Anda di halaman 1dari 7

PENGAMATAN KESESUAIAN PENERAPAN KALIBRASI DENGAN

STANDART OPERATIONAL PROCEDURE PADA PT. DAYA MANUNGGAL


BERDASARKAN ISO 9001:2008

Li Idi’il Fitri1, Bambang Purwanggono2


1,2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang 50275
Telp. (085799060052)
E-mail : li_idiil_fitri@outlook.com1, b.purwanggono@undip.ac.id2

ABSTRAK

Keakuratan pengukuran merupakan hal penting dalam penjaminan mutu produksi. Pengukuran
yang tidak akurat dapat menyebabkan pengorbanan biaya dan waktu berlebih yang tidak diinginkan.
Akurasi suatu peralatan tidak sendirinya timbul dari suatu rancangan yang baik, tetapi dipengaruhi oleh
kinerjanya (performance), stabilitas keandalan dan pemeliharaan. Akurasi hanya timbul dari kalibrasi
yang benar, artinya hasil pengukurannya dapat ditelusuri melalui pengujian dan kalibrasi terhadap
instrumen dengan teratur. Kalibrasi merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Untuk menjaga kekontinuitasan kegiatan kalibrasi
yang benar, dilakukan pengamatan kesesuaian penerapan kalibrasi berdasarkan SOP perusahaan yang
telah memenuhi persyaratan sertifikasi yang sudah didapatkan perusahaan yaitu ISO 9001:2008.
Pengamatan dilakukan menggunakan checksheet terhadap 35 sampel peralatan produksi. Berdasarkan
pengamatan, penerapan kalibrasi telah sesuai sebesar 98,92%. Untuk terus meningkatkan penjaminan
kualitas perusahaan sebaiknya perusahaan memperbarui sertifikasi ISO 9001 terbaru yaitu tahun 2015
dan melakukan evaluasi penerapan kalibrasi perusahaan kembali.
Kata Kunci : Akurasi; ISO 9001:2008; Kalibrasi

ABSTRACT
The accuracy of measurement is important in production quality assurance. Inaccurate
measurements can cause unwanted costs and excess time. The accuracy of equipment does not
necessarily arise from a good design but is influenced by its performance (performance), reliability and
maintenance stability. Accuracy only arises from correct calibration, meaning that the measurement
results can be traced through regular testing and calibration of instruments. Calibration is an activity to
determine the conventional truths of the value of measuring and measuring instruments by comparing
traceable standards to national and international standards for measurement and/or international units
and certified reference materials. To maintain the continuity of the correct calibration activities, it was
observed the suitability of calibration applications based on the company's SOP that had met the
certification requirements that had been obtained by the company, namely ISO 9001: 2008. Observations
were made using checksheets on 35 samples of production equipment. Based on observations, the
application of calibration is equal to 98.92%. To continue to improve the company's quality assurance,
the company should renew the latest ISO 9001 certification, namely in 2015 and evaluate the company's
calibration implementation again.

Keyword : accuracy, ISO 9001:2008, calibration

1
2

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI PENELITIAN


PT Daya Manunggal merupakan Model konseptual menjelaskan aliran
perusahaan tekstil yang memproduksi dari serat variabel yang terdapat dalam penelitian.
(kapas) menjadi benang, kain jadi, hingga kain Gambar 1. merupakan model konseptual
bewarna. Proses produksi di perusahaan penelitian ini.
manufaktur tentu membutuhkan pengukuran ISO 9001:2008
akurat untuk memproduksi produk dengan Klausul Kalibrasi
kuantitas (baik produk akhir maupun selama
proses) sesuai perencanaan produksi. Akurasi
suatu instrumen tidak sendirinya timbul dari Prosedur Kalibrasi
suatu rancangan yang baik, tetapi dipengaruhi Perusahaan
oleh kinerjanya (performance), stabilitas
keandalan dan biaya yang tersedia
(pemeliharaan). Akurasi hanya timbul dari
kalibrasi yang benar, artinya hasil Evaluasi
pengukurannya dapat ditelusuri melalui Penerapan
pengujian dan kalibrasi terhadap instrumen Kalibrasi
dengan teratur. Bila terjadi ketidak akuratan
dalam pengukuran selama proses produksi dapat
menyebabkan pengorbanan biaya dan waktu Ketidaksesuaian
yang tidak diinginkan, seperi waktu dan biaya Penerapan
rework atau material terbuang sia-sia dan
lainnya.
Kalibrasi merupakan proses verifikasi
bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan Penyebab
rancangannya. Dewan Standarisasi Nasional Ketidaksesuaian
(DSN, 1990) mendefinisikan bahwa kalibrasi Penerapan
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan Gambar 1. Model konseptual
bahan ukur dengan cara membandingkannya Penelitian ini dimulai dengan
terhadap standar ukurannya yang ditelusuri perbandingan persyaratan kalibrasi yang
(traceable) ke standard Nasional atau terdapat dalam ISO 9001:2008 dengan
Internasional. Manfaat kalibrasi adalah Peraturan Prosedur Kalibrasi yang dimiliki oleh
menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur Perusahaan. ISO 9001 merupakan model untuk
agar tetap sesuai dengan spesifikasinya (DSN, jaminan mutu perusahaan yang kegiatan
1990). Sedangkan tujuan umum kalibrasi ialah bisnisnya mencakup desain / pengem-bangan,
agar tercapai kondisi layak pakai atau menjamin produksi, instalasi dan pelayanan (Gasperz,
ketelitian dalam rangka mendukung 1998). Merupakan salah satu piranti penting
peningkatan mutu. Fungsinya tentu saja sebagai untuk membuktikan bahwa suatu pelaku usaha
tolak ukur jaminan keakuratan alat tersebut pada mampu memproduksi secara konsisten (BSN,
pemanfaatannya. 2009). Pada ISO 9001:2008 persyaratan
ISO 9001:2008 telah memuat faktor mengenai kalibrasi dibahas pada klausul 4.2.4
kalibrasi dalam penilaian kesesuaian mutu yaitu mengenai pengendalian rekaman kalibrasi dan
terdapat pada klausul 4.2.4 dan klausul 7.6. klausul 7.6 berjudul pengendalian peralatan
Begitu pula PT Daya Manunggal telah pemantauan dan pengukuran (sistem kalibrasi).
mendapatkan sertifikasi standardisasi ISO Apabila peraturan perusahaan mengenai
9001:2008. Maka untuk menjaga kalibrasi telah sesuai dengan persyaratan
kekontinuitasan penerapan kalibrasi di PT. Daya kalibrasi pada ISO 9001:2008 yaitu klausul
Manunggal dilakukan evaluasi dengan observasi 4.2.4 dan klausul 7.6, maka akan dilanjutkan
secara langsung menggunakan instrumen dengan Evaluasi Penerapan Kalibrasi
checksheet berdasarkan sertifikasi standardisasi berdasarkan Peraturan Prosedur Kalibrasi
yang sudah diaplikasikan perusahaan yaitu ISO Perusahaan yang diobservasi langsung
9001:2008, khususnya klausul 4.2.4 dan klausul menggunakan instrumen checksheet terhadap 35
7.6 sampel mesin/peralatan dari 61 jenis
peralatan/mesin yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, apabila
3

terdapat ketidaksesuain pada penerapannya 7) Laporan Penyimpangan


makan akan dicari faktor penyebab dari masing- 8) Pemeriksaan Penyimpangan
masing ketidaksesuaian menggunakan tool 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diagram Fishbone. Berikut rekap hasil observasi
penerapan kalibrasi terhadap 8 prosedur.
a) Pengumpulan Data
Dilakukan pengumpulan dan Tabel 1. Hasil pengamatan ketidaksuaian
identifikasi mengenai data - data apa saja yang
dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini. Skor
Data yang didapat pada tahap pengumpulan data Total
No. Prosedur
ini akan digunakan sebagai input utama guna Ketidaks
menyelesaikan penelitian, berdasarkan sumber uaian
pengumpulannya, data pada penelitian ini 1 Identifikasi dan daftar alat yang
0
terbagi menjadi dua jenis data, yaitu data primer dikalibrasi
dan data sekunder. Data primer adalah data atau 2 Label Kalibrasi 2
informasi yang diperoleh secara langsung dari 3 Penanganan dan Perawatan 0
lapangan, sedangkan data sekunder adalah data 4 Internal Kalibrasi 0
yang didapakan dari dokumen-dokumen yang
tersedia. Pada awal penelitian, data yang 5 Pemeriksaan Alat 0
diperlukan adalah data sekunder yaitu dokumen 6 Mengatur Peralatan yang tidak
1
SOP Kalibrasi Perusahaan, Daftar dipakai
Mesin/Peralata yang digunakan perusahaan, 7 Laporan Penyimpangan 0
profil perusahaan, struktur organisasi
8 Pemeriksaan Penyimpangan 0
perusahaan, serta ISO 9001:2008 klausul 4.2.4
dan 7.6. Kemudian data primernya adalah Total 3
observasi langsung penerapan kalibrasi di
perusahaan berdasarkan SOP Kalibrasi Prosedur 1 : Identifikasi dan daftar alat yang
Perusahaan menggunakan instrumen checksheet. dikalibrasi
Prosedur ini menyatakan bahwa peralatan
b) Pengolahan Data yang dikalibrasi diidentifikasi dan dimuat dalam
Pada tahap ini dilakukan perbandingan daftar alat yang dikalibrasi. Di PT. Daya
antara SOP Kalibrasi Perusahaan dengan Manunggal, peralatan yang memerlukan
persyaratan yang terdapat pada ISO 9001:2008. kalibrasi sudah didaftarkan dan tersimpan dalam
Perbandingan ini dilakukan untuk memastikan sebuah dokumen. Pada dokumen tersebut juga
bahwa SOP Kalibrasi perusahaan telah terindentifikasi peralatan yang dilakukan
memenuhi syarat ISO 9001:2008 mengenai akurasi atau indikasi serta pihak yang
kalibrasi sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan kalibrasi baik internal ataupun
penilaian evaluasi penerapan kalibrasi di eksternal. Sehingga prosedur 1 mengenai
perusahaan. Berdasarkan pengamatan yang identifikasi dan daftar alat yang dikalibrasi
dilakukan didapatkan hasil bahwa SOP kalibrasi memiliki tingkat kesesuaian penerapan sebesar
perusahaan telah memenuhi syarat ISO 100% karena seluruh pelaratan yang dikalibrasi
9001:2008 mengenai kalibrasi. sudah terdaftar dalam dokumen tersebut.
Kemudian selanjutnya dilakukan
evaluasi melalui observasi langsung a) Prosedur 2 : Label Kalibrasi
menggunakan checksheet terhadap 35 Prosedur ini menyatakan bahwa peralatan
mesin/peralatan yang ada di perusahaan dimana yang sudah dikalibrasi diberikan label warna
acuan penilaiannya adalah SOP Kalibrasi putih untuk peralatan akurasi dan warna merah
Perusahaan yang didalamnya terdapat 8 untuk peralatan yang diindikasi. Berdasarkan
prosedur yaitu: hasil pengamatan terdapat 2 peralatan dari 35
1) Identifikasi dan daftar alat yang dikalibrasi sampel peralatan yang diamati yang tidak
2) Label Kalibrasi terpasang label yaitu Datacolor Spectrum dan
3) Penanganan dan Perawatan Lampu Tailing TL-84. Label kalibrasi berguna
4) Internal Kalibrasi sebagai penanda peralatan telah lolos kalibrasi
5) Pemeriksaan Alat serta pengingat waktu kadaluarsa kalibrasi dari
6) Mengatur Peralatan yang tidak dipakai peralatan tersebut. Pemberian label juga akan
mempersingkat waktu pencarian peralatan saat
4

hendak kalibrasi. Konsekuensi yang didapat saat baik. Pada perusahaan ini langkah kerja untuk
label tidak terpasang pada sebuah peralatan menggunakan peralatan-peralatan tersebut
adalah hilangnya identitas kalibrasi dari sudah terdokumentasi dan untuk beberapa
peralatan tersebut karena tidak ada penanda peralatan yang harus disimpan dalam tempat
bahwa peralatan tersebut masih akurat sesuai khusus juga sudah terdokumentasi
telusur atau tidak. Ini akan menyebabkan persyaratannya. Berdasarkan pengamatan dari
keraguan pada operator untuk menggunakan 35 mesin tersebut, seluruhnya sudah berada
peralatan tersebut. Dan jika ternyata peralatan dalam lokasi yang sesuai dengan persyaratan
tersebut tidak akurat dan operator dan operator menggunakan mesin tersebut
menggunakannya maka akan terjadi kesalahan sesuai dengan langkah kerja yang ada. Ini
dalam pengukuran, ini akan menyebabkan menunjukkan bahwa prosedur 3 mengenai
pemborosan kegiatan dan juga bisa menjadi penanganan dan perawatan memiliki kesesuaian
pemborosan material. Selain itu, pengkalibrasi penerapan sebesar 100%.
harus mengidentifikasi ulang peralatan tersebut
dan perlu memeriksa dokumen lama. b) Prosedur 4 : Internal Kalibrasi
Berikut pengidentifikasian faktor Prosedur ini menyatakan bahwa
penyebab peralatan tersebut tidak berlabel peralatan yang terdaftar untuk dilakukan
dengan menggunakan Fishbone Diagram. kalibrasi internal dikalibrasi oleh petugas dan
pemeriksaan peralatan dikatakan lolos jika hasil
pemeriksaan tidak melewati batas toleransi yang
diperkenankan dan mengeluarkan hasil kalibrasi.
Dari 35 peralatan yang diamati ada 25 peralatan
Sebagian label
kalibrasi tidak yang kalibrasinya dilakukan secara internal.
terpasang Seluruh peralatan yang dikalibasi internal
tersebut sudah memiliki sertifikat kalibrasi dan
hasil pemeriksaannya menunjukkan bahwa 25
peralatan tersebut masih berada dalam
Gambar 2. Fishbone ketidaksesuaian prosedur 2 toleransinya. Maka prosedur 4 mengenai
Temuan ketidaksesuaian yang menjadi internal kalibrasi dikatakan sesuai penerapannya
permasalahan pada gambar diatas menjelaskan dengan Standard Operational Procedure yang
terdapat 3 akar permasalahan, yaitu man, ada dengan tingkat kesesuaian penerapan
method, dan environment. Melihat tiga akar sebesar 100%.
permasalahan pada ketidaksesuaian prosedur 2
diatas dapat dilihat bahwa faktor lingkungan c) Prosedur 5 : Pemeriksaan Alat
tidak dapat dihindari karena perbaikan tetap Pada prosedur ini dinyatakan bahwa
harus dilakukan sesegera mungkin, namun dari untuk memastikan peralalatan tetap sesuai
faktor metode dan manusia dapat dicari terhadap standard, peralatan di periksa pada
solusinya sehingga tidak terjadi resiko yang jadwal yang sudah ditentukan. Di perusahaan ini
tidak diharapkan. Akar permasalahan diatas seluruh peralatan sudah memiliki jadwal
dapat dilakukan tindaklanjut atas temuan pemeriksaan masing-masing yang
ketidaksesuaian ini yaitu apabila dilakukan terdokumentasi dalam jadwal pemeriksaan alat
pencopotan sementara label untuk perbaikan, yang diperbaharui setiap tahun. Berdasakan
menulis catatan adanya pencopotan label yang hasil pengamatan, seluruh peralatan yang
perlu pemasangan kembali setelah perbaikan memiliki jadwal pemeriksaan telah dilakukan
akan baik dilakukan sebagai pengingat untuk pemeriksaan yang terlihat dari sertifikat hasil
memasangkan kembali label kalibrasi. Maka pemeriksaan alatnya. Ini menunjukkan bahwa
prosedur 2 mengenai label kalibrasi memiliki prosedur 5 mengenai pemeriksaan ini sesuai
ketidaksesuaian sebesar 5,7%, ini menunjukkan dengan Standard Operational Procedure dengan
bahwa prosedur 2 sudah diterapkan sesuai tingkat penerapan kesesuaian sebesar 100%.
dengan Standard Operational Procedure
Kalibrasi yang ada di perusahaan dengan tingkat Prosedur 6 : Mengatur Peralatan
kesesuaian penerapan sebesar 94,3%. Prosedur ini menyatakan bahwa
peralatan yang tidak berfungsi dengan baik
Prosedur 3 : Penanganan dan Perawatan harus segera diganti dan dilakukan kalibrasi
Prosedur ini menyatakan bahwa semua pada peralatan baru atau peralatan yang baru
peralatan harus digunakan dan disimpan dengan
5

selesai diperbaiki. Rekalibrasi setelah perbaikan penyebab ketidaksesuaian ini adalah


diperlukan untuk memastikan peralatan dikarenakan anggaran dana yang tidak cukup
menunjukkan keakuratan ukuran seperti untuk melakukan kalibrasi eksternal ataupun
seharusnya. Pada perusahaan peralatan yang mengurus/membeli alat patokan kalibrasi yang
rusak akan segera dilaporkan melalui laporan mampu telusur sendiri sehingga kalibrasi dapat
penyimpangan yang kemudian akan dilakukan secara internal. Anggaran yang tidak
mendapatkan penanganan oleh Departemen memenuhi untuk kalibrasi ini disebabkan
Maintenance atas izin dari kepala departemen karena kurang sadarnya top management akan
tersebut. Berdasarkan pengamatan terdapat 10 pentingnya kalibrasi. Maka top management
peralatan yang pernah mengalami perlu diberikan pencerdasan mengenai
penyimpangan selama tahun 2016, kesepuluh pentingnya kalibrasi dan resiko yang dapat
peralatan tersebut sudah ditindaklanjuti merugikan perusahaan apabila alat tidak akurat.
sehingga seluruh peralatan sudah dapat Pencerdasan ini dapat dilakukan dengan
digunakan kembali, namun dua diantaranya pembuatan laporan kerugian perusahaan yang
tidak dikalibrasi kembali. Berikut disebabkan karena kesalahan pengukuran untuk
pengidentifikasian faktor penyebab tidak segera top management.
dilakukannya kalibrasi melalui Fishbone Diagram. Maka prosedur 6 mengenai mengatur
peralatan ini memiliki ketidaksesuaian hanya
sebesar 2,85%, ini menunjukkan bahwa
prosedur 6 sudah diterapkan sesuai dengan
Standard Operational Procedure Kalibrasi yang
ada di perusahaan dengan tingkat kesesuaian
penerapan sebesar 97,15%.
Gambar 3. Fishbone ketidaksesuaian prosedur 6 d) Prosedur 7 : Laporan Penyimpangan
Temuan ketidaksesuaian yang menjadi Prosedur ini menyatakan bahwa operator
permasalahan pada gambar diatas menjelaskan yang menggunakan peralatan harus segera
terdapat 3 akar permasalahan, yaitu method, melapor kepada pihak yang tekait jika terjadi
environment, money. Melihat tiga akar penyimpangan. Pada perusahaan pelaporan
permasalahan diatas ketidaksuaian ini dilakukan dengan menuliskan penyimpangan
disebabkan karena faktor biaya untuk pada lembar penyimpangan yang akan diberikan
mengundang lembaga kalibrasi eksternal yang kepada pihak terkait untuk diperiksa
mahal. Pun jika perusahaan membeli alat keakuratannya kemudian jika benar rusak akan
kalibrasi yang mampu telusur agar rekalibrasi diberikan ke atasan untuk mendapatkan izin
dapat dilakukan secara internal terhadap menghubungi Departemen Maintainance
peralatan tersebut tetap diperlukan biaya yang melalui blanko komunikasi antar bagian agar
tidak sedikit. Persepsi bahwa biaya mahal peralatan menerima tindak lanjut. Berdasarkan
adalah dikarenakan tidak cukupnya anggaran hasil pengamatan, tidak ditemukan mesin yang
dana yang ada. Namun dengan konsekuensi mengalami kerusakan namun tidak terdaftar
yang sangat besar dimana beresiko dalam laporan penyimpangan. Ini menunjukkan
mengeluarkan biaya berlebih (pemborosan) bahwa prosedur 7 mengenai laporan
karena kesalahan takaran dalam produksi yang penyimpangan ini sesuai dengan Standard
dapat menyebabkan produksi ulang dan lainnya, Operational Procedure dengan tingkat
perusahaan seharusnya tetap melaksanakan kesesuaian penerapan sebesar 100%.
rekalibrasi. e)
Konsekuensi yang didapat apabila tidak
f) Prosedur 8 : Pemeriksaan Penyimpangan
dilakukan rekalibrasi adalah terdapat Prosedur ini menyatakan bahwa jika ada
kemungkinan ketidak-akuratan peralatan sesuai penyimpangan alat, pihak yang terkait akan
telusur. Ini akan berdampak besar bagi memeriksa keabsahan dokumen peralatan
perusahaan. Ketidak akuratan tersebut dapat tersebut dan mengambil tindak lanjut. Pada
menyebabkan takaran yang tidak tepat dalam perusahaan, pelaporan penyimpangan akan
produksi sehingga produk tidak sesuai dengan diserahkan ke penanggung jawab kalibrasi
permintaan pelanggan dan diperlukan produksi dalam departemen tersebut untuk melihat
ulang yang akan menambah biaya produksi penyimpangan yang terjadi, jika benar terjadi
yang tidak seharusnya. Melihat akar penyimpangan maka laporan penyimpangan
permasalahan diatas dapat dikatakan bahwa
6

tersebut akan diteruskan ke atasan untuk ketidaksesuaian, sementara enam prosedur


mendapatkan izin perbaikan ke Departemen lainnya tidak memiliki ketidaksesuaian. Ini
Maintainance. Selama pengamatan tidak menunjukkan bahwa ketidaksesuaian penerapan
ditemukan peralatan yang menyimpang. prosedur kalibrasi sebesar 1,08%. Sehingga
Berdasarkan hasil wawancara, pihak Penerapan Standard Operational Procedure
penanggung jawab kalibrasi di departemen akan Kalibrasi dinyatakan sesuai dengan tingkat
segera memeriksa apabila terjadi penyimpangan kesesuaian penerapan sebesar 98,92%.
sesuai dengan Standard Operational Procedure
yang ada. Maka prosedur ini dikatakan sesuai h) Tindak Lanjut
penerapannya sebesar 100%. Pada subbab sebelumnya diketahui
bahwa aktualisasi penerapan kalibrasi sesuai
g) Analisis Penerapan Keseluruhan SOP dengan SOP yang ada di perusahaan. SOP yang
Berdasarkan pembahasan dari masing- ada di perusahaan ini pun sudah memenuhi
masing prosedur diatas dapat dilakukan persyaratan yang ada pada ISO 9001:2008
pengurutan ketidaksesuaian yang sering terjadi mengenai kalibrasi. Kesesuaian aktualisasi
per prosedurnya menggunakan diagram pareto. penerapan kalibrasi ini sebesar 98,92% yang
Menurut Marimin (2004) diagram pareto menunjukkan penerapan kalibrasi sudah
merupakan grafik yang mengurutkan data secara terealisasi dengan sangat baik. Namun hasil
menurun dari kiri ke kanan. Pareto chart adalah studi ini tidak membuat perusahaan boleh puas
diagram yang berfungsi untuk membandingkan dan lengah terhadap kualias yang ada,
berbagai kategori temuan yang disusun menurut perusahaan harus terus berkembang untuk
ukurannya, dari kiri urutan terbesar hingga meningkatkan kualitasnya (continuous
terkecil di kanan (Nasution, 2004). improvement), dengan mulai mencari hal-hal
lain yang dapat terus meningkatkan kualitas
perusahaan.
Sekarang perusahaan masih bersertifikasi
ISO 9001:2008 sementara ISO 9001:2015 sudah
terbit sejak 3 tahun yang lalu. Untuk terus
menjaga kesesuaian dengan standar nasional
maupun internasional perlu segera dilakukan
penyocokan kesesuaian SOP kalibrasi yang ada
di perusahaan agar memenuhi persyaratan ISO
9001:2015. Jika perlu dilakukan perbaruan SOP
Gambar 4. Pareto aktualisasi prosedur kalibrasi untuk memenuhi persyaratan ISO 9001:2015
Melalui grafik pareto diatas dapat dilihat maka SOP perlu segera diperbarui. Ini akan
bahwa dari 8 prosedur yang ada dalam Stnadard membantu perusahaan memperbaiki citra
Operational Procedure Kalibrasi perusahaan dan juga standar keadaan
ketidaksesuaian terbesar terdapat pada prosedur perusahaan update dengan pengetahuan-
2 yaitu tentang label kalibrasi sebesar 2 pengetahuan terbaru yang sudah diakui secara
ketidaksesuaian, kemudian diikuti prosedur 6 nasional maupun internasional untuk menjaga
mengenai mengatur peralatan sebesar 1 kekompetitifan perusahaan.

4. KESIMPULAN
Dari pembahasan dan analisa yang telah prosedur ‘Label Kalibrasi’ dan ‘Mengatur
dilakukan, maka dapat disimpulkan Standard peralatan yang tidak dipakai’. Continuous
Operational Procedure (SOP) Kalibrasi yang improvement pada penjaminan mutu khususnya
ada pada PT. Daya Manunggal sudah sesuai kalibrasi dapat dilakukan dengan pembaruan
sepenuhnya dengan ISO 9001:2008 klausul sertifikasi ISO 9001 terbaru yaitu tahun 2015.
4.2.4 yang membahas tentang rekaman kalibrasi Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan
dan klausul 7.6 yang membahas sistem kalibrasi. pengamatan kesiapan perusahaan dalam
Penerapan kalibrasi pada Departemen Teknik penerapan kalibrasi untuk mendapatkan
sesuai dengan prosedur kalibrasi PT. Daya sertifikasi ISO 9001 terbaru yaitu tahun 2015
Manunggal dengan tingkat kesesuaian dan mengetahui apakah SOP kalibrasi yang
penerapan sebesar 98,92% dimana 1,08% lama masih sesuai dengan keadaan sekarang.
lainnya merupakan beberapa ketidaksuaian pada
7

DAFTAR PUSTAKA Majemuk, Jakarta : PT.Gramedia


BSN. (2009). Standar Nasional Indonesia (SNI), Widiasarana Indonesia
Jakarta: BSN Morris, A.S. (2001). Measurement &
Dewan Standardisasi Nasional. (1990). Instrumentation Principles, London:
Direktori Pengukuran Kalibrasi Perawatan Butterworth – Heinemann
Perbaikan dan Pengadaan Instrumentasi Nasution, AZ. (2004). Diagram Pareto, Pustaka
Pengukuran Edisi 90, Jakarta : Komisi Sinar Harapan, Jakarta.
Metrologi Dewan Standardisasi Nasional
Gaspersz, Vincent. (1998). Statistical Process http://www.metrologi.org/2012/10/kehidupan-
Control, Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta manusia-butuh-metrologi.html
Marimin, M.Sc., Prof., Dr., Ir (2004). Teknik diakses pada 20 Januari 2017
dan Aplikasi Pengambil Keputusan Kriteria http://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/19
diakses pada 20 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai