Anda di halaman 1dari 4

PEDOMAN MUTU DAN K3

1. Pada bagian desain dan pengembangan Produk dan Jasa (8.4), belum menyertakan
persyaratan-persyaratan terkait dengan SMK3 pada kriteria di table berikut.
3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak
3.1 Pengendalian Perancangan
3.1.1 Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan identifikasi potensi
bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko yang dilakukan pada tahap
perancangan dan modifikasi.
3.1.2 Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan produk, pengoperasian mesin
dan peralatan, instalasi, pesawat atau proses serta informasi lainnya yang
berkaitan dengan K3 telah dikembangkan selama perencanaan dan/atau
modifikasi.
3.1.3 Petugas yang kompeten melakukan verifikasi bahwa perancangan dan/atau
modifikasi memenuhi persyaratan K3 yang ditetapkan sebelum penggunaan
hasil rancangan.
3.1.4 Semua perubahan dan modifikasi perencangan yang mempunyai implikasi
terhadap K3 diidentifikasikan, didokumentasikan, ditinjau ulang dan disetujui
oleh petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan.

2. Pada bagian Pengendalian Proses, Produk dan Jasa yang disediakan secara eksternal
(8.5) pada bagian (8.5.1) huruf (c), dapat ditambahkan seperti berikut:

“Mempertimbangkan dampak potensial terhadap kemampuan organisasi untuk secara


konsisten memenuhi persyaratan pelanggan maupun persyaratan hukum dan
persyaratan lainnya yang berlaku di bidang mutu dan K3”

Pada bagian 8.5.2, dapat ditambahkan komunikasi terkait dengan:


- Informasi-informasi terkait K3 dan persyaratan K3 sesuai dengan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. Pada bagian Identifikasi dan Mampu Telusur (8.6.2) perusahaan harus dapat
menjelaskan terkait dengan identifikasi dan pengendalian potensi masalah K3 yang dapat
muncul dari setiap material.
5.4 Kemampuan Telusur Produk
5.4.1 Semua produk yang digunakan dalam proses produksi dapat diidentifikasi di
seluruh tahapan produksi dan instalasi, jika terdapat potensi masalah K3.
5.4.2 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk penelusuran produk yang telah
terjual, jika terdapat potensi masalah K3 di dalam penggunaanya.
4. Pada bagian Properti milik pelanggan dan penyedia eksternal (8.6.3) perusahaan harus
dapat menjelaskan terkait dengan kegiatan identifikasi dan pengendalian potensi masalah
K3 sebelum digunakan.
5.3 Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok Pelanggan
5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan terlebih dahulu
diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya dan catatan tersebut
dipelihara untuk memeriksa prosedur.

5. Dalam pedoman, dilampirkan juga pada lampiran pedoman terkait dengan:


a. Daftar Dokumen Sistem Manajemen
b. Daftar Formulir Sistem Manajemen

IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO

1. Pada bagian 6.3, untuk potensi bahaya akan lebih mudah dibaca apabila dibuatkan daftar
table potensi bahaya dan contoh bahaya dari potensi tersebut seperti berikut:

Bahaya Potensi Risiko


 Tertabrak obyek bergerak
 Tertabrak obyek terbang
 Kejatuhan obyek
 Menabrak obyek tidak bergerak
Bahaya Fisik  Menabrak obyek bergerak
 Menabrak obyek yang menonjol
 Terjepit diantara obyek bergerak, misalnya roller
 Terjepit diantara obyek tidak bergerak, misalnya terperangkap
dicelah-celah
 Kontak dengan bahan kimia korosif
 Kontak dengan bahan kimia beracun
 Kontak dengan bahan kimia reaktif
 Kontak dengan bahan kimia yang mudah terbakar
Bahaya Kimia
 Terpapar gas/uap korosif
 Terpapar gas/uap beracun
 Terpapar gas/uap reaktif
 Terpapar gas/uap yang mudah terbakar
 Terkena penyakit menular/terinfeksi
Bahaya Biologi
 Terpapar patogen, bakteri dan atau virus
 Kontak dengan aliran listrik
Bahaya Listrik
 Kontak dengan listrik statis dan arus searah, misalnya baterai
 Kontak dengan suhu panas, misalnya kena api
Bahaya
 Terpapar panas, misalnya kena uap
Temperatur
 Kontak dengan suhu dingin, misalnya radang beku (frostbite)
 Terpapar dingin, misalnya ruangan pendingin
 Bahan mudah terbakar
 Bahan mudah bereaksi
Bahaya Kebakaran  Bahan mudah meledak
 Hubungan arus pendek
 Tekanan berlebihan
 Terpapar sinar laser
 Terpapar sinar x
 Terpapar sinar ultra-violet, misalnya pada pengelasan
Bahaya Radiasi
 Terpapar sinar yang berlebihan/kurang pencahayaan
 Terpapar sinar radiasi, misalnya α-ray, β-ray and γ-ray
 Terlalu lama berdiri
 Terlalu lama gerakan berulang ulang
 Terlalu lama pada posisi yang tidak benar
Bahaya Ergonomi
 Terlalu lama mengangkat barang
 Terlalu lama menarik/mendorong
 Terlalu lama menggunakan kekuatan tangan
 Jatuh di ketinggian yang sama
Bahaya Jatuh
 Jatuh di ketinggian yang berbeda
 Tertabrak
 Menabrak
Bahaya
 Kesasar
Transportasi
 Kerusakan di jalan
 Kecelakaan di jalan
Bahaya Benda  Terkena ujung yang lancip, misalnya jarum
Tajam  Terkena ujung/bagian yang tajam, contohnya pisau, cutter
Bahaya Kebisingan  Terpapar suara bising
 Emisi, misalnya, emisi dari asap pembuangan, uap, asap, dll.
 Pembuangan air limbah, air kotor, dll.
Bahaya Lingkungan  Tumpahan/bocoran bahan kimia, dll.
 Penggunaan sumber daya alam, misalnya kertas, kimia, dll.
 Tersambar petir
 Terlalu percaya diri
 Bercanda pada saat bekerja
Bahaya Perilaku  Mengabaikan/tidak mematuhi aturan/prosedur kerja
 Kondisi badan tidak sehat
 Tidak memakai alat pelindung diri
 Perampokan
 Pencurian
Bahaya Keamanan
 Pencurian dengan kekerasan
 Huru-hara
 Pembunuhan
 Pemalakan
 Penipuan
 Penculikan
 Sabotase
 Perkelahian
 Demonstrasi
 Tuntutan kenaikan upah/fasilitas
Bahaya Sosial
 Narkoba
 Gangguan proyek/pekerjaan dari masyarakat sekitar

ALAT PELINDUNG DIRI

1. Untuk formulir inspeksi alat pelindung diri:


- perlu diperjelas dalam prosedur terkait siapa yang melaksanakan (apakah inspeksi
dilaksanakan secara individual, dilaksanakan oleh supervisor, atau dilaksanakan oleh
HSE).
- Jumlah APD yang diinspeksi (satuan atau kelompok)
2. Untuk formulir penyerahan alat pelindung diri, dibuat juga formulir yang mengatur terkait
dengan pengembalian alat pelindung diri yang minimal menjelaskan:
- Siapa yang mengembalikan
- Apa yang dikembalikan
- Kondisi Ketika dikembalikan
- Disertai tanda tangan yang mengembalikan dan menerima APD

MANAJEMEN PERUBAHAN

1. Karena prosedur mengatur terkait dengan manajemen perubahan bukan hanya di K3


tetapi juga di mutu, maka perlu disertakan di tanggung jawab mengenai prosedurini dari
departemen QC yang memiliki tanggung jawab yang sama seperti HSE dalam
melaksanakan kegiatan manajemen perubahan.
2. Dikarenakan prosedur tidak hanya mengatur terkait dengan perubahan K3, maka
disarankan untuk kata-kata SMK3 dijadikan Sistem Manajemen Mutu dan Sistem
Manajemen K3.
3. Pada 6.3, Dijelaskan bahwa apabila perubahan terjadi memiliki implikasi terhadap K3
maka melaksanakan kegiatan IBPR, tetapi apabila perubahan memiliki implikasi terhadap
mutu, maka perusahaan dapat melaksanakan identifikasi mutu terhadap risiko dan
identifikasi mutu terhadap peluang yang baik sesuai dengan perubahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai