Anda di halaman 1dari 3

Pekerjaan Finishing

Pengertian Umum
Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan dalam rangka
menutupi, melapisi, dan memperindah dari sebuah bangunan atau konstruksi. Pekerjaan finishing
merupakan pekerjaan yang memakan biaya cukup besar dan untuk mereduksi pekerjaan ini memang
tidak mudah tetapi dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas serta
kompetensi tenaga kerja.
Jenis dan Macam Pekerjaan
Finishing Pekerjaan finishing dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Pekerjaan finishing basah adalah pekerjaan finishing yang dalam aplikasinya menggunakan air
sebagai medianya yang meliputi pasangan batu bata, plesteran, acian, pasangan tegel keramik,
pasangan granit, dan pekerjaan pengecatan.
- Pekerjaan finishing kering adalah pekerjaan yang dalam aplikasinya tidak menggunakan air sebagai
medianya yang meliputi pekerjaan wallpaper, dinding partisi, karpet, dinding enamel, dll.
Pekerjaan diruang terbatas
Bekerja di dalam ruang terbatas (confined spaces) mempunyai resiko terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan
perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan perundang-undangan, program
memasuki ruang terbatas dan persyaratan ataupun prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam
ruang terbatas. Seperti diketahui bersama, ruang terbatas (confined spaces) mengandung beberapa
sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar
dalam bentuk gas, uap, asap, debu dan sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain berupa
terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang berlebihan, suhu yang ekstrem,
terjebak atau terliputi (engulfment), maupun resiko fisik lainnya yang timbul seperti kebisingan,
permukaan yang basah/licin dan kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang terbatas tersebut
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian tenaga kerja yang bekerja di
dalamnya.
Dasar Hukum
• Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Hygiene
dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor
• Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
• Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia
di udara Lingkungan Kerja
• Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.117/Men/PPKPKK/III/2005 tentang
Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan,
Gedung Bertingkat, dan TempatTempat Publik Lainnya.
Hot work
Hot work dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang berkaitan dengan pembakaran, pengelasan, atau
kegiatan serupa yang dapat menimbulkan percikan api atau ledakan. National Fire Protection
Assosiation (NFPA) 51 B tahun 2009 menyebutkan bahwa potensi bahaya utama pada aktivitas hot
work adalah kebakaran dan ledakan. Salah satu jenis pekerjaan panas (hot work) adalah pekerjaan
yang berhubungan dengan kelistrikan dan pengelasan.
IZIN KERJA DAN RAMBU
WORK PERMITS AND SIGNS
Pekerjaan panas (pekerjaan yang menghasilkan api atau bunga api atau berpotensi terjadinya
kebakaran) dengan menggunakan semua peralatan (trafo las, blander las potong, pengelasan, dan unit
generator) harus mengajukan izin kerja panas.
Sebelum menyetujui izin kerja yang diajukan, harus dilakukan pemeriksaan peralatan, proteksi
bunga api, lokasi kerja, material, perlengkapan pemadam api, APD yang akan digunakan, dan
fasilitas evakuasi bila pengelasan dilakukan di ruang terbatas, serta pemeriksaan alat bantu kerja (perancah)
bila pengelasan dilakukan di ketinggian.
Setelah izin kerja disetujui, pasang izin kerja di lokasi dimana pekerjaan akan dilakukan.
Pastikan rambu bahaya pengelasan dipasang pada area pengelasan dan area di bawah bila
pengelasan dilakukan di ketinggian.
Sediakan alat pemadam kebakaran, APAR minimal 2 tabung, air, dan karung basah.
WELDER DAN APD WELDER AND PPE
Juru las harus menggunakan masker las/kedok las, masker, sarung tangan kulit, sepatu keselamatan,
pelindung lengan dari kulit dan apron/celemek las dari kulit.
Juru las harus memiliki sertifikat juru las sesuai posisi yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah berwenang.
LINGKUNGAN KERJA
WORK ENVIRONMENT
Area kerja aman (jauh dari titik api, jauh dari bahan mudah terbakar, dll.)
Pindahkan semua bahan mudah terbakar/meledak: oli, bensin, tiner, kertas, kain, kayu, dll. (jarak min. 10
m dari area kerja).
Jika tidak bisa dipindahkan, maka harus ditutup dengan karung basah atau selimut api.
Lapisi lantai yang mudah terbakar dengan pasir basah, terpal tahan api, selimut api atau karung
basah
Proteksi bunga api harus benar-benar rapat (proteksi bisa menggunakan karung basah atau
selimut api).
Jika melakukan pengelasan di area ketinggian, pasang proteksi untuk menghalangi bunga api jatuh
ke bawah (baik melalui lubang, perimeter atau area terbuka yang lain) dan tersedia pengawas di area
bawah pengelasan serta area di bawah harus dibarikade dan terpasang rambu peringatan.
Lakukan penyiraman setiap 30 menit (jika proteksi menggunakan karung basah).
BEKERJA DI KETINGGIAN
Jatuh saat bekerja di ketinggian atau jatuh dari ketinggian adalah penyumbang terbesar kasus
kematian di dunia konstruksi (59%). Pencegahan terhadap jatuh dari ketinggian dan standar aman
bekerja di ketinggian harus benar-benar diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai