Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIALKE-1/2/3*

KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: ESPA4110 PENGANTAR EKONOMI MAKRO/ 3 SKS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Penulis : Ayu Yuningsih, S.E.I., M.E.K


Nama Penelaah :
Status Pengembangan : Baru/Revisi**
Tahun Pengembangan : 2022.2

Sumber
No Tugas Skor
Tugas
Tutorial Maksimal
Tutorial
Modul
1 Jelaskan konsep-konsep dasar dalam ilmu Ekonomi! 10
1
KB 1
Jelaskanlah perbedaan anatara ekonomi Makro dengan Modul
2 15
Ekonomi Mikro! 1
KB 2
Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan PDB! Jelaskan Modul
3 20
pula bagaimana perhitungannya! 2
KB 1
Jelaskanlah indikator lain dalam pengukuran Modul
4 15
Perekonomian! 2
KB 2
Tuliskanlah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan! Modul 3
5 20
Jelaskan bagaimana hubungan konsumsi dengan KB 1
Tabungan?
Apa yang dimaksud investasi? Apakah investasi dan Modul 3
6 20
tabungan itu sama? Jelaskan dengan contoh! Jelaskan KB 2
pula faktor-faktor apa saja yang mendorong investasi!
* lingkari salah satu nomor sesuai tugas tutorial
** coret yang tidak sesuai
Nama : Rico Dharma Prasetiya
Nim : 044033363
Kode/Mata Kuliah : EKMA4110/Pengantar Ekonomi Makro
Prodi : Manajemen

1. konsep-konsep dasar dalam ilmu Ekonomi


a. Kelangkaan (Scarcity)
Pertanyaan pertama yang muncul ialah apa yang dimaksud dengan
kelangkaan? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap agen ekonomi (baik
rumah tangga maupun perusahaan) menghadapi masalah keterbatasan sumber
daya yang dimilikinya. Rumah tangga memiliki keterbatasan pendapatan, waktu,
dan sebagainya, sehingga jumlah barang dan jasa yang dapat dikonsumsi juga
terbatas. Perusahaan menghadapi keterbatasan anggaran pula sehingga harus
menentukan berapa jumlah input yang akan digunakan dalam proses produksinya,
serta berapa jumlah barang yang akan diproduksi.

b. Pilihan-pilihan (Choices)
Seseorang selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup. Apakah kita
ingin berlibur ke pantai atau ke pegunungan? Apakah kita ingin berbelanja di
pasar swalayan atau di pasar tradisional? Apakah kita ingin melanjutkan kuliah
atau bekerja dan menabung terlebih dahulu, atau menikah? Itu semua merupakan
pilihan yang sering hadir di dalam kehidupan kita.

c. Biaya kesempatan (opportunity cost)


Perlu dipahami bahwa ketika seseorang memutuskan untuk memilih salah
satu pilihan tersebut maka ada biaya kesempatan yang hilang. Misalnya: orang
pada gambar. memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya saja. Maka pada saat
yang bersamaan, dia akan kehilangan upah yang dapat diperoleh jika dirinya
bekerja. Contoh lainnya adalah ketika Anda memutuskan untuk membaca buku
ini, sebenarnya ada pilihan kegiatan lain yang dapat Anda lakukan seperti
menonton TV, berolahraga, atau bermain. Artinya, menonton TV, berolahraga,
dan bermain adalah opportunity cost Anda. Jadi, opportunity cost adalah biaya
kesempatan yang muncul karena mengambil sebuah pilihan.
d. Alokasi (allocation)
Alokasi hampir mirip maknanya dengan distribusi. Di dalam ilmu ekonomi.
alokasi berarti bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
memenuhi kebutuhan yang hampir tidak terbatas. Misalnya, seseorang memiliki
uang sebanyak 1 juta rupiah serta dialokasikan untuk membeli pakaian seharga
400 ribu rupiah dan makanan sebesar 600 ribu rupiah. Keputusan untuk
membelanjakan uang (sumber daya) yang dimiliki orang tersebut merupakan
perwujudan alokasi sumber daya.

2. Perbedaan anatara ekonomi Makro dengan Ekonomi Mikro


Perbedaan antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi
mikro mempelajari perilaku setiap individu atau agen ekonomi seperti konsumen,
pekerja, investor, pemilih tanah. dan pemilik perusahaan. Dalam ekonomi mikro.
dijelaskan bagaimana dan mengapa setiap pelaku ekonomi membuat pilihan, serta
bagaimana pilihannya tersebut memengaruhi perubahan harga dan pendapatan.
Sementara dalam ilmu ekonomi makro, hal yang dipelajari adalah tentang perilaku
sekumpulan agen ekonomi secara agregat (keseluruhan).
Berdasarkan tentang ekonomi mikro, yang bicarakan adalah perilaku dari setiap
pelaku ekonomi dalam perekonomian, sementara ketika berbicara tentang ekonomi
makro, yang kita bicarakan adalah perilaku dari pelaku ekonomi secara keseluruhan
dalam perekonomian. Oleh karena itu, dalam ekonomi mikro, topik utama yang dibahas
adalah bagaimana perilaku individu rumah tangga dan perusahaan dalam menghadapi
suatu kondisi ekonomi sehingga membentuk permintaan dan penawaran, bagaimana
terciptanya pasar, termasuk berbagai penyebab munculnya kegagalan pasar (tidak
bekerjanya pasar secara sempurna): sementara dalam ekonomi makro, topik utama yang
dibahas (basic macroeconomics) adalah terkait dengan pengangguran, inflasi (kenaikan
harga-harga barang dan jasa secara umum), penentuan output dan pendapatan nasional
(termasuk pertumbuhan ekonomi). Perbedaan antara Ekonomi mikro dan Ekonomi makro
pada tabel dibawa sebagai berikut.

Divisi dalam Ilmu Ekonomi Produksi Harga Pendapatan Tenaga kerja


Ekonomi mikro Hasil produksi Harga barang Distribusi dari Tenaga kerja ada
dalam suatu dan jasa tertentu pendapatan dan pada suatu
perusahaan kekayaan perusahaan

Contoh : Contoh : Contoh :


Contoh :
Seberapa banyak Upah pada pekerja Tenaga kerja pada
Harga pelayanan
mobil yang akan diindustri otomotif, industri baja, jumlah
kesehatan,harga
diproduksi . upaha minimum akuntan
minyak, harga
Seberapa banyak
sewa ruang
rumah akan
kantor
dibangun
Ekonomi Makro Output nasional Tingkat harga Pendapatan nasional Jumlah tenaga kerja
(PDB) dan secara dan pengangguran
pertumbuhan PDB keseluruhan

Contoh : Contoh:
Contoh :
Tingkat Indeks harga Contoh :
Tingkat
pertumbuhan konsumen (IHK), Upah total, keuntungan
pengangguran
ekonomi Indonesia tingkat inflasi keseluruhan industry
3. Dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari seluruh
barang/jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode waktu tertentu.
Pengertian ini memang mudah untuk dimengerti, namun di dalam setiap frase kata dari
pengertian tersebut sebenarnya memiliki makna yang perlu ditelusuri lebih dalam. Frase
“PDB adalah nilai pasar ...’’’ menunjukkan bahwa pengukuran PDB dilakukan dengan
menggunakan nilai uang dari suatu barang dan jasa akhir, bukan menggunakan jumlah
barang. Frase “... dari seluruh...” menunjukkan bahwa PDB memasukkan semua produk
yang diproduksi oleh perekonomian dan yang dijual di pasar secara legal, tidak hanya
berupa barang, namun juga jasa. Frase “...barang/jasa...” menunjukkan bahwa PDB
dihitung dengan memasukkan barang nyata (seperti mobil dan tas) dan barang tidak nyata
(seperti pendidikan yang diberikan guru dan pelayanan kesehatan oleh dokter). Barang
yang tidak nyata ini dikenal juga dengan sebutan jasa. Frase “...akhir...” menunjukkan
bahwa barang/jasa yang dimasukkan dalam perhitungan PDB adalah barang/jasa jadi
(yaitu yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia). bukan
produk yang setengah jadi yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, ataupun produk mentah
yang belum diolah sama sekali. Frase “...dihasilkan..” merujuk pada kondisi bahwa PDB
memperhitungkan barang/jasa yang dihasilkan pada masa sekarang. Misalnya, penjualan
sepeda motor baru oleh Yamaha akan diperhitungkan dalam PDB, namun jika yang
melakukan penjualan adalah kalian, maka tidak dimasukkan dalam perhitungan PDB
karena sepeda motor yang kalian jual bukanlah barang/jasa yang dihasilkan pada masa
sekarang. Frase “...oleh suatu negara dalam periode waktu tertentu” menunjukkan bahwa
barang/jasa yang diperhitungkan dalam PDB adalah barang/jasa yang dihasilkan oleh
daerah-daerah yang berada dalam kawasan suatu negara, dan pengukuran dilakukan
dalam kurun waktu tertentu, misalnya dalam kurun waktu satu tahun dan tiga bulan.
PERHITUNGAN PRODUK DOMESTIk BRUTO
Untuk menghitung PDB, ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan
pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan dengan pendekatan nilai tambah/pendekatan
produksi.
1) Pendekatan Pendapatan
Dengan pendekatan pendapatan, Produk Domestik Bruto (PDB) dihitung dengan
menjumlahkan pengeluaran konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor
neto. Karena PDB merupakan penjumlahan dari seluruh komponen pendapatan yang
terdapat dalam perekonomian. maka perhitungan PDB dengan pendekatan
pendapatan dapat dilakukan dengan mengikuti formula:
PDB = w + r + s + π
Dimana w adalah upah, r adalah bunga modal. S adalah sewa, dan adalah π laba
usaha.

2) Pendekatan Pengeluaran
Pengukuran PDB dengan pendekatan pendapatan dilakukan dengan menjumlahkan
seluruh komponen pendapatan (balas jasa untuk para pemilik faktor produksi) yang
terdapat dalam perekonomian, yang terdiri dari pendapatan upah, bunga atas modal,
sewa, dan laba usaha. GDP atau PDB memiliki empat komponen dalam perhitungan
dengan pendekatan pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor bersih (NX). Karena PDB
dapat diartikan sebagai total pengeluaran dalam perekonomian, maka perhitungan
PDB dapat dilakukan mengikuti rumus:

PDB = C + I + G + NX

3) Pendekatan Nilai Tambah/Pendekatan Produksi.


Sementara dengan pendekatan nilai tambah, PDB dihitung dengan menjumlahkan
nilai tambah dari tahap-tahap produksi untuk menghasilkan suatu produk. contoh:
sebuah mesin yang belum pernah digunakan untuk produksi sedangkan apabila
digunakan maka mesin tersebut akan menjadikan proses produksi akan menjadi lebih
cepat.
4. Indikator yang digunakan untuk menghitung kinerja suatu negara yaitu : Produk Nasional
Bruto (PNB), Pendapatan Nasional Neto (PNN), Pendapatan Nasional, Pendapatan
Persoalan/ Perseorangan dan Pendapatan Disposibel/ Perorangan.
1) Produk Nasional Bruto
Produk Nasional Bruto (PNB) merupakan produksi barang/jasa akhir yang
dihasilkan oleh warga suatu negara di mana pun dia berada dalam periode
tertentu. Termasuk di dalamnya nilai konsumsi, investasi, pembelian barang dan
jasa oleh pemerintah serta ekspor neto. Perhitungan PNB hanya pada barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga dalam negeri dan milik warga dalam negeri,
sedangkan yang dihasilkan oleh warga negara asing dan milik warga negara asing
tidak termasuk di dalamnya. Definisi dari PNB adalah:

Produk = yang dijumlahkan adalah produksi barang dan jasa.


Nasional = batasnya adalah kewarganegaraan.
Bruto = yang dihitung termasuk penyusutan barang-barang modal.

PNB nominal dapat dikonversikan ke dalam PNB riil dengan menggunakan


indeks harga. Jadi, jika PNB riil mengukur kuantitas total dari output, maka PNB
nominal mengukur nilai rupiah dari ourput. Rasio dari PNB nominal ke PNB riil
adalah harga dari PNB yang disebut dengan deflator PNB.

PNB Nominal
PNB =
deflator PNB

2) Produk Nasional Neto (PNN)


Produk Nasional Neto (PNN), yaitu total pendapatan penduduk suatu negara
(PNB) dikurangi dengan kerugian yang diakibatkan oleh depresiasi. Yang
dimaksud dengan depresiasi adalah usang dan rusaknya persediaan perlengkapan
dan bangunan dalam perekonomian.
PNN rill = PNB – depresiasi
3) Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional (National Income), untuk memperoleh gambaran
tentang total penerimaan yang diperoleh oleh faktor produksi dalam negeri, maka
dikembangkan variabel Pendapatan Nasional (PN). Seperti yang diketahui,
penerimaan yang diperoleh faktor produksi sebenarnya tidak hanya berupa upah,
bunga atas modal, sewa, dan laba usaha yang merupakan imbalan atas faktor
produksi yang dimilikinya, namun juga dapat berupa subsidi yang diberikan
pemerintah. Contoh nyata yang baru-baru ini diberikan pemerintah adalah dana
BLT (bantuan langsung tunai) yang merupakan dana kompensasi kenaikan harga
BBM bagi keluarga miskin. Dana ini. meskipun tidak diperoleh dari aktivitas
penawaran faktor produksi yang dilakukan rumah tangga, namun menjadi sumber
penerimaan rumah tangga. Perbedaannya dengan PNN adalah bahwa pendapatan
nasional tidak menghitung pajak usaha tidak langsung dan menghitung subsidi
usaha. Selain itu ketidakcocokan statistika juga membedakan antara PNN dengan
pendapatan nasional.
PN =PNB – pajak tak langsung + subsidi – depresiasi
4) Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan didefinisikan sebagai pendapatan yang diterima
rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan. Pendapatan perorangan tidak
mengikutsertakan pendapatan tertahan (retained earnings), yaitu pendapatan yang
diperoleh perusahaan, namun, tidak dibagikan pada para pemiliknya. pendapatan
perorangan mengurangi pajak pendapatan perusahaan dan kontribusi terhadap
tunjangan sosial. Selain itu, pendapatan perorangan menghitung pendapatan
bunga yang diterima rumah tangga yang berasal dari kepemilikan atas utang
negara.
5) Pendapatan Perorangan
Pendapatan perorangan yang dapat dibelanjakan (disposable personal
income) adalah pendapatan yang tersisa dalam rumah tangga dan usaha bukan
perusahaan setelah semua kewajiban pada pemerintah dibayar. Pendapatan ini
adalah alat ukur untuk mengamati berapa banyak nominal uang yang sebenarnya
dimiliki oleh individu dalam perekonomian yang dapat digunakan untuk membeli
barang/jasa yang dibutuhkannya, dengan konsep perhitungan yang dapat diamati
pada bagan di atas.
Adapun perhitungan masing-masing jenis pendapatan di atas adalah sebagai
berikut.
PDB = C + G + NX
+ Pendapatan faktor produksi domestik yang terdapat di luar negeri
- Pendapatan factor produksi asing yang terdapat di dalam negeri
= PNB (Produk Nasional Bruto)
- Penyusutan
= Pendapatan Nasional Neto (PNN)
– Pajak Tak Langsung
+ Subsidi
= Pendapatan Nasional
- Laba ditahan
- Pembayaran Asuransi
+ Pendapatan bunga personal dari pemerintah dan konsumen
+ Penerimaan bukan balas jasa
= Pendapat Personal (PS)
- Pajak Langsung
= Pendapatan Disposable
5. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Alat utama menganalisis konsumsi adalah dengan menggunakan fungsi konsumsi,. Fungsi
konsumsi menunjukan hubungan antara tingkat terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi dengan
tingkat dari pendapatan disposabel (disposabel income) rumah tangga. Funsi tabungan secara
grafik tabungan di dapatkan dengan cara menngurangi garis 45 o terhadap fungsi konsumsi,secara
vertikal.
bagaimana hubungan konsumsi dengan Tabungan?
Hubungan konsumsi dan tabungan sama-sama berkaitan. Bila dikaitkan dengan konsumsi adalah
bagian pendapatan yang di belanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Sedangkan tabungan dalam
pendapatan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau di belanjakan. Sehingga besar
pendapatan sama dengan besar konsumsi di tambah besar tabungan.

6. Investasi adalah penambahan pada persediaan dari nilai aktiva barang-barang modal, termasuk di
dalamnya perlengkapan, steruktur, atau inventori. Menurut saya berbeda karena Tabungan dan
ivestasi dua hal yang berbeda, tabungan dan investasi, keduanya membutuhkan penyisihan uang,
yang membedakan adalah tujuannya. Menabung pada dasarnya hanya mengamankan uang saja,
sementara investasi yaitu mengalokasikan uang mencapai suatau target dalam jangka waktu
tertentu. Periode waktu berinvestasi bisa dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun),
menengah (sampai lima tahun), dan panjang (lebih dari lima tahun). Beberapa contoh investasi
yang di gunakan diantaranya deposito, obligasi, saham, emas, vulta asing, poperti dan sebagainya.
Contoh lainnya individu yang meminjam uang dari bank kemudian menggunakan uangnya
untuk membangun pabrik dan membeli mesin produksi, maka tindakan individu ini dapat
dikategorikan sebagai investasi. Karena membeli saham bukanlah aktivitas membeli barang
modal, maka aktivitas ini tidak dapat digolongkan ke dalam investasi. Pada persamaan terakhir di
atas dinyatakan bahwa nilai investasi akan sama dengan nilai tabungan. Pernyataan ini
sebenarnya hanya berlaku untuk perekonomian di level nasional. Untuk perekonomian di tingkat
individu atau rumah tangga, persamaan ini tidak berlaku.
Pada dasarnya, terdapat tiga elemen dasar yang memahami faktor pendorong keputusan
untuk melakukan investasi, yaitu faktor pendapatan, faktor biaya, dan faktor ekspetasi.
1. Pendapatan
Sebuah investasi akan memberikan tambahan penghasilan yang lebih besar jika
investasi ini mampu membuat perusahaan berasil menghasilkan dan menjual
produknya lebih banyak. Salah satu pertimbangan penting dari dilakukannya
investasi adalah tingkat Output yang dihasilkan perekonomian secara keseluruhan.
Jika pendapatan prekonomian meningkat, kecenderungan yang terjadi adalah ikut
meningkatkan investasi. Salah satu teori yang penting terkait dengan perilaku
investasi ini adalah teori tentang prinsip percepatan ‘ accelerator principle’.
2. Biaya
Faktor kedua yang berperan penting dalam menentukan tingkat investasi adalah
biya invetasi. Biaya yang dibutuhkan untuk investasi lebih kompleks
dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk membeli barang lainnya. Yang
termasuk biaya invetasi adalah tingkat suku bunga.
3. Ekspektasi
Faktor ketiga dalam menentukan tingkat investasi adalah ekspektasi/dugaan
investor terhadap hasil yang dapat diperoleh dari investasi. Optimisme investor
akan akan memperkuat keinginan investor untuk melakukan investasi

Anda mungkin juga menyukai