Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022-2023

Kode / Mata Kuliah / SKS : IK0273 / Kecakapan Antar Personal /2 (Dua) SKS
Program Studi : TI/SI/SK
Semester / Kelas : VII / K (Karyawan)
Hari / Tanggal Ujian : Selasa, 15 November 2022
Waktu Ujian : .19.30 – 21.30
Ruang : On-Line / E-Learning
Batas akhir upload jawaban : Selasa, 15 November 2022 Pukul 21.30 WIB
Dosen Pengampu : Camelia Chandra M.Kom MM
Pelaksanaan Ujian : Tatap Muka / E-Learning *)

Petunjuk Pengerjaan Soal

- Silahkan berikan jawaban sesuai dengan analisa saudara/i terkait dengan kasus yang di berikan.
- Jawaban bisa di tulis dengan tangan dengan rapih atau di ketik menggunakan MS. Words kemudian
di scan atau photo dan dikirimkan dalam format PDF.

Soal

1. STUDI KASUS 1 : TIM DI SINI, TIM DI SANA (Bobot 25%)

Salah satu tantangan terbesar bagi manajer multinasional adalah memahami


bagaimana mengelola kelompok dan tim lintas budaya. Keberhasilan yang terjadi
di Negara tuan rumah belum tentu terjadi di Negara yang memiliki perbedaan
budaya. Contohnya, di akhir 1990-an ketika perekonomian Jepang lemah,
beberapa perusahaan multinasional AS memasuki pasar Jepang untuk mengambil
keuntungan dibalik lemahnya persaingan di Jepang. Perusahaan eceran raksasa
AS membangun super store di Jepang dengan tawaran menggiurkan pada berbagai
jenis produk dengan harga miring. Tetapi, para pembeli berpendapat bahwa toko
itu terlalu besar dan tidak cocokbagi mereka.

Untuk beberapa jenis barang, mereka lebih memilih membelinya di toko kecil
milik warga setempat. Seorang professor dibidang pemasaran dari sekolah bisnis
Jepang mengemukakan, ” Eceran adalah bisnis local, tidaklah mudah untuk mencapai
keberhasilan.”

Tantangan yang muncul dari pembeli asal Jepang tadi juga memegang
peranan penting dalam pengelolaan karyawan Jepang. Apa yang dipandang
sebagai suatu keberhasilan di AS kerap kali kurang bernilai di Jepang. Sebagai
contoh, di AS, adalah biasa bila terjadi persaingan antar kelompok di sebuah
perusahaan dan untuk mendapatkan penghargaan. Di Jepang, dengan nilai
budaya kolektivis, persaingan secara terbuka diharamkan. Mereka yang
memenangkan persaingan merasa sungkan, dan yang kalah merasa dipermalukan
dan kehilangan muka.
Contohnya adalah ketika seorang manajer AS di sebuah bank multinasional
di Jepang mempunyai ide sederhana untuk meningkatkan keuntungan departemen
yang dipimpinnya. Idenya adalah memadukan dua kontrak berbeda untuk
membentuk posisi arbitrase (misalnya, pembelian dan penjualan secara simultan
pada pertukaran nilai mata uang di pasar yang berbeda untuk mendapat
keuntungan dari harga yang tidak seimbang).

Beberapa competitor bank non Jepang mendapat keuntungan dengan


strategi ini, dan manajer tadi merasa dia harus melakukan hal yang sama pada
banknya. Sayangnya, yang terjadi sebaliknya. Ketika dia mempresentasikan
idenya kepada kelompok manajemen senior, manajernya yang orang Jepang itu
meyakinkan para koleganya untuk memveto ide tersebut. Alasannya di dasarkan
pada nilai kebudayaan Jepang. Disadari bahwa kelompok yang satu menghasilkan
keuntungan sementara yang lain merugi. Walaupun secara keseluruhan bank akan
mendapat keuntungan dari semua transaksi ini, manajer Jepang tadi menyadari
bahwa kelompok yang kalah dalam persaingan akan dipermalukan di depan
rekan-rekan kerja mereka dan tentu saja akan kehilangan muka.

Situasi ini juga dialami perusahaan-perusahaan Jepang yang bersaing di


pasar local. Ada tekanan sosial yang besar di antara perusahaan yang saling
bersaing untuk mendapatkan posisi yang diinginkan. Sony tidak akan berusaha
menyingkirkan mitsubishi yang menjadi pesaing terbesar di industri yang sama. Ini
bias terjadi hanya jika Perusahaan Jepang go international dan bersaing keras di pasar
luar negeri dengan pesaing lokal (sesama perusahaan Jepang), bukan saling
menghapus di pasar lokal.

Penilaian kinerja adalah sebuah contoh yang baik. Jika seorang karyawan AS
tidak melakukan tugas dengan baik, orang itu bias dipecat. Tetapi, hal ini jarang
terjadi di Jepang. Ketika perusahaan AS dan Jepang mengadakan join venture dan
membentuk tim untuk mewujudkan rencana ini, pihak Jepang tidak mengenakan
persyaratan kinerja yang sama dengan AS. Pihak AS mementingkan hasil, sedangkan
pihak Jepang lebih tertarik pada kerjasama dan saling membantu. Harmoni lebih
penting dari pada produktivitas, dan jarang sekali karyawan dengan kinerja
individu yang buruk mendapat teguran langsung. Rekan-rekan kerjanya atau anggota
timnya secara halus mengajaknya mengadakan pertemuan informal seperti jamuan
minum atau memancing.

Perbedaan antara tim AS dan Jepang yang lain adalah manajer AS


berusaha keras agar karyawannya tahu apa yang harus dikerjkan, kapan dapat
diselesaikan, dan bagaimana perkembangan dan kinerjanya akan ditentukan.
Contohnya, bos bisa berkata, ”Saya ingin tim anda mengamati competitor ketat
kita dan beritahu saya tiga produk apa yang akan mereka lempar ke pasar selama
enam bulan ke depan.” Manajer Jepang akan bicara secara tidak langsung dan
kurang jelas. Kira-kira manajer Jepang akan berkata, ” Menurut anda, produk apa
yang kita pikir dapat bersaing di masa mendatang?” Tim AS menghasilkan informasi
yang singkat dan laporan yang terfokus.
Tim Jepang akan mengumpulkan laporan detail yang sangat panjang,
mencakup semua aspek kompetisi dan kaya informasi mengenai produk
perusahaan yang akan diperkenalkan di pasar sampai tahun depan.

Pertanyaan :

1. Berdasarkan informasi pada kasus dan pengetahuan anda, apa yang akan anda
rekomendasikan ketika anda bertugas sebagai anggota departemen pelatihan
perusahaan multinasional?
a. Apa yang anda lakukan agar tim Jepang lebih efektif?
b. Apa yang anda lakukan agar tim lintas fungsi yang akan
mengembangkan produk untuk pasar AS dan Jepang menjadi seefektif
mungkin?
2. Apa reaksi anda dengan pernyataan berikut ini, ” Jepang lebih tertarik pada
kerjasama dan saling membantu. Harmoni lebih penting dari pada produktivitas”?
3. Bagaimana anda dapat menjelaskan bahwa Jepang sudah membentuk tim jauh
sebelum AS, tetapi selama sepuluh tahun terakhir ini mengalami permasalahan
ekonomi? Apa yang akan anda katakan kepada CEO perusahaan anda bahwa anda
merekomendasikan pembentukan tim untuk meringankan masalah persaingan di
Jepang?

2. STUDI KASUS 2 : REM YANG BURUK (Bobot 25%)

Michelle Adams adalah penyelia pemeliharaan (maintenance) disebuah perusahaan taksi


yang besar. Dia sangat khawatir karena pengemudi taksi tidak melaporkan masalah
mekanis yang penting. Beberapa bulan yang lalu, dia mengimplementasikan program
pemeliharaan preventif. Program ini tergantung pada pengisian laporan detail dari
pengemudi, baik secara tertulis atau melalui system komputer kantor saat mereka
mencurigai adanya masalah. Tetapi hal tersebut tidak terjadi. Taksi kerap meninggalkan
garasi dan pengemudi tidak melaporkan kerusakan. Memanggil tim perbaikan ke lapangan
bukan hanya membuang biaya dan waktu, tetapi juga sangat tidak aman dan membuat
pelanggan tidak nyaman. Pengemudi itu sendiri mengalami kerugian ongkos dan tips, dan
dalam beberapa hal, kerusakan mekanis membahayakan jiwa mereka. Setelah ancaman
dan peringatan lisan dan tertulis, Michelle memutuskan untuk mencoba cara baru. Dia
merespons secara langsung setiap laporan masalah mekanis yang dikirim pengemudi
dengan mengembalikan memo yang mengindikasikan bagian yang rusak dan apa yang
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut (kru pemeliharaan memberikan laporan
tersebut kepada Michelle). Selain itu, memo pribadi mengucapkan terima kasih karena
pengemudi melaporkan masalah dan mendorong untuk terus melapor jika ada masalah
dengan taksi. Kurang dari satu bulan, jumlah perbaikan di lapangan turun
setengahnya,dan jumlah laporan kerusakan menjadi tiga kali lipat.

Pertanyaan :

1. Dalam hal komunikasi, bagaimana anda menjelaskan keberhasilan memo


balasan Michelle pada pengemudi?
2. Jelaskan dan beri contoh tiga proses komunikasi dalam perusahaan
tersebut(yaitu, A. komunikasi ke bawah, B. ke atas dan C. interaktif).
3. STUDI KASUS 3 : TENAGA PENJUALAN YANG SUKSES (Bobot 25%)

Saat masih kecil, Jerry Slate selalu diberi penghargaan oleh orang tuanya jika ia
menunjukkan kemandirian. Saat mulai bersekolah, dia berhasil menunjukkan
kemandirian di dalam dan di luar ruang kelas. Dia selalu berjuang keras untuk menjadi
seperti pengatur lalu lintas dan memonitor ruang makan di sekolah. Ibunya khawatir
karena dia tidak bergaul baik dengan anak-anak seusianya. Namun Jerry menjawab, ”
Begini, saya tidak memerlukan mereka. Selain itu, mereka tidak dapat melakukan apa
yang dapat saya lakukan. Saya tidak punya waktu untuk membantu mereka. Saya terlalu
sibuk mengembangkan diri sendiri. ” Jerry berhasil di sekolah menengah dan universitas.
Di universitas, dia malu untuk tinggal di asrama mahasiswa dan memilih hidup sendiri di
apartemen. Setelah lulus, dia bekerja diperusahaan asuransi besar dan segera menjadi
salah satu tenaga penjualan terbaik. Jerry sangat bangga dengan fakta bahwa selama
enam tahun dia adalah salah satu dari lima tenaga penjualan terbaik – delapan tahun
lamanya dia berada di perusahaan tersebut.
Di pusat perusahaan asuransi, komisi eksekutif yang berwenang mengangkat
karyawan membahas lowongan manajer perjualan di daerah Midwestern. Manajer sumber
daya manusia memberikan laporan berikut ini : ” Seperti anda ketahui, daerah Midwestern
adalah daerah dengan omzet paling rendah, jauh dari daerah lain sepanjang sejarah
pemasaran. Kita memerlukan orang yang bermotivasi tinggi untuk menghadapi situasi
tersebut dan mengubahnya. Setelah proses penyaringan yang ekstensif, saya
merekomendasikan Jerry State untuk posisi tersebut. Anda tahu, Jerry punya catatan
luar biasa dalam perusahaan dan sangat bermotivasi. Saya rasa dialah orang yang tepat
untuk pekerjaan tersebut.”

PERTANYAAN
1. Apakah anda setuju dengan pendapat manajer sumber daya manusia
tersebut?Mengapa ya atau mengapa tidak?
2. Dengan latar belakang Jerry, motivasi apa yang dibahas pada kasus ini
yangakan sering muncul pada Jerry? Motivasi apa yang jarang muncul?
3. Jenis motivasi apa yang diperlukan seseorang dalam posisi
penjualan?Jenis motivasi apa yang diperlukan sesesorang dalam
posisi manajer?

4. STUDI KASUS 4 : KEJADIAN SAMA, PERSEPSI BERBEDA (Bobot 25%)

Menurut laporan polisi, 9 juli pukul 1:27 siang, bus nomor 3763 terlibat dalam
kecelakaan ringan dan tidak ada korban jiwa. Ketika sampai di tempat kejadian, polisi
tidak dapat menemukan sopir bus. Karena bus hampir tidak dapat dijalankan,
penumpang dipindahkan ke bus pengganti, dan bus yang rusak kembali ke garasi bus
kota untuk diperbaiki.
Manajer umum yang baru, Aaron Moore, memeriksa laporan polisi dan dua laporan
tambahan lainnya. Jennifer Tye, direktur transportasi City Transit Authority (CTA)
memberikan laporan tambahan. Dan laporan lain datang dari sopir penyebab
kecelakaanitu, Michael Meyer.
Menurut Tye, meskipun Mike telah menjadi sopir hampir 8 tahun
lamanya, kinerjanya menurun drastis selama 15 bulan terakhir ini. Dia
sering bergabung dengan sopir lain untuk minum setelah bekerja, dan Mike
diduga minum saat bekerja. Selanjutnya, menurut laporan Tye, Mike
terlihat minum bir sekitar pukul 3 sore pada hari kejadian di kedai
minuman yang berjarak kurang lebih dua blok dari terminal CTA. Laporan
Tye diakhiri dengan ditunjukkannya dua bagian persetujuan Transportasi
CTA. Bagian 18a secara khusus melarang karyawan CTA minum minuman
beralkohol saat bekerja. Bagian 26f melarang sopir meninggalkan bus
dengan alasan yang tidak jelas. Pelanggaran dua bagian tersebut
menyebabkan pemecatan langsung terhadap karyawan yang terlibat. Tye
merekomendasikan pemecatan segera.
Akan tetapi, menurut, Michael Meyer, kenyataannya sangat
berbeda. Mike menegaskan bahwa dalam usaha menghindari pengemudi
sepeda, dia membanting stir dan menabrak pohon yang menyebabkan
kerusakan ringan pada bus. Mike sedang berbicara di telepon dengan
karyawan perusahaan transportasi, dan ia terpaksa menjatuhkan telepon
untuk menghindari sepeda. Karena pesawat penerima rusak, Mike
terpaksa berjalan empatblok ke telepon umum terdekat untuk melaporkan
kejadian. Setelah melaporkan kejadian kepada perusahaan, Mike juga
menelepon serikat kerja untuk memberi tahu mereka. Mike melaporkan
bahwa saat ia kembali ke tempat kejadian, busnya hilang. Tidak tahu apa
yang harus dia lakukan dan dengan sedikit ketakutan, dia memutuskan
untuk kembali ke terminal CTA. Karena telah berjalan lima mil dan jam
kerjanya telah berakhir pada pukul 3 sore, Mike berhenti untuk minum bir
sebelum kembali ke terminal.

Pertanyaan :

1. Mengapa dua laporan yang disampaikan Jennifer dan Mike begitu


berbeda? ApakahJennifer dan Mike punya persepsi yang berbeda
terhadap kejadian yang sama?
2. Informasi tambahan apa yang anda perlukan jika anda berada
dalam posisi Aaron?Bagaimana dia dapat menjelaskan persepsinya
sendiri mengenai kejadian tersebut?
3. Dengan informasi tersebut, bagaimana anda merekomendasikan
pemecahanmasalahnya?
Petunjuk Pengumpulan Jawaban

- Silahkan upload jawaban UTS pada E-Learning dan kirimkan via email ke
c2.30917@yahoo.com.
- Batas upload dan pengiriman jawaban UTS pada hari Selasa, 15 November 2022 pukul
21.30 WIB.
- Keterlambatan upload atau pengiriman jawaban akan mengakibatkan pengurangan nilai
atau mengulang UTS.

~~ SELAMAT MENGERJAKAN ~~

Paraf
Tgl/Bln/Thn
Dosen ybs. Koord./Kajur
15 November 2022 Camelia Chandra M.Kom MM

Anda mungkin juga menyukai