Anda di halaman 1dari 12

2.

1 Workover

Workover adalah kegiatan operasi yang dimana mengubah struktur dari


sumur. Menambah perforasi, memasang bridge plugs pada liner untuk
mengisolasi air yang tidak diinginkan, atau berbagai perawatan stimulasi, semua
ini diklasifikasikan sebagai operasi workover (Crumpton, 2018). Workover
mengacu pada berbagai operasi perbaikan yang dilakukan terhadap sumur untuk
mempertahankan, memulihkan, atau meningkatkan produktivitas dari sumur.

Workover tidak sama dengan well service. Well service adalah pengerjaan
rutin untuk mempertahankan produksi atau memperbaiki tanpa mengubah zona
produksi dengan stimulasi. Sedangkan, workover merupakan pekerjaan yang
juga mempertahankan atau memperbaiki/menambah produksi tetapi dengan
cara-cara mengubah atau mengolah zona produksi atau mengganti zona
produksi.
Workover sendiri dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu workover
konvensional dan workover rigless. Workover konvensional adalah kegiatan
kerja ulang sumur dengan menggunakan Rig sebagai alat bantu pengerjaannya.
Sedangkan, workover rigless adalah kegiatan kerja ulang sumur tanpa
menggunakan Rig. Biasanya workover rigless menggunakan Wireline, Coiled
Tubing Operation, dan Hydraulic Workover Unit.

2.1.1 Workover Rigless


2.1.1.1 Wireline Unit

Teknologi ini melibatkan peralatan yang dijalankan dan ditarik


kedalam dan keluar sumur dengan menggunakan kawat panjang kontinu
dengan diameter kecil yang terpasang dengan guluangan di permukaan.
Wireline dapat dilakukan pada saat kondisi sumur underbalance. Operasi
wireline meliputi perforasi, logging, pembersihan sumur, dan pembuangan
semen. Sebagian besar unit perlatan permukaan yang digunakan adalah
wireline itu sendiri yang terdiri dari gulungan wireline, power supply, dan
peralatan control dan penyambung koneksi antar alat. Wireline sendiri
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Electric Line (E-line)

Kawat yang digunakan adalah kabel listrik berlapis baja yang mampu
mengirimkan data logging sumur ke permukaan secara terus menerus.
Ukuran kawat ini berkisar dari 7/32” sampai 15/32” tergantung pada
kekuatan mekanik dan jumlah konduktor listrik. Peralatan permukaan untuk
E-line antaralain adalah gulungan wireline, lubricator, BOP,
power resource, dan peralatan pengukuran.
b. Slickline (S-line)

Slickline menggunakan kawat padat tanpa konduktor listrik, karenanya


merupakan alat mekanis murni. Ukuran diameter yang paling umum adalah
3/32”, 7/64”, dan 1/8”. Untuk peralatan permukaan S-line sama dengan E-
line, kecuali diameter kawat yang lebih kecil sehingga membuat bobot
package menjadi lebih ringan dan lebih kecil.

2.1.1.2 Coiled Tubing Operation (CTU)

Coiled tubing melibatkan steel pipe panjang dan fleksibel ke dalam


lubang sumur agar dapat menurunkan berbagai well servicing tools dan
mensirkulasikan fluida. Steel coiled tubing terbuat dari high-strength steel
yang digulung dan dilas. Coiled tubing cukup fleksibel agar dapat digulung
dalam gulungan, dengan diameter sekitar 3/4” – 3-1/2”. Ketebalan dnding
dan pengembangan paduan baru telah meningkatkan kekuatan coiled tubing
dan memungkinkannya menahan beban bertekanan ekstrim dan
meningkatkan ketahanan terhadap retak efek korosi tegangan.

Surface equipment pada coiled tubing merupakan unit workover


yang mandiri berdaya hydraulic yang dapat memberikan penghematan
waktu dan biaya secara substansial bila dibandingkan dengan conventional
workover rig. Keuntungan utama dari coiled tubing adalah mengurangi rig
up dan trip times, mampu bekerja pad sumur hidup, dan dapat melakukan
banyak wireline services pada sumur highly deviated dan horizontal dengan
memasang e-line pada coiled tubing. Surface equipment dasar pada coiled
tubing terdiri dari coiled tubing reel, tubing injector head, lubricator, blow
out preventer, power packs, dan control console.

2.1.1.3 Hydraulic Workover Unit (HWU)

Hydraulic wokrover menggunakan hydraulic cylinders untuk


mendorong bagian pipa sambungan kedalam sumur, berbeda dengan coiled
tubing. Pipa dapat dimasukkan ke dalam sumur pada kondisi under pressure
atau setelah mematikan sumur. Keuntungan dari penggunan hydraulic
workover dibanding coiled tubing adalah HWU dapat menangani pekerjaan
yang lebih kompleks yang melibatkan reservoir yang lebih dalam dengan
tekanan tinggi.

Hydraulic workover memiliki kemampuan untuk menggunakan pipa


yang runcing dan dapat menyesuaikan panjang pipa berdasarkan kedalaman
reservoir. Pengoperasian hydraulic workover lebih mahal dibandingkan
coiled tubing. Keputusan untuk menggunakan hydraulic workover
dibadingkan coiled tubing bergantung pada persyaratakan aplikasi spesifik
untuk dilakukan dan pertimbangan ekonomi secara keseluruhan

Komponen dassar dari surface equipment pada hydraulic workover


adalah jack and ship assemblies, pipe rack, pipe hadling mast dan wiches,
work basket, BOP, power units, operator control console, BOP control
console, dan auxiliary equipment.

2.1.2 Sistem Workover

Sistem workover merupakkan alat terpenting selama kegiatan


workover berlangsung. Kegiatan workover yang dilakukkan baik dalam
konvensional menggunakan rig atau dengan metode workover rigless pasti
memiliki sistem yang bertugas untuk menunjang kegiatan. Pada umumnya
workover konvensional memiliki 5 sistem utama sebagai penunjang
kegiatan, sistem tersebut yakni: Hoisting system, Rotating system,
Circulating system, Power system, dan BOP system.
Dengan demikian, maka sistem workover menjadi salah satu
perhatian dalam melakukan analisa workover. Analisa pada sistem workover
bertujuan untuk mengetahui hal apa saja yamg digunakan sebagai alat
penunjang pengganti konvensioanal rig workover. Sehingga, kegiatan
workover secara rigless perlu diidentifkasi.

Tabel 2.3. Perbedaan Sistem Workover Rig dengan Wireline Unit

Workover System Workover Rig Wireline Unit

 Derrick atau mast  Slickline Unit


Hoisting System
 Draw-works  E-Unit
 Truck Crane

 Swivel
Rotating System -
 Kelly
 Rotary Table

 Pump
 Tangki pencampur fluida
Circulating System  Pump
 Fluida treating equipment
 Pit Gain
 Standpipe
 Rotary house

 Prime Remover  Genset


Power System
 Distribution Equipment  Diesel Fuel

 BOP Stack  Stuffing Box


BOP System
 Accumulator  Lubricator
 Supporting System  Wireline BOP

2.1.2.1 Hoisting System

Sistem angkat memiliki fungsi utama untuk pengangkatan serta


penurunan rangkaian peralatan yang dibutuhkan selama workover dilakukan.
Pada hoisting system konvensional pada rig akan menggunakan derrick atau
mast dan draw-works. Derrick atau mast berfungsi sebagai tiang yang
mengatur telescoping yang membentuk struktur load-bearing sebagai beban
akhir pada rig workover, yang dimana menjadi pertimbangan dari
portabilitas. Dimensi yang dimiliki oleh mast biasanya berkisar 100 ft yang
bisa diperpanjang dengan kapasitas maksimum hook-load sebesar
230.000 lbf.

Draw-works memiliki revolving drum yang dimana drilling line


tergulung dalam drum tersebut. Alat ini dioperasikan dengan clutch dan
pergerakan chain-and-gear yang ditenagai oleh mesin diesel atau electric
motor dalam beberapa drilling rig. Rem utama digunakan untuk
menghentikan revolving drum dan dibantu oleh rem hidrolik atau listrik
ketika beban dinaikkan atau diturunkan.

Pada kegiatan workover dengan metode rigless akan menggunakan


wireline unit yang dimana akan menggunakan slick line dan e-line. Dalam
masing-masing slick line unit dan e-line unit memiliki hoisting system
masing-masing. Untuk menunjang kegiatan pengangkatan dan penurunan
bila hoisting system pada wireline unit tidak bisa mencapai ketinggian
stuffing box, maka memerlukan bantuan truck crane.

Truck crane pada kegiatan workover pada studi ini memiliki limitasi
untuk beban angkatnya, yaitu senilai 25 ton. Ukuran pada slickline dan e-
line yang digunakan bergantung pada ukuran tubing. Pada Well-04
Lapangan X memiliki ukuran diameter tubing senilai 2-7/8” untuk OD dan
2.441” untuk ID. Sehingga ukuran slickline dan e-line yang digunakan
memiliki ukuran yang lebih kecil dari nilai tersebut, yaitu 2” – 2.25” untuk
slickline dan 7/32” – 15/32” untk e-line.

2.1.2.2 Rotating System

Pada rotating sytem konvensional pada rig terdiri dari swivel, kelly,
dan rotary table. Swivel berfungsi sebagai alat pendukung berat dari
workstring dan menyediakan jalan untuk fluida memasuka workstring, dan
memungkinkan untuk workstring berputar berdasarkan seals dan bearings.
Kelly adalah sebuat sambungan pipa yang terdiri dari 4 atau 6 sisi yang
terhubung dibawah workstring dan diatas swivel. Kelly akan memasuki kelly
bushing sehingga pipa dapat diputar.

Rotary table diatur pada lantai rig dan digerakkan oleh mesin rig,
yang dimana dapat memberikan rotasi kepada workstring melalui bahu kelly
dengan bentuk square-or-hexagonal. Pada beberapa rig yang lebih kecil,
pengaturan rotary table dengan kelly diganti oleh power swivel. Power
swivel adalah motor yang digerakkan oleh fluida hidrolik bertekanan. Alat
ini lebih ringan dan lebih portable jika dibandingkan dengan rotary table,
tetapi tidak dibuat untuk operasi heavy-duty milling atau mengebor pada
kedalaman yang dalam.

2.1.2.3 Circulating System

Sistem sirkulasi memiliki peran penting pada operasi pemboran


putar, dengan tugas utamanya adalah membantu sistem pemutar didalam
mereparasi sumur dengan menyedakan perlengkapan-perlengkapan yang
susai untuk mengatur bahan-bahan fluida komplesi.

Sistem sirkulasi pada workover konvensional terdari pompa, tangki


pencampuran fluida, fluid treating equipment, dan standpipe dan rotary
house. Pompa yang digunakan dalam workover konvensional adalah pompa
triplex plunger. Biasanya menggunakan dua pompa dengan masing- masing
pompa memiliki kapasitas memompa sekitar 3 BPM dengan takanan
maksimum sebesar 3000 psi.

Untuk pengoperasian workover konvensional menggunakan tanki


kompartemen dengan kapasitas 150 bbl. Tangki memiliki beberapa bagian,
yaitu bagian pencampuran, bagian pengukuran, dan bagian penyimpanan.
Treating equipment yang digunakan bergantung pada sifat fluida dan
workover yang dilakukan. Standpipe adalah pipa vertikal yang dipasang
pada mast yang membawa fluida ke rotary house dan sebuah selang
bertekanan tinggi terhubung denga swivel. Rotary house diperlukan agar
sirkulasi dapat ter-maintance saat workstirng diturunkan atau dinaikkan.
Pada kegiatan workover rigless pada sistem sirkulasi memiliki fungsi
untuk mengalirkan brine atau kill fluid melalui slickline dan keluar melalui
tubing. Dengan kata lain, hanya dibutuhkan jika ingin mematikan sumur.

2.1.2.4 Power System

Power system adalah suatu perangkat instalasi yang dapat menyuplai


daya untuk menggerakan sistem-sistem yang lain. Power system pada
konvensional rig berfungsi sebagai penggerak semua komponen rig dan
sumber arus listrik. Sistem tenaga pada workover konvensional dengan rig
teridiri dari dua sub-komponen utama power supply equipment dan
distribution (transmission) equipment.

Power supply equipment adalah tenaga yang dibutuhkan pada suatu


operasi dihasilkan oleh msein-mesin besar, yang dikenal dengan prime
remover. Distribution (Transmission) equipment berfungsi untuk
meneruskan atau meyalurkan tenaga dari penggerak uama. Sedangkan, pada
kegiatan workover rigless menggunakan diesel dan genset.

2.1.2.5 BOP System

BOP system konvensional pada rig memiliki 3 komponen utama,


yaitu BOP stack, accumulator, dan supporting system. BOP stack adalah
peralatan dengan valve berteknan tinggi yang didesain untuk menahan
tekanan wellbore bila terjadi “kick”. BOP stack umumnya terdiri dari 4
bagian, yaitu annular preventer, ram preventer, drilling spools, dan
wellhead. Accumulator adalah alat yang berfungsi sebagai penutup BOP
stack saat terjadi keadaan darurat, yang dapat bekerja pada BOP stack
dengan high pressure hydraulic.

Supporting system pada BOP terdiri dari 2 komponen, yaitu choke


manifold dan kill line. Choke manifold memiliki fungsi untuk mengalirkan
fluida kick, mengatur, dan menerima aliran dari sumur untuk dapat dialirkan
ke separator. Kill line adalah saluran untuk memompakan fluida jika
keadaan wellbore kosong dan posisi blind ram tertutup atau ada string
didalam wellbore.
Lumpur merupakan pencegahan blow out yang utama atau primer,
sedangkan blow out preventer system adalah pencegahan blowout sekunder.
Kegiatan workover dengan metode rigless pada Well-04 Lapangan X
memiliki beberapa sistem BOP yang digunakan selama kegiatan perforasi
dilaksanakan. Yang pertama adalah stuffing box, alat ini berfungsi untuk
mempertahankan tekanan dari lubricator saat wireline melewati dan masuk
kedalam lubricator. Stuffing box merupakan primary barrier selama
pengoperasian slickline.

Untuk peralatan yang kedua adalah lubricator. Lubricator


memungkinkan untuk menjaga wireline string berada didalam tubing
sementara crew menyamakan tekananan antara lubricator sebelum operasi
dimulai dan diantara lubricator dengan tekanan atmosfer setelah operasi
telah selesai. Dan perlatan yang terakhir adalah wireline BOP. Wireline BOP
adalah blind ram yang terletak diantara lubricator dan shear ram. Biasanya,
wireline BOP digerakkan secara hidrolik. Selain itu BOP juga bisa
dioperasikan secara manual. Jika e-line sedang digunakan, maka double
wireline BOP digunakan. Pada prinsipnya, ini terdiri dari two single
wireline BOP.

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Workover


Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Workover

Advantages Disadvantages

Rigless Workover  Biaya yang lebih murah  Terbatas pada be


 Jumlah crew yang dalam sistem angkat
dibutuhkan sedikit  Hanya bisa dilakuk
 Mobile pada sumur vertikal
 Sumur tidak perlu  Jika dilakukan pa
dimatikan sumur horizon
 Hemat waktu memerlukan peralat
 Tidak perlu cabut pipa yang lebih kompleks
prodksi
Workover  Bisa mencabut tubing dan  Mahal
peralatan bawah sumur  Memerlukan wak
 Mampu memperbaiki atau yang lebih lama
merubah konfigutasi bawah  Jumlah crew ya
sumur dibutuhkan leb
 Bisa digunakan untuk banyak
sumur vertikal maupun
horizontal

/
menamba
h
produksi
tetapi
dengan
cara-cara
menguba
h
atau
mengolah
zona
produksi
atau
menggant
i zona
produksi
/

Anda mungkin juga menyukai