Anda di halaman 1dari 74

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN KARAKTER

SISWA (PPKS) TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL DAN


MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI MAS KHAIRUL
HIKMAH KABUPATEN MEMPAWAH

OLEH:

MUHAMMAD ALI
NIM: 2204100627

Tesis Ini Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar


Magister Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2022

i
DAFTAR ISI
Halaman

COVER ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Fokus Penelitian ...................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 9
A. Penelitian Terdahulu ................................................................ 8
B. Kajian Teori ............................................................................. 14
1. Pendidikan Agama Islam .................................................... 14
2. Pengembangan Karakter ..................................................... 18
3. Kecerdasan Spiritual .......................................................... 21
4. Motivasi Belajar ................................................................. 24
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ....................... 28
1. Kerangka Konseptual ......................................................... 28
2. Hipotesis Penelitian ............................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 29
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................. 29
1. Pendekatan Penelitian ......................................................... 29
2. Jenis Penelitian ................................................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 30
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 30
1. Populasi .............................................................................. 30
2. Sampel ................................................................................ 30
D. Sumber Data ............................................................................ 31
1. Sumber Primer .................................................................... 31
2. Sumber Sekunder ................................................................ 31

ii
E. Variabel Penelitian .................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
G. Alat Analisis Data ................................................................... 33
1. Uji Validitas ........................................................................ 33
2. Uji Reliabilitas .................................................................... 34
H. Teknik Analisis Data .......................................................... 34
1. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 34
2. Pengujian Hipotesis ............................................................ 35
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ........................................ 37
A. Gambaran Umum .................................................................... 37
1. Usia Responden .................................................................. 37
2. Jenis Kelamin Responden ................................................... 37
B. Paparan Data ........................................................................... 38
1. Analisis Deskriptif .............................................................. 38
2. Uji Instrumen Data ............................................................. 42
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 45
4. Pengujian Hipotesis ............................................................ 50
C. Pembahasan ............................................................................. 53
1. Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa
Terhadap Kecerdasan Spiritual ........................................... 53
2. Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa
Terhadap Motivasi Belajar ................................................. 55
BAB V PENUTUP .................................................................................... 57
A. Kesimpulan .............................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 59
LAMPIRAN .............................................................................................. 61

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spiritual menjadi poin utama yang harus dimilki oleh peserta didik dalam
proses perkembangannya. Oleh karena itu pendidikan dalam hal ini memiliki
posisi strategis dalam mewujudkan kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual
memainkan peran penting dalam perkembangan positif remaja, ketahanan dan
perilaku positif. Peneliti menemukan bahwa kecerdasan spiritual memiliki efek
positif terhadap kesehatan mental remaja dan berhubungan dengan
berkurangnya perilaku. Kemudian remaja yang memiliki tingkat kecerdasan
spiritual yang lebih tinggi lebih dapat menghargai sesama dan tidak
merendahkan satu sama lain. Artinya bahwa kecerdasan spiritual dapat menjadi
salah satu solusi untuk mengatasi tindakan intimidasi dan viktimisasi di kalangan
remaja.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif seperti tindakan intimidasi dan
viktimisasi, pesimis, rasa cemas dan khawatir dalam menjalani kehidupan
disebabkan oleh rendahnya kecerdasan spiritual dikalangan remaja. Oleh karena
itu, sebagaimana telah disinggung di awal bahwa pendidikan khususnya
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran penting dalam meningkatkan
kecerdasan spiritual peserta didik. Untuk mewujudkan kecerdasan spiritual
tentunya didasarkan terlebih dahulu kepada pengajarnya. Apabila pengajar atau
guru mampu memberikan contoh yang baik makan besar kemungkinan siswa
akan meniru hal tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat
an-Nahl ayat 125 yaitu.

َ ْ ‫ع ظ َ ة ِ ال‬
ِ ‫ح سَ ن َ ة‬ ِ ‫ح كْ مَ ة ِ َو ال ْ مَ ْو‬ ِ ْ ‫ك ب ِ ال‬َ ِّ ‫ا ُ دْ ع ُ ا ِ ٰل ى سَ ب ِ ي ْ ِل َر ب‬
‫ع ل َ مُ ب ِ مَ ْن‬ْ َ ‫ك ه ُ َو ا‬ َ َّ ‫ي ا َ ْح سَ ُُۗن ا ِ َّن َر ب‬ َ ِ‫ي ه‬ ْ ِ ‫ج ا دِ ل ْ ه ُ ْم ب ِ ال َّ ت‬
َ ‫َو‬
‫ع ل َ مُ ب ِ ال ْ مُ ه ْ ت َ دِ ي ْ َن‬
ْ َ ‫ض َّل عَ ْن سَ ب ِ ي ْ ل ِ ٖه َو ه ُ َو ا‬ َ

1
2

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Kepribadian pendidik sangat besar manfaatnya terhadap pertumbuhan dan


perkembangan akhlakul karimah anak didiknya, dan dapat membina kecerdasan
spiritual yang dimiliki anak didik tersebut. Hal ini penting karena secara garis
besar, tugas dan tanggung jawab seorang pendidik adalah mengembangkan
kecerdasan yang ada dalam diri setiap anak didiknya. Suatu program
pembelajaran akan tercapai tergantung bagaimana cara pengajar dalam
penyampaiannya. Terlaksananya program pembelajaran tersebut tentunya akan
berdampak pada kecerdasan spiritual siswa. Kecerdasan spiritual ini harus
dikembangkan agar anak didik dapat tumbuh dan besar menjadi manusia yang
cerdas dan siap menghadapi segala tantangan di masa depan.
Merujuk pada penelitian yang dilakukan Sopian Al-Farisi (2018) yang
berjudul “Pengaruh Program Eksternal Pendidikan Agama Islam Terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Siswa MAN Model Kota Singkawang”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa program eksternal Pendidikan Agama Islam
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan emosional pada siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam memiliki
hubungan yang erat terhadap kecerdasan emosional siswa. Kemudian peneliti
mencoba melakukan observasi dan menemukan bahwa salah satu faktor
penyebab terjadinya perilaku negatif dari anak disebabkan oleh internet melalui
smart phone ataupun gadget. Modernitas serta era revolusi industri yang saat
ini telah masuk pada fase ke 4.0 telah mempengaruhi pola perilaku masyarakat
termasuk peserta didik. Munculnya sikap indvidualistik pada diri seseorang
sebagai akibat dari kecanduan smart phone ataupun gadget. Selain sikap
individualistik, pada sisi yang lain juga kecanggihan teknologi informasi kurang
mampu menumbuhkan akhlak mulia.
Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat justru membawa
seseorang semakin terlena, memunculkan sikap enggan bertanggung jawab
3

terjadinya dekadensi moral serta meningkatnya berbagai aksi kejahatan.


Penyebaran informasi melalui televisi, media social seperti Facebook,
WhatsApp, Instagram tentang kasus-kasus kriminal, narkoba, asusila dan
lainnya yang pada dasarnya bertujuan sebagai langkah antisipasi dan
pengetahuan justru dijadikan sebagai inspirasi untuk melakukan berbagai
penyimpangan dan tindakan kejahatan lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa
teknologi informasi memiliki konsekuensi logis terhadap munculnya kondisi
yang mencerminkan kemerosotan akhlak atau dekadensi moral.
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting untuk terus di
kembangkan, dengan pendidikan yang baik, maka suatu bangsa akan dapat
tumbuh dan berkembang pesat dalam berbagai bidang kehidupan, tegasnya
pendidikan adalah kunci untuk keberhasilan untuk dapat menguasai ilmu dengan
baik diperlukan ilmu tersendiri yang mempelajari tentang ilmu pendidikan.
Sehingga pendidikan saat ini harus mengikuti perkembangan jaman dan
membantu siswa menguasai bidang agama dan teknologi secara seimbang.
Keberhasilan sebuah pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan dan kurikulum.
Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di
sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan
faktor penunjang lain. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan
dimulai dari kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang dimiliki guru adalah
bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Untuk itu strategi yang digunakan guru dalam proses belajar
harus seimbang sesuai dengan komponen pengajaran yang ada.
Peningkatan prestasi belajar siswa dimulai dari motivasi belajar dari diri
siswa yamg besar. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu, dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuannya dapat
tercapai. Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu, motivasi
internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal muncul karena ada faktor dari
4

dalam, yaitu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi eksternal karena


adanya faktor dari luar, terutama dari lingkungan. Faktor eksternal dalam
kegiatan pembelajaran yang mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa
adalah metode yang digunakan guru dalam mengajar di dalam kelas. Metode
merupakan realisasi dari strategi pembelajaran yang sudah ditentukan, kemudian
dari metode tersebut terbentuklah suatu program pembelajaran yang akan
diimplementasikan kepada peserta didik.
Salah satu contoh menurut peneliti terkait motivasi belajar adalah terjadi
peningkatan hasil belajar dari setiap tugas ataupun ujian yang diberikan oleh
guru kepada muridnya. Apabila terjadi peningkatan berupa hasil belajar yang
setiap tahun atau semester baik maka prestasi belajar yang dilakukan oleh murid
tersebut berhasil dan ini didorong dengan movasi belajar yang tinggi. Namun
tidak semua murid memiliki motivasi belajar yang tinggi. Banyak faktor yang
mempengaruhi lemahnya motivasi belajar murid diantaranya pengaruh
lingkungan dan pengaruh arus globalisasi.
Pengaruh lingkungan dan arus globalisasi menjadikan sebagian siswa
menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih banyak bermain dengan
teman atau sibuk memainkan Hp android, maka ini berdampak terhadap
kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran di
dalam kelas ada yang giat ada pula anak yang kurang memperhatikan, bahkan
ada yang malas mengikuti pelajaran.
Di dalam kelas masalah utama interaksi antara guru dan siswa adalah pada
motivasi. Guru berharap setiap siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya
sehingga potensi siswa ini dapat berkembang dengan baik dan benar. Keadaan
psikologi anak yang berasal dari keluarga dan lingkungan yang berbeda
menjadikan problem tersendiri, karena keadaan siswa yang berakenaragam
menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan program pembelajaran
yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin meningkat. Sayangnya
terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai dengan bakat dan minat siswa
sehingga motivasi ini menjadi terabaikan.
5

Pada penelitian ini peneliti mencoba menjelasakan terkait program-


program yang terdapat pada MAS Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah.
Program-program dari Pendidikan Agama Islam terdiri dari program Pendidikan
Agama Islam internal dan program Pendidikan Agama Islam eksternal. Adapun
program Pendidikan Agama Islam seperti pembelajaran Al-Qur’an Hadist,
Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Namun
pada penelitian ini peneliti akan lebih memfokuskan pada prrogram Pendidikan
Agama Islam dari eksternal yang terdapat di MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah. Adapun program Pendidikan Agama Islam eksternal adalah
program Tahfidz Qur’an, Kajian Islam (Liqo’), membaca Al-qur’an selama 15
menit sebelum pembelajaran dimulai dan solat fardu berjamaah.
Tahfidz Qur’an merupakan salah satu cara untuk memelihara Al-qur’an.
Program Tahfidz Qur’an yang terdapat pada MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah memiliki tenaga pendamping yang handal dan kompeten. Model
pembelajaran tahfidz adalah berkelompok, setiap kelompok dibimbing oleh
seorang pembimbing (musyif) idealnya satu kelompok terdiri dari 10 s/d 12
orang. Kemudian untuk program Pendidikan Agama Islam selanjutnya adalah
program Kajian Islam (Liqo’). Liqo’ merupakan salah satu metode
pembelajaran, dari banyaknya metode bagi seorang muslim yang ingin
menambah wawasannya mengenai agama islam. Kemudian terkadang istilah
liqo’ di sekolah dan kampus-kampus disebut dengan mentoring. Selanjutnya
untuk program Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah adalah membaca Al-qur’an selama 15 menit
sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian untuk program Pendidikan Agama
Islam yang terakhir adalah program solat berjamaah. Di sini solat berjamaah
yang dimaksud adalah solat Ashar. Dikarena siswa di MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah memiliki jadwal kegiatan belajar mengajar di siang hari
yakni dari jam13:00 – 17:00 WIB. Tentunya dari rentang waktu tersebut siswa
akan dijumpai dengan solat Ashar. Atas kebijkan yang dibuat oleh Kepala
Sekolah terkait diwajibkannya seluruh siswa-siswi untuk solat Ashar berjamaah.
6

Kemudian dari program tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar


siswa dari yang awalnya malas-malasan akan belajar namun setelah rutin
mengikuti program dari Pendidikan Agama Islam tersebut terbukti motivasi
siswa dalam belajar meningkat. Hal ini dapat dilihat pada rekapitulasi nilai setiap
semesternya yang terus menerus terjadi peningkatan. Kemudian dari program
Pendidikan Agama Islam di atas tidak hanya berdampak pada mendorong
motivasi siswa untuk belajar namun juga akan membentuk kecerdasan spiritual
pada siswa. Terlaksananya seluruh rangkaian program tersebut peneliti menduga
akan ada dampak positif yang akan dirasakan oleh siswa-siswi MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah terhadap kecerdasan spiritual diri dalam
menjalani kehidupan di masa remajanya baik di lingkungan sekolah maupun di
luar sekolah. Kemudian dari program tersebut diharapkan dapat menjadikan
siswa-siswi yang berprestasi, disiplin, serta taat pada peraturan yang ada
meskipun dihadapkan dengan dunia yang modern dan canggih seperti saat ini.
Oleh sebab itu, berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin meneliti
tentang “Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa (PPKS) Terhadap
Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Belajar pada Siswa di MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah”.

B. Identifikasi Masalah
Remaja yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang lebih tinggi lebih
dapat menghargai sesama dan tidak merendahkan satu sama lain. Kemudian
peningkatan prestasi belajar siswa dimulai dari motivasi belajar dari diri siswa
yamg besar, namun untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentunya akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan dan arus globalisasi yang
menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka
lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan Hp android, maka
ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa. Dari
identifikasi masalah di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa.
1. Kenakalan remaja.
2. Penyalahgunaan teknologi bagi siswa.
7

3. Kurangnya pendidikan karakter dalam membentuk kecerdasan spiritual


siswa.
4. Kurang termotivasinya siswa dalam meningkatkan mutu belajar.

C. Fokus Penelitian
Berdasarkan batasan masalah di atas, peneliti dapat memfokuskan
penelitian sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Program Pengembangan
Karakter Siswa (PPKS) terhadap kecerdasan spiritual pada Siswa di MAS
Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Program Pengembangan
Karakter Siswa (PPKS) terhadap motivasi belajar pada Siswa di MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelian di atas, maka tujuan penelitian sebagai
berikut.
1. Untuk menganalisis pengaruh antara Program Pengembangan Karakter
Siswa (PPKS) terhadap kecerdasan spiritual pada Siswa di MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah.
2. Untuk menganalisis pengaruh antara Program Pengembangan Karakter
Siswa (PPKS) terhadap motivasi belajar pada Siswa di MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sebagai sumbangan pikiran tentang pengaruh Program Pendidikan Agama
Islam terhadap kecerdasan spiritual dan motivasi belajar pada siswa di MAS
Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah.
8

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat
dalam pengetahuan tentang pola Pendidikan Agama Islam dalam pengaruh
kecerdasan spiritual dan motivasi belajar bagi yang ingin melanjutkan
penelitiaan ini.
b. Bagi Siswa
Dapat dijadikan sebagai acuan bagi siswa untuk mengetahui untuk
memahami konsep-konsep Program Pendidikan Agama Islam sehingga
terwujudnya kecerdasan spiritual pada siswa kemudian mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari
c. Bagi Pendidik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan
bagi guru dalam membimbing kecerdasan spiritual siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nuranisa (2018) dengan judul tesis
“Pengaruh Program Pendidikan Agama Islam terhadap Kecerdasan
Spriritual Siswa di MAN 2 Pandeglang” Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh program pendidikan
agama islam terhadap kecerdasan spriritual siswa di MAN 2 Pandeglang,
dengan nilai signifikan 0,002 dimana p < 0,05.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yusril (2015) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan judul tesis
“Analisis Pengaruh Program Satu Buku Satu Hari Terhadap Motivasi
Belajar Siswa SMPN 10 Menes”. Pada tesis ini diketahu bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara program Satu Buku Satu Hari terhadap
motivasi belajar. Semakin sering dilakukannya program Satu Buku Satu
Hari maka akan semakin meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Japriadi (2018) dengan judul tesis “Pengaruh
Program Menghafal Bisa Terhadap Motivasi Belajar Siswa MA di Pondok
Pesantren Assalam Surakarta”. Pada tesis ini dibahas mengenai adanya
pengaruh positif antara program menghafal bisa terhadap motivasi belajar
Siswa dalam kategori baik, dengan nilai signifikan berturut-turut 0,011
dimana p < 0,05.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fardila (2016) yang berjudul “Pengaruh
Program Pendidikan Agama Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual pada
Siswa MAN 1 Pontianak”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
program Pendidikan Agama Islam berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan spiritual pada siswa MAN 1 Ponrianak dengan nilai
signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,005

9
10

5. Penelitian yang dilakukan oleh Kholida (2016) dengan judul tesis


“Pengaruh Program Rohis Tekun terhadap Motivasi Belajar Siswa di MAN
1 Baureno”. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan variabel
independen dan dependen memiliki korelasi positif dan pengaruh yang
signifikan, di mana Program Rohis Tekun sebesar 0,373. dengan nilai R
sebesar 0,495, R2 sebesar 0,245. Hal tersebut menunjukkan bahwa
persentase sumbangan pengaruh variabel independen (Program Rohis
Tekun) terhadap variabel dependen (motivasi belajar) sebesar 24,5 %.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Irham (2016) dengan judul tesis“Pengaruh
Program Dhuha Berjamaah Terhadap Kecerdasaran Emosional” tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hubunganantara Program Dhuha
Berjamaah setiap siswa. Kemudian Program Dhuha Berjamaah sangat
mempengaruhi kecerdasan emosional siswa dalam bertindak. Dengan
dilakukannya program ini secara rutin maka akan emosional dari setiap
siswa akan mudah terkontrol.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad (2011) dengan judul tesis“Pengaruh
Program Pembentukan Karakter Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam membentuk kecerdasan
spriritual siswa salah satunya dengan menggunakan program pembentukan
karakter. Pada penelitian ini diketahui bahwa program pembentukan
karakter berpengaruh positif terhadap kecerdasan spriritual siswa.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan (2015) dengan judul “Pengaruh
Program Kecerdasan Spiritual Terhadap Motivasi Belajar Pada Mahasiswa
Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Indonesia”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kecerdasan
spiritual terhadap motivasi belajar.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Juhairi (2015) yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan di Rumah Terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang”. Jumlah sampel dalam
penelitian ini berjumlah 96 siswa yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam di
11

sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan emosional


pada siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang dengan nilai signifikansi 0,000.
Kemudian hasil selanjutnya menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam
di rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan emosional
pada siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang dengan nilai signifikansi 0,031.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2017) yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Agama Islam Terhadap Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual Siswa MA Daruh Khoir di Tanggerang Selatan”. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa MA Daruh Khoir di Tanggerang Selatan,
kemudian untuk sampel dalam penelitian ini berjumlah 89 siswa yang terdiri
dari laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pendidikan Agama Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kecerdasan emosional pada siswa dengan nilai signifikansi 0,001 lebih kecil
dari 0,005. Kemudian untuk Pendidikan Agama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kecerdasan spiritual pada dengan nilai signifikansi
0,036 lebih lebih besar dari 0,005.
Untuk mempermudah melihat pembaharuan penelitian ini, maka peneliti
mencantumkan persamaan dan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian
yang akan dilakukan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian
No Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan
Persamaan
penelitian ini
Nuranisa (2018) dengan judul Perbedaan penelitian ini
adalah sama-sama
tesis “Pengaruh Program terletak pada objek
membahas tentang
1 Pendidikan Agama Islam penelitian, waktu
program
terhadap Kecerdasan Spriritual penelitian, dan tempat
Pendidikan Agama
Siswa di MAN 2 Pandeglang” penelitian
Islam dan
kecerdasan spritual.
Yusril (2015) “Analisis
Persamaan Perbedaan penelitian ini
Pengaruh Program Satu Buku
penelitian ini terletak pada objek
2 Satu Hari Terhadap Motivasi
adalah sama-sama penelitian, tempat
Belajar Siswa SMPN 10
membahas tentang penelitian, dan variabel
Menes”
12

motivasi belajar independen yang


siswa. digunakan.
Perbedaan penelitian ini
Persamaan
Japriadi (2018) “Pengaruh terletak pada objek
penelitian ini
Program Menghafal Bisa penelitian, tempat
adalah sama-sama
3 Terhadap Motivasi Belajar penelitian, dan jumlah
membahas tentang
Siswa MA di Pondok Pesantren sampel yang digunakan,
motivasi belajar
Assalam Surakarta” serta variabel bebas yang
siswa.
digunakan.
Persamaan
penelitian ini
Fardila (2016) “Pengaruh Perbedaan penelitian ini
adalah sama-sama
Program Pendidikan Agama terletak pada objek
membahas tentang
4 Islam Terhadap Kecerdasan penelitian, waktu
program
Spiritual pada Siswa MAN 1 penelitian, serta tempat
Pendidikan Agama
Pontianak” penelitian.
Islam dan
kecerdasan spiritual
Persamaan Perbedaan penelitian ini
Kholida (2016) “Pengaruh
penelitian ini terletak pada objek
Program Rohis Tekun terhadap
5 adalah sama-sama penelitian, tempat
Motivasi Belajar Siswa di
membahas tentang penelitian,.dan jumlah
MAN 1 Baureno”
motivasi belajar. sampel yang berbeda.
Persamaan
penelitian ini
Irham (2016) berjudul adalah sama-sama Perbedaan penelitian ini
“Pengaruh Program Dhuha membahas tentang terletak pada objek
6
Berjamaah Terhadap program dari penelitian, tempat
Kecerdasaran Emosional” Pendidikan Agama penelitian.
Islam.

Persamaan
penelitian ini
Perbedaan penelitian ini
Rahmad (2011) “Pengaruh adalah sama-sama
terletak pada objek
Program Pembentukan membahas tentang
7 penelitian, waktu
Karakter Terhadap Kecerdasan pembentukan
penelitian, serta tempat
Spiritual Siswa”. karakter terhadap
penelitian.
kecerdasan spiritual
siswa.
Persamaan
Darmawan (2015) “Pengaruh
penelitian ini
Program Kecerdasan Spiritual Perbedaan penelitian ini
adalah sama-sama
Terhadap Motivasi Belajar terletak pada objek
8 membahas tentang
Pada Mahasiswa Pendidikan penelitian, dan tempat
kecerdasan spiritual
Agama Islam di Universitas penelitian.
terhadap motivasi
Islam Indonesia”.
belajar.
Persamaan Perbedaan penelitian ini
Juhairi (2015) berjudul
penelitian ini terletak pada objek
“Pengaruh Pendidikan Agama
9 adalah sama-sama penelitian, tempat
Islam di Sekolah dan di Rumah
membahas tentang penelitian, jumlah sampel
Terhadap Kecerdasan Spiritual
Pendidikan Agama yang berbeda, dan media
13

Siswa SMAN 2 Kabupaten Islam terhadap penerapan Pendidikan


Pandeglang” kecerdasan Agama Islam yang
spiritual. berbeda.
Persamaan
Perbedaan penelitian ini
penelitian ini
Oktaviani (2017) berjudul terletak pada objek
adalah sama-sama
“Pengaruh Pendidikan Agama penelitian, tempat
membahas tentang
Islam Terhadap Kecerdasan penelitian, dan pada
10 pengaruh
Emosional dan Kecerdasan penelitian tidak
Pendidikan Agama
Spiritual Siswa MA Daruh menggunakan variabel
Islam terhadap
Khoir di Tanggerang Selatan” terikat lainnya seperti
kecerdasan
kecerdasan emosional.
emosional.

B. Kajian Teori
1. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan menurut Mansur (2009) yaitu suatu usaha untuk
membimbing manusia menuju kedewasaan. Menurut konsep ini bahwa
pendidikan dilakukan oleh orang dewasa yaitu guru atau pendidik terhadap
anak atau peserta didik yang belum dewasa.
Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah upaya
untuk menumbuhkembangkan dan memajukan budi pekerti meliputi batin,
karakter, fikiran dan tubuh. Pada penelitian ini dalam mendukung teori
yang dikemukan oleh Mansur, peneliti juga menggunakan teori Tafsir.
Menurut Tafsir (2016) pendidikan adalah suatu usaha untuk membantu
manusia menjadi manusia. Manusia dikatakan telah menjadi manusia
apabila telah ada dalam dirinya sifat-sifat kemanusiaan yaitu kemampuan
pengendalian diri, cinta tanah air dan berpengetahuan
Sedangkan menurut Zuhairini (2004) menambahkan bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha untuk membantu menumbuh
kembangakan dan membuat seseorang menjadi semakin teratur.
Pendidikan sebagaimana telah tertuang dalam Undang-Undang
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
14

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan beberapa paparan di atas tentang definisi pendidikan
maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu
proses usaha yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk
mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar dapat menjadi manusia
dewasa seutuhnya yang melekat pada dirinya perilaku kebaikan.
Adapaun Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis (2008)
upaya sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu al-
Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta
penggunaan pengalaman. Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut
Zuhairini (2004) diartikan sebagai usaha secara pragmatis dalam
membantu peserta didik supaya mereka dapat hidup sesuai dengan ajaran
Islam.
Berdasarkan paparan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
makna dan tujuan sampai dengan mengimani ajaran Islam secara
menyeluruh, yang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari
serta dijadikan sebagai pandangan hidup sehingga mendatangkan
keselamatan dunia dan akhirat.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Menurut Mansur (2009) tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya
untuk memenuhi intelektual saja, melainkan dalam segi pengalaman dan
penghayatan serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga
menjadi pegangan dan pedoman hidup. Kemudian secara umum tujuan
pendidikan Agama Islam adalah untuk membentuk kepribadian manusia
agar menjadi pribadi yang dapat mencerminkan ajaran-ajaran Islam serta
bertakwa kepada Allah dan dapat membentuk insan kamil.
15

c. Fungsi Pendidikan Agama Islam


Pendidikan agama Islam memiliki fungsi mengembangkan potensi
peserta didik dan menyalurkan nilai-nilai islami dan mempersiapkan
segala kebutuhan masa depan peserta didik. Menurut Mansur (2009)
fungsi pendidikan agama Islam untuk lembaga pendidikan antara lain.
1) Pengembangan, yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas
ketakwaan dan keimanan peserta didik kepada Allah Swt. yang telah
ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya yang pertama
kewajiban penanaman keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap
orang tua dalam keluarga, sedangkan sekolah hanya berfungsi
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
pengajaran, arahan, serta pelatihan dengan tujuan agar keimanan serta
ketakwaan dapat berkembang secara optimal yang sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2) Penanaman nilai, yang berfungsi sebagai pedoman hidup.
3) Penyesuaian mental, yang berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun fisik serta dapat
mengubah lingkungannya yang sesuai dengan ajaran Islam.
4) Perbaikan, yang berfungsi untuk memperbaiki kesalahan, kelemahan,
serta kekurangan pada peserta didik dalam pemahaman dan keyakinan
serta pengalaman mengenai ajaran agama Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Pencegahan, yang berfungsi untuk menangkal dari perbuatan yang
negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya serta dapat menghambat perkembangannya menuju manusi
indonesia yang seutuhnya.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan alam ghoib), sistem serta fungsionalnya.
16

d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Menurut Mansur (2009) ruang lingkup pendidikan agama Islam
mencakup perwujudan keselarasan, keseimbangan, dan keserasian yang
meliputi.
1) Hubungan manusia dengan Allah (Hablun minaAllah).
2) Hubungan manusia dengan sesama manusia (Hablun minnas).
3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.
e. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Anak
Seorang anak yang baru lahir didunia tidak mengetahui apapun,
tetapi dia dianugerahi oleh Allah Swt. Akal pikiran, panca indera sebagai
modal untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan mendapatkan
sikap tertentu melalui proses belajar terlebih dahulu.
Menurut Sholeh dan Soeryadinata (2016) mengatakan anak manusia
tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa, keinginan, dan sikap. Oleh
karena itu sangat vital adanya faktor belajar. Semua orang tua ingin
memiliki keturunan atau anak yang memiliki sikap baik, yang sholeh
sholehah, yang senantiasa akan menjunjung tinggi nama baik orang tua,
karena anak yang baik merupakan suatu kebanggaan orang tua, baik dan
buruknya sikap akan memberi dampak kepada orang tuanya. Dalam hal ini
jika orang tua memiliki anak yang sholeh atau sholehah anak tersebut akan
senantiasa mendoakan kedua orang tuanya. Untuk mencapai hal yang
diharapkan oleh orang tua itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik
pendidikan melalui keluarga maupun lewat pendidikan formal dan
pendidikan masyarakat.
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar berupa arahan
dan pimpinan yang bertujuan untuk membantu dan mendidik fitrah agama
peserta didik menuju terbentuknya pribadi yang utama yang sesuai dengan
ajaran agama.
Menurut Rohmah (2013) lapangan pendidikan agama Islam meliputi
tiga hal antara lain.
17

1) Tarbiyah jismiyah maksudnya pendidikan yang wujudnya


menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan tujuan
agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam pengalaman
hidupnya.
2) Tarbiyah aqliyah maksudnya pendidikan yang bertujuan untuk
mencerdaskan akal dan menajamkan otak contohnya ilmu berhitung.
3) Tarbiyah adabiyah maksudnya segala rupa teori maupun praktik yang
bertujuan untuk meningkatkan budi pekerti dan meningkatkan
perangai. Dalam ajaran Islam Tarbiyah adabiyah merupan salah satu
ajaran pokok yang wajib diajarkan supaya umatnya memiliki akhlak
yang mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
f. Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Sekolah merupakan tempat kedua untuk anak-anak mendapatkan
pendidikan, meskipun tempat kedua namun pada zaman sekarang ini peran
sekolah dirasa paling besar khususnya dalam mengajarkan anak tentang
Islam. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman di mana
peluang berkarir bagi perempuan lebih terbuka, menjadikan intensitas
perjumpaan anak dengan orang tua semakin berkurang. Kondisi ini tentu
berdampak pada pendidikan anak dalam keluarga menjadi tidak maksimal.
Oleh karena itu, sebagian orang tua menyerahkan pendidikan anak
sepenuhnya kepada sekolah.
Sekolah memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
bagi peserta didik, sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak untuk
mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah diajarkan oleh
orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan selanjutnya di sekolah.
Oleh karena itu ujung tombak sekolah, dalam konteks ini tanggung jawab
untuk mengajarkan peserta didik tentang ajaran Islam berada dipundak
seorang guru.
Pendidikan Agama Islam memiliki peran strategis dalam
mengembangkan beberapa potensi yang dimiliki oleh peserta didik
sebagaimana tertuang dalam undang-undang tersebut. Pentingnya
18

Pendidikan Agama Islam semakin terlihat manakala merujuk pada fungsi


dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam UU
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.

2. Pengembangan Karakter
a. Pengertian Pengembangan Karakter
Menurut istilah kata pengembangan diartikan sebagai usaha luar
yang terarah kepada tujuan tertentu guna membimbing faktor-faktor
pembawaan hingga terwujud dalam suatu aktifitas rohani atau jasmani.
Dalam hal ini adalah bagaimana seluruh komponen yang ada didalam
sekolah menjadikan para siswa-siwinya berperilaku keagamaan sesuai
dengan dengan yang diharapkan oleh sekolah.
Sedangkan karakter secara etimologi berasal dari bahasa latin
character, yang antara lain watak, tabiat, sifat, kejiwaan, budi pekerti,
kepribadian dan akhlak. Menurut Fitri (2012) karakter adalah sifat
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas sekelompok
orang. Karakter merupakan nilai-nilai yang berhubngan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat.
Menurut Nasaruddin (2009) pengembangan karakter adalah
suatu upaya untuk membangun dan membentuk akhlak dan budi pekerti
seseorang menjadi baik. Dalam membangun karakter individu diperlukan
perilaku yang baik dalam rangka melaksanakan kegiatan berorganisasi,
19

baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta dalam


bermasyarakat.
b. Proses Pengembangan Karakter
Menurut Nasaruddin (2009) proses pengembangan karakter adalah
sebagai berikut.
1) Menggunakan pemahaman
Pemahaman yang diberikan dapat dilakukan dengan cara
menginformasikan tentang hakikat dan nilai-nilai kebaikan dari materi
yang disampaikan. Proses pemahaman harus berjalan secara terus
menerus agar penerima pesan agar tertarik.
2) Menggunakan pembiasaan
Pembiasaan berfungsi sebagai penguat terhadap obyek yang ada
telah masuk dalam penerima pesan. Proses pembiasaan menekankan
pada pengalaman langsung dan berfungsi sebagai perekat antara
tindakan karakter dan diri seseorang
3) Menggunakan keteladan
Keteladan merupakan pendukung terbentuknya karakter baik.
Keteladanan dapat lebih diterima apabila dicontohkan dari orang
terdekat. Misalnya guru menjadi contoh yang baik murid-muridnya
atau orang tua menjadi contoh bagi anak-anaknya.
c. Strategi Pengembangan Karakter
Menurut Nasaruddin (2009) strategi pengembangan karakter
menggunakan beberapa pendekatan. Adapun pendekatan tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Pendekatan instruktif-struktural, yaitu strategi pengembangan karakter
di sekolah sudah menjadi komitmen dan kebijakan yang mendukung
terhadap berbagai kegiatan berkarakter di sekolah beserta berbagai
sarana dan prasarana.
2) Pendekatan formal-kurikuler, yaitu strategi pengembangan karakter
sekolah dilakukan melalui pengintegrasian dan pengoptimalan kegiatan
20

belajar mengajar. Dengan demikian, dalam pendekatan formal ini guru


mempunyai peran yang lebih banyak menanamkan nilai dan etika.
3) Pendekatan mekanik-fragmented, yaitu strategi pengembangan
karakter disekolah didasari oleh pemahaman bahwa kehidupan terdiri
atas berbagai aspek dan pendidikan dipandang sebagai penanaman dan
pengembangan seperangkat nilai kehidupan yang masing-masing
bergerak dan berjalan menurut fungsinya. Dengan pendekatan tersebut
di sekolah dapat diwujdkan dengan meningkatkan kuantitas dan
kualitas kegiatan ekstrakurikuler yang berwawasan nilai dan etika.
4) Pendekatan organik-sistematis, yaitu pendidikan karakter merupakan
kesatuan atau sebagai sistem sekolah yang berusaha mengembangkan
pandangan atau semangat hidup berbasis nilai dan etika.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Karakter
Menurut Nasaruddin (2009) faktor-faktor dalam pengembangan
karakter adalah sebagai berikut.
1) Faktor internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang
itu sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau
bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan
sejak lahir atau merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat
yang di miliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi
gabungan atau kombinasai dari sifat kedua orang tuanya.
2) Faktor eksternal
Faktor Eksternal Adalah faktor yang berasal dari luar orang
tersebut, faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang
berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya,
yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai
media audio visual seperti TV dan VCD, atau media cetak seperti koran,
majalah dan lain sebagainya. Faktor eksternal lain yang berdampak
pada karakter seseorang menurut Munir yang dikutip oleh Abdul Majid
21

dan Dian Andayani yaitu: makanan, teman, orang tua, dan tujuan
merupakan faktor terkuat dalam mewarnai karakter seseorang.
g. Indikator Pengembangan Karakter
Menurut Nasaruddin (2009) untuk mengukur Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai berikut.
1) Jujur
Jujur adalah sebuah sifat yang membutuhkan kesesuaian sikap
antara perkataan yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang.
2) Toleransi
Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan
antarsesama manusia.
3) Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai
yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya.

3. Kecerdasan Spiritual
a. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual, menurut Zohar dan Marshall (2014) ialah
pemikiran yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh dorongan dan
efektivitas, keberadaan atau hidup ke-Ilahi-an yang mempersatukan kita
sebagai bagiannya.
Kecerdasan ruhaniah sangat ditentukan oleh upaya untuk
membersihkan dan memberikan pencerahan qalbu sehingga mampu
memberikan nasehat dan arah tindakan serta caranya kita mengambil
keputusan. Qalbu harus senantiasa berada pada posisi menerima
curahan cahaya ruh yang bermuatkan kebenaran dan kecintaan kepada
Ilahi.
Dalam terminologi Islam, dapat dikatakan bahwa SQ adalah
kecerdasan yang bertumpu pada qalb. Qalb inilah yang sebenarnya
merupakan pusat kendali semua gerak anggota tubuh manusia.Ia adalah
22

raja bagi semua anggota tubuh yang lain. Semua aktivitas manusia
berada di bawah kendalinya. Jika qalb ini sudah baik, maka gerak dan
aktivitas anggota tubuh yang lain akan baik pula.
Dari keterangan di atas peneliti merujuk pada teori yang
dikemukakan oleh Zohar dan Marshall (2014), sehingga dapat peneliti
menyimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan
seseorang mendengarkan hati nuraninya atau bisikan kebenaran dalam
menempatkan diri sebagai hamba Allah dan bergaul dengan sesama
manusia, dan alam sekitar agar menjadi orang yang bertakwa.
b. Fungsi Kecerdasan Spiritual
Adapun fungsi kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshall
(2014) adalah.
1) Kecerdasan spiritual dengan metode vertikal bisa mendidik hati kita
untuk menjalin hubungan kemesraan kehadirat Tuhan. Tuhan jika
dalam Islam ditegaskan dalam Al-Qur'an "ketahuilah dengan berżikir
kehadirah Allah, hati kalian menjadi tenang". Maka żikir (mengingat
Allah dengan lafaz lafazt tertentu) merupakan salah satu metode
kecerdasan spiritual untuk mendidik hati menjadi tenang dan damai.
Sebagai fokus kesadaran manusia, hati menjadi tenangpun berimplikasi
langsung kepada ketenangan, kematangan dan sinarkearifan yang
memancar dalam hidup kita sehari-hari. Kadang kita menyaksikan
orang yang berpenampilan sejuk, tenang, tawadhu'(rendah hati), dan
sekaligus mencerahkan spiritual keagamaan. Maka kita sebenarnya
sedang menyaksikan manusia spiritual yangkeindahan hati dan jiwanya
efektif dan terpancar dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kecerdasan spiritual mendidik hati kita kedalam budi pekerti yang
baik dan moral yang beradab. Ditengah arus demokrasi, perilaku
manusia akhir-akhir ini seperti sikap destruktif dan masifikasi
kekerasan secara kolektif. Kecerdasan spiritual tidak saja untuk
mengobati perilaku manusia yang destruktif, tetapi juga menjadi
benteng manusia untuk menampaki hidup secara sopan dan beradab.
23

Dari kedua fungsi tersebut peneliti menyimpulkah bahwa fungsi dari


kecerdasan spiritual adalah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan
mendidikan manusia agar menjalin hubungan baik kepada antar manusia.
c. Prinsip Kecerdasan Spiritual
Prinsip kecerdasan spiritual sendiri menurut Zohar dan Marshall
(2014) adalah sebagai berikut.
1) Prinsip kebenaran, yaitu hidup dengan cara hanif, yakni cinta dan
cenderung memilih kebenaran sehingga menuntun kita ke arah
kesempurnaan hidup.
2) Prinsip keadilan, yaitu konsisten melangkah dijalan kebenaran atau
dengan memberikan sesuai dengan haknya sebagai prinsip yang
sangat mendasar dalam sistem kehidupannya.
3) Prinsip kebaikan, yaitu memberikan lebih dari haknya yangartinya
hidup dengan mental berlimpahan atau dengan keyakinan bahwa
karunia yang diberikan Tuhan kepada kitamerupakan karunia yang
melimpah dengan kenikmatan dimana-mana sehingga kita dapat
saling membantu dan memberi kebaikan".
d. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Zohar dan Marshall (2014) mengungkapkan ada dua
faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu.
1) Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara kehidupan batin dan lahiriyah
kita. Ia mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks,
luwes, adipatif, dan mampu mengorganisasikan diri.
2) Titik tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya bagian
dalam otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika pengalaman
religious atau spiritual berlangsung.
e. Indikator Kecerdasan Spiritual
Menurut Zohar dan Marshall (2014) untuk mengukur kecerdasan
spiritual adalah sebagai berikut.
24

1) Fleksibel
Mampu bersikap fleksibel, memiliki kemampuan dalam
menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil
yang baik, mempunyai pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan)
dan efisien tentang realitas.
2) Memiliki tingkat kesadaran tinggi
Kesadaran tingkat tinggi merupakan kesadaran yang muncul
ketika kita dalam kondisi terjaga. Hal ini mewakili hampir seluruh
kesadaran manusia. Di dalam kesadaran tingkat tinggi ini, manusia
melakukan segala sesuatunya secara terkendali, terutama
dikendalikan oleh pikirannya.
3) Bertanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap atau perilaku untuk melakukan
sesuatu dengan sungguh-sungguh dan siap menanggung segala risiko
dan perbuatan.

4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut teori yang dikemukakan oleh Maslow (2010) motivasi
adalah sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut/mendorong orang untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.
Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk
melakukan tindakan tertentu, dimana diyakini bahwa jika perbuatan itu
telah dilakukan, maka tercapailah keadaan keseimbangan dan timbulah
perasaan puas dalam diri individu.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat peneliti menyimpulkan dan
dirujuk dari teori Maslow (2010) bahwa motivasi adalah dorongan yang
berasal dari dalam maupun luar individu yang menjadi daya penggerak
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar itu
sendiri dapat diartikan sebagai dorongan yang berasal dari dalam maupun
dari luar individu yang dapat menimbulkan kegiatan belajar.
25

b. Fungsi Motivasi
Menurut Maslow (2010) fungsi motivasi belajar yaitu.
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
2) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
3) Sebagai penggerak. Ia akan berfungsi sebagai mesin bagi mobil.
Besarnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
c. Peran Motivasi Belajar
Menurut Maslow (2010) peran motivasi dalam belajar dan
pembelajaran ada tiga yaitu.
1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilaluinya.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,
jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarirnya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi
untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
26

d. Macam-Macam Motivasi Belajar


Menurut Maslow (2010) ada dua macam motivasi belajar yaitu.
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk menentukan sesuatu. Bila seseorang
telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar
akan melakukan kegiatan belajar yang tidak memerlukan motivasi dari
luar dirinya.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya rangsangan dari luar. Motif belajar dikatakan ektrinsik
bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor
situasi belajar.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka
motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif
sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
e. Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Menurut Maslow (2010) dalam kegiatan belajar, motivasi yang ada
pada setiap orang ada pada setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda-
beda berikut ini ciri-ciri motivasi belajar sebagai berikut.
1) Tekun menghadapi tugas.
2) Ulet menghadapi kesulitan.
3) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan.
4) Selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya.
6) Senang dan rajin penuh semangat
7) Senang mencari dan memecahkan masalah.
27

Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar akan menunjukkan


dengan perhatian lebih, mengerjakan tugas dengan baik, bertanya dan
menjawab, serta merasa senang dan bersemangat.
f. Indikator Motivasi Belajar
Menurut Maslow (2010) indikator motoivasi belajar adalah sebagai
berikut.
1) Cita-cita
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan
sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan
memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
2) Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa.
Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi.
3) Kodisi lingkungan kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari
luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan
individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian


1. Kerangka Konseptual

Kecerdasan Spiritual
(Y1)
Program Pembentukan
Karakter Siswa
(X)

Motivasi Belajar
(Y2)

Gambar 1 Kerangka Konseptual Penelitian


28

Keterangan:
X : Program Pembentukan Karakter Siswa
Y1 : Kecerdasan Spiritual
Y2 : Motivasi Belajar

2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual penelitian di atas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Program Pembentukan Karakter Siswa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kecerdasan spiritual.
H0 : Program Pembentukan Karakter Siswa tidak berpengaruh terhadap
kecerdasan spiritual.
H2 : Program Pembentukan Karakter Siswa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi belajar.
H0 : Program Pembentukan Karakter Siswa tidak berpengaruh terhadap
motivasi belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data yang bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif yakni merupakan salah satu jenis kegiatan
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang
tujuan penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, sampel data, sumber
data, maupun metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data).

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif mempunyai tingkatan yang
tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif komparatif. Dengan
penelitian asosiatif ini maka akan dapat dibangun teori yang dapat berfungsi
untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Di dalam penelitian tentunya terdapat suatu variabel, variabel penelitian
merupakan operasional konstrak supaya dapat diukur. Skala pengukuran
adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada yang digunakan dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran menghasilkan
data kuantitatif.

29
30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian pada penelitian di MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah Waktu penelitian ini berlangsung selama kurun waktu 4 bulan
terhitung mulai dari penyusunan proposal, pengumpulan data sampai
penyusunan laporan akhir.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa di MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah yang berjumlah 135 siswa yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan.

2. Sampel
Pada penelitian ini sampel yang digunakan diambil dengan
menggunakan pendekatan nonprobability sampling. Nonprobability
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2019). Adapun jenis metode probability
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling. Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel
dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi tersebut (Sugiyono 2019). Besar sampel yang diambil
sesuai dengan Rumus Slovin sebagaimana penghitungan sampel dibawah ini.
31

n = N / (1 + N.e2)
n = 135 / (1 + 135. (10%)2)
n = 135 / (1,98)
n = 57,44 dibulatkan 57

Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat ditoleransi (10%).
Diketahui populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 135 siswa,
maka jumlah populasi yang diambil sebagai sampel adalah 57 siswa.

D. Sumber Data
1. Sumber Primer
Sumber primer merupakan sumber yang diperoleh dari responden
secara langsung dilokasi penelitian. Berdasarkan masalah dalam penelitian
ini, data diperoleh langsung dari responden berupa angket. Angket yaitu
daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa dan disebarkan kepada
responden guna mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan dan
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini yang menjadi
responden dalam penelitian adalah siswa di MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah.

2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-
teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti
mendapatkan data sekunder jurnal, majalah, buku, data statistik maupun dari
internet.
32

E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu dengan bentuk apapun kemudian
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diperoleh informasi mengenai hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2019). Variabel penelitian
digunakan untuk memudahkan suatu penelitian.Variabel yang terdapat dalam
penelitian ini diklarifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Dalam penelitian ini akan dijelaskan pengaruh variabel
independen atau variabel bebas yaitu Program Pengembangan Karakter Siswa
(PPKS) (X) terhadap variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi yaitu
Kecerdasan Spiritual (Y1) dan Motivasi Belajar (Y2).
Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini masing-
masing variabel yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 2
Operasional Variabel
Variabel Dimensi atau No
No Indikator
Penelitian Aspek Soal
1. Perilaku yang didasarkan pada 1
upaya menjadikan dirinya 2
Program 1. Jujur.
sebagai orang yang selalu
Pengembangan 2. Toleransi.
dapat dipercaya. 3
Karakter Siswa 3. Disiplin
1. 2. Sikap dan tindakan yang 4
(PPKS)
menghargai perbedaan. 5
(X) Nasaruddin
3. Tindakan yang menunjukkan
(2009)
perilaku tertib dan patuh pada 6
peraturan. 7
1. Kemampuan sesorang dalam 1
menyesuaikan diri secara 2
1. Fleksibel.
spontan. 3
2. Memiliki tingkat
2. Kesadaran tingkat tinggi
kesadaran tinggi.
Kecerdasan sesorang dalam melakukan 4
3. Bertanggung
2. Spiritual segala sesuatunya secara 5
jawab.
(Y1) terkendali. 6
3. Sikap untuk melakukan
Zohar dan Marshall
sesuatu dengan sungguh- 7
(2014)
sungguh dan siap menanggung 8
segala risiko dan perbuatan. 9
33

1
1. Adanya harapan dan cita-cita
2
1.Cita-cita. masa depan.
3
2.Kemampuan 2. Kemampuan menghadapi
belajar kesulitan untuk mencapai
4
3. Kondisi tujuan.
3. Motivasi Belajar 5
lingkungan kelas. 3. Adanya lingkungan belajar
(Y2) 6
yang kondusif sehingga
Maslow memungkinkan seseorang
7
(2010) siswa dapat belajar dengan
8
baik.
9

Tabel 3
Instrumen Penelitian
Kecerdasan Spiritual (Y1)
No Pernyataan SS S N TS STS
Saya lebih banyak menghabiskan waktu kosong
1
saya untuk belajar.
Saya lebih suka mengisi jam istrihat saya untuk
2
mendekatkan diri kepada Allah.
Saya selalu aktif dalam berdiskusi terkait agama
3
Islam.
Saya terus berusaha untuk meningkatkan prestasi
4
belajar
Saya terus berusaha untuk meningkatkan prestasi
5
belajar.
Saya melakukan semua pekerjaan yang positif tanpa
6
pamrih dan ikhlas.
Saya selalu menjaga amanah yang diberikan oleh
7
guru kepada saya.
Saya senang ketika saya diberi amanah di dalam
8
kelas salah satunya menjadi ketua kelas.
Saya bertanggungjawab terhadap tugas sekolah,
9 terutama tugas mata pelajaran agama yang diberikan
guru.

Motivasi Belajar (Y2)


No Pernyataan SS S N TS STS
Saya selalu berkeinginan untuk meraih nilai yang
1
tinggi dari setiap mata pelajaran.
Saya yakin bahwa dengan belajar yang giat dapat
2
meraih hasil belajar yang lebih baik.
Saya selalu belajar dengan giat dan tekun demi
3
mengejar harapan saya di kemudian hari.
Saya selalu menjawab semua pertanyaan dari mata
4
pelajaran dengan benar.
Saya selalu siap dalam menerima materi pelajaran
5
yang diberikan oleh guru.
34

Saya selalu mengerjakan tugas PR yang diberikan


6
oleh guru dengan tetap waktu.
Saya memiliki teman-teman yang aktif ketika di
7 dalam kelas, sehingga menjadikan motivasi saya
untuk ikut aktif ketika di dalam kelas.
Saya memiliki teman-teman di kelas yang berisik
8 saat proses pembelajaran dan membuat saya tidak
konsentrasi dalam belajar.
Saya sering terganggu dengan cuaca yang panas
9 sehingga mengganggu proses pembelajaran di
dalam kelas.

Program Pengembangan Karakter Siswa (X)


No Pernyataan SS S N TS STS
Saya selalu jujur pada saat ulangan yang diberikan
1
oleh guru.
Saya selalu berbicara dengan baik dan benar sesama
2
teman dan guru.
Saya selalu berusaha memperhatikan guru saat di
3
kelas.
Saya selalu berperilaku sopan santun di sekolah dan
4
lingkungan masyarakat.
Saya selalu menjaga hubungan baik di sekolah dan
5
di lingkungan keluarga.
Saya selalu berusaha memperhatikan guru saat di
6
kelas.
Saya menghormati bapak dan ibu guru dan aturan
7
yang berlaku di sekolah

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulka data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket).
Kuesioner (angket), merupakan cara pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada respondenuntuk
dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Bentuk
angket yang diberikan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial. Menurut (Ghozali 2013) Skala Likert adalah skala
yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan.
35

1. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai=1


2. Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai=2
3. Untuk jawaban netral diberi nilai=3
4. Untuk jawaban setuju diberi nilai=4
5. Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai=5

G. Alat Analisis Data


Alat analisis data pada penelitian ini berupa uji intrumen data yang terdiri
dari uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah kuesioner tersebut
valid atau tidak. Validitas menunjukan sejauh mana ketepatan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Apabila seluruh
instrumen yang diujikan sesuai, maka instrumen tersebut dikatakan valid
(Ferdinand 2011). Adapun kriteria dalam penilaian uji validitas adalah
sebagai berikut.
a. Apabila r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut vaild.
b. Apabila r hitung < r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak
valid.
Jika r hitung (tiap butir dapat dilihat pada kolom (corrected item
total corelation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif maka pertanyaan
tersebut dinyatakan valid.

2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas adalah penguian untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Alat untuk mengukur realibilitas
adalah alpha cronbach dengan signifikansi yang digunakan lebih besar dari
0,60. Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Ghozali, 2013).
36

a. Hasil alpha cronbach > 0,60, maka dikatakan reliabel.


b. Hasil alpha cronbach < 0,60, maka dikatakan tidak reliabel.

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,
termasuk alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian.

1. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini berupa uji
normalitas, uji linearitas, dan uji heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan
untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan asumsi
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini
dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid atau gagal dan statistik
parametrik tidak bisa digunakan (Ghozali, 2013). Uji statistik yang
digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dengan menggunakan metode One Sample Kolomogorov
Smirnov. Normal atau tidaknya distribusi suatu data dilakukan dengan
melihat nilai signifikasinya. Jika Nilai Signifikasi > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal begitu pula sebaliknya.
b. Uji Linearitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau masih salah. Apakah fungsi yang digunakan
dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik.
Untuk melakukan uji linearitas digunakan program SPSS. Uji linearitas
pada penelitian ini dilihat pada Anova Table, jika nilai Deviation From
Linearity > 0,05 maka bersifat linear, sehingga dapat disimpulkan
memenuhi syarat linearitas.
37

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Adapun pada penelitian ini untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan metode analisis grafik
Scatterplot. Grafik Scatterplot yang baik menunjukkan bahwa tidak ada
pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
yang jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Melalui langkah ini akan diambil suatu kesimpulan untuk
menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Persamaan regresi linear
sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Persamaan (1) Y1 = α + βX + e
Persamaan (2) Y2 = α + βX + e
Keterangan:
Y1 = Kecerdasan Spiritual
Y2 = Motivasi Belajar
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi dari Variabel
X = Program Pengembangan Karakter Siswa (PPKS)
e = Error Term

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan uji hipotesis adalah sebagai


berikut.
a. Uji Parsial (Uji T)
Uji T pada dasarnya menunjukkan tentang seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
38

dependen (Ghozali, 2013). Pengujian ini dilakukan dengan dasar


perbandingan nilai signifikan yang telah ditetapkan 5% (α = 0,05).
Diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian dapat dilakukan dengan
dasar analisis sebagai berikut.
1) Apabila nilai signifikasi < 0,05 maka H₀ ditolak dan H₁ diterima, yang
artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Apabila nilai signifikasi > 0,05 maka H₀ diterima dan H₁ ditolak, yang
artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan variabel bebas (X) dalam menerangkan variabel terikat (Y).
Nilai Adjust R Square (R2) yang berada diantara nilai nol sampai dengan
nilai satu.
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum
Gambaran umum yang dipaparkan pada penelitian ini adalah karakteristik
responden yang merupakan identitas yang dapat dikenali dan dapat digunakan
sebagai perbandingan dalam suatu penelitian. Identitas responden yang
diperoleh dari penelitian ini meliputi usia dan jenis kelamin. Adapun jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 57 responden. Inklusi penyebaran koesioner
pada penelitian ini adalah siswa di MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah.

1. Usia Responden
Berdasarkan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan, diperoleh
profil responden berdasarkan usia dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3
Usia Responden

Usia Jumlah Persentase


16 Tahun 11 19,29 %
17 Tahun 18 31,57 %
18 Tahun 26 45,61 %
>18 Tahun 2 3,53 %
Total 57 100 %

Sumber: Penyebaran Kuesioner Tahun 2022

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 3 menunjukan bahwa


responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berusia 18
tahun yang berjumlah 26 siswa atau dengan peresentase sebesar 45,61 %.

2. Jenis Kelamin Responden


Berdasarkan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan, diperoleh
profil responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel 4
berikut ini.

39
40

Tabel 4
Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Presentase


Laki-Laki 33 57,89 %
Perempuan 24 42,11 %
Total 57 100 %

Sumber: Penyebaran Kuesioner Tahun 2022

Bedasarkan tabel 4 di atas jenis kelamin responden dapat dilihat bahwa


responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak
33 siswa atau 57,89 % dari total responden.

B. Paparan Data
Pada penelitian ini, peneliti memaparkan beberapa data penting terkait
tanggapan responden terhadap variabel penelitian, uji intrumen data, uji asumsi
klasik, dan pengujian hipotesis.

4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Penelitian


Analisis deskriptif tanggapan responden ini digunakan untuk
mengetahui jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan yang
menjadi instrumen dalam penelitian ini berdasarkan distribusi frekuensi
jawaban responden. Dalam penelitian ini menurut (Sugiyono, 2019)
mengategorikan rata-rata jawaban responden peneliti menentukan dengan
membuat skala sebanyak 5 kriteria dari penilaiannya adalah sebagai berikut.

Tabel 5
Rentang Skor dan Keterangan Skor
Rentang Skor Keterangan
4,21 - 5,00 Sangat Baik
3,41 - 4,20 Baik
2,61 – 3,40 Sedang
1,81 – 2,60 Rendah
1,00 – 1,80 Sangat Rendah

Sumber: (Sugiyono, 2019)


41

a. Tanggapan Responden Terhadap Program Pengembangan Karakter Siswa


Menurut Zuhairini (2004) menambahkan bahwa Program
Pengembangan Karakter Siswa merupakan suatu usaha untuk membantu
menumbuh kembangkan dan membuat siswa menjadi semakin teratur.
Tanggapan responden mengenai pertanyaan tersebut dapat dilihat pada
tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6
Tanggapan Responden Mengenai Program Pengembangan Karakter Siswa

Tanggapan Responden
Item SS S N TS STS Jumlah
No Mean Kategori
Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
1 Item 1 41 13 1 2 0 264 4,63 Sangat Baik
2 Item 2 44 13 0 0 0 272 4,77 Sangat Baik
3 Item 3 47 10 0 0 0 275 4,82 Sangat Baik
4 Item 4 39 18 0 0 0 267 4,68 Sangat Baik
5 Item 5 39 18 0 0 0 267 4,68 Sangat Baik
6 Item 6 40 16 1 0 0 267 4,68 Sangat Baik
7 Item 7 37 18 1 1 0 262 4,59 Sangat Baik
Skor Nilai Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa
32,85
Rata-Rata Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa
4,69 Sangat Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Pada tabel 6 di atas rata-rata tanggapan responden tertinggi tampak


pada item ketiga sebesar 4,82 yang berada dalam kategori sangat baik. Dan
untuk tengggapan responden terendah terdapat pada item ketujuh sebesar
4,59 dalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa responden memberikan tanggapan yang positif terhadap semua
item pertanyaan yang dikembangkan dari indikator variabel Program
Pengembangan Karakter Siswa. Nilai rata-rata dari semua pertanyaan
penelitian 4,69 yang berada pada kategori sangat baik. Peneliti
menemukan bahwa dengan diperhatikannya faktor Program
42

Pengembangan Karakter Siswa oleh setiap sekolah dapat meningkatkan


berbagai faktor salah satunya kecerdasan spiritual dan motivasi belajar.
b. Tanggapan Responden Terhadap Kecerdasan Spiritual
Menurut Zohar dan Marshall (2014) kecerdasan spiritual ialah
pemikiran yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh dorongan dan
efektivitas, keberadaan atau hidup ke-Ilahi-an yang mempersatukan kita
sebagai bagiannya. Tanggapan responden mengenai pertanyaan tersebut
dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7
Tanggapan Responden Tentang Variabel Kecerdasan Spiritual

Tanggapan Responden
Item SS S N TS STS Jumlah
No Mean Kategori
Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
1 Item 1 31 25 1 0 0 258 4,52 Sangat Baik
2 Item 2 27 24 6 0 0 249 4,36 Sangat Baik
3 Item 3 31 24 2 0 0 257 4,50 Sangat Baik
4 Item 4 25 25 7 0 0 246 4,31 Sangat Baik
5 Item 5 29 21 7 0 0 250 4,38 Sangat Baik
6 Item 6 22 26 9 0 0 241 4,22 Sangat Baik
7 Item 7 25 25 7 0 0 246 4,31 Sangat Baik
8 Item 8 36 14 7 0 0 257 4,50 Sangat Baik
9 Item 9 36 19 2 0 0 262 4,59 Sangat Baik
Skor Nilai Variabel Kecerdasan Spiritual 39,69
Rata-Rata Variabel Kecerdasan Spiritual 4,41 Sangat Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Pada tabel 7 di atas rata-rata tanggapan responden tertinggi tampak


pada item kesembilan dengan nilai sebesar 4,59 yang berada dalam
kategori sangat baik. Kemudian untuk tanggapan responden terendah
tampak pada item keenam sebesar 4,22 dalam kategori sangat baik. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa responden memberikan tanggapan
yang positif terhadap keseluruhan item pertanyaan yang dikembangkan
dari setiap indikator pada variabel kecerdasan spiritual, dengan nilai rata-
rata 4,41 yang berada pada kategori sangat baik. Sehingga peneliti
43

menemukan bahwa kecerdasan spiritual yang tinggi yang dimiliki oleh


setiap siswa dapat memberikan pengaruh baik salah satu adab dan etika.
c. Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Belajar
Menurut Maslow (2010) motivasi adalah dorongan yang berasal dari
dalam maupun luar individu yang menjadi daya penggerak untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Tanggapan responden mengenai
pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.

Tabel 8
Tanggapan Responden Tentang Variabel Motivasi Belajar

Tanggapan Responden
Item SS S N TS STS Jumlah
No Mean Kategori
Pernyataan (5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
1 Item 1 4 47 6 0 0 226 3,96 Baik
2 Item 2 4 48 5 0 0 227 3,98 Baik
3 Item 3 7 49 1 0 0 234 4,10 Baik
4 Item 4 7 49 1 0 0 234 4,10 Baik
5 Item 5 4 50 3 0 0 229 4,01 Baik
6 Item 6 4 51 2 0 0 230 4,03 Baik
7 Item 7 7 50 0 0 0 235 4,12 Baik
8 Item 8 43 7 7 0 0 264 4,63 Sangat Baik
9 Item 9 38 19 0 0 0 266 4,66 Sangat Baik
Skor Nilai Variabel Motivasi Belajar 37,59
Rata-Rata Variabel Motivasi Belajar 4,17 Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Pada tabel 8 rata-rata tanggapan responden tertinggi tampak pada


item kesembilan dengan nilai sebesar 4,66 yang berada dalam kategori
sangat baik. Kemudian untuk tanggapan responden terendah tampak pada
item pertama sebesar 3,96 dalam kategori baik. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa responden memberikan tanggapan yang cukup positif
terhadap keseluruhan item pertanyaan yang dikembangkan dari setiap
indikator pada variabel motivasi belajar, dengan nilai rata-rata 4,17 yang
berada pada kategori baik. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dalam membentuk motivasi belajar dari setiap siswa tidaklah mudah
44

banyak faktor-faktor yang menghambat siswa dalam belajar salah satunya


adalah Program Pengembangan Karakter Siswa.

5. Uji Instrumen Data


Kuesioner dalam penelitian ini mengunakan uji instrumen yang terdiri
dari uji validatas dan uji reliabilitas untuk mellihat persebaran jawaban dari
pertanyaan yang telah disebarkan kepada responden. Adapun uji instrumen
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner dapat dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan
program SPSS for windows versi 26.
Selain melihat nilai signifikan juga dengan cara membandingkan
nilai r hitung lebih besar dari r tabel (57-2 : 0,05 = 0,2609) sehingga
menghasilkan data yang dihasilkan sebagai berikut yang disajikan pada
tabel 9 berikut ini.

Tabel 9
Uji Validitas Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa

Variabel Validitas
No
Pernyataan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Hasil
1 X.1 0,631 0,2609 Valid
2 X.2 0,677 0,2609 Valid
3 X.3 0,654 0,2609 Valid
4 X.4 0,699 0,2609 Valid
5 X.5 0,666 0,2609 Valid
6 X.6 0,558 0,2609 Valid
7 X.7 0,691 0,2609 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 9 hasil uji validitas pada variabel Program


Pengembangan Karakter Siswa menunjukan semua item pernyataan
45

variabel X adalah valid dengan nilai r hitung tertinggi X.4 dengan nilai
0,699 dan r hitung terendah X.6 dengan nilai 0,558.

Tabel 10
Uji Validitas Variabel Kecerdasan Spiritual

Variabel Validitas
No
Pernyataan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Hasil
1 Y1.1 0,457 0,2609 Valid
2 Y1.2 0,516 0,2609 Valid
3 Y1.3 0,418 0,2609 Valid
4 Y1.4 0,640 0,2609 Valid
5 Y1.5 0,626 0,2609 Valid
6 Y1.6 0,562 0,2609 Valid
7 Y1.7 0,491 0,2609 Valid
8 Y1.8 0,655 0,2609 Valid
9 Y1.9 0,437 0,2609 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 10 hasil uji validitas untuk variabel kecerdasan


spiritual menunjukan semua item pernyataan variabel Y1 adalah valid
dengan nilai r hitung tertinggi Y1.8 dengan nilai 0,655 dan r hitung terendah
Y1.3 dengan nilai 0,418.
Tabel 11
Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Variabel Validitas
No
Pernyataan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Hasil
1 Y2.1 0,743 0,2609 Valid
2 Y2.2 0,764 0,2609 Valid
3 Y2.3 0,747 0,2609 Valid
4 Y2.4 0,747 0,2609 Valid
5 Y2.5 0,830 0,2609 Valid
6 Y2.6 0,785 0,2609 Valid
7 Y2.7 0,705 0,2609 Valid
8 Y2.8 0,440 0,2609 Valid
9 Y2.9 0,396 0,2609 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022


46

Berdasarkan tabel 11 hasil uji validitas pada motivasi belajar


menunjukan semua item pernyataan variabel Y2 adalah valid dengan nilai
r hitung tertinggi Y2.5 dengan nilai 0,830 dan r hitung terendah Y2.9 dengan
nilai 0,396.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot (pengukuran sekali
saja). Di sini pengukuran hanya dilakukan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur
realibilitas adalah cronbach alpa. Suatu variabel dikatakan reliabel,
apabila hasil cronbach alpa > 0,60 adalah reliabel.

Tabel 12
Uji Reliabilitas Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa

Cronbach's Cronbach's Alpha Based


N of Items
Alpha on Standardized Items
0,759 0,782 7

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 12 hasil uji reliabilitas variabel Program


Pengembangan Karakter Siswa menunjukkan nilai crobach alpha 0,759 >
0,6, artinya semua pernyataan variabel X dapat dikatakan reliabel.

Tabel 13
Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Spiritual

Cronbach's Alpha Based


Cronbach's Alpha N of Items
on Standardized Items
0,693 0,687 9

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022


47

Berdasarkan tabel 13 hasil uji reliabilitas variabel kecerdasan


spiritual menunjukkan nilai crobach alpha 0,693 > 0,6 artinya semua
pernyataan variabel Y1 dapat dikatakan reliabel.

Tabel 14
Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar

Cronbach's Cronbach's Alpha Based


N of Items
Alpha on Standardized Items
0,602 0,748 9

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 14 hasil uji reliabilitas variabel motivasi belajar


menunjukkan nilai crobach alpha 0,602 > 0,6, artinya semua pernyataan
variabel Y2 dapat dikatakan reliabel.

6. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis One Sample
Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan
pada tabel 15 sebagai berikut.
48

Tabel 15
Hasil Uji Normalitas Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa
Terhadap Kecerdasan Spiritual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 57
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2,94946794
Absolute ,080
Most Extreme
Positive ,046
Differences
Negative -,080
Kolmogorov-Smirnov Z ,606
Asymp. Sig. (2-tailed) ,856
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan hasil uji pada tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) bernilai lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,856. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual dari data substruktur berdistribusi normal.

Tabel 16
Hasil Uji Normalitas Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa
Terhadap Motivasi Belajar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 57
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1,55128524
Absolute ,214
Most Extreme
Positive ,214
Differences
Negative -,184
Kolmogorov-Smirnov Z 1,613
Asymp. Sig. (2-tailed) ,211
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022


49

Berdasarkan hasil uji pada tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) bernilai lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,211. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual dari data substruktur berdistribusi normal.
Karena data terdistribusi dengan normal maka dapat dilakukan uji
selanjutnya yakni uji linearitas.
b. Uji Linearitas
Uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Uji linearitas
pada penelitian ini dilihat pada Anova Table, jika deviation from linearity
> 0,05 maka bersifat linear, sehingga dapat disimpulkan memenuhi syarat
linearitas.

Tabel 17
Hasil Uji Linearitas Program Pengembangan Karakter Siswa Terhadap
Kecerdasan Spiritual
Anova Table

Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
(Combined) 87,833 8 10,979 1,124 ,364
Kecerdasan Linearity 69,397 1 69,397 7,107 ,010
Between
Spiritual * Groups Deviation
Program from 18,436 7 2,634 ,270 ,963
Pengembangan Linearity
Karakter Within Groups 468,728 48 9,765
Total 556,561 56

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan pada tabel 17 dapat diketahui nilai signifikansi


deviation from linearity atau hubungan antara Program Pengembangan
Karakter Siswa terhadap kecerdasan spiritual menunjukan angka lebih
besar dari 0,05 yakni 0,963 maka variabel yang diuji memiliki hubungan
linear.
50

Tabel 18
Hasil Uji Linearitas Program Pengembangan Karakter Siswa Terhadap
Motivasi Belajar
Anova Table
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
(Combined) 41,214 8 5,152 1,962 ,072
Motivasi Linearity 32,500 1 32,500 12,376 ,001
Between
Belajar * Groups Deviation
Program from 8,714 7 1,245 ,474 ,849
Pengembangan Linearity
Karakter Within Groups 126,049 48 2,626
Total 167,263 56

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan pada tabel 18 dapat diketahui nilai signifikansi


deviation from linearity atau hubungan antara Program Pengembangan
Karakter Siswa terhadap motivasi belajar menunjukan angka lebih besar
dari 0,05 yakni 0,849 maka variabel yang diuji memiliki hubungan linear.
Karena data sudah memenuhi asumsi linearitas maka dapat dilakukan uji
selanjutnya yakni uji heteroskedastisitas.
c. Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Grafik scatterplot dikatakan baik apabila tidak ada pola yang jelas
digambarkan oleh titik-titik dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu X dan sumbu Y.
Hasil uji heteroskedastisitas untuk variabel kecerdasan spiritual
disajikan pada gambar di bawah ini.
51

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa data (titik-titik)


menyebar secara merata di atas dan di bawah garis nol pada sumbu X dan
Y, serta tidak berkumpul di satu tempat. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
Kemudian Hasil uji heteroskedastisitas untuk variabel motivasi
belajar disajikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Data Primer yang diolah, 2022
52

Berdasarkan gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa data (titik-titik)


menyebar secara merata di atas dan di bawah garis nol pada sumbu X dan
Y, serta tidak berkumpul di satu tempat. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Karena model regresi ini tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas maka dapat dilakukan uji selanjutnya
yakni pengujian hipotesis.

7. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis pada penelitian
ini menggunakan uji parsial (uji t) dan uji koefisien determinasi (r2).
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya peneliti menggunakan
model regresi linear sederhana, yang mana dari model tersebut dihasilkan uji
untuk menjawab dari rumusan masalah penelitian.
a. Hasil Uji Parsial ( Uji T)
Uji parsial (uji t) dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen (Ghozali, 2013). Dasar pengambilan keputusan pada uji t ini
yakni dengan melihat nilai signifikansi. Untuk Ha diterima apabila nilai
signifikansi < 0,05.
Tabel 19
Hasil Uji Parsial (Uji T)
Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa Terhadap
Kecerdasan Spiritual
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 24,050 5,624 4,276 ,000
1 Program Pengembangan
,478 ,171 ,353 2,799 ,007
Karakter Siswa
a. Dependent Variable: Kecerdasan Spiritual

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022


53

Dilihat dari tabel 19 di atas diperoleh nilai signifikansi dari variabel


independen akan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan (confidence
interval) 95% atau α = 0,05.
Diketahui bahwa Program Pengembangan Karakter Siswa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan spiritual. Hal ini
dapat dilihat pada nilai signifikan pada bagian Program Pengembangan
Karakter Siswa menunjukan nilai signifikan sebesar 0,007 lebih kecil dari
0,005. Kemudian pada kolom Unstandardized Coefficients kolom B pada
bagian Program Pengembangan Karakter Siswa menunjukan hasil positif
yakni sebesar 0,478 hal ini memberi arti bahwa Program Pengembangan
Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan
spiritual.

Tabel 20
Hasil Uji Parsial (Uji T)
Variabel Program Pengembangan Karakter Siswa Terhadap
Motivasi Belajar
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 26,884 2,958 9,088 ,000
1 Program Pengembangan
,327 ,090 ,441 3,642 ,001
Karakter Siswa
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Dilihat dari tabel 20 di atas diperoleh nilai signifikansi dari variabel


independen akan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan (confidence
interval) 95% atau α = 0,05.
Diketahui bahwa Program Pengembangan Karakter Siswa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar. Hal ini dapat
dilihat pada nilai signifikan pada bagian Program Pengembangan Karakter
Siswa menunjukan nilai signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,005.
Kemudian pada kolom Unstandardized Coefficients kolom B pada bagian
54

Program Pengembangan Karakter Siswa menunjukan hasil positif yakni


sebesar 0,327 hal ini memberi arti bahwa Program Pengembangan
Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi
belajar.
b. Hasil Koefisien Determinasi (Uji R2)
Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah antara nol (0)
dan satu (1). Nilai R2 pada penelitian ini dilihat pada nilai Adjusted R
Square yang kecil berarti kemampuan variabel independent (bebas) dalam
menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas.

Tabel 21
Hasil Koefisien Determinasi Variabel Program Pengembangan Karakter
Siswa Terhadap Kecerdasan Spiritual
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


a
1 ,353 ,625 ,609 2,976
a. Predictors: (Constant), Program Pengembangan Karakter Siswa
b. Dependent Variable: Kecerdasan Spiritual

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Dari penjelasan dasar pengambilan keputusan dan hasil dari uji


koefisien determinasi, dilihat dari tabel Adjusted R Square, bahwa
besarnya porsi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar
0,609 atau 60,9 % masih ada 39,1 % faktor lain yang mempengaruhi
variabel terikat yang tidak diteliti oleh peneliti.

Tabel 22
Hasil Koefisien Determinasi Variabel Program Pengembangan Karakter
Siswa Terhadap Motivasi Belajar
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,441a ,494 ,480 1,565
a. Predictors: (Constant), Program Pengembangan Karakter Siswa
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022


55

Dari penjelasan dasar pengambilan keputusan dan hasil dari uji


koefisien determinasi, dilihat dari tabel Adjusted R Square, bahwa
besarnya porsi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar
0,480 atau 48,0 % masih ada 52,0 % faktor lain yang mempengaruhi
variabel terikat yang tidak diteliti oleh peneliti

C. Pembahasan
Pada akhirnya, pada sub-bab ini, peneliti menemukan beberapa hal penting
berdasarkan beberapa hasil uji multivariat yang terdiri dari.
Pada penelitian ini pengujian hipotesis mengunakan uji parsial (uji t).
Asalan peneliti menggunakan uji tersebut adalah untuk menjawab rumusan
masalah peneliti pada penelitian ini. Adapun hasil dari pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa Terhadap


Kecerdasan Spiritual
Menurut Zuhairini (2004) menambahkan bahwa Program
Pengembangan Karakter Siswa merupakan suatu usaha untuk membantu
menumbuh kembangkan dan membuat siswa menjadi semakin teratur.
Kemudian menurut Zohar dan Marshall (2014) kecerdasan spiritual ialah
pemikiran yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh dorongan dan
efektivitas, keberadaan atau hidup ke-Ilahi-an yang mempersatukan kita
sebagai bagiannya.
Beradasarkan Uji Parsial (Uji T) diketahui bahwa Program
Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kecerdasan spiritual. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan pada bagian
Program Pengembangan Karakter Siswa menunjukan nilai signifikan sebesar
0,007 lebih kecil dari 0,005. Kemudian pada kolom Unstandardized
Coefficients kolom B pada bagian Program Pengembangan Karakter Siswa
menunjukan hasil positif yakni sebesar 0,478 hal ini memberi arti bahwa
Program Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan spiritual.
56

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Pengembangan


Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan
spiritual. Program Pengembangan Karakter Siswa merupakan salah satu dari
metode dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran penting dalam
meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik. Untuk mewujudkan
kecerdasan spiritual tentunya didasarkan terlebih dahulu kepada pengajarnya.
Apabila pengajar atau guru mampu memberikan contoh yang baik maka besar
kemungkinan siswa akan meniru hal tersebut.
Kepribadian pendidik sangat besar manfaatnya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan akhlakul karimah anak didiknya, dan dapat membina
kecerdasan spiritual yang dimiliki anak didik tersebut. Hal ini penting karena
secara garis besar, tugas dan tanggung jawab seorang pendidik adalah
mengembangkan kecerdasan yang ada dalam diri setiap anak didiknya. Suatu
program pembelajaran akan tercapai tergantung bagaimana cara pengajar
dalam penyampaiannya. Terlaksananya program pembelajaran tersebut
tentunya akan berdampak pada kecerdasan spiritual siswa. Kecerdasan
spiritual ini harus dikembangkan agar anak didik dapat tumbuh dan besar
menjadi manusia yang cerdas dan siap menghadapi segala tantangan di masa
depan. Sehingga apabila Program Pengembangan Karakter Siswa berjalan
dengan lancar dan siswa juga menerima dengan baik akan program ini maka
akan berdampak pada meningkatnya kecerdasan spiritul siswa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Gusti
Juhairi (2015) yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam di Sekolah
dan di Rumah Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa SMAN 2 Kabupaten
Pandeglang”. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 siswa yang
terdiri dari kelas X, XI, dan XII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pendidikan Agama Islam di sekolah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan emosional pada siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang
dengan nilai signifikansi 0,000. Kemudian hasil selanjutnya menunjukkan
bahwa Pendidikan Agama Islam di rumah berpengaruh positif dan signifikan
57

terhadap kecerdasan emosional pada siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang


dengan nilai signifikansi 0,031.

2. Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa Terhadap Motivasi


Belajar
Menurut Zuhairini (2004) menambahkan bahwa Program
Pengembangan Karakter Siswa merupakan suatu usaha untuk membantu
menumbuh kembangkan dan membuat siswa menjadi semakin teratur.
Kemudian menurut Maslow (2010) motivasi adalah dorongan yang berasal
dari dalam maupun luar individu yang menjadi daya penggerak untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Beradasarkan Uji Parsial (Uji T) diketahui bahwa Program
Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan pada bagian
Program Pengembangan Karakter Siswa menunjukan nilai signifikan sebesar
0,001 lebih kecil dari 0,005. Kemudian pada kolom Unstandardized
Coefficients kolom B pada bagian Program Pengembangan Karakter Siswa
menunjukan hasil positif yakni sebesar 0,327 hal ini memberi arti bahwa
Program Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi belajar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Pengembangan
Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar.
Peningkatan prestasi belajar siswa dimulai dari motivasi belajar dari diri
siswa yamg besar. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu, dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuannya dapat
tercapai. Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu, motivasi
internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal muncul karena ada faktor
dari dalam, yaitu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi eksternal
karena adanya faktor dari luar, terutama dari lingkungan. Faktor eksternal
58

dalam kegiatan pembelajaran yang mampu mempengaruhi motivasi belajar


siswa adalah metode yang digunakan guru dalam mengajar di dalam kelas.
Metode merupakan realisasi dari strategi pembelajaran yang sudah
ditentukan, kemudian dari metode tersebut terbentuklah suatu program
pembelajaran yang akan diimplementasikan kepada peserta didik. Program
Pengembangan Karakter Siswa merupakan salah satu langkah untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Program Pengembangan Karakter
Siswa yang merupakan salah satu dasar dari Pendidikan Agama Islam (PAI)
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa ditengah siswa yang saat ini
malas untuk belajar. Apabila Program Pengembangan Karakter Siswa ini
berjalan dengan apa yang diinginkan oleh guru, maka akan meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar. Dengan munculnya motivasi belajar siswa akan
berdampak langsung pada hasil belajar yang baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Has
(2017) dengan judul tesis “Pengaruh Program Tadarusan Wajib Siswa
Terhadap Motivasi Belajar Siswa MI Al Iman Darussalam Candisari Secang
Magelang”. Pada tesis ini dibahas mengenai adanya pengaruh positif Program
Tadarusan Wajib Siswa terhadap motivasi belajar Siswa dalam kategori baik,
dengan nilai signifikan berturut-turut 0,003 dimana p <0,05.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab
sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah.
1. Program Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan spiritual. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan pada
bagian Program Pengembangan Karakter Siswa menunjukan nilai signifikan
sebesar 0,007 lebih kecil dari 0,005. Kemudian pada kolom Unstandardized
Coefficients kolom B pada bagian Program Pengembangan Karakter Siswa
menunjukan hasil positif yakni sebesar 0,478 hal ini memberi arti bahwa
Program Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan spiritual. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Program
Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kecerdasan spiritual dan H1 diterima.
2. Program Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan pada
bagian Program Pengembangan Karakter Siswa menunjukan nilai signifikan
sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,005. Kemudian pada kolom Unstandardized
Coefficients kolom B pada bagian Program Pengembangan Karakter Siswa
menunjukan hasil positif yakni sebesar 0,327 hal ini memberi arti bahwa
Program Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Program
Pengembangan Karakter Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi belajar dan H2 diterima.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, dapat diberikan beberapa
rekomendasi atau saran sebagai berikut.

57
58

1. Bagi Peneliti Selanjutnya


Adapun saran bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
yang serupa dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian serupa namun pada
sekolah yang berbeda dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi,
sehingga mampu memperkuat hasil penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
b. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel bebas lain yang dapat
mempengaruhi kecerdasan spiritual dan motivasi belajar seperti
lingkungan formal, lingkungan keluarga, dan lain-lain.
2. Bagi Sekolah
Bagi pihak sekolah sebaiknya lebih menambah program-program lain
yang dapat mencerdaskan siswa baik cerdas dalam beragama maupun cerdas
dalam ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, 2016. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, cet.Bandung:


Remaja Rosd akarya.

Ary Ginanjar Agustian, 2001 Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. ESQ .Jakarta: Arga.

Cotton,Sian et al, 2016. “Spiritual Well-Being and Mental Health Outcomes in


Adolescents With or Without Inflammatory Bowel Disease,” Journal of
Adolescent Health 44.

Dutkova,Katarina et al. 2017. “Is Spiritual Well-Being Among Adolescents


Associated with a Lower Level of Bullying Behaviour? The Mediating
Effect of Perceived Bullying Behaviour of Peers,” Journal of Religion and
Health 56, no. 6 December 1, 2017

Ferdinand, 2011. Metode Penelitian Manajemen, Badan. Penerbit. Universitas


Diponegoro Semarang.

Ghofir Abdul, Zuhairini, 2004. Metodologi Pembelajaran PAI,Malang: UIN Press


dan UM press.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamzah B. Uno, 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Ki Hadjar Dewantara. (tt). Karya Pendidikan Bagian Pertama, Cetakan Kedua


Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa

Mansur, 2009.Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Muhaimin, dkk. 2014. Paradigma Pendidikan Islam, cet., Bandung: Rosda Karya.

Oemar Hamalik, 2005. Proses Belajar Mengajar Jakarta:Bumi Aksara.

Ramayulis, 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rohmah, Noer, 2013. Pengantar Psikologi Agama, Yogyakarta:Teras.

Sardiman. A.M, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

59
60

Slameto, 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka


Cipta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suparman S, 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus


Book Publisher.

Syaiful Bahri Djamarah, 2011. Psikologi Belajar Jakarta: PT Rineka Cipta.

Toto Tasmara, 2011 Kecerdasan Ruhaniah Transcendental Intelegence, Jakarta:


Gema Insani Press.

Wong-McDonald, A., Gorsuch, R. L.,.A. 2011. multivariate theory of God


concept,religious motivation, locus of control, coping, and spiritual well-
being.Journalof Psychology and Theology, 32 (4).

Zohar Danah dan Ian Marshal. 2007. SQ: Spiritual Intelegence, The Ultimate
Intelegence, London, Blumbury.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA


(PPKS) TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL DAN MOTIVASI
BELAJAR PADA SISWA DI MAS KHAIRUL HIKMAH
KABUPATEN MEMPAWAH

Bismillahhirrahmannirrahim
Siswa-siswi yang saya sayangi,
Dalam rangka menyelesaikan studi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak, saya Muhammad Ali
mohon kepada siswa-siswi berkenan meluangkan waktu untuk mengisi pernyataan
kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat sebagai bahan penelitian dalam memenuhi tugas
tesis saya yang berjudul, “Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa
(PPKS) Terhadap Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Belajar pada Siswa di Mas
Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah”.
Besar harapan saya agar siswa-siswi bersedia berpartisipasi mengisi
kuesioner ini dengan cara menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disediakan di dalam angket ini dengan jujur dan benar. Semua jawaban siswa-siswi
akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Oleh sebab itu saya memohon untuk siswa-siswi menjawab sebenar-benarnya
berdasarkan apa yang siswa-siswi rasakan. Atas bantuan dan kesediaan siswa-siswi
saya ucapkan terima kasih.

Pontianak, 25 Juli 2022


Hormat Saya

Muhammad Al

61
62

Kecerdasan Spiritual (Y1)

No Pernyataan SS S N TS STS

Saya lebih senang belajar agama dari pada main game


1
atau nonton tv di rumah

Saya bertanggungjawab terhadap tugas sekolah, terutama


2
tugas mata pelajaran agama yang diberikan guru.

3 Saya selalu aktif dalam berdiskusi terkait agama Islam.

Saya bersikap sopan santun terhadap orang tua, guru


4
maupun teman.

Saya senang dapat membantu teman dalam


5
menyelesaikan tugas sekolah.

6 Saya berusaha mendekatkan diri kepada Allah.

Saya tetap sabar walaupun belum memperoleh prestasi


7
yang baik.

8 Saya terus berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar.

Saya melakukan semua pekerjaan yang positif tanpa


9
pamrih dan ikhlas.

Motivasi Belajar (Y2)

No Pernyataan SS S N TS STS

Saya selalu berkeinginan untuk meraih nilai yang tinggi


1
dari setiap mata pelajaran.

Saya yakin bahwa dengan belajar yang giat dapat meraih


2
hasil belajar yang lebih baik.

Saya merasa sangat senang setelah menerima pelajaran


3
yang diberikan oleh guru.

Saya selalu menjawab semua pertanyaan dari mata


4
pelajaran dengan benar.
63

Saya selalu siap dalam menerima materi pelajaran yang


5
diberikan oleh guru.

Guru saya selalu memberikan motivasi belajar di sela-


6
sela proses pembelajaran.

Saya selalu mempergunakan kesempatan untuk bertanya


7
yang diberikan oleh guru.

Saya sangat paham dengan metode pembelajaran yang


8
digunakan oleh guru saya.

Saya sering terganggu dengan cuaca yang panas


9 sehingga mengganggu proses pembelajaran di dalam
kelas.

Program Pengembangan Karakter Siswa (X)

No Pernyataan SS S N TS STS
Saya menghormati bapak dan ibu guru dan aturan yang
1 berlaku di sekolah.

2 Saya selalu berusaha memperhatikan guru saat di kelas.

Saya selalu jujur pada saat ulangan yang diberikan oleh


3 guru.

4 Saya suka menolong atau ikhlas dalam setiap kegiatan

5 Saya selalu menjaga hubungan baik dalam keluarga besar

6 Saya selalu membersihkan rumah.

Saya selalu berperilaku sopan santun di dalam lingkungan


7 masyarakat.
64

Lampiran 2

Tabulasi Data Penelitian

Program Pengembangan Karakter Siswa (X)


No
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 Total_X
1 5 5 5 5 5 5 5 35
2 5 5 5 4 4 4 4 31
3 4 4 5 5 5 5 5 33
4 4 5 5 5 4 5 4 32
5 5 5 5 5 4 5 5 34
6 4 5 5 5 5 5 4 33
7 4 4 4 4 4 4 4 28
8 5 5 5 5 4 5 3 32
9 2 5 5 5 5 5 4 31
10 5 5 5 5 5 5 5 35
11 5 5 5 5 5 5 5 35
12 5 5 5 5 5 5 5 35
13 4 4 4 4 4 5 5 30
14 3 4 4 4 4 4 2 25
15 4 4 5 4 4 4 4 29
16 5 5 5 5 5 5 5 35
17 5 5 5 5 5 5 4 34
18 5 5 5 5 5 5 5 35
19 5 5 5 5 5 5 5 35
20 5 5 5 4 5 5 5 34
21 5 5 5 5 5 5 5 35
22 5 5 5 5 5 4 5 34
23 5 5 5 5 5 5 5 35
24 4 4 4 4 4 4 4 28
25 2 5 5 4 5 5 4 30
26 5 5 5 5 5 5 5 35
27 4 5 5 5 5 4 4 32
28 4 4 5 5 5 4 5 32
29 5 5 5 5 5 5 4 34
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 5 5 5 4 5 5 5 34
32 5 5 5 5 5 5 5 35
33 4 5 5 5 5 5 4 33
34 5 5 5 5 4 5 5 34
35 4 4 5 4 4 5 4 30
65

36 5 4 5 4 4 5 4 31
37 4 4 5 5 4 5 5 32
38 5 5 5 5 5 5 5 35
39 5 5 5 4 5 4 4 32
40 5 5 5 5 5 5 5 35
41 5 5 4 5 4 4 4 31
42 5 5 5 5 5 5 5 35
43 5 5 5 4 4 5 5 33
44 5 5 5 5 5 5 5 35
45 5 4 5 5 5 5 5 34
46 5 5 5 5 5 5 4 34
47 5 5 5 5 5 5 5 35
48 5 5 5 5 4 4 5 33
49 5 5 5 5 5 5 5 35
50 5 4 4 4 4 4 5 30
51 5 5 5 5 5 5 5 35
52 5 5 4 4 5 4 5 32
53 5 5 4 4 5 5 5 33
54 5 5 5 5 5 4 5 34
55 4 4 4 4 4 4 4 28
56 5 5 4 4 5 3 5 31
57 5 5 5 5 5 4 5 34
66

Kecerdasan Spiritual (Y1)


No
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Y1.9 Total_Y1
1 5 4 4 3 3 5 5 3 5 37
2 4 5 5 3 5 5 5 4 4 40
3 5 3 5 5 5 5 4 5 4 41
4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 41
5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 42
6 4 5 4 5 5 4 5 5 4 41
7 4 4 5 5 5 4 4 3 5 39
8 5 5 3 4 5 5 3 5 4 39
9 4 4 5 5 5 4 3 5 5 40
10 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
11 5 5 4 5 5 4 3 4 5 40
12 5 4 5 5 3 5 5 5 4 41
13 5 3 4 4 4 3 4 3 4 34
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
15 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
16 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38
17 5 5 5 5 5 4 4 5 5 43
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
19 4 4 4 4 3 4 4 5 3 35
20 5 4 5 4 5 5 4 5 5 42
21 5 5 5 5 5 4 3 5 5 42
22 4 4 4 4 5 5 4 5 4 39
23 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
25 4 4 5 4 5 4 4 5 3 38
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
27 5 3 5 4 4 4 5 5 5 40
28 5 5 4 4 4 4 5 5 4 40
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
31 5 5 5 4 4 5 5 5 5 43
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
33 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37
34 5 5 5 4 5 5 5 5 4 43
35 4 4 4 4 4 4 5 5 5 39
36 5 4 5 4 5 5 5 5 4 42
37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
38 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
67

40 5 4 3 3 4 5 3 5 5 37
41 5 4 4 5 4 4 4 5 5 40
42 4 3 5 4 4 5 3 3 5 36
43 5 5 4 5 4 4 5 5 5 42
44 4 3 5 3 3 4 4 4 4 34
45 5 5 4 3 5 4 5 4 5 40
46 4 5 5 4 4 3 3 3 4 35
47 5 4 4 5 4 4 4 4 5 39
48 4 4 4 5 5 4 5 4 5 40
49 4 4 5 5 3 3 5 5 5 39
50 5 5 4 4 4 3 4 4 5 38
51 3 5 5 5 3 3 5 5 5 39
52 4 4 4 4 4 4 4 3 5 36
53 4 5 5 4 5 3 4 4 5 39
54 5 4 4 3 3 3 4 3 5 34
55 4 5 4 3 4 4 4 4 4 36
56 5 3 4 4 5 3 5 5 5 39
57 4 5 5 4 5 3 4 5 5 40
68

Motivasi Belajar (Y2)


No
Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 Y2.7 Y2.8 Y2.9 Total_Y2
1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 36
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
6 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
8 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
9 3 3 4 4 4 4 4 5 5 36
10 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
11 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
12 3 3 4 4 4 4 4 5 5 36
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
15 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
16 4 4 4 4 3 3 4 5 5 36
17 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
18 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
19 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
20 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
21 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
22 4 4 3 3 3 3 4 5 5 34
23 3 4 4 4 4 4 4 5 5 37
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
25 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
26 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
27 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
28 3 3 4 4 4 4 4 5 5 36
29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
30 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
31 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
32 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
33 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
34 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
35 3 3 4 4 3 4 4 5 4 34
36 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
37 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
38 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
39 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
69

40 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
41 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
42 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
43 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
44 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
45 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
46 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
47 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
48 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
49 5 5 5 5 5 5 5 3 5 43
50 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35
51 5 5 5 5 5 5 5 3 5 43
52 4 4 5 5 4 4 5 4 4 39
53 4 4 5 5 4 4 5 3 4 38
54 5 5 5 5 5 5 5 3 4 42
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
56 4 4 5 5 4 4 5 3 5 39
57 5 5 5 5 5 5 5 3 4 42

Anda mungkin juga menyukai