PEDOMAN
SISTEM MANAJEMEN HSE
KONTRAKTOR
NO. A-002/A3/EP8000/2016-S0
REVISI 2
PT PERTAMINA EP
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : i dari iv
KONTRAKTOR
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar isi....................................................................................................... i
CatatanPerubahan/ Review .......................................................................... iii
Daftar Penyusun dan Narasumber STK ........................................................ iv
I. Umum ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup .............................................................................. 1
1.4 Pengertian..................................................................................... 1
1.5 Referensi ...................................................................................... 3
Penyusun
Narasumber
BAB I
UMUM
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan perusahaan mengembangkan SMHSE Kontraktor adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menyeragamkan pengelolaan SMHSE Kontraktor untuk seluruh
kegiatan perusahaan di tiap-tiap fungsi.
2. Untuk mencegah terjadinya kerugian material, peralatan, dan kerusakan
lingkungan.
3. Untuk menjaga dan meningkatkan citra perusahaan.
1.4. PENGERTIAN
1. Direksi Pekerjaan adalah atasan pengawas pekerjaan sebagai
penanggungg jawab tertinggi atas pekerjaan.
2. Evaluasi Akhir merupakan langkah akhir dari program SMHSE Kontraktor
untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan aspek HSE oleh kontraktor
selama kontrak berlangsung dan menyajikan umpan balik.
3. Kontraktor (Mitra Kerja) adalah penyedia barang/jasa yang berupa badan
usaha atau perorangan yang melaksanakan pengadaan barang/jasa sesuai
dengan bidang usahanya, yang memiliki surat izin usaha yang masih
berlaku yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
Kontraktor terdiri dari pemasok barang, penyedia barang/jasa,
pemborongan, penyedia barang/jasa lainnya dan penyedia jasa konsultasi.
4. Lokasi Kerja adalah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana pekerja bekerja atau yang sering dimasuki
pekerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber bahaya.
5. Mitra Usaha (Kerja Sama Operasi – KSO & Technical Assistance
Contract - TAC) adalah mitra yang melaksanakan usaha pengelolaan
eksplorasi produksi migas di dalam wlilayah kerja Pertamina EP.
6. Management Walk Through (MWT) adalah kegiatan kunjungan
manajemen ke site sebagai sarana komunikasi secara langsung bagi
manajemen kepada pekerja di lini terdepan dan bukan semata-mata
inspeksi lapangan.
7. Mobilisasi adalah kegiatan yang dilaksanakan pada tahap awal pekerjaan
yang meliputi rapat awal mobilisasi, mobilisasi staf, peralatan,
perlengkapan kontraktor dan mengadakan inspeksi mobilisasi.
8. Panitia Pengadaan adalah panitia yang dibentuk dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan proses pelelangan,
pemilihan langsung atau penunjukan langsung di lingkungan perusahaan.
9. Pejabat yang Berwenang adalah pimpinan tertinggi perusahaan atau
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 3 dari 24
KONTRAKTOR
perusahaannya
18. Pra Mobilisasi adalah kegiatan yang dilaksanakan pada tahap awal
pekerjaan yang meliputi diskusi HSE Plan, peninjauan semua bahaya yang
potensial dan masalah HSE, memeriksa kesiapan dari semua
perlengkapan, peralatan dan APD yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.
19. Program Kerja HSE (HSE Plan) adalah rincian kegiatan tentang
bagaimana kontraktor akan melaksanakan persyaratan HSE dalam
pekerjaan, yang disepakati oleh perusahaan dan kontraktor serta wajib
dilaksanakan oleh kontraktor selama pekerjaan berlangsung.
20. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya
atau paparan dengan keparahan.
21. Seleksi adalah proses pemilihan kontraktor sebagai pelaksana dengan
mengevaluasi HSE Plan yang diajukan oleh kontraktor terkait pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Seleksi mempertimbangkan semua aspek,
termasuk HSE.
22. SMHSE Kontraktor adalah acuan yang digunakan oleh Pertamina EP
dalam mengelola risiko dalam pekerjaan yang melibatkan kontraktor.
1.5. REFERENSI
1. Undang-Undang No.22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. PP No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3.
4. Pedoman Tata Kerja SKKMIGAS No.PTK-007/SKKO0000/2015/S0,
tentang Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
5. Pedoman Tata Kerja BPMIGAS No. Kpts 13/BP00000/2006-S8 tentang
Pengelolaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Kontraktor.
6. Surat Keputusan Kepala SKK Migas no KEP-0074/SKKO0000/2016/S0
tentang Standarisasi Kualifikasi Keselamatan Kesehatan Kerja dan
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 5 dari 24
KONTRAKTOR
BAB II
SISTEM MANAJEMEN HSE KONTRAKTOR
2.2.1.1. Tujuan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menjelaskan dan menilai
risiko HSE yang berkaitan dengan pekerjaan yang dikontrakkan.
2.2.3. Seleksi
2.2.3.1. Tujuan
Tujuan dari seleksi adalah menilai kesesuaian HSE Plan yang
disampaikan dalam penawaran Penyedia barang dan jasa
terhadap lingkup pekerjaan yang ditenderkan.
1. Pra mobilisasi
Selama pra mobilisasi, semua aspek yang mempunyai
relevansi dengan penilaian risiko kontrak dan aspek HSE
lainnya dikomunikasikan agar dipahami oleh semua pihak
sebelum pelaksanaan kontrak dimulai. Yang termasuk dalam
kegiatan-kegiatan ini adalah rapat awal, pemeriksaan, dan
orientasi lapangan. Topik-topik yang dibahas selama
kegiatan ini adalah: diskusi HSE Plan, peninjauan semua
bahaya yang potensial dan masalah HSE, memeriksa
kesiapan dari semua perlengkapan, peralatan dan Alat
Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.
Pengawas Pekerjaan melakukan pemeriksaan/pengecekan,
PEDOMAN
FUNGSI : HEALTH, SAFETY, SECURITY NOMOR : A-002/A3/EP8000/2016-S0
& ENVIRONMENT REVISI : 2
BERLAKU TMT : 1 November 2016
JUDUL : SISTEM MANAJEMEN HSE
HALAMAN : 18 dari 24
KONTRAKTOR
b. Orientasi Kerja
Orientasi lokasi kerja dilakukan untuk memperkenalkan
kontraktor pada lingkungan kerja, wilayah kerja yang berpotensi
bahaya, prosedur tanggap darurat dan evakuasi. Semua potensi
bahaya dan masalah HSE lainnya yang telah dijelaskan dalam
rapat awal harus dikomunikasikan dengan baik selama orientasi
ini. Orientasi kerja menjadi tanggung jawab pengawas
pekerjaan.
2. Mobilisasi
Selama fase mobilisasi, HSE Plan harus dikomunikasikan ke
semua pekerja terkait dan kontraktor pelaksana. Beberapa
kegiatan dasar dalam fase ini antara lain:
1. Rapat awal mobilisasi.
2. Mobilisasi staf, peralatan dan perlengkapan kontraktor.
3. Mengadakan inspeksi mobilisasi.
Selama mobilisasi, perusahaan dan kontraktor menjamin bahwa
masing-masing pihak menetapkan metode operasi yang sesuai
dengan aspek HSE. Pada fase inilah implementasi dari HSE
Plan kontraktor secara formal dimulai. Pengawas HSE dari
pihak kontraktor dapat ditambahkan untuk mempercepat
penerapan HSE Plan.
Kriteria Nilai
Excellence 96 - 100
Very Good 86 - 95
Good 76 - 85
Average 56 - 75
Poor < 56
2.3. Lampiran
1. Lampiran 1: Pengelompokan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Risiko
2. Lampiran 2: Tabel Matriks Penilaian Risiko
3. Lampiran 3: Tabel Konsekuensi Terhadap Manusia
4. Lampiran 4: Tabel Konsekuensi Terhadap Lingkungan
5. Lampiran 5: Tabel Konsekuensi Terhadap Peralatan/Properti
6. Lampiran 6: Tabel Konsekuensi Terhadap Citra Perusahaan
7. Lampiran 7: Tabel Probabilitas Bahaya
Tingkat Keparahan
Terendah Tertinggi
Tidak pernah Terdengar di Pernah terjadi di Terjadi Terjadi beberapa
Lingkungan
terdengar di industri hulu sebuah Industri beberapa kali kali per tahun di
Manusia Alat Citra industri hulu migas migas di per tahun di tempat kerja di
migas Indonesia sebuah industri salah satu
migas di perusahaan
Indonesia
KPxPP (13-
KPxPP (1- KPxPP (1- KPxPP KPxPP (10- 15)
3) 4) (7-9) 12)
Tidak ada
0 dampak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kesehatan/ke kerusakan dampak pengaruh
celakaan
Dampak
kesehatan/ Kerusakan
Dampak Kelola perbaikan secara terus menerus
1 sangat Pengaruh kecil
kecelakaan sangat kecil
kecil ( Rendah )
sangat kecil
Dampak
2 kesehatan/ Kerusakan Dampak Pengaruh
kecelakaan kecil kecil terbatas
kecil
Dampak
Dampak
Gabungkan tindakan
kesehatan/ Kerusakan Pengaruh yang
3
kecelakaan yang terbatas
yang
cukup banyak
pengurangan risiko
terbatas
utama ( Sedang )
RENDAH
1 Kerusakan Sangat Kecil - Tidak menimbulkan gangguan operasi
- Biaya perbaikan ≤ US $ 1,000
SEDANG
3 Kerusakan Sedang - Menimbulkan gangguan operasi cukup besar
- US $ 10,000 < Biaya perbaikan ≤ US $ 100,000
TINGGI
5 Kerusakan Parah - Menyebabkan terhentinya operasi dan bisnis perusahaan (Unit
operasi/ field).
- US $ 1,000,000 < Biaya perbaikan
Lampiran 6 : Konsekuensi Terhadap Citra Perusahaan
1 RENDAH Dampak Ringan - Dampak kecil namun bisa diabaikan dan tidak menjadi perhatian
samasekali stakeholder (masyarakat)
2 SEDANG Dampak Sedang - Sedikit perhatian media masa setempat dan stakeholder (Masyarakat
setempat)
3 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak di daerah (stakeholder) termasuk
(Skala Daerah) media masa setempat
- Menjadi perhatian ringan media masa dan masyarakat nasional
TINGGI
4 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak secara nasional (stakeholder)
(Skala Nasional) termasuk media masa
- Mobilisasi aksi-aksi (Demo) nasional
- Peninjauan ulang atau pencabutan ijin operasi
5 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak secara internasional termasuk
(Skala Internasional) media masa
- Mengganggu keputusan/ kebijakan Negara
Lampiran 7 – Tabel Prioritas Biaya
*Perhitungan KP x PP dalam penentuan probabilitas bahaya kesehatan dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.