Anda di halaman 1dari 1

HIKAYAT RAJA-RAJA PASAI

Ada dua orang raja bersaudara. Yang tua bernama Raja Ahmad dan adiknya adalah Raja
Muhammad. Raja Muhammad beroleh seorang anak putri yang elok parasnya di dalam sebatang bambu
di tengah hutan. Dia diberi nama putri Betong. Demikian juga Raja Ahmad beroleh seorang anak laki-
laki, yang dibawa oleh seekor gajah dan diberi nama Merah Gaja.

Merah Gajah kemudian dikawinkan dengan Putri Betong dan beroleh dua orang anak laki-laki,
yaitu Merah Silu dan Merah Hasum. Sepeninggal kedua orang tuanya, ibunya menghilang karena sehelai
rambutnya yang berwarna putih perak dicabut oleh ayahnya (Merah Gajah) dan ayahnya mati terbunuh,
Merah Silu menjadi kaya raya karena dapat mengubah gelang-gelang menjadi emas.

Dia berpindah tempat tinggal dan mendirikan kerajaan . Setelah ia masuk Islam, ia bergelar
Sultan Malikul Saleh dan kerajaannya disebut Samudera Darul Islam. Putranya yang bernama Malikul
Tahir mendirikan Kerajaan Pasai, yang disesuaikan dengan anjing perburuannya yang mati di tempat itu.
Ia berputra dua orang, Malikul Mahmud dan Malikul Mansur.

Pada waktu Pasai diserang oleh Siam, Malikul Mahmud memimpin peperangan melawannya;
Siam pun kalah. Malikul Mahmud menggantikan ayahnya menjadi RajaPasai. Adiknya, Malikul Mansur,
diasingkan karena dianggap bermusuhan terhadapnya. Narnun, Sultan Malikul Mahmud kemudian
sangat menyesal dan pilu hatinya ketika mendengar berita bahwa adiknya telah meninggal dalam
pengasingan.

Ia pun jatuh sakit dan mangkat, Ialu digantikan oleh Sultan Ahmad. Sultan Ahmad berkuasa
mutlak. Putranya lima orang, yaitu Tun Beraim Bapa, Tun Abdul Jalil, Tun Abdul Fazil, dan dua orang
putri (Tun Madim dan Tun Takiah Dara). Karena Tun Beraim Bapa menghalang-halangi niat Sultan
Ahmad (ayahnya) yang akan memperistri putrinya sendiri, ia disingkirkan dengan dibunuh. Demikian
juga Tun Abdul Jalil dibunuhnya karena Sultan Ahmad menghendaki calon istrinya adalah Putri
Gemerancang, putri Maharaja Majapahit. Begitu mengetahui kekasihnya terbunuh, Putri Gemerancang
menenggelamkan diri ke dalam lautan bersama dengan kepalanya.

Raja Majapahit menjadi sangat murka; Pasai diserang dan dikalahkannya. Sultan Ahmad
melarikan diri dari Pasai. Pada bagian akhir hikayat itu diceritakan tentang ekspansi Majapahit ke Jambi,
Palembang, dan Ujong Tanah. Kemenangan diperolehnya dimana-mana. Hanya di Suatang
(Minangkabau) Majapahit tidak begitu mujur. Setelah kalah beradu kerbau karena suatu muslihat, laskar
Majapahit diserang habis-habisan oleh laskar Suatang.

(Sumber: Kemendikbud)

-Pesan Moral: Balas dendam tidak akan pernah bisa mengganti sebuah nyawa yang hilang, jauhkan dari
sifat kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai