Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA

SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
KEHIDUPAN
BANGSA
INDONESIA
Kelompok 2

Nama Anggota:
1. Via Lattansa (4338114201210009)
2. Silma Novianti (4338114201210013)
3. Syaira Aureliana P.H (4338114201210019)
4. Wulan Amelia (4338114201210029)
5. Hapipah Nur Auliah (4338114201210039)
6. Rika Rostika (4338114201210047)
7. Chika Triselia Santy (4338114201210069)
8. Asyiffa Zulfa A.H (4338114201210071)
9. Cunayah (4338114201210083)

Program Studi S1 Keperawatan


STIKes Horizon Karawang
Pengertian
Filsafat
01 02
Secara Etimologi Secara
Terminologis

03 04
Secara Umum Menurut Para Ahli
1. Secara Etimologi
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia
philo/philos/philein artinya cinta/ pecinta / mencintai
dan sophia, berarti kebijakan / wisdom / kearifan /
hikmah / hakikat kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta
akan kebijakan atau hakikat kebenaraan.
2. Secara Terminologis
Secara terminologis, istilah filsafat diartikan sebagai suatu
‘’asas atau pendirian hidup’’ dan disamping itu juga
diartikan sebagai ‘’ ilmu pengetahuan yang terdalam’’.
Pengertian yang pertama (asas atau pendirian hidup)
sering dipergunakan istilah ‘’falsafah’’ sedangkan
pengertian yang kedua (ilmu pengetahuan yang
terdalam), sering dipergunakan istilah ‘’filsafat’’.
3. Secara Umum
Filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala
fenomena yang ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan skeptis dengan mendalami sebab-sebab
terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar.
4. Menurut Para Ahli
• Plato (428-348 SM): Pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan
kebenaran yang asli. Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala
yang ada.

• Aristoteles (384-322 SM): Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang


meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmuilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Kewajiban filsafat
adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat
bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi
sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

• Francis Bacon: Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat
menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.
Pengertian Pancasila dalam
Lintas Sejarah

Pengertian Pancasila dalam lintas sejarah yakni sekedar mengatur


bagaimana seorang individu menjalani hidup bermasyarakat atau dimaknai
sebagai aturan tingkah laku baik dan penting (Sila). Munculnya Pancasila sebagai
Dasar Negara bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah melalui tahap
pengusulan oleh BPUPKI, tahap perumusan juga oleh BPUPKI, dan tahap
penetapan/pengesahan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 di Jakarta.

Pancasila memiliki beberapa makna antara lain:


a. Asas dan Dasar Negara Kebangsaan RI (Muh. Yamin, BPUPKI, 29 Mei 1945).
b. Dasar Indonesia Merdeka (Ir. Sukarno, BPUPKI, 1 Juni 1945).
c. Dasar Negara RI yang berkedaulatan rakyat (Panitia 9, BPUPKI, 22 Juni 1945).
d. Dasar Filsafat Negara RI yang berkedaulatan rakyat (PPKI, 18 Agustus 1945).
e. Dasar Penyelenggaraan Pemerintahan Negara (RIS dan UUDS, 1950–1959).
f. Dasar Filsafat Negara RI (Dekrit Presiden RI, 5 Juli 1959).
Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri
yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.

Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat


dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar
dari sila-sila Pancasila. Kajian epistemologis filsafat
Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Sedangkan
kajian dasar aksiologinya, yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan.
Pancasila melalui Pendekatan Dasar

Ontologis Epistemologis Aksiologis


Ontologis
Manusia sebagai pendukung pokok sila–sila pancasil
secara ontologis memiliki hal– hal yg mutlak, yaitu
terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa jasmani dan
rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, serta kedudukan kodrat
manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan
sebagai makhluk tuhan yang maha esa.
Epistemologis
Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Terdapat tiga persoalan
yang mendasar dalam epistemologi yaitu: pertama tentang
sumber pengethuan manusia, kedua tentang teori kebenaran
pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan
manusia.
Adapun potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan
atau dengan lain perkataan transformasi pengetahuan terdapat
tingkatan sebagai berikut: demonstrasi, imajinasi, asosiasi,
analogi, refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham.
Aksiologis
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah
yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar.
Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.
Menurut Jujun S. Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. John
Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau
suatu sistem seperti politik, sosial dan agama.
Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan
manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu
pengetahuan itu tidak ada yang siasia kalau kita bisa memanfaatkannya
dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang
baik pula.
Prinsip-Prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila ditinjau dari kausa Aristoteles yaitu sebagai berikut:

Kausa Materialis Kausa Formalis

Sebab yang Sebab yang


berhubungan berhubungan dengan
materi/bahan terbentuk/terbangun

Kausa Efisiensi Kausa Finalis

Kegiatan BPUPKI & PPKI Berhubungan dengan


menyusun pancasila tujuan
Hakikat Pancasila
Hakikat Pancasila adalah sesuatu yang terkandung dalam nilai-nilai yang
terdapat pada sila Pancasila yang harus dijadikan sebab, sehingga
dijadikan sebagai dasar negara. Pancasila menunjukan hakikat atau
subtansi Pancasila yaitu dasar atau kata dasar Tuhan, manusia, rakyat,
dan adil.

Terkait dengan hakikat sila-sila pancasila, pengertian kata ‘hakikat’


dapat dipahami dalam tiga kategori yaitu :
 Hakikat abstrak
 Hakikat pribadi
 Hakikat konkrit
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai