Anda di halaman 1dari 2

Tugas Vanisa (ESSAI)

BAB 3: Sistem Koordinasi Pada Manusia

Uji Kompetensi 1

1. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf tepi yang
mengendalikan gerak organ-organ yang bekerja secara otomatis, contohnya jantung,
lambung, usus, pembulu darah, dan kelenjar. Sistem saraf ini bekerja di luar
kesadaran karena impuls tidak dihantarkan menuju otak besar (pusat pengaturan semua
kegiatan yang disadarin), melainkan sumsum tulang belakang. Sistem saraf otonom
terdiri atas saraf simpatetik dan saraf otonom terdiri atas saraf parasimpatetik.
Kedua macam saraf tersebut bekerja saling berlawanan. Dengan demikian, penyataan
pada soal benar.
2. Otak besar (serebrum) terdiri atas dua belahan. Setiap belahan terdiri
atas empat lobus, yaitu lobus frontalis (I), lobus temporalis (II), lobus
parietalis (III), serta lobus oksipitalis (IV). Bagian otak yang berfungsi mengolah
rangsang penciuman seperti melodi musik adalah lobus temporsalis. Dengan demikian,
rangsang berupa aroma makanan dan melodi musik akan diolah oleh bagian otak yang
ditunjuk oleh angka II. Sementara itu, lobus frontalis berfungsi mengendalikan otot
rangka dan tempat terjadinya proses intelektualitas. Lobus parletalis berfungsi
mengatur perubahan pada kulit dan otot. Lobus oksipitalis berfungsi dalam mengatur
kerja mata dalam proses penglihatan.
3. Gerakan yang dilakukan saat seseorang berlari karena dikejar anjing
termasuk gerak biasa. Proses perambatan impuls pada gerak tersebut sebagai berikut.
Rangsang -> Reseptor -> Neuron Sensorik -> Otak -> Neuron Motorik -> Efektor.
Sementara itu, gerakan yang dilakukan saat seseorang berjingkat ketika kaki terkena
knalpot panas termasuk gerak refleks. Proses perambatan impuls pada gerak tersebut
sebagai berikut. Rangsang -> Reseptor -> Neuron Sensorik -> Neuron Konektor (sumsum
tulang belakang) -> Neuron Motorik -> Efektor. Kedua kondisi tersebut tidak sama.
Pada saat seseorang berlari karena dikejar anjing, impuls yang dihantarkan neuron
sensorik melalui proses pengolahan di otak. Dengan demikian, pernyataan pada soal
salah.
4. Hormon adrenalin dihasilkan oleh kelenjar adrenal atau anak ginjal.
Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin. Hormon adrenalin
berpengaruh terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula
dalam darah). Jadi, jika konsentrasi adrenalin dalam tubuh meningkat, maka terjadi
penurunan konsentrasi glikogen didalam hati dan peningkatan konsentrasi glukosa
didalam darah. Sebaliknya, hormon insulin berfungsi mengubah glukosa menjadi
glikogen. Walaupun kedua hormon tersebut bekerja secara berlawanan, tetapi keduanya
memiliki fungsi yang sama, yaitu mengatur kadar gula dalam darah agar tetap normal
atau stabil.
5. A. Hormon X adalah hormon insulin.
B. Hormon insulin berfungsi mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga kadar
glukosa dalam darah berkurang.
C. Proses pencernaan makanan yang mengandung tepung seperti nasi akan
menghasilkan glukosa yang
mengakibatkan peningkatan konsentrasi glukosa didalam darah. Jika kadar glukosa
dalam darah tinggi, kelenjar pankreas akan menyekresikan hormon insulin. Dengan
demikian, hormon insulin diproduksi ketika konsentrasi glukosa dalam darah tinggi.
D. Hormon yang bekerja secara antagonis dengan hormon insulin adalah
glukagon, adrenalin/ epineprin, dan glukokortikoid. Ketiga hormon ini berfungsi
mengubah glikogen menjadi glukosa.

Uji Kompetensi 3

1. Berdasarkan keterangan pada soal, pak anton menderita amnesia, yaitu


gangguan berupa hilangnya memori mengenai kejadian yang pernah dialami dan tidak
mampu menyimpan memori baru. Amnesia disebabkan oleh kerusakkan pada otak besar.
Otak besar merupakan pusat saraf utama yang berfungsi untuk berfikir, pusat
kesadaran, dan pusat ingatan. Pak anton juga mengalami gangguan keseimbangan tubuh.
Kondisi tersebut menunjukkan terjadi kerusakkan pada otak kecil. Otak kecil
berfungsi sebagai pusat keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakkan otot. Dengan
demikian, bagian yang mengalami kerusakkan, yaitu otak besar dan otak kecil.
2. Kekurangan parathormon dapat mengakibatkan seseorang mengalami tetanus
dengan gejala kadar kapur dalam darah menurun, kejang otot pada tangan dan kaki,
jari-jari tangan membengkok kearah pangkal, gelisah, kesemutan, gangguan saraf,
serta sulit tidur. Adapun kelebihan kadar parathormon dapat diakibatkan oleh tumor
paratiroid sehingga kenutuhan kalsium dan fosfor diambil dari tulang. Hal tersebut
mengakibatkan kandungan kapur dan fosfor dalam darah meningkat sehingga ginjal akan
bekerja keras untuk menyaringnya. Akibatnya, kandungan kalsium dan fosfor dalam
urien meningkat. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan gagal ginjal dan tulang
menjadi rapuh. Keadaan ini disebut dengan Von Recklinghousen.
3. Kelenjar anak anak ginjal menghasilkan hormon adrenalin yang berfungsi
mengubah gula otot (glikogen) menjadi gula darah (glukosa). Sementara itu, kelenjar
pankreas menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin berfungsi mengubah glukosa
menjadi glikogen pada hati. Walaupun kedua hormon tersebut bekerja secara
berlawanan, tetapi keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu mengatur kadar gula
dalam darah agar tetap normal atau stabil. Dengan demikian, penyataan pada soal
benar.
4. Teh dan kopi termasuk zat adiktif. Zat adiktif merupakan zat-zat yang
apabila dikonsumsi dapat menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit
dihentikan di luar narkotika dan psikotropika. Zat adiktif dibedakan menjadi tiga,
yaitu alkohol, inhalasi, dan solven, serta bahan penikmat. Teh dan kopi termasuk ke
dalam bahan penikmat, yaitu bahan yang mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan
adiksi fisiologis. zat penyebab adiksi fisiologis pada teh adalah tein, sedangkan
zat penyebab adiksi fisiologis pada kopi adalah kafein. Tidak seperti narkotika,
zat adiktif tidak dilarang sepenuhnya untuk dikonsumsi. Dengan demikian, pernyataan
pada soal benar.
5. Berdasarkan uraian pada soal tersebut, jenis narkotika yang dimaksud
adalah morfin. Morfin dapat berupa serbuk warna putih atau dalam bentuk sustained
release tablet. Morfin dapat digunakan dalam pengobatan untuk menghilangkan rasa
nyeri, terutama pada penyakit kanker. Selain itu, ada juga morfin yang berbentuk
cairan berwarna dan rasanya pahit. Morfin dapat mengakibatkan ketergantungan fisik,
psikis, dan toleransi sehingga pengunaan dalam pengobatan sangat dibatasi dan
merupakan obat pilihan terakhir.

Anda mungkin juga menyukai