Anda di halaman 1dari 39

PEDOMAN

FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0


& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : i dari iv
KONTRAKTOR

PEDOMAN
SISTEM MANAJEMEN HSE
KONTRAKTOR

NO. A-002/A3/EP8000/2016-S0
REVISI 2

PT PERTAMINA EP
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : i dari iv
KONTRAKTOR

DAFTAR ISI

Halaman
Daftar isi....................................................................................................... i
CatatanPerubahan/ Review .......................................................................... iii
Daftar Penyusun dan Narasumber STK ........................................................ iv
I. Umum ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup .............................................................................. 1
1.4 Pengertian..................................................................................... 1
1.5 Referensi ...................................................................................... 3

II. Sistem Manajemen HSE Kontraktor ................................................. 5


2.1 Penjelasan Umum ......................................................................... 5
2.1.1. Tahap Administrasi .......................................................... 6
2.1.2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan ........................................ 6
2.2 Tahapan Proses SMHSE Kontraktor ............................................. 8
2.2.1. Penilaian Risiko................................................................ 8
2.2.1.1. Tujuan ................................................................. 8
2.2.1.2. Proses Penilaian Risiko....................................... 8
2.2.2. Prakualifikasi (Pre-Qualification) ...................................... 16
2.2.2.1. Tujuan ................................................................. 16
2.2.2.2. Proses Prakualifikasi .......................................... 17
2.2.3. Seleksi ............................................................................ 18
2.2.3.1. Tujuan ................................................................. 18
2.2.3.2. Proses Seleksi .................................................... 18
2.2.3.3. Integrasi HSE Plan ............................................. 23
2.2.4. Aktifitas Awal Pekerjaan (Pre Job Activity) ....................... 23
2.2.4.1. Tujuan ................................................................. 23
2.2.4.2. Langkah Kegiatan Aktivitas Awal Pekerjaan........ 24
2.2.5. Pemeriksaan Pekerjaan Berlangsung .............................. 28
2.2.5.1. Tujuan ……………………………………………… 28
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : ii dari iv
KONTRAKTOR

2.2.5.2. Inspeksi HSE oleh Pengawas Pekerjaan………… 28


2.2.5.3. Evaluasi Penerapan HSE Plan …………………… 29
2.2.6. Evaluasi Akhir Pekerjaan .......................................................... 29
2.2.6.1. Tujuan …………….………………………………… 29
2.2.6.2. Evaluasi Akhir……………………………………… 29
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : iii dari iv
KONTRAKTOR

CATATAN PERUBAHAN/REVIEW DOKUMEN


Nomor Dokumen: A-002/A3/EP8000/2014-S0

Diubah oleh *) Diketahui Oleh **)


Tgl. Revisi
No Alasan Perubahan Item yang diubah
Perubahan Ke Initial *) Paraf Initial **) Paraf

Terbitnya SK Ka SKK 1. Daftar Risiko


Migas no KEP- Pekerjaan
0074/SKKO0000/2016/ 2. Passing Grade
1 5 Oktober 2 AL ND
S0 tentang standarisasi Kelulusan High Risk 2016
3. Penambahan Passing
Kualifikasi K3LL KKKS
Grade Medium Risk
Terhadap PJB

Note : * ) Initial dan Paraf Fungsi Penanggung Jawab STK


**) Initial dan ParafFungsi Pengendali STK
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : iv dari iv
KONTRAKTOR

DAFTAR PENYUSUN DAN NARASUMBER STK

Penyusun

NO NAMA NOPEK JABATAN FUNGSI TANDA TANGAN

1 Dwi Indriyani 744611 Senior Saety Analyst HSSE

2 Ridwan Eka 744441 Senior SRM Analyst SCM


Riyanto

3 Eric Wibisono 19010995 HSE Analyst HSSE

Narasumber

NO NAMA NOPEK JABATAN FUNGSI TANDA TANGAN

1 Antoni Lubis 19013355 Safety Manager HSSE

2 Emanuel 706403 Procurement Manager SCM


Dwinursito
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 1 dari 24
KONTRAKTOR

BAB I

UMUM

1.1. LATAR BELAKANG


Perusahaan mengutamakan penerapan aspek Keselamatan, Kesehatan, dan
Lindungan Lingkungan dalam setiap proses bisnis perusahaan, termasuk
pengelolaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Mitra Kerja (Kontraktor). Untuk
itu perlu diterapkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lindungan Lingkungan Kontraktor (SMHSE Kontraktor), yaitu sebuah sistem
kontrol terhadap aspek pengelolaan HSE bagi kontraktor yang bekerja di
seluruh daerah operasi perusahaan.

1.2. TUJUAN
Adapun tujuan perusahaan mengembangkan SMHSE Kontraktor adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menyeragamkan pengelolaan SMHSE Kontraktor untuk seluruh
kegiatan perusahaan di tiap-tiap fungsi.
2. Untuk mencegah terjadinya kerugian material, peralatan, dan kerusakan
lingkungan.
3. Untuk menjaga dan meningkatkan citra perusahaan.

1.3. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari pedoman ini adalah:
1. Pedoman ini berlaku di lingkungan Pertamina EP dan seluruh mitra usaha
yang terkait dengan pekerjaan yang di dalamnya terdapat unsur jasa yang
dilaksanakan oleh mitra kerja (kontraktor).
2. Proses SMHSE Kontraktor diintegrasikan pada proses Perencanaan,
Prakualifikasi, Tender dan Evaluasi Pekerjaan.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 2 dari 24
KONTRAKTOR

1.4. PENGERTIAN
1. Direksi Pekerjaan adalah atasan pengawas pekerjaan sebagai
penanggungg jawab tertinggi atas pekerjaan.
2. Evaluasi Akhir merupakan langkah akhir dari program SMHSE Kontraktor
untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan aspek HSE oleh kontraktor
selama kontrak berlangsung dan menyajikan umpan balik.
3. Kontraktor (Mitra Kerja) adalah penyedia barang/jasa yang berupa badan
usaha atau perorangan yang melaksanakan pengadaan barang/jasa sesuai
dengan bidang usahanya, yang memiliki surat izin usaha yang masih
berlaku yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
Kontraktor terdiri dari pemasok barang, penyedia barang/jasa,
pemborongan, penyedia barang/jasa lainnya dan penyedia jasa konsultasi.
4. Lokasi Kerja adalah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana pekerja bekerja atau yang sering dimasuki
pekerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber bahaya.
5. Mitra Usaha (Kerja Sama Operasi – KSO & Technical Assistance
Contract - TAC) adalah mitra yang melaksanakan usaha pengelolaan
eksplorasi produksi migas di dalam wlilayah kerja Pertamina EP.
6. Management Walk Through (MWT) adalah kegiatan kunjungan
manajemen ke site sebagai sarana komunikasi secara langsung bagi
manajemen kepada pekerja di lini terdepan dan bukan semata-mata
inspeksi lapangan.
7. Mobilisasi adalah kegiatan yang dilaksanakan pada tahap awal pekerjaan
yang meliputi rapat awal mobilisasi, mobilisasi staf, peralatan,
perlengkapan kontraktor dan mengadakan inspeksi mobilisasi.
8. Panitia Pengadaan adalah panitia yang dibentuk dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan proses pelelangan,
pemilihan langsung atau penunjukan langsung di lingkungan perusahaan.
9. Pejabat yang Berwenang adalah pimpinan tertinggi perusahaan atau
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 3 dari 24
KONTRAKTOR

pejabat yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk memutuskan serta


bertanggung jawab atas seluruh proses dan hasil kegiatan rantai suplai di
lingkungan perusahaan.
10. Pekerjaan adalah semua jenis pekerjaan yang dikontrakkan oleh
perusahaan dan mitra usaha kepada kontraktor.
11. Pemeriksaan Aktivitas Suatu Awal Pekerjaan adalah proses yang
bertujuan untuk memastikan bahwa aspek-aspek yang relevan
dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak sebelum pelaksanaan
kontrak. Memastikan bahwa aspek-aspek yang relevan dari penilaian risiko
kontrak dan aspek-aspek HSE lain dari kontrak telah disiapkan,
dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak sebelum pelaksanaan
kontrak.
12. Pemeriksanaan Saat Pekerjaan Berlangsung merupakan suatu proses
evaluasi yang bertujuan untuk menjamin agar pekerjaan dilakukan sesuai
dengan HSE Plan.
13. Penilaian Risiko adalah proses menentukan tingkat risiko dari suatu
pekerjaan yang akan dikontrakkan. Merupakan langkah awal untuk
mengkaji dan menentukan sejauh mana tingkat risiko pekerjaan yang akan
dikontrakkan.
14. Pengawas Pekerjaan adalah wakil perusahaan yang bertanggung jawab
mengawasi pelaksanaan pekerjaan termasuk penerapan aspek HSE
Kontraktor.
15. Perencana Pekerjaan adalah pengguna barang/jasa sebagai pemilik
pekerjaan yang memberikan tugas kepada kontraktor dalam menyediakan
barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan tertentu guna memenuhi
kebutuhan barang/jasa tertentu di lingkungan perusahaan.
16. Perusahaan adalah PT Pertamina EP.
17. Pra Kualifikasi adalah langkah yang bertujuan untuk menjaring kontraktor
potensial.yang memiliki dan menerapkan secara konsisten SMHSE di
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 4 dari 24
KONTRAKTOR

perusahaannya
18. Pra Mobilisasi adalah kegiatan yang dilaksanakan pada tahap awal
pekerjaan yang meliputi diskusi HSE Plan, peninjauan semua bahaya yang
potensial dan masalah HSE, memeriksa kesiapan dari semua
perlengkapan, peralatan dan APD yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.
19. Program Kerja HSE (HSE Plan) adalah rincian kegiatan tentang
bagaimana kontraktor akan melaksanakan persyaratan HSE dalam
pekerjaan, yang disepakati oleh perusahaan dan kontraktor serta wajib
dilaksanakan oleh kontraktor selama pekerjaan berlangsung.
20. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya
atau paparan dengan keparahan.
21. Seleksi adalah proses pemilihan kontraktor sebagai pelaksana dengan
mengevaluasi HSE Plan yang diajukan oleh kontraktor terkait pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Seleksi mempertimbangkan semua aspek,
termasuk HSE.
22. SMHSE Kontraktor adalah acuan yang digunakan oleh Pertamina EP
dalam mengelola risiko dalam pekerjaan yang melibatkan kontraktor.

1.5. REFERENSI
1. Undang-Undang No.22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. PP No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3.
4. Pedoman Tata Kerja SKKMIGAS No.PTK-007/SKKO0000/2015/S0,
tentang Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
5. Pedoman Tata Kerja BPMIGAS No. Kpts 13/BP00000/2006-S8 tentang
Pengelolaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Kontraktor.
6. Surat Keputusan Kepala SKK Migas no KEP-0074/SKKO0000/2016/S0
tentang Standarisasi Kualifikasi Keselamatan Kesehatan Kerja dan
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 5 dari 24
KONTRAKTOR

Lindungan Lingkungan (K3LL) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)


Terhadap Penyedia Barang/Jasa tanggall 22 Agustus 2016.
7. Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Kontraktor Pertamina (Persero) No. A-002/I00400/2008-S0 Rev-01.
8. Pedoman Sistem Manajemen HSSE Pertamina EP
A-001/A3/EP8000/2016-S0 Revisi 3.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 6 dari 24
KONTRAKTOR

BAB II
SISTEM MANAJEMEN HSE KONTRAKTOR

2.1. Penjelasan Umum


Terdapat 6 langkah dalam SMHSE Kontraktor yang dikelompokkan menjadi
dua tahap, yaitu :
1. Tahap Administrasi (Administration Phase), terdiri dari :
 Penilaian Risiko.
 Pra Kualifikasi.
 Seleksi
2. Tahap Pelaksanaan Lapangan (Field Implementation Phase), terdiri dari:
 Pemeriksaan Aktivitas Awal Pekerjaan.
 Pemeriksaan Saat Pekerjaan Berlangsung.
 Evaluasi Akhir .
Syarat dan penanggung jawab dari setiap langkah dapat dilihat pada Tabel 1.
Langkah dan Syarat Proses Proses Implementasi SMHSE Kontraktor.

Tabel 1. Langkah dan Syarat Proses Implementasi SMHSE Kontraktor

SYARAT IMPLEMENTASI SM HSE


LANGKAH-LANGKAH KONTRAKTOR PENANGGUNG
SM HSE KONTRAKTOR TINGKAT RISIKO JAWAB
RENDAH SEDANG TINGGI
Penilaian Risiko Diharuskan Diharuskan Diharuskan Perencana
Tidak
Pra kualifikasi Diharuskan Diharuskan Tim Pengadaan
Diharuskan
Tidak Tidak
Seleksi Diharuskan Tim Pengadaan
Diharuskan Diharuskan
Pemeriksaan Aktivitas Awal Tidak Pengawas
Diharuskan Diharuskan
Pekerjaan Diharuskan Pekerjaan
Pemeriksaan Saat Pekerjaan Tidak Pengawas
Diharuskan Diharuskan
Berlangsung Diharuskan Pekerjaan
Pengawas
Evaluasi Akhir Pekerjaan Diharuskan Diharuskan Diharuskan
Pekerjaan
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 7 dari 24
KONTRAKTOR

Pengertian tiap langkah dapat dilihat pada Subbab 1.4 Pengertian.

2.1.1. Tahap Administratif


Pada tahap ini dilakukan 3 langkah yaitu penilaian risiko, pra kualifikasi,
dan seleksi. Pada langkah penilaian risiko dilakukan kajian dan
penentuan sejauh mana tingkat risiko pekerjaan yang akan dikontrakkan,
untuk menentukan langkah SMHSE Kontraktor berikutnya. Pekerjaan
yang berisiko tinggi harus dilakukan melalui suatu proses pra kualifikasi
yang disyaratkan. Selanjutnya dilakukan tahap pra kualifikasi yang
bertujuan untuk menjaring kontraktor yang memiliki dan menerapkan
secara konsisten SMHSE di perusahaannya, dengan melakukan
penilaian dokumen prakualifikasi dan site visit. Langkah berikutnya
melakukan seleksi di mana pada proses ini dilakukan pemilihan
kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan dengan mengevaluasi HSE
Plan yang diajukan terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan. Seleksi ini
dilaksanakan untuk pekerjaan yang beresiko tinggi dan sedang. Proses
Seleksi HSE Plan bersamaan dengan evaluasi teknis dalam proses
pengadaan barang dan jasa.

2.1.2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


Pada tahap ini dilakukan 3 langkah yaitu pemeriksaan aktivitas awal
pekerjaan, pemeriksaan saat pekerjaan berlangsung, dan evaluasi akhir.
Pada langkah pemeriksaan aktivitas awal pekerjaan dilakukan semua
aspek yang tertuang dalam HSE Plan dan aspek-aspek HSE lainnya
yang dikomunikasikan, dipahami, disepakati dan dipastikan untuk siap
diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pada langkah pemeriksaan
saat pekerjaan berlangsung dilakukan implementasi aspek HSE saat
pekerjaan berlangsung yang diperiksa, diinspeksi, dan dievaluasi oleh
pengawas pekerjaan secara rutin. Langkah evaluasi akhir pekerjaan
dilakukan evaluasi seluruh implementasi aspek HSE selama pekerjaan
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 8 dari 24
KONTRAKTOR

berlangsung. Hasil evaluasi tersebut akan digunakan sebagai


pertimbangan untuk pemilihan kontraktor pada proyek-proyek
mendatang dan penghargaan lainnya.

Keenam langkah SMHSE Kontraktor tersebut wajib didokumentasikan


sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kontrak jasa dan
menjadi tanggung jawab masing-masing langkah sesuai Tabel 1
Langkah dan Syarat Proses Implementasi SMHSE Kontraktor.

Penentuan tingkat risiko (tinggi, sedang, rendah) dinilai berdasarkan


Matriks Penilaian Risiko pada Lampiran 2.

2.2. Tahapan Proses SMHSE Kontraktor


2.2.1. Penilaian Risiko
Merupakan langkah awal untuk mengkaji dan menentukan sejauh mana
tingkat risiko pekerjaan yang akan dikontrakkan. Semua pekerjaan yang
dikontrakkan harus dikategorikan dalam salah satu tingkat risiko, yaitu
Rendah (R), Sedang (S) atau Tinggi (T). Kategori ini akan menentukan
langkah penerapan SMHSE Kontraktor selanjutnya.

2.2.1.1. Tujuan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menjelaskan dan menilai
risiko HSE yang berkaitan dengan pekerjaan yang dikontrakkan.

2.2.1.2. Proses Penilaian Risiko


Perencana pekerjaan bertanggung jawab membuat penilaian
awal risiko pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor.
Penilaian risiko harus mencakup pertimbangan-pertimbangan
berikut:
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 9 dari 24
KONTRAKTOR

1. Lokasi kerja. Lokasi yang mengandung bahaya contohnya:


lokasi ketinggian, di dalam air, atas air (offshore), ruang
terbatas, lokasi yang mengandung bahan yang berbahaya
dll.
2. Material yang digunakan. Material yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3).
3. Peralatan utama yang digunakan. Peralatan yang
mengandung bahaya contohnya: Testbench, peralatan
Pressure Test, alat angkat, scaffolding, pisau (benda tajam)
dll.
4. Kontraktor lain dalam waktu dan tempat bersamaan.
5. Lingkungan sosial dan keamanan di sekitar lokasi kerja.
6. Kondisi lingkungan sosial yang dapat mengganggu
keselamatan pekerjaan misalnya, demostrasi, pencurian dan
tindakan kriminalitas lainnya.
Risiko yang dinilai dapat digolongkan risiko rendah, sedang atau
tinggi sesuai dengan pendekatan yang dilakukan. Acuan
penilaian risiko yang ditunjukkan dalam Lampiran 1 Pedoman
ini. Jika perencana pekerjaan menilai risiko yang tertuang pada
Lampiran 1 belum sesuai (dinilai sedang namun semestinya
tinggi) atau terdapat pekerjaan yang belum tertuang dalam
Lampiran tersebut maka dapat dilakukan penilaian risiko
menggunakan Formulir pada TKI Penilaian Risiko Pekerjaan
yang Dikontrakkan No. C-017/A3/EP8000/2016-S0.

2.2.2. Pra Kualifikasi (Pre Qualification)


2.2.2.1. Tujuan
Prakualifikasi adalah langkah menjaring kontraktor potensial
yang memiliki sistem HSE dan mengimplementasikan secara
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 10 dari 24
KONTRAKTOR

konsisten. Semua kontraktor yang mengikuti prakualifikasi


diharapkan mampu mengatur, mengontrol dan mengendalikan
semua aspek HSE dalam pekerjaan.
Tidak semua pekerjaan membutuhkan prakualifikasi. Ada
beberapa kondisi dimana kontraktor tidak diharuskan melalui
tahap prakualifikasi, antara lain:
1. Pekerjaan yang digolongkan dalam risiko rendah.
2. Kontraktor yang telah melewati prakualifikasi sebelumnya
atau kontraktor yang mendapatkan evaluasi akhir dengan
predikat Good, Very Good atau Excellent dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dalam 6 bulan terakhir.
3. Telah mendapatkan Sertifikat Lulus Prakualifikasi SMHSE.

Untuk pekerjaan berisiko sedang dan tinggi, prakualifikasi


SMHSE Kontraktor harus dilakukan sebelum tahap seleksi.
Hanya kontraktor yang melewati prakualifikasi SMHSE
Kontraktor yang akan dimasukkan dalam daftar penawar untuk
proses selanjutnya. Kriteria penilaian dalam proses prakualifikasi
SMHSE Kontraktor meliputi sembilan elemen, yaitu:
1. Kepemimpinan dan komitmen kontraktor mengenai HSE.
2. Kebijakan dan Sasaran Strategis K3LL.
3. Organisasi, Tanggung Jawab, Sumber Daya, Standar dan
Dokumentasi.
4. Manajemen Risiko.
5. Perencanaan dan Prosedur.
6. Implementasi dan Pemantauan Kinerja K3LL.
7. Audit dan Tinjauan Manajemen SMK3LL.
8. Manajemen K3LL –Pencapaian Lainnya.
9. Company Specific Information.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 11 dari 24
KONTRAKTOR

2.2.2.2. Proses Prakualifikasi


Formulir Pelaksanaan Prakualifikasi HSE Calon Kontraktor No.
F-001/C-018/A3/EP8000/2016-S0 dapat didistribusikan kepada
kontraktor dalam bentuk salinan atau format elektronik. Jawaban
kontraktor terhadap dokumen prakualifikasi HSE Kontraktor akan
dievaluasi terhadap Kriteria Evaluasi Prakualifikasi Perusahaan,
dimana nilai minimum yang dapat diterima agar kontraktor dapat
lulus tahap prakualifikasi HSE Kontraktor adalah:
1. Risiko Tinggi : 60% dari Total Score 80 (score 48).
2. Risiko Sedang : 54,3% dari Total Score 80 (score 43).

Proses penilaian kualifikasi dilakukan dengan evaluasi dokumen


dan jika diperlukan ditambah verifikasi lapangan. Verifikasi
lapangan dilakukan minimal oleh dua orang dari dua fungsi yang
berbeda. Kontraktor yang tidak lulus proses penilaian kualifikasi
akan diberikan hasil penilaian dan saran untuk perbaikan.

2.2.3. Seleksi
2.2.3.1. Tujuan
Tujuan dari seleksi adalah menilai kesesuaian HSE Plan yang
disampaikan dalam penawaran Penyedia barang dan jasa
terhadap lingkup pekerjaan yang ditenderkan.

2.2.3.2. Elemen yang Dinilai


HSE Plan merupakan salah satu kriteria wajib pada proses
seleksi kontraktor dalam proses pengadaan dengan kategori
risiko tinggi. Perencana pekerjaan wajib mempersiapkan
kerangka HSE Plan dan kriteria penilaiannya. Penilaian HSE
Plan dapat dilakukan melalui:
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 12 dari 24
KONTRAKTOR

1. Evaluasi sistem gugur menggunakan passing grade dengan


nilai 60 pada skala 100.
2. Evaluasi sistem poin dengan persentase 20 – 30% dari
keseluruhan evaluasi (Teknis & HSE Plan).
HSE Plan meliputi:
1. Komitmen Manajemen:
• MWT dilakukan minimal 1 kali dalam 3 bulan atau 1 kali
dalam kontrak pekerjaan jika durasi kontrak kurang dari 3
bulan.
• MWT dilakukan oleh pejabat minimal setingkat Manajer.
• Kegiatan MWT meliputi monitoring dan diskusi
permasalahan HSE dalam pekerjaan.
• Format Laporan MWT
2. HSE Peformance Indicator:
• KPI yang meliputi:
- Leading Indicator:
 MWT.
 HSE Meeting.
 Laporan Observasi HSE.
- Lagging Indicator:
 Jumlah Jam Kerja Selamat
 Jumlah Insiden berdasarkan OSHA Log 300
(Nearmiss, MTC, RAWC, LTI, Fatality)
 TRIR (Jika durasi kontrak minimal 1 tahun)
• Format Laporan Kinerja HSE (template).
3. Organisasi HSE:
• Struktur Organisasi HSE Kontraktor.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 13 dari 24
KONTRAKTOR

• HSE Coordinator/HSE Officer harus ada di lapangan


minimal 1 (satu) orang dimana kontrak pekerjaan
berlangsung dengan ketentuan:
1. Untuk tenaga kerja berjumlah < 20 orang, HSE
Officer/Koordinator dapat ditunjuk dari salah satu tenaga
kerja tersebut, dengan kualifikasi:
- Pernah mengikuti Basic HSE Training.
- Pengalaman bekerja di industri migas minimal 3 tahun
2. Untuk tenaga kerja berjumlah 20 sampai 49 orang dengan
kualifikasi:
- Pendidikan minimal SLTA.
- Sertifikat K3 Migas tingkat operator.
- Pengalaman 3 tahun di HSE.
3. Untuk tenaga kerja 50 orang, dengan kualifikasi:
- Pendidikan minimal SLTA.
- Sertifikat K3 Migas tingkat operator.
- Pengalaman 5 tahun di HSE.
Dan berlaku kelipatannya (penambahan 1 orang HSE
Koordinator/Officer untuk setiap penambahan 50 orang
tenaga kerja).
4. Khusus untuk pekerjaan perawatan sumur, pemeliharaan
tangki & pipa migas dan mengacu pada kualifikasi di item
No.3
5. Semua ketentuan poin 3, Struktur Organisasi, tidak berlaku
untuk Kontrak Tenaga Kerja Jasa Penunjang (TKJP).
6. Risk Assessment
Dokumen HIRAC (Hazard Identification and Risk
Assessment and Control) untuk kontrak pekerjaan yang
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 14 dari 24
KONTRAKTOR

akan dilakukan mulai dari tahap mobilisasi sampai selesai


pekerjaan.
4. Program pengendalian risiko antara lain meliputi:
• Kontrol masuk (access control).
• Orientasi & Induksi HSE.
• Sertifikat Kompetensi dan HSE.
• Sertifikasi Peralatan.
• SIKA & JSA.
 LOTO (Lock Out Tag Out).
• MSDS (Material Safety Data Sheet).
• Pengendalian & Pengelolaan Limbah.
• HSE meeting (Safety Talk, Safety Stand Down, Safety
Meeting, dll).
• Pengukuran Kualitas Lingkungan Kerja (Kebisingan,
Konsentrasi Gas, Pencahayaan, Vibrasi, Radiasi,
Temperatur, dll).
• Pemeriksaan Kesehatan Rutin.
• Kartu Observasi (PEKA).
• Rambu-rambu dan promosi HSE.
• House Keeping.
• Alat Pelindung Diri (APD)Investigasi Insiden.
5. Journey Management Plan:
• Rencana pengelolaan perjalanan pada saat pelaksanaan
kontrak meliputi:
- Route Assessment.
- Jenis Alat Transportasi.
- Kompetensi Pengendara.
- Inspeksi Alat Transportasi.
- Pemeriksaan Kesehatan Pengendara.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 15 dari 24
KONTRAKTOR

6. Emergency Response Plan:


• Prosedur Emergency Response (Kebakaran, Blowout,
Pencemaran, Gempa Bumi, Kebanjiran, Demonstrasi,
Medical Evacuation, dll)
• Tim Emergency Response
• Tim Medical Evacuation (termasuk dokter dan para medis)
• MoU dengan Rumah Sakit
• Emergency Contact Number
• Jadwal Pelatihan (Emergency Drill)
• Peralatan Emergency :
- Pemadam kebakaran.
- Penanggulangan pencemaran.
- Ambulance.
- Evakuasi.
- Komunikasi.
- dll
7. Investigasi Insiden:
• Prosedur Investigasi.
• Tim Investigasi.
8. Pengelolaan Aspek HSE Subkontraktor.
Rencana pengelolaan aspek HSE pada subkontraktor pada
pelaksanaan kontrak pekerjaan meliputi:
• Seleksi.
• Monitoring.
• Evaluasi.
9. Inspeksi dan Audit HSE
• Prosedur Inspeksi & Audit.
• Jadwal Inspeksi & Audit.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 16 dari 24
KONTRAKTOR

• Tim Inspeksi & Audit.


• Form Laporan Hasil Inspeksi & Audit dimana audit
dilaksanakan pertahun untuk kontrak dengan durasi ≥ 1
tahun. Audit HSE dilakukan pada kontrak dengan durasi
minimal 12 bulan dan dilaksanakan setahun sekali.

Saat menyiapkan dokumen pengadaan, ada beberapa hal yang


perlu dipertimbangkan :
a. Kerangka HSE Plan yang dibuat oleh perencana pekerjaan
digunakan sebagai acuan dalam proses evaluasi HSE Plan
yang dibuat oleh kontraktor.
b. Meskipun Kontraktor bertanggung jawab atas HSE Plan-nya
sendiri, tetapi dokumen pengadaan harus menyatakan
kewenangan yang jelas dari perusahaan untuk melakukan
audit dan/atau inspeksi HSE pada kontraktor dalam menilai
kepatuhannya.
c. Dokumen pengadaan harus mencantumkan ketentuan untuk
perusahaan dalam menangguhkan pekerjaan, menolak
pemberian izin memulai pelaksanaan pekerjaan jika
kontraktor tidak memenuhi kriteria HSE yang dijelaskan
dalam HSE Plan.

Tingkat risiko pekerjaan dan kerangka HSE Plan harus


dikomunikasikan ke semua penawar dalam Rapat Penjelasan
Pengadaan (Pre-bid Meeting).

2.2.3.3. Integrasi HSE Plan


Setelah Penunjukan Pemenang dilakukan, rapat gabungan perlu
segera dilakukan untuk integrasi HSE Plan Kontraktor dan
SMHSE Perusahaan. Dokumen HSE Plan yang telah disepakati
dijadikan satu dalam Lampiran E1B.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 17 dari 24
KONTRAKTOR

2.2.4. Aktivitas Awal Pekerjaan (Pre Job Activity)


2.2.4.1. Tujuan
Tujuan pemeriksaan aktivitas awal pekerjaan adalah tahap di
mana semua aspek yang tertuang dalam HSE Plan dan aspek-
aspek HSE lainnya dikomunikasikan, dipahami, disepakati dan
dipastikan untuk siap diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.2.4.2. Langkah-Langkah Kegiatan Aktivitas Awal Pekerjaan


Aktivitas awal pekerjaan terdiri dari dua langkah yaitu kegiatan
pra mobilisasi dan mobilisasi. Pengawas pekerjaan memimpin
pelaksanaan aktivitas awal pekerjaan ini. Pemeriksaan kesiapan
kontraktor untuk melakukan pekerjaan yang tercakup didalam
kontrak dilakukan sesuai dengan Tata Kerja Organisasi (TKO)
Pelaksanaan Aktivitas Awal Pekerjaan Nomor
B-012/A3/EP8000/2014-S0. Hasil kegiatan ini didokumentasikan
oleh perencana pekerjaan. Penjelasan kedua aktivitas awal
adalah sebagai berikut:

1. Pra mobilisasi
Selama pra mobilisasi, semua aspek yang mempunyai
relevansi dengan penilaian risiko kontrak dan aspek HSE
lainnya dikomunikasikan agar dipahami oleh semua pihak
sebelum pelaksanaan kontrak dimulai. Yang termasuk dalam
kegiatan-kegiatan ini adalah rapat awal, pemeriksaan, dan
orientasi lapangan. Topik-topik yang dibahas selama
kegiatan ini adalah: diskusi HSE Plan, peninjauan semua
bahaya yang potensial dan masalah HSE, memeriksa
kesiapan dari semua perlengkapan, peralatan dan Alat
Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.
Pengawas Pekerjaan melakukan pemeriksaan/pengecekan,
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 18 dari 24
KONTRAKTOR

sesuai dengan TKO Pelaksanaan Aktivitas Awal Pekerjaan


Nomor B-012/A3/EP8000/2014-S0.

a. Rapat Awal (Kick-Off Meeting)


Rapat awal dipimpin oleh pengawas pekerjaan setelah bridging
dokumen dan persetujuan kontrak serta sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai. Rapat awal dilakukan untuk memberikan
kesempatan bagi kontraktor agar mengenal lokasi kerja
perusahaan, fasilitas, personil yang berhubungan dengan
pekerjaan, dan informasi kerja lainnya. Rapat ini harus diikuti
oleh semua pihak yang terlibat didalam pekerjaan, termasuk
personil kontraktor yang berkompeten dan para
subkontraktornya.

Jika mobilisasi dilakukan secara lokal pada area kerja yang


sama, rapat awal dapat diadakan secara lokal, baik pada kantor
perusahaan atau pada kantor kontraktor setempat. Tetapi jika
mobilisasi harus di lakukan dari area yang berbeda, maka rapat
awal harus dilakukan pada kantor pusat perusahaan atau
kontraktor.

Topik-topik dalam kickoff meeting mencakup:


1. Kepastian Program Kerja HSE yang akan diimplementasikan
termasuk konfirmasi bahwa peran tugas dan tanggung jawab
telah diuraikan dan dipahami dengan jelas.
2. Pembahasan terhadap potensi-potensi bahaya berisiko
tinggi yang terkait.
3. Konfirmasi kompetensi pekerja perusahaan dan kontraktor
yang terpapar bahaya di tempat kerja, seperti yang di
jelaskan pada fase uraian pekerjaan dan penilaian risiko.
4. Konfirmasi tujuan dan sasaran pelaksanaan HSE.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 19 dari 24
KONTRAKTOR

5. Distribusi dan penjelasan pernyataan kebijakan HSE, aturan


dasar HSE dan prosedur kerja.
6. Konfirmasi dari ruang lingkup dan jadwal kegiatan HSE,
misalnya rapat HSE, audit, inspeksi dan peninjauan.
Jumlah/frekuensi inspeksi HSE akan disetujui sebelumnya
dan dicatat.
7. Konfirmasi tersedianya prosedur tanggap darurat kontraktor
dan interaksi antara rencana tanggap darurat kedua belah
pihak.
8. Penjelasan ketentuan-ketentuan HSE pada sub-kontraktor
termasuk : Safety Talk, HSE Meeting, dll.
9. Prosedur pelaporan dan penyelidikan kecelakaan.

Rapat juga dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan atau


membicarakan masalah HSE yang baru muncul dan belum
tercantum dalam dokumen kontrak.

b. Orientasi Kerja
Orientasi lokasi kerja dilakukan untuk memperkenalkan
kontraktor pada lingkungan kerja, wilayah kerja yang berpotensi
bahaya, prosedur tanggap darurat dan evakuasi. Semua potensi
bahaya dan masalah HSE lainnya yang telah dijelaskan dalam
rapat awal harus dikomunikasikan dengan baik selama orientasi
ini. Orientasi kerja menjadi tanggung jawab pengawas
pekerjaan.

c. Pelatihan HSE (jika disyaratkan sesuai dengan jenis


pekerjaan)
Kontraktor bertanggung jawab atas pelatihan dan persiapan
pegawainya pada semua potensi bahaya dan masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan. Perusahaan bertanggung-jawab
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 20 dari 24
KONTRAKTOR

untuk memeriksa apakah pelatihan telah dilakukan dan


didokumentasikan dengan baik. Metode untuk memastikan
pemahaman terhadap bahan-bahan pelatihan, dapat dilakukan
melalui pengujian tertulis atau lisan, demonstrasi, evaluasi
pekerjaan. Pelatihan dan persiapan lanjutan dapat dilakukan jika
pengetahuan yang ditampilkan masih di bawah harapan.

2. Mobilisasi
Selama fase mobilisasi, HSE Plan harus dikomunikasikan ke
semua pekerja terkait dan kontraktor pelaksana. Beberapa
kegiatan dasar dalam fase ini antara lain:
1. Rapat awal mobilisasi.
2. Mobilisasi staf, peralatan dan perlengkapan kontraktor.
3. Mengadakan inspeksi mobilisasi.
Selama mobilisasi, perusahaan dan kontraktor menjamin bahwa
masing-masing pihak menetapkan metode operasi yang sesuai
dengan aspek HSE. Pada fase inilah implementasi dari HSE
Plan kontraktor secara formal dimulai. Pengawas HSE dari
pihak kontraktor dapat ditambahkan untuk mempercepat
penerapan HSE Plan.

Selama fase awal mobilisasi, semua pekerja kontraktor yang


ditugaskan untuk pekerjaan tersebut harus menghadiri program
orientasi HSE yang digunakan untuk mengkomunikasikan
Program Kerja HSE dan aspek-aspek HSE lainnya yang penting
dalam kontrak.

Pertemuan pelaporan kemajuan pekerjaan akan digunakan


sebagai metode formal untuk meninjau-ulang implementasi HSE
Plan, bersamaan dengan inspeksi lapangan yang dilaksanakan
oleh pengawas pekerjaan.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 21 dari 24
KONTRAKTOR

2.2.5. Pemeriksaan Saat Pekerjaan Berlangsung (Work in Proggres)


Pemeriksaan pekerjaan berlangsung, tahap dimana Implementasi aspek
HSE saat pekerjaan berlangsung diperiksa, diinspeksi, dan dievaluasi
oleh pengawas pekerjaan secara rutin.
2.2.5.1. Tujuan
Tujuan dari fase ini adalah untuk menjamin agar pekerjaan yang
dilaksanakan dilakukan sesuai dengan HSE Plan yang disetujui
dan kebutuhan HSE lainnya, yang ditemukan selama
pelaksanaan pekerjaan.

2.2.5.2. Inspeksi HSE oleh Pengawas Pekerjaan


Pengawas pekerjaan bertanggung jawab melakukan inspeksi
HSE pada semua lokasi pekerjaan. Agenda inspeksi tersebut
mencakup antara lain :
1. Rapat dengan pimpinan manajemen lapangan dan staf
kontraktor untuk memastikan komitmen kontraktor dan
memberi masukan-masukan kepada staf lapangan,
2. Inspeksi HSE menggunakan Form 001, Inspeksi Pekerjaan
Berlangsung (Work in Proggres Inspection) TKI No.
C-020/A3/EP8000/2014-S0.
Pengawas Pekerjaan akan melakukan pemeriksaan rutin atau
mendadak untuk memastikan bahwa semua kewajiban HSE
telah dipenuhi sesuai dengan TKO B-013/A3/EP8000/2014-S0.

2.2.5.3. Evaluasi Penerapan HSE Plan


Evaluasi penerapan HSE Plan merupakan metode untuk
mengawasi kegiatan kontraktor dalam bidang HSE. Frekuensi
evaluasi tersebut tergantung pada durasi, volume, risiko, dan
kepadatan aktivitas pekerjaan serta didokumentasikan.
Temuan-temuan yang didapat selama inspeksi dan evaluasi
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 22 dari 24
KONTRAKTOR

harus dikomunikasikan dan ditindaklanjuti. Tindakan perbaikan


yang tidak dilaksanakan akan mempengaruhi hasil penilaian
evaluasi akhir. Inspeksi HSE & Evaluasi HSE Plan
menggunakan Form 001, 002 dan 003 TKI Inspeksi Pekerjaan
Berlangsung No.C-020/A3/EP8000/2014-S0.

2.2.6. Evaluasi Akhir Pekejaan


2.2.6.1. Tujuan
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengevaluasi seluruh implementasi
aspek HSE selama pekerjaan berlangsung. Hasil evaluasi
tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan untuk pemilihan
kontraktor pada proyek-proyek mendatang dan penghargaan
lainnya.

2.2.6.2. Evaluasi Akhir


Pada akhir masa kontrak harus dilakukan evaluasi akhir
menggunakan Form Pelaksanaan Inspeksi dan Evaluasi HSE
No. F-005/C-020/A3/EP8000/2014-S0. Semua data yang telah
dilengkapi didokumentasikan dan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan dan Kontraktor. Hasil evaluasi tersebut di atas akan
dikomunikasikan dan ditandatangani oleh wakil perusahaan dan
kontraktor. Evaluasi akhir akan menghasilkan kriteria dan nilai
sebagai berikut :
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 23 dari 24
KONTRAKTOR

Tabel 2. Penilaian SMHSE Kontraktor

Kriteria Nilai

Excellence 96 - 100

Very Good 86 - 95

Good 76 - 85

Average 56 - 75

Poor < 56

Bagi kontraktor dengan nilai Excellent, Very Good, dan Good


dapat mengikuti lelang tanpa tahapan pra kualifikasi SMHSE
Kontraktor. Bagi kontraktor dengan nilai Average dan Poor
diwajibkan untuk mengikuti proses pra kualifikasi kembali apabila
ingin mengikuti proses pengadaan.
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 24 dari 24
KONTRAKTOR

2.3. Lampiran
1. Lampiran 1: Pengelompokan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Risiko
2. Lampiran 2: Tabel Matriks Penilaian Risiko
3. Lampiran 3: Tabel Konsekuensi Terhadap Manusia
4. Lampiran 4: Tabel Konsekuensi Terhadap Lingkungan
5. Lampiran 5: Tabel Konsekuensi Terhadap Peralatan/Properti
6. Lampiran 6: Tabel Konsekuensi Terhadap Citra Perusahaan
7. Lampiran 7: Tabel Probabilitas Bahaya

Disiapkan oleh: Disetujui Oleh:


Diperiksa Oleh:

Safety Manager VP HSSE Pjs. VP OC&OE President Director

Antoni Lubis Heri Budiarso Beni Syarif Hidayat Rony Gunawan


Lampiran 1 : Pengelompokkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Risiko
Lampiran 1 : Pengelompokkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Risiko
Lampiran 1 : Pengelompokkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Risiko
Lampiran 1 : Pengelompokkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Risiko
Lampiran 2 : Matriks Penilaian Risiko

KONSEKUENSI KEMUNGKINAN KEJADIAN


A B C D E

Tingkat Keparahan
Terendah Tertinggi
Tidak pernah Terdengar di Pernah terjadi di Terjadi Terjadi beberapa

Lingkungan
terdengar di industri hulu sebuah Industri beberapa kali kali per tahun di
Manusia Alat Citra industri hulu migas migas di per tahun di tempat kerja di
migas Indonesia sebuah industri salah satu
migas di perusahaan
Indonesia
KPxPP (13-
KPxPP (1- KPxPP (1- KPxPP KPxPP (10- 15)
3) 4) (7-9) 12)

Tidak ada
0 dampak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kesehatan/ke kerusakan dampak pengaruh
celakaan
Dampak
kesehatan/ Kerusakan
Dampak Kelola perbaikan secara terus menerus
1 sangat Pengaruh kecil
kecelakaan sangat kecil
kecil ( Rendah )
sangat kecil
Dampak
2 kesehatan/ Kerusakan Dampak Pengaruh
kecelakaan kecil kecil terbatas
kecil

Dampak
Dampak
Gabungkan tindakan
kesehatan/ Kerusakan Pengaruh yang
3
kecelakaan yang terbatas
yang
cukup banyak
pengurangan risiko
terbatas
utama ( Sedang )

4 Fatalitas Kerusakan Dampak Pengaruh


tunggal Utama Utama nasional

Tidak dapat ditolerir


5 Fatalitas Kerusakan Dampak Pengaruh
ganda yang luas Besar internasional ( Tinggi )
Lampiran 3 : Konsekuensi Terhadap Manusia

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL
0 Tanpa Cedera
---
Cedera Ringan - Tidak menyebabkan hari hilang
1 RENDAH - Menyebabkan gangguan namun tidak
mempengaruhi performan kerja atau
menyebabkan kecacatan. Contoh : debu yang
tidak beracun
- Menyebabkan hari hilang lebih dari 1 s.d 21
hari
- Menyebabkan gangguan kesehatan kecil yang
reversibel dan mempengaruhi performan kerja
Cedera seperti pembatasan aktivitas (kasus pekerjaan
2 SEDANG Sedang terbatas) atau kebutuhan untuk mengambil
beberapa hari usaha penyembuhan total
(kasus kehilangan hari kerja). Contoh: agen
iritan, beberapa bakteri makanan yang
beracun

- Menyebabkan hari hilang, lebih dari 21 hari,


3 Cedera Berat dan diduga akan menimbulkan cacat jasmani
atau rohani yang akan menganggu tugas
pekerjaannya
- Merusak kesehatan secara ireversibel tanpa
hilangnya nyawa. Contoh kebisingan,
pekerjaan pengangkatan manual yang buruk,
getaran/vibrasi pada tangan dan lengan,
bahan kimia yang menyebabkan efek sistemik.
4 Cedera Fatal - Satu korban meninggal/cacat total
permanen/tidak mampu bekerja
TINGGI
- Agen yang mampu merusak kesehatan secara
permanen dengan kecacatan serius atau
kematian. Contoh : Zat karsinogenik, panas,
dingin, stress psikologis
5 Cedera Fatal - Korban meninggal/cacat total permanen/tidak
Ganda mampu bekerja lebih dari 1 (satu) orang
- Agen-agen dengan potensi menyebabkan
beberapa kematian. Contoh: bahan kimia
dengan efek toksik akut (H2S, CO), yang
dikenal manusia karsinogen (populasi terpapar
besar)
Lampiran 4 : Konsekuensi Terhadap Lingkungan

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL
0 Tanpa Dampak ---
RENDAH
1 Dampak Ringan - Dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan namun dapat diabaikan
- Konsekuensi keuangan < US $ 1,000
2 Dampak - Menimbulkan kerusakan lingkungan di
SEDANG Sedang wilayah setempat yang dapat segera
ditangani dan tidak bersifat permanen
- Konsekuensi keuangan US $ 1,000 - US $
10,000
3 Dampak Besar - Menimbulkan kerusakan lingkungan yang
Setempat besar (melebihi nilai baku mutu lingkungan /
(Skala Daerah) ketentuan lainnya) dan luas (menyebar
sampai ke luar lokasi / tempat kejadian)
namun tidak bersifat permanen
- Konsekuensi keuangan > US $ 10,000 - US
$ 100,000
4 Dampak Besar - Menimbulkan kerusakan lingkungan yang
(Skala besar dan luas, terus menerus dalam jangka
Nasional) waktu yang panjang
TINGGI - Konsekuensi keuangan > US $ 100,000 - US
$ 1,000,000
5 Dampak Luar - Menimbulkan kerusakan lingkungan yang
Biasa sangat besar dan luas, bersifat permanen
(Skala (berdampak jangka panjang dan tidak bisa
Internasional) direhabilitasi) serta memberikan dampak
langsung terhadap masyarakat luas
- Kosenkuensi keuangan > US $ 1,000,000
Lampiran 5 : Konsekuensi Terhadap Peralatan/Properti

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL

0 Tanpa Kerusakan ---

RENDAH
1 Kerusakan Sangat Kecil - Tidak menimbulkan gangguan operasi
- Biaya perbaikan ≤ US $ 1,000

2 Kerusakan Kecil - Menimbulkan gangguan operasi ringan


- US $ 1,000 < Biaya perbaikan ≤ US $ 10,000

SEDANG
3 Kerusakan Sedang - Menimbulkan gangguan operasi cukup besar
- US $ 10,000 < Biaya perbaikan ≤ US $ 100,000

4 Kerusakan Besar - Menimbulkan gangguan operasi cukup besar (operasi berhenti)


- US $ 100,000 < Biaya perbaikan ≤ US $ 1,000,000

TINGGI
5 Kerusakan Parah - Menyebabkan terhentinya operasi dan bisnis perusahaan (Unit
operasi/ field).
- US $ 1,000,000 < Biaya perbaikan
Lampiran 6 : Konsekuensi Terhadap Citra Perusahaan

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL

0 Tanpa Dampak ---

1 RENDAH Dampak Ringan - Dampak kecil namun bisa diabaikan dan tidak menjadi perhatian
samasekali stakeholder (masyarakat)

2 SEDANG Dampak Sedang - Sedikit perhatian media masa setempat dan stakeholder (Masyarakat
setempat)

3 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak di daerah (stakeholder) termasuk
(Skala Daerah) media masa setempat
- Menjadi perhatian ringan media masa dan masyarakat nasional

TINGGI

4 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak secara nasional (stakeholder)
(Skala Nasional) termasuk media masa
- Mobilisasi aksi-aksi (Demo) nasional
- Peninjauan ulang atau pencabutan ijin operasi

5 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak secara internasional termasuk
(Skala Internasional) media masa
- Mengganggu keputusan/ kebijakan Negara
Lampiran 7 – Tabel Prioritas Biaya

KEMUNGKINAN (PROBABILITY) / TINGKAT DEFINISI


BAHAYA (HAZARD RATING)

A - Tidak pernah terdengar di Industri Minyak dan Gas di Indonesia


RENDAH - Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 1-3*

B - Pernah terdengar di Industri Minyak dan Gas di Indonesia


- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 4-6

C SEDANG - Pernah terjadi di Industri Minyak dan Gas di Indonesia


- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 7-9

D - Terjadi beberapa kali per tahun di Industri Minyak dan Gas di


TINGGI Indonesia
- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 10-12

E - Terjadi beberapa kali per tahun di salah satu kegiatan


perusahaan (Pertamina)
- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 13-15

*Perhitungan KP x PP dalam penentuan probabilitas bahaya kesehatan dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

Anda mungkin juga menyukai