Anda di halaman 1dari 24

1

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Bahan Ajar Pengembangan Pembelajaran IPS SD

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Rintia Sundipin

NIM : 220118157

Disahkan Oleh

Tana Toraja, 4 November 2022

Penyusun Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Rintia sundipin Yohanis Padallingan, S,Pd., M.Pd

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan Bahan Ajar
Pengembangan Pembelajaran IPS SD ini tepat pada waktunya. Bahan ajar
pengembangan IPS SD ini disusun untuk mahasiswa jurusan pendidikan guru
sekolah dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen
Indonesia Toraja, yang disusun berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang berlaku dan mengacu pada beberapa buku sumber yang
dapat melengkapi materi pokok yang ada serta diselaraskan dengan kebutuhan
proses belajar mengajar.

Materi yang disajikan dalam buku ini tentunya hanya berupa garis
besarnya saja untuk dapat menguraikan secara lebih rinci kami berharap
kepada rekan-rekan guru dosen dan sejawat yang lain untuk dapat
mengembangkannya sesuai dengan kondisi di lapangan masing-masing.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang ilmu pengetahuan sosial

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


terlibat dalam penyusunan bahan ajar ini. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan buku ini.

Tana Toraja, 4 November 2022

Rintia Sundipin

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. Materi Pembelajaran ....................................................................................3


B. Model Pembelajaran.....................................................................................9
C. Media Pembelajaran ...................................................................................11
D. Strategi Pembelajaran.................................................................................12
E. Pendekatan Pembelajaran...........................................................................12
F. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..........................................................14

BAB III PENUTUP ...............................................................................................18

A. Kesimpulan ................................................................................................18
B. Saran ...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun
secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2008: 7). Pengembangan
bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi,
mengembangkan,dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran.
Pengembangan bahan ajar sebagai pemahaman tentang desain
pernbelajaran. Selain itu, pengembangan bahan ajar mempertimbangkan
sifat materi ajar, jumlah peserta didik, dan ketersediaan materi.
Pengembangan bahan ajar mengunakan prinsip luwes. Prinsip luwes
artinya dapat menerima hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata
pelajaran pada saat pengimplementasiannya (Mbulu 2004:8). Prinsip
luwes siswa mampu menerima hal-hal baru dalam isi mata pelajaran yang
belum tercakup pada bahan ajar yang disampaikan oleh guru.
Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan menanamkan
nilai-nilai moral untuk peserta didik sangat diperlukan. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas peserta didik dalam ranah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang menjadi inti dalam kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka yang berbasis teks, dijadikan pendidik untuk
mengembangkan dan menyusun bahan ajar yang berkualitas, bervariasi,
dan tetap mempertahankan aspek-aspek dasar dalam kurikulum merdeka.
Kurikulum yang berbasis teks tersebut membuat peserta didik dituntut
untuk aktif mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari. Teks tersebut digunakan oleh pendidik untuk mengembangkan
bahan ajar yang berkualitas serta mampu menanamkan nilai-nilai moral
yang baik

1
Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum yang akan
disampaikan kepada siswa berperan sebagai materi pembelajaran ketika
proses pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam silabus
untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran
terlebih duhulu dikembangkan, sehingga lengkap dan siap digunakan
sebagai bahan ajar. Guru ketika menyampaikan pembelajaran, terlebih
dahulu menguasai tentang cara menyampaikan materi dengan baik supaya
materi pembelajaran dipahami siswa, maka guru melakukan organisasi
materi pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran dikelas. Sebagai
pendidik yang profesional, guna bahan individu mempersiapkan metode,
media, dan materi pembelajaran difokuskan untuk kepentingan proses
belajar mengajar. Ketika proses belajar mengajar, guru mengarahkan dan
membimbing siswa supaya aktif, sehingga tercipta interaksi yang baik
antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan

Manusia dan lingkungannya

Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang tinggal di suatu


tempat yang di sebut lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu
yang berada di sekeliling tempat kita hidup. Lingkungan bisa di
kelompokkan menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan
buatan.
1. Lingkungan alam adalah lingkungan yang terjadi dengan
sendirinya, jadi lingkungan alam tidak di buat oleh manusia.
2. Lingkungan buatan adalah lingkungan hasil buatan manusia.
Lingkungan buatan di bangun untuk kepentingan tertentu yang
bisa menunjang kebutuhan hidup manusia.
1) Lingkungan alam
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terjadi dengan sendirinya.
Lingkungan alam dapat memengaruhi perkembangan dan tingkah laku
manusia. Lingkungan alam harus di pelihara dengan baik. Contoh
lingkungan alam yaitu gunung,bukit,lembah,laut,dan sungai.
a. Gunung

3
Gunung adalah daerah di permukaan bumi yang menjulang tinggi.
Umumnya ketinggian gunung lebih dari 1.500 meter di atas
permukaan laut. Indonesia memiliki banyak gunung. Ada gunung
berapi dan gunung tidak berapi. Gunung bermanfaat sebagai
perkebunan, tempat wisata, dan tempat penelitian.

Gambar gunung berapi


b. Bukit
Bukit lebih rendah dari gunung. Di lereng gunung Merapi terdapat
daerah perbukitan yang di kenal dengan nama kaliurang. Kaliurang
menjadi tempat peristirahatan dan rekreasi yang berhawa sejuk di
Yogyakarta.

Gambar kaliurang di lereng gunung Merapi


c. Lembah
Lembah adalah tanah rendah yang terletak di kiri dan kanan sungai
atau di kaki gunung. Lembah yang dalam dan luas di sebut ngarai.

4
Lembah dan ngarai dapat dijadikan sebagai tempat wisata. Salah
satu contoh lembah yang terkenal adalah lembah Anai.

d. Laut
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah banyak dan sangat
luas. Laut menggenangi dan membagi daratan mejadi benua dan
pulau. Laut menjadi tempat nelayan mencari ikan.
Sebagi besar negara Indonesia merupakan negara perairan. Laut
yang sangat luas di sebut lautan atau Samudra. Lautan Samudra di
bedakan berdasarkan tingkat kedalamnya. Contohnya laut jawa,
laut banda,laut timor,Samudra hindia, dan Samudra atlantik.

Gambar laut yang luas


e. Sungai

5
Sungai adalah aliran yang besar di wilayah daratan. Sungai
menjadi tempat mengalirnya air dari hulu sungai ke hilir sungai.
Hulu sungai adalah bagian dari alur sungai yang terdekat dengan
titik tertinggi yang berada di pengunungan. Hilir sungai adalah
bagian dari alur sungai yang terdekat dengan muara sungai. Sungai
mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.

Gambar aliran sungai


2) Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja di buat untuk
kepentingan tertentu guna menunjang kebutuhan hidup manusia.
Lingkungan buatan banyak di temui di desa atau di kota.
Lingkungan buatan yang ada di desa contohnya, waduk,sawah,kebun,
tambak ikan, dan pasar. Sedangkan lingkungan buatan yang ada di kota
contohnya jalan raya, Gedung,peraktoran mall, pasar,taman kota,stasiun,
terminal dan bandara. Lingkungan buatan harus juga di pelihara dengan
baik.

6
a. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air untuk berbagai
kebutuhan. Air waduk dapat berasal dari daerah sekitar waduk atau
dari sungai yang bermuara ke waduk itu. Waduk di gunakan untuk
mengatur pembagian air. Selain itu masyarakat setempat
menggunakan waduk untuk keperluan pengairan lahan
pertanian,pemeliharaan ikan,pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
dan sarana rekreasi. Contoh waduk yaitu waduk jatiluhur,waduk
asahan dan waduk sadang.

Gambar waduk jatiluhur


b. Bandara
Bandara merupakan tempat pesawat terbang lepas landas dan
mendarat. Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah
tanah lapang yang berumput yang bisa di darati pesawat dari arah
mana saja tergantung arah angin. Saat ini bandara bukan hanya
sebagai tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam

7
perkembangannya, berbagai sarana seperti toko,restoran,pusat
kebugaran, dan sarana lain terdapat di bandara.
Sarana bandara yang terpenting adalah landas pacu yang di
perlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung
dari besarnya pesawat yang dilayani. Landas pacu bisa terbuat dari
rumput atau aspal. Pada bandara yang ramai, terdapat lebih dari
satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas. Untuk
keamanan dan pengaturan pesawat di gunakan menara pesawat.

Gambar bandara udara


c. Jalan raya
Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan
dengan kawasan lainnya. Jalan raya memiliki ukuran yang lebih
lebar, besar, dilapisi aspal dan bisa dilewati dari dua arah
berlawanan. Jalan raya umunya di lewati kendaraan. Jalan raya di
bangun sebagai sarana kelancaran angkutan darat. Jalan raya dapat
di bedakan menjadi jalan kampung, kota,jalan kabupaten,jalan
provinsi,dan jalan negara. Untuk mengatasi kepadatan lalu lintas.

8
B. Model Pembelajaran Cooperative Learning
a. Pengertian Cooperative Learning tipe jigsaw
Menurut Sudrajat (2010: 5), model pembelajaran Jigsaw
merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Sedangkan Zaini (2008: 56), menjelaskan bahwa model


pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menajdi
beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan
penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan
seluruh peserta didik dalam belajar.

b. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Kelebihan:

1. Dapat mengembangkan hubungan antar siswa


2. Menerapkan bimbingan sesama teman

9
3. Rasa percaya diri siswa yang tinggi
4. Dapat memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis lebih berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam, dan
8. Dapat meningkatkan motivasi belajar.

Kelemahan:

1. Prinsip utama pembelajaran ini adalah “Peerteaching” yaitu pembelajaran


oleh teman sendiri. Ini akan menjadi kendala karena persepsi dalam
memahami suatu konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa
lain.Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan agar
jangan sampai terjadi salah konsep.
2. Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi
pada teman, jika siswa tidak percaya diri, pendidik harus mampu
memainkan perannya dalam memfasilitasi kegiatan belajar.
3. Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah
dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.
4. Awal pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu
yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini
bias berjalan dengan baik.
5. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (> 40 siswa) sangat sulit.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe


Jigsaw.
• Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
• Tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
• Tiap kelompok diberikan bahan ajar dan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.

10
• Dari masing-masing kelompok diambil 1 anggota untuk membentuk
kelompok baru atau kelompok pakar.
• Kemudian kelompok pakar Kembali lagi ke kelompok asal untuk
mengajarkan anggota kelompoknya.
• Selama proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator.
• Guru kemudian melakukan evaluasi, baik secara individu maupun
kelompok.
C. Media Pembelajaran jigsaw
a. Pengertian media pembelajaran jigsaw
Pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah suatu teknik
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam
suatu kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya (Muhammad, 2015: 63). Jigsaw
didesain untuk menigkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Dengan
demikian, siswa saling bergantung satu sama saling secara
kooperatif.
D. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Duch, Problem Based Learning (PBL) merupakan
model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud. Menurut Glazer, mengemukakan Problem Based
Learning merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara
aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.
b. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Problem Based

11
Learning Menurut Rerung (2017) kelebihan dari strategi
pembelajaran problem based learning sebagai berikut :
• Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan
masalah dalam situasi nyata.
• Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar
• Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak
ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini
mengurangi beban siswa untuk menghapal atau menyimpan
informasi.
• Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
• Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik
dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi. Sedangkan
kelemahan strategi pembelajaran problem based learning adalah :
• Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai. 16
• Membutuhkan banyak waktu dan dana; dan idak semua mata
pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
• Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang
tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
• PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena
masalah kemampuan bekerja dalam kelompok.
• PBL biasanya mebutuhkan waktu yang tidak sedikit
• Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja
siswa dalam kelompok secara efektif.
E. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Menurut Nurul (Dalam Marjan, 2014, hlm.4) menyebutkan
bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik
merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah
dan inkuiri, dimana siswa berperan secara langsung baik secara

12
individu maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip
selama kegiatan pembelajaran, sedangkan tugas guru adalah
mengarahkan proses belajar yang dilakukan siswa dan memberikan
koreksi terhadap konsep dan prinsip yang didapatkan siswa.
Sedangkan menurut Imran (2014), pendekatan saintifik adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang
memberikan suatu pengalaman kepada siswa secara langsung
melalui sebuah observasi sehingga siswa dapat mencari informasi
sendiri dari sumber lain.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan pembelajaran saintifik memiliki kelebihan
pembelajaran yaitu :
• Memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan
perencanaan yang matang, pengumpulan data, analisis data untuk
menghasilkan kesimpulan.
• Menuntun siswa berpikir sistematis, kritis, kreatif, melakukan
aktivitas penelitian dan membangun konseptualisasi pengetahuan.
• Membina kepekaan siswa terhadap problematika yang terjadi di
lingkungannya.
• Membiasakan siswa menanggung resiko pembelajaran. membina
kemampuan siswa dalam berargumentasi dan komunikasi.
• Mengembangkan karakter siswa. Namun demikian, di samping
kelebihan-kelebihan di atas.
pendekatan saintifik juga memiliki kekurangan atau
kelemahan antara lain sebagai berikut:
• Dapat menghambat laju pembelajaran yang menyita waktu.
• Kegagalan dan kesalahan dalam melakukan eksperimen akan
berakibat pada kesalahan pengambilan kesimpulan.
• Apabila terdapat siswa yang kurang berminat terhadap materi
yang dipelajari, dapat menyebabkan pembelajaran menjadi tidak
efektif.

13
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD MADRASAH IBTIDAIYAH

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : III (Tiga) /1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Merima dan menjalakan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan kelurga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati(
mendengar,melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang di jumpainya di rumah atau di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan factual dalam Bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerkan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Memahami lingkungan alam 1.1.1 Siswa dapat menjelaskan


dan lingkungan buatan pengertian lingkungan alam dan
lingkungan buatan.
1.1.2 Siswa dapat menyebutkan

14
macam-macam lungkungan alam
dan buatan.
1.1.3 Siswa dapat menjelaskan
manfaat lingkungan alam dan
buatan.
1.1.4 Siswa dapat menjelaskan cara
memelihara lingkungan alam dan
buatan.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai siswa di harapkan mampu menjelaskan
pengertian lingkungan alam dan lingkungan buatan, macam-macam serta
manfaat lingkungan alam dan buatan serta cara melestarikannya.
D. Materi Pembelajaran
1. Lingkungan alam dan lingkungan buatan.
2. Macam-macam lingkungan alam dan buatan.
3. Manfaat lingkungan alam dan buatan.
4. Cara melestarikan lingkungan alam dan buatan.
E. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model : Cooperative learning tipe jigsaw
2. Metode : Ceramah, tanya jawab,diskusi
F. Media, Alat dan Sumber belajar
1. Media : Gambar dan Slide
2. Alat : Laptop dan LCD
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan waktu


1 Pendahuluan: 10 menit
-Guru mengucapkan
a. salam dan memanggil salah
satu peserta didik untuk memimpin bernyanyi dan
berdoa

15
-Guru mengabsen peserta didik sambil menyakan
kabar
-Guru mengadakan tes kemapuan awal melalui
pertanyaan singkat
-Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan inti: 45 menit
-Mengamati perilaku siswa dalam
belajar(mengamati)
-Mengamati kemapuan siswa dalam menerima
materi pembelajaran(mengamati)
-Menayakan pengertian lingkungan lam dan
buatan(menanya)
-Memberi tanggapan atas pertanyaan yang di ajukan
oleh guru atau teman sekelas(mengeksplorasi)
-Mengumpulkan data dari berbagai informasi
berkaitan dengan lingkungan alam dan
buatan(mengkomunikasikan)
-Mengumpulkan data dari berbagai
sumber(mengkomunikasikan)
-Mempresentasikan kesimpulan dari berbagai
temuan
-Menyampaikan hasil belajar atau hasil temuan
tentang lingkungan alam dan buatan.

3 Penutup: 15 menit
-Peserta didik membuat kesimpulan di bantu dan di
bimbing guru
-Melaksankan penilaian dan refleksi dengan
mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta
didik dari kegiatan yang telah di laksanakan sebagai

16
bahan masukan perbaikan langkah selanjutnya
-Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
-Mengkondisikan peserta didik untuk membaca doa
setelah belajar
-Menutup pembelajaran dengan salam.

H. Penilaian
Aspek penilaian:
1. Keaktifan
2. Kerjasama
3. Keberanian pendapat
4. Menendalikan diri
5. Menghomati pendapat orang lain.

Metro, 22 Mei 2022

Mengetahui,

Kepala Sekolah Wali Kelas

Hermin pasang datuwali S,Pd Salmawati S.Pd

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun
secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2008: 7). Pengembangan
bahan ajar digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi,
mengembangkan,dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran.
Pengembangan bahan ajar sebagai pemahaman tentang desain
pernbelajaran. Selain itu, pengembangan bahan ajar mempertimbangkan
sifat materi ajar, jumlah peserta didik, dan ketersediaan materi.
Pengembangan bahan ajar mengunakan prinsip luwes. Prinsip luwes
artinya dapat menerima hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata
pelajaran pada saat pengimplementasiannya (Mbulu 2004:8).
Pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang
bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(Muhammad, 2015: 63). Jigsaw didesain untuk menigkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran
orang lain. Dengan demikian, siswa saling bergantung satu sama saling
secara kooperatif.
B. Saran
Sebagai seorang calon guru hendaknya kita mengetahui model apa
yang cocok dengan mata pelajaran yang akan kita berikan kepada siswa.
Seperti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran IPS karena sangat membantu siswa untuk
aktif dalam pembelajaran serta bisa bertanggung jawab dalam proses
pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Masrinah Enok Noni, Aripin Ipin, Gaffar Arif Aden. “Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis”. Diakses 4
November 2022, dari Universitas Majalengka.

Hotimah Husnul.”Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning


Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar”.

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran

Ghozali Imam.”Pendekatan Scientific Learning Dalam Meningkatkan Prestasi


Belajar Siswa”.

Anita Lie. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana


Indonesia.

19
20

Anda mungkin juga menyukai