KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DI RUANG TERBATAS (CONFINED SPACES)

Wilis tantular
Praktisi K3, Disnakertransi Provinsi Jawa Timur
 PERATURAN
PER-UNDANG-UNDANGAN K3,
STANDARD DAN PEDOMAN
BIDANG RUANG TERBATAS
RUANG TERBATAS
 Ruang = area
 Terbatas
 - Dibatasi oleh dinding
 - Dibatasi oleh Gerak
 - Dibatasi oleh Kegiatan/aktifitas
 - Dibatasi oleh Pintu keluar masuk
 - Dibatasi oleh Sirkulasi udara
 - Dibatasi oleh Penerangan/iluminasi
 - Dibatasi Oleh Jumlah orang
 - Dibatasi oleh pemakaian alat
 Tidak dirancang untuk aktifitas normal
 Memiliki resiko tinggi
 MATERI PER-UNDANG
UNDANGAN:
1. Latar Belakang 7. Peraturan Terkait Ruang Terbatas
2. Tujuan Pembelajaran  Per. Khusus L Tanggal 6 Agustus 1936
 Kepmenaker No.187/MEN/1999
3. Ruang Lingkup  SE Menaker No.01/Men/1997 SE Menaker
4. Referensi No.117/Men/PPK- PKK/III/2005
 SK Dirjen Binwasnaker No. Kep.
5. Pengertian
113/DJPPK/IX/2006.
6. UU No.1 Th.1970 Ttg
 Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No.
Keselamatan Kerja
SE.01/DJPPK/I/2011
 Permenaker 11 Th 2023.
8. Pedoman dan Standard
 SNI -0229 – 1987 E.
 OSHA Confined Space
Standard29
 Australian Standard 2865 – 1995
Safe Working in a confined space
 1.LATAR BELAKANG :
1. Bekerja di dalam Ruang Terbatas
(confined spaces) mempunyai Resiko
terhadap keselamatan dan kesehatan
pekerja dan aset perusahaan.
2. Diperlukan aturan untuk jaminan
perlindungan melalui :
A. Peraturan perundang-undangan,

B. Program memasuki ruang terbatas

C. Persyaratan – persyarataan K3

D. Prosedur memasuki dan bekerja di

dalam ruang terbatas.

1.LATAR BELAKANG

 Ruang Terbatas (confined spaces) secara Alamiah,

maupun pekerjaan di dalamnya menimbulkan :
 Bahan-bahan berbahaya yg terlepas (gas, uap, asap, dan debu
beracun)
 Mengakibatkan Oksigen defisiensi/berkurang, atau kadar
Oksigen yg berlebihan, yg memicu kebakaran/peledakan
 Bahaya lain berupa : Suhu yang ekstrem, terjebak atau
terbenam (engulfment) oleh material padatan atau cairan
 Bahaya struktur/konfigurasi ruangan, bersekat & bertingkat,
 Bahaya fisika : kebisingan, permukaan yang basah/licin dan
kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang
terbatas (confined spaces) mengakibatkan
kecelakaan kerja sampai
dengan kematian tenaga kerja.
 TUJUAN KHUSUS
1.Memberikan pemahaman kepada petugas ruang
terbatas/confined spaces dengan Peraturan perundangan,
Pedoman dan Standarisasi terkait K3 Ruang Terbatas

2.Mengetahui upaya pencegahan

kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja di Ruang Terbatas.

3.Melaksanakan prosedur kerja

aman di ruang terbatas.

 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui potensi bahaya di ruang terbatas
2. Mengetahui tehnik pengukuran gas atmosfer berbahaya di ruang
terbatas.
3. Mengetahui tehnik isolasi energi
4. Mengetahui tehnik
pemasangan ventilasi
5. Melaksanakan prosedur
ijin kerja dan masuk
Ruang Terbatas
6. Menggunakan alat
pelindung diri (APD)
REFERENSI
 Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan
Konvensi ILO No. 120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan
dan Kantor-Kantor;
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
 Peraturan Khusus L tanggal 6 Agustus 1936 tentang Keselamatan
Kerja di Tangki Apung;
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187/MEN/1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja;
 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1997 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di udara Lingkungan Kerja;
(Permenaker no 5 Tahun 2018 Ttg Lingkungan Kerja)
REFERENSI
 SE Menakertrans No.117/Men/PPK- PKK/III/2005 Tentang
pemeriksaan menyeluruh pelaksanaan k3 di pusat perbelanjaan,
Gedung bertingkat, dan Tempat-tempat publik lainnya;
 Kep Dirjen Binwasnaker No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas.
 SE.Dirjen Binwasnaker No.01/DJPPK/I/2011 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan
Petugas Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya;
 Permenaker No.11 tahun 2023 Tentang K3 Ruang Terbatas.
 SNI -0229 – 1987 E Tentang Keselamatan Kerja di dalam Ruang
Tertutup;
 OSHA 3138-01R 2004 Permit Required Confined Space;
 Australian Standard 2865-1995 SafeWorking in confined space
PENGERTIAN

a. Ruang Terbatas (confined spaces) dengan ijin masuk:

 Mengandung gas atmosfer berbahaya;
 Mengandung bahan berupa cairan maupun padatan
yang berpotensi memerangkap pekerja di dalamnya;
 Mempunyai bentuk atau struktur ruangan sedemikian rupa,
yang menyebabkan pekerja terperangkap;
 Mengandung bahaya lainnya, yang mengakibatkan cidera
serius dan kematian
PENGERTIAN

c. Gas atmosfer berbahaya terdapat dalam ruang terbatas, yg dapat

menyebabkan kematian / ketidakmampuan pekerja untuk
menyelamatkan diri, al;
 Oksigen kurang dari 19,5% dan melebihi 23,5% volume udara;
 Bahan mudah terbakar / mudah meledak, apabila melebihi
konsentrasi Batas Bawah Dapat Meledak (BBDM)/LEL dan
kurang dari Batas Atas Dapat Meledak (BADM)/UEL;
 Bahan Beracun, melebihi konsentrasi Nilai Ambang Batas
(NAB)
PENGERTIAN

d Pengujian gas atmosfer berbahaya,

Proses identifikasi dan evaluasi kandungan gas atmosfer
berbahaya dgn alat uji yg terkalibrasi dan metode uji yg
sesuai;
e. Ijin masuk,
Dokumen tertulis yg diberikan oleh pengurus, untuk
memperbolehkan dan mengawasi kegiatan dalam ruang terbatas;
f. Udara kurang oksigen,
Kondisi konsentrasi oksigen berada di bawah19,5 % volume
udara yang dapat menyebabkan sesak napas dan kematian;
g. Udara kaya oksigen,
Kondisi konsentrasi oksigen berada di atas 23,5% volume udara
yang dapat memicu terjadinya kebakaran dan peledakan;
1. UU NO. 1 TAHUN 1970

 Setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yg

menghendaki terjadinya kecelakaan, karena sdh menjadi naluri
yg wajar dan bersifat universal bg setiap makhluk hidup di dunia.
 Perbedaan status sosial, antara tenaga kerja dgn
pengusaha saat melakukan perjanjian kerja, selama
berlangsungnya hubungan kerja, maka diperlukan intervensi
pemerintah untuk memberikan batas minimal yg harus dipenuhi
dalam persyaratan K3 dituangkan dalam Undang-Undang
Keselamatan Kerja No. 1Tahun 1970.
1.UU No. 1 tahun 1970
 Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas K3
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.
 Tujuan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja :
a. Tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
b. Sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan
secara efisien.
c. Proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.
1.UU No. 1 tahun 1970
 Perlindungan K3 diperlukan, Segala daya upaya untuk membina
norma perlindungan kerja khususnya pada keselamatan dan
kesehatan kerja secara nasional.
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 berlaku pada setiap waga
negara yang berada di wilayah hukum Indonesia termasuk
warga negara asing yang tinggal di Indonesia (kecuali yang
mendapatkan kekebalan hukum).
 Ruang lingkup UU No.1Tahun 1970 ada 3 unsur yg harus
dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja :
1. Tempat kerja dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha,
2. Tenaga kerja yang bekerja
3. Bahaya kerja di tempat kerja.
1.UU No. 1 Tahun 1970
 Tempat kerja : (Pasal 2 huruf l)
Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur
atau lubang
 Syarat Tempat kerja (Pasal 3)
a. Mencegah & mengurangi kecelakaan
b. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan
c. Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
d. Mencegah & mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan
e. Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK baik physik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
f. Memperoleh penerangan yg cukup & sesuai
g. Menyelenggarakan suhu & lembab udara yg baik
h. Menyelenggarakan penyegaran udara yg cukup
i. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
j. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara &
proses kerjanya
1.UU No. 1 tahun 1970 (Pasal 9)
(1) Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan
pada tiap tenaga kerja baru tentang :
 Kondisi dan bahaya yg dpt timbul di tempat kerja
 Semua pengamanan dan alat perlindungan
yang diharuskan
 Alat Pelindung Diri
 Cara dan sikap yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya.
(2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan
tenaga kerja yang bersangkutan, setelah ia yakin Tenaga Kerja
tersebut telah memahami syarat-syarat K3
(3) Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan K3
(4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat yang berlaku.
2. Peraturan Khusus ”L” Tahun 1936 Mengenai usaha-usaha
keselamatan kerja untuk pekerjaan – Pekerjaan di dalam
tangki
Tangki Apung
 Tangki yang tertutup dan diisi dengan
udara yang dipergunakan untuk
mengapungkan muatan di atas maupun
di dalam air atau untuk mengangkat;
 Jenis pekerjaan di dalam tangki apung adalah semua
pekerjaan yang membutuhkan pengawasan penglihatan,
pembersihan dan reparasi;
 Ahli adalah Orang yang mengawasi pekerjaan di tangki apung
 Semua tangki apung jika tidak mempunyai alat pengganti udara,
harus paling sedikit mempunyai 2 lubang orang pada bagian atas
tangki dengan jarak yang berjauhan antara satu sama lain
2. Peraturan Khusus ”L” Tahun 1936
Syarat pekerjaan di Tangki Apung
o Setidak-tidaknya sebuah topeng gas zat asam yang baik;
o Tali-tali yg kuat dan cukup panjang, untuk diikatkan pada bagian
pinggang pekerja, yg mana apabila dalam keadaan bahaya,
pekerja- pekerja tadi dapat diangkat keluar;
o Sebuah lampu untuk penerangan tidak boleh dipergunakan
tegangan aliran listrik yang melebihi 50 volt;
o Sebuah penghembus (blower) udara yg mempunyai kapasitas
cukup untuk tiap-tiap orang paling sedikit membutuhkan 40 liter
dalam 1 menit;
o Topeng-topeng gas yang cukup dan telah diperhitungkan untuk
menahan gas-gas racun;
o Ditunjuk seorang ahli yang bertanggung jawab terhadap
pengawasan pekerjaan;
3. Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan
Konvensi ILO No. 120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan
dan Kantor-kantor
Bab II Azas azas
 Bangunan bawah tanah / tidak berjendela harus memenuhi
standar hygiene yang baik ( pasal 16 )
 Pekerja hrs dilindungi dari bahan, proses, teknik yang
berbahaya, tidak sehat atau beracun jika perlu dengan APD
(pasal 17).
4.Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam
Tempat Kerja
Pencegahan kebakaran, Pencegahan keracunan, penularan
penyakit dan PAK, Housekeeping,Penerangan, Suhu, Kadar
udara,
Bangunan, Sampah, Ruang udara dan ruang kerja, Kakus,
Dapur, Air, Penyelenggaraan makanan bagi TK, Ergonomi , dll
5. Permenakertrans No. Per.01/Men/1982 tentang Bejana Tekan
(Permenaker No.37 Tahun 2016 Ttg K3 Bejana Tekan &Tangki
timbun)
1. Botol baja
2. Bejana stasioner
3. Bejana transport
4. Pesawat pendingin
5. Tangki penimbun
6. Tangki apung
7. Pesawat pembangkit gas karbit
8. Bejana proses
9. Instalasi jaringan pipa
Peraturan ini berlaku untuk perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bejana tekan.
Tahun 2005

KECELAKAAN
KERJA DIRUANG
TERBATAS
(Convined Space)
2 TEKNISI TEWAS & 3 DIRAWAT DI
RS DETIKNEWS
Rabu, 02 Feb 2005 13:26 WIB
Jakarta - Dua teknisi pusat perbelanjaan
raksasa ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat,
tewas karena menghirup gas beracun.
Gas itu terhirup ketika membersihkan
tempat penampungan limbah. Tiga pekerja
lainnya masih dirawat di RSI Cempaka
Putih, Rabu (2/2/2005).
Mereka yang tewas adalah Bukhori dan
Bambang Eka Murdawa. Sedangkan yang
masih dirawat di RS adalah Heri Suryadi,
Sukamto dan Muji. Heri adalah korban
terparah, sekarang dirawat di ICU.
2 TEKNISI TEWAS & 3 DIRAWAT DI
RS
Rabu, 02 Feb 2005 13:26 WIB
Peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar
pukul 22.00 WIB, Selasa (1/2) saat para
korban tengah bertugas membersihkan
limbah di lantai basement ITC Cempaka
Mas.
Mereka kebetulan dapat shift malam.
Ketika membersihkan tempat tersebut,
Bukhori jatuh lemas. Rekannya berusaha
menolong tapi mereka juga malah lemas.
Buchori tewas di tempat, demikian juga
Bambang Eka yang berusaha menolong.
Sebanyak 5 orang rekannya juga dilarikan ke
RS. Dua di antaranya diperbolehkan pulang
dan 3 lainnya masih diopname hingga kini.
2 TEKNISI TEWAS & 3 DIRAWAT DI RS
Kondisi Heri saat ini masih belum sadar. Dia
menggunakan alat bantu pernafasan dan diinfus.
Dua rekannya sesama teknisi yang kebagian shift siang
ini tampak menunggui korban di luar ruangan."Rekan
saya yang meninggal sudah dibawa oleh keluarganya
setelah divisum di RSCM," Ari, salah satu teknisi, pada
detikcom. Ari bersama rekannya mengenakan seragam
biru dengan lambang ITC Cempaka Mas di lengan
kanannya. Polda Metro Jaya Sementara reporter
detikcom Nala Edwin melaporkan, berdasarkan
informasi dari Polda Metro Jaya, saat kejadian ada 7
korban.
2 TEKNISI TEWAS & 3 DIRAWAT DI RS
7 Korban adalah Bambang Eka Murdawa (25), tinggal di Tanjung
Barat, Jagakarsa, Jaksel; Bukhori (30); Sukamto; Muhanto; Heri
Suryadi; Sofyan dan Parno.
Polisi juga telah memeriksa saksi Ari Alfianto (29), petugas sekuriti
ITC yang tinggal di Semper Timur Cilincing, Jakut.
Dari kesaksiannya diperoleh kronologi bahwa para korban malam
itu sedang membersihkan kubangan penampungan kotoran di
basement.
Mereka menghirup udara kotor yang diduga beracun, sehingga
5 orang tidak sadarkan diri.
Mereka dilarikan ke RSI Cempaka Putih. Namun 2 pekerja di
antaranya sudah boleh pulang, 3 lainnya rawat inap.Dua pekerja
lainnya tewas dan dikirim ke RSCM yaitu Bukhori dengan
Bambang Eka Murdawa. Saat ini kasus ini masih ditangani Polsek
Kemayoran Jakpus.
ITC CEMPAKA MAS JAKARTA
TUJUAN: KEPADA GUBERNUR DAN BUPATI/WALIKOTA SE
INDONESIA
SURAT EDARAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : SE. 117/MEN/PPK-PPK/III/2005
TENTANG
PEMERIKSAAN MENYELURUH
PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
DI PUSAT PERBELANJAAN, GEDUNG BERTINGKAT
DAN TEMPAT-TEMPAT PUBLIK LAINNYA.
SE .117/MEN/PPK-PPK/III/2005
Dari hasil pengamatan terhadap:
1.Pusat-pusat perbelanjaan,
2.Gedung bertingkat,
3.Tempat-tempat publik lainnya
Sarana dan prasarana gedung tersebut belum diimbangi
dengan perhatian khusus pada aspek (K3).
Hasil investigasi kecelakaan kerja di Gedung ITC Cempaka
Mas Jakarta pada bulan Pebruari 2005 yang mengakibatkan
tewasnya 2 orang pekerja.
SE 117/MEN/PPK-PPK/III/2005

Untuk mengantisipasi potensi bahaya yang makin komplek,

Sarana dan prasarana di pusat perbelanjaan, Gedung bertingkat
tinggi seperti Hotel, Apartmen, Perkantoran dan tempat-tempat
publik lainnya, perlu dilakukan pengawasan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), Untuk keperluan dimaksud maka
dengan ini diminta bantuan kepada semua Gubernur dan
Bupati/Walikota untuk:
SE 117/MEN/PPK-PPK/III/2005
1. Menugaskan Pengawas Ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan
aspek K3 di pusat perbelanjaan, gedung bertingkat dan tempat-
tempat publik lainnya, yaitu :
a. Sistem informasi K3 bagi tamu dan pengunjung;
b. Sistem tanggap darurat;
c. Instalasi listrik;
d. Instalasi pemadam kebakaran;
e. Instalasi penangkal petir;
f. Instalasi pengolah limbah;
g. Instalasi ruang tertutup/confined space;
h. Penanganan dan penyimpanan bahan kimia berbahaya dan
beracun;
SE 117/MEN/PPK-PPK/III/2005
i. Instalasi pemipaan dan plumbing;
j. Konstruksi;
k. Pesawat angkat agkut;
l. Instalasi ventilasi dan pendingin udara;
m. Ergonomi;
n. Sanitasi dan Hygiene;
o. Kantin dan ruang makan;
p. Pesawat uap dan bejana tekan;
q. Pelayanan kesehatan kerja (klinik);
r. Alat pelindung diri;
SE 117/MEN/PPK-PPK/III/2005
2. Melakukan evaluasi terhadap kesiapan dinas/Unit kerja yang
membidangi ketenagakerjaan dalam upaya penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
3. Berkoordinasi dengan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. dinas/unit kerja yang membidangi
ketenagakerjaan dalam hal membutuhkan bantuan teknis.
4. Mengambil tindakan hukum yang tegas bagi pengurus, pengelola
dan pengusaha di pusat-pusat perbelanjaan, hotel, perkantoran
dan tempat-tempat publik lainnya yang tidak mengindahkan
ketentuan K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
SE 117/MEN/PPK-PPK/III/2005
5. Menginstruksikan kepada pengurus, pengelola dan
pengusaha di pusat perbelanjaan, gedung bertingkat tinggi dan
tempat-tempat publik lainnya untuk :
a. Melaksanakan prinsip-prinsip Sistem Manajemen K3 (SMK3);
b. Melatih personil K3 sesuai dengan tugas dan kewenangannya;
c. Melengkapi rekomendasi teknis dan perijinan di bidang K3
bagi semua objek K3 yang ada di perusahaan.
d. Membentuk Tim tanggap darurat (emergency response team);
e. Memberikan informasi K3 yg memadai bg pengunjung &
tamu;
f. Tidak menugaskan petugas yang tidak memiliki sertifikat
pelatihan “K3 confined space” melakukan pekerjaan instalasi
ruang tertutup (confined space).
PEDOMAN DAN STANDAR
SNI – 0229 1987 E, Keselamatan Kerja di Dalam Ruangan Tertutup
o Garis besar & persyaratan
Pemeliharaan, perawatan, pembersihan meliputi :
a. Bejana penyimpanan BBM, gas, bahan kimia ;
ruangan ;
b. Tempat tertutup, saluran atau terowongan
bawah tanah atau sumur.
c. Jalan masuk ke-ruangan yang dapat menimbulkan gas-gas
berbahaya
d. Pengawasan, pemeliharaan, pembersihan dan perbaikan
tangki apung
PEDOMAN DAN STANDAR
SNI – 0229 1987 E, Keselamatan Kerja di Dalam Ruangan Tertutup
o Pekerjaan pendahuluan :
Persiapan : Temperatur, pembuangan
cairan dan gas, kalibrasi peralatan,
mengunci bagian yg bergerak,
Pembersihan gas-gas
o Perlengkapan APD
Respirator, masker, sepatu, helm,
sabuk pengaman, kacamata pelindung,
sarung tangan, Tabung O2, pakaian kerja, pelindung telinga.
o Syarat-syarat pemakaian peralatan kerja
Pentanahan peralatan listrik, pemeriksaan kabel, sambungan,
pedoman tekanan, kabel, peralatan kerja siap pakai.
o Penerangan
Hanya boleh penerangan listrik ≤ 50 Volt
PEDOMAN DAN STANDAR
SNI – 0229 1987 E, Keselamatan Kerja di Dalam Ruangan Tertutup
o Kewajiban Pengusaha, pengurus dan pelaksana pekerjaan
Menunjuk supervisor untuk mengawasi;
melaporkan kepada disnaker;
Gas Free Certificat; Menyediakan alat
perlengkapan kerja; Menyusun
petunjuk pelaksanaan yang jelas;
Memahami peraturan K3.
o Larangan
Merokok, Membawa api terbuka/pemantik, Menggunakan cat
semprot saat sedang dilakukan pengelasan, Memakai pakaian
yang berminyak, Menggunakan perkakas yang kotor dan rusak.
o Pemeliharaan/Perawatan Kesehatan dan P3K
PEDOMAN DAN STANDAR
OSHA 3138-01R 2004 Permit Required Confined Spaces
Merupakan persyaratan praktek dan prosedur untuk
melindungi petugas/pekerja dari bahaya masuk di ruang terbatas
melalui ijin masuk di ruang terbatas.
Australian Standard 2865 – 1995
Ruang terbatas, termasuk ruang yang tertutup baik sebagian
maupun keseluruhannya, dengan hanya menyediakan akses jalan
untuk masuk dan keluar, memiliki ciri:
a. Terjadi tekanan udara selama proses pekerjaan berlangsung;
b. Tidak didesain sebagai tempat kerja biasa/normal;
c. Adanya keterbatasan akses untuk masuk dan keluar;
d. Gas atmosfer berbahaya yang berpotensi mengkontaminasi
udara, Kekurangan oksigen serta Potensi tenggelam atau
terbenam oleh bahan cair ataupun padat lainnya.
 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
NO. KEP. 113/DJPPK/IX/2006
TENTANG
PEDOMAN DAN PEMBINAAN TEKNIS
PETUGAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA RUANG TERBATAS (CONFINED
SPACES)
 MEMUTUSKAN :

PERTAMA :

A. PETUGAS K3 KERJA RUANG TERBATAS ADALAH TENAGA TEHNIS K3

SEBAGAIMANA DIMAKSUD SE MENAKERTRANS NO. SE.117/MEN/2005

TENTANG PEMERIKSAAN MENYELURUH PELAKSANAAN K3 DI PUSAT

PERBELANJAAN, GEDUNG BERTINGKAT, DAN TEMPAT - TEMPAT

PUBLIK LAINNYA YANG MEMILIKI KOMPETENSI KHUSUS DI BIDANG

K3 DI RUANG TERBATAS/TERTUTUP DIBUKTIKAN DENGAN

SERTIFIKAT PEMBINAAN.

B. PETUGAS K3 RUANG TERBATAS DISEBUT PETUGAS K3 CONFINED

SPACES TERDIRI DARI 2 JENJANG MELIPUTI PETUGAS MADYA DAN

PETUGAS UTAMA
 MEMUTUSKAN :

KEDUA :

a. SERTIFIKAT PEMBINAAN DIPEROLEH MELALUI PROSES PEMBINAAN

TEHNIS YANG TERDIRI DARI SELEKSI, DIKLAT, DAN UJIAN SERTA

DINYATAKAN LULUS UJIAN.

b. SELEKSI DAN DIKLAT DAPAT DISELENGGARAKAN OLEH PJK3 BIDANG

DIKLAT SESUAI DENGAN PERMENAKER RI NO.PER.04/MEN/1995 ATAU

OLEH INTERNAL PERUSAHAAN (IN HOUSE TRAINING) ATAS

PERSETUJUAN KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN RI.

c. UJIAN DISELENGGARAKAN OLEH TIM YANG DIBENTUK OLEH

KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN RI ATAU LEMBAGA UJI LAIN

SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

 MEMUTUSKAN :

KETIGA :

PESERTA YANG DINYATAKAN LULUS UJIAN DIBERIKAN

SERTIFIKAT OLEH KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN RI .

KEEMPAT :

RINCIAN KOMPETENSI, KURIKULUM DAN PERSYARATAN KHUSUS

PESERTA PEMBINAAN TEHNIS PETUGAS K3 CONFINED SPACES TERTERA

PADA LAMPIRAN KEPUTUSAN INI.

KELIMA :

KEPUTUSAN INI BERLAKU SEJAK TANGGAL 29 SEPTEMBER 2006,

APABILA DIKEMUDIAN HARI TERDAPAT KEKELIRUAN AKAN

DIPERBAIKI SEBAGAIMANA MESTINYA.

PEDOMAN DAN PEMBINAAN TEKNIS
PETUGAS K3 DI RUANG TERBATAS
(CONFINED SPACES)
 PEDOMAN DAN PEMBINAAN TEKNIS PETUGAS K3 DI
RUANG TERBATAS (CONFINED SPACES)
1. PENDAHULUAN 4. SISTEM PERIJINAN
a. Latar Belakang 5. IJIN KERJA
b. Dasar Hukum
c. Tujuan 6. PELATIHAN
d. Ruang Lingkup
e. Daftar Istilah

2. PERSYARATAN K3 DI RUANG 7. TANGGUNGJAWAB

TERBATAS a. Kontraktor
a. Persyaratan Umum b. Petugas Utama (Entrant)
b. Persyaratan untuk ruang terbatas yang c. Petugas Madya (Attendant)
memerlukan ijin khusus d. Ahli K3 (Safety supervisor)
c. Persyaratan Kesehatan Orang yang Bekerja
di Ruang Terbatas

3. PROGRAM MEMASUKI RUANG 8 TIM PENYELAMAT

TERBATAS DAN TANGGAP
DARURAT
 SURAT EDARAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
RI
NOMOR : SE. 01/ MEN/PPK/IV/2012
TENTANG
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
RUANG TERBATAS CONFINED SPACES
HASIL EVALUASI KECELAKAAN KERJA
TAHUN 2011 :
1. Telah terjadi berbagai kasus kecelakaan fatal, saat bekerja di
Ruang terbatas, di Pulau Jawa dan

Kalimantan, yang menyebabkan kematian.

2. Korban meninggal dunia ataupun kritis

terjadi pada lebih dan seorang pekerja

yang berada dalam satu kelompok pekerja

HASIL EVALUASI KECELAKAAN KERJA TAHUN
2011 :
3. Terdapat pekerja yang memberikan pertolongan,
ikut menjadi korban tewas, ataupun kritis,
hal ini dikarenakan naluri untuk menolong rekan
kerjanya, tidak disertai pengetahuan akan risiko
masuk ke ruang terbatas:
4. Pekerjaan di ruang terbatas umumnya
diborongkan /diserahkan oleh
pengurus kepada pihak ketiga / kontraktor
5. Pimpian/pengurus Perusahaan
mengidentifikasi setiap ruang terbatas
 Bekerja di ruang terbatas terutama pada
jenis pekerjaan Perbaikan dan atau
pemeliharaan baik berupa pencucian atau
pembersihan, pemeriksaan, pengelasan,
maupun pelapisan atau pelindungan
karat merupakan pekerjaan dengan
Risiko tinggi di Ruang terbatas dapat
berupa Tangki, bejana penyimpanan,
bejana transport, Boiler, dapur/tanur, silo
dan tangki/bejana lainya yang mempunyai
lubang lalu orang/man hole.
 Ruang terbatas juga dapat
berupa sumur buatan atau
alami, jaringan perpipaan,
terowongan bawah tanah.
bunker serta tangki apung atau
ruangan di atas kapal.
 Menginstruksikan Kepada Pimpinan Perusahaan di
wilayah masing-masing untuk segera :
 Mengidentifikasi ulang setiap ruang terbatas yang
dimiliki / digunakan di tempat kerja masing-masing,
dengan format sekurang-kurangnya meliputi .
a. Nomor register
b. Jenis dan peruntukan
c Lokasi
d Potensi bahaya
e. Klasifikasi:
DAFTAR REGISTER RUANG TERBATAS
Nama Perusahaan :
Alamat :
Nama Pengurus :

No. Lokasi Jenis dan Peruntukan Potensi bahaya Klasifikasi

Reg

1. Produksi 1. Tangki Bahan bakar 1. Gas Atmosfer 1. RT DIM

2. Utility 2. Bejana Proses 2. Substansi 2. RT TIM
3. Sumur Cairan/padatan
4. Gorong-gorong 3. Konfigurasi
5. Dll 4. Elektrik, Mekanis dll
 Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan Nomor.113/DJPPK/XII2006 dalam
melakukan pekerjaan di ruang terbatas sekurang­
kurangya meliputi .
a Pengujian gas atmosfer
b Sistem perijinan / work permit
c. Penyediaan sistem Isolasi energi dan Ventilasi udara
d. Penyediaan Alat Pelindung diri
e Penyediaan sistem penyelamatan darurat
f. Penyediaan sistem komunikasi
g. Penunjukan petugas yang kompeten
5. PERSONIL RUANG TERBATAS
 Petugas utama (Tehnisi K3 Ruang Terbatas)
 orang yang akan masuk melakukan pekerjaan
di dalam ruang terbatas
 Petugas madya(Tehnisi K3 Ruang Terbatas)
 orang yang bertugas berjaga dan memantau setiap akitifitas
petugas utama dari luar ruang terbatas
 Supervisor
 Kepala Regu yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan yang
dilakukan oleh petugas utama dan madya.
 Tehnisi deteksi gas
 Orang yg melakukan pengujian atas kondisi gas atosfer berbahaya
 Petugas Penyelamat
 orang yang akan bersiaga di luar ruang terbatas untuk
memberikan pertolongan dalam keadaan darurat
5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PETUGAS
UTAMA/TEHNISI K3 RUANG TERBATAS
1. Memahami setiap potensi bahaya, tanda atau gejala serta
konsekuensi terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas;
2. Menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja sesuai prosedur;
3. Melakukan komunikasi secara berkesinambungan dengan petugas
madya;
4. Memberitahu petugas madya bila mengetahui adanya
perubahan kondisi yang berbahaya;
5. Melakukan tindakan antisipatif untuk menyelamatkan diri
 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PETUGAS
MADYA/TEHNISI K3 RUANG TERBATAS
1. Memahami setiap potensi bahaya, tanda/gejala serta
konsekuensi terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas;
2. Memantau setiap potensi bahaya dan pekerjaan di dalam dan di
luar ruang terbatas;
3. Memastikan dan mengawasi jumlah petugas utama di RT.
4. Memastikan tetap berada di luar ruang terbatas selama petugas
dan pekerjaan di ruang terbatas berlangsung;
5. Melakukan komunikasi berkesinambungan dgn petugas utama;
6. Memanggil Tim penyelamat dalam kondisi darurat;
7. Melakukan tindakan penyelamatan yang dimungkinkan tanpa
memasuki ruang terbatas;
8. Tidak melakukan tugas lain yang mungkin akan menggangu tugas
utamanya untuk memantau dan melindungi petugas utama
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PETUGAS PENYELAMAT

1. Memahami setiap potensi bahaya, tanda atau gejala serta

konsekuensi terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas;
2. Melakukan komunikasi secara berkesinambungan dengan petugas
madya, dan Ahli K3;
3. Melakukan tindakan penyelamatan sesuai prosedur;
4. Meningkatkan kemampuan diri untuk tugas-tugas penyelamatan;
 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
NO. KEP. 113/DJPPK/IX/2006
TENTANG
PEDOMAN DAN PEMBINAAN TEKNIS
PETUGAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA RUANG TERBATAS (CONFINED
SPACES)
1.3 TUJUAN:
PEDOMAN/PETUNJUK K3 KEPADA
1. PENGURUS PERUSAHAAN,
2. PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
3. AHLI K3
TENTANG :
 LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN DALAM RUANG
TERBATAS
 MENCEGAH KECELAKAAN KERJA & PENYAKIT AKIBAT
KERJA
 MENEKAN KERUGIAN KARENA PELEDAKAN,
KEBAKARAN & KLAIM KESEHATAN
1.4 RUANG LINGKUP :
1. BERISI : SYARAT-SYARAT, PROSEDUR DAN
KEGIATAN YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK
MELINDUNGI PEKERJA DARI BAHAYA RUANG
TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS.
2. PEDOMAN INI BERLAKU UNTUK SEMUA ORANG
YANG MENGURUS, YANG MEMASUKI DAN BEKERJA
DALAM RUANG TERBATAS.
RUANG LINGKUP
APA YG DIMAKSUD MEMASUKI RUANG TERBATAS ? :
SESEORANG BEKERJA DGN SEBAGIAN / SELURUH
ANGGOTA TUBUHNYA BERADA DI DALAM RUANG
TERBATAS A.L:
1. TANGKI PENYIMPANAN, BEJANA TRANSPORT, BOILER,
SILO , DAPUR/TANUR, DAN JENIS TANGKI LAINNYA YG
MEMP MAINHOLE
2. RUANG TERBUKA DI BAGIAN ATAS YG MELEBIHI
KEDALAMAN 1,5 METER, SEPERTI LUBANG LALU ORANG
YG TIDAK MENDAPAT ALIRAN UDARA YANG CUKUP;
3. JARINGAN PERPIPAAN, TEROWONGAN BAWAH TANAH
DAN STRUKTUR LAINNYA YANG SERUPA;
4. RUANGAN LAINNYA DIATAS KAPAL YG DAPAT DIMASUKI
MELALUI LUBANG YG KECIL, SEPERTI TANGKI KARGO,
TANGKI MINYAK, DLL
RUANG LINGKUP:
JENIS PEKERJAAN DI RUANG TERBATAS :
1. PEMELIHARAAN (PENCUCIAN ATAU PEMBERSIHAN)
2. PEMERIKSAAN
3. PENGELASAN, PELAPISAN DAN PELINDUNGAN KARAT
4. PERBAIKAN (MAINTENANCE)
5. PENYELAMATAN DAN MEMBERIKAN PERTOLONGAN
KEPADA PEKERJA YANG CIDERA / PINGSAN DARI
RUANG TERBATAS;
6. JENIS PEKERJAAN LAINNYA YANG
MENGHARUSKAN MASUK KE DALAM
RUANG TERBATAS.
1.5 DAFTAR ISTILAH DI RUANG TERBATAS :

1. KONDISI YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK

MELAKUKAN KEGIATAN
PEKERJA DAPAT MASUK DAN BEKERJA DENGAN
AMAN RUANG TERBATAS YG MEMBUTUHKAN IJIN
KHUSUS
2. PETUGAS MADYA
PEKERJA YG BERJAGA DI LUAR, SATU ATAU LEBIH
RUANG TERBATAS YANG MEMBUTUHKAN IJIN
KHUSUS, YG MENGAWASI PETUGAS UTAMA, DAN
MELAKUKAN SELURUH TUGAS PETUGAS MADYA
SESUAI DENGAN PROGRAM PENGAWASAN RUANG
TERBATAS.
DAFTAR ISTILAH DI RUANG TERBATAS :

3. PETUGAS UTAMA
PEKERJA YANG TELAH DIBERI WEWENANG
UNTUK MEMASUKI DAN MELAKUKAN PEKERJAAN
DI DALAM RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS.

4. PEMAMPATAN (BLANKING/BLINDING)
PENUTUPAN TOTAL JARINGAN, PIPA ATAU SALURAN,
DENGAN MEMASANG LEMPENGAN PADAT/SOROKAN (SEPERTI
SPECTACLE BLIND ATAU SKILLET BLIND) YANG DAPAT MENUTUPI
SECARA TOTAL & DAPAT MENAHAN TEKANAN MAKSIMUM DALAM
JARINGAN, PIPA / SALURAN TANPA MENIMBULKAN KEBOCORAN
PADA LEMPENGAN PADAT/SOROKAN.
5. DAFTAR ISTILAH

CONVINED SPACE, RUANGAN YANG:

1. CUKUP LUAS DAN MEMILIKI KONFIGURASI

DAN PEKERJA DAPAT MASUK DAN
MELAKUKAN PEKERJAAN DI DALAMNYA;
2. MEMPUNYAI AKSES KELUAR MASUK YANG
TERBATAS. CONTOH : TANK, KAPAL, SILO,
TEMPAT PENYIMPANAN, LEMARI BESI / RUANG
LAIN YG MEMPUNYAI AKSES TERBATAS.

3. TIDAK DIRANCANG UNTUK TEMPAT KERJA

SECARA BERKELANJUTAN ATAU TERUS-
MENERUS DI DALAMNYA.
DAFTAR ISTILAH

6. PENUTUPAN DAN PENGURASAN

PENUTUPAN JARINGAN, PIPA / SALURAN DG CARA
MENUTUP DAN MENGUNCI, ATAU MENGKAITKAN 2
KATUP YG BERHUBUNGAN DG MEMBUKA DAN
MENGUNCI, ATAU MENGKAITKAN KATUP
PENGURASAN ATAU PEMBUANGAN PADA JARINGAN
DIANTARA 2 KATUP YG TERTUTUP.
DAFTAR ISTILAH

7. GAWAT DARURAT
 TERJADINYA KEGAGALAN PENGENDALIAN
BAHAYA
 KEGAGALAN MONITORING PERALATAN
 KEJADIAN DI DALAM / DI LUAR RUANG TERBATAS
YG DAPAT MEMBAHAYAKAN PEKERJA DI
DALAMNYA.
TERLIPUTI ATAU ENGULFMENT
 SESEORANG TERPERANGKAP OLEH CAIRAN /
SUBSTANSI PADAT YANG TERHIRUP SEHINGGA
MENYEBABKAN GANGGUAN PENYUMBATAN SISTEM
PERNAPASAN BERAKIBAT KEMATIAN MELALUI
STRANGULASI, KONSTRIKSI ATAU PENEKANAN.
DAFTAR ISTILAH

9. KEGIATAN
SESEORANG MELALUI JALUR MASUK RUANG
TERBATAS YG MEMERLUKAN IJIN KHUSUS.

10. IJIN MASUK (IJIN)

DOKUMEN TERTULIS YG DIBERIKAN OLEH
PENGURUS UNTUK MEMPERBOLEHKAN DAN
MENGAWASI KEGIATAN DALAM RUANG TERBATAS
DENGAN IJIN KHUSUS
DAFTAR ISTILAH

11. AHLI K3 : ORANG YG BERTANGGUNG JAWAB :

1. MENENTUKAN KONDISI AMAN

YANG MASIH DIPERBOLEHKAN

MELAKUKAN KEGIATAN DALAM RUANG
TERBATAS SESUAI DENGAN RENCANA KERJA.
2. MENGESAHKAN, MENGAWASI DAN MENGHENTIKAN
KEGIATAN SESUAI DENGAN PEDOMAN.
AHLI K3
CATATAN:
AHLI K3 DAPAT BERTUGAS
SEBAGAI PETUGAS MADYA / PETUGAS UTAMA SELAMA
TELAH MENDAPAT PELATIHAN DAN TERAMPIL
MENGGUNAKAN PERALATAN KERJA SESUAI PEDOMAN.
DAFTAR ISTILAH
12. LINGKUNGAN BERBAHAYA:
Lingkungan yg menyebabkan kematian, kecelakaan, terluka,
tidak mampu menyelamatkan diri sendiri,/penyakit akut disebabkan:
 Gas, uap/kabut uap mudah terbakar konsentrasi > 10% dari BRDM(LEL)
 Debu di udara mudah meledak dengan konsentrasi ≥ BRDM(UEL).
 Konsentrasi Oksigen di udara <19,5 % atau >23,5 %
 Konsentrasi substansi > NAB (LDKB/MSDS)
 Keadaan lingkungan berbahaya bagi kesehatan atau dapat
mengakibatkan kematian
DAFTAR ISTILAH
13. IJIN UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN PANAS

IJIN TERTULIS DARI ATASAN

PEKERJA, UNTUK MELAKUKAN
PEKERJAAN YG MENGHASILKAN
SUMBER PANAS
(RIVETING/KELING, PENGELASAN,
PEMOTONGAN, PEMBAKARAN
ATAU PEMANASAN)
DAFTAR ISTILAH
14. KESAKITAN ATAU KEMATIAN DENGAN SEGERA
Setiap kondisi yg dapat mengakibatkan :
 Kematian
 Menimbulkan efek samping permanen terhadap
kesehatan
 Pekerja tidak dapat menyelamatkan diri sendiri
dari ruang terbatas.
catatan:
gas HF atau uap cadmium, menimbulkan reaksi
tanpa gejala diikuti dengan kolaps mendadak dan
bisa fatal dalam 12-72 jam setelah pemaparan.
DAFTAR ISTILAH
15.PENGISIAN/PEMBILASAN DENGAN GAS INERT
(PURGING)
Pengisian udara dalam Ruang Terbatas dengan gas
(Nitrogen) sehingga udara di ruang tersebut
menjadi tidak mudah meledak.
Catatan:
prosedur ini menyebabkan Kadar Oksigen dalam
menjadi berkurang sehingga dapat mengakibatkan
kesakitan, sesak atau kematian dengan segera.
DAFTAR ISTILAH
16. ISOLASI

Proses Ruang Terbatas dinonfungsikan dan

tertutup dari pelepasan energi atau material ke
lingkungan terbuka melalui :
 Pemasangan sorokan (blanking/blinding),
 Pemindahan jaringan pipa/saluran,
 Penutupan dan Pengurasan,
 Penutupan seluruh sumber energi, dan
pemutusan seluruh jaringan.
DAFTAR ISTILAH
17. PEMUTUSAN JARINGAN

 Pembukaan pipa, jaringan atau

saluran yang mengandung bahan
beracun, mudah terbakar, korosif, gas
inert, atau cairan lainnya, pada
volume atau tekanan dan suhu
tertentu dapat mengakibatkan
kerusakan berupa ledakan dll
 RUANG
TERBATA
RUANG TERBATAS S RUANG TERBATAS
DENGAN IJIN
TANPA IJIN KHUSUS
KHUSUS

1. Mengandung gas atmosfer udara yang berbahaya

Tidak mengandung gas atmofer
2. Mengandung material yg berpotensi memerangkap
yg berbahaya atau mengandung
pekerja di dalamnya
bahaya lainnya yg dapat
3. Mempunyai konfigurasi atau struktur sehingga
menyebabkan kematian atau
petugas utama dapat terperangkap / mengalami
bahaya fisik lainnya
asfiksia akibat dinding yg melengkung ke dalam atau
lantai yang curam dan mengarah ke lorong atau
ruangan yang lebih kecil,
4. Mengandung bahaya lainnya.
DAFTAR ISTILAH
20. OKSIGEN (O2)

Udara rendah oksigen mengandung O2 ≤ 19, 5%

Udara kaya oksigen mengandung O2 ≥ 23, 5%

Program Ruang Terbatas

 untuk mengendalikan dan melindungi pekerja dalam ruang
terbatas dan mengatur kegiatan pekerja di dalamnya.
23. SISTEM PERIJINAN
Prosedur tertulis dari pengurus untuk
mempersiapkan dan mengeluarkan ijin,
melaksanakan dan menghentikan kegiatan dalam
ruang terbatas dengan ijin khusus.

24. KONDISI TERLARANG

Setiap kondisi pekerja tidak dapat melakukan
kegiatan di dalam ruang terbatas dengan ijin
khusus
25. PETUGAS PENYELAMAT

Orang yg bertugas menyelamatkan pekerja dari ruang

terbatas.

26. SISTEM PENYELAMATAN

Peralatan (tali penyelamat; sabuk pengaman sebatas
dada atau di seluruh tubuh; wristlet/ alat pengangkut)
yang digunakan untuk mengeluarkan pekerja dari ruang
terbatas.

27. PENGUJIAN
Proses identifikasi dan evaluasi bahaya yang mungkin
dihadapi petugas utama dalam ruang terbatas dengan
ijin khusus
 B. PERSYARATAN K3
DI RUANG TERBATAS

PERSYARATAN
UMUM
2

PERSYARATAN UNTUK RUANG TERBATAS DG IJIN

KHUSUS
3

PERSYARATAN KESEHATAN UNTUK ORANG YANG

BEKERJA DI RUANG TERBATAS
B. PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS
1. PERSYARATAN
1
UMUM

PENGURUS WAJIB MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN EVALUASI

TERHADAP TEMPAT KERJA UNTUK MENENTUKAN APAKAH TERDAPAT
RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS.
2
JIKA DI TEMPAT KERJA TERDAPAT RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS, PENGURUS WAJIB MENGINFORMASIKAN KPD PEKERJA,
DGN MEMASANG TANDA BAHAYA/PERALATAN LAIN YANG EFEKTIF,
TTG KEBERADAAN DAN LOKASI, SERTA BAHAYA YG TERDAPAT
DALAM RUANG TERBATAS.
CATATAN: TANDA BERTULISKAN – BAHAYA- RUANG TERBATAS
DENGAN IJIN KHUSUS, DILARANG MASUK ATAU MENGGUNAKAN
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS

PERSYARATAN
UMUM
3

JIKA PENGURUS MEMUTUSKAN, PEKERJA TIDAK DIPERBOLEHKAN

MEMASUKI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS, PENGURUS
WAJIB MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH, UNTUK MENCEGAH DAN
MELARANG PEKERJA MEMASUKI RUANG TERBATAS.
2. PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS
1

JIKA PENGURUS MEMPERBOLEHKAN PEKERJA

MEMASUKI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS,
PENGURUS WAJIB MENGEMBANGKAN DAN
MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM KEPDIRJEN 113
TAHUN 2006 DAN HARUS DIKETAHUI OLEH PEKERJA
DAN PERWAKILANNYA.
2. PERSYARATAN UNTUK RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS
2

PERSYARATAN YG WAJIB DILAKUKAN MEMASUKI

RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS

JIKA PENUTUP AKSES/PINTU MASUK DIBUKA,

 PADA JALUR TERSEBUT HARUS DIPASANG SELUSUR,
 PENUTUP SEMENTARA ATAU PENGHALANG SEMENTARA UNTUK
MENCEGAH MASUKNYA PEKERJA LAIN
 MELINDUNGI PEKERJA RUANG TERBATAS DARI MASUKNYA BENDA
ASING KE DALAM RUANGAN
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS
2

SEBELUM PEKERJA MEMASUKI RUANG TERBATAS,

 UDARA DI DALAM RUANGAN HARUS DIUJI
TERLEBIH DAHULU DAN BERTURUT- TURUT YAITU :
 KADAR OKSIGEN,
GAS DAN UAP YANG MUDAH TERBAKAR,
KONTAMINAN UDARA YANG BERBAHAYA, DENGAN
PERALATAN YANG TELAH DIKALIBRASI.
 SETIAP PEKERJA YANG MEMASUKI RUANGAN ATAU
PERWAKILAN PEKERJA, WAJIB DIBERI KESEMPATAN
UNTUK MENGAWASI PENGUJIAN TERSEBUT.
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS
3
TIDAK BOLEH ADA UDARA BERBAHAYA, JIKA
TERDAPAT PEKERJA DI DALAM RUANG TERBATAS .
4
WAJIB MENYEDIAKAN SISTEM VENTILASI SECARA
KONTINYU
A. PEKERJA TIDAK BOLEH MEMASUKI RUANGAN
SEBELUM UDARA BERBAHAYA DIBERSIHKAN
B. ALIRAN UDARA DIARAHKAN KE AREA PEKERJA,
SECARA KONTINYU SELAMA DI DALAM RUANG
TERBATAS.
C. ALIRAN UDARA HARUS DIPEROLEH DARI SUMBER
YANG BERSIH DAN TIDAK BOLEH MENINGKATKAN
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
5 KHUSUS

 UDARA DALAM RUANG TERBATAS,

HARUS DIUJI BERKALA SESERING
MUNGKIN, UNTUK MEMASTIKAN
PENGATURAN ALIRAN UDARA,
DAPAT MENCEGAH
AKUMULASI UDARA YANG
BERBAHAYA.
 SETIAP PEKERJA YANG MEMASUKI
RUANG TERBATAS, ATAU
PERWAKILAN PEKERJA, WAJIB
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
6 KHUSUS

JIKA TERDETEKSI UDARA BERBAHAYA SAAT KEGIATAN

BERLANGSUNG

A. SETIAP PEKERJA HARUS MENINGGALKAN

RUANGAN TERBATAS SECEPATNYA
B. RUANGAN HARUS DIEVALUASI
BAGAIMANA UDARA BERBAHAYA BISA MASUK,
C. HARUS DILAKUKAN PEMERIKSAAN KEMBALI, UTK
MELINDUNGI PEKERJA DARI UDARA BERBAHAYA
SEBELUM DILAKUKAN KEGIATAN BERIKUTNYA.
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
7 KHUSUS

PENGURUS WAJIB MEMASTIKAN :

 RUANG TERBATAS AMAN
 TELAH DIPERIKSA SEBELUM
KEGIATAN DIMULAI
 PERNYATAAN TERTULIS YG
MEMUAT
TANGGAL, LOKASI RUANG DAN
TANDA TANGAN PETUGAS
PEMERIKSA.
DAPAT DILIHAT OLEH PEKERJA YANG
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
8 KHUSUS

JIKA TERDAPAT PERUBAHAN

PENGGUNAAN ATAU KONFIGURASI
PADA RUANG TERBATAS TANPA IJIN
KHUSUS SEHINGGA TERDAPAT
BAHAYA DI DALAMNYA.
KEWAJIBAN PENGURUS :
MELAKUKAN EVALUASI ULANG
DAN MENGKLASIFIKASIKANNYA
SEBAGAI RUANG TERBATAS DENGAN
IJIN KHUSUS.
 9

RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS DAPAT

DIRUBAH
RUANG TERBATAS TANPA IJIN DENGAN SYARAT :
A. JIKA RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS TIDAK
MENGANDUNG UDARA BERBAHAYA, DAN TELAH
DIELIMINASI TANPA PERLU MASUK KE DALAM
RUANGAN.
B. JIKA DIRASAKAN PERLU, MEMASUKI RUANG
TERBATAS TERSEBUT UNTUK MENGHILANGKAN
SUMBER BAHAYA, MAKA HARUS DILAKUKAN SESUAI
PERSYARATAN RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS.
JIKA DALAM PENGUJIAN SUMBER BAHAYA TELAH
10
RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS DAPAT
DIRUBAH SEBAGAI RUANG TERBATAS TANPA IJIN
DENGAN SYARAT :
C. PENGURUS WAJIB MENDOKUMENTASIKAN, DASAR
PENENTUAN SELURUH BAHAYA DALAM RUANG
TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS TELAH DIHILANGKAN,
MELALUI SERTIFIKASI YANG MEMUAT TANGGAL, LOKASI RUANG
DAN TANDATANGAN PETUGAS YANG MEMBUAT PENENTUAN
TERSEBUT.
D. JIKA KEMUDIAN BAHAYA TIMBUL DALAM RUANG TERBATAS
DENGAN IJIN KHUSUS YANG TELAH DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI
RUANG TERBATAS TANPA IJIN KHUSUS, MAKA SELURUH PEKERJA
WAJIB MENINGGALKAN RUANGAN.
PENGURUS WAJIB MENGEVALUASI DAN MENENTUKAN APAKAH
RUANG TERSEBUT HARUS DIKLASIFIKASIKAN KEMBALI SEBAGAI
2 PERSYARATAN KESEHATAN PETUGAS RUANG
TERBATAS

BEKERJA DI RUANG TERBATAS DAPAT

MEMBERIKAN
TEKANAN FISIK DAN PSIKOLOGIS.
HAL INI DIKARENAKAN KUALITAS PENERANGAN YANG
BURUK DAN RUANGAN YANG SEMPIT, DAPAT
MENYEBABKAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN
KESEIMBANGAN KARENA MENURUNNYA FUNGSI
KOORDINASI DAN PEREDARAN DARAH YANG TIDAK
NORMAL.
11 PERSYARATAN KESEHATAN PETUGAS RUANG
TERBATAS
PENGURUS WAJIB MEMASTIKAN PETUGAS DALAM KEADAAN SEHAT
SECARA FISIK DAN DINYATAKAN OLEH DOKTER PEMERIKSA
KESEHATAN KERJA :
1. SAKIT SAWAN ATAU EPILEPSI
2. PENYAKIT JANTUNG ATAU GANGGUAN JANTUNG
3. ASMA, BRONCHITIS ATAU SESAK NAPAS APABILA KELELAHAN
4. GANGGUAN PENDENGARAN
5. SAKIT KEPALA SEPERTI MIGRAIN ATAUPUN VERTIGO YANG DAPAT
MENYEBABKAN DISORIENTASI
6. KLAUSTROPOBIA, ATAU GANGGUAN MENTAL LAINNYA
7. GANGGUAN ATAU SAKIT TULANG BELAKANG
8. KECACATAN PENGLIHATAN PERMANEN
9. PENYAKIT LAINNYA YG MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN DI
C. PROGRAM MEMASUKI
RUANG TERBATAS DENGAN
IJIN KHUSUS
C. PROGRAM MEMASUKI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS
PENGURUS WAJIB MEMBUAT PROGRAM RUANG
TERBATAS :
1. LANGKAH-LANGKAH KHUSUS UNTUK MENCEGAH
MASUKNYA PIHAK YANG TIDAK BERWENANG.
2. IDENTIFIKASI DAN EVALUASI BAHAYA SEBELUM
DIMASUKI OLEH PEKERJA
3. PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN,
PROSEDUR DAN PRAKTIK YG DIPERLUKAN UTK
MENJAMIN KEAMANAN, TIDAK TERBATAS PADA:
A. MENENTUKAN KONDISI YG MASIH
DIPERBOLEHKAN
B. MEMBERIKAN KESEMPATAN PADA PETUGAS
UTAMA YG BERWENANG/ PERWAKILAN UTK
 PROGRAM MEMASUKI RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS
1. PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN,
PROSEDUR
DAN PRAKTIK YG DIPERLUKAN UTK MENJAMIN
KEAMANAN,
TIDAK TERBATAS PADA:
D. MELAKUKAN PEMBERSIHAN, PENGISIAN GAS INERT,
PEMBILASAN ATAU PENGALIRAN UDARA JIKA
DIPERLUKAN, UNTUK MENGHILANGKAN ATAU
MENGENDALIKAN UDARA BERBAHAYA DI
DALAMNYA.
E. MENYEDIAKAN JALUR UNTUK PEJALAN KAKI,
KENDARAAN ATAU PENGHALANG LAIN YANG
DIPERLUKAN UNTUK MELINDUNGI PETUGAS UTAMA
SYARAT K3 PERALATAN DI RUANG TERBATAS
1. PERALATAN PENGUJIAN DAN PEMANTAUAN TERKALIBRASI.
2. ALAT PENGALIRAN UDARA (VENTILASI) HARUS MAMPU
MEMPERTAHANKAN KONDISI AMAN SELAMA DI RUANG TERBATAS
3. PERALATAN KOMUNIKASI HARUS HANDAL
4. APD YG STANDARD DI RUANG TERBATAS
5. PENERANGAN TAMBAHAN, UTK MELIHAT DENGAN JELAS, DAN
KELUAR SECEPATNYA DARI RUANGAN SAAT KEADAAN GAWAT
DARURAT
6. ALAT PERLINDUNGAN TAMBAHAN SEPERTI TANGGA
DIPERLUKAN AGAR PETUGAS UTAMA DAPAT
KELUAR MASUK RUANG DENGAN AMAN
7. PERALATAN PENYELAMATAN DAN KEADAAN
GAWAT DARURAT HARUS DIPERSIAPKAN
8. PERALATAN LAIN YG DIPERLUKAN,
DAPAT KELUAR MASUK
DENGAN AMAN DARI RUANG TERSBATAS
SYARAT K3 APD DI RUANG TERBATAS

JIKA PEKERJA AKAN MEMASUKI RUANG

TERBATAS UNTUK MELAKUKAN SUATU
PEKERJAAN, DIPERLUKAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD) SEBAGAI
BERIKUT :
 RESPIRATOR (ALAT BANTU
PERNAPASAN)
 SAFETY HARNESS (TALI PENGIKAT
TUBUH AGAR TIDAK JATUH)
 SAFETY SHOES (SEPATU STANDARD )
 SAFETY HELMET (PENUTUP
KEPALA/TOPI STANDARD)
 SAFETY GLOVES (SARUNG TANGAN
STANDARD)
SEBELUM PEKERJAAN RUANG TERBATAS DILAKUKAN
EVALUASI PEKERJAAN DI RUANG TERBATAS
1. UJI KONDISI DALAM RUANG TERBATAS
UNTUK MENENTUKAN APAKAH TERDAPAT
KONDISI YANG MASIH DIPERBOLEHKAN,
UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN
SEBELUM KEGIATAN DI LAKSANAKAN,
KECUALI BILA TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN
ISOLASI, TERHADAP RUANGAN KARENA RUANGAN TERSEBUT BESAR
ATAU MERUPAKAN BAGIAN DARI SISTEM YG TERSAMBUNG DENGAN
YG LAIN (SEPERTI PADA SISTEM PEMBUANGAN), PENGUJIAN SEBELUM
MASUK, DAPAT DILAKUKAN SEBISA MUNGKIN, SEBELUM KEGIATAN
DILAKSANAKAN, DAN JIKA KEGIATAN TELAH MENDAPAT OTORISASI,
KONDISI DALAM RUANGAN HARUS DIAWASI SECARA TERUS
MENERUS SELAMA PEKERJA MELAKUKAN KEGIATAN DI DALAMNYA.
EVALUASI PEKERJAAN DI RUANG TERBATAS

2. PENGUJIAN DAN PEMANTAUAN

RUANGAN, DIPERLUKAN UNTUK
MENENTUKAN, APAKAH KONDISI YG
MASIH DIPERBOLEHKAN UNTUK
MELAKUKAN KEGIATAN DAPAT
DIPERTAHANKAN SELAMA KEGIATAN
BERLANGSUNG;
3. UNTUK PENGUJIAN UDARA BERBAHAYA,
UJI TERLEBIH DAHULU KONSENTRASI OKSIGEN, LALU
KONSENTRASI UAP DAN GAS YG MUDAH MELEDAK SERTA
KONSENTRASI UAP DAN GAS BERBAHAYA;
4. SETIAP PETUGAS UTAMA YG BERWENANG ATAU PERWAKILAN
PEKERJA TERSEBUT WAJIB DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK
EVALUASI PEKERJAAN DI RUANG TERBATAS

5. MENGADAKAN EVALUASI ULANG KEADAAN

RUANG JIKA ADA PERMINTAAN DARI
PETUGAS UTAMA ATAU PERWAKILANNYA,
JIKA PEKERJA TERSEBUT YAKIN BAHWA
EVALUASI YANG TELAH DILAKUKAN
BELUM MEMADAI;
6. PETUGAS MADYA ATAU PERWAKILANNYA
WAJIB SEGERA DIBERIKAN LAPORAN
PROGRAM DI RUANG TERBATAS

1. SEDIKITNYA SATU ORANG PETUGAS MADYA

WAJIB ADA DI LUAR RUANGAN SELAMA
KEGIATAN YG TELAH DIOTORISASI TERSEBUT
BERLANGSUNG
2. JIKA TERDAPAT RUANGAN LEBIH DARI SATU
YG HARUS DIPANTAU OLEH
SEORANG PETUGAS MADYA, DALAM PROGRAM
UTK RUANG TERBATAS DGN IJIN KHUSUS
TERSEBUT, PERLU DIATUR CARA DAN
PROSEDUR YG DAPAT MEMUDAHKAN
PETUGAS MADYA TERSEBUT MERESPON,
KEADAAN GAWAT DARURAT YG TERJADI PADA
SATU ATAU LEBIH RUANGAN YANG MENJADI
PROGRAM DI RUANG TERBATAS

3. TENTUKAN SIAPA SAJA PEKERJA YANG

AKAN BERTUGAS (SEPERTI PETUGAS
UTAMA, PETUGAS MADYA, AHLI K3,
PETUGAS PENGUJI ATAU PEMANTAU
KONDISI UDARA DALAM RUANGAN
DENGAN IJIN KHUSUS TERSEBUT),
BERI PENJABARAN UTK TUGASNYA
MASING-MASING DAN BERIKAN
PELATIHAN
PROGRAM DI RUANG TERBATAS

4. KEMBANGKAN DAN IMPLEMENTASIKAN,

PROSEDUR UNTUK MEMANGGIL TIM
PENYELAMAT DAN TIM TANGGAP
DARURAT, UNTUK MENGELUARKAN
PETUGAS UTAMA DARI RUANGAN, UNTUK
MELAKUKAN HAL TANGGAP DARURAT
LAIN YANG DIPERLUKAN, UNTUK
MENYELAMATKAN PEKERJA DAN UNTUK
MENCEGAH PETUGAS YANG TIDAK
BERWENANG MENCOBA MELAKUKAN
PENYELAMATAN;
5. KEMBANGKAN DAN IMPLEMENTASIKAN
SISTEM UNTUK PERSIAPAN, PENERBITAN,
3. PROGRAM DI RUANG TERBATAS

6. KAJI ULANG PROSES KEGIATAN,

BILA PENGURUS MEYAKINI
LANGKAH-LANGKAH
PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN,
DALAM PROGRAM UNTUK RUANG
TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS,
TIDAK DAPAT MELINDUNGI
PEKERJA DAN REVISI PROGRAM
UNTUK MEMPERBAIKI
KEKURANGAN YANG ADA
3. PROGRAM DI RUANG TERBATAS

7. KAJI ULANG PROGRAM UNTUK RUANG

TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS,
DENGAN MENGGUNAKAN PEMBATALAN
IJIN, SELAMA 1 TAHUN SETELAH SETIAP
KEGIATAN DAN REVISI PROGRAM BILA
DIPERLUKAN, UNTUK MEMASTIKAN
SETIAP PEKERJA YANG BEROPERASI
DALAM RUANG TERBATAS DENGAN IJIN
KHUSUS TELAH TERLINDUNGI DARI
BAHAYA YANG DITIMBULKAN RUANGAN
TERSEBUT.
4. SISTEM PERIJINAN RUANG TERBATAS

1. SEBELUM KEGIATAN DILANGSUNGKAN,

PENGURUS WAJIB MENDOKUMENTASIKAN
KELENGKAPAN LANGKAH
LANGKAH PENCEGAHAN
2. SEBELUM KEGIATAN DIMULAI, AHLI K3
WAJIB MENANDATANGANI IJIN
4. SISTEM PERIJINAN RUANG TERBATAS

2. IJIN YANG TELAH LENGKAP, HARUS

DIBERIKAN PADA SAAT DIMULAI KEGIATAN
KEPADA SELURUH PETUGAS UTAMA YANG
BERWENANG ATAU PERWAKILANNYA,
DENGAN MEMASANGNYA PADA POS KEGIATAN
ATAU DENGAN CARA LAIN YANG SAMA
EFEKTIFNYA, AGAR PETUGAS UTAMA DAPAT
MEMASTIKAN BAHWA PERSIAPAN AWAL
SEBELUM MEMULAI KEGIATAN TELAH
SELESAI DILAKSANAKAN
3. DURASI KEGIATAN YANG TERCANTUM DALAM
SURAT IJIN TIDAK BOLEH MELEBIHI WAKTU
YANG DIPERLUKAN UNTUK MENYELESAIKAN
4. SISTEM PERIJINAN RUANG TERBATAS

5. AHLI K3 WAJIB MENGHENTIKAN KEGIATAN

DAN
MEMBATALKAN IJIN KEGIATAN BILA:
KEGIATAN SEPERTI YANG DICANTUMKAN
DALAM
SURAT IJIN TELAH SELESAI
DILAKSANAKAN,
KONDISI YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
DALAM IJIN KE GIATAN TIMBUL DALAM
RUANGAN
6. PENGURUS WAJIB MENAHAN SETIAP IJIN
KEGIATAN YANG TELAH DIBATALKAN
MINIMAL 1 TAHUN, UNTUK DIKAJI ULANG
Tgl Waktu Ijin dikeluarkan Tanggal waktu ijin berakhir
Lokasi Pekerjaan Nama Supervisor

Peralatan yg digunakan Jenis Pekerjaan

Nama Petugas Utama 1. 2. 3

Nama Petugas Madya 1. 2. 3.

SURAT INI MEMASUKI RUANG TERBATAS

1 Pengujian gas atmosfer 7 Apakah Petugas/tehnisi ya Tidak

Waktu Utama

Oksigen % Madya

Gas mudah % BRDM Deteksi gas

meledak
Gas beracun PPM Telah lulus pelatihan yang dpersyaratkan

2 TTD Tehnisi Deteksi Gas TTD 8 Peralatan N/a Ya Tidak

3 Sumber isolasi yg ada N/a Ya Tidak Alat Ukur Gas Atmosfir

Keran/valve Pelindung badan(Full

Body)
Sorokan/blin flange Pelindung Kepala, Mata,
tangan, kaki, telinga
4 Ventilasi Pelindung Pernafasan/Alat
bantu dg oksigen
Mekanis / Alami Alat Komunikas, alat
5 Pengujian gas atmosfir setelah isolasi dan 9 Pengujian berkala gas atmosfir
ventilasi
Oksigen % >19,5% O2 % % % 19,5%-23,5%

Gas Mudah < 10% BRD % % % <10%

Meledak %BRDM M
Gas Beracun <10PP CO ppm ppm ppm 35PPM
PPM M
Waktu HC ppm ppm ppm 1ppm-5ppm

TTD Tehnisi HCN 4ppm

Deteksi gas
H2S 10ppm

SO2 2-5ppm

NH3 35ppm

6 Prosedur Komunikasi 10 Prosedur penyelamatan darurat

11 Pengesahan

Setelah melakukan pemeriksaan dan pengujian di lokasi pekerjaan kemudian memahami isi dari ijin ini dan telah adanya instruksi
ataupun prosedur penyelamatan darurat maka diberikan ijin untuk memulai pekerjaan di ruang terbatas.
dipersiapkan oleh (Petugas RT) Nama TTD

disetujui oleh (Manajer Unit/Area) Nama TTD

diawasi oleh (Ahli K3) Nama TTD

5. IJIN KEGIATAN ( WAJIB MEMUAT)

1. NAMA RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS YG

AKAN DIMASUKI
2. KEGIATAN YANG DILANGSUNGKAN DI DALAMNYA
3. TANGGAL DAN DURASI KEGIATAN YANG TELAH
DISAHKAN
4. NAMA PETUGAS MADYA, UTAMA DALAM RUANG
TERBATAS
5. NAMA AHLI K3 DG TANDA TANGAN
6. BAHAYA DARI RUANGAN YANG AKAN DIMASUKI
7. LANGKAH ISOLASI RUANGAN UTK
MENGHILANGKAN
/ MENGENDALIKAN BAHAYA
8. KONDISI YANG MASIH DIPERBOLEHKAN UNTUK
MELAKUKAN KEGIATAN
9. HASIL DARI PENGUJIAN AWAL DAN BERKALA
DISERTAI NAMA PETUGAS PENGUJI DAN WAKTU
PENGUJIAN DILAKSANAKAN
5. IJIN KEGIATAN ( WAJIB MEMUAT)

10. TIM PENYELAMAT DAN TIM TANGGAP

DARURAT
11. PROSEDUR KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN
12. PERALATAN, SEPERTI APD, PERALATAN
PENGUJIAN, ALAT KOMUNIKASI, SYSTEM
ALARM, ALAT-ALAT PENYELAMATAN YANG
HARUS DISEDIAKAN
13. INFORMASI LAIN YANG DIRASAKAN PERLU,
SESUAI DENGAN KONDISI RUANGAN,
UNTUK MEMASTIKAN KESELAMATAN
PEKERJA
14. .IJIN TAMBAHAN LAINNYA, SEPERTI UNTUK
MELAKUKAN KERJA PANAS, YANG TELAH
6. PELATIHAN
1 PENGURUS WAJIB MEMBERIKAN PELATIHAN PEKERJA RUANG

TERBATAS AGAR DAPAT MEMAHAMI DAN MEMILIKI PENGETAHUAN

DAN KETERAMPILAN YG DIPERLUKAN UTK MELAKUKAN TUGASNYA
DENGAN AMAN
2 PELATIHAN DIBERIKAN KEPADA SETIAP PEKERJA:

1. SEBELUM PEKERJA TERSEBUT MEMULAI TUGASNYA

2. SEBELUM TERJADI PERUBAHAN TUGAS
3. JIKA TERJADI PERUBAHAN PADA KEGIATAN DALAM RUANGAN
TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS, YG MENYEBABKAN TIMBULNYA
BAHAYA BARU YG BELUM DILATIHKAN KEPADA PEKERJA.
4. JIKA PENGURUS YAKIN TERJADI PENYIMPANGAN PROSEDUR
KEGIATAN ATAU PENGETAHUAN PEKERJA MASIH KURANG
6. PELATIHAN

3 MATERI PELATIHAN HARUS MEMENUHI

STANDAR KETERAMPILAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN TUGASNYA DAN
MEMPERKENALKAN PROSEDUR BARU MAUPUN
YANG TELAH DIREVISI BILA DIANGGAP PERLU.
4

PENYELENGGARAN PELATIHAN WAJIB

MEMBERIKAN SERTIFIKAT KELULUSAN UTK
PELATIHAN YG TELAH DILAKSANAKAN. SERTIFIKAT
TERSEBUT MEMUAT NAMA MASING-MASING
PEKERJA, TANDA TANGAN ATAU INI SIAL PELATIH,
DAN TANGGAL PELATIHAN. SERTIFIKASI DAPAT
DILIHAT OLEH PEKERJA MAUPUN PERWAKILANNYA
7. TANGGUNGJAWAB - KONTRAKTOR
KEWAJIBAN PENGURUS JIKA MENYERAHKAN PEKERJAAN RUANG
TERBATAS DG IJIN KHUSUS KEPADA KONTRAKTOR :

1 MEMBERIKAN PENETAPAN KPD KONTRAKTOR

PEKERJAAN PADA RUANG TERBATAS DENGAN
IJIN KHUSUS HARUS MEMENUHI
PERSYARATAN K3
2 MENGINFORMASIKAN KEPADA KONTRAKTOR
MENGENAI FAKTOR-2 BAHAYA
3 MENGINFORMASIKAN KEPADA KONTRAKTOR
MENGENAI TINDAKAN
PENCEGAHAN/PROSEDUR PERLINDUNGAN
4
MENGKOORDINASIKAN KEGIATAN OPERASI
JIKA PEKERJA DARI KEDUA PIHAK AKAN
BEKERJA BERSAMA
5

MENERIMA LAPORAN DARI KONTRAKTOR PADA

AKHIR KEGIATAN, MENGENAI PROGRAM YG
7. TANGGUNGJAWAB – PENGURUS (PEMBERI KERJA)

KEWAJIBAN PENGURUS JIKA MENYERAHKAN PEKERJAAN PADA

RUANG TERBATAS DG IJIN KHUSUS KEPADA KONTRAKTOR :

1 MEMBERIKAN PENETAPAN KPD KONTRAKTOR PEKERJAAN PADA

RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS HARUS MEMENUHI

2 PERSYARATAN K3
3 MENGINFORMASIKAN KEPADA KONTRAKTOR MENGENAI FAKTOR-
2 BAHAYA
4 MENGINFORMASIKAN KEPADA KONTRAKTOR MENGENAI

TINDAKAN PENCEGAHAN/PROSEDUR PERLINDUNGAN

5 MENGKOORDINASIKAN KEGIATAN OPERASI JIKA PEKERJA DARI

KEDUA PIHAK AKAN BEKERJA BERSAMA

MENERIMA LAPORAN DARI KONTRAKTOR PADA AKHIR KEGIATAN,
MENGENAI PROGRAM YG DIIKUTI DAN BAHAYA YG DIHADAPI
7. TANGGUNGJAWAB – KONTRAKTOR (PENERIMA KERJA)

1 MEMATUHI SEMUA KETENTUAN DALAM PEDOMAN INI

2 MENCARI INFORMASI MENGENAI BAHAYA DAN KEGIATAN DALAM

RUANG TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS DARI PENGURUS.
3 MENGKOORDINASIKAN SETIAP KEGIATAN DENGAN PENGURUS,
JIKA BAIK PEKERJA INDUK MAUPUN PEKERJA KONTRAKTOR
AKAN BEKERJA DI DALAM ATAU DEKAT RUANG TERSEBUT
4 MELAPORKAN KEPADA PENGURUS MENGENAI PROGRAM YANG
AKAN DIIKUTI DAN SELURUH BAHAYA YANG TIMBUL ATAU
DIHADAPI DALAM RUANG TERSEBUT, MELALUI LAPORAN
TERTULIS SELAMA PROSES KEGIATAN.
7. TANGGUNGJAWAB – PETUGAS UTAMA

1. MENGETAHUI BAHAYA YANG MUNGKIN

DIHADAPI SELAMA KEGIATAN, TERMASUK
MODUS, TANDA ATAU GEJALA DAN
AKIBAT PAPARAN YANG DIALAMI
2. MENGGUNAKAN PERALATAN
PENGAMAN KERJA DI RUANG TERBATAS.
3. MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN
PETUGAS MADYA UNTUK MEMUDAHKAN
PETUGAS MADYA MEMANTAU STATUS
PETUGAS UTAMA DAN UNTUK
MEMUDAHKAN PETUGAS MADYA
MEMBERITAHU PETUGAS UTAMA BILA
DIPERLUKAN EVAKUASI DARI RUANGAN.
7. TANGGUNGJAWAB – PETUGAS UTAMA

4. MEMBERITAHU PETUGAS MADYA

APABILA:
A. PETUGAS UTAMA MENYADARI ADANYA
TANDA ATAU GEJALA BAHAYA AKIBAT
PAPARAN TERHADAP SITUASI YANG
BERBAHAYA
B. PETUGAS UTAMA MENDETEKSI ADANYA
KONDISI TERLARANG.
5. KELUAR DARI RUANGAN SECEPAT
MUNGKIN BILA:
A.ADA PERINTAH EVAKUASI DARI PETUGAS
MADYA ATAU AHLI K3
B. PETUGAS UTAMA MENYADARI ADANYA
TANDA
ATAU GEJALA BAHAYA AKIBAT PAPARAN
TERHADAP SITUASI YANG BERBAHAYA
C. PETUGAS UTAMA MENDETEKSI ADANYA
KONDISI TERLARANG,
7. TANGGUNGJAWAB – PETUGAS MADYA

1. MENGETAHUI BAHAYA YG MUNGKIN DIHADAPI

SELAMA
KEGIATAN, TERMASUK MODUS, TANDA ATAU
GEJALA
DAN AKIBAT PAPARAN YG DIALAMI
2. SADAR AKAN EFEK DARI PAPARAN BAHAYA
TERHADAP TINGKAH LAKU PETUGAS UTAMA;
3. SECARA KONTINYU MAMPU MEMPERTAHANKAN
JUMLAH AKURAT DARI PETUGAS UTAMA DALAM
RUANGAN DAN MEMASTIKAN CARA UNTUK
MENGIDENTIFIKASI PETUGAS UTAMA YANG
BERADA DALAM RUANGAN TERBATAS
4. TETAP BERADA DI LUAR RUANGAN DENGAN IJIN
7. TANGGUNGJAWAB – PETUGAS MADYA

5. BERKOMUNIKASI SECARA KONTINYU

DENGAN PETUGAS UTAMA UNTUK
MEMONITOR STATUS PETUGAS UTAMA.
6. MEMANTAU AKTIVITAS DI DALAM DAN DI
LUAR RUANGAN UNTUK KEAMANAN PETUGAS
UTAMA,
EVAKUASI DILAKUKAN OLEH PETUGAS MADYA APABILA :
A. MENDETEKSI ADANYA KONDISI BAHAYA
B. MENDETEKSI ADANYA EFEK PAPARAN BAHAYA TERHADAP
TINGKAH LAKU PETUGAS UTAMA
C. MENDETEKSI ADANYA SITUASI DI LUAR RUANGAN YANG
MEMBAHAYAKAN PETUGAS UTAMA,
D. TIDAK DAPAT MELAKUKAN TUGASNYA DENGAN AMAN DAN
7. TANGGUNGJAWAB – PETUGAS MADYA

7. MEMANGGIL TIM PENYELAMAT/TIM TANGGAP

DARURAT BILA PETUGAS UTAMA MEMBUTUHKAN
BANTUAN UTK MENYELAMATKAN DIRI.
8. APABILA ADA PETUGAS YG TIDAK BERWENANG
MENDEKATI /MEMASUKI RUANGAN SELAMA KEGIATAN
BERLANGSUNG :
A. MEMPERINGATKAN PETUGAS YG TIDAK
BERWENANG
UNTUK MENJAUHI RUANGAN
B. MEMBERITAHU PETUGAS YG TIDAK BERWENANG
UNTUK KELUAR SECEPATNYA JIKA MEREKA TELAH
MEMASUKI RUANGAN,
C. MEMBERITAHU PETUGAS UTAMA DAN AHLI K3 JIKA
7. TANGGUNGJAWAB – PETUGAS MADYA

9. MELAKUKAN TINDAKAN
PENYELAMATAN TANPA MEMASUKI
RUANGAN SEPERTI YANG DIJELASKAN
DALAM PROSEDUR PENYELAMATAN
DARI PENGURUS,
10.TIDAK MELAKUKAN TUGAS LAIN,
YANG AKAN MENGGANGU TUGAS
UTAMANYA, UNTUK MEMANTAU DAN
MELINDUNGI PETUGAS UTAMA
7. TANGGUNGJAWAB – AHLI K3

1. MENGETAHUI BAHAYA YANG MUNGKIN

DIHADAPI SELAMA KEGIATAN, TERMASUK
MODUS, TANDA ATAU GEJALA DAN AKIBAT
PAPARAN YANG DIALAMI.
2. MELAKUKAN VERIFIKASI, MEMASTIKAN
BAHWA KEGIATAN TELAH SESUAI DENGAN
IJIN, DAN SELURUH PENGUJIAN DALAM IJIN
KEGIATAN TELAH DILAKUKAN, DAN SELURUH
PROSEDUR SERTA PERALATAN DALAM IJIN
KEGIATAN, BERADA DI TEMPATNYA SEBELUM
MENGESAHKAN IJIN KEGIATAN.
3. MENGHENTIKAN KEGIATAN DAN
MEMBATALKAN IJIN KEGIATAN
7. TANGGUNGJAWAB – AHLI K3

4. MEMASTIKAN TERSEDIANYA TIM

PENYELAMAT DAN CARA YANG DIGUNAKAN
UNTUK MEMANGGIL MEREKA DAPAT
DILAKUKAN;
5. MENGELUARKAN PETUGAS YANG TIDAK
BERWENANG YANG MENCOBA ATAU TELAH
MEMASUKI RUANGAN SELAMA KEGIATAN
BERLANGSUNG,
6. MEMASTIKAN, BILA TERJADI PERGANTIAN
TANGGUNG JAWAB, KEGIATAN DALAM
RUANG TERBATAS, MAKA KEGIATAN DALAM
RUANGAN TERBATAS, SEPERTI YANG
DINYATAKAN DALAM IJIN, DALAM KONDISI
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

1. PENGURUS WAJIB MELAKUKAN EVALUASI

TERHADAP
KEMAMPUAN TIM PENYELAMAT MENANGGAPI
PANGGILAN DALAM WAKTU YANG TEPAT,
DENGAN ASUMSI BAHAYA TELAH DIIDENTIFIKASI
2. MELAKUKAN EVALUASI TERHADAP
KEMAMPUAN TIM PENYELAMAT, DALAM HAL
KECAKAPANNYA TERKAIT DENGAN TUGAS DAN
PERALATAN PENYELAMATAN, AGAR DAPAT
BERFUNGSI DENGAN BAIK, SELAMA PROSES
PENYELAMATAN PETUGAS UTAMA, DARI RUANG
TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

3. TIM PENYELAMAT YG TELAH DIEVALUASI :

A.MAMPU MENYELAMATKAN KORBAN
DALAM JANGKA WAKTU SESUAI BAHAYA
YG DIHADAPI;
B. MEMPUNYAI PERALATAN YG MEMADAI
DAN MAMPU MELAKUKAN
PENYELAMATAN DENGAN BAIK
4. MENGINFORMASIKAN TIM PENYELAMAT
MENGENAI BAHAYA YANG MUNGKIN
DIHADAPI.
5. MEMBERI AKSES KE SELURUH RUANG
TERBATAS DIMANA PENYELAMATAN
DIPERLUKAN AGAR TIM PENYELAMAT
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

6. KEWAJIBAN PENGURUS KEPADA TIM PENYELAMAT

DAN TANGGAP DARURAT
A. MEMBERIKAN APD YG DIPERLUKAN
B. MELATIH PEKERJA TERSEBUT MENGENAI
PENGGUNAAN APD YG TEPAT, TANPA MEMBEBANI
PEKERJA DENGAN BIAYA TERTENTU.
C. MEMBERIKAN PELATIHAN KEPADA PETUGAS YG
TERLIBAT UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS
PENYELAMATAN.
D. PENGURUS HARUS MEMASTIKAN PEKERJA
TERSEBUT MENYELESAIKAN PELATIHAN YANG
DIPERLUKAN GUNA MENDAPATKAN KECAKAPAN
SEBAGAI PETUGAS UTAMA
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

6. KEWAJIBAN TIM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

A. PELATIHAN P3K DAN SEDIKITNYA SATU ANGGOTA TIM
MEMPUNYAI SERTIFIKASI DALAM MELAKUKAN P3K,
B. TEAM BERLATIH RUTIN MIN SETIAP 12 BULAN SEKALI,
C. SIMULASI OPERASI PENYELAMATAN DG BONEKA,
MANEKIN ATAU MANUSIA DARI RUANGAN YANG
SESUNGGUHNYA ATAU YANG MENYERUPAINYA.
D. RUANGAN YANG MENYERUPAI TERSEBUT WAJIB
MEMPUNYAI PERSAMAAN DENGAN RUANGAN YANG
SESUNGGUHNYA DALAM HAL UKURAN, KONFIGURASI
DAN KEMUDAHAN AKSESNYA.
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

7. UNTUK PENYELAMATAN TANPA

HARUS MEMASUKI RUANGAN,
SYSTEM/METODE TERTENTU
AKAN DIGUNAKAN BILA
PETUGAS UTAMA MEMASUKI
RUANGAN, KECUALI BILA
PERALATAN UNTUK
MENGELUARKAN PEKERJA
TERSEBUT AKAN
MENINGKATKAN RESIKO/TIDAK
DAPAT MENYELAMATKAN
PETUGAS UTAMA.
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

SYARAT SISTEM PENYELAMATAN

A.SETIAP PETUGAS UTAMA WAJIB MENGGUNAKAN
FULL BODYHARNES, DENGAN TALI PENYELAMAT
PADA PERTENGAHAN PUNGGUNG PETUGAS SETINGGI
BAHU, DI ATAS KEPALA, ATAU PADA TITIK LAIN
DIMANA DAPAT DILAKUKAN PENYELAMATAN
PEKERJA DENGAN BAIK.
WRISTLET DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PENGGANTI
SABUK PENAHAN BILA PENGURUS MERASA
PENGGUNAAN SABUK PENAHAN TIDAK DAPAT
DITERAPKAN ATAU DAPAT MENCIPTAKAN BAHAYA
YANG LEBIH BESAR DAN PENGGUNAAN WRISTLET
TERSEBUT LEBIH AMAN SEBAGAI ALTERNATIVE YANG
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

SYARAT SISTEM PENYELAMATAN :

B. UJUNG LAIN DARI TALI PENYELAMAT
DIKAITKAN PADA ALAT MEKANIS ATAU
PADA TITIK YANG STABIL DAN MENETAP
DI LUAR RUANGAN, SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA PROSES PENYELAMATAN
DAPAT DILAKUKAN SESEGERA MUNGKIN,
BILA DIRASAKAN PERLU ALAT MEKANIS
WAJIB TERSEDIA UNTUK
MENGELUARKAN PEKERJA DARI RUANG
TERBATAS DENGAN POSISI VERTICAL
DENGAN KEDALAMAN LEBIH DARI 5
KAKI (1,52 M)
8. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT

8. JIKA PETUGAS UTAMA YANG

TERLUKA TERSEBUT TERPAPAR
DENGAN SUBSTANSI, DIMANA
DIJELASKAN DALAM LDKB ATAU
KE TERANGAN LAIN YANG
SERUPA BAHWA SUBSTANSI
TERSEBUT HARUS TETAP BERADA
DI TEMPAT KERJA, LDKB ATAU
KETERANGAN LAIN TERSEBUT
HARUS TERSEDIA DAN SEBAGAI
PETUNJUK TINDAKAN
PERTOLONGAN YANG HARUS
DILAKUKAN.
Thank you!