T.A 2022/2023 2.Pengertian Alam Semesta menurut Agama Buddha Alam semesta adalah seluruh ruang yang didalamnya terdapat kehidupan biotik dan abiotik. Alam semesta beserta isinya mengalami proses dalam pembentukan dan kehancuran. Keberadaan alam semsta sangat luas yang terdiri dari unsur unsur yang sangat besar tidak terhitung nilainya. Dalam agama Buddha alam semesta dikenal dengan Loka. Loka mempunyai unsure Nama dan Rupa. 3.Unsur Alam Semesta Unsur Nama dikenal dengan batin yang terdiri atas Perasaan (Vedana), Pencerapan (Sanna), Bentuk-Bentuk Pikiran (Sankhara), dan Kesadaran (Vinnana). Unsur Rupa bagi makhluk hidup dikenal dengan jasmani. Unsur-unsur materi yang lain di alam semesta seperti tanah, batu, tumbuhan, dan bangunan. Semua unsur materi dalam alam semesta dapat mengalami kehancuran. 4.Hancurnya Alam Semesta A.Hancur alam semesta karena api dan panas ditandai dengan : 1. Tidak ada hujan dalam waktu yang lama ( ratusan hingga ratusan ribu tahun ) sehingga semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon-pohon penghasil obat, dan tanaman lainnya akan layu, kering,dan mati. 2. Selanjutnya akan tiba suatu masa dimana matahari kedua akan muncul sehingga semua sungai mulai surut, kering, dan tiada. Ketika matahari kedua muncul tidak bisa dibedakan antara siang dan malam. Setelah matahari satunya tenggelam yang lain terbit, dunia akan merasakan terik matahari tanpa henti, tetapi tidak ada dewa yang mengatur matahari pada kehancuran Kappa berlangsung seperti pada matahari yang biasa ( karena dewa matahari pun mencapai Jhana dan terlahir kembali di alam Brahma). 3. Selanjutnya akan tiba suatu masa dimana matahari ketiga muncul sehingga semua sungai besar menguap, surut, kering, dan tiada seperti Sungai Gangga, Sungai Yumuna, Sungai Acarivati, dan Sungai Sarabhu. 4. Selanjutnya akan tiba suatu masa dimana matahri keempat muncul sehingga semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar yaitu Danau Anottata, Danau Sihapapata, Danau Rathakara, Danau Kannamunda, Danau Kunala, Danau Chaddanta dan Danau Mandakini surut, kering, dan tiada. 5. Selanjutnya akan tiba suatu masa matahari kelima aka muncul sehingga air maha surut 100 yojana, lalu surut 200 yojana, 300 yojana, 400 yojana, 500 yojana, 600 yojana, 700 yojana. Air maha samudera tersisa sedalam tinggi 7 orang, 6, 5, 4, 3, 2 dan hanya setinggi seorang raja. Akhirnya air maha samudra setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga akhirnya surut sampai setinggi mata kaki. 6. Selanjutnya akan tiba suatu masa matahari keenam muncul membuat seluruh dunia menjadi gas, semua kelembapannya telah menguap, seratus miliyar tata surya yang ada di sekeliling tata surya kita juga menguap. Ketika matahari keenam muncul maka bumi ini akan seperti Gunung Sineru sebagai raja gunung mengeluarkan dan menyemburkan asap. 7. Selanjutnya akan tiba suati masa matahari ketujuh muncul sehingga seluruh dunia (tata surya) bersama dengan seratus miliya tata surya yang lain terbakar. Walaupun Gunung Sineru yang tingginya 100 yojana juga ikut hancur berantakan dan lenyap di luar angkasa. Kebakaran semakin besar dan menyerang alam dewa Catumaharajika , setelah membakar istana emas, istana permata, dan istana kristal kebakaran merambat terus kea lam surga Tavatimsa dan naik terus ke alam Brahma Jhana pertama. Setelah membumi alam Brahma Jhana kedua yang lebih rendah, aoi akan berhenti sebelum mencapai Brahma Abhassara. B.Hancur alam semesta karena air Kehancuran alam semesta yang disebabkan oleh air berawal dari adanya awan kaustik yang besar. Timbulnya hujan dengan perlahan kemudian bertambah besar sampai menyirami seratus miliyar tata surya. Setelah tersiram air kaustik bumi, gunung mencair dan dan semua air ditunjang angin. Air merendami bumi sampai alam jhana kedua terus naik hingga jhana ketiga yang lebih rendah dan berhenti sebelum sampai di dalam Subhakinha. Selanjutnya terjadi pembentukan kembali alam semesta yang diliputi kegelapan dan timbulnya awan besar. Air kaustik menyusut di seratus milyar tata surya, kemudian angin disekelilinginya muncul sehingga membentuk alam diawali dari alam Subhakinha. C.Hancurnya alam semesta karena angin. Kehancuran alam semesta ini karena adanya munculnya angin yang awal menerbangkan debu. Setelah itu muncul angin yang menerbangkan pasir, pasir kasar, kerikil, dan batu. Akibat angin kencang banyak batu besar dan pohon besar tertiup ke angkasa kemudian hancur dan musnah. Berganti angin yang muncul dari bawah permukaan bumi dan membalikan bumi melemparkan ke angkasa hingga hancur berkeping-keping dan musnah. Gunung Sineru tercabut ke luar angkasa saling berbenturan hingga hancur berkeping-keping lalu lenyap. Dengan cara ini angin menghancurkan alam dewa yang dibangun di bumi ( di Gunung Sineru ) dan yang dibangun di angkasa. Kekuatan angin meningkat terus dan menghancurkan keenam dewa yang penuh kebahagiaan (dari alam Caturmaharajika sampai alam Paranimitavasavati) dan seratus milyar tata surya juga ikut hancur. Angin menghancurkan dari bumi sampai alam Brahma Jhana ketiga dan berhenti sebelum mencapai alam Vehapphala yang berada pada alam jhana keempat. Setelah menghancurkan semuanya angin mlai mereda dan angkasa yang di atas menjadi satu angkasa yang di bawah kegelapan yang mencekam dan alam yang muncul kembali adalah alam Brahma Subhakinha. 5. Jika dalam siklus dunia manusia diliputi dosa ( Kebencian ), maka hancurnya alam semsta disebabkan oleh air. Jika dalam siklus dunia manusia diliputi lobha ( Keserakahan ), maka hancurnya alam semesta disebabkan oleh api. Jika dalam siklus dunia manusia diliputi oleh moha ( Kebodohan Batin ), maka hancurnya alam semesta disebabkan oleh angin. 6. Single World System digambarkan bahwa aalam semesta merupakan piringan datar yang disebut Cakkavala. Dalam bahasa pali berarti bidang yang mrnyerupai roda. Dalam Cakkavala terdapat alam-alam dewa dan alam-alam brahma yang diatas piringan, serta alam-alam rendah(Neraka). Di tengah cakkavala terdapat gunung Meru yang setinggi 60 ribu yojana. Setengah dari gunung ini teerbenam dalam air, dan hanya bagian atasnya yang terlihat. Ada enam gunung yang mengelilingi cakkavala dan saling berhubungan. Ruang di antara gunung-gunung tersebut ditempati oleh berbagai jenis samudera. Salah satunya dinamakan samudera Agung (Mahasamudera), dimana terdapat 4 buah benua , yang terletak di Utara (Uttarakuru), Selatan (Jambudipa), Timur (Pubbavidheda), Dan Barat(Aparayojana).