menimbulkan dilema etis, seperti yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Untuk mengkaji hal ini, penulis menghubungkan perilaku media pada kasus
KDRT Lesti-Billar dengan beberapa teori etika yang mendukung.

The Standard of Journalistic Truth


Kebenaran adalah prinsip utama pada jurnalisme. Hal ini dinyatakan oleh Kovach &
Rosenstiel (2014) pada bukunya “The Elements of Journalism”. Mereka merasa bahwa
semua orang sepertinya dapat setuju bahwa jurnalis perlu memberitakan kebenaran. Dan
tentu saja saat berbicara soal kebenaran, kita juga tidak akan jauh dari akurasi dan verifikasi.
Pada kasus KDRT Lesti Kejora dan Rizky Billar, prinsip “truth” pada berita-berita yang
tersebar di media-media perlu dikaji lebih dalam. Berita terkait kasus ini awalnya bersifat
deskriptif tentang kronologi pelaporan ke pihak kepolisian. Namun, semakin lama berita
yang disajikan seakan-akan terkesan mengada-ngada untuk menarik perhatian umum. Salah
satu contohnya adalah berita yang diterbitkan oleh KapanLagi.com tentang kemunculan
pertama Lesti Kejora setelah pencabutan laporan KDRT terhadap suaminya.

Gambar 1. Berita usai kasus KDRT Lesti Kejora & Rizky Billar

Berita-berita ini membuat asumsi bahwa Lesti Kejora sudah baik-baik saja setelah
kejadian traumatis yang baru saja Ia alami. Selain itu, berita seperti ini juga sulit dibuktikan
kebenarannya karena didasari asumsi. Namun, masyarakat yang membaca dapat berakhir
memercayai bahwa hal itu adalah kebenarannya. Day (2006) melihat kebenaran dari
perspektif jurnalistik dan mengatakan bahwa terdapat tiga konsep yang mendasari pengertian
kebenaran dalam pemberitaan atau reporting. Salah satu konsep yang berkaitan dengan kasus
ini adalah bahwa cerita yang diberitakan harus akurat. Fakta-fakta yang ada harus
terverifikasi dan didasari bukti-bukti kuat. Bahkan, jika seorang jurnalis merasa ragu akan
fakta yang disajikan pada berita tersebut, audiens perlu diberi tahu.
Pada kasus Lesti-Billar, tanpa verifikasi yang jelas terkadang media-media mengutip
dan mengambil sumber dari unggahan viral di media sosial. Hal ini tentu menghilangkan
esensi “kebenaran” berita tersebut. Akurasi berita tidak terjamin dan kadang menggiring
opini masyarakat untuk memojokkan Lesti Kejora yang posisinya adalah seorang korban
kekerasan.
Namun, di samping ini semua, pada kenyataannya jurnalis hanya melakukan
tugasnya. Pada bab 1 telah dijelaskan tentang tugas jurnalisme untuk memberitakan kejadian-
kejadian terkini untuk masyarakat. Disamping itu, kepentingan media untuk mencari
keuntungan dari kasus ini juga tidak bisa disalahkan. Saat banyaknya media berbondong-
bondong meliput berita ini, pastinya kompetisi untuk berita yang paling menarik masyarakat
semakin ketat. Hal ini menyebabkan proses verifikasi berita mungkin jadi hal yang
dikesampingkan.

Ethical Egoism
Inti dari teori ini dijelaskan oleh Ayn Rand (1964) bahwa “achievement of his own
happiness is man’s highest moral purpose”. Egoisme etika menyatakan bahwa suatu
tindakan dapat disebut etis ketika bermanfaat bagi diri sendiri dan terbaik bagi dirinya dalam
jangka panjang. Jika dilihat dari teori ini, apa yang dilakukan oleh media dalam
mempublikasikan kasus kekerasan Lesti-Billar dapat dikatakan etis.
Selama berjalannya proses pelaporan hingga penahanan, media-media terus
menyoroti tiap sudut dari kasus ini. Semua aspek yang dapat diambil dijadikan bahan untuk
diberitakan. Mulai dari yang perlu diketahui hingga yang sebenarnya tidak terlalu signifikan.
Teori ethical egoism mengatakan bahwa seseorang hanya perlu mementingkan
kepentingannya sendiri. Dalam hal ini, para jurnalis yang memberitakan kasus Lesti tidak
dapat disalahkan, apapun berita yang dipublikasikan. Tindakan mereka disebut etis karena
mereka melakukan apa yang paling menguntungkan secara jangka panjang. Mereka telah
melakukan tugas profesinya sebagai jurnalis. Keresahan-keresahan soal hak privasi Lesti
Kejora dan empati terhadap para korban kekerasan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengatakan bahwa mereka melakukan hal yang tidak etis.

Utilitarian Ethics
Berbeda dengan ethical egoism, teori ini fokus pada kebahagiaan orang lain. Ego
pribadi adalah hal yang diabaikan. Oleh karena itu, suatu hal yang dinilai etis berdasarkan
tingkat kebahagiaan terbesar pada orang lain. Pada intinya, teori ini menjadikan kebahagiaan
atau kesenangan mayoritas menjadi fokus utamanya.
Bila dianalisa dengan teori ini, terdapat dua sudut pandang yang dapat diambil: para
korban kekerasan dan masyarakat sebagai konsumen berita. Salah satu hal yang menjadi
keresahan di cara media memberitakan kasus KDRT Lesti-Billar adalah kurangnya empati
terhadap korban-korban kekerasan lain yang membaca berita tersebut. Jika dilihat dari
tingkat kebahagian para korban-korban kekerasan tentu tindakan ini tidak etis. Seperti yang
sudah dijelaskan di bab 1, media seringkali memberitakan kasus ini dengan detail-detail
berupa video dan foto yang mendukung.
Visual yang diberikan biasanya berisi adegan asli kekerasan yang dilakukan Rizky
Billar dengan memukul Lesti dengan bola billiar dan foto-foto close up luka lebam Lesti
Kejora. Konten-konten seperti seharusnya diberikan trigger warning untuk para korban
kekerasan yang mungkin akan terganggu melihat hal-hal seperti itu.
Namun, menurut masyarakat yang suka mengonsumsi berita-berita kasus KDRT
Lesti-Billar, mungkin publikasi-publikasi media terhadap kasus ini adalah hal yang etis.
Kebahagiaan mereka saat terhibur oleh berita-berita ini dijadikan patokan menilai etis atau
tidak etisnya tindakan-tindakan media dalam memberitakan kasus KDRT Lesti-Billar.

BAB III
KESIMPULAN

Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menyangkut dua public figure
Indonesia ternama, Lesti Kejora dan Rizky Billar, telah menggemparkan media dan
masyarakat. Seluruh sudut dari kasus ini menjadi konsumsi masyarakat selama berminggu-
minggu dan bahkan sampai sekarang. Media pun hadir untuk mencari tahu segala informasi
dan memberitakan untuk masyarakat luas. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh media
seringkali menimbulkan dilema etis bagi banyak pihak. Setelah melihat problema ini dari
beberapa teori-teori etika: ethical egoism, utilitarian ethics, & journalistic truth: apa yang
dilakukan oleh media dapat menjadi etis dan tidak etis secara bersamaan. Semuanya
tergantung dari sudut pandang siapa kita memandangnya. Tentunya, memberitakan berita
dengan topik sensitif seperti ini tidak akan memuaskan semua orang dan seringkali menyakiti
banyak pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2022, 13 Oktober). Kronologi Kasus KDRT Rizky Billar ke Lesti Kejora hingga
Resmi Ditahan. CNN Indonesia. Dilansir dari
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20221013170917-234-860223/kronologi-
kasus-kdrt-rizky-billar-ke-lesti-kejora-hingga-resmi-ditahan/2. Diakses pada 23
Oktober 2022.

Anonim. (2022, 24 Oktober). Tuai Pro Kontra, 8 Potret Terbaru Lesti Kejora yang Sudah
Tebar Senyuman di Panggung Usai Alami KDRT - Dicibir Cari Nafkah Untuk Rizky
Billar. KapanLagi. Dilansir dari https://www.kapanlagi.com/dangdut/berita-
foto/tuai-pro-kontra-8-potret-terbaru-lesti-kejora-yang-sudah-tebar-senyuman-di-
panggung-usai-alami-kdrt---dicibir-cari-nafkah-untuk-rizky-billar.html. Diakses
pada 24 Oktober 2022.

Billar, R. (2021, 20 September). CERITA DIBALIK LAYAR OFFAIR | MATA DEDE BIRU
GARA - GARA KAKA !. Youtube. Dilansir dari
https://www.youtube.com/watch?v=XA5fae_25Vk&ab_channel=RizkyBillar.

Bustomi, I. (2022, 12 Oktober). Tanggapi Video Lesti Dilempar Bola Biliar, Polisi: KDRT
yang Dialami Lesti Lebih dari Sekali. Kompas. Dilansir dari
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/12/20095161/tanggapi-video-lesti-
dilempar-bola-biliar-polisi-kdrt-yang-dialami-lesti. Diakses pada 24 Oktober 2022.

Citra, A. (2018). Maintaining The Good Image of a Public Figure Through the Use of
Reputation Marketing. EXPOSÉ – Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1). 1 – 8. Dilansir dari
https://e-
journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/EXPOSE/article/download/365/245.

Day, L. A. (2006). Ethics in Media Communications: Cases and Controversies (5th Ed.).
Belmont: Thomas Wadsworth.

Ismail. (2022, 30 September). 7 Kontroversi Hubungan Lesti Kejora dan Rizky Billar,
Menikah Siri dan Dituding Hamil Duluan. Suara. Dilansir dari
https://www.suara.com/entertainment/2022/09/30/162430/7-kontroversi-hubungan-
lesti-kejora-dan-rizky-billar-menikah-siri-dan-dituding-hamil-duluan. Diakses pada
23 Oktober 2022.

Kovach, B., & Rosentiel, T. (2007). The Elements of Journalism: What Newspeople Should
Know and The Public Should Expected (3rd Ed.). New York: Three Rivers Press.

Ryan, M. & Tankard, J. (1977). Basic News Reporting. California: Mayfield Pub. Co.
Suaradotcom. (2022, 1 Oktober). Video Mata Lesti Kejora Lebam Viral Lagi, Penjelasan
Rizky Billar Dinyinyiri Netizen. Youtube. Dilansir dari
https://www.youtube.com/watch?v=UIPiiVx5CQ0&ab_channel=Suaradotcom.

Sutrisna, T. (2022, 14 Oktober). Rizky Billar Masih Ditahan Polisi meski Lesti Kejora Cabut
Laporan KDRT. Kompas. Dilansir dari
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/14/10040301/rizky-billar-masih-
ditahan-polisi-meski-lesti-kejora-cabut-laporan-kdrt?page=all. Diakses pada 23
Oktober 2022.

Tribun Manado Official. (2022, 30 September). Video Lama Momen Lesti Kejora Pamer
Mata Lebam Kembali Viral. Youtube. Dilansir dari
https://www.youtube.com/watch?v=esuORVxgDFs&ab_channel=TribunManadoOf
ficial.

Anda mungkin juga menyukai