Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. Ermia Citra 202013004


2. Putri Sertianingsih 202013026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan, arahan,
saran, serta bantuan yang telah diberikan untuk menjadikan makalah ini lebih baik.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga
berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan penulisan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga penyusunan makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Tanjungpinang,2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah sekolompok orang yang sedang mengalami suatu
proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa decade dan
merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Secara umum dikatakan lanjut
usia apabila usia yang mencapai 60 tahun keatas, hal ini berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahtraan Lanjut
Usia( Infodatin,2016).
Menjadi lansia ditandai dengan adanya penurunan biologis maupun
fisiologis yang terlihat sebagai penurunan yang terjadi adalah kemampuan-
kemampuan kognitif seperti suka lupa, penurunan orientasi terhadao waktu,
ruang, tempat, serta tidak menerima hal ide baru.
Penurunan lainnya dialami adalah salah satunya penurunan Gerakan
mrnjadi lambat dan kurang lincah.

B. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Aktivty Daily Lansia
2. Mengetahui Macam-macam Activty Daily
3. Mengetahui cara menghitung Activity
4. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Activity Daily pada Lansia
5. Mengetahui Definisi Senam
6. Mengetahui Pengaruh senam pada lansia
7. Mengetahui Manfaat senam pada lansia
8. Mengetahui Prinsip pada senam lansia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bantuan Aktivitas Sehari-hari( Activity Daily Living-ADL) pada Kelompok


Lansia
1. Pengertian ADL
Activity Daily adalah kegiatan melakukan kegiatan rutin sehari-hari . ADL
merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.
ADL, meliputi antara lain, ke toilet, makan, berpakaian,mandi, dan
berpindah tempat.
ADL adalah keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya secara a mandiri yang dikerjakan
seseorang sehari harinya dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan
dengan perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat.

2. Macam-Macam Activity Dailly


a. ADL dasar
sering disebut ADL saja, yaitu keterampilan dasar yang harus
dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian,
makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang
memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam
kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan
kemampuan mobilitas.
b. ADL instrumental
yaitu ADL yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda
penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan,
menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang kertas
ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu keterampilan dasar yang
harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian,
makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang
memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam
kategori ADL dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan
kemampuan mobilitas
c. ADL vokasional
yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan
sekolah.
d. ADL non vokasional
yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi waktu
luangMacam-Macam Activity Dailly.

3. Cara Pengukuran Activity Daily


Untuk melakukan penilaian kemampuan terhadap seberapa lemah dan
ketergantungan lansia biasanya dilakuakan penilaian aktivitas dasar sehari-
hari pada lansia dengan menggunakan Indeks Barthel.
Pada indeks Barthel sering digunakan untuk mengkaji kemampuan pasien
merawat diri mereka sendiri, namun pokok-pokoknya ditekankan untuk
jumlah bantuan fisik yang akan diperlukan bila pasien tak mampu
melakukan fungsi yang diberikan.
Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang berfungsi
mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas.
Indeks Barthel menggunakan 10 indikator ADL, sebagai berikut:
a. Makan (Feeding)
b. Mandi (Bathing)
c. Perawatan diri (Grooming)
d. Berpakaian (Dressing)
e. Buang air kecil (Bowel)
f. Buang air besar (Bladder)
g. Penggunaan toilet
h. Transfer (Berpindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya)
i. Mobilitas
j. Naik turun tangga
Tabel Aktivitas Dasar Lansia menurut Bartel Indeks

No Item yang dinilai Skor


1. Makan 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan
memotong lauk, mengoles
menteg, dll
2 = Mandiri
2. Mandi 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
3. Perawatan Diri 0 = Membutuhkan bantuan
orang lain
1 = Mandiri dalam
perawatan
muka,rambut,gigi dan
bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung Orang lain
1 = Sebagian dibantu
(Misal mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang Air Kecil 0 = Inkontensia atau pakai
kateter dan tidak terkontrol
1 = Kadang
Inkontensia(sekali
seminggu)
2 = Kontensia (Teratur)
6. Buang Air Besar 0 = Inkontensia (Tidak
teratur atau perlu enema)
1 = Kadang Inkontensia
(Sekali seminggu)
2 = Kontensia (Teratur)
7. Pengunaan Toilet 0 = Teragntung bantuan
orang lain
1 = Membutuhkan
bantuan,tapi dapat
melakukan beberapa hal
sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk
bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas (Berjalan di permukaan datar) 0 = Immobile (Tidak
mampu)
1 = Menggunakan kursi
roda
2 = Berjalan dengan
bantuan satu orang
3 = Mandiri (Meskipun
menggunakan alat bantu
seperti, Tongkat)
10. Naik Turun Tangga 0 = Tidak mampu
1 = Mmembutuhkan alat
seperti tongkat
2 = mandiri

Hasil dari pemeriksaan Indeks Bartel di kategorikan menjadi 5 kategori


dengan rentang nilai berikut ini :

a. Skor 20 : Mandiri
b. Skor 12-19 : Ketergantungan Ringan
c. Skor 9-11 : Ketergantung Sedang
d. Skor 5-8 : Ketergantungan Berat
e. Skor 0-4 : Ketergantungan Total

4. Faktor yang Mempengaruhi Activity Daily pada Lansia


Faktor yang mempengaruhi penurunan Activity Daily Living adalah :
a. Kondisi Fisik misalnya penyakit menahun, gangguan mata dan
telinga
b. Kapasitas mental
c. Statu mental seperti kesedihan dan depresi
d. Penerimaan terhadap Fungsinya anggota tubuh
e. Dukungan anggota keluarga
B. Senam Lansia
1. Definisi Senam
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah
serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan
maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan
tersebut. (Santosa, 2016). Dalam Indonesia Nursing (2008) senam lansia
disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ
tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia
setelah latihan teratur.
Olahraga pada usia lanjut dapat dilakukan dengan memperhatikan
tingkat kekuatan, seperti jalan cepat, bersepeda santai dan senam dapat
dilakukan secara rutin. Bahkan aktivitas sehari-hari seperti membersihkan
rumah, berkebun dan mencuci pakaian dengan intensitas selama 30 menit
juga baik bagi kesehatan. Penting bagi lansia untuk mengikuti senam karena
akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena senam
lansia mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara
optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang terdapat didalam
tubuh. Semua jenis senam dan aktivitas olahraga ringan sangat bermanfaat
untuk menghambat proses degeneratif atau proses penuaan (Widianti, 2014).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yangditerapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang
tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

2. Pengaruh Senam pada Lansia


Hasil penelitian mengenai pengaruh senam lansia terhadap
keseimbangan tubuh pada lansia menunjukkan terjadinya perubahan yang
signifikan antara keseimbangan tubuh lansia sebelum dan sesudah diberikan
senam lansia selama 35 menit pada sore hari selama empat minggu. Hal ini
terbukti dari peningkatan keseimbangan tubuh lansia sesudah diberikan
senam lansia.
Sebelum diberikan senam lansia sebagian besar lansia mengalami gangguan
keseimbangan ringan, sedangkan sesudah diberikan senam lansia sebagian
besar lansia memiliki keseimbangan baik (51,9%). Hasil tersebut sesuai
dengan penelitian Herawati dan Wahyu (2014) yang mendapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara keseimbangan lansia
sebelum dan sesudah diberikan senam lansia. Hal tersebut menguatkan teori
yang menyebutkan bahwa manfaat senam lansia adalah meningkatkan salah
satu komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan
motorik yaitu keseimbangan tubuh (Harsuki, 2010; Sumintarsih, 2016). Hal
tersebut tersebut menunjukkan bahwa senam lansia dapat digunakan sebagai
alternatif dalam memberikan intervensi pada lansia khususnya bagi lansia
yang mengalami gangguan keseimbangan. Lansia merupakan kelompok
yang rentan mengalami masalah kesehatan akibat perubahan anatomi dan
penurunan fungsi organ.
Hal tersebut terjadi karena adanya akumulasi radikal bebas dalam tubuh
yang semakin menumpuk seiring dengan meningkatnya usia, sehingga
menyebabkan degenerasi sel dan kerusakan jaringan yang mempengaruhi
kemampuan fungsional tubuh, salah satunya penurunan kekuatan otot
penopang tubuh yang berfungsi sebagai efektor dan berperan dalam
pengaturan mekanisme keseimbangan tubuh melalui ankle strategy, hip
strategy, dan stepping strategy (Damojo, 2009; Suhartono, 2015).
Untuk mempertahankan kekuatan otot agar tetap optimal dapat
dilakukan melalui olahraga teratur dan memadukan gerak dengan latihan
kekuatan otot dan kelenturan seperti senam lansia. Gerakan-gerakan senam
lansia akan memicu kontraksi otot, sehingga sintesis protein kontraktil otot
berlangsung lebih cepat dari penghancurannya. Hal ini meningkatkan
filamen aktin dan miosin di dalam miofibril sehingga massa otot bertambah.
Peningkatan ini disertai dengan peningkatan komponen metabolisme otot
yaitu ATP yang berdampak pada peningkatan kekuatan otot. Kekuatan otot
optimal akan membantu lansia mempertahankan keseimbangan tubuhnya
melalui strategi postural ( Kusnanto, 2017;).

3. Manfaat senam lansia


a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan (adaptasi).
c. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.
d. Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia, senam lansia dapat mencegah
atau melambatkankehilangan fungsional
e. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organtubuh juga berpengaruh dalam
meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelahlatihan teratur
f. jantung waktu istirahath yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu
istirahat.

4. Prinsip Senam lansia


a. Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah).
b. Bersifat progresif (bertahap meningkat).
c. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan
d. Lama latihan berlangsung 15-60 menit
e. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5kali
DAFTAR PUSTAKA

Atikah, A. (2016). Senam Kesehatan. Jogjakarta: Nuha Medika.

Darmojo, B. (2016). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI.

Guyton, A.C. and Hall J.E. (2017). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta:

EGC.

Hermana. (2017). Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Sastra Medika.

Kusnanto (2016)”Pengaruh senam pada lansia”

Anda mungkin juga menyukai