Anda di halaman 1dari 2

CERAMAH TENTANG AMANAH

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kepada kita
semua nikmat sehat serta nikmat iman sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang insya
Allah mulia ini.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita NAbi Agung Muhamamd
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah yang terang
benderang seperti sekarang ini. Juga kepada keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya
dan sampailah kepada kita selaku umatnya. Aamiin.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan seorang pemimpin yang terkenal dengan
sifat amanah dan adil serta tegas. Banyak peristiwa yang memaparkan sifat amanah dan
keadilannya.

Pada suatu hari, semasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz sedang membagikan buah Apel kepada
kaum muslimin, anaknya yang masih kecil sedang bermain-main berhampiran dengannya, tiba-
tiba mengambil sebiji buah apel dari bakul, kemudian dia menggigit buah apel yang rangup itu.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz melihat perbuatan anaknya itu. Dengan segera dia menghampiri
anaknya dan mengeluarkan buah Apel itu dari mulutnya anaknya. Sebab buah Apel itu adalah
hak kaum muslimin.

Ketegasan Khalifah Umar bin Abdul Aziz itu menyebabkan anaknya menangis. Dia berlari pulang
mengadu kepada ibunya. Ibunya, Fatimah memahami tindakan suaminya yang ingin
menjaga amanah kaum muslimin. Tetapi, sebagai seorang ibu, beliau juga memahami perasaan
dan keinginan anaknya. Fatimah membujuk anaknya dengan membeli sebuah Apel di pasar.

Ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz pulang ke rumah, beliau melihat lagi anaknya sedang
memakan buah Apel. Beliau lalu bertanya kepada Fatimah, “Wahai Fatimah, dari manakah
adinda peroleh buah Apel itu? Adakah ia milik kaum muslimin?”

“Tidak kakanda. Buah Apel itu adinda beli di pasar untuk mendiamkan anak kita yang menangis
tadi.” Mendengar jawapan itu, legalah hati Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau mendukung
anaknya sambil berkata kepada isterinya, “Ketika kanda menarik buah Apel itu dari mulut anak
kita, kanda merasakan seolah-olah kanda menarik jantung kanda sendiri. Sungguh sakit kanda
rasa, tetapi kanda tidak sanggup mendapat dosa karena sebiji buah Apel yang bukan hak kita.”
Begitulah kisah singkat Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Sungguh kuat sifat amanah beliau.
Semoga Allah mengurniakan kita dengan sifat yang mulia ini. Amin…

Bila kita bandingkan, dahulu para sahabat Radhiyallahu ‘Anhu sangat takut untuk dipilih
menjadi seorang pemimpin, maka sekarang, ada banyak orang berlomba-lomba menjadi
pemimpin. Semua mengaku terbaik!

Rasulullah SAW bersabda melalui hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di
hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR. Al-Bukhari).

Memilih pemimpin bukanlah perkara sepele, sebab kandidat yang terpilih itulah yang akan
membawa label pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang
menentukan nasib jutaan jiwa umat. Suka tidak suka, kandidat yang terpilih itulah yang
kemudian akan menorehkan tinta sejarah di negeri ini. Meskipun torehan itu masih tanda tanya
besar, apakah akan menjadi tinta emas yang senantiasa dikenang atau tinta hitam yang
senantiasa diratapi. Mampukah ia menjadi pemimpin sejati, atau justru menjadi pemimpin yang
menghianati amanat rakyat.

Pemimpin merupakan lambang kekuatan, keutuhan, kedisiplinan dan persatuan. Namun harus
kita sadari juga bahwa pemimpin bukanlah hanya sekadar lambang. Karena itu, ia memerlukan
kompetensi, kelayakan dan aktivitas yang prima untuk memimpin bawahannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. ***

Shalaatullaah Salaamul laah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah

Shalaatullaah Salaamulleah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah

Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah

Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah

Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Anda mungkin juga menyukai