Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN RISIKO

Dengan Strategi ProAktif


menggunakan Teknik IBPPR / HIRADC

Identifikasi Penilaian Pengendalian


bahaya Risiko

HI RA DC
Hazard Risk Determine
Identification Assessment of Control
Kenapa perlu
MANAJEMEN RISIKO
• Setiap pemilik perusahaan tentu tidak ingin bisnis yang
dijalankan mengalami masalah. Khususnya masalah K3 &
Lingkungan yang bisa datang dari mana saja seperti dari:

➢ Manusia,

➢ Proses Kerja,

➢ Mesin/Peralatan,

➢ Material / Bahan kimia,

➢ Lingkungan Kerja.
MANAJEMEN RISIKO K3
• Manajemen risiko K3 adalah upaya untuk mencegah / minimalisir
kecelakaan kerja / penyakit akibat kerja.

• Manajemen risiko K3 juga disebut sebagai upaya mengelola risiko K3


secara komprehensif (terencana, terukur, terstruktur serta sistematis)
untuk mencegah terjadinya insiden dari tahapan Identifikasi bahaya &
risiko, Penilaian risiko dan Penentuan Pengendalian.

Identifikasi bahaya & risiko Penilaian risiko Penentuan


Pengendalian
Referensi dari berbagai sumber :
• SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
• Grand Desain Manajemen Risiko dari BSN No.5 Tahun 2018 berbasis SNI ISO 31000
• Modul Pedoman K3, ILO Jakarta
• Manajemen Risiko berbasis SNI ISO 31000;
• ISO 45001:2018;
• Australia/New Zealand Standards 1999, 2004;
Tujuan Manajemen Risiko K3

• Mencegah dan atau mengurangi risiko yang mungkin


(belum pernah) / pernah terjadi dalam aktifitas pekerjaan.

• Mencegah munculnya kembali risiko yang pernah terjadi

• Panduan terpenting untuk bekerja aman dan selamat

• Meningkatkan komitmen dan kinerja K3 perusahaan

Referensi dari berbagai sumber :


• SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
• Grand Desain Manajemen Risiko dari BSN No.5 Tahun 2018 berbasis SNI ISO 31000
• Modul Pedoman K3, ILO Jakarta
• Manajemen Risiko berbasis SNI ISO 31000;
• ISO 45001:2018;
• Australia/New Zealand Standards 1999, 2004;
Beberapa hal yang perlu diidentifikasi perusahaan dalam melakukan
manajemen risiko K3 di tempat kerja, di antaranya:

• Klasifikasi aktivitas rutin, non-rutin dan kondisi emergency di setiap


departemen

• Bahaya dari dalam dan luar lingkungan tempat kerja

Sumber referensi: SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 & ISO 45001:2018


Teknik Dasar Menerapkan Manajemen Risiko
• Identifikasi potensi bahaya & risiko
merupakan upaya untuk mengenali,
mengetahui bahaya dan risiko pada
proses kerja, tempat kerja, mesin /
peralatan, dll.
Identifikasi bahaya & risiko

• Penilaian risiko merupakan


penentuan tingkat risiko yang telah
ditetapkan untuk menentukan prioritas
pengendalian bahaya & risiko.
Penilaian risiko

• Penentuan Pengendalian
merupakan pengaplikasian
pengendalian bahaya & risiko dari
tahapan 5 hirarki pengendalian.
Penentuan
Pengendalian
Definisi
POTENSI BAHAYA

• SMK3 PP 50/2012 (Lembar Penjelasan: pasal 11 ayat 4): yang


dimaksud dengan “potensi bahaya” adalah kondisi atau keadaan baik
pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja,
sifat kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi
menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, dan penyakit akibat kerja.

• ISO 45001 mendefinisikan potensi bahaya sebagai sumber atau situasi


maupun aktifitas yang berpotensi untuk menyebabkan cedera /
kematian (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja, kerusakan
property, lingkungan ataupun kombinasinya. (klausul 3.19)
POTENSI BAHAYA
Terdiri dari Sumber Bahaya & Faktor/Jenis Bahaya

Sumber Bahaya Faktor/Jenis Bahaya


Manusia (Sifat Pekerjaan) Fisika
Mesin / Peralatan Kimia
Metode / Cara Kerja Biologi
Material (bahan) Ergonomi
Lingkungan Kerja Psikologi
Proses Produksi Mekanik
dll
Potensi bahaya yang bersumber dari Manusia yang dapat
menyebabkan Insiden

Contoh:
• Pekerja tidak dalam kondisi sehat, tidak kompeten dalam
mengoperasikan alat angkat / angkut, kendaran / mengggunakan
peralatan perkakas kerja.
• Pekerja kurang pengalaman, kurang terampil, bersenda-gurau,
mengambil jalan pintas, kurang teliti, dll.
Potensi bahaya yang bersumber dari Mesin / Peralatan yang
dapat menyebabkan Insiden

Contohnya:
• Alat angkat angkut (forklift, crane, dll)
• Mesin gerinda, gergaji, dll
• Komputer
• Peralatan listrik
• Hand tools (obeng, tang, dll),
• Tangga, scaffolding, dll.
Potensi bahaya yang bersumber dari Metode (Cara kerja)
yang dapat menyebabkan Insiden
Contoh:
• Cara kerja seperti posisi saat kerja,
sehingga postur tubuh tidak
ergonomis.

• Cara mengangkat material yang


mengakibatkan hamburan debu
material / muncul percikan api
serta tumpahan bahan berbahaya.

• Tidak menggunakan alat kerja


sesuai.
Potensi bahaya yang bersumber dari Material (bahan kimia)
yang dapat menyebabkan Insiden

Contoh: bahan kimia (cairan, padat, gas, serbuk, dll) yang digunakan
pada proses kerja dan memiliki bahaya serta risiko mengacu pada
karakteristik bahan kimia, antara lain:

• Mudah terbakar dan meledak


• Menimbulkan alergi
• Bahan iritan
• Karsinogen
• Bersifat racun
• Radioaktif
Potensi bahaya yang bersumber dari Lingkungan kerja yang
dapat menyebabkan Insiden
Contoh:
• Area kerja berdebu,
• Permukaan jalan kurang baik,
• Pencemaran udara,
• Pencahayaan kurang / berlebih,
• Cuaca panas / dingin, dll.
• Hewan buas
Faktor/jenis bahaya

Ada banyak referensi faktor/jenis bahaya yang dapat dijadikan


rujukan ketika melakukan identifikasi bahaya, diantaranya dari:

• PerPres No. 7 Tahun 2019


• Permenaker No. 5 Tahun 2018
• Permenkes No. 48 Tahun 2016
• ILO (International Labour Organization)
• OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
• CCOHS (Canadian Centre for Occupational Health and Safety)

Faktor Bahaya menurut Permenaker 5 tahun 2018

➢ Faktor Fisika
➢ Faktor Kimia
➢ Faktor Biologi
➢ Faktor Ergonomi
➢ Faktor Psikologi
Faktor Bahaya Fisika
• Faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat fisika,
disebabkan oleh penggunaan mesin,
peralatan, bahan dan kondisi
lingkungan di sekitar Tempat Kerja yang d
apat menyebabkan gangguan dan penyakit
akibat kerja pada Tenaga Kerja, meliputi
Iklim Kerja, Kebisingan, Getaran,
radiasi gelombang mikro, Radiasi Ultra
Ungu (Ultra Violet), radiasi Medan Magnet
Statis, tekanan udara dan Pencahayaan

Contoh Sumber Bahaya Faktor bahaya fisika yang


dimaksud
Mesin Las, Mesin kendaraan, Mesin Produksi, dll Kebisingan
Mesin Jack Hammer, Excavator, Forfklit Getaran
Gelombang tegangan ekstra tinggi (SUTET) Gelombang Listrik
Suhu indoor / outdoor terlalu panas atau terlalu dingin Iklim Kerja
Elektromagnetik dari HP, Radiasi dari layar monitor, Radiasi
X-Ray dari mesin rontgen
Cahaya lampu Pencahayaan
Faktor Bahaya Kimia

• Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat


kimiawi, disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan turunannya di
Tempat Kerja yang dapat menyebabkan penyakit pada Tenaga
Kerja, meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap dan partikulat.

Sumber Bahaya Faktor bahaya kimia yang dimaksud


Penggunaan bahan kimia Kontaminen kimia di udara berupa gas,
(padat, cair, gas) dan kondisi uap dan partikulat (debu), reaktif,
lingkungan kerja bertekanan
Faktor Bahaya Biologi

• Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang


bersifat biologi, disebabkan oleh makhluk hidup meliputi hewan,
tumbuhan dan produknya serta mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja.

Sumber Bahaya Faktor bahaya biologi yang


dimaksud
Lingkungan Kerja Terpapar alergen dan toksin
(Tumbuhan beracun, hewan buas, virus,
bakteri, serangga)
Faktor Bahaya Ergonomi

• Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja,


disebabkan oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja yang
meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat
terhadap Tenaga Kerja.

Sumber Bahaya Faktor bahaya ergonomi yang dimaksud

Cara Kerja Membungkuk-berdiri-membungkuk


Desain alat Kerja / Posisi kerja Pekerjaan yang mebutuhkan menjangkau
terlalu tinggi
Cara Kerja / beban yang diangkat Mengangkat beban berat
Posisi Kerja statis duduk di depan komputer dalam
waktu lama
Faktor Bahaya Psikologi

• Faktor yang mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja, disebabkan oleh


hubungan antar personal di Tempat Kerja, peran dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan.

Sumber Bahaya Faktor bahaya psikologi yang dimaksud

Manusia / Cara Kerja Stres, kekerasan, pelecehan,


gangguan mental
Manusia / Cara Kerja Intimidasi, bullying, kata-kata kasar dari rekan
kerja
Manusia yang membuat rencana tekanan beban kerja berlebih secara kuantitatif
kerja
Manusia yang membuat rencana deadline pekerjaan yang tidak masuk akal
kerja
Sistem Kerja Pengembangan karir
Faktor Bahaya Mekanikal

• Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-


benda tajam, yang dapat menimbulkan risiko pada pekerja seperti
tersayat, tertusuk, terjepit, terhimpit, terpotong, tertabrak dan
sebagainya.

Sumber Bahaya Bahaya mekanikal yang dimaksud


Crane, Forfklit, OHC, dll Gerakan mengayun, dll
Mobil, motor, truck Pergerakan mesin Kendaraan / alat
Obeng, tang, palu, alat potong, dll Gerakan mengayun, Pemotongan
Contoh potensi bahaya dalam aktifitas kerja

kemungkinan Cahaya yang ekstrim - Fisika


kontaminasi bakteri
dalam APD - Biologi suhu panas - Fisika

logam yang jatuh - Gravitasi


Asap dan uap - Kimia

percikan dan api - Termal

Gas propane & oxygen dalam selang - Kimia

kabel listrik - Elektrik


Contoh potensi bahaya dalam aktifitas kerja

hewan beracun - Biologi

kabel listrik - Elektrik pergerakan excavator - mekanik

pergerakan boom - Mekanik

Posisi orang di pijakan


yang tidak stabil - pergerakan bucket - Mekanik
Gravitasi

kabel bawah tanah - Elektrik

tanah longsor - Gravitasi


Contoh potensi bahaya dalam aktifitas kerja

Radiasi Monitor PC - Fisika Kabel listrik - Elektrik


Alat pemotong - Mekanik

Tumpukan Barang - Gravitasi

Serangga/Bakteri dari makanan - biologi

Kursi tidak ergonomis - ergonomi

Rak lemari terbuka - Gravitasi


Alat pemanas - Termal

Tumpukan barang - Gravitasi


Bahaya K3 terbagi menjadi dua kategori yaitu:

• Bahaya terhadap keselamatan

➢ Bahaya keselamatan adalah Potensi bahaya yang menimbulkan


risiko kecelakaan kerja, misalnya luka bakar, luka sayat, patah
tulang, cacat atau bahkan kematian

• Bahaya terhadap Kesehatan

➢ Bahaya kesehatan merupakan Potensi bahaya yang menimbulkan risiko


penyakit akibat kerja dengan dampak jangka pendek/panjang pada kesehatan
misalnya kehilangan pendengaran karena kebisingan, masalah pernapasan
yang disebabkan oleh paparan zat kimia / debu, dll
Definisi Risiko
• Risiko disebut sebagai Akibat yang kurang menyenangkan (merugikan,
membahayakan) dari suatu perbuatan atau Tindakan.

• Risiko merupakan efek ketidakpastian terhadap terjadinya suatu


peristiwa dalam kurun waktu tertentu, termasuk tingkat suatu kerugian
(keparahan) dari suatu potensi bahaya (kondisi, aktifitas atau proses
kerja).

• Risiko juga didefinisikan sebagai insiden yang telah teridentifikasi atau


pernah terjadi sebelumnya dari suatu potensi bahaya (kondisi, aktifitas
atau proses kerja).

Referensi definisi diambil dari berbagai sumber :


• KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
• PerMenKes 25 tahun 2019, PerMenHan 17 tahun 2021
• Grand Desain Penerapan Manajemen Risiko di BSN 2018
• SNI ISO 31000:2018, Risk Management;
• SNI ISO Guide 73:2016, Risk management; AS NZS 4360 2004; OSHA
• ISO 45001:2018 migrasi dari OHSAS 18001:2007;
Definisi Penilaian Risiko
• Penilaian risiko adalah melakukan penilaian dari suatu risiko yang
teridentifikasi, dengan tujuan untuk mengetahui nilai tingkat risiko
tersebut apakah termasuk tingkat risiko rendah / sedang / tinggi /
ekstrim.
• Nilai Tingkat risiko tersebut diperlukan untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima atau tidak dapat diterima.
• Rumus untuk menghitung nilai tingkat risiko yang digunakan adalah
perkalian antara nilai Kemungkinan (Probability) -> belum pernah
terjadi / pernah terjadi sebelumnya) dan nilai Keparahan (Severity) ->
tingkat cidera.

Nilai Tingkat Risiko = Kemungkinan (Probability) x Keparahan (Severity)


Contoh Matriks penilaian risiko yang umumnya mengacu pada referensi
AS/NZS 4360 : 2004 Risk Management

Keparahan
Contoh Matriks 1 : No 2: First 3: Moderate/ 4: Major/ 5. Fatal/
Injuries Aid/Minor Medical Cacat Catastrophic

5 : Almost Certain
Hampir pasti terjadi H H E E E
Kemungkinan

4 : Likely
Besar kemungkinan terjadi M H H E E
3 : Moderate
Dapat terjadi L M H E E
2 : Unlikley
Kecil kemungkinan terjadi L L M H E
1: Rare
Jarang terjadi L L M H H

Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak


High : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Medium : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low : Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Contoh
Keparahan Tingkat Pengendalian
Potensi Bahaya Risiko Kemungkinan
Risiko
Operator Pendeng 2 4 8 Adm: Prosedur, pasang
bekerja di area aran bisa rambu K3
mesin yang berkurang
menimbulkan / tuli APD: ear plug / ear muff
kebisingan
Contoh
Keparahan Tingkat Pengendalian
Potensi Bahaya Risiko Kemungkinan
Risiko
Operator Terpeleset 3 5 15 Eng: pasang
bekerja di dan terjatuh handrail/pengait FBH
ketinggian sehingga Adm: Prosedur, pasang
(di atas korban rambu K3, lisensi
platform patah ketinggian
gondola / tulang/geger APD: helmet, safety
scaffolding / otak/pingsan shoes, FBH
tangga) /fatality
Contoh
Keparahan Tingkat Pengendalian
Potensi Bahaya Risiko Kemungkinan
Risiko
Operator Cairan kimia 2 3 6 Eng: pasang
melakukan mengenai handrail/pengait FBH
test pada anggota Adm: Prosedur, pasang
bahan kimia tubuh dan rambu K3, lisensi
dengan cara cedera pada ketinggian
mencampur tangan & APD: helmet, safety
cairan kimia mata shoes, FBH
Hirarki Pengendalian Bahaya & Risiko
Referensi :
• PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
• Permenaker No. 5 Tahun 2018, Permenkes 48 Tahun 2016 & Permenkes 70 Tahun 2016
• OHSAS 18001:2007
• ANSI / AIHA Z10-2005

Most ELIMINASI
Effective
If not possible
SUBTITUSI
If not possible

ENGINEERING

If not possible Upaya pengendalian


yang umum
ADMINISTRASI diterapkan di
organisasi
If not possible
Least
Effective APD
Contoh Pengendalian
Eliminasi
Yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja.

Contoh:
- Mengikis bagian yang tajam dari peralatan kerja
- Tidak menggunakan forklift dari sebuah area kerja
- Turn off mesin yang menimbulkan kebisingan

Subtitusi
Yaitu mengganti dengan peralatan / bahan / proses yang lebih rendah
potensi bahayanya

Contoh:
- Mengganti peralatan kerja yang tidak terdapat bagian yang tajam
- Mengganti forklift dengan gerobak
- Mengganti mesin yang tingkat kebisingannya lebih rendah
Contoh Pengendalian
Rekayasa (Engineering)
- Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)

- Pemasangan ventilasi udara di ruangan


- Pemasangan alat sensor otomatis pada pintu, mesin, dll
- Pemasangan cover pada mesin untuk mengurangi tingkat kebisingan
- Pembuatan jalur khusus pejalan kaki dan jalur lintasan forklift
Administrasi
- Pergantian shift kerja

- Pemberlakuan sistim ijin kerja


- Pelatihan karyawan
- Housekeeping ( 5S/5R )
- Pemasangan rambu K3
- Membuat prosedur / instruksi kerja
- SIO (Lisensi) Operator
- Toolbox meeting
Contoh Pengendalian

APD
Penerapan Manajemen Risiko secara komprehensif
Setiap Dept menyiapkan list aktifitas di dalam SOP / Instruksi Kerja

Identifikasi Bahaya & Risiko dari setiap aktifitas dalam SOP / IK

Monitoring & Review dari Ahli K3 & Dept


Penilaian Risiko Awal menggunakan matriks risiko
Kemungkinan x Keparahan = Tingkat Risiko
(Probability) x (Severity) = Risk Level

Penerapan Pengendalian Bahaya & Risiko


dari 5 tahapan hirarki pengendalian

Pedoman referensi regulasi / standar/ kebijakan perusahaan


Terkait penerapan hirarki pengendalian

Evaluasi Risiko untuk melihat keefektifan penerapan pengendalian

Penilaian Risiko Sisa menggunakan matriks risiko


Kemungkinan x Keparahan = Tingkat Risiko
(Probability) x (Severity) = Risk Level
Definisi Risiko Sisa (Residual Risk)
• Risiko sisa (residual risk) adalah nilai tingkat risiko yang telah diturunkan
berdasarkan masa pantau keefektifan secara terukur setelah penerapan
pengendalian.

• Metode & matrix risiko sisa (residual risk) ditentukan dari masing-masing
organisasi dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan /
standar yang digunakan secara nasional maupun internasional.

Referensi :
• Grand Desain Manajemen Risiko – BSN 2018, berbasis pada SNI ISO 31000:2018, SNI ISO IEC 31010 2016 Risk Assessment Technic
• AS/NZS 4360:2004 Risk Management, ANSI B11.TR3-2000: Risk Assessment And Risk Reduction, NEK ISO/IEC GUIDE 51:2014
• OMRON Safety Technology & Innovation, A Practical Approach to Risk Assessment and Risk Reduction
• The University of Melbourne – Risk Assessment Methodology, Risk matrix according to Non–organic hearing loss (NOHL)
• IOSCO (International Organization of Securities Commissions) : Risk Identification and Assessment Methodologies for Securities Regulators
Teknik analisa bahaya dan risiko yang umum digunakan dalam
Manajemen Risiko K3

• JHA (Job Hazard Analysis) / JSA (Job Safety Analysis)

Menurut OSHA (2002) / OSHA 3071, JHA adalah sebuah analisis


bahaya pada suatu pekerjaan. JHA adalah teknik yang untuk
mengidentifikasi bahaya dalam setiap proses pekerjaan sebelum
terjadi sebuah insiden.

Menurut NOSA (1999), JSA adalah metode mempelajari suatu


pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang
berhubungan dengan setiap langkah pekerjaan, memberikan
solusi yang dapat mengendalikan bahaya serta insiden.

Menurut CCOHS (2016), JSA adalah panduan kerja yang


membantu pekerja dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko serta
menerapkan pengendalian sebelum pekerjaan dimulai untuk
mencegah insiden.
Teknik analisa bahaya dan risiko yang umum digunakan dalam
Manajemen Risiko K3

• HIRADC
HIRADC merupakan singkatan dari Hazard Identification Risk
Assessment and Determine Control. Pengertian HIRADC adalah suatu
metode untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi baik pada aktifitas
rutin maupun non rutin yang kemudian dilakukan proses penilaian
berdasarkan bahaya atau risiko yang telah teridentifikasi guna menentukan
tinggi rendahnya nilai suatu risiko tersebut sehingga membantu dalam
proses pengendaliannya.

HIRADC adalah perwujudan dari klausa 4.3.1 OHSAS 18001:2007 & SMK3
PP No. 50 Tahun 2012.

• HIRARC
HIRARC merupakan singkatan dari Hazard Identification, Risk
Assessment and Risk Control. HIRARC adalah metode dalam melakukan
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendalian di tempat
kerja yang diterbitkan dari DOSH Malaysia.
Teknik analisa bahaya dan risiko yang umum digunakan dalam
Manajemen Risiko K3

Secara konsep, sebetulnya jsa, hiradc/hirarc itu sama, yaitu ada kolom
penulisan per-step (langkah) pekerjaan kemudian terdapat bahaya dan risiko
nya, tetapi di HIRADC/HIRARC ada kolom perhitungan nilai risikonya.

• Perlu diketahui bahwa sebenarnya jantung dari pengelolaan K3 adalah


Manajemen Risiko, maka JSA dan HIRADC/HIRARC menjadi hal yang wajib
diketahui secara mendalam oleh seorang ahli K3 di suatu perusahaan,

• Kalau Ahli K3 nya saja tidak tahu-menahu bahkan tidak peduli sama JSA-
HIRADC/HIRARC, ya berarti penerapan K3 di perusahaan tersebut belum baik,

• Karena kembali ke prinsip yang disebutkan, bahwa jantung dari K3 adalah


Manajemen Risiko (identifikasi bahaya, Penilaian dan pengendalian risiko)
sebagaimana tertuang dalam beberapa elemen dan kriteria pada PP No. 50
Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.

• Sesi Workshop pengisian HIRADC


Safety First = Business First

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai