Anda di halaman 1dari 110

Hazard Identification, Risk Assessment dan

Determined Control
Identifikasi bahaya pengendalian dan penilaian Risiko
Job Safety Analysis
Analisa Keselamatan Kerja

HIRADC & JSA


“Menilai Risiko di Tempat kerja”
25 Juni 2021
Lya Caturianty, Amd.AL, SKM
Perspektif – K3
Webinar
Issue: Oct 2006 HIRARC Training
Peserta Webinar diharapkan dapat :

 Mengetahui hal hal yang harus


dipersiapkan sebelum penilaian risiko
 Mengetahui 4 Langkah Penilaian Risiko
 Mengetahui cara identifikasi Hazard
 Mampu membuat JSA (Job Safety
Assessment)
Sumber materi
 ISO 31000:2018
 ISO 31010
 SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
 ISO 45001:2018
TEMA 1

Mengetahui hal hal yang harus dipersiapkan


sebelum penilaian risiko

HIRADC & JSA


“Menilai Risiko di Tempat kerja”
25 Juni 2021
Lya Caturianty, Amd.AL, SKM
Perspektif – K3
Webinar
Issue: Oct 2006 HIRARC Training
Kenapa K3 Hazards & Risks penting?

 Adalah maksudnya mengidentifikasi


kontrol K3 harus dijabarkan.

 Menjelaskan dasar dari sasaran untuk


peningkatan
Risiko dan bahaya pekerjaan

Issue: Oct 2006 HIRARC Training


Risiko dan bahaya pekerjaan

Issue: Oct 2006 HIRARC Training


Risiko dan bahaya pekerjaan

Issue: Oct 2006 HIRARC Training


Definisi
Hazard:
Sumber, situasi, atau tindakan dengan potensial
membuat harm menyebabkan terluka pada manusia atau
sakit kesehatan(3.8), atau kombinasi keduanya

Risk:
Kombinasi atau kecenderungan terjadinya kegiatan
membahayakan karena paparan dan keparahan
terjadinya terluka atau sakit (3.8) yang diakibatkan oleh
paparan
MANAJEMEN RISIKO

Issue: Oct 2006 HIRARC Training


Setiap aktivitas,
tempat dan
teknologi
terdapat bahaya
& risiko
MANAJEMEN RISIKO
 Penerapan prinsip-prinsip manajemen
untuk mengindenfikasi, menganalisis,
menanggulangi dan mengendalikan
risiko dari suatu bahaya di tempat kerja.
MANAJEMEN RISIKO
 Bahaya
◼ Suatu keadaan atau tindakan
yang dapat mengancam
kehidupan manusia,
kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan dan
kegagalan proses
Peranan Organisasi pada SMK3/ OHSMS

 Pemahaman proses terjadinya risk dan peranana


penanganannya.
 Mewujudkan sistematis struktur dalam penangana
hazard mulai dari planning, design, operation dan
tingkatan emergency respons.
 Partisipasi dan pengertian daris eluruj tingkatan
organisasi.
 Jajaran manajer mempunyai pikiran unggul dalam
safety dan kesehatan karena terletak dalam proses
manajemen dimana hazards berada.
 Adalah tidak efektif bila bagian dari organisasi untuk
membiarkan terjkadinya risk sedangkan yang
lainnya bahkan menjaga tidak terjadi risk.
HIRADC haruslah

 Mengidetifikasi hilangnya paparan


 Mengetahui lebih dulu kemungkinan terjadi dan
konsekwensinya
 Plan dalam proses
 Paling tidak mengcangkup proses utama,
kegiatan dan oprasional
 Dilakukan oleh personil kompeten
 Memperhitungkan risk sevara teliti dan risk yang
berarti
 Mepersiapkan pengukuran kontrol biaya efektif,
as low, reasonable and practicable (ALARP)
 Atau As low reasonable and allowable (ALARA)
Kendala pada HIRADC
 Organisasi harus menentukan tingkatan ketelitian
yang dibutuhkan untuk proses risk assesment guna
menjamin significant risk yang diidentifikasi
 Tingkat Risk harus ditentukan untuk mendapatkan
pengukuran kontrol
 Tingakat ketelitian harus sesuai memfasilitasi
organisasi memilih dalam memilih pengukuran kontrol
yang sesuai
 Persyaratan kompetensi dan kebutuhan training untuk
personil guna identifikasi hazard dan risk assessment
Pendekatan Proses

Processes

Input Process Output


Activities
+
Resources
IDENTIFIKASI KEGIATAN

• Kegiatan Routine dan


non routine, produk,
jasa, subcontractor dan
kegiatan visitor
• Kumpulkan Informasi:
lokasi, tingkatan,
pabrikasi, orang yang
terkena
• Sumber lainnya: proses
bisnis, quality plan,
aspect identification
Sumber Hazard
External Parties

Workplace/ Equipments
Environment

Hazards
Process/Activities
Product

Changes Material, Energy

Human
Tipe Hazards

 Physical Hazards
 Electrical Hazards
 Chemical Hazards
 Mechanical Hazards
 Biological Hazards
 Ergonomic
 Psychosocial Hazards
 Gravity Hazards
Physical Hazards

• Noise
• Vibration
• Radiation (ionizing atau non-ionizing)
• Temperatur
• Harmful energy (Pressure, Kinetic,
Potential, Electric)
• Physical characteristics (sharpness,
slipperiness, roughness)
• Moving parts of machinery
Noise

Suara yang dihasilkan


ketika gaya menyebabkan
suatu benda atau zat
bergetar - energi ditransfer
melalui zat dalam
gelombang.

Contoh: Dampak
kebisingan, getaran, relief
tekanan tinggi, peralatan
noise
Noise – Contoh
Radiasi

Energi yang dipancarkan dari


unsur-unsur radioaktif, atau
sumber, dan alami bahan
radioaktif.

Contoh: masalah pencahayaan,


pengelasan busur, sinar-X,
sinar matahari, oven
microwave, alami bahan
radioaktif (NORM) skala, atau
sumber-sumber non-pengion
lainnya
Ionizing Radiation Non-Ionizing
Radiation
Radiasi: contoh
Temperatur

Pengukuran perbedaan dalam


energi panas benda atau
lingkungan, yang tubuh manusia
indra sebagai panas atau dingin.

Contoh: api dan pengapian


sumber terbuka, permukaan yang
panas atau dingin, cairan atau
gas, kerja panas, gesekan, kondisi
lingkungan umum, uap, kondisi
cuaca ekstrim dan perubahan
Temperatur - contoh
Pressure/ tekanan

Energi yang diterapkan oleh


cairan atau gas yang telah
dikompresi atau berada di
bawah ruang hampa.

Contoh: tekanan pipa, silinder


dikompresi gas, saluran
kontrol, kapal, tank, selang,
pneumatik dan peralatan
hidrolik
Pressure/ tekanan – contoh
Kinetic/ motion

Perubahan posisi
benda atau zat.

Contoh: kendaraan,
kapal atau gerakan
peralatan, air
mengalir, angin, posisi
tubuh: mengangkat,
mengejan, atau
membungkuk
Kinetic/ Motion – contoh pergerakan
objek atau alat
Electrical Hazards
• Kondisi berbahaya di mana
seorang pekerja bisa membuat
kontak listrik dengan peralatan
energi atau konduktor, dan dari
mana orang tersebut dapat
mempertahankan cedera akibat
sengatan; dan / atau,

• Ada potensi bagi pekerja untuk


menerima flash busur bakar,
luka bakar, atau cedera
ledakan.
Electrical

Keberadaan dan
aliran muatan
listrik.

Contoh: kabel
listrik, transformer,
muatan statis, petir,
peralatan energi,
kabel, baterai
Electrical / energi listrik - contoh
Chemical Hazards
• Route terkena: Inhalation,
Skin Absorption, Ingestion,
Injection
• Type dari chemical:
Explosives, Flammable
liquids, Corrosives,
Oxidizing materials, Toxic,
carcinogenic, mutagenic,
teratogenic, substances,
water reactive
Chemical hazard

Energi hadir dalam bahan kimia


yang inheren, atau melalui
reaksi, memiliki potensi untuk
menciptakan bahaya fisik atau
kesehatan kepada orang-orang,
peralatan, atau lingkungan.

Contoh: uap mudah terbakar,


bahaya reaktif, karsinogen atau
senyawa beracun lainnya,
korosif, pyrophorics, bakar, gas
inert, asap las, debu
Chemical hazard – contoh
Mechanical Hazards
• Bahaya Mekanik diciptakan oleh
operasi bertenaga dari appara-
tus atau alat. Kekuatan yang
diterapkan mungkin listrik atau
manusia. alat atau
aparatur yang ada pada tiga
lokasi di mana bahaya mekanis
bisa ada:
❑ titik operasi
❑ titik transmisi daya
❑ daerah bagian yang bergerak
Mechanical hazard

Energi dari komponen dari


sebuah sistem mekanik,
yaitu rotasi, getaran,
gerakan, dll dalam sepotong
dinyatakan stasioner
peralatan / mesin.

Contoh: berputar peralatan,


mata air dikompresi, sabuk
drive, konveyor, motor
Mechanical hazard – contoh
Biological Hazards

• Biological Route:
Airborne,Bloodborne,Contact,Fec
al-oral,Foodborne, Animal-
borne,Insect-borne
• Type of Biological hazards:
Biological wastes (blood, fluids,
etc), Drugs (marijuana), Viruses,
bacteria, Fungi, molds,
Parasites, insects, Poisonous or
diseased plants, animals
Biological Hazard

Organisme hidup yang


dapat menimbulkan
bahaya.

Contoh: hewan, bakteri,


virus, serangga,
patogen melalui darah,
makanan tidak benar
ditangani, air yang
terkontaminasi
Biological hazard - contoh
Ergonomics Hazards
• Improper lifting and handling,
overload
• Poor work, task design,
• Repetitive motion
• Prolonged sitting
• Poor layout
• Poor posture
• Poorly designed tools and
equipment
• Poor: lighting, ventilation,
temperature control, humidity
Psychosocial Hazards
Violence, discrimination
Stress
• Over working load
• Working Time
• Lack of personal space, privacy
• Poor relationship between staff
• Monotonous/repetitive work
• Harrasment
• Intimidation
• Stressor
Risiko faktor psikososial
Sumber Bahaya Bahaya Risiko

WORK ORGANIZATION Stress Work performance

JOB CONTENT Stress Fatigue, Work


performance

SHIFTWORK Stress Fatigue, personality

WORK SITE Stress Personality, Work


performance

OTHERS Stress Accident prone


Gravitasi Hazards
• Jatuh dari ketinggian
• Jatuh beda tinggi
• Tertimpa barang
• Terperosok
• Tertimbun jatuhan
• Terkubur runtuhan
Gravitasi

Gaya yang
disebabkan oleh daya
tarik semua massa
lainnya dengan massa
bumi.

Contoh: benda jatuh,


atap runtuh, tubuh
tersandung atau jatuh
Gravitasi – contoh benda jatuh
SUMBER INFORMASI DARI HAZARD IDENTIFICATION

◼ Brainstorming ◼ Review of similar industries’ incident case


studies
◼ Inspection
◼ Review of industry codes and standards
◼ Professional Judgment
◼ Incident Recall
◼ Use of loss exposure checklist
◼ “What if” checklist technique
◼ Review of all activities and
processes ◼ Risk Matrix

◼ Task Analysis or Job Hazard ◼ HAZOP (Hazard and operability Studies)


Analysis
◼ FMEA/FMECA (Failure Modes, Effects and
◼ Review of chemical inventories and Criticality Analysis)
equipment (manual handbook)
◼ FTA (Fault Tree Analysis)
◼ Review of energy sources
◼ ETA (Event Tree Analysis)
◼ Review of legal requirements
◼ Quantitative techniques
MANAJEMEN RISIKO
 Penerapan prinsip-prinsip manajemen
untuk mengindenfikasi, menganalisis,
menanggulangi dan mengendalikan
risiko dari suatu bahaya di tempat kerja.
MANAJEMEN RISIKO
 Bahaya
◼ Suatu keadaan atau tindakan
yang dapat mengancam
kehidupan manusia,
kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan dan
kegagalan proses
MANAJEMEN RISIKO
 Risiko
◼ Konsekuensi yang diterima akibat
terjadinya petaka/kerugian dari
suatu bahaya.
◼ Di nilai berdasarkan keparahan
(severity)/ kerugian (losses) dan
peluang kejadian (probability)
MANAJEMEN RISIKO
 Jenis risiko :
◼ Opportunity - based risk
 Risiko berdasarkan adanya
kesempatan
◼ Uncertainty - based risk
 Risiko berdasarkan adanya
ketidakpastian
◼ Hazard - based risk
 Risiko berdasarkan bahaya yang
akan dihadapi
TEMA 2

Mengetahui 4 Langkah Penilaian Risiko

HIRADC & JSA


“Menilai Risiko di Tempat kerja”
25 Juni 2021
Lya Caturianty, Amd.AL, SKM
Perspektif – K3
Webinar
Issue: Oct 2006 HIRARC Training
MANAJEMEN Risiko (Penilaian Risiko)
1.
PEMANTAPAN
KONSULTASI DAN KOMUNIKASI
KONTEKS

2.
IDENTIFIKASI
BAHAYA
PEMANTAUAN &
PENINJAUAN
ULANG
3.
PENILAIAN
RISIKO

5.
PENGENDALIA
N RISIKO
MANAJEMEN Risiko
 Pemantapan konteks :
◼ Lingkup kegiatan
◼ Struktur organisasi
◼ Standar/pedoman untuk
menentukan kriteria risiko
◼ Prosedur untuk kegiatan
penilaian risiko
◼ Pemantauan dan tinjauan ulang
◼ Dokumentasi
MANAJEMEN RISIKO
 Identifikasi
• bahaya
◼ Adakah sumber yang dapat
menimbulkan
petaka/kerugian?
◼ Apa saja yang terkena /
terpengaruh bila terjadi
petaka / kerugian?
◼ Bagaimana petaka /
kerugian itu terjadi?
MANAJEMEN RISIKO
 Sumber bahaya :
◼ Bahan/material
◼ Peralatan / mesin
◼ Metoda / cara kerja
◼ Lingkungan / tempat kerja
MANAJEMEN RISIKO
 Bahaya terhadap :
◼ Manusia
◼ Produk
◼ Peralatan / Prasarana
◼ Lingkungan
◼ Proses (downtime)
◼ Reputasi
◼ Finansial
MANAJEMEN RISIKO
 Kejadian yang
dapat menimbulkan
petaka / kerugian :
◼ Pemajanan
◼ Jatuh dari
ketinggian
◼ Ledakan
◼ Kebakaran
◼ Kontaminasi
◼ Keracunan dll.
MANAJEMEN RISIKO
 Teknik identifikasi bahaya :
◼ Mengidentifikasi seluruh proses/aktivitas
rutin, non rutin dan darurat
◼ Mengidentifikasi sebanyak mungkin bahaya
pada setiap proses/aktivitias yg telah
diidentifikasi berikut akibatnya.
◼ Akibat dari bahaya :
 Manusia : kematian, cacat, sakit, luka dll
 Properti : rusak, hilang,
MANAJEMEN RISIKO
 Penilaian risiko
◼ Analisa Risiko
 analisa untuk
menentukan besarnya
risiko dari suatu
petaka/kerugian
 Risiko dinilai berdasarkan
kemungkinan terjadi
(likelihood) dan
keparahan
(severity/consequnce)
dari petaka/kerugian
yang terjadi
RISK ASSESSMENT
Penilaian Risiko

Issue: Oct 2006 HIRARC Training 67


Risk assessments

 Tiap hazard harus dievaluasi


untuk mengetahui tingkatan
risk
 Dua Type:
◼ Base risk assessment
◼ Residual risk assessment
Base Risk Assessment

• Base risk assessment mengabaikan kontrol yang


ada dan evaluasi Risiko terkait dengan kegiatan
atau situasi.

• Base Risk assessment digunakan untuk identifikasi


kegiatan atau situasi dalam tingkat mencukupi
dari Risiko terkait dalam OHSMS (contoh:
tanggung jawab terkait, monitor kinerja dan audit,
rekaman kinerja, pelatihan yang diberikan dllnya).

• Mirip dengan Identifikasi Aspek pada ISO14001


Residual Risk Assessment
• Residual risk assessment adalah tingkatan
Risiko dimana kegiatan atau situasi dibawah
kendali organisasi.
• Residual risk digunakan untuk mengukur
apakh jalan kegiatan atau situasi yang
dilaksanakan
• Bila tingkat dari residual risk sangat tidak
terkontrol harus daiubah atau Risiko
dihilangkan sesuai ketentuan
• Tipe dari risk assesment seringkali digunakan
untuk identifikasi sasaran guna meningkatkan
sistem.
CHANGE MANAGEMENT DALAM RISK ASSESSMENT

• Risk assessment adalah proses yang


terus menerus
• Tinjau dan perbarui identifikasi hazard dan
risk assessment bila kondisi berubah
contoh: kegiatan baru, kriteria klasifikasi
(hukum aturan)
KONTROL RISK

Issue: Oct 2006 HIRARC Training 72


Hirarki Kontrol dari Risk - ESMEATA
ELIMINATION

SUBSTITUTION

ENGINEERING CONTROL
ADMINISTRATIVE
CONTROL

PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT
Elimination (Dihilangkan)

• Eliminate or stop using process


or substance
• The most effective level of
control
Substitution (Penggantian)

• To substitute Substance,
Form
• Objective: to reduce risk,
not eliminate risk
Minimalization (Penekanan)

• Dikurangi penggunaannya
• Baik dalam besaran,
volum, rincian
Engineering (Rekayasa)

ISOLASI
isolasi’ Hazard/hazardous job / area
e.g. machine guarding, interlock system,

VENTILASI
Mencegah lingkungan kerja dari kontaminasi udara/
panas dan dingin, kering dan basah,
Administrative (Dokumentasi)
"Safe" working methods/Prosedur
• Isolasi / Segregasi
• Mengurangi waktu paparan per orang
• Mengurangi waktu rata rata beban terpapar
• Meningkatkan jumlah terpapar
• Rotasi pekerja
•Training
Training (Pelatihan)
Melakukan
• Edukasi
• konseling
• bimbingan
• Training
Personal Protective Equipment (APD)

• Opsi kontrol terakhir dalam


hirarki kontrol dan
digunakan di mana teknik
lain yang "tidak wajar dapat
dilakukan“
• Harus hati-hati memilih
dibutuhkan berdasarkan
bahaya, dan harus ada
masukan dari karyawan
terkait
Seleksi Pengendalian
 As low as reasonable and
practicable (ALARP)
 Effectively reduces the
probability or severity of
accidents
 Cost little to implement or
comply and maintain
 Low Cost/Benefit(Risk reduction)
ratio
 Low probability of failure or non-
compliance
 Technological options, Legal and
other requirements, Business,
Views of interested parties, risk
CARA MUDAH RISK-BASED CONTROL PLAN
Risk Level Tindakan & Jangka Waktu

Trivial Tidak diperlukan tindakan.


Tidak perlu catatan, jika ada peraturan perlu pemantauan.

Acceptable Tidak memerlukan pengendalian tambahan.


Diperlukan pemantauan untuk memastikan pengendalian yang ada
dipelihara.

Moderate Harus melakukan tindakan untuk menurunkan tingkat risiko.


Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam periode
waktu tertentu.

Substantial Pekerjaan sebaiknya tidak dilakukan sampai tingkat risiko


diturunkan. Penggunaan sumberdaya dapat dipertimbangkan untuk
dialokasikan dalam menurunkan risiko. Bila risiko melibatkan
pekerjaan yang sedang berlangsung, perlu diambil tindakan segera.

Unacceptable Pekerjaan tidak boleh dilakukan sampai tingkat risiko diturunkan.


Jika risiko tidak mungkin diturunkan sekalipun dengan sumberdaya
yang tidak terbatas, pekerjaan dihentikan dan tidak boleh dilakukan
TEMA 3

Mengetahui cara identifikasi Hazard

HIRADC & JSA


“Menilai Risiko di Tempat kerja”
25 Juni 2021
Lya Caturianty, Amd.AL, SKM
Perspektif – K3
Webinar
Issue: Oct 2006 HIRARC Training
Identifikasi Bahaya
 Kenali Bahaya disekitar area kerja
anda
Identifikasi Bahaya dan Potensial Accident

 Cari Bahaya
◼ Dihasilkan dari pekerjaan
◼ Dihasilkan oleh Lingkungan
 Observasi pekerjaan Ulangi sebanyak
yang diperlukan untuk
mengidentifikasi semua bahaya
TEMA 4

Cara membuat JSA (Job Safety Assessment)

HIRADC & JSA


“Menilai Risiko di Tempat kerja”
25 Juni 2021
Lya Caturianty, Amd.AL, SKM
Perspektif – K3
Webinar
Issue: Oct 2006 HIRARC Training
JOB SAFETY ANALYSIS

Issue: Oct 2006 HIRARC Training


Latar belakang JSA

✓Jangan dibingungkan antara JSA dengan Job


Hazard Assessment (JHA) milik OSHA

✓JSA adalah alat untuk melakukan JHA

✓JSA akan membuat tempat kerja aman

✓Bantuan pelatihan
Analisa proses pekerjaan
dari aspek K3

Langkah-langkah :
• uraikan tahapan pekerjaan,
• identifikasi potensi bahaya yang mungkin ada,
• tetapkan tindakan untuk mengendalikan
bahaya atau menghilangkannya sama sekali
Job Safety Analysis

Rincian alur menjadi bagian-bagian dari


metode atau prosedur untuk
menentukan bahaya yang
berhubungan dengan setiap langkah
kunci dan persyaratan untuk
melakukan kerja dengan aman.
Prioritas utama pada:
Job Safety Analysis

 Pekerjaan baru
 Potensi keparahan
 Sejarah Menonaktifkan
 Cedera
 Frekuensi Kecelakaan
Job Safety Analysis

 Job berarti "tugas“


 (Mengubah ban tidak montir
otomatis)
 "Kunci" adalah langkah-langkah
 terlalu rinci menjadi rumit
 tidak cukup detail menjadi sia-sia
Rincikan alur kerja dalam beberapa langkah

HINDARI !
 membuat rinciannya begitu detail
 jumlah yang tidak perlu besar dengan hasil
beberapa langkah
 membuat rincian pekerjaan sehingga umum
bahwa langkah-langkah dasar yang tidak
tercatat
Membangun pemecahan
masalah
 Menemukan cara baru untuk
melakukan pekerjaan
 Mengubah kondisi fisik yang
menciptakan bahaya
 Mengubah prosedur kerja
mengurangi frekuensi
Cara baru melaksanakan
pekerjaan
 Tentukan tujuan kerja pekerjaan, dan
kemudian menganalisa berbagai cara
untuk mencapai tujuan ini untuk
melihat cara yang paling aman.
 Mempertimbangkan alat
memudahkan kerja dan peralatan.
Merubah kondisi fisik

 Alat, bahan, tata letak peralatan atau


lokasi
 Perubahan studi hati-hati untuk
manfaat lain (biaya, penghematan
waktu)
Merubah prosedur kerja

 Apa yang harus pekerja lakukan


untuk menghilangkan bahaya
 Bagaimana seharusnya hal itu
dilakukan?
 Perubahan dokumen secara rinci
Mengurangi keseringan

 Apa yang dapat dilakukan untuk


mengurangi frekuensi pekerjaan ??
 Mengenal komponen yang
menyebabkan sering perbaikan –
perubahan
 Mengurangi getaran menyimpan
bagian-bagian mesin
Apa akibatnya ??

 Sebuah pekerjaan yang telah didesain


ulang dapat mempengaruhi pekerjaan
lain atau proses kerja.
 Periksa atau mengamati ulang proses
baru setelah telah didesain ulang
Manfaat Penerapan JSA
1. Menemukan bahaya
2. Menentukan jenis alat pengaman
3. Merumuskan standar pelaksanaan kerja
4. Penerapan stndar pekerjaan aman
5. Sebagai daftar periksa/check list
6. Menurunkan kecelakaan & PAK
7. Membantu penyelidikan kecelakaan
Manfaat JSA bagi setiap pekerja :

a. Menjalankan komitmen
perusahaan di bidang K3
b. Memastikan prosedur kerja
aman
c. Menstandarkan prosedur kerja
Mempersiapkan JSA
❖Keterlibatan pihak manajemen
❖Pendidikan dan pelatihan
❖Penetapan tujuan dan sasaran
❖Pemilihan prioritas pekerjaan
➢ Pekerjaan yang berbahaya (laporan kec.)
➢ Pekerjaan baru
➢ Pekerjaan yang akan ditinjau ulang K3-nya
➢ Pekerjaan yang dianggap bahaya (tdk pernah kec.)
➢ Semua pekerjaan pada umumnya
Aspek yang terkait dengan JSA

Ada 4 aspek yang membantu dalam JSA :


1. Manusia
orang yang terkait : operator, supervisor dll
2. Peralatan dan mesin yang digunakan
3. Material (Bahan)
4. Lingkungan kerja
Metode
Praktek kerja dan prosedur kerja dari perkerjaan yang
dianalisis.
Pedoman Pembuatan JSA

Untuk menjamin konsisten aplikasi JSA, ada dua


hal yang mendasar, yaitu :

❑ Lakukan yang benar pada saat


pertama kali (Do right at fisrt time)
❑ Tulis apa yang anda lakukan dan
lakukan apa yang anda tulis
(WWYD,DWYW)
Langkah – Langkah JSA

1. Pemilihan pekerjaan (Job selection)


➢ Pekerjaan yang berbahaya (laporan kec.)
➢ Pekerjaan baru
➢ Pekerjaan yang akan ditinjau ulang K3-nya
➢ Pekerjaan yang dianggap bahaya (tdk pernah kec.)
➢ Semua pekerjaan pada umumnya
2. Menguraikan pekerjaan (job breakdown)
➢ ikutsertakan orang yang ahli
➢ jelaskan maksud dan tujuan JSA
➢ Siapkan lembar kerja
➢ Uraikan pekerjaan ( jangan terlalu detail
atau terlalu umum)
➢ Catat semua langkah pekerjaan
➢ Diskusikan tahapan pekerjaan tersebut.
3. Identifikasi potensi bahaya (hazard identification)

➢ Identifikasi potensi bahaya pada setiap tahapan.


➢ Analisa dan merinci potensi bahaya
➢ Dicatat pada lembar kerja
➢ Tunjukkan catatan kepada pekerja/operator
➢ Konsulatasikan dan diskusikan
4. Penetapan upaya pengendalian
➢ Cara/jalan lain
➢ Mengubah keadaan fisis, mekanis, lay out
atau lingkungan kerja.
➢ Mengubah prosedur kerja
➢ Mengubah frekwensi kerja Hindari
➢ Memberikan APD penggunaan :
hati-hati, agar
waspada
Mengatasi bahaya selalu ajukan pertanyaan :
-Apakah dapat dikerjakan dengan cara lain ?
-Bagaimana seharusnya menegrjakan ?
Contoh work sheet JSA

JOB SAFETY ANALYSIS


Jenis pekerjaan : Tanggal :
Unit/Seksi : AHLI K3 :

No tahapan pekerjaan potensi bahaya pengendalian

1
2
3
4
Tim JSA
No Nama Jabatan Tanda tangan
TERIMA KASIH

Apakah ada Pertanyaan ?

Terima Kasih telah mendengarkan…

Mohon maaf jika ada salah kata, ucap, baik secara sengaja maupun
tidak sengaja….

Semoga ilmu yang disampaikan dapat bermanfaat, semoga bisa


menjadi ladang pahala dan amal jariyah untuk kita semua…

Amin

Atas nama PT Phitagoras


Lya Caturianty, Amd.AL, SKM
081808335504 (WA/Telegram)
lya_bekti@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai