Anda di halaman 1dari 5

Nama : RISKA AMALIA

NIM : 042528499

Tugas 3 BANK & LEMBAGA KEUANGAN NON BANK 63

Penjelasan untuk Jawaban

1. Peran Aset Keuangan memiliki dua fungsi utama. Yang pertama adalah sebgai media untuk
intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang kelebihan dana. Kedua,
sebagai media untuk berbagi resiko aset.
Sebagai media untuk memindahkan dana, aset keuangan dapat mengalihkan dana dari pihak
yang kelebihan dana kepada pihakyang membutuhkan dana. Misalnya ada seorang pengusaha
membutuhkan tambahan modal untuk memperbesar usahanya. Untuk itu, dia bisa
menerbitkan aset keuangan (misalnya dalam bentuk saham ataupun obligasi) , dan misalnya
dijual kepada pemilik dana dan selanjutnya dana tersebut bisa untuk membiayai perluasan
usaha. Sebagai media untuk membagi resiko (risk sharing) ,aset keuangan mampu
membagikan resiko arus kas dari aset fisik yang tak terhindarkan. Bagi seorang pengusaha,
resiko ketidakpastian pendapatan adalah sesuatu yang pasti ada (tak terhindarkan ). Apa bila
usahanya dibiayai dengan menjua saham kepada beberapa pihak , melainkan ditanggung oleh
oleh banyak pihak yang memegang saham tersebut.
Contoh kasus berikut diharapkan dapat memperjelas peranan aset keuangan dalam
perekonomian:
1. Tuan A seorang eksportir mebel, mendapat pesanan mebel dari langganannya diluar
negeri senilai Rp. 500.000.000,- Tuan A memperkirakan untuk memenuhi pesanan
tersebut memerlukan biaya sekitar Rp. 350.000.000,- Bagi Tuan A potensi itu sangat
menggiurkan namun sayangnya dia hanya memiliki uang sebesar Rp. 200.000.000,- .
dalam pesanan tersebut. Tuan A tidak mungkin memenuhi pesanan sebagian, sesuai
kekuatannya.
2. Di tempat lain, ada Nn. K yang mendapat warisan sebesar Rp.150.000.000,. Nn K
berpikir bahwa supaya warisannya tidak habis dan bahkanberkembang, warisan tersebut
harus diinvestasikan. Namun sayangnya dia tidak tahu harus berusaha dibidang apa yang
menguntungkan, karena memang Nn K bukan pengusaha.
3. Ny. X adalah seorang dokter yang sukses. Saat ini memiliki dana menganggur sebesar
Rp. 250.000.000,-. Dia berpikir untuk diinvestasikan karena bunga tabungan di bank
sangat kecil. Sama halnya dengan Nn. K, Ny. X juga tidak tahu mau berusaha di bidang
apa yang menguntungkan. Di samping itu dia tidak punya waktu untuk menjalankan
usaha tersebut.Misalnya secara kebetulan tiga orang tersebut bertemu dalam acara olah
raga di lapangan golf. Dari pembicaraan yang cukup serius, akhirnya mereka bertiga
menyepakati untuk sharing membiayai produksi mebel tersebut. Nn. K bersedia sharing
dalam bentuk saham, dengan kesepakatan keuntungan dibagi secara proporsional.
Sementara Ny. X tidak mau dalam bentuk saham. Dia menginginkan dalam bentuk
piutang dengan bunga yang pasti. Oleh karena itu Tuan A menerbitkan dua aset keuangan
sekaligus, yaitu saham dan obligasi. Saham dibeli oleh Nn. K, senilai Rp. 100.000.000,-
dan obligasi dibeli Ny X dengan nilai Rp. 100.000.000,- juga. Setelah transaksi tersebut
Tuan A bertanggung jawab untuk memproduksi mebel dengan tanpa bantuan teknis
ataupun manajerial dari Nn K dan Ny. X. Sekarang Tuan A memiliki dana lebih dari Rp.
350.000.000,- yang diperkirakan cukup untuk membiayai produksi mebel tersebut.Dari
cerita tersebut, dua aset keuangan muncul, yaitu saham senilai Rp. 100.000.000,-; dan
obligasi juga senilai Rp. 100.000.000,-. Munculnya dua aset keuangan ini memindahkan
dana dari tangan Nn. K dan Ny. X ke tangan Tuan A, dan ini berarti aset keuangan
berfungsi sebagai media untuk memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana
kepada pihak yang membutuhkan dana. Pengalihan dana ini merupakan salah satu fungsi
utama dari aset keuangan. Apa bila Tuan A tidak menerbitkan aset keuangan, maka
sangat sulit (bisa jadi tidak mungkin) bagi Nn. K dan Ny. X untuk bersedia memindahkan
dana dari tangan mereka ke Tuan A, sekalipun mereka saling mengenal.Selain fungsi
memindahkan dana, aset keuangan yang muncul dari transaksi tersebut juga menunjukkan
adanya pembagian risiko (risk sharing). Tuan A sebetulnya memiliki dana Rp.
200.000.000,-, dan untuk membiayai produksinya tinggal kurang Rp. 150.000.000,-
Kenyataannya, Tuan A menerbitkan aset keuangan senilai Rp. 200.000.000,- yang berarti
tidak bersedia menginvestasikan semua dana yang dimiliki karena mengandung risiko.
Meskipun mebel tersebut pesanan dari langganannya, namun risiko terjadinya kegagalan
bisnis tetap saja ada meskipun kecil. Tuan A nampaknya tidak mau menanggung risiko
ini sendirian, dan membagi risiko bersama pihak lain dengan cara menerbitkan aset
keuangan. Dalam contoh ini, hal inilah yang dimaksud dengan fungsi pembagian risiko
(risk sharing) dari aset keuangan.
2. Klasifikasi berdasarkan jatuh tempo klaim:
a.Pasar uang (money market)Merupakan pasar yang memperdagangkan aset keuangan dengan
instrumen utang jangka pendek. Pada umumnya jangka waktu jatuh tempo surat utang
dibawah 12 bulanb.
b.Pasar modal (capital market)Adalah pasar bagi aset-aset keuangan jangka panjang, yaitu
aset keuangan yang jatuh temponya diatas 12 bulan. Di pasar ini aset keuangan yang
diperdagangkan bisa dengan instrumen utang, bisa juga dengan instrumen ekuitas.
3. 1.kemudahan untuk melakukan transaksi pembayaran sehingga produksi dan perekonomian
dapat tumbuh dengan pesat;
2.memudahkan pemindahan dana dari pihak yang kelebihan kepada pihak yang
membutuhkan, yang selanjutnya akan dibelanjakan alat-alat investasi untuk meningkatkan
produksi
3.memberikan keleluasaan bagi rumah tangga dan institusi-institusi lain untuk melakukan
investasi, meskipun mereka tidak perlu melakukan usaha secara teknis
4.menentukan harga aset keuangan termasuk didalamnya bunga kredit
5.mampu memberikan sinyal perkembangan ekonomi makro ke depan.

4. a. Mengubah aset keuangan yang didapatkan dari pasar menjadi bentuk aset keuangan yang
berbeda, untuk tujuan yang berbeda pula. Contoh, lembaga keuangan memberikan jasa mengubah aset
keuangan berupa tabungan menjadi kredit. Selanjutnya aset berupa tabungan ini menjadi kewajiban
mereka, sementara kredit menjadi klaim mereka. Pemberian jasa merubah bentuk aset keuangan ini,
merupakan fungsu dari lembaga keuangan sebagai lembaga perantara (intermediary) dari pihak yang
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

b. Membantu menciptakan berbagai bentuk aset keuangan untuk kepentingan klien


perusahaan.

c. Memperdagangkan aset keuangan untuk berbagai kepentingan, baik kepentingan


perusahaan sendiri, maupun kepentingan pihak lain (klien).

d. Memberikan jasa perlindungan atas risiko yang mungkin dihadapi kliennya, baik risiko
yang mungkin dihadapi oleh kliennya, baik risiko bisnis, maupun risiko yang lain.

e. Memberikan jasa konsultasi untuk para investor dan pelaku pasar keuangan lainya.

f. Memberikan jasa pengelolaan portofolio, baik untuk pelaku pasar maupun untuk
masyarakat umum.

5. Klasifikasinya dibagi menjadi 2 yaitu lembaga keungan depository dan lembaga keungan non
depository. Lembaga keuangan depository sebaggian besar dananya diperoleh dengan cara
menghimpun dana dari masyarakat, yang dilakukan dengan menawarkan jasa tabungan atau
simpanan. Simpanan ini bisa berupa giro, tabungan, deposito, dan simpanan-simpanan lain.
Selanjutnya dana ini ditawarkan pada masyrakat yang membutuhkan dalam bentuk lain misalnya,
kredit, atau untuk membeli aset keuangan lain. Contoh lembaga keuangan depository adalah bank
(bank umum, bank perkreditan rakyat, bank syariah, bank perkreditan rakyat syariah), dan lembaga
simpan pinjam (misalnya koperasi). Lembaga keuangan non-depository adalah lembaga keuangan
dimana penghimpunan dana masyarakat tidak dilakukan dengan menawarkan produk atau tabungan
atau simpanan , melainkan dengan cara lain,. Contoh lembaga keuangan non-depository adalah
asuransi, lembaga pembiayaan, lembaga dana pensiun, lembaga reksa dana (mutual funds) dan
lembaga lainnya.

6. Peranan mendasar yaitu sebagai oenyedia uang inti yang bertugas mencetak dan
mengedarkan uang yang diperlukan masyarakat sebagai alat pembayaran. Fungsi utamanya antara
lain :

a. kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai uang , bank sentral diberi beberapa kewenangan
antara lain merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang
beredar. Stabilitas nilai uang dalam hal ini adalah terhadap barang dan jasa maupun stabil terhadap
mata uang negara lain, yang dari keduanya berati inflasi rendah.

b.Melakukan pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran fungsi terkait dengan pelaksanaan dan
pengaturan mencakup sekumpulan kesepakatan , aturan, standar, dan prosedur peredaran uang antar
pihak dengan menggunakan istrumen pembayaran yang sah. Pada prinsipnya terdapat dua sistem
pembayaran yaitu pembayaran tunai dan pembayaran non-tunai. Dalam sistem pembayaran tunai ,
tugas bank sentral adalah menyediakan dan menyalurkan alat pembayaran atau uang kartal. Sementara
untuk sistem pembayaran non tunai tugas bank sentral adalah mengatur dan mengendalikan peredaran
uang giral, dan produk perbankan lainnya misalnya kartu kredit, ATM , dan produk perbankan
lainnya.

c. Bank sentral sebagai bank nya para bank (bank’s of the bank’s) selain sebagai otoritas moneter dan
pengatur bank sentral juga berperan sebgai bank nya para bank. Artinya, jika perbankan
membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, maka bank akan meminjam uang dari
bank sentral.

d. Mengatur dan mengawasi perbankan , bank merupakan lembaga yang cukup vital dalam proses
intermediasi. Bank juga merupakan infrastruktur kebijakan moneter dan bank juga berperan penting
dalam proses pembayaran transaksi antar anggota masyarakat. Oleh karena itu bank sentral perlu
mengatur dan mengawasi perbankan.

7. Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya menekankan pemantauan


kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan operasi dan
pengelolaan bank yang mengacu pada kondisi bank dimasa lalu dengan tujuan untuk memastikan
bahwa bank telah beroperasi dan dikelola dengan baikmenurut prinsip kehati-hatian.

Pendekatan pengawasan berdasarkan resiko merupakan pendekatan pengawasan yang


berorientasi kedepan (forward looking ). Dengan menggunakan pendekatan tersebut
pengawasan/pemeriksaan sustu bank difokuskan pada risiko-risiki yang melekat (inherent risk) pada
aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian resiko (risk contol system). Melalui pendekatan
ini akan lebih memungkinkan otoritas pengawasan bank untuk proaktif dalam melakukan pencegahan
terhadap permasalahan yang timbul di bank.

8. A. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.

B. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang


kegiatannya.

C. Menetapkan penggunaan alat pembayaran

SUMBER : EKSI4205/ MODUL 1, MODUL 2, MODUL 3

Anda mungkin juga menyukai