Kumpulan Tugas CBR Kelompok 1 3
Kumpulan Tugas CBR Kelompok 1 3
PENDIDIKAN EKONOMI
2018
Bedah Buku
PENGEMBANGAN DIRI
Disusun
Oleh :
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
nikmat serta karunia – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Bedah Buku ini dengan
cepat dan tepat waktu. Penulisan Bedah Buku ini bertujuan untuk memenuhi atau
melengkapi tugas kelompok pada mata kuliah Pengembangan Diri dengan dosen
pengampu ibu Dra. Ratna Manulang S.Pd, M.Pd.
Harapan kami semoga Bedah Buku ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi dari Bedah Buku ini agar menjadi lebih baik lagi.
Dalam penyusunan Bedah Buku ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
kata atau kalimat yang mendasar.Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun.Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Bedah Buku selanjutnya dan kami berharap
semoga Bedah Buku ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita semua.
Akhir kata semoga Bedah Buku ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimah kasih.
Tim
i
DAFTAR ISI
ii
IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Buku Pembanding
Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Masa
remaja sering digambarkan sebagai masa yang paling indah, dan tidak terlupakan
karena penuh dengan kegembiraan dan tantangan. Namun masa remaja juga identik
dengan kata pemberontakan, dalam istilah psikologi sendiri sering disebut sebagai
masa strom and stress karena banyaknya goncangan-goncangan dan perubahan-
perubahan yang cukup radikal dalam.
Salah satu perkembang yang terjadi pada masa remaja yaitu perkembangan
fisik. Dalam masa remaja, penampilan anak berubah sebagai hasil peritiwa pubertas
yang hormonal, mereka mengambil bentuk tubuh orang dewasa. Seiring dengan itu,
pikiran (psikis) mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir
abstrak dan hipotesis. Perasaan remaja berubah hampir terhadap segala hal, semua
bidang cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama
mereka, membangun identitas termasuk identitas seksual yang akan terus mereka
bawa sampai masa dewasa.
Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami pertumbuhan, berupa perubahan
fisik menjadi lebih besar dan tinggi, dan prosesnya berlangsung sejak berada dalam
kandungan hingga dewasa. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik
bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan.
Karakteristik bawaan dimiliki sejak lahir sebagai faktor biologis maupun psikologis.
Setiap orang memiliki ciri dan sifat yag unik (khas).
Hal-hal di atas merupakan penting diketahui seorang pendidik maupun calon
pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subyek
pembelajaran guna menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka penyusunan makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi bagi kita semua, khususnya calon pendidik tentang
pertumbuhan fisik remaja.
ii
B. Tujuan
C. Manfaat
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ringkasan Isi Buku
Dalam bab ini dijelaskan tentang peran kematangan dan belajar dalam
perkembangan, faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan individu,
kecendrungan arah perkembangan individu, alur perkembangan individu. Secara
faktual, perkembangan individual bukan dimulai sejak kelahiran melainkan sejak
terjadinya konsepsi (pembuahan atau perkawinan) yaitu saat pertemuan sperma dan
sel telur atau ovum yang menghasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi
janin sebagai calon manusia yang dikenal dengan fetus (bayi dalam kandungan).
iv
Perkembangan memiliki pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya, pola-
pola teratur dari perkembangan fisik, motor, bicara, dan perkembangan intelektual.
Pola perkembangan fisik dan motor mengikuti hukum arah perkembangan yang
disebut hukum cephalocaudal yang menetapkan bahwa perkembangan menyebar
keluar dari titik proses sentral tubuh ke anggota tubuh. Ada tiga faktor yang
memengaruhi proses perkembangan individu, ialah faktor pembawaan (heredity),
environment (faktor lingkungan) dan faktor time (waktu). Fakta penting menunjukkan
bahwa terdapat keterkaitan antara perkembangan, kematangan, dan belajar..
Kematangan memberikan pengaruh pada perkembangan, dimana perkembangan dari
hasil belajar tidak akan optimal walaupun individu menggunakan berbagai strategi
dan teknik memotivasi yang tinggi manakala psikofisik individu belum matang.
v
BAB 4 Perkembangan Fisik, Intelektual, Dan Bahasa Anak
1 perkembangan anatomis
2. Perkembangan fisiologis
3. Proses dan jalannya perkembangan fisik
4. Proses perkembangan motorik
Dalam bab ini disampaikan mengenai perkembangan emosi anak, perilaku sosial
anak, perkembangan moralitas anak, dan perkembangan penghayatan keagamaan.
Dua dimensi emosional anak ialah :
vi
Perkembangan pemahaman diri sangat berkaitan dengan perkembangan identitas
diri. Implikasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah, pertama untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam menyadari dan menghayati pengalaman sosialnya. Kedua,
yang perlu diperhatikan adalah menonjolnya peran teman sebaya bagi anak.
Bab ini di bahas tentang batas masa remaja, makna masa remaja, ciri-ciri masa
remaja, perkembangan fisik, psikomotorik, intelektual, dan bahasa remaja. Harlod
Alberty menyatakan bahwa periode masa remaja dapat didefenisikan secara umum
sebagai suatu periode perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang
semenjak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya awal masa
kedewasaannya. Ciri-Ciri Masa Remaja:
1. Masa remaja sebagai periode yang penting
vii
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Dalam bab ini disampaikan mengenai konsep emosi, perkembangan emosi remaja
dan perkembangan sosial remaja. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara
berangsur angsur oleh evolusi.
BAB 9 Perkembangan Moral Dan Keagamaan Remaja
1 pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan
kurang konkret
2 keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang
salah
3 penilaian moral menjadi semakin kognitif
4 penilaian moral menjadi kurang egosentris
5 penilaian moral secara psikkologis menjadi lebih mahal
viii
remaja yang sering timbul adalah hubungan seksual pranikah, kasus HIV/AIDS, dan
penyalahgunaan narkoba. Metode Pengembangan Potensi Remaja diantaranya:
1. Metode keteladanan
2. Metode pembiasaan
3. Metode nasihat
4. Metode pengawasan dan pengamatan
a. Kecerdasan linguistik
b. kecerdasan logika-matematika
c. kecerdasan spasial
d. kecerdasan kinestik
e. kecerdasan musikal
f. kecerdasan interpersonal
g. kecerdasan intrapersonal
h. Kecerdasan naturalis
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, diciptakan lebih
sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.Manusia dilengkapi akal,
pikir, perasan, dan keyakinan untuk mempertimbangkan kualitaas hidupnya.Sebagai
ix
mahluk hidup, manusia dapat berkembang mempelajari perubahan dalam
perkembangannya.
Filsafat merupakan suatu cabang dari ilmu filsafat yang mencerminkan hakikat
manusia.Filsafat manusia juga dapat diartikan antropologi filosofi.Asy’ari (1999)
menegaskan bahwa, manusia mempunyai banyak kelebihan dan memppunyai wujud
yang sempurna, serta dikaruniai kemampuan berpikir.
x
yang mempelajari berbagai perubahan yang terjadi dalam diri, perilaku, dan fungsi
mental manusia sepanjang rentang hidupnya.
Teori perkembangan psikologi diadopsi dari bilogi dan kemudian pada abad ke –
20 psikologi mematangkan konsep perkembangan dengan istilah genetic
psychologyartinya, pertumbuhan dan digunakan pula child psychology yang secara
mendalam mengkaji perkembangan bayi, anak, dan remaja.
xi
ukursn fisik dan struktur tubuh, baik sebagian maupun keseluruhan, sehingga dapat di
ukur dengan satuan panjang dan berat.
Hasil pertumbuhan tampak dalam bertambahnya tinggi badan dan berat badan,
lebih besarnya tulang-tulang, terjadinya peningkatan system struktur organ dalam,
otak, dan peningkatan jasmaniah lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat
dikatakan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik. Pertumbuhan
terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Faktor – faktor utama yang mempengaruhi perkembangan anak dan remaja adalah
hereditas yang diperoleh dari orang tuanya. Selain hereditas, lingkungan merupakan
factor penting yang menentukan perkembangan individu. Meliputi lingkungan fisik,
psikis, social, dan relegius. Lingkungan yang baik akan berpengaruh baik terhadap
perkembangan anak dan remaja, demikian pula sebaliknya.
xii
Bab 7 Karakteristik Dan Fase Perkembangan Remaja
Perkembangan dalam kehidupan manusia merupakan dua sisi mata uang yang
menunjukan gambaran berbeda, tapi tidak terpisahkan.Secara umum pertumbuhan
dan perkembangan sebagai perubaha yang bersifat progresif dan terus menerus.Proses
perkembangan tersebut menyebabkam perubahan yang meliputi aspek fisik,
intelektual, social, moral, bahasa, emosi, perasaan, minat, motivasi, sikap,
kepribadian, bakat, dan kreatifitas.Setiap aspek tersebut membuat kombinasi atau
hubungan baru, yang kemudian membentuk spesialisasi fisik dan psikologis yang
berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Kombinasi dan perbedaan
tersebut memunculkan persaingan dan rasa saling membutuhakan antara ,anusia yang
satu dengan yang lainnya.
xiii
Kebutuhan remaja dapat terpenuhi dengan berbagai cara, misalnya kebutuhan
social dipenuhi melalui penerimaan social atau dengan menghadapkan remaja pada
tantangan atau kesulitan social. Dalam pemenuhan kebutuhan remaja yang paling
penting adalah kemampuan orang tua, guru, atau masyarakat umtuk membangkitkan
sekaligus membantu remaja memenuhi kebutuhannya dengan cara yang benar sesuai
dengan nilai – nilai agama dan ilmu pengetahuan.
Sebagian besar pembahasan yang dibahas dalam kedua buku berbeda, dimana
dalam buku utama “Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja” lebih banyak
membahas mengenai perkembangan individuyang mencakup perkembangan fisik,
intelektual, emosi, moral dan keagamaan individu, sementara dalam buku II
“Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” lebih banyak membahas mengenai teori
perkembangan anak dan remaja yang meliputi aspek permasalahan hingga
penanggulangannya. Namun walau begitu terdapat delapan topik pembahasan yang
sama, yaitu mengenai konsep perkembangan individu; perkembangan individu; tahap
perkembangan individu; perkembangan fisik, intelektual dan bahasa anak;
perkembangan emosi, sosial, moral, dan keagamaan anak; perkembangan fisik dan
intelektual remaja; perkembangan emosi dan sosial remaja; dan perkembangan moral
dan keagamaan remaja.
xiv
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal sedangkan
perkembangan berarti proses perubahan kearah kedewasaan atau pematangan yang
bersifat kualitatif (ditekankan pada segi fungsional) akibat adanya proses
pertumbuhan materil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat di ukur.
Pada buku utama dijelaskan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi proses
perkembangan individu, antara lain :
Faktor Sosial
Faktor Keturunan ( Hereditas )
Factor Lingkungan
Konsep Diri
Pada buku utama dijelaskan hanya satu pola perkembangan yaitu pola
perekembangan terarah atau teratur dari perkembangan fisik, motor, bicara, dan
perkembangan intelektual. Sedangkan dalam buku pembanding dijelaskan
mengenai 4 pola pertumbuhan dan perkembangan, antara lain :
xv
Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan belajar
Pola perkembangan kognitif dan afektif
Kemudian dari kedua buku dijelaskan mengenai prinsip perkembangan fisik,
namun bedanya dibuku satu prinsip ini disebut dengan hukum perkembangan
antara lain:
Tugas perkembangan individu dalam buku utama dijelaskan mulai dari tugas
perkembangan pada masa bayi sampai masa tua, sedangkan pada buku
pembanding hanya dijelasakan tugas tugas pada masa remaja
Pada buku utama perkembangan fisik pada anak dimulai dari perkembangan
anatomi, fisiologis, fisik, dan motorik. Perkembangan intelektual anak menurut
Loree dideskripsikan dengan dua cara ialah kualitatif dan kuantitatif. Pengertian
bahasa menurut Robert E Owen, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
Pada buku utama perkembangan fisik pada anak tidak dijelasakan namun
perkembangan remaja. Perkembangan intelektual menurut Jean Piaget dibagi
menjadi 4 tahapan yaitu tahap sensori-motoris, tahap praoperasional, tahap
operasional konkret, tahap operasional formal.Bahasa menurut Tarigan
menjelaskan bahwa bahasa merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
xvi
f Perkembangan Emosi, Sosial, Moral, dan Keagamaan Anak
Pada buku utama membahas tentang perkembangan fisik yang berarti suatu
masa puber yang masih jauh dari masa sempurna dan masih jauh juga dari masa
awal remaja. Dalam buku ini perkembangan fisik dibagi menjadi 2 yaitu :
h Pengertian Emosi
xvii
utama ini juga menyebutkan pola emosi remaja sama dengan pola emosi kanak-
kanak, perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan
drajatnya.
Pada buku utama menjelaskan bahwa ada 3 tugas pokok remaja, antara lain :
BAB III
PENUTUP
xviii
A. Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama & Pembanding
1. Keunggulan
a. Buku Utama
i. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti
ii. Lebih banyak menggunakan point
iii. Menjabarkan materi secara luas
b. Buku Pembanding
i. Dibagian awal pembahasan dilengkapi gambaran umum mengenai
isi buku
ii. Lebih banyak memuat pendapat para ahli
2. Kelemahan
a. Buku Utama
i. Tidak banyak memuat pendapat para ahli
b. Buku Pembanding
i. Bahasa yang digunakan terlalu sulit dimengerti
ii. Pemaparan lebih ke narasi
iii. Tidak dicantumkan angka romawi mulai dari halaman awal sampai
daftar isi
B. Kesimpulan
Dalam kedua buku dapat kami simpulkan bahwa Buku Dinamika
Perkembangan Anak dan Remaja karangan Achmad Juntika Nurihsan dan
Mubiar Agustin lebih bagus dan lebih baik digunakan dalam proses belajar
dan pembelajaran, sebab buku Utama memiliki pembahasan yang lebih luas.
Akan tetapi, bukan berarti buku Pembanding Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja karangan Rosleny Marliani tidak bagus digunakan, namun untuk
lebih mendalami materi Perkembangan Anak dan Remaja dalam buku utama
lebih lengkap dibandingkan buku Pembanding
xix
C. Saran
xx
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Agus Abdul. 2016. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Pustaka
Setia: Bandung
xxi
LAMPIRAN
xxii
BUKU I
xxiii
xxiv
xxv
BUKU II
xxvi
xxvii
xxviii
xxix
xxx
BEDAH BUKU
PENGEMBANGAN DIRI
(Dra. Ratna Manulang S.Pd, M.Pd.)
DISUSUN OLEH :
OLEH:
REGULER B
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
xxxi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Bedah Buku ini untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pengembangan Diri dengan dosen
pengampu ibunda Dra. Ratna Manulang S.Pd, M.Pd.
Kami sadar, bahwa dalam Bedah Buku ini banyak sekali kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikanpada Bedah Buku ini sangat kami harapkan pada semua
pihak yang berkenan memperhatikan isi dan penulisannya.
Kami berharap Bedah Buku ini bermanfaat bagi para pembaca yang
membutuhkannya.
Tim
i
DAFTAR ISI
ii
IDENTITAS BUKU
Buku I
Buku II
1
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam buku ini dimuat tentang kepribadian yang ada dalam diri, untuk itu
kami mengkaji buku ini, dengan harapan khusunya kepada kami dapat lebih
memahami akan isi buku yang kami kritisi dan membawa dampak baik bagi
pembaca.
TUJUAN
Dari latar belakang diatas, tujuan penulisan yang dapat ditemukan adalah sebagai
berikut :
Untuk memenuhi tugas Bedah Buku yang diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan diri.
Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi dua buku atau lebih
dengan materi dan pembahasan yang relevan.
Untuk mendapatkan informasi mengenai teori kepribadian dan penerapannya.
MANFAAT
Dari beberapa tujuan penulisan diatas maka manfaat yang dapat diperoleh sebagai
berikut :
Dapat mengasah kemampuan Mahasiswa dalam mengkrititsi dua buku atau
lebih yang berguna sebagai referensi dalam pembelajaran.
Mendapatkan perbandingan buku-buku yang dikritisi demi kebaikan dalan
menunjang prooses pembelajaran.
Dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai kepribadian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
potensi bakat dan memberikan ruang gerak yang lebih luas. Dengan begitu karakter
dan kepribadian manusia itu mempengaruhi keaktifan tumbuhnya bakat tadi.
c hubungan antar tempramen karakter dan bentuk jasmani. manusia merupakan
kesatuan antara psikophisis. yaitu ada unsur jasmnaiah dan rohaniah, dimana kedua
aspek saling mempengaruhi. maka terdaapat dimensi ketegangan dan dinamika antar
kedua unsur tersebut. sehingga dengan demikian jasmaniah menentukan karakter dan
karakter mengekspresikan diri dalam bentuk tingkah laku jasmaniah.
d beberapa jenis tipologi, tipologi berarti suatu cara menggolong-golongkan
sejumlah orang yang dipandang memiliki tipe yang hamper bersamaan. antara lain
tipologi konstitusi, tipologi tempramen, tipologi ketidaksadaran, tipologi masyarakat,
tipologi kebudayaan.
Pada bab 3 membahas tipologi kosntitusi phisis, dalam bab ini dijelaskan
mengenai tipologi hipokrates-galenus, tipologi sigaud, tipologi kretschmer, tipologi
William H.Sheldon yang merupakan pendapat tentang tipologi yang disusun
berdasarkan konstitusi phisis.
Pada bab 4 membahas tentang tipologi tempramen atau phisikis, aspek kedua
yang merupakan dasar penyusunan tipologi adalah tempramen,dinyatakan pula
sebagai konstitusi phisikis. yang dimaksud dengan inia dalah sifat-sifat dasar tertentu
dari kelakuan prinsip-prinsip elementer yang dapat ditemui kembali dalam semua
perbuatan kita dan mentipe kelangsungan jalannya kelakuan. Disini dikemukakan
pendapat dari para tokoh antara lain tipologi Heymans, Tipologi Ewald, Tipologi
George Kerschensteiner, Tipologi Plato, Tipologi Queyrat
Pada bab 5 membahas mengenai tipologi berdasarkan kebudayaan, bahwa
kehidupan manusia dipengaruhi oleh kebudayaannya seperti yang telah dijelaskan
dalam pembahasan sebelumnya, oleh karena kebudayaan itu selalu berada disekitar
kita, dilingkungan hidup kita sehari-hari. kebudayaan itu sendiri menurut K.H.
Dewantara adalah hasil budidaya manusia yang dapat dipergunakan untuk
memudahkan hidup manusia. Pada bab ini ada beberapa tokoh yang menyampaikan
teorinya dengan menggunakan dasar kebudayaan yaitu Riesman, E.Spranger, W dan
E. Yaensch
4
Pada bab 6 membahas mengenai tipoogi berdarkan kedudukan anak dalam
keluarga seperti berikut :
a. Anak tiri, secara asosiatif bila kita mengingat kata tiri kita akan selalu
membayangkan adanya kekejaman. seorang ibu yang tidak pernah melahirkan
anak yang kemudian dipercaya oleh seorang anak yang telah ditinggalkan istrinya,
mendambakan kehidupan bahagia bersama anak-anak tirinya, tetapi si anak tiri
tidak percaya bahwa ibu itu akan memperlakukannya seperti anaknya sendiri.anak
itu bersikap memusuhi, menjauhi dan mencurigai, anak tersebut tidak rela
kedudukan ibunya digantikan orang lain. sehingga ia lebih rela bila kedudukan
ibunya tidak seorangpun menggantikannya. namun bagaimana kalau yang
menduduki tempat tiri itu adalah anak lebih-lebih bilamana anak itu pernah hidup
dengan orangtuanya sendiri maka kehadiran si tiri akan selalu dicurigai, tidak
dipercaya, dan selalu akan dijauhi olehnya.
b. Anak tunggal, anak tunggal merupakan tumpuan kehidupan kedua orangtuanya.
harapan kedua orangtua itu terpadu bertumpuk menjadi satu kepadanya. Kedua
orangtuanya tidak ada tenpat yang lain kecuali kepadanya sehingga orangtuanya
sangat khawatir,sangat ketakutan untuk kehilangan diri anak itu. karena itu mereka
berusaha melindungi dengan seaman-amannya, memenuhi segala keinginannya,
membiarkan dilakukan semua kehendaknya, menuruti semua keinginannya tetapi
melarang anaknya berbuat sesuatu yang berat, yang mengkhawatirkan, yang
membahayakan dan bahkan semua perbuatan yang dipandang sebagai
membahayakan jiwa anaknya. Si anak yang dalam dirinya terdapat kekuatan-
kekuatan kodrat untuk berkembang, banyak mendapat hambatan dari kedua
orangtuanya karena rasa takut, khawatir akan bahaya yang menimpa anaknya.
c. Anak sulung,anggapan umum yang kurang benar ialah bahwa anak sulung tentu
membawa beban terberat diantara saudaranya. mengapa berpendapat demikian.
pendapat tersebut muncul karena secara logika anak sulung nanti akan mengganti
kedudukan orangtua,bila mereka tiada lagi. kepadanyalah orangtua menyerahkan
tanggung jawab kehidupan, keselamatan, dan kebahagiaan saudara-
saudaranya.penyerahan tangguung jawab ini telah diserahkan atasnya sehingga dia
5
sudah mulai dilatih sejak kecil oleh orangtuanya. dalam banyak hal ia harus dapat
berbuat seperti yang diperbuat orangtua kepadanya.
d. Anak bungsu sebenarnya slit meramalkan status bungsu dari orangtua kadang
Nampak seakan-akan ada hak istimewa kepada anak bungsu yaitu, apabila
orangtua mempunyai banyak anak sehingga ekonominya menurun. dengan
menurunnya status ekonomi ini si anak bungsu dirasakan sebagai anak yang hidup
dalam keadaan yang tidak sama seperti kakak-kakaknya
e. Anak pungut, artinya ia menjadi seorang anak dari suatu keluarga Karena di
pungut. dalam hal ini ada kemungkinan anak itu dipungut sejak kecil atau sesudah
ia besar dalam hal ini diperluka adanya ketentuan sikap baik dari pihak anak
maupun pihak orangtua dengan ketentuan bahwa segala sesuatu demi kepentingan
masa depan anak tersebut.
6
1 Individualitas sebagai pokok persoalan
2 Pandangan teleologis : Finalisme semu
3 Dua dorongan pokok
4 Rasa rendah diri dan kompensasi
5 Dorongan kemasyarakatan
6 Gaya hidup, Leitlinie
7 Diri yang kreatif
Bab 8 membahas mengenai Theori Kepribadian Kurt Lewin yang dapat
dimengerti dalam rangka struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian.
1. Struktur kepribadian
Kenyataan psikologis yang selalu dipegang ialah bahwa pribadi itu selalu ada dalam
lingkungannya, pribadi tak dapat difikirkan lepas dan lingkungannya.
2. Dinamika kepribadian
Pokok-pokok yang digunakan oleh Lewin didalam hal ini ialah: energy, tension,
need, valence, dan force atau vector.
3. Perkembangan kepribadian
Hakikat perkembangan menurut Lewin adalah perubahan tingkah laku.
Bab 9 membahas mengenai Teori Kepribadian Allport Struktur dan Dinamika
Kepribadian itu nyatalah bahwa individu dari lahir sampai dewasa itu mengalami
perubahan-perubahan yang penting.
1. Kanak-kanak (Infant)
2. Transformasi kanak-kanak
3. Orang dewasa
7
Bab 11 membahas mengenai Teori Kepribadian Raymon Cattel berpendapat
mengenai pokok pengertian tentang teori kepribadian antara lain:
1. Sifat (Trait)
2. Erg
3. Metaerg
4. Subsidiation
5. Self
6. Spesification equation
Bab 12 membahas mengenai Teori Kepribadian Gardner Murphy salah seorang
oengikut aliran biososial, mengenai pokok – pokoknya yang secara garis besar
meliputi :
8
Dengan sudah memilih menjadi orang seperti anda sekarang, tidaklah berarti bahwa
anda menghendaki menjadi yang anda pilih. Pilihan disini hanya bahwa anda berarti
bertanggung jawab akan piihan anda, yaitu pribadi anda sendiri.
Aliran eksisensial ini mempunyai cara pandang tersendiri terhadap
lingkungan, tetapi persepsi anda tidak perlu sejalan dengan persepsi orang lain. Setiap
lingkungan hanya menyediakan perangsang darimana sensasi atau perasaan anda
dapat dibentuk. Anda bebas untuk memilih salah satu tafsiran, sifat dari persepsi anda
ialah suatu ilustrasi dari kebebesan memilih. Eksistensialisme didasarkan kepada
kebebasan memilih. Kebebasan anda untuk memilih selalu ada. Seseorang lahir
dengan kemampuan dan kebebasan untuk memilih. Anda tidak bisa membuat
seseorang bahagia jika mereka memilih untuk tidak bahagia.
Secara eksistensialis adalah penting bahwa anda sanggup untuk membedakan
antara apa yang dapat anda lakukan mengenai sesuatu, dan yang tidak dapat anda
lakukan sesuatu pun mengenai itu. Anda tidak dapat membuat seseorang menjadi
semacam orang yang bukan pilihannya. Pilihannya adalah tanggung jawabnya, bukan
tanggung jawab anda. Yang penting lagi ialah realisasi, bahwa tidak ada orang yang
bertanggung jawab untuk emosi anda, kecuali anda sendiri.
Bab II : Aliran Behaviors
Behaviorisme adalah salah satu aliran psikologi yang sangat berpengaruh dari
psikologi yang ada di dewasa ini. Sebagian besar pengaruh aliran ini berasal dari
usaha-usaha pendirinya untuk membangun dan mengembangkan ajaran psikologi
sebagai suatu ilmu. Behaviorisme mengikuti ekspeimen penelitian ilmiah. Perhatian
mereka hanya tertuju terhadap yang dapat diamati secara ilmiah.
Dalam laboratorium, seorang ahli behavioris bisa mengamati bahwa suatu
organisme atau subjek tertentu sudah tidak memperoleh makanan selama masa 48
jam. Namun, ini tidaklah berarti bahwa organise itu dalam keadaan lapar. Itu hanya
berarti bahw organisme itu sudah tidak memperoleh makanan selama 48 jam.
Pengkut-pengikut behaviorisme tertarik dalam perilaku yang terjadi, dalam
merubah perilaku tertentu, dn dalam meramalkan perilaku dimasa yang akan datang.
Dalam kondisi-kondisi biasa seorang ahli behavioris yang terampil akan dapat
9
membuat anda melakukan segala sesuatu yang diinginkannya bukan saja hanya
membuat anda melakukan itu, tapi membuat anda melakukannya. Dengan kata lain
anda adalah suatu korban atau hasil pengaruh dari lingkungan atau alam sekitar anda.
Anda adalah hasil dari sejumlah kondisi yang mempengaruhi anda.
Dalam realitas behaviorisme kebebasan memilih dan kebebasan menentukan
tidaklah ada. Hanya hukum perangsang dan jawaban terhadap perangsang itu yang
ada.
Bab III : Aliran Psikoanalitik
Aliran ini berpendapat bahwa hakikat dan perkembangan kepribadian
dipengaruhi oleh unsur-unsur yaitu motivsi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya.
Dalam aliran ini, psikoanalisis tidak boleh jatuh kedalam elektisismi, dan apabila ada
yang menyimpang dari aliran ini akan segera dikucilkan secara pribadi dan
profesional. Dalam aliran ini struktur kepribadian dibagi menjadi tiga yaitu id
(struktur paling mendasar), ego (mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan
atas perilaku), super ego (refleksi nilai-nilai sosial atas tuntutan moral).
Dalam aliran ini mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak
terhadap alam sadar, yang berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas
emosi lain. Mimpi itu bermakna dan makna-makna tersebut dapat digali melalui
analisis. Dikatakan bahwa kualitas mimpi dipengaruhi oleh keadaan emosi sebelum
tidur.
Bab IV : Aliran Aktualisasi Diri
Aliran aktualisasi diri adalah suatu perluasan atau lanjutan dari aliran
eksistensialis. Jika aliran eksistensialis menyerukan kebebasan memilih, maka aliran
aktualisasi diri menyerukan kebebasan memilih dengan pengarahan. Namun, dalam
aktualisasi diri pengarahan sudah disediakan sebagai suatu dorongan untuk tidak
memilih alternatif-alternatif seperti itu, tapi supaya memilih suatu tingkat yang lebih
tinggi dari pertumbuhan diri anda.
Menurut Maslow, pribadi yang beraktulisasi diri adalah pribadi yang sudah
memenuhi tingkat-tingkat keinginan itu, bukan seorang manusia super. Ciri-ciri orang
yng khas beraktualisasi diri adala sebagai berikut :
10
1. Persepsi yang efektif : dia melihat dunia dan dirinya sendiri sebagaimana
dunia dan dirinya itu sebenarnya
2. Dengan jujur dia menjadi dirinya sendiri, dan merasa serta mengekspresikan
pikiran dan emosi-emosinya yang sebenarnya
3. Mencari dan menghadapi emosi daripada menghindarinya
Ada lima tingkat dalam hierarki Maslow. Tingkat yang pling rendah ialah
mengenai kebutuhan jasmai; tingkat kedu, kebutuhan rasa aman; tingkat
ketiga, kebutuhan cinta dan rasa memiliki; tingkat keempat, kebutuhan harga
diri; tingkat kelima dengan akatualisasi diri
Bagian II DIMANA SAYA BERADA?
Bab V : Pertumbuhan Yang Mandek
Pada bab ini dijelaskan gejala, eksistensialisme, behaviorisme, psikoanalisa, serta
aktualisasi mengenai depresi, cemas, takut, obsesi, tidak aman, tidak mampu, rasa
salah, dan harapan.
Bab VI : Pemeliharaan
Pada bab ini dijelaskan gejala, eksistensialisme, behaviorisme, psikoanalisa, serta
aktualisasi mengenai frustasi, bimbang, ketergantungan, jengkel, sakit hati, marah,
dan tidak puas.
Bab VII : Pertumbuhan
Pada bab ini dijelaskan gejala, eksistensialisme, behaviorisme, psikoanalisa, serta
aktualisasi mengenai perhatian, penghargaan, kepercayaan, merawat (caring), dan
pemenuhan.
B. Perbandingan Isi Buku
Sebagian besar pembahasan yang dibahas dalam kedua buku berbeda, dimana
dalam buku utama “Psikologi Kepribadian” lebih banyak membahas mengenai
tipologi kepribadian dan teori kepribadian, sementara dalam buku II “4 Teori
Kepribadian” lebih banyak membahas mengenai aliran dalam teori kepribadian serta
penerapannya dalam kehidupan. Namun walau begitu terdapat dua topik pembahasan
yang sama, yaitu mengenai pengaruh orang tua dan fase perkembangan individu yang
akan dijelaskan berikut.
11
A PENGARUH ORANG TUA
Poin 1
Pada buku utama dengan judul Psikologi Kepribadian dikatakan bahwa
orang tua secara tidak direncanakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi
dari nenek moyang dan pengaruh-pengaruh lain yang diterimanya dari masyarakat.
Sianak menerima dengan daya peniruannya. Kebanyakan mereka meniru apa yang
dilakukan oleh kedua orang tuanya. Dengan demikian jelaslah betapa mutlaknya
kedua orang tua itu harus bertindak seia-sekata, seazas dan setujuan seirama dan
bersama-sama terhadap anaknya. Perbedaan yang sedikit saja akan menyebabkan
anak akan menjadi ragu-ragu, yang manakah yang harus dianutnya dari kedua orang
tuanya itu.
Hal ini sejalan dengan pernyataan dalam buku 4 Teori Kepribadian yang
menyatakan bahwa hal yang paling bersifat cinta dan sifat memelihara yang dapat
diberikan orang tua terhadap anak-anaknya adalah dengan menghidangkan atau
memperlihatkan kepada mereka contoh dari orang tua yang bahagia. Dengan melihat
orang tua yang bahagia, anak-anak mempunyai pengalaman atau sekurang-kurangnya
dua jalan, yakni jalan untuk menjadi bahagia atau jalan yang berlawanan yang
menjadikannya tidak bahagia.
Kedua pernyataan diatas sama-sama menyatakan bahwa perilaku atau
tindakan yang dilakukan oleh orang tua akan mempengaruhi tindakan yang akan
dilakukan oleh anak.
Poin II
Dikatakan dalam buku utama bahwa karena si ayah pada umumnya tidak lebih
banyak berkumpul dengan anak-anak, oleh karena kewajibannya sebagai penanggung
jawab keluarga, maka yang paling dekat dengan anak-anaknya adalah si ibu. Karena
si ibulah yang mengandung, memberinya ASI, mengasuhnya, setiap detik setiap saat,
sebagian besar hidup anak bergantung pada si ibu.
Sementara dalam buku II dijelaskan bahwa terdapat perbedaan antara cinta ibu
dan cinta ayah. Dimana cinta ibu dikatakan sebagai cinta tanpa syarat sementara cinta
12
ayah adalah cinta bersyarat. Cinta tanpa syarat adalah suatu bentuk cinta yang
digunakan untuk mengkomunikasikan bahwa keberadaan anda adalah kenyataannya,
sudah cukup bagi anda untuk dicintai. Tidak perlu melakukan sesuatu atau
memperoleh sesuatu, karena anda ada, anda dicintai. Begitulah cinta ibu. Berbeda
dengan cinta ayah yang untuk memperolehnya harus melihat apa yang dapat anda
lakukan atau dapatkah anda memenuhi suatu kondisi atau tidak.
Poin III
Dalam buku II dikatakan bahwa suatu sikap yang terlalu memanjakan adalah
sama dengan sikap yang terlalu melindungi, yang juga cenderung mengembangkan
suatu kekurangan tanggung jawab pribadi dalam diri anak. Anak-anak yang
dimanjakan seperti itu mempunyai sedikit atau sama sekali tidak ada pengalaman
dengan kesabaran bahkan kurang pengalaman untuk toleransi, seringkali mereka yang
dimanjakan kekurangan perasaan menghargai dan hormat kepada orang dan benda-
benda. Biasanya sikap memanjakan ini terjadi atau dialami oleh anak tunggal dan
anak bungsu. Seperti yang dijelaskan dalam buku utama bahwa anak tunggal adalah
tumpuan kedua orang tuanya, untuk itu mereka selalu berusaha melindungi dengan
seaman-amannya, memenuhi segala keinginannya, membiarkannya melakukan semua
kehendaknya, dan menuruti semua keinginannya. Begitupula dengan yang dialami
oleh anak bungsu, karena terlalu disayang oleh orang tua dan kakak-kakaknya, terlalu
banyak mendapatkan perhatian, perawatan, pertolongan, hiburan, maka sianak
bungsu seakan-akan berada didalam kehidupan yang serba berkecukupan, serba
menyenangkan, serba tersedia dan serba mengenakkan. Semua ini memberi
kesempatan kepadanya untuk selalu bersikap manja.
Ketiga poin diatas menggambarkan bagaimana perilaku dan tindakan orang
tua benar-benar menjadi acuan bagi pembentukan kepribadian anak, terlebih orang
tua merupakan bagian utama dari keluarga yang menjadi tempat pertama bagi anak
dalam mempelajari segala sesuatu sebelum ia mengenal dunia luar.
B FASE-FASE PERKEMBANGAN
13
Dalam buku utama dijelaskan bahwa Freud membagi perkembangan individu
menjadi enam fase, yaitu :
1 Fase Oral
Dalam buku utama dijelaskan bahwa pada fase ini kenikmatan pokok berasal dari
mulut, berupa makan. Pada masa oral ini anak sama sekali bergantung kepada ibu
dalam segala hal, maka timbullah “rasa tergantung” pada masa ini. Rasa tergantung
ini cenderung untuk tetap ada selama hidup dan menonjol kalau orang dalam
ketakutan atau merasa tidak aman.
Lebih jelas dalam buku II dijelaskan cara bagaimana menghadapi tingkat/fase ini
bergantung pada kecenderungan dan sikap orang tua. Jika orang tua kerap menegur
saat anak mulai mengemukakan pendapatnya maka anak akan bertahan pada sifat oral
reseptif (penerima). Namun ketika orang tua memberikan kebebasan pada anak untuk
berpendapat, anak akan menjadi pribadi yang oral agresif, dimana anak akan
menunjukkan apa yang menjadi keinginannya, mengatakan “Tidak” pada hal yang
tidak diinginkannya.
2 Fase Anal
Fase ini memperkenalkan anak pada kebiasaan akan kebersihan. Dalam buku
utama dijelaskan bahwa jika ibu brsikap keras dan menekan, anak mungkin akan
menahan faecesnya, namun apabila ibu membimbing dengan kasih sayang dan
memuji apabila anak defekasi, maka anak mungkin akan mengerti bahwa
memproduksikan faeces adalah hal yang penting. Lebih jelas dalam buku II dikatakan
bahwa jika anak menjadi penahan feaces maka anak menyatakan diri dengan
menahan diri/menahan emosi, kurang spontanitas, menghindari perubahan dan tetap
pada hal-hal yang sudah ada dan biasa. Berbeda dengan anak yang eksflusif terhadap
anal atau tidak menahan feacesnya, akan menuruti kata hatinya, dan mempercayai
bahwa apa yang dilakukannya adalah benar.
3 Fase Phallis
Dijelaskan dalam buku utama bahwa pada fase ini yang menjadi pusat adalah
perkembangan sexual dan rasa agresif fungsi alat- alat kelamin. Pada masa inilah
adanya kompleks Oedipus. Menurut Freud secara singkat kompleks Oedipus itu
14
terdiri atas chathexis sexual terhadap orang tua yang berlainan jenis kelaminnya serta
chathexis permusuhan terhadap orang tua yang sama jenis kelaminnya. Kompleks
Oedipus pada anak laki-laki dan anak perempuan tidak sama. Mula-mula kedua jenis
anak itu mencintai ibu, karena ibu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dan
menentang ayah karena ayah dianggap saingan dalam memperebutkan kasih itu.
Anak laki-laki menghayalkan bahwa ayah akan melukainya dan hal ini sering disetai
ancaman ayah yang keras. Ketakutan ini menyebabkan ditekannya keinginan seksual
terhadap ibu dan permusuhan terhadap ayah. Anak perempuan mengganti objek
cintanya yaitu ibu diganti dengan ayah. Hal ini sebagai reaksi terhadap pengalaman
traumatisnya. Perbedaan sifat dari kompleks Oedipus inilah yang menjadi dasar
berbagai perbedaan psykologis dari kedua jenis kelamin. Freud berpendapat bahwa
setiap orang secara inherent adalah biseksual, tiap jenis kelamin tertarik oleh jenis
kelamin yang sama dan jenis kelamin yang berlainan. Inilah yang menjadi dasar
daripada homoseksualita. Pikiran tentang biseksualita ini dikuatkan oleh
hormonologi, dimana ditemukan bahwa hormon seksual kedua jenis kelamin itu ada
pada masing-masing jenis kelamin.
Berbeda dengan buku utama dikatakan dalam buku II bahwa istilah Phalik berasal
dari kata “phallus” yaitu mengenai alat kelamin lelaki. Referensi ini beralasan bahwa
lelaki mengalami kesulitan yang lebih besar dalam melampaui tingkat ini daripada
wanita. Terdapat beberapa perbedaan dan percabangan dari suatu kompleks Oedipus
yang tidak terselesaikan oleh anak laki-laki, yaitu keraguan terhadap kelaki-
lakiannya, kesukaran terhadap mengembangkan hubungan dengan wanita,
permusuhan yang ditekan dan rasa takut terhadap jenis kelamin yang berlainan.
Kemudian dalam kehidupan, percabangan ini mungkin memanifestasikan dirinya
sendiri dengan tidak berfungsinya seksual seperti impotensi dan/atau berusaha
membuktikan kelaki-lakiannya dengan berbagai penaklukan seksual tanpa
keterlibatan emosi, atau secara ekstrim melalui homoseksual dimana orang itu
menolak peranan laki-laki dan juga wanita.
4 Fase Laten
15
Mengenai fase ini, dalam buku utama hanya dinyatakan bahwa pada fase ini
dorongan dinamis itu seakan-akan latent, sehingga anak-anak pada fase ini lebih
mudah dididik daripada fase sebelumnya dan sesudahnya.
Berbeda dengan buku II yang didalamnya dijelaskan bahwa dengan pelampauan
tingkat phalik, anak memasuki suatu masa dari keadaan emosi yang relative istirahat.
Masa istirahat ini disebut tingkat latensi. Masa ini adalah masa yang membiarkan
kedewasaan jasmani anda dapat mengejar kedewasaan jiwa anda. Masa ini adalah
masa anak bermain, masa dimana anak hanya seorang anak.
5 Fase Pubertas
Dalam buku utama dijelaskan bahwa pada fase ini impuls-impuls yang selama
masa sebelumnya seakan-akan laten, menonjol kembali. Dan ini membawa aktiva-
aktiva yang dinamis lagi. Sementara untuk buku II fase pubertas ini dimuat menjadi
satu dalam fase genetal.
6 Fase Genetal
Dalam buku utama dijelaskan bahwa chathexis pada fase phalis mempunyai sifat
narcirtis yang pada fase pubertas narcisme ini diarahkan keobjek luar. Dan pada akhir
masa pubertas dorongan-dorongan yang altruistis dan telah disosialisasikan ini telah
menjadi tetap dalam bentuk pemindahan objek, sublimasi dan identifikasi. Fungsi
biologis yang pokok dari fase ini adalah reproduksi.
Sementara penjelasan dalam buku II menyatakan bahwa tingkat genital dimulai
pada permulaan pubertas dan berlangsung terus sampai dewasa. Tingkat ini lebih
lanjut dibagi kepada dua fase, yaitu fase homoseksual (13 sampai 15 tahun) dan fase
heteroseksual (16 sampai 20 tahun). Fase homoseksual yang dimaksudkan adalah
masa geng, dimana beranggotakan dari kelamin yang sama. Sesama laki-laki atau
sesama perempuan. Hubungan mereka dalam geng menyediakan fungsi pengajaran
yang penting seperti konsep cinta persaudaraan, kesetiaan, kejujuran. Selama masa
inilah seseorang mengalami persahabatan dari geng atau kelompok. Peralihan dari
masa homoseksual ke tahap heteroseksual terjadi secara bertahap, biasanya mengikuti
suatu urutan dimana dua lelaki yang bersahabat mulai berpacaran dengan dua wanita
yang bersahabat baik, diikuti dengan sekali-sekali berpacaran secara terpisah, dan
16
akhirnya pacaran perseorangan yang tetap. Kedua lelaki dan kedua wanita
mempunyai pengalaman untuk terlibat secara mendalam dengan orang lain dalam
suatu cara yang non seksual. Dengan memasuki tahap heteroseksual, mereka
melengkapi pengalaman ini sebagai pengantar ekspresi seksual. Dengan
merampungkan peralihan dari tahap homoseksual ke tahap heteroseksual, maka
tingkat genital dilampaui,dan umumnya pelepasan ketegangan psikoseksual akan
terjadi dalam bentuk persetubuhan.
17
BAB III
PENUTUP
A. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU UTAMA & PEMBANDING
1. Keunggulan
a. Buku Utama
i Disetiap bab dijelaskan hal apa saja yang akan dibahas didalamnya
ii Menjabarkan materi secara luas
iii Penyampaian materi didukung oleh gambar dan bagan
iv Dilengkapi bahan bacaan
v Pembahasan tersusun secara sistematis
b. Buku II
i Dibagian awal pembahasan dilengkapi gambaran umum mengenai isi
buku
ii Penyampaian materi didukung dengan contoh kasus
2. Kelemahan
a. Buku Utama
i Tidak dilengkapi contoh penerapan teori
ii Terdapat penggunaan bahasa yang sulit dimengerti
iii Terdapat beberapa pembahasan yang tidak tuntas, seperti penjelasan
yang ada pada bagian fase perkembangan pada poin fase laten dan
fase pubertas.
b. Buku II
i Pembahasan yang tidak teratur
ii Tidak dilengkapi daftar referensi
B. KESIMPULAN
Dalam kedua buku dapat kami simpulkan bahwa Buku Utama Psikologi
Kepribadian karangan Agus Sujanto dkk lebih bagus dan lebih baik digunakan dalam
proses belajar dan pembelajaran, sebab buku Utama memiliki pembahasan yang
lebih luas. Akan tetapi, bukan berarti buku Pembanding 4 Teori Kepribadian
karangan Bernard Poduska dan Turman Sirait tidak bagus digunakan untuk lebih
mendalami sebuah Psikologi Kepribadian. Hanya saja materi yang disampaikan oleh
buku Utama lebih lengkap dibandingkan buku Pembanding.
18
C. SARAN
Dengan adanya bedah buku yang kami buat ini, saran kami adalah pembaca
diharuskan membaca secara tuntas sehingga dalam mendapatkan informasi yang baik
dan dapat mengerti apa saja yang dijelaskan pada bedah buku ini. Dengan membaca
ini diharapkan pembaca memperoleh pengetahuan yang luas meskipun ini masih
banyak kekurangan akan tetapi apabila kekurangan tersebut bisa berguna bagi yang
membaca maka sesungguhnya kekurangan itu akan menjadi suatu kelebihan.
19
Daftar Pustaka
ii
LAMPIRAN
iii
BUKU I
iv
v
vi
vii
BUKU II
viii
ix
Bedah Buku
PENGEMBANGAN DIRI
Disusun
Oleh :
Puji syukur saya hadiratkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas berkat
dan karunianyalah saya selaku penulis mampu menyelesaikan tugas “Critical
Book Report” pada mata kuliah Pengembangan Diri dengan tepat waktu. Tujuan
dari penulisan ini “Critical Bok Report” ini adalah demi memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Diri yang diberikan oleh dosen.
Tak lupa pula saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.
Ratna Manullang, M.Pd selaku dosen pengampu dalam Mata Kuliah
Pengembangan Diri dan juga teman-teman saya tercinta di kelas B regular yang
selalu memberi masukan terhadap tugas yang harus di selesaikan khusunya
kepada rekan-rekan sekelompok saya.
Saya berharap tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan saya juga
memohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kesalahan yang tidak di sengaja.
Atas perhatiannya saya selaku penulis mengucapkan ribuan terimakasih.
TIM
Tugas “Critical Book Report” ini merupakan bahan Tugas Mata Kuliah saya
pada Semester V Mata Kuliah Pengembangan Diri. Tugas ini selain sebagai bahan
penilaian pada mata kuliah terkait juga ditujukan sebagai bahan latihan bagi
mahasiswa untuk dapat meringkas, meresume, dan menilai akan kekuatan dan
kelemahan dari sebuah buku. Jadi, diharapkan dengan tugas ini seluruh mahasiwa
khususnya saya dapat mahir dalam penguasaan sebuah buku khususnya yang telah
dilakukan Critical.
Selanjutnya besar harapan saya khususnya pembaca laporan ini untuk dapat
memberikan masukan-masukannya atas segala kekurangan yang ada, terlebih
kepada dosen pengampu saya Ibu Dra. Ratna Manullang, M.Pd. Agar kedepannya
dalam tugas-tugas berikutnya dapat diperoleh hasil yang lebih baik lagi.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan Critical Book Report ini antara lain sebagai
berikut :
1.3 MANFAAT
Dalam critical book report atau bedah buku ini, penulis menggunakan dua
buku dengan identitas buku yang digunakan sebagai berikut:
Buku 1
Buku 2
Buku 1 Karangan Sondang P. Siagian terdiri dari 5 bab. Adapun ringkasan isi
per-bab diantaranya sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab terakhir pada buku karangan Sondang P. Siagian lebih membahas pada
penerapan teori motivasi dalam manajemen organisasi. Adapun dalam
pembahasannya teori motivasi diaplikasikan pada hal-hal sebagai berikut:
Langkah-langkah Dasar Manusia dalam Manajemen SDM yang menyangkut
Perencanaan Kinerja, Proses Rekrutmen, Proses Seleksi, Penempatan, Sistem
Imbalan, Pembinaan, dan Pengembangan Karier.
Bab 1 Pengantar
Dalam bab ini dijelaskan beberapa sub materi yaitu tentang Istilah Motivasi,
lalu ada Kebutuhan, Keinginan dan Tujuan, Teori Tentang Motivasi Manusia
menurut A.H. Maslow serta mengenai Individu dan Hirarki dalam Memenuhi
Kebutuhannya.
Pada bab 2 ini memaparkan beberapa sub materi tentang Pengantar dari
Motivasi dan Perilaku itu sendiri, Apa Sajakah yang Tercangkup Dalam Motivasi,
selain itu ada Model Umum Tentang Motivasi, Perananan Homeostasis Dalam
Motivasi, Beberapa Observasi Tentang Motivasi, Individu dan Motivasi, Perilaku,
Motif-Motif yang menyangkut dalam motivasi dan perilaku, Tujuan-Tujuan,
Kekuatan Motif, Perubahan-Perubahan pada Kekuatan Motif, Situasi yang
Memotivasi, Ekspektansi dan Ketersediaan, Kepribadian yang Berubah, Persoalan
Persepso, Komponen-Komponen Persepsi, dan Model-Model Statik Tentang
Motivasi.
Lalu dalam Bab 4 ini memaparkan materi berupa Pengantar, Teori Keadilan
Tentang Motivasi dari Adam, Teori Ekspektansi Tentang Motivasi, Sebuah Model
Tentang Motivasi yang Terintegrasi, Motivasi Melalui Penetapan Tujuan, dan
Model Praktikal untuk Menerapkan Teori-Teori Motivasional.
Berdasarkan isi materi dari kedua buku yang telah diringkas diatas, diambil 4
meteri yang dibahas sebagai bahan pengulasan antara buku 1 karangan Sondang
P. Siagian dan Buku 2 Karangan J. Winardi karena keduanya memiliki keterkaitan
materi yang sama, diantaranya mengenai Teori Motivasi, Teori Kepribadian,
Persepsi dalam Pengembangan Diri, Kemampuan Belajar, dan Teori Keadilan.
1. TEORI MOTIVASI
Pada buku utama memuat beberapa Teori Motivasi yang terdapat pada Bab 4
yaitu :
a. Kebutuhan Fisiologis
b. Kebutuhan akan keamanan
c. Kebutuhan social
d. Kebutuhan “esteem’’
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
2. Teori “X” dan Teori “Y” yang dikemukakan oleh Douglas Mc-Gregor yang
menekankan bahwa menurut persepsi para manager, para karyawan dapat
digolongkan pada 2 tipe utama, yaitu:
4. Teori keempat yang dibahas dalam bab ini ialah apa yang dikenal dengan
teori Existence, Relatedness dan Growth (ERG) yang dikembangkan oleh
Clayton Alderfer. Teori ini menekankan pentingnya pemuasan kebutuhan
manusia yang berkisar pada keberadaan, hubungan dengan orang lain dan
pertumbuhan yang harus dipenuhi secara simultan.
6. Teori Evaluasi Kognitif, yang pada intinya berarti bahwa apabila faktor-
faktor motivasional yang bersifat ekstrinsik diperkenalkan, faktor-faktor
motivasional yang bersifat instrinsik cenderung berkurang.
10. Teori terakhir yang dibahas dalam bab ini disebut teori harapan yang intinya
teletak pada ajaran yang berkata bahwa kuatnya kecenderungan seseorang
bertindak dengan cara tertentu sangat tergantung pada kekuatan harapan
bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu pada daya tarik
dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan. Teori ini menandung tiga
variable, yaitu daya tarik, hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan
serta kaitan antara usahan dan prestasi kerja.
kebutuhan untuk
merealisasi diri
kebutuhan akan
penghargaan
kebutuhan-kebuthan sosial
kebutuhan fisiologikal
2. TEORI KEPRIBADIAN
Dalam Buku 1 oleh Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.PA dijelaskan bahwa
dalam motivasi sangat dipengaruhi erat oleh kepribadian individu, agar dapat
menggunakan teknik motivasi yang paling tepat kita harus meninjau dari sudut
kepribadian. Para ahli psikologi berpendapat bahwa kepribadian merupakan
organisasi dinamik dari suatu sistem psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang pada gilirannya menentukan penyesuaian-penyesuaian khas yang
dilakukan terhadap lingkungannya.
Disamping itu perlu diingat bahwa makin lama perilaku diperkuat, makin
ia terpola dan makin sulit untuk mengubahnya. Hal itu menyebabkan lebih mudah
membuat perubahan-perubahan dalam kepribadian pada masa-masa awal
kehidupan. Makin lanjut usia seseorang, makin banyak waktu dan pengalaman-
pengalaman baru diperlukan untuk menimbulkan suatu perubahan dalam perilaku.
1. Diri orang yang bersangkutan, hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap, motif,
kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya.
2. Sasaran persepsi tersebut. Hal ini dapat berupa orang, benda atau
peristiwa.
3. Faktor situasi. Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam
situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian dari
individu.
1. Karakteristik individu
2. Kebutuhan Individu, dan
3. Faktor Situasi.
Karena itulah para ahli pendidik sering mengatakan bahwa belajar adalah
proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada pendidikan formal
yang ditempuh oleh seseorang diberbagai tingkat lembaga pendidikan. Kapasitas
belajar seseorang berbeda dari kapasitas orang lain. Akan tetapi terlepas dari
berbagai tingkat kapasitas itu, proses belajar terjadi dengan dua unsur utama.
Disatu pihak terdapat stimulus dan di pihak lain terdapat respon. Berarti proses
belajar sesungguhnya merupakan proses ( conditioning) dengan berbagai
bentuknya. Salah satu bentuk conditioning ialah apa yang disebut dengan
conditioning classical.
Bentuk proses belajar lain yang dikenal dewasa ini ialah yang disebut dengan
istilah proses belajar sosial. Intinya terletak pada pendapat bahwa seseorang bisa
belajar melalui tiga cara, yaitu belajar dari pengalaman orang lain, karena
diberitahu oleh orang lain, dan karena pengalaman sendiri. Karena itu sering
terdengar anakdot bahwa apabila seorang anak laki-laki ditanya dia ingin jadi apa
setelah kelak menjadi dewasa, jawaban yang sering diperoleh ialah bahwa anak
itu ingin seperti bapaknya. Teori ini juga menetengahkan pandangan bahwa
seseorang terlihat dalam proses belajar melalui observasi yang dilakukannya.
1. Pengkondisian Klasik
2. Pengkondisian Operano
3. Belajar secara kognitif
4. Belajar secara social
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori kemampuan belajar yang dipaparkan dalam
Buku 1 tidak dijelaskan mengenai pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam
menunjang kemampuan belajar individu. Sehingga dalam buku 2 dapat
melengkapi teori dalam buku 1
Perlakuan yang tidak adil itu bisa menyangkut berbagai hal seperti
penempatan, promosi, penilaian prestasi kerja, pengenaan sanksi apabila terjadi
pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang
bersangkutan.
Apabila kita merumuskan secara umum, maka teori keadilan (equity theory ).
Merupakan sebah model tentang motivasi, yang menerangkan bagaimana orang-
orang berupaya mendapatkan kelayakan ( fesness) dan keadilan ( justice) dalam
pertukaran-pertukaran sosial atau hubungan-hubungan memberi-menerima. Teori
keadilan didasarkan atas teori disonansi kognitif, yang dikembangkan oleh
seorang psikolog sosial yang bernama Leon Festinger pada tahun 50-an (
Festinger 1950 ).
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Siagian, Sondang P.2004. Teori Motivasi dan Aplikansinya. Rineka Cipta: Jakarta
Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian . PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta