Harga Transfer (Transfer Pricing) merupakan nilai yang diberikan atas suatu barang
atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi
merupakan pusat laba.
Harga transfer biasanya melibatkan suatu elemen laba karena sebuah perusahaan yang
independent tidak akan mentransfer barang dan jasa ke perusahaan independent yang lain
sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu. Dalam menentukan harga transfer ada
beberapa metode yang digunakan dalam penentuannya yaitu:
Masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit usaha atas jasa-jasa yang disediakan
oleh unit staf korporat. Terdapat 2 jenis transfer:
1. Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima dimana unit penerima dapat
mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak secara parsial.
2. Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan digunakannya
atau tidak
Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan jasa-jasa
unit usaha, namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya. Ada 3 teori:
1. Suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang diberikan.
2. Unit usaha membayar harga yang sama dengan biaya variable standar.
3. Unit usaha membayar harga yang sama dengan harga pasar.
Unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain, maksudnya harga
transfer tidak ditentukan oleh staf pusat. Alasan mendasar dalam hal ini adalah
kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas
harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu funsi dari manajemen lini.
Sebaliknya, jika manajemen pusat menentukan harga, maka kemampuan manajemen
lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang.
Dalam penentuan harga transfer ada kemungkinan dimana unit unit usaha tidak
mencapai kesepakatan dalam penentuan harga transfer maka dari itu ada peran
Abritrase dalam penengah masalah, selain abritrase ada 4 proses penyelesaian
masalah ini yaitu:
a. Memaksa (Forcing)
b. Membujuk (Smoothing)
c. Menawarkan (Bargaining)
d. Penyelesaian Masalah (Problem Solving)
3. Klasifikasi Produk
Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin
formal dan semakin spesifik peraturan yang ada. Jika harga pasar selalu siap sedia,
maka perolehan sumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat
atas keputusan buat atau beli yang melebihi jumlah tertentu.
a. Kelas I : Memiliki ciri Volume besar, bersumber dari internal dan
pengendalian manajemen senior bertujuan menjaga kualitas. Perolehan
sumber daya dari jenis ini dapat diubah hanya dengan izin manajemen
senior.
b. Kelas II : Memiliki ciri dapat diproduksi pihak luar, Volume relative
kecil dan diproduksi dengan peralatan umum. Perolehan sumber daya
ditentukan oleh unit-unit usaha yang terlibat baik dari dalam atau luar
perusahaan