Angket Perawatan Payudara
Angket Perawatan Payudara
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
STIKES Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
DESI RATNASARI
1311065
iii
4
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
pernah terdapat karya tulis ilmiah yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
ahli madya di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain
kecuali yang secara ditulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar
pustaka.
Desi ratnasari
iv
4
KATA PENGANTAR
1. Dr. I Edi Purwoko, Sp. B., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
2. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, yang telah memberikan ijin
pada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Dian Puspitasari. M.,Keb., selaku Plh Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
4. Endang Suprapti SST M.H., selaku Pembimbing yang telah membimbing
dan mengarahkan penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Asri Hidayat SsiT., M.Keb., selaku penguji dan pemberi masukan dalam
Karya Tulis Ilmiah.
6. Teman-teman seperjuangan dan Semua pihak yang penulis tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah memberikan do’a, support dan bantuan
kepada penulis.
Penulis
vii
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
PERNYATAAN......................................................................................................iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN...................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
INTISARI..............................................................................................................xiii
ABSTRAK..............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
1
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Oprasional..................................................................................27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner..................................................................................29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik Responden.........................................35
Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Payudara.................................................................................................36
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara
Berdasarkan Karakteristik, Pekerjaan, Umur..........................................36
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pengertian
Perawatan Payudara................................................................................37
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Tujuan Perawatan
Payudara.................................................................................................38
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Manfaat Perawatan
Payudara.................................................................................................38
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Perawatan
Payudara.................................................................................................39
x
1
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian..................................................................22
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian...............................................................23
xi
1
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
PERAWATAN PAYUDARA DI RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI KABUPATEN BANTUL
YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang: Masa nifas merupakan masa yang rentan bagi ibu nifas terhadap
risiko infeksi masa nifas. Ibu nifas dapat mengalami infeksi dan peradangan
payudara, melalui luka pada puting susu dan peredaran darah. Oleh karena itu
perlu pencegahan salah satunya dengan perawatan payudara. Studi pendahuluan
melalui teknik wawancara dengan 10 ibu nifas, sebanyak 7 ibu nifas (70%)
mengatakan bahwa kurang mengetahui tentang perawatan payudara, dan hanya
sebanyak 3 orang saja (30%) yang menyatakan mengetahui tentang hal tersebut.
Tujuan: Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian
perawatan payudara, pengetahuan tentang tujuan perawatan payudara,
pengetahuan tentang manfaat perawatan payudara, dan pengetahuan tentang cara
perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di ruang nifas di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta pada bulan Juli 2014. Teknik sampling menggunakan
accidental sampling sebanyak 25 responden. Variabel penelitian ini menggunakan
variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
Analisis data menggunakan analisis univariat dengan uji statistik deskriptif
frekuentif.
Hasil: (1) Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan tentang
perawatan payudara masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 22 orang (73,3%);
(2) Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang
pengertian perawatan payudara sebanyak 13 orang (43,3%); (3) Tujuan perawatan
payudara sebanyak 17 orang (56,7%); (4) Manfaat perawatan payudara sebanyak
13 orang (43,3%); dan (5) Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan
yang baik tentang cara perawatan payudara sebanyak 20 orang (66,7%).
Kesimpulan: Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan tentang
perawatan payudara masuk ke dalam kategori cukup di RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
1
Mahasiswa D-III Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
³Dosen STIKES A YANI Yogyakarta
xiii
1
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE LEVEL A POSTPARTUM MATERAL
ABOUT THE BREAST TREATMENT IN PANEMBAHAN SENOPATI
HOSPITAL BANTUL DISTRICT YOGYAKARTA
ABSTRACT
3
High student of D-III Midwife STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Target MDG’s di tahun 2015 untuk angka kematian Ibu nasional adalah
102/100.000 kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target,
namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang
terlibat (Dinkes, 2013).
Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, salah satu penyebab
langsung kematian maternal terbesar selain perdarahan, eklamsia, dan kompilkasi
masa nifas adalah infeksi, sedangkan penyebab secara tidak langsung lainnya
seperti terlambat mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui tanda
kehamilan dalam resiko tinggi, terlambat mencapai fasilitas untuk persalinan dan
terlambat untuk mendapatkan pelayanan (DepkesRI, 2010).
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran
bayi, plasenta, serta yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Selama masa
pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik
secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis,
namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis. Masa nifas merupakan
masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan pemantauan
karena pelakasanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami
berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada infeksi masa nifas, seperti
perdarahan pasca partum, Bendungan ASI (Saleha, 2009).
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan payudara, infeksi
terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran
darah. Tanda-tandanya adalah rasa panas dingin yang disertai dengan kenaikan
suhu, penderita merasa lesu dan tidak nafsu makan. Penyebab infeksi biasanya
staphylococcus aureus, payudara membesar, nyeri payudara pada suatu tempat
kulit merah, membengkak, dan nyeri pada perabaan. Oleh karena itu perlu
pencegahan salah satunya dengan perawatan payudara (Prawirohardjo, 2010).
Berbagai komplikasi yang di alami selama menyusui antara lain adalah
puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis atau abses
payudara prafilaksis ibu harus merawat payudara yang di lakukan dengan benar
3
dan teratur akan memudahkan bayi dalam mengonsumsi ASI. Perawatan payudara
ini juga merangsang produksi ASI dan mengurangi resiko luka saat menyusui
(Suherni, 2009).
Sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan harus benar-benar memperhatikan
pentingnya perawatan payudara untuk memperlancar produksi ASI.Perawatan
payudara dapat di lakukan 2 kali sehari (Suherni, 2009).
Berdasarkan dari studi pendahuluan di RSUD Panembahan Senopati
Kabupaten Bantul, persalinan normal pada bulan Desember 2013 sebanyak 181
persalinan dan pada persalinan SC sebanyak 53 persalinan. Pada tanggal 6-10
januari melalui tekhnik wawancara dengan 10 ibu nifas, dari 7 (70%) ibu nifas
mengatakan bahwa kurang mengetahui tentang perawatan payudara dan cara
melakukan perawatan payudara, sedangkan 3 (30%) ibu nifas mengatakan bahwa
perawatan payudara penting bagi ibu menyusui sebagai upaya memperlancar
ASI,mencegah terjadinya bendungan ASI, dan ibu mengetahui cara melakukan
perawatan payudara.
Berdasarkan data diatas pengetahuan ibu tentang perawatan payudara pada
masa nifas masih terbilang kurang maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Perawatan Payudara di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara diRSUD Panembahan Senopati di kabupaten Bantul Yogyakarta?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di
RSUD Panembahan Senopati.
4
2. Tujuan khusus
a. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian
perawatan payudara diRSUD Panembahan Senopati.
b. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tujuan perawatan
payudara di RSUD Panembahan Senopati.
c. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang manfaat perawatan
payudara di RSUD Panembahan Senopati.
d. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara perawatan
payudaradi RSUD Panembahan Senopati.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Menambah informasi dan wawasan mengenai gambaran tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
2. Manfaat praktis
a. Bagi ilmu pengetahuan
Untuk menambah pengetahuan terutama tentang gambaran tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara pada masa
menyusui.
b. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan, sekaligus wawasan untuk mengasah
ketajaman berfikir secara kritis, dengan melakukan penelitian
gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
c. RSUD/ pelayanan kesehatan
Dapat di jadikan suatu masukan untuk lebih meningkatkan kinerja
tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan maupun konseling
mengenai perawatan payudara yang manfaatnya untuk meningkatkan
produksi ASI.
5
d. Pendidikan
Sebagai bahan referensi tambahan mengenai gambaran tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
E. Keaslian penelitian
1. Intan Yuliana (2012) judul Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
Tentang Perawatan Payudara di BPS Aryanti Gemolong Sragen.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu-ibu nifas yang menyusui bayinya yang
berkunjung di BPS Aryanti Gemolong Sragen yang telah memenuhi
kriteria sampel yang telah di tentukan, menggunakan total sampling
dengan jumlah responden 30 orang. Dengan hasil tingkat pengetahuan
ibu menyusui tentang perawatan payudara di BPS Aryanti Gemolong
Sragen dapat di kategorikan berpengetahuan cukup dengan jumlah 28
responden (80,0%).
Persamaannya dengan penelitian diatas adalah jenis penelitiannya.
Perbedaannya pada teknik pengambilan sampling, judul, waktu,
tempat, dan hasil penelitian.
2. Andriani Pramuditha (2013) judul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Payudara di Polindes Desa Girikerto Kecamatan
Sine Kabupaten Ngawi. Penelitian menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah ibu nifas di polindes Desa
Girikerto yang telah memenuhi kriteria sampel, dengan jumlah total 30
responden. Dengan hasil sebagian responden mempunyai pengetahuan
cukup tentang perawatan payudara yaitu 18 orang (60%),kategori baik
6 orang (17%), dan kategori kurang 7 orang (23%).
Persamaannya dengan penelitian diatas adalah jenis penelitiannya.
Perbedaannya pada teknik pengambilan sampling, judul, waktu,
tempat, dan hasil penelitian.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan melaluai panca indra penglihatan, pendengaran,
penciuma, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di
peroleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan kognitif merupakan
dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(overt behavior).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang di cakup dalam
domain kognitif memiliki 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya.Termasuk dalam tingkatan ini adalah
mengingat sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di
pelajari.Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada masa situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan sebagai aplikasi atau
7
8
b. Fisiologi laktasi
Bersamaan dengan pembentukan prolactin, rangsangan yang berasal
dari hisapan bayi ada yang di lanjutkan neurohipofisis yang kemudia di
keluarkan hormon oksitosin.
Oksitosin yang akan sampai ke alveoli akan mempengaruhi sel
mioepitel. Konsentransi sel akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk ke system duktus yang untuk selanjutnya
yang mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi (Saleha,
2009).
c. Tujuan Perawatan payudara masa menyusui
Menurut Huliana (2007), agar tujuan perawatan payudara dapat
tercapai, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Lakukan perawatan payudara secara teratur.
2. Pemeliharaan kebersihan sehari-hari.
3. Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk
mencukupi produksi ASI.
4. Ibu harus percaya diri akan kemampuannya menyusui bayinya.
5. Ibu harus merasa nyaman dan santai.
6. Hindari rasa cemas dan stres karena akan menghambat reflek
oksitosin.
d. Manfaat perawatan payudara masa menyusui
Setelah persalinan dan disaat menyusui selain payudara terlihat indah
dan kencang, perawatan payudara yang dilakukan dengan benar dan
teratur akan mempermudah bayi memperoleh ASI (Suherni, 2009).
e. Persiapan alat
a. Baby oil atau minyak kelapa
b. Dua Waskom berisi air hangat dan air dingin
c. Dua waslap, kapas dan dua handuk
f. Masalah-masalah yang di alami selama menyusui
Menurut Saleha (2009), masalah-masalah yang biasanya terjadi dalam
pemberian ASI antara lain :
1
4. Mastitis
Penyebab terjadinya mastitis adalah sebagai berikut :
a) Payudara bengkak yang tidak di susui secara adekuat,
akhirnya terjadi mastitis.
b) Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan
terjadinya payudara bengkak.
c) BH yang terlalu ketat .
d) Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan
mudah terkena infeksi.
5. Abces payudara
Harus di bedakan antara mastitis dan abses, abses payudara
merupakan kelanjutan / komplikasi dari mastitis.Hal ini di
sebabkan karena meluasnya peradangan pada payudara tersebut.
Cara mengatasinya yaitu :
1) Tekhnik menyusui yang benar.
2) Kompres air hangat dan dingin.
3) Trus menyusui pada mastitis.
4) Susukan dari yang sehat.
5) Senam laktasi.
6) Rujuk dan melakukan kolaborasi dengan Dokter bedah.
7) Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotik bila abses
bertambah maka dilakukan incisi pada abcesnya dan
diteruskan pemberian antibiotik, serta tetap menyusui agar
mempercepat penyembuhan.
g. Cara perawatan payudara
a. Persiapan alat dan bahan :
1. Minyak kelapa
2. Gelas susu
3. Air hangat dan aiar dingin dalam wadah atau baskom kecil.
4. Handuk bersih.
1
b. Langkah langkah perawatan payudara antaralain :
1. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara
kemudian urut keatas, terus kesamping, kebawah dan
melintang hingga tangan menyangga payudara, kemudian
lepaskan tangan dari payudara secara pelan pelan, dilakukan
sebanyak 20-30 kali.
2. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari
tangan kanam saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking
tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting,
demikian pula payudara kanan, dilakukan sebanayak 20-30
kali.
3. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2 kemudian
jari tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan
kanan mengurut dari pangkal ke arah puting, bergantian kanan
dan kiri, dilakukan sebnayak 20-30 kali.
c. Pengosongan ASI
Pengosongan ini dimaksudkan untuk mencegah pembendungan
ASI. Berikut ini tahap-tahap yang harus dilakukan:
1. Sediakan gelas untuk menampung air susu (jika air susu akan
disimpan, gunakan gelas yang steril).
2. Keluarkan air susu dengan meletakan ibu jari dan telunjuk di areola
mammae.
3. Letakkan jari-jari tersebut sedemikian rupa sehingga penampungan
air susu berada di bawahnya.
4. Tekan payudara kearah dada dan perhatikan agar jari-jari jangan di
regangkan.
5. Gerakan ibu jari dan telunjuk kearah puting susu untuk menekan
dan mengosongkan tempat penampungan susu pada payudara
tanpa rasa sakit.
6. Ulangi gerakan itu untuk mengosongkan daerah penampungan air
susu. Dengan menggunakan kedua tangan, bergantian pada kedua
payudara.
B. Kerangka teori
1. Pendidikan 1. Definisi
2. Umur 2. Fisiologi laktasi
3. pekerjaan 3. Perawatan payudara masa
4. Informasi menyusui
5. Budaya 4. Tujuan perawatan
6. Pengalaman payudara masa menyusui
7. Social 5. Manfaat perawatan
ekonomi payudara masa menyusui
6. Masalah-masalah yang di
alami masa menyusui
7. Cara perawatan payudara
baik
Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara
cukup
kurang
Pendidikan
Umur
pekerjaan
Keterangan :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.Menurut Notoatmodjo (2012),
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Menurut Arikunto (2010),
penelitian kuantitatif, dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Penelitian ini mengambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
25
2
Menurut Notoatmodjo (2012) besar sample dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
n =
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat kepercayaan/presisi (10%)
Maka :
n =
43
N=
1+43(0,1)2
43
=
1,43
D. Variable penelitian
Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011).
2
Variable penelitian ini menggunakan variable tunggal yaitu tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
E. Definisi Operasional
Definisi Oprasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variable-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012)
Table 3.1 Definisi Oprasional Penelitian
Nama variable Pengertian Indicator skala
Gambaran Suatu pertanyaan Skor untuk penyajian ordinal
Tingkat responden untuk secara deskriptif maka
pengetahuan menjawab suatu dikategorikan menjadi
ibu nifas pertanyaan mengenai :
tentang perawatan payudara, 1) Pengetahuan baik :
perawatan tujuan perawatan apabil benar 75%-
payudara payudara, manfaat 100%
perawatan payudara, 2) Pengetahuan cukup:
alat-alat perawatan apabila benar 56%-
payudara, cara <75%
perawatan payudara, 3) Pengetahuan
cara perawatan kurang:apabila benar
putting susu. < 56%
benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Pengisian kuesioner ini dengan
cara memberikan tanda (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
Untuk mengetahui kuisioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas contens, yang dilakukan dengan ahli.
Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
subyek/obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikno, 2010).
Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasan tentang cara
mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan informed konsentyang
diikuti penyerahan kuesioner. Setelah kuesioner diterima oleh responden,
responden langsung mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan
ketentuan yang ada.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
obyek penelitian (Riwidikno, 2010).Data yang digunakan yaitu data ibu
nifas yang didapatkan dari ruang nifas RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
2
Table 3.2
Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Indicator No soal Jumlah soal
favourable unfavourable
Gambaran Pengertian 1,3,4 2,5 5
tingkat perawatan
pengetahuan payudara
ibu nifas
tentang tujuan 8,10,11,12 6,7,9 7
perawatan perawatan
payudara payudara
Manfaat
perawatan 13,14,15 16,17 5
payudara
Alat-alat yang
di gunakan 18,20,21 19 4
Cara 22,23,24,25,26,27,28 7
perawatan
payudara
Cara 29,30 2
perawatan
puting susu
JUMLAH 30
fi
Persen = n X 100
Keterangan :
FI : frekuensi
n : Total kasus
I. Etika penelitian
Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan meperhatikan masalah etika menurut (Hidayat, 2007), meliputi:
1. Sukarela
penelitian harus bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan
secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden
atau sampel yang akan diteliti.
2. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat
yang dilakukan penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan
diberikan kepada subjek penelitian. Jika subjek penelitian bersedia diteliti
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek
peneliti menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya.
3. Anonimity (tanpanama).
Untuk menjaga kerahasian subjek penelitian, peneliti tidak mencantumkan
namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi
nomor pada masing-masing lembar tersebut.
3
4. Confidentiality (kerahasian)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subjek penelitian dijamin
oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau
dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Pelaksanaan penelitian
Jalannya penelitian ini melalui beberapa tahapan pelaksanaan yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Pengumpulan data, artikel dan tinjauan pustaka untuk penyusunan proposal
penelitian.
b. Melakukan perijinan untuk melaksanakan studi pendahuluan.
c. Melakukan studi pendahuluan
d. Membuat proposal karya tulis ilmiah.
e. Seminar proposal penelitian
f. Melakukan perbaikan proposal kemudian melakukan pengumpulan
proposal.
g. Peneliti mengurus surat ijin penelitian kebagian LPPM yang ditujukan
kepada direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan peneliti secara
langsung dari responden. Penelitian dilakukan di bangsal nifas dengan
didampingi oleh bidan. Peneliti dan petugas membagikan kuesioner,
sebelumnya menjelaskan secara teknis cara pengisian kuesioner dan setelah
responden menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner selama 30-45
menit, kuesioner diminta kembali kemudian dikumpulkan.
b. Melakukan tabulasi, pengolahan dan analisis data.
3
3. Tahap penyelesaian
a. Membuat pembahasan hasil penelitian.
b. Menyusun laporan karya tulis ilmiah.
c. Melaksanakan seminar hasil penelitian.
d. Mengerjakan revisi dari seminar hasil penelitian.
e. Mengumpulkan laporan karya tulis ilmiah.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 14, Desa
Borongan, Trirenggo, Bantul (55714), Yogyakarta. Dengan lahan seluas 1856
m², luas bangunan 1146,5 m2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Jetis, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bambangblipuro, sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Pandak dan sebelah utara berbatasan
dengan Kecamatan Sewon. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan
salah satu RSU Pratama type B, yang di resmikan dengan SK Menkes RI no
202/menkes/SK/11/1993. Adapun standar pelayanan dalam bidang
administrasi, manajemen pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, medical
rcord, radiologi, farmasi, laboratorium, serta perinatalogi. RSUD Panembahan
Senopati Bantul memiliki 15 unit rawat jalan, 11 ruang rawat inap, 12 unit
instalasi.
Dengan bertambahnya penyediaan sarana menunjang lainnya, serta
tenaga dokter spesialis yang terdiri dari dokter penyakit dalam, bedah, anak,
serta obstetric dan ginekologi, menjadikan RSUD Panembahan Senopati
menjadi salah satu rumah sakit rujukan. Selain memberikan pelayanan
kesehatan RSUD Panembahan Senopati berkembang menjadi rumah sakit
pendidikan.
Ruang Alamanda adalah ruang kebidanan yang memiliki jumlah perawat
dan bidan sebanyak 23 orang. Yang terbagi menjadi tiga ruangan, yaitu
Alamanda 1 merupakan ruang persalinan, Alamanda 2 merupakan ruang rawat
inap ibu post partum dengan patologis yang terdiri dari 7 ruang untuk kelas
tiga dengan kapasitas 21 tempat tidur dan ruang Alamnada 3 merupakan ruang
rawat gabung, yang terdiri dari ruang kelas utama dengan kapasitas 3 tempat
tidur, 3 ruang kelas dua dengan kapasitas 6 tempat tidur dan 6 ruang tempat
34
3
tidur untuk kelas tiga dengan kapasitas 18 tempat tidur. Pelayanan masa nifas
pertama yang di tekankan berupa konselig mengenai tehnik menyusui yang
benar. Serta memiliki program KIE berupa pijat oksitosin, KB, dan lain-
linnya.
Karakteristik Responden
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No Karakteristik Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 Umur
a. < 20 tahun 0 0
b. 20 - 25 tahun 12 40.0
c. 26 - 30 tahun 18 60.0
Total 30 100.0
2 Pendidikan
a. SD 5 16.7
b. SMP 9 30.0
c. SMA 13 43.3
d. Sarjana 3 10.0
Total 30 100.0
3 Pekerjaan
a. IRT 23 76.7
b. Pedagang 3 10.0
c. PNS 1 3.3
d. Pegawai Swasta 3 10.0
Total 30 100.0
Total 30 100.0
Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Pengertian Perawatan Payudara
No Kategori Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 Baik 11 36.7
2 Cukup 13 43.3
3 Kurang 6 20
Total 30 100
Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.4, 4.5, 4.6, menunjukkan bahwa hasil penelitian
sebagian besar responden dari 30 orang, memiliki pengetahuan dalam kategori
cukup, yaitu pada tingkat pengetahuan ibu ifas tentang pengertian perawatan
payudara sebanyak 13 orang (43,3%), tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
tujuan perawatan payudara yaitu sebanyak 17 orang (56,7%), tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang manfaat perawatan payudara sebanyak 13 orang
(43,3%). Sedangkan pada tabel 4.7 tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara
perawatan payudara menunjukkan bahwa memiliki pengetahuan yang baik
yaitu sebanyak 20 orang (66,7%).
Pada pertanyaan kuesioner dalam aspek pengetahuan ibu nifas tentang
pengertian perawatan payudara yang paling sedikit menjawab yaitu pada
paertanyaan no 2 sebanyak 12 responden dengan pertanyaan, perawatan
payudara hanya dilakukan pada saat setelah melahirkan, pada aspek
pengetahuan tentang manfaat perawatan payudara yang menjawab paling
sedikit sebanyak 14 orang pada pertanyaan no 17 dengan pertanyaan, manfaat
perawatan payudara menyebabkan sumbatan pada puting susu, sedangkan
pertanyaan pengetahuan tentang alat perawatan payudara paling sedikit
menjawab sebanyak 12 orang pada pertanyaan no 19 dan no 21 dengan
pertanyaan, mencuci puting susu dengan menggunakan sabun atau
mengompres dengan alcohol, dan pada pertanyaan no 23 dengan jawaban
paling sedikit sebanyak 13 orang dengan pertanyaan, gerakan memutar kearah
puting susu dilakukan sebanyak 20 kali.
1. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar
responden adalah ibu nifas yang berpengetahuan cukup dan berstatus
sebagai IRT (tidak bekerja) sebanyak 19 orang (82,6%) dari 23 orang.
Salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan
seseorang adalah lingkungan kerja. Soekanto (2006) menjelaskan bahwa
seseorang yang bekerja di luar rumah tentu memiliki cakupan lingkungan
sosial yang lebih luas dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja.
4
maka semakin baik pula tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata prilaku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan seseorang
melalui upaya pengajaran dan pelatihan baik di sekolah ataupun di luar
sekolah. Semaakin tinggi pendidikan, semakin mudah seseorang
menerima pengetahuan. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi
persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru.
Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah
mengambil keputusan dan bertindak (Irmayanti, 2007).
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan manusia. Pendidikan menengah (SMA), tinggi (PT) akan
memudahkan manusia untuk menyerap informasi yang disampaikan.
Pada ibu nifas dengan pendidikan yang semakin tinggi diharapkan
banyak mengetahui dan memperoleh informasi yang berhubungan
dengan kesehatannya. Tingkat pendidikan sangat erat kaitannya dengan
pembentukan perilaku kesehatan seseorang, yang berarti bahwa semakin
baik tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat
pengetahuan ibu (Notoatmodjo, 2010).
3. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
adalah ibu nifas yang berumur 26 – 30 tahun dan memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup sebanyak 12 orang (66,7%) dari 18 orang.
Hasil ini didukung oleh Lapenangga (2013), yang menyimpulkan
bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan tentang
perawatan payudara untuk persiapan laktasi yang masuk ke dalam
kategori cukup dan didominasi oleh ibu yang berusia antara 20 – 35
tahun. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Anitasari (2013) yang
menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
4
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini banyak terdapat keterbatasan-
keterbatasan antara lain yaitu :
1. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya
bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa mengukur
pengetahuan secara mendalam.
2. Peneliti tidak meneliti semua faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
tentang perawatan payudara seperti jumlah paritas responden.
3. Kurangnya informasi tentang perawatan payudara di ruang nifas,akan tetapi
lebih menekankan konseling tentang tekhnik menyusui.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan
penelitian sebagai berikut:
1. Sebagian besar ibu nifas dari 30 responden memiliki tingkat pengetahuan
tentang perawatan payudara masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 22
orang (73.3%) di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
2. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang
pengertian perawatan payudara sebanyak 13 orang (43.3%) di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
3. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang
tujuan perawatan payudara sebanyak 17 orang (56.7%) di RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
4. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang
manfaat perawatan payudara sebanyak 13 orang (43.3%) di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
5. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang cara
perawatan payudara sebanyak 20 orang (66,7%) di RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
B. Saran
Sebagai penutup dalam penelitian ini, peneliti dapat mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi Ibu Nifas
Peneliti menyarankan pada ibu nifas untuk meningkatkan pengetahuan
tentang perawatan payudara dalam masa menyusui agar kebutuhan asupan
ASI bayi dapat tercukupi dengan baik.
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Suherni, 2009. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas. Jakarta: Pustaka Bunda.
Saleha, S. (2009) Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta.
Wawan A dan Dewi M, (2011) Pengetahuan dan Sikap dan Prilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
4
Muliadi. (2008). Kehamilan: Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta:
Arcan.
4
LAMPIRAN
1
NO Kegiatan Waktu
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Topik/Judul
penelitian
2 Penyusunan
proposal
3 Seminar
proposal
4 Revisi
proposal
5 Pelaksanaan
penelitian
6 Penyusunan
laporan
penelitian
7 Ujian Hasil
KTI
8 Revisi da
penjilidan
9 Pengumpulan
KTI
1
PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Di tempat
Dengan Hormat,
NPM : 1311065
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi ibu sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang ibu berikanakan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk itu, saya mohon kesediaan ibu
sebagai responden, menandatangani yang saya ajukan dalam penelitian ini.
Atas perhatian dan kesediaan ibu sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Desi Ratnasari
1
INFORMED CONSENT
Nama (inisial) :
Umur :
Alamat :
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak mana pun.
Yogyakarta,..................2014
Responden
( )
1
Lampiran
KUESIONER
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Petunjuk:
1. Isilah identitas ibu secara lengkap dan benar.
2. Bacalah dengan teliti pernyataan sebelum ibu menjawab.
3. Berilah jawaban yang benar dan sejujurnya menurut pendapat ibu agar di
peroleh data yang benar, akurat dan obyektif.
4. Berilah tanda checklist (√) pada kotak di sebelah kanan pada jawaban yang
ibu anggap benar.
A. Karakteristik Responden
1. Nama ibu :
2. Umur Ibu :
Tidak sekolah
SD
SLTP
SLTA
Sarjana
4. Pekerjaan ibu :
Petani/Pedagang
Pegawai swasta
PNS
1
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda cheklis (√) pada setiap item pertanyaan yang paling tepat
menurut anda
No Pernyataan Benar Salah
1 Perawatan payudara merupakan langkah untuk
mencegah bendungan payudara pada masa
menyusui
2 Perawatan payudara hanya dilakukan pada saat
setelah melahirkan.
3 Perawatan payudara sangat penting pada masa
menyusui
4 Keberhasilan menyusui dipengaruhi oleh
perawatan payudara yang dilakukan secara rutin
5 Dengan melakukan perawatan payudara tidak
dapat memperlancar pengeluaran ASI
6 Perawatan payudara menghambat pengeluaran
ASI
7 Timbulnya masalah pada payudara di sebabkan
karna melakukan perawatan payudara
8 Tujuan perawatan payudara mencegah terjadinya
bendungan ASI
9 Perawatan payudara tidak bertujuan untuk
mencegah terjadinya mastitis
10 Agar tujuan perawatan payudara tercapai maka
ibu harus rileks dalam melakukan perawatan
payudara
11 perawatan payudara juga untuk menjaga
kebersihan payudara
12 Tujuan perawatan payudara adalah upaya
mencegah puting susu lecet
13 Manfaat perawatan payudara yaitu mencegah
iritasi pada puting susu
14 Perawatan payudara mempermudah proses
menyusui
15 Manfaat perawatan payudara untuk
mengencangkan payudara
16 Perawatan payudara menimbulkan
pembengkakan pada payudara
17 Manfaat perawatan payudara menyebabkan
sumbatan pada puting susu
18 Perawatan payudara menggunakan baby oil atau
minyak kelapa
19 Mencuci puting susu dengan menggunakan sabun
atau mengompres dengan alcohol
5
1. B
2. S
3. B
4. B
5. S
6. S
7. S
8. B
9. S
10. B
11. B
12. B
13. B
14. B
15. B
16. S
17. S
18. B
19. S
20. B
21. B
22. B
23. B
24. B
25. B
26. B
27. B
28. B
29. B
30. B
7
8
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2