This study source was downloaded by 100000835669668 from CourseHero.com on 06-29-2022 00:24:42 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/114878989/042499262-EKMA4159docx/
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
14, Juli 2021
Ilham Ramadhan
This study source was downloaded by 100000835669668 from CourseHero.com on 06-29-2022 00:24:42 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/114878989/042499262-EKMA4159docx/
1. Butir-butir penting yang perlu diperhatikan saat melakukan komunikasi antarbudaya ditunjukkan
McNab (2006) merupakan penting untuk kita dalam melakukan komunikasi lintasbudaya, namun
penting juga untuk perhatian kita saat melakukan komunikasi dengan orang yang sama budayanya.
Implementasikan butir apa saja yang harus kita ketahui dalam komunikasi lintas budaya dan antar
budaya.
Butir-butir yang perlu diperhatikan saat melakukan komunikasi antar budaya menurut McNab
(2006) terbagi menjadi 8 yaitu,
a. Membuka dan menutup percakapan. Ini penting diperhatikan karena budaya yang berbeda
memiliki adat kebiasaan yang berbeda tentang siapa yang berbicara pada siapa, kapan, dan
bagaimana serta siapa yang dipandang berhak, atau bahkan, atau bahkan kewajiban, untuk
memulai pembicaraan, dan apa yang tepat untuk menyimpulkan percakapan.
b. Mengubah peran dalam percakapan. Pada beberapa kebudayaan, cara yang paling baik
mengubah peran dalam percakapan adalah dengan cara interaktif. Artinya pesan sebagai
pembicara dan pendengar berganti-ganti karena kehendak kedua belah pihak. Pada
kebudayaan lain, justru dianggap sangat penting lawan bicara menyelesaikan dulu semua yang
hendak disampaikan, baru kemudian kita berbicara untuk memberi tanggapan.
c. Memotong pembicaraan. Persoalan lain dalam komunikasi antarbudaya adalah memotong
pembicaraan. Ada kebudayaan yang memandang memotong pembicaraan dianggap sebagai
bagian dari gaya percakapan. Hal seperti ini biasanya terjadi pada budaya yang egaliter.
Sedangkan pada kebudayaan yang lain, memotong pembicaraan dianggap tidak sopan bahkan
dipandang menantang.
d. Jeda percakapan. Ada kalanya, saat kita berbicara kita berdiam sejenak, barang beberapa detik.
Rupanya makna berdiam sejenak itu berbeda-beda pada setiap kebudayaan. Pada kebudayaan
tertentu, berdia sejenak dipandang sebagai bentuk memikirkan semua apa yang dikatakan
dengan penuh pertimbangan, namun pada saat yang lain bisa saja ini dipandang sebagai sikap
bermusuhan. Bagi masyarakat barat, berdiam selama 20 detik dalam sebuah pertemeuan
dipandang sebagai tanda kurang nyaman, dan banyak orang merasa tidak enak dengan suasana
seperti itu. Namun pada masyarakat lain dipandang sebaliknya.
e. Topik percakapan yang tepat. Ada beberapa topik yang bila dibicarankan dipandang tidak
tepat. Berbicara mengenai uang atau harta kekeayaan secara terbuka dianggap sebagai bentuk
kesombongan , namun pada masyarakat lain justru dianggap sebagai tanda keakraban atau
kedekatan.
This study source was downloaded by 100000835669668 from CourseHero.com on 06-29-2022 00:24:42 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/114878989/042499262-EKMA4159docx/
f. Humor sering kali dianggap sebagai bumbu percakapan yang berfungsi mengakrabkan atau
membangun kedekatan. Dalam kehidupan sehari hari, kita bisa berusaha membangun
kedekatan dengan humor. Namun hendaknya ini tidak dipandang berlaku universal atau untuk
semua situasi. Pada orang yang baru kita kenal dan sedang berdua, tidak sepatutnya kita
berhumor.
g. Tahuu seberapa banyak kita berbicara. Ini salah satu persoalan dalamkomunikasi lintas
budaya. Kita tidak memiliki ukuran atau takaran, seberapa banyak seseorang dianggap patut
dalam berbicara. Bagi satu kelompok budaya pembukaan yang sekedar bas abasi tidak disukai,
namun untuk budaya lain pembukaan yang Panjang dan lebar menunjukkan bagian dari
kesantunan dan menunjukkan sebagai manusia beradab.
h. Menyusun tahapan untuk unsur unsur percakapan. Bila kita berbicara isu yang sensitive,
permasalahan yang muncul biasanya pada saat mana kita dianggap tepat untuk memulai
berbicara tentang isu tersebut. Disinilah kita perlu memiliki kepekaan kapan saat yang tepat
untuk memulai masuk kedalam pokok pembahasan yang sensitive.
2. Beberapa “jebakan” dalam praktik komunikasi bisnis antarbudaya disadari atau tidak, adakalanya kita
menanamkan sikap-sikap yang sesungguhnya justru merupakan kendala atas berlangsungnya
komunikasi antarbudaya yang menghargai perbedaan budaya. Kita menafikan keragaman budaya, dan
memandang dalam alam bawah sadar kita dunia ini diisi oleh orang orang yang sama dalam segala
hal. Implementasikan komponen-komponen “Jebakan-jebakan” sikap tersebut yang perlu
diperhatikan!
This study source was downloaded by 100000835669668 from CourseHero.com on 06-29-2022 00:24:42 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/114878989/042499262-EKMA4159docx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)