Riwayat Jurnal
Artikel diterima :-
Artikel direvisi :-
Artikel disetujui :-
Abstrak
Pembangunan nasional baik yang telah, sedang, dan yang akan dilaksanakan tidak
terlepas dari nilai-nilai keagamaan yang dijunjung tinggi dalam ajaran agama Hindu. Dalam
pembangunan nasional pemerintah Indonesia melaksanakan penataan kehidupan beragama
dan juga kepercayaan terhadap Tuhan Yang maha Esa yang lebih harmonis, hal ini
tercermin dalam makin meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
maha Esa makin meningkatnya kerukunan kehidupan umat beragama dan penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan makin meningkatnya peran serta umat
dalam pembangunan melalui pendidikan baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan
sekolah.Sebagai warga negara yang beragama Hindu dan hidup dalam negara Pancasila,
dalam mengamalkan dan meyakinisuatu agama tidak boleh berpandangan sempit umat
Hindu senantiasa harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang majemuk yang memeluk berbagai agama, oleh karena
itu dalam mengamalkan ajaran agama yang baik pasti menghormati pula umat beragama
yang lain. Umat Hindu harus berpandangan luas sehingga tidak menimbulkan fanatisme
agama yang sempit, harus benar-benar konsekuen.
Sansekerta yang terdiri dari dua kata Uras mahapan hadat basara ije
yakni “budhi dan pekerti. Budhi yang bahalap.
artinya mengetahui kemudian berubah Artinya:
menjadi kata benda budhi yang berarti Setelah itu Bawi Ayah menasehati
pengetahuan atau kecerdasan”. Mangajar anak turunan Raja
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Bunu,
Indonesia (1991:150) “budhi berarti alat Mulai dari tata cara berbicara,
batin yang merupakan paduan akal dan tingkah
perasaan untuk menimbang baik dan Laku, sopan santun, tata cara
buruk”. bertamu
Pekerti berasal dari kata prakerti Ketempat keluarga, semuanya
atau pravrti yang berarti prilaku. Dalam harus
kosa kata bahasa Indonesia kata budhi Memakai tingkah laku yang baik.
dan pekerti disatukan dan memiliki satu (Majelis Besar Alim Ulama
pengertian yang tidak terpisahkan, yakni Kaharingan Indonesia, 1996:197)
sebagai prilaku yang baik. Pendidikan Selanjutnya dalam buku Kandayu
budhi pekerti, mengandung makna usaha Basarah (penuntun persembahyangan)
atau kegiatan yang mengantarkan dari Kandayu Parawei Ayat 6 yang
seseorang anak menjadi dewasa dengan berbunyi :
memiliki etika dan moralitas yang luhur, Peteh mandehen Ranying Hatalla
serta memiliki akhlak yang mulia. Umba kalunen ije I nampa
Selanjutnya Sedyawati (dalam Nyuang petak nguntep dunia
Winata Putra, 2003:6) mengatakan bahwa Ela mangawi taluh je papa.
budhi pekerti diterjemahkan dalam Artinya:
pengertian moralitas yang mengandung Ranying Hatalla berfirman
beberapa pengertian, antara lain adat Dengan umat manusia yang
istiadat, sopan santun dan prilaku. diciptakannya
Selanjutnya di dalam kitab suci Panaturan Bagi manusia yang hidup di dunia
pasal 41 ayat 40 yang mengatakan ini
tentang ajaran budhi pekerti adalah yang Hendaknya jangan melakukan
berbunyi sebagai berikut perbuatan yang tidak baik.
Tuntang tinai Bawi Ayah (Majelis Besar Agama Hindu
maningak Kaharingan, 2001:17)
Majar panakan utus Raja Bunu, Dari kutipan di atas bahwa
bara pendidikan budhi pekerti yang dimaksud
Ampin kare kutak pander, hadat adalah titik pijak, orientasi atau sudut
basa, pandang yang dijadikan acuan dalam
Budi basara, maja marusik kulae menumbuh kembangkan pendidikan
bitie, budhi pekerti sesuai ajaran agama Hindu.
dengan mengadakan pembinaan terhadap kasih, sayang, jujur, hormat kepada orang
Umat Hindu dititikberatkan pada tua dan guru, menghindari diri dari segala
kegiatan-kegiatan yang menyentuh. perbuatan tercela, tekun melakukan
Adapun kegiatan yang dimaksu terdiri sembahyang dan rajin berdoa.
dari : Sembahyang adalah suatu
1. Melakukan Doa dan Sembahyang usaha/cara yang akan dilakukan untuk
Berbagai bentuk dan aktivitas mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
keagamaan adalah merupakan Maha Esa, menyerahkan diri, pengabdian,
pengamatan ajaran Agama dalam rangka dan melakukan kerja tanpa apapun secara
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas ikhlas serta memberikan kebahagiaan
spritual umat manusia. Salah satu usaha tersendiri.
yang perlu dilaksanakan. 2. Mengadakan Kelompok Belajar
Doa adalah suatu usaha yang amat Kelompok belajar adalah kegiatan
sederhana dan bila dilaksanakan secara belajar dan mengajar dilaksanakan dalam
sungguh-sungguh akan memberikan jangka waktu tertentu tergantung pada
pahala yang besar. Tentang pahala dari warga belajar. Program belajar dapat
doa yang khusuk sebagai salah satu berupa paket-paket dan disusun bersama
wujud bhakti dalam Bhagawad Gita IX dan diatur antara warga belajar dan
Sloka 22 : sumber belajar. Sumber belajar dapat
Ananyas cintayo mam berperan sebagai pembina dan pendidik
Je janah paryupasate dalam kegiatan kelompok belajar.
Tesam niyabhiyuktanam Sebagaimana dalam kitab canakya
Yogasekmamvatamy aham. Nitisastra Bab II Sloka 13 (1994:14) yang
Artinya : berbunyi :
Sebaliknya mereka yang tidak Slokena va tadardhena
mengerti makna kehidupan dalam tadaddharddaksarenava
dirinya tidak bersemi rasa bhakti, avandhyam divasam kuryad
tidak mensyukuri arti penjelmaan danadhyayana karmabhih.
ini tidak ikhlas menghadapi Artinya :
persoalan hidup dan mencari Isilah waktu setiap hari dengan
sesuatu tidak berdasarkan dharma menghapalkan satu sloka 1 ayat
malas hanyut oleh emosi, ambisi atau setengah sloka atau
dan nafsu. seperempat sloka atau satu huruf
Dari sloka di atas dijelaskan bahwa dari sloka tersebut. Atau istilah
untuk menghindari dari berbagai cobaan hari-hari anda dengan
dan ujian hidup seseorang harus bersedekah, belajar kitab suci
berpegang, memahami, dan dan kegiatan bermanfaat
mempedomani serta mengamalkan ajaran lainnya.
agama dengan baik, mengembangkan 3. Mengadakan Kerja Bhakti
ajaran Kitab Suci Weda akan menjadi Bhagavad-Gita (Pancama Weda), sebagai
sempurna bila melalui Itihasa da Purana, berikut:
Sebab Weda merasa takut kepada yang Samniyamye ‘ndriyagramam
sedikit ilmunya, sabda-Nya kamu jangan sarwatra samabuddhayah,
mendekati Aku, sabda-Nya demikian te parapnuwanti mam ewa
karena rasa takut. Dengan demikian sarwabhutahite ratah (Bhagavad-
mendalami ajaran Weda akan Gita, XII.4).
mengantarkan seseorang untuk mencapai Artinya:
tujuan tertinggi, kesejahteraan dan Dengan mengendalikan panca
kebahagiaan hidup. indra,
9. Menyediakan Buku-buku Agama Menganggap sama dalam segala
Hindu pengertian,
Buku-buku Agama Hindu juga turut Berusaha guna kesejahteraan
menunjang dalam upaya meningkatkan semua insani,
iman generasi muda karena dengan Mereka sampai kepada-KU.
tersedianya buku-buku Agama Hindu (Pudja, 2003: 285)
maka semangat mempelajari hal-hal
keagamaan akan selalu berkobar. Bila III. PENUTUP
seseorang telah tertarik, dengan Dalam perkembangan budhi
sendirinya akan percaya bahwa Agama pekerti siswa ada beberapa faktor yang
Hindu adalah penuntun hidup yang benar mempengaruhi seperti faktor keluarga,
dan dapat memberikan kedamaian lingkungan masyarakat, dan pendidikan.
jasmani dan rohani. Dewasa ini tantangan kehidupan
10. Mengadakan Latihan Memimpin beragama dirasakan semakin besar.
Sembahyang Berbagai informasi, terutama yang
Sembahyang sangat perlu bagi umat bersifat duniawi langsung dan tidak kita
Hindu tiap mengadakan sembahyang sadari telah berproses dalam diri sebagai
selalu membutuhkan seseorang pemimpin masyarakat kita. Kehidupan spritual
sembahyang. Selama ini untuk menjadi mulai dirasakan kurang bermanfaat dan
pemimpin dalam sembahyang adalah akibatnya adalah moral dan etika semakin
pendeta atau mendangkal, dampaknya adalah
pedanda/pemangku/sulinggih. Agar kita terjadinya penyalahgunaan miras,
tidak kehilangan generasi muda perlu ada pencurian dan kekerasan, serta berbagai
tuntunan moral agar selalu aktif penyakit sosial lainnya.
sembahyang karena dia merasa bahwa Untuk itu ada beberapa faktor
dirinya adalah calon pemimpin. untuk mengembangkan budhi pekerti
Hal tersebut sesuai dengan siswa diantaranya :
pendapat G. Pudja dalam isi kitab 1. Pada keluarga pendidikan budhi
pekerti seperti halnya pendidikan