Anda di halaman 1dari 2

Pelatihan TM 7 matakuliah Filologi (2 sks)

Minggu ke-7

Nama Mahasiswa : Radimas Suryo Putro


NIM : 22020144111
Prodi : Sastra Indonesia

Baca buku Pengantar Teori Filologi karya Siti Baroroh Baried, dkk. nomor 4.3
(Metode Penelitian). Buat rangkumannya. Selanjutnya baca dan kaitkan
dengan buku Manunggaling Kawula Gusti: Pembacaan Atas Teks Suluk Sida
Nglamong pada nomor 1.7 (Metode Penelitian). Buatlah tanggapan atas teori
dan penerapannya tersebut.

Rangkuman Metode Penelitian (4.3 buku Pengantar Teori Filologi)

 Metode Kritik Teks Berdasarkan edisi - edisi yang telah ada, dapat dicatat
beberapa metode yang pemah diterapkan.
 Metode intuitif oleh karena sejarah terjadinya teks dan penyalinan yang
berulang kali, pada umumnya tradisi teks sangat beranekaragam. Pada zaman
humanisme, orang ingin mengetahui bentuk asli karya – karya klasik Yunani
dan romawi. Ketika itu metode ilmiah objektif belum dikembangkan. Orang
bekerja secara intuitif, dengan cara mengambil naskah yang paling tua.
Ditempat yang dipandang tidak betul atau tidak jelas naskah itu diperbaiki
berdasarkan dengan naskah lain dengan akal sehat. Metode ini bertahan
hingga akhir abad ke - 19
 Metode Objektif Apabila dari sejumlah naskah ada beberapa naskah yang
selalu mempunyai kesalahan yang sama pada tempat yang sarna pula, dapat
disimpulkan bahwa naskah-naskah tersebut berasal dari satu sumber (yang
hilang). Dengan memperhatikan kekeliruan-kekeliruan bersama dalam naskah
tertentu, dapat ditentukan silsilah naskah. Sesudah itu, barulah dilakukan
kritilc. teks yang sebenarnya. Metode objektif yang sampai kepada silsilah
naskah disebut metode stema. Penerapan metode stema ini sangat penting
karena pemilihan atas dasar objektivitas selera baik dan akal sehat dapat
dihindari.
 Metode Gabungan Metode ini dipakai apabila nilai naskah menurut tafsiran
filologi semuanya hampir sarna
 Metode Landasan metode ini diterapkan apabila menurut tafsiran ada satu
atau se golongan naskah yang unggul kualitasnya dibandingkan dengan
naskah naskah – naskah yang diperiksa dari sudut Bahasa, kesastraan,
sejarah, dan lain lain

Tanggapan atas penerapan metode penelitian pada buku Manunggaling


Kawula Gusti
Tanggapan saya tentang buku Manunggaling Kawula Gusti: Pembacaan
Atas Teks Suluk Sida Nglamong pada nomor 1.7 (Metode Penelitian),
menggunakan beberapa metode yang ada di buku pengantar Teori Filologi.
Seperti Metode Kritik Teks, yang mengumpulkan data berupa naskah-
naskah SSN. Sumber penelitian ini juga berasal dari katalog-katalog naskah
Jawa yang terdapat di berbagai universitas dan museum, khususnya di
Universitas Indonesia (Behrend dan titik Pudjiastuti, 1977), museum
Sonobudoyo Yogyakarta (Girardet, 1983 dan Behrend, 1990), dan Museum
Radyapustaka Surakarta (Girardet, 1983). Alasan lain digunakannya metode
ini adalah di samping karena sebagian besar naskah-naskah Jawa sudah
tersimpan di perpustakaan-perpustakaan dan museum-museum, alasan
keterbatasan waktu dan biaya. Hasil pengumpulan data diperoleh 7 (tujuh)
naskah SSN, yaitu 4 (empat) naskah diperoleh dari Perpustakaan Fakultas
Sastra Universitas Indonesia, 2 (dua) naskah diperoleh dari Museum
Sonobudoyo Yogyakarta, dan 1 (satu) naskah dari koleksi Museum
Radyapustaka Surakarta.
Metode kedua adalah metode Objektif, Berdasarkan perbandingan setiap
bagian teks dilakukan timbangan naskah (recencio). Dari timbangan naskah
dapat diketahui 1 (satu) naskah, yakni naskah dengan nomor SB 82 (P 50),
tidak lengkap, hanya memiliki satu pupuh yakni dhandhanggula yang
terdiri atas 16 bait. Dengan demikian naskah tersebut digugurkan
(eliminatio), dan tidak diikutkan lagi dalam penentuan silsilah naskah
(stemma codicum) atau pe ngelompokan naskah (Lihat subbab 4.4). Alasan
lain digunakannya metode ini adalah di samping karena sebagian besar
naskah-naskah Jawa sudah tersimpan di perpustakaan-perpustakaan dan
museum-museum, alasan keterbatasan waktu dan biaya. Hasil
pengumpulan data diperoleh 7 (tujuh) naskah SSN, yaitu 4 (empat) naskah
diperoleh dari Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2 (dua)
naskah diperoleh dari Museum Sonobudoyo Yogyakarta, dan 1 (satu) naskah
dari koleksi Museum Radyapustaka Surakarta.
Ada dua metode penyuntingan teks, yakni metode gabungan dan metode
landasan. Metode gabungan dipakai apabila menurut tafsiran nilai naskah
semuanya hampir sama, yang satu tidak lebih baik dari yang lain. Sebagian
besar bacaan naskah sama. Metode landasan dipakai apabila menurut
tafsiran nilai naskah jelas berbeda sehingga ada satu atau segolongan naskah
yang menonjol kualitasnya. Kalau semua varian sudah diperiksa dari sudut
bahasa, sastra, sejarah, atau yang lain, naskah yang mempunyai bacaan yang
baik dengan jumlah yang paling besar, dapat dianggap naskah yang baik
dan dijadikan sebagai landasan atau teks dasar (Robson, 1978:36; Djamaris,
1991a:3; dan 1991b:49).

Anda mungkin juga menyukai