Anda di halaman 1dari 25

PAJAK ROKOK DAERAH

BAGI KESEHATAN
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
Seksi Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat & Kesling
Oleh Edy Gunawan, SKM
Perubahan Beban Penyakit
Faktor Risiko PTM

Merokok

Serangan Jantung

Diet Kanker

Diabetes

Penyakit Paru
Kurang aktifitas fisik
Kronik

Gangguan Janin
Impotensi

Stroke
Alkohol
Cidera
BEBAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Sampai dengan bulan Januari 2016
Penderita Kunjungan Angka Biaya Klaim
No Penyakit
(Orang) (Kali) Kontak Tot (Rp Juta) Rerata (Rp)
1 JANTUNG 905,223 2,756,216 3.0 6,934,361 2,515,899
2 STROKE 270,290 508,306 1.9 1,548,826 3,047,034
3 DIABET 202,526 306,632 1.5 1,256,664 4,098,281
4 KANKER 133,966 446,048 3.3 1,887,308 4,231,176
5 GINJAL 77,276 952,995 12.3 1,545,775 1,622,018
6 HEPATITIS 39,864 88,403 2.2 277,775 3,142,145
7 THALA 13,632 125,494 9.2 602,852 4,803,827
8 LEUKEMI 8,374 28,738 3.4 154,145 5,363,809
9 HEMOFILI 4,382 28,156 6.4 120,554 4,281,645
10 OTHER 21,013,270 72,612,388 3.5 60,063,446 827,179
TOTAL/MEAN 22,668,803 77,853,376 3.4 74,391,706 955,536

Rp 16,9 Trilyun atau 29,67% Beban Biaya JKN


terserap untuk biaya penyakit katastropik
Beban Konsumsi Rokok

• Total kerugian makroekonomi terkait konsumsi


rokok Rp. 245,4 Trilliun
• Penerimaan cukai hasil tembakau 2010 : Rp. 56
Trilliun
• 2010 : Kerugian makroenomi terkait konsumsi
rokok 4 X lebih besar dari penerimaan cukai hasil
tembakau

Sumber : Soewarta Kosen 2012


Arah Kebijakan
Pembangunan Kesehatan
PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma Penguatan JKN


Sehat Yankes Program
Program • Benefit
Program • Sistem
• Peningkatan Akses
• Pengarusutamaan terutama pd FKTP pembiayaan:
kesehatan dalam • Optimalisasi asuransi – azas
Sistem Rujukan gotong royong
pembangunan • Kendali Mutu &
• Peningkatan Mutu
• Promotif - Preventif Kendali Biaya
sebagai pilar • Sasaran : PBI &
utama upaya Penerapan Non PBI
kesehatan pendekatan Tanda
continuum of care kepesertaan
• Pemberdayaan
KIS
masyarakat Intervensi berbasis
risiko kesehatan
(health risk)
PROGRAM PRIORITAS 2015 - 2019
Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu &
Anak termasuk Imunisasi)

Perbaikan Gizi (stunting)

Pengendalian Penyakit Menular (ATM:


HIV/AIDS, Tuberkulosis & Malaria)

Pengendalian Penyakit Tidak Menular


(Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas
& Kanker)
Penggunaan Pajak Rokok
untuk Pendanaan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
Landasan Hukum
UU No. 36 tahun 2009, tentang Kesehatan
UU No. 28 tahun 2009, tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102 tahun 2015 tentang


Perubahan PMK 115 tahun 2013, tentang tatacara pungutan dan
penyetoran pajak rokok
PMK 41 tahun 2016, penyaluran pajak rokok

Peraturan Menteri Kesehatan no 40 tahun 2016 tentang Petunjuk


Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (proses pengundangan Kumham)
Mengapa Perlu Dana Pajak Rokok

Pengendalian dampak negatif rokok


• Mengurangi meningkatnya tingkat prevalensi perokok
• Menghindari dan mengatasi dampak negatif rokok
• Masih rendahnya komponen pajak dalam harga rokok

Perlunya peningkatan kekuatan perpajakan daerah


• Guna meningkatkan kemampuan daerah dlm menyediakan pelayanan publik, khususnya pelayanan
kesehatan

Penerapan tambahan atas objek pajak yg dipungut oleh pemerintah


pusat
• Inisiatif/usul DPR RI, untuk meningkatkan PAD, membatasi konsumsi rokok, dan peredaran rokok
ilegal, serta melindungi masyarakat atas bahaya rokok

Penerapan pajak yang lebih adil kepada seluruh masyarakat


• dbh cht diberikan kpd daerah penghasil tembakau
• konsumsi rokok dan dampak negatif rokok rokok dialami oleh seluruh daerah
• pajak rokok sebagai pajak provinsi dpt dimanfaatkan oleh seluruh daerah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai