Anda di halaman 1dari 94

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Lahirnya beragam pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan
efektivitas melalui berkembangnya teknologi dan informasi yang cepat dalam
berbagai aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan, merupakan sebuah usaha
guna menjembatani masa kini dan masa yang akan datang (Hardani et al., 2015).
Teknologi digital mampu menghadirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan,
mulai dari sistem pembelajaran berbasis online hingga digitalisasi manajemen
pendidikan yang telah mampu dikemas lebih menarik, tidak monoton, dan
memudahkan, juga mampu mengubah sesuatu yang bersifat rumit menjadi ringkas
(Tim Peneliti Pendidikan Agama dan Keagamaan Jakarta, 2019).
Dari tahun ke tahun, madrasah- madrasah yang ada di bawah naungan
Kementerian Agama dari tahun ke tahun terus berbenah, utamanya dalam hal
sistem informasi manajemen, sehingga banyak sekali aplikasi pendataan yang ada
di lingkungan madrasah seperti EMIS, SIMPATIKA, e-RKAM, BOS
KEMENAG dan beberapa aplikasi lainnya yang tidak lain bertujuan mendukung
proses perkembangan madrasah dalam mengembangkan sistem informasinya
(Anwar, 2021).
Berkaitan dengan hadirnya beragam aplikasi Sistem Informasi Manajemen,
Kementerian Agama meresmikan Proyek Madrasah Reform Realizing
Education’s Promise.and.Madrasa Quality Reform (REP-MEQR) IBRD Loan
Number.8992-ID Tahun 2020-2024. Dalam rangka penyempurnaan sistem
perencanaan dan pengelolaan anggaran, Kementerian Agama telah
mengembangkan proyek pada komponen I yaitu Aplikasi Rencana Kerja dan
Anggaran Madrasah berbasis elektronik (e-RKAM) dan EDM (Evaluasi Diri
Madrasah) yang selanjutnya disebut EDM e-RKAM (Madrasah Reform, 2020).
Atas dasar hadirnya aplikasi EDM e-RKAM ini, Kementrian Agama
memberikan penekanan kepada para pengelola madrasah untuk mampu
mempersiapkan rencana kerja yang lebig mendetail dan terperinci, serta
pembiayaan program kerja yang diberikan secara lebih efesien dan berbasis

1
kinerja (Tim PMU REP-MEQR, 2020b). Hal tersebut selaras dengan apa yang
tercantum pada PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 53 ayat 1 dan Permendikas
No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan yang menyatakan
bahwa madrasah wajib membuat rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam
rencana kerja anggaran madrasah (RKAM) dilaksanakan berdasarkan rencana
kerja jangka menengah.
Penyusunan RKAM merupakan salah satu tahapan dalam pengelolaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mempengaruhi keberhasilan program
BOS. Pengelolaan dana BOS yang baik tentunya merupakan suatu keberhasilan
sekolah dalam mengelola dana BOS, melalui suatu proses kerjasama yang
sistematis mulai perencanaan, dari pelaksanaan, sampai dengan evaluasi. Adapun
Dana BOS merupakan bagian dari program utama pemerintah yang menggunakan
anggaran negara dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga
penggunaan dana BOS harus dilakukan secara transparan dan akuntabel (Saisarani
& Sinarwati, 2021).
Dalam setiap proses perencanaan penggunaan dana BOS, kepala madrasah
perlu menyesuaikan dahulu secara menyeluruh dengan rencana pengembangan
sekolah, baik pengembangan jangka pendek maupun panjang. Penggunaan dana
BOS harus disandarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara tim
manajemen BOS sekolah, dewan guru dan komite sekolah (Sjioen & Ludji, 2020).
Selain itu, dalam prosesnya dana BOS ini hanya membiayai beberapan komponen
kegiatan tertentu, misalkan pembelian atau penggandaan buku teks pelajaran,
kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa, perawatan madrasah,
pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan lainnya. Langkah selanjutnya
adalah membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program BOS masing-
masing pengelola. Secara umum hal yang dilaporkan oleh pelaksana program
ialah yang berkaitan dengan statistik penerimaan bantuan, penyaluran,
penyerapan, dan pemanfaatan dana serta pengaduan masalah jika ada (Fitri, 2014).
Hasil penelitian tindakan sekolah oleh Barnawi yang melibatkan 7 (tujuh)
responden meliputi kepala Madrasah se-wilayah binaannya pada tahun 2019
ditemukan temuan bahwa dari tujuh Kepala Madrasah yang mencapai kemampuan

2
minimal dalam pembuatan RKAM hanya satu responden atau 14,29%. Artinya
masih jauh dari indikator yang ditetapkan yaitu sebesar 100 % dengan nilai
minimal (Barnawi, 2019).
Hasil penyusunan RKAM oleh Kepala Madrasah belum memenuhi
indikator, dikarenakan rerata klasikal hasil penilaian pun hanya 74,93, sedangkan
yang ditetapkan standarnya adalah 86. Maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan siklus I belum berhasil meningkatkan kemampuan kepala madrasah
dalam menyusun RKA (Barnawi, 2019). Adapun berdasarkan hasil studi
dokumen, ditemukan fakta bahwa kepala madrasah masih sangat lemah dalam
menerapkan prinsip-prinsip penyusunan RKAM. Pemanfaatan hasil evaluasi diri
madrasah kurang optimal dalam penentuan program dan kegiatan sehingga
banyak kegiatan yang tidak ada urgensinya. Bahkan ada yang pembuatan RKAM
nya belum dimulai dari EDM sehingga program kegiatan tidak berlandaskan
kebutuhan sekolah, akan tetapi hanya berlandaskan keinginan sesaat penyusunan
saja. Dan studi di lapangan juga menunjukkan bahwa masih terdapat madrasah
yang proses pembuatannya tidak melibatkan komite dan para pemangku
kepentingan. Dan tentunya permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap
pengelolaan BOS di Madrasah (Barnawi, 2019).
Dilansir dari CNN Indonesia (09/2020), sejauh ini ditemukan beberapa
penyelewengan dalam pengelolaan dana BOS, seperti pengelolaan dana BOS
yang tidak sesuai dengan petunjuk teknis. Ada pula sekolah yang mengabaikan
peran Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan dalam mengelola dana BOS dengan
alasan mempermudah proses, yang kemudian kondisi ini dimanfaatkan guna
penyalahgunaan anggaran. Pada beberapa kasus, dana BOS hanya dikelola kepala
madrasah dan bendahara. Kemudian sengaja dikelola tidak transparan, dimana
sekolah tidak menyampaikan penggunaan dana BOS pada papan informasi (CNN
Indonesia, 2020). Beberapa fenomena yang menyebabkan terjadinya
ketidakefektifan dalam pengelolaan dana BOS tersebut, salah satunya karena
pengelola belum cukup memahami proses pengelolaan keuangan dana BOS yang
tepat. Indikator pengelolaan keuangan yang tepat dan baik haruslah melalui

3
beberapa proses, antara lain proses perencanaan, pemanfaatan, juga pelaporan dan
pertanggungjawaban dalam penggunaan dana BOS.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, Aplikasi EDM e-RKAM dibuat
untuk menjawab permasalahan, tantangan dan kebutuhan, dengan memegang
prinsip “Money follows program” (anggaran harus mengikuti program) dalam
proses penyusunan program kerja madrasah dan mampu mencapai kualitas belanja
sehingga dana BOS dipastikan digunakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas
yang berpengaruh terhadap mutu madrasah. Artinya, melalui aplikasi EDM e-
RKAM ini akan memberikan peluang terciptanya pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel dalam mengelola dana BOS dan dana lainnya, yang
juga proses pengelolaannya dapat dipantau secara berjenjang mulai dari tingkat
satuan madrasah hingga pusat. (Tim PMU, 2020a).
Kementerian Agama Kabupaten Ciamis secara bertahap telah menerapkan
Aplikasi EDM e-RKAM ini di 100 Madrasah Pilot Project Tahap 1 Tahun 2020
di Kabupaten Ciamis (Tim PMU REP-MEQR, 2020a). Penerapan Aplikasi EDM
e-RKAM ini terlaksana melalui beberapa tahapan, seperti pembentukan Tim Inti
Madrasah, pelaksanaan bimbingan teknis secara berjenjang, hingga pendampingan
teknis ke masing-masing madrasah untuk memastikan setiap madrasah dapat
menerapakan tahapan penggunaan aplikasi EDM e-RKAM sesuai dengan
pedoman, seperti menggunakan instrumen EDM dan menyusun RKAM
berdasarkan hasil EDM dengan tepat (Tim PMU REP-MEQR, 2020c).
Sejak diterapkannya aplikasi ini, dapat dilihat beberapa kemajuan madrasah
dalam menyusun RKAM berdasarkan hasil EDM. Namun, masih ditemukan
beberapa permasalahan, seperti terjadinya rangkap tugas dan ketidaksesuaian
dalam melaksanakan prosedur dalam proses pengelolaan keuangan melalui
aplikasi EDM e-RKAM ini. Selain itu, cukup banyak fenomena tentang adanya
penerapan teknologi pada lingkungan kerja lembaga atau perusahaan, yang justru
memberikan pengaruh negatif bersebab kerumitan dalam mengoperasikan dan
memelihara sistem informasi (Sopyan et al., 2021). Sehingga demikian, bahwa
kunci kesuksesan penerapan transformasi digital tidak hanya terletak pada kualitas

4
aplikasi, tetapi juga dipengaruhi oleh kesuksesan melakukan manajemen
perubahannya (Sa’idu, 2021).
Berdasarkan hasil Analisis pelaksanaan penerapan Aplikasi EDM e-RKAM
di Kabupaten Semarang yang diteliti oleh Nur Sa’idu, ditemukan bahwa ada
beberapa permasalahan yang dihadapi Tim Inti Madrasah, dimana TIM belum
terbiasa dengan aplikasi G-Suite for education’s, EDM dan e-RKAM karena ini
merupakan hal baru. Mereka juga seringkali terkendala jaringan saat
mengoperasikan aplikasi ini (Sa’idu, 2021)
Hasil riset dokumen dan beberapa penjelasan yang disampaikan Tim Inti
Kabupaten Kemenag Ciamis mengenai penerapan EDM e-RKAM di Madrasah
Kabupaten Ciamis, terdapat kendala yang bersifat internal dari sistem aplikasinya
dan kendala eksternal dari change management nya (Tim Inti Kabupaten, 2021).
Artinya, terdapat kinerja Tim inti Madrasah yang masih tumpang tindih serta
kurangnya keterampilan beberapa TIM dalam pengoperasian Aplikasi (Tim Inti
Kabupaten, 2021).
Untuk menghasilkan efektivitas pengelolaan keuangan madrasah yang
berkualitas dengan menggunakan aplikasi e-RKAM tentunya membutuhkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam lembaga pendidikan. SDM yang berkualitas berarti
SDM yang memiliki kompetensi berupa pemahaman dalam pengelolaan keuangan
BOS madrasah serta penguasaan penggunaan aplikasi yang ada.
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, peneliti ingin meneliti lebih
mendalam gejala yang terjadi di lingkungan madrasah sasaran (Pilot Project)
Tahun 2020 yang telah menerapkan Aplikasi EDM e-RKAM terhadap efektivitas
pengelolaan keuangan BOS, lebih khusus ingin meneliti apakah ada hubungan
yang signifikan antara penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dengan Efektivitas
Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah. Oleh sebab itu, peneliti ingin
melaksanakan penelitian dengan judul “ Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM
Hubungannya dengan Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah
(Penelitian di Madrasah Tsanawiyyah Swasta Pilot Project Tahun 2020 di
Kabupaten Ciamis)”

5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM di Madrasah Tsanawiyah Pilot
Project Tahun 2020 Kabupaten Ciamis?
2. Bagaimana Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS di Madrasah Tsanawiyah
Pilot Project Tahun 2020 Kabupaten Ciamis?
3. Bagaimana Hubungan Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dengan Efektivitas
Pengelolaan Keuangan BOS di Madrasah Tsanawiyah Pilot Project Tahun
2020 Kabupaten Ciamis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Penerapan Aplikasi EDM-eRKAM di Madrasah
Tsanawiyah Pilot Project Tahun 2020 Kabupaten Ciamis
2. Untuk mengidentifikasi Efektivitas Pengelolaan keuangan BOS di Madrasah
Tsanawiyah Pilot Project Tahun 2020 Kabupaten Ciamis
3. Untuk menganalisis dan membuktikan Hubungan Penerapan Aplikasi EDM-
eRKAM dengan Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS madrasah di
Madrasah Tsanawiyah Pilot Project Tahun 2020 Kabupaten Ciamis
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan informasi bagi pengelola lembaga pendidikan yang dapat
digunakan sebagai dasar dan evaluasi untuk menentukan strategi dalam upaya
meningkatkan kualitas madrasah, khususnya dalam pemanafaatan teknologi
digtalisasi aplikasi EDM dan e-RKAM agar lebih tepat dan berkembang, serta
menambahkan referensi untuk efektivitas pengelolaan keuangan BOS
dimadrasah agar terlaksana dengan baik sesuai kebijakan yang tertera.
2. Manfaat Praktis

6
a. Madrasah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif untuk
meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan Aplikasi EDM dan
e-RKAM secara optimal dan peningkatan efektivitas pengelolaan keuangan
BOS di Madrasah Kabupaten Ciamis.
b. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan
baru, wawasan dan pengalaman yang sangat berharga serta bermanfaat bagi
peneliti sebagai calon manajer pendidikan.
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang berjudul Hubungan Penerapan Aplikasi
EDM e-RKAM dengan Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah
(Penelitian di Madrasah Tsanawiyah Swasta Pilot Project Tahun 2020 di
Kabupaten Ciamis), 1 variabel bebas yaitu Penerapan Aplikasi EDM & e-RKAM,
dan 1 variabel terikat yaitu Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah
Untuk mengantisipasi terlalu luasnya ruang lingkup permasalahan penelitian
ini, maka peneliti perlu membatasi permasalahan penelitiannya, yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian ini tidak menggunakan variabel lain selain variabel Hubungan
Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dengan Efektivitas Pengelolaan Keuangan
BOS Madrasah
2. Penerapan Aplikasi EDM & e-RKAM dengan Efektivitas Pengelolaan
Keuangan BOS Madrasah dengan angket atau kuesioner.
3. Objek penelitian hanya pada Tim inti Madrasah EDM e-RKAM di Madrasah
Tsanawiyah Swasta yang menjadi pilot project Tahun 2020 di Kabupaten
Ciamis
F. Kerangka Berpikir
Kementerian Agama telah mengembangkan platform digital untuk
mempermudah madrasah dalam melaksanakan evaluasi diri sebagai dasar
penyusunan RKAM. Platform yang selanjutnya disebut EDM e-RKAM ini adalah
langkah tepat untuk mendorong tata kelola pendidikan yang efektif dan efisien.

7
Dimana kepala madrasah dan para guru tidak akan tersita waktu dan tenaganya
hanya dalam pembuatan laporan saja, namun dapat lebih fokus dalam proses
pengembangan mutu pembelajaran di madrasah nya. (Sa’idu, 2021).
Selanjutnya, EDM adalah proses penilaian mutu penyelenggaraan
pendidikan menurut indikator kunci yang mengacu pada 8 SNP (Standar Nasional
Pendidikan). Melalui EDM, madrasah dapat mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan madrasah, serta mengetahui aspek-aspek yang perlu ditingkatkannya.
Dan hasil EDM akan dipakai sebagai bahan untuk menetapkan jenis-jenis
program atau kegiatan prioritas dalam menyusun rencana peningkatan dan
pengembangan madrasah yang dituangkan dalam aplikasi EDM e-RKAM. (Tim
PMU, 2020b).
Maka dari itu, aplikasi EDM e-RKAM adalah aplikasi pengelolaan
keuangan madrasah, dari proses perencanaan penganggaran, penatausahaan dan
pelaporan yang bisa diakses secara online maupun semi online. Tujuan hadirnya
aplikasi ini, supaya madrasah mampu menghasilkan informasi keuangan berupa
dokumen perencanaan, penatausahaan dan pelaporan yang akurat, tepat waktu,
akuntabel, transparan, efisien dan efektif. Adapun manfaatnya adalah sebagai
salah satu instrument pengambilan keputusan bagi madrasah, kabupaten/kota,
provinsi dan pusat sehingga mampu meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan
dan pendidikan di madrasah (Tim PMU, 2020a). Dalam aplikasi ini, menu EDM
merupakan salah satu menu yang tersedia dan harus disusun oleh madrasah
sehingga EDM dan RKAM dapat dikerjakan secara online dan terintegrasi.
Aplikasi EDM e-RKAM dibuat untuk menjawab permasalahan, tantangan
dan kebutuhan, dengan memegang prinsip “Money follows program” (anggaran
harus mengikuti program) dalam proses penyusunan program kerja madrasah dan
mampu mencapai kualitas belanja sehingga dana BOS dipastikan digunakan untuk
membiayai aktivitas-aktivitas yang berpengaruh terhadap mutu madrasah.
Artinya, melalui aplikasi EDM e-RKAM ini akan memberikan peluang
terciptanya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel dalam
mengelola dana BOS dan dana lainnya, yang juga proses pengelolaannya dapat

8
dipantau secara berjenjang mulai dari tingkat satuan madrasah hingga pusat. (Tim
PMU, 2020a)
Adapun beberapa tahap yang harus dilalui oleh Madrasah sebelum
diterapkannya Aplikasi EDM e-RKAM ini adalah sebagai berikut: 1)
Pembentukan Tim Inti Madrasah (TIM) meliputi 3 (tiga) anggota yakni Kepala
Madrasah, Bendahara, dan staff operator; 2) Pelatihan/Bimbingan Teknis
(Bimtek) TIM ; 3) Penerapan: Penyusunan EDM, ; 4) Pendampingan (Tim PMU
REP-MEQR, 2020c).
Tahapan-tahapan dalam proses penerapan EDM e-RKAM di Madrasah
berdasarkan juknis yang dibuat oleh Tim Project Management Unit (PMU)
Realizing Education’s Promise- Madrasah Education Quality Reform meliputi
beberapa tahapan yakni: a) Penyusunan dan Pengisian EDM; b) Usulan Rencana
Kegiatan Prioritas; c) Penyusunan Rencana Pendapatan; d) Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Madrasah; e) Realisasi Pendapatan; f) Realisasi Pengeluaran
Kegiatan; g) Realisasi pengeluaran Pajak; h) Realisasi Pindah Buku; i) Realisasi
Output Kegiatan; dan j) Laporan (Tim PMU, 2020a).
Banyak riset dan penelitian yang telah dilakukan untuk meneliti aspek
perilaku dalam penerapan sebuah sistem informasi. Salah satu model yang
terkenal adalah model yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean (1992) yang
dikenal dengan Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean.
DeLone dan McLean (1992), melakukan studi yang mendalam terhadap
literature tentang kesuksesan penerapan sistem informasi manajemen. Temuannya
adalah bahwa kesuksesan sebuah sistem informasi manajemen dapat diwakili oleh
karakteristik kualitatif dari sistem informasinya, kualitas output dari sistem
informasi, konsumsi terhadap output, respon pengguna terhadap sistem, pengaruh
sistem informasi terhadap kebiasaan pengguna, dan pengaruhnya terhadap kinerja
organisasi (Sanjaya & Febian S.A, 2011).
Maka dari itu, penulis memakai pengukuran keberhasilan penerapan aplikasi
EDM e-RKAM dengan model DeLone dan McLean, sehingga diketahui tingkat
keberhasilan penerapannya. Model ini adalah salah satu model yang sederhana
tetapi dianggap cukup valid (Sanjaya & Febian S.A, 2011). Kelima faktor atau

9
pengukuran dari model ini adalah sebagai berikut : 1) Kualitas sistem (system
quality); 2) Penggunaan (use); 3) Kepuasan pemakai (user satisfaction) ; 4)
Dampak individu (individual impact); dan 5) Dampak organisasi (organizational
impact).
Berkaitan dengan Pengelolaan anggaran madrasah, bahwasannya
Pengelolaan pembiayaan yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan lembaga
pendidikan guna meningkatkan kualitasnya (Riinawati, 2021). Pengelolaan
keuangan lembaga pendidikan hendaknya dilakukan secara profesional. Artinya,
nilai-nilai keterbukaan dalam pengelolaan harus di dipertanggungjawabkan. Pihak
lembaga pendidikan harus mampu mengelola keuangan yang diperoleh dari
berbagai sumber dengan cermat, rinci, serta teliti, dengan pertimbangan akan
banyaknya kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam upaya pengembangan lembaga
pendidikan (Jamal & Syarifah, 2018).
Selain itu, keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya
yang secara langsung mendukung efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan. Bagian keuangan suatu lembaga pendidikan perlu dikelola sesuai
dengan prinsip pengelolaan keuangan dan prinsip akuntansi agar dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini penting,
terutama dalam konteks MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang memberikan
kewenangan kepala sekolah untuk menemukan dan memanfaatkan berbagai
sumber daya yang ada, karena pada umumnya pendidikan selalu menghadapi
masalah keterbatasan dana. (Suyati, 2020).
Dalam pengelolaan keuangan BOS di madrasah, terdapat beberapa indicator
yang perlu diperhatikan, yakni Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, hingga penilaian (Ma’ruf, 2019). Dana BOS yang dialokasikan ke
masing-masing sekolah merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, dan dana tersebut diserahkan langsung ke
sekolah dan dikelola sesuai kebutuhan sesuai dengan petunjuk teknis yang
ditetapkan oleh pemerintah (Yusra et al., 2021).
Efektivitas pengelolaan keuangan BOS sendiri merupakan suatu pengukuran
tingkat keberhasilan dalam mengelola dana sesuai dengan perencanaan,

10
pelaksanaan, dan pengawasan (Nurmalasari & Supriyadi, 2020). Indikator dari
Efektivitas memiliki banyak pendekatan. Adapun berdasarkan pada teori
efektivitas oleh Sugiyono dalam Budiani, indikatornya yakni: a) ketepatan sasaran
program; b) sosialisasi Program; c) tujuan program; d) pemantauan program
(Aklima, 2020).
Sedangkan pengukuran efektivitas menurut Duncan dalam Richard M.
Steers (2005:64) menyatakan ada 3 indikator dalam menentukan sebuah
efektivitas, yakni :
1. Pencapaian Tujuan; yang terdiri dari 2 sub-indikator; yaitu: kurun waktu dan
sasaran yang merupakan target konkrit.
2. Integrasi; yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi
untuk mengadakan sosialisasi atau komunikasi dan pengembangan konsensus.
Integrasi menyangkut proses sosialisasi
3. Adaptasi: kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya yang berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan program dengan
keadaan di lapangan. Sehingga digunakan tolak ukur proses pengadaan dan
pengisian tenaga kerja (Nurmalasari & Supriyadi, 2020).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator efektivitas Duncan
yang dikutip Richard M. Steers. Alasannya bahwa keseluruhan dari teori tersebut
sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan yaitu efektivitas pengelolaan
keuangan BOS di Madrasah.
Adapun rencana kegiatan anggaran madrasah (RKAM) dipakai agar tidak
terjadi penyimpangan dalam pengelolaan anggaran, sehingga terwujud
manajemen efektif, efisien, akuntabel dan transparan (Budiman, 2020).
Penyusunan RKAM merupakan salah satu tahapan dalam pengelolaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mempengaruhi keberhasilan program
BOS. Pengelolaan dana BOS yang baik tentunya merupakan suatu keberhasilan
sekolah dalam mengelola dana BOS, melalui suatu proses kerjasama yang
sistematis mulai perencanaan, dari pelaksanaan, sampai dengan evaluasi
(Saisarani & Sinarwati, 2021).

11
Sebuah studi oleh Otieno et al. (2016), penelitian di beberapa sekolah di
Kenya menunjukkan bahwa tim manajemen keuangan sekolah perlu dilatih dalam
mengelola keuangan untuk menghindari masalah. Akibatnya, kebijakan
pendanaan sekolah dilaksanakan dengan sangat efektif. Terlihat bahwa
pengelolaan keuangan dana pendidikan oleh lembaga pendidikan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif (Riinawati, 2021).
Aplikasi EDM e-RKAM hadir untuk menjawab permasalahan, tantangan
dan kebutuhan, dengan memegang prinsip “Money follows program” (anggaran
harus mengikuti program) dalam proses penyusunan program kerja madrasah,
sehingga pengelolaan keuangan BOS di Madrasah menjadi efektif dan efisien.
Lebih lanjut dengan diterapkannya aplikasi EDM e-RKAM disetiap madrasah,
maka secara otomatis setiap sumber daya manusia dalam upaya pengelolaan
keuangan BOS madrasah akan mendapatkan pelatihan dan bimbingan teknis
(Bimtek) tim inti madrasah secara berkala berkaitan dengan penyusunan EDM
dan RKAM yang tepat, pengoperasian aplikasi hingga pendampingan (Tim PMU
REP-MEQR, 2020c).
Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan dengan bagan berikut ini:
Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah Teori Duncan dalam Richard
Penerapan Aplikasi EDM e- RKAM (Variabel Y)
Teori DeLone & McLean (1992) (Variabel X)

Kualitas sistem
Penggunaan Pencapaian Tujuan
Kepuasan Penggunaan Hubungan Integrasi
Dampak Individu Adaptasi

Gambar 1. 1 Skema Hubungan Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dengan


Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan suatu penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

12
Hipotesis juga dirumuskan guna menggambarkan hubungan antara dua variabel
yaitu variabel enyebab dan variabel akibat (Arikunto, 1992: 62-64).
Adapun pada penelitian ini, hipotesi yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Kerja (Ha) atau hipotesis alternatif pada penelitian ini adalah
“Terdapat Hubungan/Kolerasi positif yang signifikan antara Penerapan
Aplikasi EDM e-RKAM dengan Efektivitas Pengelolaan keuangan BOS di
Madrasah”
2. Hipotesis Nihil (Ho) atau hipotesis nol pada penelitian ini adalah, “ Tidak
Terdapat Hubungan/Kolerasi positif yang signifikan antara Penerapan Aplikasi
EDM e-RKAM dengan Efektivitas Pengelolaan keuangan BOS di Madrasah”
H. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Sebagaimana hasil penelusuran kepustakaan, peneliti menemukan beberapa
penelitian sebelumnya yang relevan dengan pokok bahasan ini, tapi dengan
perspektif fokus yang berbeda. Beberapa diantaranya memiliki persamaan serta
perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian Nur Sa’idu tahun 2021, selaku Pengawas Madrasah Kementerian
Agama Kabupaten Semarang yang berjudul “ Implementasi Aplikasi EDM dan
e-RKAM dengan Menggunakan Aplikasi G-Suite For Education pada
Madrasah Sasaran Proyek Realizing Education’s Promise- Madrasah
Education Quality reform (REP-MEQR) IBRD Loan Number: 8922-Id Th.
2020-2024”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau
mendiskripsikan implementasi Bimtek EDM dan e-RKAM REP-MEQR
berupa pelaksanaan Bimtek yang mencakup pelatihan, ketepatan waktu,
suasana, kelengkapan materi, pelayanan /sikap pada kegiatan Bimtek.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Metode pelaksanaan kegiatan Bimtek EDM dan e-RKAM adalah dalam bentuk
diseminasi Bimbingan Teknis Penggunaan Aplikasi G-Suite for Educatiaon,
EDM dan e- RKAM untuk dapat diadopsi madrasah sasaran baik penggunaan
G-Suite for Education maupun kemapuan keterampilan dalam menjelaskan
berbagai menu dalam aplikasi EDM dan e-RKAM kepada Tim Inti Madrasah

13
sebagai sasaran Bimtek EDM dan e-RKAM tahun 2020. Dengan demikian
perlu adanya studi lapangan sebagai langkah koordinasi dan komunikasi
rancangan yang relavan dengan kondisi tempat dilaksanakan Bimtek EDM dan
e-RKAM berkaiatan medan tempat dilaksanakan (Sa’idu, 2021).
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegaiatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan
bimtek implementasi aplikasi EDM e-RKAM dengan menggunakan Aplikasi
G-Suite for Education pada Madrasah Sasaran REP-MQR Kabupaten
Semarang 2020, dapat dilaksanakan dengan baik melalui tugas TIK dalam
melatih dan membimbing peserta guna memanfaatkan aplikasi Learning
Manajemen System (LMS) berupa G-Suite for Education dengan Google
Classroom melalui tahapan materi pelaksanaan mengunakan sistem blended
atau hybrid yang menggabungkan sistem syncronus asyncronus dengan hasil
akhir yang dicapai baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dijelaskan
sebagai ukuran keberhasilan Bimtek, yaitu: (a) Tingkat efektivitas pelaksanaan
Bimtek sangat tinggi terbukti setiap peserta TIM terampil menggunakan berupa
G-Suite for Education dalam memanfaatkan, menerapakan pada aplikasi EDM
e-RKAM sesusai tugas fungsi akun peserta Bimtek masing-masing (b)
Kompetensi Tim Inti Kabupaten (TIK) dalam menfasilitasi pelaksanaan
pelatihan Bimtek EDM e- RKAM dapat berjalan secara optimal dengan tujuan
menciptakan sumber daya Tim Inti Madrasah yang kompeten dalam penerapan
EDM dan e-RKAM sesuai skenario dan tahapan, langkah-langkah penerapan
materi Bimtek bagi peserta dalam menjalankan tugas sesuai tugas fungsi
akunnya. (c) Peserta pelatihan Bimtek TIM telah mampu mengembangkan
pengetahuan dengan analisis hasil EDM dalam menyusun rencana anggaran,
penganggaran, dan laporan kegiatan anggaran terbukti dengan hasil penyerapan
anggaran bos madrasah tahap 1 tahun 2021 dengan tingkat realisasi anggaran
100%(Sa’idu, 2021).
Pada penelitian tersebut terdapat banyak perbedaan, dimana peneliti tersebut
menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriktif, sedangkan
peneliti menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Selain daripada itu,
pembahasan pada jurnal ini lebih kepada implementasi Bimtek EDM dan e-

14
RKAM meliputi pelaksanaan Bimtek yang mencakup pelatihan, ketepatan
waktu, suasana, kelengkapan materi, pelayanan /sikap pada kegiatan Bimtek,
sedangkan penelitian penulis fokus kepada penerapan Aplikasi EDM e-RKAM
setelah bimtek. Adapun persamaannya ialah terdapat variabel yang sama
mengenai Aplikasi EDM e-RKAM di Madrasah Pilot Project.
2. Penelitian Iga Sri Moerni & Arief Darmawan tahun 2021. Program Studi
Magister Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya pada Jurnal PRAJA Observer: Jurnal Penelitian
Administrasi Publik yang berjudul : “Analisis Efektivitas Pengelolaan Dana
BOS di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik”. Tujuan
dari penelitian ini guna menggambarkan fenomena yang terjadi pada tempat
tertentu, dan fokus pada pengukuran tingkat efektivitas, masalah serta upaya
mengatasi masalah dana BOS di tahun 2019. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
melibatkan 93 informan yang terdiri dari tiga perwakilan dari 31 lembaga
Madrasah Ibtidaiyyah yang meliputi Kepala Sekolah, kepala tata usaha dan
bendahara. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner,
dokumentasi serta wawancara. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : a)
Dilihat dari empat faktor yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan dana
BOS yaitu perencanaan, pengalokasian, penyaluran, pelaporan dan
pertanggungjawaban dana BOS, maka pengelolaan dana BOS pada tingkat MI
di Kabupaten Gresik Kabupaten Manyar sudah efektif dilaksanakan; b) Bukti
untuk penilaian diambil dari rata-rata 31 kuesioner instansi MI yang diisi oleh
93 responden c) Faktor alokasi dana BOS berpengaruh kuat terhadap
efektivitas pengelolaan dana BOS, dan terdapat bukti bahwa rata-rata hasil uji
efektivitas responden 3.83 setuju d) Rata-rata pengelolaan dana BOS sesuai
dengan Tabel Komponen dan Item Pembiayaan dalam Petunjuk Teknis No.
511 Tahun 2019(Moerni & Darmawan, 2021).
Pada penelitian ini terdapat beberapa persamaan, dimana peneliti dalam
Pengumpulan data menggunakan Kuesioner, pada fokus peneliatan variable
yang sama yaitu Efektivitas Pengelolaan BOS dan Objek penelitian yang cukup

15
sama yaitu di Madrasah, walaupun berbeda jenjang. Sedangkan perbedaannya
bahwa Jenis Penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif, Indikator dari
efektivitas yang diteliti berbeda, yakni aspek perencanaan, pengalokasian,
penyaluran, pelaporan, dan pertanggung jawaban. Sedangkan peneliti lebih
kepada indicator Perumusan Tujuan, Integrasi dan Adaptasi dari Pengelolaan
Dana BOS Madrasah.
3. Penelitian Egit Gunadi tahun 2017. Jurusan Manajemen Ekonomi, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar pada Skripsi: “Pengaruh Penerapan Sistem
Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa (Studi pada satuan kerja
perangkat daerah kab Gowa).”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh dari penerapan SIMDA keuangan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah Kab Gowa. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji
validitas, uji realibitas, regresi linear sederhana, uji f dengan menggunakan
SPSS versi 21. Desain penelitiannya adalah kuantitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling
terhadap 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Sistem
informasi manajemen daerah (SIMDA) Keuangan berpengaruh secara
signifikan terhadap Kualitas laporan keuangan Pemerintah Kab Gowa.
Pada penelitian ini terdapat beberapa persamaan, dimana penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, pada fokus peneliatan variable yang cukup
sama yaitu tentang Penerapan sebuah Aplikasi pengelolaan keuangan.
Sedangkan perbedaannya adalah dari objek penelitian dimana pada penelitian
skripsi ini yang dijadikan objek penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Gowa, sedangakn peneliti sedniri menjadikan Madrasah
Swasta sebagai objek penelitiannya. Kemudian perbedaan lain pada indicator
penerapan aplikasi keuangan, dimana pada penelitian skripsi ini menggunakan
indikator ketersediaan komputer, software, jaringan internet, serta sister
akuntansi SKPD. Sedangkan peneliti lebih kepada indikator kesuksesan
penerapan aplikasi dari model DeLone & McLean (Gunadi, 2017)

16
Tabel 1. 1 Orisinalitas Penelitian

Nama Peneliti,
Judul, Penerbit Orisinalitas
No. Persamaan Perbedaan
dan Tahun Penelitian
Penelitian
1. Nur Saidu, Terdapat Variabel - Jenis Penelitian yang Variabel
Implementasi yang sama mengenai digunakan adalah Penerapan
Aplikasi EDM Aplikasi EDM e- penelitian Kualitatif. Aplikasi EDM
dan e-RKAM RKAM pada - Pembahasan pada e-RKAM
dengan Madrasah Sasaran jurnal ini lebih kepada sebagai
Menggunakan implementasi Bimtek variabel
Aplikasi G-Suite EDM dan e-RKAM, independen
For Education sedangkan penelitian
pada Madrasah penulis fokus kepada
Sasaran Proyek penerapan Aplikasi
REP-MEQR EDM e-RKAM
IBRD Loan setelah bimtek.
Number: 8922-Id
Th. 2020-2024.
STRATEGY:
Jurnal Inovasi
Strategi dan
Model
Pembelajaran,
2021.

17
2. Iga Sri Moerni & - Pengumpulan data - Jenis Penelitian
Arief Darmawan, dengan Kuesioner menggunakan
Analisis - Terdapat fokus Penelitian Kualitatif
Efektivitas penelitian variabel - Indikator dari
Pengelolaan Dana yang sama yaitu efektivitas yang
BOS di Madrasah Efektivitas diteliti berbeda, yakni
Variabel
Ibtidaiyah Pengelolaan BOS aspek perencanaan,
Efektivitas
Kecamatan - Objek penelitian pengalokasian,
Pengelolaan
Manyar yang cukup sama penyaluran,
Keuangan
Kabupaten yaitu di Madrasah, pelaporan, dan
BOS Madrasah
Gresik. walaupun berbeda pertanggung jawaban.
sebagai
PRAJA Observer: jenjang Sedangkan peneliti
variabel
Jurnal Penelitian lebih kepada indicator
dependen
Administrasi Perumusan Tujuan,
Publik, Vol. 1 No. Integrasi dan Adaptasi
1 (2021) dari Pengelolaan Dana
BOS Madrasah.

18
3 Egit Gunadi tahun - Penelitian ini - Objek penelitian
2017. Jurusan merupakan dimana pada penelitian
Manajemen penelitian skripsi ini yang
Ekonomi Fakultas kuantitatif dijadikan objek
Ekonomi Dan - Fokus peneliatan penelitian adalah
Bisnis Islam variabel yang Satuan Kerja
Universitas Islam cukup sama yaitu Perangkat Daerah
Negeri Alauddin tentang Penerapan Kabupaten Gowa,
Makassar pada sebuah Aplikasi - Indicator penerapan
Skripsi : pengelolaan aplikasi keuangan,
“Pengaruh keuangan meliputi indicator
Penerapan ketersediaan komputer, - Objek kajian
(SIMDA) tersedianya software, peneliti pada
terhadap Kualitas tersedianya jaringan Tim Inti
Laporan internet, dan sister Madrasah di
Keuangan akuntansi SKPD. Madrasah
Pemerintah Tsanawiyyah
Daerah Swasta Pilot
Kabupaten Gowa Project Tahap
1 Tahun 2020
Kabupaten
Ciamis

19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM di Madrasah


1. Pelaksanaan Evaluasi Diri Madrasah (EDM)
a. Pengertian Evaluasi Diri Madrasah (EDM)
Evaluasi merupakan proses pengumpulan serta pemrosesan data dan
informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan,
pengelolaan, serta pengembangan sekolah. Salah satu evaluasi terpenting
dalam pendidikan adalah evaluasi diri yang dilakukan bertahap dan terus
menerus, pada seluruh komponen-komponen pendidikan (Rahmadi, 2021).
Evaluasi diri sekolah/ madrasah atau dalam bahasa inggris disebut School
Self Evaluation (SEE) merupakan proses tanggung jawab sekolah dalam
mengevaluasi kemajuan dan mendorong sekolah untuk menetapkan prioritas
peningkatan mutu sekolah (Rahmadi, 2021). Selaras dengan apa yang terdapat
pada buku pedoman umum pelaksanaan EDM, bahwa EDM merupakan proses
penilaian mutu penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan oleh pemangku
kepentingan ditingkat madrasah dengan berpedoman pada beberapa indikator
kunci yang mengacu kepada delapan standar nasional pendidikan (SNP).
Melalui pelaksanaan EDM, madrasah mampu mengetahui aspek apa saja yang
perlu ditingkatkan, serta mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan madrasah.
Tentunya, hasil EDM akan digunakan sebagai bahan untuk menetapkan jenis-
jenis program/kegiatan prioritas dalam penyusunan rencana peningkatan dan
pengembangan madrasah yang dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran
madrasah (RKAM) (Tim PMU REP-MEQR, 2020b).
EDM adalah alat dan proses untuk menilai secara jujur, internal, dan
tentunya berkesinambungan yang berpedoman pada delapan SNP yang
hasilnya merupakan dasar daripada penyusunan RKAM guna meningkatkan
mutu pendidikan di madrasah secara konsisten. Ruang lingkup evaluasi diri
madrasah meliputi delapan SNP yakni: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana

20
prasarana, standar pengelolaan standar pembiayaan dan standar penilaian
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, 2013). Adapun alat yang digunakan untuk
mengukur ketercapaian standar mutu pada satuan pendidikan adalan instrumen
EDM yang meliputi instrumen standar, komponen, indikator, deskripsi
indikator, bukti fisik, tahapan dan rekomendasi (Chandra Pamungkas, 2020).
Dalam proses penerapan EDM, dibutuhkan optimalisasi kebersaamaan
serta kemauan dari setiap pihak baik itu kepala madrasah, tenaga pendidik
kependidikan, siswa, dan para orang tua siswa supaya lebih terbuka serta jujur
atas kekurangan yang masih ada pada madrasah.
b. Manfaat Evaluasi Diri Madrasah (EDM)
Pada prinsipnya, EDM merupakan penilaian yang dilakukan oleh warga
madrasah dengan penuh kesadaran serta kejujuran yang kemudian digunakan
sebagai bahan perbaikan mutu pendidikan. Dengan melaksanakan EDM, maka
madrasah akan mendapatkan manfaat sebagai berikut (Tim PMU REP-MEQR,
2020b): 1) mengetahui tingkat pencapaian kinerja madrasah; 2) mengetahui
kekuatan, kelemahan serta tantangan yang ada pada madrasah; 3) mengetahui
peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai keberhasilan serta
melakukan penyesuaian program yang ada; 4) mengetahui jenis kebutuhan
yang diperlukan guna memperbaiki mutu; 5) mampu mengidentifikasi program
prioritas bagi peningkatan kinerja madrasah; serta 6) bahan penyusunan
RKAM.
c. Proses Penyusunan EDM
EDM di setiap madrasah merupakan tanggung jawab kepala madrasah
dan dilakukan oleh Tim inti Madrasah (TIM). Dalam proses pelaksanaannya,
TIM akan dibantu oleh operator madrasah yang menangani pendataan
madrasah dan program BOS. Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan
dalam proses penyusunan EDM, yaitu sebagai berikut: 1) EDM dilakukan
secara rutin setiap tahun; 2) EDM harus disusun berdasarkan data fakta objektif

2
karena akan digunakan oleh madrasah guna memperbaiki madrasah itu sendiri;
3) Hasill EDM terbuka untuk diketahui semua pihak.
Adapun penyusunan EDM haruslah mengikuti tahapan sebagai berikut
(Tim PMU REP-MEQR, 2020b):
1) Kepala madrasah membentuk TIM yang dituangkan dalam bentuk Surat
Keputusan Kepala Madrasah, dengan susunan keanggotaannya: a)
Penanggung jawab yakni kepala madrasah itu sendiri; b) ketua yaitu
salah satu wakil kepala madrasah, dan c) anggota yang meliputi
perwakilan guru, komite madrasah, orangtua siswa serta perwakilan
siswa/osis. Jika memang diharuskan, maka madrasah dapat melibatkan
tokoh masyarakat ataupun tokoh agama diluar komite madrasah.
2) Melakukan sosialisasi serta pelatihan kepada TIM terkait pentingnya
EDM, pemahaman indikator dalam instrumen EDM serta cara pengisian
instrumen dan pemanfaatan hasil EDM.
3) Tim Penjamin Mutu (TPM) mengumpulkan data, informasi, serta bukti
fisik dari beragam sumber yang relevan sebagai dasar penilaian indikator
yang ada dalam instrumen. Kemudian, TPM mendiskusikan dan
menetapkan level setiap indikator berdasarkan data, informasi dan bukti
fisik.
4) TIM dibantu oleh operator madrasah mengisi instrumen yang tersedia
secara online atau semi online berdasarkan data, informasi dan bukti fisik
yang dikumpulkan.
5) Kepala Madrasah menyetujui hasil isian EDM melalui form yang
tersedia. Selanjutnya, TPM mengirim hasil pengisian EDM yang sudah
disetujui oleh Kepala Madrasah.
6) Laporan hasil EDM secara online akan secara otomatis terkirim ke unit-
unit yang sudah ada dalam sistem, sedangkan EDM yang melalui semi
online akan diatur

2
2. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Madrasah (RKAM)
Rencana Kerja Anggaran Madrasah (RKAM) adalah rencana biaya dan
pendanaan untuk suatu program atau kegiatan tahun anggaran, baik yang bersifat
strategis maupun rutin, yang diterima dan dikelola langsung oleh madrasah
(Dirjen Pendis, 2020). Fungsi dan peran sekolah menekankan pada kemampuan
merumuskan rencana dan proyek sekolah, menyusun rencana anggaran sekolah,
mengelola sekolah sesuai dengan rencana dan anggaran sekolah, serta melibatkan
masyarakat dalam pengelolaannya (Sagala, 2017).
PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Pasal 50 dan 51) secara tegas mengatur bahwa satuan pendidikan
wajib merumuskan dan menetapkan kebijakan pendidikan sesuai dengan
kompetensinya. Salah satu kebijakan pendidikan yang dirumuskan adalah rencana
kerja tahunan dan anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan.
Untuk jelasnya, pemerintah mengharapkan sektor pendidikan dapat mendukung
sistem pendidikan nasional yang efektif, efisien dan akuntabel. Adanya rencana
kegiatan sekolah (beserta anggarannya) akan memudahkan sekolah untuk
memahami secara rinci tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
dan kewajiban sekolah. Selain itu, penyusunan RKAM juga memberikan
dukungan terhadap dipertimbangkannya harapan-harapan para pemangku
kepentingan sekolah baik internal maupun eksternal, tanpa mengabaikan kondisi
nyata sekolah.
RKAM adalah bagian dari RPM (Rencana Pengembangan madrasah/
rencana jangka panjang). Bagian lainnya adalah RKM (rencana kerja madrasah/
rencana jangka menengah) yang mana menggambarkan program-program
sekolah dalam kurun waktu empat tahun, sehingga cakupannya lebih bersifat
umum dan mengacu kepada standar nasional pendidikan. Sedangkan RKAM
adalah penjabaran operasional dari RKM, dimana isi program RKAM lebih detail
dan lebih berjangka waktu pendek atau satu tahun.
Ketentuan mendasar dalam penyusunan RKAM adalah tidak boleh
menyimpang dari RKM. Adapun ketentuan lainnya adalah sebagai berikut: a)
Penggunaan strategi Analisis SWOT; b) Analisis SWOT digunakan setiap tahun;

2
c) RKAM merupakan penjabaran dari RKM; d) Program yang direncakan bersifat
lebih operasional; e) Ada benang merah antara tujuan empat tahun dan sasaran
satu tahunan; dan f) Rencana dan program sekolah harus memerhatikan hasil
analisis SWOT.
3. EDM dan keterkaitannya dengan e-RKAM
Evaluasi diri madrasah (EDM) adalah proses penilaian kualitas pendidikan
yang dilakukan oleh pemangku kepentingan di tingkat madrasah terhadap
indikator utama yang mengacu pada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Melalui EDM, madrasah dapat mengidentifikasi aspek untuk perbaikan dan dapat
mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan yang ada di madrasah. Hasil EDM
akan digunakan sebagai bahan untuk menentukan jenis program/kegiatan prioritas
dalam menyusun rencana peningkatan dan pengembangan madrasah yang
dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran madrasah (Tim PMU, 2020a).
Berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan tersebut, madrasah
menentukan program, kegiatan dan sub kegiatan yang akan dilaksanakan.
Klasifikasi program, kegiatan dan sub kegiatan berdasarkan kelebihan dan
kekurangan tersebut adalah (Tim PMU, 2020a):
a. Berkaitan dengan indikator kinerja yang telah dicapai:
Program, kegiatan dan sub kegiatan untuk mempertahankan dan
meningkatkan aspek yang telah dicapai.
b. Berkaitan dengan indikator kinerja yang belum dicapai:
Program, kegiatan, dan sub kegiatan untuk menghilangkan/meminimalkan
penyebab tidak terpenuhinya indikator kinerja, sehingga indikator kinerja
dapat dicapai.
Program, kegiatan dan sub kegiatan yang telah diindentifikasi tersebut
selanjutnya dituangkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran madrasah,
yaitu:
a. Dokumen perencanaan penganggaran jangka menengah madrasah (RKJM =
Rencana Kerja Jangka Menengah), bagi madrasah yang belum memiliki
RKJM.
b. Untuk memutakhirkan RKJM yang telah ada.

2
c. Dituangkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan atau
RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah).
Dalam aplikasi e-RKAM, EDM merupakan salah satu menu yang tersedia
dan harus disusun oleh madrasah sehingga EDM dan RKAM dapat dikerjakan
secara online dan terintegrasi.
4. Fungsi dan Tanggung Jawab Tim Inti Madrasah
Tim Inti Madrasah (TIM) adalah pengembang penerapan EDM dan e-
RKAM tingkat madrasah yang kompeten. TIM ini dibentuk dan dilatih terlebih
dahulu selama kurang lebih satu minggu pada bimbingan teknis berjenjang yang
difasilitatori oleh Tim inti Kabupaten (TIK). TIM meliputi 3 orang tiap madrasah,
yang terdiri dari: a) Kepala Madrasah b) Bendahara madrasah c) Wakil Kepala
madrasah/Operator IT/Guru (TIM PMU REP-MEQR, 2021. hal 7).
Adapun fungsi dan tanggung jawab admin kepala madrasah adalah sebagai
berikut (Tim PMU, 2020a, p. 2) :
a. Menerima dan menyimpan nomor register e-RKAM.
b. Menyerahkan nomor register kepada kepala madrasah yang baru jika kepala
madrasah yang lama dimutasi ke tempat lain.
c. Melakukan register madrasah diaplikasi e-RKAM.
d. Mendaftarkan/Mengganti/Reset Password staf yang akan diberikan otoritas
untuk akses eRKAM. Jumlah staf yang dapat diberikan akses maksimal 8
orang.
e. Menghitung jumlah pendapatan berdasarkan sumber pendapatan.
f. Menentukan kegiatan dan sub kegiatan.
g. Melakukan persetujuan atas rincian biaya dan AKB (Anggaran Kas dan
Biaya) yang sudah disusun oleh staf.
h. Melakukan persetujuan atas nota yang dibuat oleh staf
Sedangkan untuk Fungsi dan Tanggung Jawab Admin Staf Madrasah
adalah:
a. Menghitung rincian biaya (komponen) serta menentukan jadwal
pelaksanaan (AKB) sub kegiatan yang telah disusun oleh kepala madrasah.
b. Membuat nota.

2
c. Membuat BKU (Buku Kas Umum) dan Buku Pembantu
5. Aplikasi EDM e-RKAM Madrasah dan Pengenalan Menu Admin
Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang semakin pesat telah
mempengaruhi sistem pengelolahan data dan sistem informasi pada entitas yang
melakukan pelaporan data keuangan. Untuk dapat mengawasi pengelolaan
keuangan secara efektif dan efisien, diperlukan suatu sistem informasi terpadu
yang dapat diandalkan, cepat dan tepat sehingga suatu kerangka dapat
terkoordinasi secara utuh dan dapat memberikan data yang solid dan relevan
(Ermawati, 2018).
Aplikasi e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis
elektronik), ini adalah aplikasi administrasi keuangan madrasah mulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian dan perincian yang dapat diperoleh baik secara
online maupun semi online. Tujuan dari e-RKAM adalah agar madrasah mampu
menghasilkan informasi keuangan berupa dokumen perencanaan, penatausahaan
dan pelaporan yang akurat, tepat waktu, akuntabel, transparan, efisien dan efektif.
Manfaat dari e-RKAM adalah sebagai salah satu instrument pengambilan
keputusan bagi madrasah, kabupaten/kota, provinsi dan pusat sehingga mampu
meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan pendidikan di madrasah (Tim
PMU, 2020a). Dalam aplikasi e-RKAM, menu EDM merupakan salah satu menu
yang tersedia dan harus disusun oleh madrasah sehingga EDM dan RKAM dapat
dikerjakan secara online dan terintegrasi.
Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM memiliki peluang besar dalam
meningkatkan efisiensi pembiayaan dan kualitas belanja madrasah untuk
memastikan anggaran belanja madrasah digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran (Tim PMU REP-MEQR, 2020c). Artinya, Aplikasi ini berpeluang
pula dalam pengelolaan dana BOS dan dana-dana lainnya secara transparan dan
akuntabel yang dapat dipantau secara berjenjang mulai tingkat Satuan Pendidikan
Madrasah, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, kanwil Kementrian Agama Provinsi
hingga pusat.Cukup dengan satu aplikasi, pengelola madrasah dapat membuat
usulan program kerja dengan berbasis kebutuhan (need assesment), bukan
keinginan semata (Tim PMU, 2020a).

2
Maka, dapat diambil garis besar bahwa tujuan program penerapan Aplikasi
EDM e-RKAM adalah sebagai berikut :
a. Pemanfaatan semua dana bantuan dapat di pantau baik di jenjang
kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat.
b. Kualitas lembaga pendidikan dapat ditingkatkan seiring kenaikan kualitas
perencanaan dan penganggaran.
Selanjutnya, berkaitan dengan aspek pembiayaan. Pembiayaan yang
dikeluarkan untuk penerapan Aplikasi e-RKAM dibiayai oleh negara dari
Bantuan Bank Dunia.
Adapun berkaitan dengan akses aplikasi, bahwasannya akses aplikasi ini
dibuat dalam 2 jenis akses, yakni akses secara online dan akses semi online.
Pertama, akses secara online, artinya akses ke aplikasi e-RKAM dilakukan secara
online melalui website dengan menggunakan PC/laptop maupun tablet dan
android melalui alamat web yang sudah ditentukan saat akan mengunakan aplikasi
untuk latihan dan untuk implementasi.. Kedua, akses semi online, yang artinya
aplikasi bisa diakses secara semi online untuk madrasah yang tidak mempunyai
akses internet di wilayahnya. Tahapan untuk jenis akses ini dimulai dari:
madrasah mengunduh aplikasi e-RKAM dari web kemenag, kemudian melakukan
pengisian e-RKAM secara offline. Selanjutnya, madrasah mengunggah kembali
aplikasi e-RKAM yang telah diisi ke web kemenag yang telah ditentukan (Tim
PMU, 2020a).
Beberapa fitur fitur penting yang harus dilalui dalam pengoperasian
Aplikasi EDM e-RKAM berdasarkan juknis yang dibuat oleh Tim Project
Management Unit (PMU) REP-MEQR adalah sebagai berikut: a) Penyusunan dan
Pengisian EDM; b) Usulan Rencana Kegiatan Prioritas; c) Penyusunan Rencana
Pendapatan; d) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah; e) Realisasi
Pendapatan; f) Realisasi Pengeluaran Kegiatan; g) Realisasi pengeluaran Pajak; h)
Realisasi Pindah Buku; i) Realisasi Output Kegiatan; dan j) Laporan (Tim PMU
REP-MEQR, 2020c).
Adapun pengoperasian e-RKAM oleh Tim Inti Madrasah secara online
adalah sebagai berikut (Tim PMU, 2020a):

2
a. Akses ke Web e-RKAM
1) Untuk latihan: https://erkam-latihan.kemenag.go.id
2) Untuk implementasi: https://erkam.kemenag.go.id
b. Pendaftaran dan Login
Pendaftaran hanya dilakukan saat pertama kali akses, dan akan
diinstruksikan untuk mengisi nomor register yang sudah suah dibagikan
kepada madrasah. Tahapan selanjutnya adalah mengisi data-data yang
dibutuhkan yaitu alamat, email madrasah, password, nama bendahara, NIK
serta email bendahara. NIK akan digunakan sebagai username pada saat
login. Sedangkan untuk pengisian data madrasah bisa terhubung dari emis
dan/atau diisi secara manual.

Gambar 2.1 Login & Daftar akun e-RKAM

c. Menu pada login Kepala Madrasah dan Staf serta cara pengoperasiannya.
Pada aplikasi EDM e-RKAM, ada beberapa menu memiliki fungsi yang
sama dan beberapa menu lainnya memiliki fungsi yang berbeda. Menu-menu
tersebut dibagi pada beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Menu pada login Kepala Madrasah dan Staf serta cara
pengoperasiannya (Tim PMU, 2020a)
No Menu e-RKAM Kepala Madrasah Staff Madrasah
1 Tahun Anggaran Menunjukkan RKAM yang dibuat.

2
Menunjukkan adanya pengajuan oleh staf yang memerlukan
2 Notifikasi approval Kepala Madrasah.

3 Akun User Menunjukkan profil user, edit dan logout.

Menampilkan menu- menu e-RKAM dan grafik rencana dan


4 Dashboard realisasi keuangan madrasah.

5 Evaluasi Diri Merupakan Fasilitas link ke aplikasi EDM


Madrasah
6 Profil Madrasah Memuat data dan menu edit terhadap profile madrasah
Memuat tiga menu Memuat satu menu
pengaturan,yaitu: pengaturan pengaturan yaitu menu
staff, pengaturan rekening pengaturan penerima
7 Pengaturan bank dan pengaturan
penerima.

Melihat daftar kegiatan, jenis belanja dan komponen yang


8 Referensi terdapat dalam e-RKAM.

Mengajukan usulan tambahan kegiatan, sub kegiatan, dan


9 Usulan komponen

Memberikan informasi status penyaluran BOS berdasarkan


10 Penyaluran BOS informasi yang diinput oleh Kankemenag.

Fungsinya sama antara Kepala Madrasah dan Staf Madrasah,


yaitu untuk menyusun rencana pendapatan madrasah.
11 Rencana Penyusunan ini sebaiknya dilakukan secara bersama antara
Pendapatan Kepala Madrasah dan Staf Madrasah, dengan menggunakan
login Kepala Madrasah.

a. Mengidentifikasi program,
kegiatan, dan sub kegiatan,
target output dan hasil yang
akan dimasukkan dalam
Rencana Kerja dan
RKAM, dengan mengacu
12 Anggaran pada hasil EDM.
Madrasah b. Membuat rincian
komponen biaya atas
sub kegiatan yang telah
disusun oleh Kepala
Madrasah

2
c. Melakukan review,
menyetujui atau menolak
pengajuan rincian komponen
biaya yang disusun oleh staf.
Peran Kepala Madrasah dan Staf Madrasah dalam
penyusunan Realisasi Pendapatan adalah
a. Membuat nota realisasi
pendapatan;
b. Melakukan review,
13 Realisasi menyetujui atau menolak
Pendapatan nota realisasi pendapatan
yang diajukan oleh staf
c. Membuat realisasi
pendapatan atas nota
yang telah disetujui
oleh Kepala Madrasah
Staff Madrasah membuat nota, kepala madrasah melakukan
Realisasi
14 review, menyetujui atau menolak nota yang diajukan staff,
Pengeluaran
kemudian staff madrasah membuat realisasi pengeluaran atas
Kegiatan
nota yang telah disetujui kepala madrasah.
Staff Madrasah membuat nota, kepala madrasah melakukan
Realisasi review, menyetujui atau menolak nota yang diajukan staff,
15
Pengeluaran Pajak kemudian staff madrasah membuat realisasi pengeluaran
pajak atas nota yang telah disetujui kepala madrasah.

Staff Madrasah membuat nota, kepala madrasah melakukan


16 Realisasi Pindah review, menyetujui atau menolak nota yang diajukan staff,
Buku kemudian staff madrasah membuat realisasi pindah buku atas
nota yang telah disetujui kepala madrasah
Staff Madrasah membuat nota, kepala madrasah melakukan
17 Realisasi Output review, menyetujui atau menolak nota yang diajukan staff,
Kegiatan kemudian staff madrasah membuat realisasi output kegiatan
atas nota yang telah disetujui kepala madrasah
Menyajikan laporan atas semua transaksi pendapatan,
18 pengeluaran kegiatan dan pengeluaran pajak, serta output
Laporan
kegiatan yang telah berstatus “selesai”.

Uraian rinci mengenai menu-menu tersebut serta yang dilakukan oleh


Kepala Madrasah dan staf adalah sebagai berikut (Tim PMU, 2020a) :
1) Tahun Anggaran
Menu Tahun Anggaran menunjukkan tahun anggaran RKAM yang
dibuat, dan harus diisi sebelum memulai pengisian e-RKAM.

3
Gambar 2.2 Menu Tahun Anggaran
2) Menu Notifikasi
Menu Notifikasi merupakan menu yang menginformasikan adanya
rincian RKAM yang memerlukan approval dari Kepala Madrasah.

Gambar 2. 3 Menu Notifikasi


3) Menu Akun User
Menu Akun User terdiri dari tiga menu yaitu Akun, Pengaturan Akun
dan Logout.

3
Gambar 2. 4 Menu Akun User
4) Menu Dashboard
Menu tampilan e-RKAM yang terlihat pada saat dioperasikan.
5) Evaluasi Diri Madrasah
Menu EDM berisi link ke aplikasi EDM yang telah diisi terlebih dahulu
oleh madrasah. Setelah itu akan menampilkan list program kegiatan dan
sub kegiatan yang harus dilakukan oleh madrasah berdasarkan hasil
analisa kondisi madrasah pada saat pengisian EDM. List program,
kegiatan dan sub kegiatan ini menjadi referensi bagi madrasah dalam
menyusun rencana kerja dan anggaran madrasah untuk satu tahun
anggaran ke depan.

Gambar 2. 5 Menu Evaluasi Diri Madrasah

3
6) Profil Madrasah
Profil madrasah berisi tentang nama madrasah, NSM, status, jenjang, dan
alamat madrasah. Profil juga memuat tentang info rekening bank, nama
dan NIK pengurus madrasah (Kepala Madrasah, Bendahara dan Ketua
Komite Madrasah). Data profil terhubung langsung ke data EMIS dan
madrasah perlu mengecek kebenaran data tersebut. Namun dikarenakan
sistem EMIS masih dalam proses pengembangan, maka disediakan
fasilitas edit dalam menu Profil Madrasah. Edit Profil Madrasah dapat
dilakukan oleh Kepala Madrasah dan Staf Madrasah.

Gambar 2.6 Menu Profil Madrasah


7) Pengaturan
Pengaturan untuk kepala madrasah ada tiga menu yaitu: a) pengaturan
staf madrasah, adalah menu yang dimiliki kepala untuk menentukan staff
yang diberikan akses menggunakan e-RKAM. Jumlah maksimal staf
yang dapat diberikan akses adalah 8 orang, namun disesuaikan dengan
kebutuhan dan ketersediaan staf di madrasah; b) pengaturan rekening
bank, adalah akses untuk memasukkan rekening bank madrasah; dan c)
pengaturan penerima, adalah menu yang dimiliki kepala dan staf
madrasah untuk memasukkan data penerima pembayaran dari madrasah.
Data penerima yang dimasukkan adalah nama, email, NPWP,
lokasi/alamat penerima. Sementara untuk staf madrasah, hanya terdapat
satu menu yaitu menu Pengaturan Penerima saja.

3
Gambar 2. 7 Menu Pengaturan
8) Referensi
Menu referensi adalah menu untuk melihat daftar kegiatan, jenis belanja
dan komponen yang terdapat dalam e-RKAM.
a) Menu Referensi “Kegiatan” : Memuat list program, kegiatan dan sub
kegiatan yang sudah didaftarkan ke dalam e- RKAM
b) Menu Referensi Jenis Belanja: Memuat list belanja yang dapat
digunakan dalam menyusun anggaran belanja madrasah. List belanja
mengacu pada Bagan Akun Standar yang dikeluarkan oleh
Kementerian Keuangan.
c) Menu Referensi Komponen : Memuat list komponen biaya yang akan
digunakan dalam menyusun rincian pengeluaran madrasah.
Komponen memuat nama komponen, satuan, dan harga.

3
Gambar 2. 8 Menu Referensi
9) Usulan
Menu usulan adalah menu yang dimiliki Kepala Madrasah dan Staf
Madrasah untuk mengajukan usulan tambahan terhadap: a) Kegiatan dan
sub kegiatan yang belum ada dalam list referensi; b) Sub kegiatan yang
belum ada dalam list referensi; c) Komponen yang belum ada dalam list
referensi. Pengajuan usulan komponen terdiri dari nama komponen,
satuan dan harga komponen biaya. Adapun cara pengajuan usulannya
adalah sebagai berikut:
a) Klik menu Usulan, kemudian pilih apa yang akan diusulkan
(Kegiatan, Sub Kegiatan atau Komponen).
b) Selanjutnya diisi data yang akan diusulkan dan simpan
c) Pengajuan ini akan diproses oleh tim pusat. Respon tim pusat terhadap
pengajuan usulan tersebut dapat dilihat pada kolom keterangan yang
terdapat pada menu usulan.

3
Gambar 2. 9 Menu Usulan
10) Penyaluran BOS
Menu ini merupakan menu yang memberikan informasi status
penyaluran BOS berdasarkan informasi yang diinput oleh Kankemenag.
11) Rencana Pendapatan
Menu untuk menyusun rencana pendapatan madrasah sesuai dengan
sumber pendapatan yang dimiliki oleh madrasah. Rencana pendapatan ini
disusun oleh Kepala Madrasah atau Staf Madrasah, dengan tahapan
sebagai berikut:
a) Penetapan Jadwal : Penetapan jadwal pengisian RKAM dilakukan
oleh Admin Provinsi atau Admin Kabupaten/Kota.
b) Penyusunan Rencana Pendapatan oleh Kepala Madrasah atau Staf
Madrasah, sebagai berikut: (1) Klik menu Pendapatan. (2) Klik Menu
(+) Tambah. (3) Pilih Sumber Pendapatan Madrasah, untuk sumber
dana BOS, masukkan estimasi jumlah siswa untuk satu tahun
anggaran kedepan. Bagi madrasah negeri, rencana pendapatan BOS
yang muncul adalah untuk satu tahun anggaran, sedangkan untuk
madrasah swasta akan muncul rencana semester I dan semester 2
tahun anggaran kedepan. Untuk sumber dana selain BOS, masukkan
estimasi pendapatan satu tahun anggaran kedepan. (4) Klik “Simpan”.

3
(5) Jika telah disimpan, maka info tentang jumlah pendapatan akan
muncul pada menu “Dashboard”.

Gambar 2. 10 Rencana Pendapatan


12) Menu Rencana Kerja dan Anggaran
Menu ini untuk membuat rincian belanja madrasah selama satu tahun
anggaran. Dalam pengisian Rencana Kerja dan Anggaran ini, terdapat
peran yang berbeda antara Kepala Madrasah dan Staf Madrasah yaitu :
a) Kepala Madrasah mengidentifikasi Standar Nasional Pendidikan,
Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok Sasaran, Waktu Pelaksanaan,
output dan hasil;
b) Staf Madrasah melengkapi kegiatan dan sub kegiatan tersebut dengan
rincian komponen biaya;
c) Kepala Madrasah melakukan review atas rincian komponen biaya
yang dibuat oleh staf, Kepala Madrasah dapat menolah atau
menyetujui rincian komponen biaya tersebut

3
Gambar 2. 11 Menu Rencana Kerja dan Anggaran

Gambar 2. 12 Menu Rencana Kegiatan


13) Realisasi Pendapatan
Merupakan menu untuk mencatat pendapatan yang diterima Madrasah,
dengan tahapan sebagai berikut:
a) Pembuatan Nota Realiasasi Pendapatan oleh Staf Madrasah
b) Approval Nota Realiasasi Pendapatan oleh Kepala Madrasah Nota
c) Pencatatan Tanggal Realisasi Pendapatan oleh staf madrasah

3
Gambar 2. 13 Realisasi Pendapatan
14) Realisasi Pengeluaran Kegiatan
Menu realisasi pengeluaran kegiatan berfungsi untuk mencatat realisasi
pengeluaran yang dilakukan oleh madrasah. Tahapan pencatatan realisasi
pengeluaran ini adalah: Pembuatan nota pengeluaran kegiatan oleh staf
madrasah; Approval nota pengeluaran kegiatan oleh Kepala Madrasah;
serta Pencatatan Tanggal Realisasi Pengeluaran Kegiatan oleh staf
madrasah Pencatatan.

Gambar 2. 14 Realisasi Pengeluaran Kegiatan

3
15) Realisasi Pengeluaran Pajak

Gambar 2. 15 Realisasi Pengeluaran Pajak

16) Menu Realisasi Pindah Buku


Menu Realisasi Pindah Buku merupakan menu apabila terjadi
perpindahan tipe kas misalnya dari rekening bank ke tunai.

4
Gambar 2. 16 Menu Realisasi Pindah Buku
17) Menu Realisasi Pengambilan BOS
Menu Realisasi Pengembalian Dana merupakan menu untuk mencatat
realisasi pengembalian dana BOS ke kas negara, baik oleh madrasah
negeri maupun madrasah swasta.
18) Menu Realisasi output kegiatan Menu
Menu realisasi output kegiatan berfungsi untuk mencatat realisasi
pencapaian output terhadap pelaksanaan setiap sub kegiatan.

Gambar 2. 17 Menu Output Kegiatan


19) Menu Laporan
Menu Laporan dibagi berdasarkan sumber pendanaan yang diperoleh
oleh madrasah, yang salah satunya terdiri dari: Laporan dari sumber

4
pendanaan BOS, yang terdiri dari RKAM (BOS K-1), Buku Kas Umum
(BOS K-2), Buku Pembantu Pajak (BOS K-3) dan Laporan Realisasi.
Serta Output kegiatan, yang menyajikan laporan target dan realisasi
capaian output kegiatan.

Gambar 2. 18 Menu Laporan


Tidak terdapat proses input untuk menu Laporan, namun dihasilkan
dari proses rencana dan realisasi yang telah dilakukan secara lengkap
yaitu telah mendapat approval dari Kepala Madrasah dan berstatus
“Selesai”.
a) RKAM (Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah Tahun Anggaran
Tahun xx) .Dokumen RKAM dihasilkan setelah proses penyusunan
rencana selesai dan mendapat approval dari Kepala Madrasah.
b) Buku Kas Umum. dihasilkan setelah proses pencatatan realisasi
pendapatan, pengeluaran dan pajak mendapatkan approval dari Kepala
Madrasah dan berstatus “Selesai”.
c) Buku Pembantu Pajak dihasilkan setelah proses pencatatan realisasi
pengeluaran pajak mendapatkan approval dari Kepala Madrasah dan
berstatus “Selesai”.
d) Laporan BOS Realisasi, ini hanya untuk sumber pendanaan BOS,
yang menunjukkan realisasi antara 14 komponen BOS 2021 dan 8
Standar Nasional Pendidikan. Format ini akan terus berubah setiap

4
tahun untuk menyesuaikan jenis komponen BOS yang diatur dalam
Petunjuk Teknis BOS setiap tahun. Dokumen diperoleh setelah
pencatatan realisasi pendapatan dan pengeluaran yang bersumber dari
danaBOS mendapat approval dari Kepala Madrasah dan berstatus
“Selesai”.

Gambar 2. 19 Menu Laporan BOS

Gambar 2. 20 Contoh Laporan BOS


Proses yang sama juga dilakukan untuk mendapatkan dokumen
laporan pada sumber dana yang lainnya. Menu laporan juga terintegrasi
pada login Tim Inti Nasional, Tim Inti Provinsi, Tim Inti
Kabupaten/Kota, sehingga selain mendapatkan laporan terintegrasi mulai
dari madrasah, kabupaten/kota, provinsi hingga pusat, hal ini juga

4
mendapatkan sarana monitoring dan evaluasi bagi kabupaten/kota,
provinsi dan pusat atas kondisi keuangan dan kinerja madrasah (Tim
PMU, 2020a).
6. Indikator Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM di Madrasah
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh Madrasah sebelum
diterapkannya Aplikasi EDM e-RKAM ini, yakni sebagai berikut: a)
Pembentukan Tim Inti Madrasah (TIM) meliputi 3 (tiga) anggota yakni Kepala
Madrasah, Bendahara, dan staff operator; b) Pelatihan/Bimbingan Teknis
(Bimtek) TIM ; c) Penerapan: Penyusunan EDM, ; d) Pendampingan (Tim PMU
REP-MEQR, 2020c).
Secara umum, banyak riset yang telah dilakukan untuk menguji aspek
perilaku dalam implementasi sistem informasi. Misalnya, Laudon dan Laudon
(2000) mengidentifikasi lima variabel untuk mengukur keberhasilan sistem
informasi. Variabel-variabel tersebut adalah tingkat penggunaan yang tinggi (high
level of system use), kepuasan pengguna terhadap sistem (user satisfaction on
system), sikap yang positif pengguna terhadap sistem tersebut (favorable
attitude), tercapainya tujuan sistem informasi (achieved objectives ), dan
pengembalian finansial (financial payoff) (Radityo & Zulaikha, 2007).
Model populer lainnya adalah yang dikembangkan oleh DeLone dan
McLean (1992) yang disebut Model kesuksesan sistem informasi DeLone dan
McLean. DeLone dan McLean (1992) melakukan studi ekstensif literatur tentang
keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen. Temuannya adalah
bahwa kesuksesan sebuah sistem informasi manajemen dapat dipresentasikan oleh
karakteristik kualitatif dari system informasi itu sendiri (System quality), kualitas
output dari system informasi, konsumsi terhadap output (use), respon pengguna
terhadap system, pengaruh system informasi terhadap kebiasaan pengguna
(Individual impact), dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasi (organizational
impact) (Sanjaya & Febian S.A, 2011).
Maka dari itu, pada penelitian ini, peneliti memakai pengukuran
keberhasilan penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan model DeLone dan
McLean, sehingga diketahui tingkat kesuksesan penerapannya. Model ini adalah

4
salah satu model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid (Sanjaya & Febian
S.A, 2011). Model ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran
kesuksesan sistem informasi. Keenam faktor atau pengukuran dari model ini
adalah sebagai berikut :
a. Kualitas sistem (system quality)
Kualitas suatu sistem juga mencakup kualitas informasi yang dapat diukur
melalui beberapa dimensi. Kualitas sistem dapat diukur dengan keandalan,
akurasi data, dan waktu respons. Kualitas informasi dapat diukur dengan
beberapa elemen, seperti akurasi, relevansi dan up-to-date, kemudahan
penggunaan yang dirasakan, dan kelengkapan (Triandhini, 2018).
b. Penggunaan (use)
Intensitas penggunaan informasi mengacu pada frekuensi pengguna
menggunakan sistem informasi. Dalam kaitannya dengan hal ini penting
untuk membedakan apakah pemakaiannya termasuk keharusan yang tidak
bisa dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan indikator McGill et
al. (2003) yang hanya terdiri dari satu item yaitu frequency of use (Radityo
& Zulaikha, 2007).
c. Kepuasan penggunaan (user satisfaction)
Kepuasan pengguna adalah seberapa besar umpan balik yang diberikan
pengguna setelah menggunakan sistem informasi. Sikap pengguna dapat
digunakan sebagai kriteria subjektif seberapa baik pengguna menyukai
sistem yang mereka gunakan. (DeLone & McLean, 2003). Variabel ini
diukur dengan indikator McGill et al. (2003) yang terdiri atas 3 item, yaitu
efisiensi (efficiency)¸ keefektifan (effectiveness), dan kepuasan
(satisfaction), ditambah dengan indikator lain yaitu kebanggaan
menggunakan sistem (proudness) (Radityo & Zulaikha, 2007).
d. Dampak individu (individual impact)
Individual impact merupakan pengaruh dari keberadaan dan pemakaian
system informasi terhadap kinerja, pengambilan keputusan, dan derajat
pembelajaran individu dalam organisasi (Radityo & Zulaikha, 2007).
Leavitt (1965) mencermati bahwa penerapan sistem informasi yang baru

4
akan berdampak pada reaksi yang ditunjukkan oleh perilaku individu dalam
organisasi. Reaksi itu dapat berupa munculnya motivasi baru untuk bersaing
dan meningkatkan kinerja. Secara positif keberadaan sistem informasi baru
akan menjadi rangsangan (stimulus) dan tantangan bagi individu dalam
organisasi untuk bekerja secara lebih baik, yang pada gilirannya berdampak
pada kinerja organisasi (Radityo & Zulaikha, 2007).
e. Dampak organisasi (organizational impact)
Dampak organisasi adalah dampak suatu sistem informasi terhadap kinerja
organisasi yang mengimplementasikan sistem informasi tersebut. Para
peneliti di bidang perilaku telah menyarankan bahwa penerapan sistem
informasi dapat mengubah tingkat pengambilan keputusan dan mengurangi
biaya distribusi informasi (Radityo & Zulaikha, 2007).
Keberadaan sistem informasi dapat memangkas fungsi dari manajer tingkat
menengah (Leavitt dan Whisler, 1958). Dengan mengurangi fungsi
manajemen menengah, keputusan dapat dibuat lebih cepat dan lebih murah,
begitupun dengan distribusi informasi. Hal inilah yang menjadi alasan kuat
mengapa kehadiran sistem informasi dapat meningkatkan kualitas kinerja
organisasi (Radityo & Zulaikha, 2007).
B. Konsep Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS di Madrasah
1. Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari Bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Dalam Kamus Ilmiah popular,
efektif diartikan sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program (Anggraini,
2018).
Menurut Hidayat (1986): “Efektivitas adalah suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.
Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya
(Anggraini, 2018). Komariah & Triatna dalam (Halim, 2020) menggabungkan
pengertian Efektivitas yang dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain: Pertama,

4
Etzioni menyatakan keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai
tujuannya. Kedua, Steers berpendapat keefektifan menekankan perhatian pada
kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan dicapai (Steers,
2020). Ketiga, Sergovani yang menyebutkan keefektifan organisasi adalah
kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan. Dari beberapa pengertian
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas berkaitan dengan tujuan dan
pencapaian. Dikatakan efektif jika tujuan yang dicapai sesuai dengan apa yang
diharapkan. Efektivitas hanya melihat apakah proses program atau kegiatan
tersebut telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Halim, 2020).
Effectiveness “characterrized by qualitative outcomes” jadi efektivitas lebih
menekankan pada kualitatif outcome. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi
prinsip efektif kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk
membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
dan kualitatif outcomes sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Kurnia,
2019). Menurut Indriana (2013:36) menjelaskan efektivitas dapat dilihat
berdasarkan teori sistem dan dimensi waktu. Berdasarkan teori sistem, kriteria
efektivitas harus mencerminkan keseluruhan siklus input-output yaitu harus
mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan
lingkungannya (Yusra et al., 2021).
Maka dapat disimpulkan, bahwa efektivitas adalah suatu kondisi, derajat,
ataupun tingkatan yang memperlihatkan bahwa suatu aktivitas mencapai tujuan
operasional yang telah dirumuskan. Sehingga efektivitas tidak hanya berdasarkan
pada output saja, tapi kriteria efektivitas harus mencerminkan seluruh siklus
input-proses-output, serta harus mencerminkan hubungan timbal balik.
2. Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah
Pengelolaan keuangan yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan
suatu lembaga pendidikan dalam memajukan atau meningkatkan kualitas
(Riinawati, 2021). Pengelolaan keuangan lembaga pendidikan harus dilaksanakan
secara profesional, nilai-nilai keterbukaan harus diterapkan dalam pengelolaan
keuangan, dan pemasukan serta pengeluaran harus dapat dipertanggungjawabkan
sepenuhnya. Ketika sekolah mengelola dana dari berbagai sumber, pengelola

4
harus benar-benar teliti, cermat dan transparan. Dalam hal ini, dikarenakan banyak
kebutuhan yang harus dipenuhi ketika mengembangkan sekolah (Jamal &
Syarifah, 2018).
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Komponen
Keuangan pada suatu sekolah perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, pola-pola
manajemen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan
dan berstandar akuntansi, agar dapat termanfaatkan dengan maksimal demi
tercapainya sebuah tujuan pendidikan . Hal ini penting terutama dalam rangka
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang memberikan kewenangan kepala
sekolah dalam mencari serta memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada,
karena pada umumnya pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan
dana (Suyati, 2020).
Pengertian manajemen keuangan menurut Maisyarah (2003) merupakan
sebuah proses dalam melakukan aktivitas mengatur keuangan dengan
menggerakkan tenaga orang lain. Aktivitas tersebut dapat meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan. Dalam pengelolaan keuangan
di sekolah pun tentunya dimulai dengan perencanaan anggaran sampai dengan
pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan (Rusdiana & Wardija, 2013).
Adapun menurut Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional),
manajemen keuangan sekolah/madrasah diartikan sebagai rangkaian aktivitas
mengatur keuangan sekolah/madrasah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggung-jawaban keuangan
sekolah/madrasah. Tujuan manajemen keruangan adalah untuk mewujudkan
tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Rohiat, 2010).
Sehingga fokus manajemen keuangan pendidikan adalah bagaimana sumber dana
yang ada mampu dikelola secara professional sehingga memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan (Jahari & Syarbini, 2013).
Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap penilaian. Ketiga tahapan tadi apabila diterapkan dalam

4
manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting),
Pelaksanaan (Akunting) dan tahap penilaian atau evaluasi (Auditing).
Bantuan Operasional Sekolah yang kemudian disingkat BOS adalah
program pemerintah pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasi personalia
dan non personalia bagi madrasah yang bersumber dari dana alokasi pemerintah
pusat (Dirjen Pendis, 2020). Adapun pengertian lain, BOS adalah dana yang
disalurkan kepada tiap sekolah yang merupakan salah satu usaha pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dimana pembiayaannya secara langsung
diserahkan kepada pihak sekolah untuk dikelola sesuai dengan kebutuhan dengan
berdasarkan kepada petunjuk teknis yang telah ditetapkan pemerintah (Yusra et
al., 2021).
Bantuan Operasional Sekolah merupakan implementasi dari Undang
Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah
menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya serta wajib belajar merupakan tanggung jawab Negara
yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dari pemerintah daerah dan
masyarakat. Besaran bantuan biaya BOS yang disalurkan ke sekolah/madrasah
yang tolak ukur nya sesuai dengan jumlah siswa yang telah ditetapkan menurut
keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Republik Indonesia.
Secara umum, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah bertujuan
untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan yang
bermutu (Ismail & Sumaila, 2020). Adapun secara khusus, tujuan dari adanya
program BOS ini adalah untuk membantu biaya operasional pendidikan pada
madrasah dalam rangka peningkatan aksebilitas siswa, dalam rangka peningkatan
mutu pembelajaran dan pemenuhan SNP yang menjadi tanggung jawab satuan
pendidikan, dalam rangka peningkatan efektivitas pembelajaran jarak jauh, hingga
pencegahan penyebaran covid-19 di lingkungan madrasah (Dirjen Pendis, 2020).
Menurut Lusardi, The lack of financial literacy is of acute concern and
needs immediate attention (Lusardi, 2019), yang berarti literasi keuangan
khususnya dalam hal pengelolaan keuangan perlu mendapat perhatian. Hal ini
karena dengan pemahaman keuangan yang baik, Anda akan dapat terhindar dari

4
kesalahan dalam mengelola keuangan. Dalam bidang pendidikan, pengelolaan
keuangan pendidikan memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap
kualitas sekolah, oleh karena itu pengelolaan keuangan pendidikan memerlukan
proses yang sistematis dan profesional (Ismail & Sumaila, 2020).
Melalui program Bantuan Operasional Sekolah, warga madrasah diharapkan
dapat lebih mengembangkan madrasah dengan memperhatikan hal-hal berikut
(Kurnia, 2019):
a. Madrasah mengelola dana secara profesional, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan
b. BOS harus menjadi sarana penting dalam meningkatkan pemberdayaan
madrasah untuk meningkatkan akses, kualitas dan pengelolaan madrasah
c. Madrasah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4
tahunan
d. Madrasah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam Madrasah
harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana
Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM), dimana dana BOS merupakan
bagian integral di dalam RKAM tersebut
e. Rencana Jangka Menengah dan RKAM Harus disetujui dalam rapat dewan
pendidik dengan memperhatikan pertimbangan Komite Madrasah serta
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (untuk madrasah swasta)
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan program dana BOS
adalah pengelolaan dana dan seluruh sumber daya yang ada dalam program BOS.
Pentingnya pengelolaan dana BOS adalah dengan pengelolaan yang baik akan
dapat membantu pencapaian tujuan program BOS secara efektif.(Sjioen & Ludji,
2020).
Dalam Pengelolaan keuangan BOS di madrasah, terdapat beberapa indikator
yang perlu diperhatikan, yakni Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, hingga penilaian (Ma’ruf, 2019). Sedangkan Sulistyorini,
menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan di sekolah dimulai dengan perencanaan
anggaran sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan
(Rusdiana, 2015).

5
Adapun, Pengelolaan keuangan BOS setidaknya dapat dilakukan melalui
tiga tahapan yaitu (Ismail & Sumaila, 2020):
a. Perencanaan
Pembatasan yang kompleks merumuskan perencanaan sebagai penetapan
apa yang harus dicapai, bila hal itu dicapai, siapa yang bertanggung jawab, dan
mengapa penetapan harus dicapai (Badrudin, 2017). Oleh karena itu, rencana
harus memuat berbagai aspek, seperti strategi pelaksanaan, langkah-langkah
pelaksanaan, kapan, siapa yang akan melaksanakannya, dan prediksi berbagai
hal yang akan terjadi. Terkait anggaran dana BOS madrasah, perlu disusun
rencana kerja dengan menginventarisasi kebutuhan madrasah. Karena
perencanaan merupakan kegiatan guna menetapkan tujuan, menetapkan
prioritas, dan menggambarkan apa yang ingin dicapai berdasarkan kegiatan
operasional (Ismail & Sumaila, 2020).
Kaplan dan Northon (2001) menjelaskan ada 2 faktor yang
mempengaruhi anggaran yang dinamis yaitu anggaran operasional dan strategi
anggaran. Anggaran operasional adalah yang berhubungan dengan meramalkan
pengeluaran penyelenggaraan program baik yang berkaitan dengan manajemen
sekolah maupun manajemen pembelajaran. Anggaran strategi memiliki suatu
kekuatan inisiatif untuk mengatasi kesenjangan antara keinginan berperilaku
kurang baik dan kemauan keras mencapai sesuatu melalui peningkatan yang
berkesinambungan. Srategi ini dmulai dengan menyusun formulasi program
yang dapat dikerjakan, kemudian dapat diukur tingkat pencapaian maupun
kualitas dari capaian tersebut. Agar keberlanjutan nya terjamin, senantiasa
dilakukan evaluasi, diambil tindakan selanjutnya dan tidak mengulangi
kesalahan (Sagala, 2017).
Perencanaan yang baik dapat memberikan jaminan penggunaan anggaran
pendidikan yang tepat sasaran (Ismail & Sumaila, 2020). Maka, madrasah
harus mengatur dan merencanakan penggunaan dana sesuai kebutuhannya,
sehingga pemanfaatan dana BOS dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Dalam penyusunan anggaran pula, perlu memenuhi prinsip-prinsip penyusunan
meliputi (Rusdiana, 2015): 1) Adanya pembagian wewenang dan tanggung

5
jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi; 2) Adanya sistem
akuntansi yang memadai dalam pelaksanaan anggaran; 3) Adanya penelitian
dan analisis untuk menilai kinerja organisasi; serta 4) Adanya dukungan dari
pelaksana dari tingkat atas hingga paling bawah
Perencanaan BOS di madrasah dilakukan dengan cara memberikan
keleluasaan kepada sekolah dalam merencanakan, mengelola, dan mengawasi
setiap program kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sekolah
dengan pengawasan dari masyarakat. Selain itu, sekolah mempunyai program
kerja tahunan yang dikenal dengan RKAM agar semua program sekolah
direncanakan dengan baik termasuk dalam hal penganggaran nya (Ismail &
Sumaila, 2020).
Selaras dengan apa` yang disampaikan Nanang Fattah, bahwa guna
mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang sangat
bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala sekolah. Kepala sekolah
harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi pengembangan administratif.
Dalam hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan
lingkungan ekstern yang mencakup kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) (Fatah, 2000).
Maka, peneliti menyimpulkan bahwa perencanaan pendanaan BOS
adalah identifikasi dan penetapan anggaran sekolah dengan mengidentifikasi
semua kebutuhan atau program yang akan dilaksanakan sekolah agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar sehingga pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Dalam hal ini kepala sekolah yang berperan penting
dalam penyusunan kurikulum sekolah menyusun rencana pendanaan kegiatan
yang dilaksanakan sekolah dengan dibantu oleh bendahara, komite guru yang
ditunjuk, dan komite sekolah.
b. Pelaksanaan
Menurut Mulyasa dalam pelaksanaan keuangan sekolah, garis besarnya
dapat di kelompokan menjadi dua kegiatan, yakni penerimaan dan
pengeluaran. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber- sumber dana perlu
dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan kesepakatan

5
yang telah disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan
pemerintah (Mulyasa, 2006).
c. Pengawasan
Pengawasan (controlling) merupakan upaya untuk menjamin efektivitas
dan efisiensi pemanfaatan dana/anggaran pendidikan yang diterima dan
digunakan sesuai dengan tujuan alokasi dana tersebut (Matin, 2014). Hal ini
mencakup pelaksanaan rencana kegiatan madrasah secara baik dan tepat
sasaran. Dengan adanya pengawasan yang baik, maka pemanfaatan dana
pendidikan menjadi lebih terawasi. Pada akhirnya, pihak madrasah tidak akan
mengalami kesulitan dalam laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
(Ismail & Sumaila, 2020).
Pelaksanaan pengawasan dilakukan berdasarkan kebutuhan dan
kewenangan. Kepala sekolah sebagai atasan langsung mengadakan
pengendalian pengeluaran keuangan sekolah agar senantiasa sesuai dengan
anggaran yang sudah ditentukan dalam RKAM. Kepala sekolah merupakan
pengawas internal sekaligus pengawasan langsung dalam penggunaan
keuangan penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah. Pengawasan harus
ditindaklanjuti oleh proses evaluasi yaitu mengadakan penilaian apakah
manajemen keuangan pada sekolah sudah berjalan dengan baik atau tidak
(Sagala, 2017). Hal ini dilaksanakan agar tidak ada penyelewengan atau
penyimpangan dalam penggunaan anggaran sekolah, sehingga bisa mencapai
tujuan dan dapat dipertanggungjawabkan (Rusdiana, 2015). Menurut Nanang
Fattah secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
memantau (monitoring), menilai dan melaporkan (Fatah, 2000).
Secara umum, ada beberapa jenis pengawasan/auditing (Tata Suryana,
2020) :
1) Audit Laporan Keuangan, bertujuan menetapkan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang
akan diverifikasi, telah disajikan sesuai kriteria tertentu.

5
2) Audit Operasional, merupakan penelaahan atas bagian manapun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
efektitas nya.
3) Audit Ketaatan, bertujuan mempertimbangkan apakah audit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang
memiliki otoritas lebih tinggi.
Jika dilihat dari perspektif pelaksana pengawasan, pengawasan dana BOS
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Pengawasan Melekat, dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya yang
mencakup pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan. Prioritas utama
dalam pemanfaatan dana BOS adalah pengawasan oleh pihak
Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama
Kota/Kabupaten (Matin, 2014)
2) Pengawasan Fungsional Internal, dilakukan oleh petugas pemerintah
yang ditugaskan sebagai pengawas. Dalam hal ini biasanya yang menjadi
pengawas BOS adalah Inspektorat Jendral Kementerian Agama RI atau
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Selain itu, proses
ini dilakukan oleh pengawas yang ditunjuk adalah diawali dengan
penyusunan Usulan Program Kerja Pengawasan Tahunan (UKPT).
UKPT selanjutnya disampaikan kepada BPKP untuk ditetapkan menjadi
Program Kerja Pengawasan Tahun (Ismail & Sumaila, 2020)
3) Pengawasan Eksternal, dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dengan melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga
tersebut.
4) Pengawasan Masyarakat menjadi bagian penting dalam pengawasan
penggunaan dalam BOS. Proses pengawasan ini biasanya terdapat dari
tingkat pusat hingga daerah yang memiliki fungsi untuk menjamin
pemanfaatan dana sesuai dengan maksud dan tujuannya. Meski
demikian, dapat pula dilakukan oleh lembaga tertentu dan lembaga yang
berwenang lainnya (Dirjen Pendis, 2020).

5
Menurut Habsyi, pembiayaan pendidikan juga menuntut adanya
pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan (Habsyi, 2016). Pengawasan
merupakan tanggung jawab bersama baik dari pihak internal, eksternal dan
masyarakat. Pengawasan dilaksanakan untuk melihat apakah sesuai dengan
perencanaan awal atau tidak, selain itu juga untuk melihat kelemahan-
kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana.
Hasil pengawasan dana BOS akan dijadikan sebagai perencanaan dana BOS di
masa yang akan datang (Ismail & Sumaila, 2020).
3. Indikator Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas apabila
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas
dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif
outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Minarti, 2011).
Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas
suatu organisasi, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis (1987) :
a. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari
input.
b. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauhmana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau
mekanisme organisasi.
c. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,
mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang
sesuai dengan rencana (Anggraini, 2018).
Efektivitas pengelolaan Keuangan BOS sendiri merupakan suatu
pengukuran tingkat keberhasilan dalam mengelola dana sesuai dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (Nurmalasari & Supriyadi, 2020).
Indikator dari Efektivitas memiliki banyak pendekatan. Berdasarkan pada teori
efektivitas oleh Sugiyono dalam Budiani, indikatornya yakni: a) Ketepatan
sasaran program; b) Sosialisasi Program; c) Tujuan program; d) Pemantauan
Program (Aklima, 2020).

5
Sedangkan Ukuran Efektivitas menurut Duncan dalam Richard M. Steers
(2005:64) menyatakan ada 3 indikator dalam menentukan sebuah efektivitas,
yakni :
a. Pencapaian Tujuan; Pencapaian adalah keseluruhan upaya. Pencapaian
tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar
pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik
dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan
dalam arti periodisasinya, yang terdiri dari 2 sub-indikator; yaitu: kurun
waktu dan sasaran yang merupakan target konkrit.
b. Integrasi; pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk
mengadakan sosialisasi atau komunikasi dan pengembangan konsensus.
Integrasi menyangkut proses sosialisasi, dan
c. Adaptasi: kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya yang berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan program
dengan keadaan di lapangan. Dalam (Nurmalasari & Supriyadi, 2020).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator efektivitas Duncan
yang dikutip Richard M. Steers. Alasannya bahwa keseluruhan dari teori tersebut
sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan yaitu Efektivitas pengelolaan
Keuangan BOS di Madrasah.
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Efektivitas Pengelolaan Keuangan
BOS Madrasah
Secara umum, ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja,
seperti yang dikemukakan oleh Richard M. Steers dalam bukunya yang berjudul
Efektivitas Organisasi, yaitu (Steers, 2020) :
a. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi
yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan
berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat
sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan
sumber daya manusia, struktur meliputi bagaimana cara organisasi
menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan yang

5
dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk mengubah
masukan mentah menjadi keluaran (output).
b. Karakteristik Lingkungan
Aspek lingkungan eksternal dan internal juga dinilai berdampak pada
efektivitas kerja. Kedua aspek ini sedikit berbeda, tetapi saling terkait.
Lingkungan eksternal adalah semua kekuatan yang menghasilkan dan
mempengaruhi keputusan dan tindakan dalam suatu organisasi di luar batas-
batasnya. Pengaruh faktor-faktor ini pada dinamika organisasi umumnya
dianggap termasuk stabilitas relatif lingkungan, kompleksitas lingkungan
dan tingkat ketidakpastian lingkungan. Dan lingkungan internal, sering
disebut sebagai iklim organisasi, mencakup berbagai atribut lingkungan
kerja yang berkorelasi dengan aspek efektivitas tertentu, terutama atribut
yang diukur pada tingkat individu.
Keberhasilan hubungan organisasi-lingkungan tampaknya sangat
tergantung pada tingkat variabel kunci, yaitu tingkat prediktabilitas kondisi
lingkungan, keakuratan persepsi kondisi lingkungan, dan tingkat
rasionalisme organisasi.
c. Karakteristik Pegawai
Hakikatnya, anggota-anggota organisasi adalah elemen yang paling
mempengaruhi karena perilaku mereka dalam jangka panjang akan
memudahkan atau menghambat pencapaian tujuan organisasi. Pegawai
merupakan aset yang langsung berhubungan dengan pengelolaan seluruh
aset yang ada di dalam organisasi, maka cara kerja pegawai sangat
berpengaruh dalam pencapaian tujuan organisasi. Pegawai pula merupakan
modal utama dalam organisasi yang sangat mempengaruhi efektivitas,
karena meskipun inovasi yang digunakan adalah inovasi modern dan
ditopang oleh struktur yang layak, tanpa pegawai semuanya tidak ada
gunanya.
d. Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen
Secara umum, pemimpin memainkan peran sentral dalam keberhasilan
suatu organisasi dengan merencanakan, mengkoordinasikan, dan

5
memfasilitasi kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan. Peran
pemimpin adalah memastikan bahwa struktur organisasi konsisten dan
kondusif dengan teknologi dan lingkungan yang ada. Ini adalah tanggung
jawab pemimpin untuk menetapkan sistem penghargaan yang tepat yang
memungkinkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan individu
sambil mengejar tujuan dan sasaran organisasi. Kepemimpinan ini mungkin
yang paling penting. Ketika proses teknologi menjadi lebih kompleks dan
kondisi lingkungan menjadi lebih kejam, peran manajer dalam
mengoordinasikan orang dan proses untuk keberhasilan organisasi tidak
hanya lebih sulit, tetapi lebih penting artinya.
C. Hubungan Penerapan EDM e-RKAM dengan Efektivitas Pengelolaan
Keuangan BOS Madrasah
Teknologi digital mampu menghadirkan fitur-fitur baru dalam dunia
pendidikan, mulai dari sistem pembelajaran berbasis online hingga digitalisasi
manajemen pendidikan yang telah mampu dikemas lebih menarik, tidak monoton,
dan memudahkan, juga mampu mengubah sesuatu yang bersifat rumit menjadi
ringkas (Tim Peneliti Pendidikan Agama dan Keagamaan Jakarta, 2019).
Penerapan rancangan Sistem informasi manajemen yang berbasis computer
ataupun aplikasi mampu memberikan dukungan pada proses-proses perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan manajemen. Penerapan aplikasi juga
sangat menunjang keberhasilan suatu perusahaan, organisasi dalam meningkatkan
kinerja dan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi (Hidayat & Wijaya,
2017).
Adapun rencana kegiatan anggaran madrasah (RKAM) dipakai agar tidak
terjadi penyimpangan dalam pengelolaan anggaran, sehingga terwujud
manajemen efektif, efisien, akuntabel dan transparan (Budiman, 2020).
Penyusunan RKAM merupakan salah satu tahapan dalam pengelolaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mempengaruhi keberhasilan program
BOS. Pengelolaan dana BOS yang baik tentunya merupakan suatu keberhasilan
sekolah dalam mengelola dana BOS, melalui suatu proses kerjasama yang

5
sistematis mulai perencanaan, dari pelaksanaan, sampai dengan evaluasi
(Saisarani & Sinarwati, 2021).
Sebuah studi oleh Otieno et al. (2016) penelitian di beberapa sekolah di
Kenya menunjukkan bahwa tim manajemen keuangan sekolah perlu dilatih dalam
mengelola keuangan untuk menghindari masalah. Akibatnya, kebijakan
pendanaan sekolah dilaksanakan dengan sangat efektif. Terlihat bahwa
pengelolaan keuangan dana pendidikan oleh lembaga pendidikan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif (Riinawati, 2021).
Aplikasi EDM e-RKAM hadir untuk menjawab permasalahan, tantangan
dan kebutuhan, dengan memegang prinsip “Money follows program” (anggaran
harus mengikuti program) dalam proses penyusunan program kerja madrasah dan
mampu mencapai kualitas belanja sehingga dana BOS dipastikan dibelanjakan
untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang mendukung mutu madrasah. Dalam
artian, melalui aplikasi ini membuka peluang penekanan penerapan prinsip
transparan dan akuntabel dalam pengelolaan dana BOS dan dana lainnya yang
dapat dipantau secara berjenjang dari tingkat Satuan Pendidikan Madrasah,
Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, kanwil Kementerian Agama Provinsi hingga
pusat. Maka dari itu, dengan menggunakan aplikasi EDM e-RKAM ini
diharapkan dapat memangkas birokrasi pelaporan dan juga efesiensi belanja (Tim
PMU, 2020a).
Lebih lanjut dengan diterapkannya Aplikasi EDM e-RKAM disetiap
madrasah, maka secara otomatis setiap sumber daya manusia dalam upaya
pengelolaan keuangan BOS madrasah akan mendapatkan Pelatihan/Bimbingan
Teknis (Bimtek) TIM secara berkala berkaitan dengan penyusunan EDM dan
RKAM yang tepat, pengoperasian aplikasi hingga Pendampingan (Tim PMU
REP-MEQR, 2020c).
Adapun sistem informasi manajemen apabila diterapkan secara optimal
tentu akan meningkatkan efektivitas kerja, sehingga semakin tinggi efektivitas
kerja pegawai, maka akan semakin tinggi pula mutu layanan administrasi yang
dihasilkan (Sopyan et al., 2021). Hal tersebut sesuai dengan kandungan ayat al-

5
quran yang menyebutkan apabila suatu informasi diterapkan dengan baik maka
akan memberikan pengaruh yang baik pula:
‫ِﺬ ِﻩ ﺍ َﻣ ﻈ ِ ﺫ ْﻛ ﻟ ْﻠ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ِﻨ ْﻴ َﻦ‬ ‫ﻙ‬ ‫ﺑ ٖﻪ ﻓُ ۤ ﺎ‬ ‫ﻋ َﻠ ﻣ ْﻦ َﺍ• ۢ ْﻧ َﺒ ۤﺎ ِء ُﻧﺜَ ِّﺒ‬ ‫ﻭ ُﻛ ﻼ ُﻧﻘ‬
‫ْﻟﺤﻖ ﻫ ْﻮﻋ ﺔ ٰﺮﻯ ﻭ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫َﺆﺍﺩَﻙ ﺖ َء‬ ‫ﺍﻟ ﱡﺮﺳﻞ ﻣﺎ‬ ‫ْﻴﻚ‬
‫ﻭ‬ ‫ﻭﺟ‬ ‫ﺺ‬
120. Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi
Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di
dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan
bagi orang-orang mukmin.( QS Hud ayat 120) .
Ayat yang menjelaskan secara tersirat mengenai urgensi penerapan sistem
informasi manajemen dalam menunjang keberhasil suatu perusahaan dalam
meningkatkan kinerja juga dalam upaya mencapai tujuan organisasi adalah
sebagai berikut:
‫ۚ ﺽ ﺭ ﺧ َﻠ ْﻘﺖ‬ َ‫ﻭﺍ ْﻻ‬ ٰ ‫ْﻮﺩًﺍ ٰﻠﻰ ﺟُﻨ ْﻮ ﻭ َﻳﺘَ• َﻔ ﱠﻜ ُﺮ ْ ﻖ‬ ‫َﻗ‬ ‫ﺍ ﱠﻟ ِﺬ ْﻳ َﻦ ﻳﺬْ ُﻛ ُﺮ‬
‫ﱠﺑ َﻨﺎ ﻣﺎ‬ ‫ْﺭ ﺕ‬ ‫ْﻭ َﻥ ﻓﻲ ﻠ ﺍﻟ ﻤ‬ ‫ﻭﻗُﻌ ﻭﻋ ِﺑ ِﻬ ْﻢ‬
ُ ‫َﻴﺎ ًﻣﺎ‬ ‫ْﻭ َﻥ‬
‫ٰﻮ‬
‫ﺴ‬ ‫ﺧ‬
:٣/‫ ) ٰﺍﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ‬١٩١ ‫ﺏ ﺍﻟ ﱠﻨﺎ ِﺭ‬ ‫ﻋ‬ ِ ‫ٰﺤ‬ ‫ﻫﺬَﺍ ﺑﺎﻁ‬
(١٩١ ‫ﺬَ•ﺍ‬ ‫َﻨﻚ ﻘ‬ ‫ۚﻼ‬
‫ﺳ ْﺒ َﻨﺎ‬
‫ﻓ‬
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (Ali 'Imran/3:191).
Ayat diatas menggambarkan bahwa manusia dituntut untuk mampu
menguasai ilmu teknologi dan mampu memanfaatkannya dengan benar dan baik,
karena Allah SWT. Adalah maha pencipta atas apa yang ada di langit dan di bumi
serta Allah menciptakan segala sesuatu karena didalamnya terdapat rahasia yang
besar (Hidayat & Wijaya, 2017)
Dari sini peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara
penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan efektivitas pengelolaan keuangan BOS
Madrasah.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang merupakan
paradigma positivistik. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang
berasaskan filsafat positivisme yang dipakai guna meneliti populasi maupun
sampel, pengumpulan data memakai instrumen penelitian serta analisis data yang
sifatnya statistik kuantitatif guna menguji hipotesis yang sudah ditentukan
sebelumnya (Sugiyono, 2016).
Selanjutnya berdasarkan pendekatan ini, peneliti memakai metode
penelitian korelasional. Metode ini bisa diartikan sebagai upaya atau cara
menganalisa dengan menggunakan jenis pertanyaan yang ditandai dengan ada
tidaknya hubungan antara variabel x dengan variabel y. Dan hubungan yang
dimaksud ialah hubungan yang memiliki sifat timbal balik bukan hubungan yang
mempunyai sebab akibat (Sugiyono, 2016). Penelitian korelasional ini digunakan
dengan alasan penyesuaian terhadap tujuan dari penelitian yang dilakukan yakni
untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

B. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis data ini termasuk ke dalam data kuantitatif. Data kuantitatif
merupakan data numerik/data berbentuk angka (Rahayu, 2019). Tergantung pada
bentuknya, dapat menggunakan teknik perhitungan statistik untuk mengolah atau
menganalisis data kuantitatif.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer pada penelitian ini adalah Tim Inti Madrasah pada Madrasah
Tsanawiyah Swasta pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang
diperoleh dari hasil penyebaran angket atau kuesioner. Sedangkan sumber data
sekunder dari penelitian ini adalah studi kepustakaan yang dilakukan dengan

61
mencari literatur yang relevan dengan tema penelitian, contohnya jurnal, artikel,
berita, penelitian terdahulu serta dokumen lainnya yang berhubungan.
a. Populasi
Dalam penelitian kuantitatif, populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian (Arikunto, 1992). Populasi juga berarti wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek/subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditentukan oleh peneliti untuk menarik kesimpulan (Sugiyono, 2016).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Madrasah Tsanawiyah
Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis, dengan keterangan
setiap satu madrasah meliputi 3 responden yakni Kepala Madrasah, Bendahara,
dan operator yang terhimpun sebagai Tim inti madrasah.
Tabel 3. 2 Daftar Madrasah Sasaran Penerapan e-RKAM Tahun 2020
Tingkat Tsanawiyah Swasta di Kabupaten Ciamis
(Tim PMU REP-MEQR, 2020a)
No Nama Kecamatan Jumlah Tim Inti Madrasah
1 MTSS NU Ciamis B Ciamis 3 Orang
2 MTSS Al-Ihsan B Ciamis 3 Orang
3 MTSS Al-Barkah A Sadananya 3 Orang
MTSS Al-Huda 3 Orang
4 Sadananya
Sadananya A
5 MTSS At-Tarbiyah A Sadananya 3 Orang

6 MTSS Annur Sadananya 3 Orang

7 MTSS Tahfidzil Quran A Cikoneng 3 Orang

8 MTSS Ash-Shiddiqin A Cikoneng 3 Orang


MTSS Nurussalam 3 Orang
9 Cikoneng
Kujang A
10 MTSS Riyadlul Ulum B Cikoneng 3 Orang
MTSS Al-Munawwar 3 Orang
11 Cikoneng
Gegempalan
12 MTSS Miftahul Huda Cikoneng 3 Orang

13 MTSS Assalimiyah Cikoneng 3 Orang

14 MTSS Al-Ishlah Cihaurbeuti 3 Orang

6
15 MTSSS Cijulang Cihaurbeuti 3 Orang

16 MTSS YPPS Sukahurip Cihaurbeuti 3 Orang

17 MTSS Darul Amira Cihaurbeuti 3 Orang

18 MTSS Miftahul Falah Panumbangan 3 Orang

19 MTSS Rijalul Hikam Jatinagara 3 Orang

20 MTSS Sabilurrosyad Jatinagara 3 Orang

21 MTSS Tanjungsari Rajadesa 3 Orang


MTSS Al Istiqomah 3 Orang
22 Rajadesa
Sukajaya
23 MTSS Margaharja Sukadana 3 Orang

24 MTSS Ciparigi Sukadana 3 Orang

25 MTSS Margajaya Sukadana 3 Orang

26 MTSS Al-Irsyad Cikande Jatinagara 3 Orang

27 MTSS El-Bas Ciamis 3 Orang


MTSS Terpadu Riyadlul 3 Orang
28 Hidayah Al- Jatinagara
Munawwarah
29 MTSS Ar-Rahman Cikoneng 3 Orang
MTSS Al-Hikmah 3 Orang
30 Cikoneng
Cikoneng
31 MTSS Sidik Jahra Ciamis Rajadesa 3 Orang

32 MTSS Sindangbarang Panumbangan 3 Orang

33 MTS 1 Ciamis Ciamis 3 Orang

34 MTS 3 Ciamis Panumbangan 3 Orang


JUMLAH 102 Orang

b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
1992). Sampel juga merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik populasi,
sehingga apabila populasinya besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua populasi karena pertimbangan keterbatasan sumber daya, tenaga serta

6
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi yang ada
(Sugiyono, 2016). Selain itu, sampel ditentukan oleh peneliti dengan
mempertimbangkan masalah, tujuan, hipotesis, metode penelitian, dan
instrument penelitian (Darmawan, 2019).
Menurut (Arikunto, 1992), apabila jumlah populasi kurang dari 100
orang, maka jumlah sampel nya perlu diambil seluruhnya. Namun apabila
populasi lebih besar dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15% , 20-25% atau
lebih dari 25% dari jumlah populasi nya.
Pada penelitian ini, karena jumlah populasi nya lebih dari 100 orang dan
populasi pada penelitian yang akan dijadikan subjek penelitian terlalu banyak,
maka peneliti mengambil sampel dengan cara memilih beberapa elemen
secukupnya dari populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil,
maka pada penelitian ini menggunakan rumus slovin yaitu (Suryana, 2015):
N
𝑛=
1 + 𝑁e²
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih diinginkan (10%)
Berdasarkan rumus tersebut, dari populasi sebanyak 102 orang, maka
sampel yang diambil pada penelitian ini :
N
𝑛=
1 + 𝑁e2
102
𝑛 = 1 + 102(0, 1)2

102
𝑛 = 2, 02
𝑛 = 50, 49 ∼ 50 (50 Orang)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui jumlah sampel dalam
penelitian ini ialah 50 orang. Setelah mengetahui jumlah sampel, maka untuk
menentukan target sebagai sampel pada penelitian ini teknik yang digunakan

6
adalah simple random sampling, yang mana berarti pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa mempertimbangkan strata populasi
(Suryana, 2015, p. 105). Adapun cara penarikan sampel nya, peneliti
menggunakan rumus randbetween pada miscrosoft excel (Syahrum & Salim,
2014)

C. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau
angket (Arikunto, 2006). Responden yang diberi angket adalah Tim Inti Madrasah
yang meliputi Kepala madrasah, Bendahara, dan Operator disetiap madrasah nya.
Selanjutnya jenis angket yang digunakan yaitu angket tertutup yang jawaban unit
analisis nya sudah dibatasi sehingga memudahkan dalam perhitungan (Syahrum
& Salim, 2014). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala liker. Skala likert
ini digunakan guna mengukur persepsi, sikap, pendapat individu atau kelompok
terkait fenomena sosial (Sugiyono, 2016). Indeks yang digunaka pada instrumen
penelitian ini ada lima, yaitu :
Tabel 3. 3 Nilai/Indeks Skala likert
(Sugiyono, 2016)
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

D. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh responden dan
sumber data lain telah terkumpul. Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan
data berdasarkan jenis responden, melakukan tabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,
2016).

6
1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas adalah istilah yang menggambarkan kemampuan sebuah
instrumen untuk mengukur apa yang ingin diukur. Maka, validitas adalah
membicarakan kesahihan sebuah alat ukur untuk mendapatkan data (Syahrum
& Salim, 2014). Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian butir-
butir item pernyataan dalam angket, apakah sebagai alat ukur befungsi secara
akurat dan dapat dipercaya atau sebaliknya. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan software IBM SPSS Statistics 26 (SPSS versi 26), dengan cara
sebagai berikut:
1) Masuk ke program SPSS versi 26 dan masukkan data dari hasil uji
coba instrumen satu variabel ke dalam fitur Data View
2) Kemudian klik Analysis > Corralate > Bivariate
3) Kemudian dari Bivariate pindahkan semua item pernyataan ke dalam
kotak Variables
4) Kemudian klik Ok, hasil uji validitas akan muncul
Adapun untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen, maka
ketentuannya adalah sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel, maka instrumen dikatakan valid
Jika r hitung < r tabel, maka instrumen dikatakan tidak valid
Adapun r tabel = taraf signifikan 5% (30) = 0,361
b. Uji Realibitas
Uji realibitas adalah uji suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur
suatu gejala pada waktu berlainan senantiasa menunjukan hasil yang serupa.
Peneliti menggunakan SPSS versi 26 untuk menguji reliabilitas dengan fitur
Analysis > Scale > Reliability Analysis. Untuk mengolah data uji reliabilitas
pada SPSS dilakukan dengan langkah-langkah dibawah ini:
1) Memasukkan data per item dari suatu variabel
2) Kemudian klik Analyze – Scale – Realibility Analysis
3) Setelah muncul tabel, selanjutnya simpan seluruh item variabel x
kecuali item score pada kolom items dengan memilih model “Alpha”

6
4) Lalu klik Ok., dan akan muncul hasil interpretasinya.
Adapun untuk mengetahui tingkat realibilitas suatu isntrumen maka
ketentuannya adalah:
Jika Alpha Cronbach > r tabel, maka instrumen konsisten
Jika Alpha Cronbach < r tabel, maka instrumen tidak konsisten
r tabel adalah 5 % (30) = 0,361
2. Analisis Statistik
a. Analisis Parsial Indikator
Peneliti melakukan analisis parsial terhadap indikator untuk mengetahui
realitas dari variabel x dan variabel y dalam penelitian. Adapun rumus yang
digunakan adalah :
𝑀 = Σf𝑥i : N
Penjelasan:
M = Mean (rata-rata)
∑ 𝑥i= jumlah tiap data (hasil angket Variabel X/Y)
n = banyak data (jumlah responden)
Selanjutnya dari hasil perolehan nilai mean tersebut setiap variabel
indikator penelitian akan di interpretasikan dalam rentang skala interval berikut
ini:
Tabel 3. 4 Nilai Interval
(Arikunto, 1992)
Nilai Interval Kategori
0,5 – 1,5 Sangat Rendah
1,6 – 2,5 Rendah
2,6 – 3,5 Sedang
3,6 – 4,5 Tinggi
4,6 – 5,5 Sangat Tinggi

b. Uji Prasayarat Analisis (Uji Asumsi)


1) Uji Normalitas

6
Uji normalitas digunakan guna mengetahui dan menemuka teknik
statistik apa yang perlu dipakai selanjutnya, dan apakah data berdistribusi
norma ataukah tidak. Apabila penyebaran data nya normal maka statistik
yang digunakan adalah parametrik, sebaliknya jika data tidak normal maka
menggunakan statistik non parametrik.
Peneliti menggunakan teknik uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan
SPSS versi 26 dengan tujuan untuk mengetahui pengujian normalitas data
yang diteliti, apakah penyebaran data tiap variabel itu normal atau tidak.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai signifikan > 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal
b) Jika nilai signifikan < 0,05 maka nilai residual berdistribusi tidak
normal
2) Uji Linearitas
Uji linearitas adalah salah satu syarat dalam analaisis korelasi. Uji
linearitas data ini dilaksanakan guna menemukan hubungan kedua variable
tersebut linera atau tidak (Sugiyono, 2016). Untuk mengetahui hubungan
linear atau tidaknya antara Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dengan
Efektivitas Pengelolaan keuangan BOS madrasah dalam penelitian ini,
digunakan Software SPSS versi 26 melalui menu Devianational from
Linearity.
Adapun melalui penggunaan SPSS tersebut, maka akan diketahui hasil
signifikansi f pada Devianational from Linearity jika > 0,05 maka hubungan
antar variable adalah linier. Kedua uji prasyarat tersebut akan menentukan
tindakan uji statistik selanjutnya, jika data berdistribusi normal dan linier
maka uji korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson.
c. Uji Korelasi
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan melalui uji korelasi dengan
statistic korelasi Pearson. Korelasi pearson’s product moment dipakai untuk
melihat sejauh mana hubungan atau pengaruh pada variabel penelitian serta
menguji hubungan atau pengaruh variabel tersebut. Teknik pada analisis
korelasi penelitian ini yaitu dengan Product Moment pada SPSS versi 26.

6
Teknik analisis data ini termasuk teknik statistic parametric yang
menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan antara lain; data
berdistribusi normal; data yang dihubungan berpola linear; dan data yang
dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subyek yang
sama (Hardani et al., 2015) .
Tabel 3. 5 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi Pearson (Rahayu,
2019)
Interval Koefisien Interpretasi
0,00-0,19 Sangat lemah atau Sangat rendah
0,20-0,39 Lemah atau Rendah
0,40-0,59 Sedang atau Cukup
0,60-0,79 Kuat atau Tinggi
0,80-1,00 Sangat kuat atau Sangat tinggi

d. Koefisien Determinasi (Kontribusi)


Koefisien Determinasi adalah suatu ukuran dari kesesuaian garis regeresi
terhadap data yang digunakan untuk mengukur kontribusi variable X (bebas)
terhadap variable Y (terikat) (Sugiyono, 2016). Tingkat koefisien determinasi
(kd) dihitung dalam SPSS versi 26.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Swasta yang menjadi
pilot project penerapan aplikasi EDM e-RKAM Tahun 2020 di Kabupaten
Ciamis.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3. 6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
2021 2022
No Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni

1 Observasi

6
Persiapan (membuat
Surat)

Perizinan

2 Proposal Penelitian

Pengajuan Judul

Penyusunan Proposal

Bimbingan Proposal

Penerimaan Proposal
oleh Dospem

Seminar Proposal

Revisi Proposal

3 Penyusunan Skripsi
(Bab 1,2 & 3)

Penyusunan Skripsi

Bimbingan Skripsi

Bimbingan dan
Pembuatan Instrumen

4 Pelaksanaan Penelitian

Penyebaran Angket

Pengumpulan Data

Analisis Data

5 Laporan Skripsi (Bab


4 & 5)

7
Penyusunan Skripsi

Bimbingan Skripsi

Penerimaan Skripsi oleh


Dosen Pembimbing

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data
Beberapa profil singkat MTs Swasta Pilot Project penerapan aplikasi EDM
e-RKAM Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang dijadikan sebagai tempat
penelitian guna menyebarkan angket adalah sebagai berikut:
1. Profil singkat MTSS Miftahul Falah
MTSS Miftahul Falah yang dikepalai oleh Agus Shofyan, S.Ag, adalah
madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 20278692 dan NSS
121232070032 . Lokasi madrasah berada di Jl Babakan no 20 Rt.03/Rw.05
Des.Panumbangan.
2. Profil singkat MTSS YPPS Sukahurip
MTSS YPPS Sukahurip yang dikepalai oleh M. Ayus Aliyusron, S.Ag
adalah madrasah yang berakreditasi A dengan NPSN 20278611 dan NSS
121232070030. Lokasi madrasah berada di Jl Sukamaju No 80 Sukahurip
Kec.Cihaurbeuti. :
3. Profil singkat MTSS Assalimiyah
MTSS Assalimiyah yang dikepalai oleh Ara Sumantri, ST, MM adalah
madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 20278629 dan NSS
121232070016. Lokasi madrasah berada di Jl KH. Salim No 1, Darmacaang
Kec Cikoneng.
4. Profil singkat MTSS NU CIAMIS
MTSS NU Ciamis yang dikepalai oleh Tuti, S.Ag adalah madrasah yang
berakreditasi B dengan NPSN 20278601 dan NSS 121232070001. Lokasi
madrasah berada di Jl Benteng Blk. No.8/10 Rt.03/Rw.24 Ciamis.
5. Profil singkat MTSS Cijulang
MTSS Cijulang yang dikepalai oleh Dra. Nanis Nurnasibah adalah
madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 20278610 dan NSS
121232070029. Lokasi madrasah berada di Jln Cihaurbeuti no 114 Sukahaji
Kec.Cihaurbeuti.
6. Profil singkat MTSS Rijalul Hikam

7
MTSS Rijalul Hikam yang dikepalai oleh Didin Saadudin AF.,
S.Ag.,M.Si. adalah madrasah yang berakreditasi A dengan NPSN 20278644
dan NSS 121232070051. Lokasi madrasah berada di Jl. Raya Jatinagara 03,
Dsn Wetan Rt.19/05.
7. Profil singkat MTSS Al-Hikmah
MTSS Al-Hikmah yang dikepalai oleh Ari Rifa’i adalah madrasah yang
berakreditasi B dengan NPSN 69927479 dan NSS 121232070115. Lokasi
madrasah berada di Dsn Awisari Rt02 Rw08 Kec Cikoneng.
8. Profil singkat MTSS Darul Amira
MTSS Darul Amira yang dikepalai oleh Haji Nurhidayat, S.E. adalah
madrasah yang berakreditasi A dengan NPSN 20278612 dan NSS
121232070031. Lokasi madrasah berada di Ds Ciawitali Rt05 Rw09 Kec
Cihaurbeuti.
9. Profil singkat MTSS Al-Ishlah
MTSS Darul Amira yang dikepalai oleh Drs.H.E Sirodzul Munir adalah
madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 20278609 dan NSS
121232070028. Lokasi madrasah berada di Jl Raya Cihaur no 02 Rt/Rw
01/01Kec Cihaurbeuti.
10. Profil singkat MTSS Sindangbarang
MTSS Sindangbarang yang dikepalai oleh Agung Trio Saeful adalah
madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 69983332 dan NSS
121232070124. Lokasi madrasah berada di Kp. Tonggoh, Sindangbarang
Kec.Panumbangan.
11. Profil singkat MTSS Ar-Rahman
MTSS Ar-Rahman yang dikepalai oleh Dewi Sriwulandari, S.Pd,M.Pd
adalah madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 69927478 dan NSS
121232070114. Lokasi madrasah berada di Jl Arrahman No 2, Nasol Kec
Cikoneng.
12. Profil singkat MTSS El-Bass
MTSS El-Bass yang dikepalai oleh Dedi Kusmawan S,Pd adalah
madrasah yang berakreditasi A dengan NPSN 69727387 dan NSS

7
121232070112. Lokasi madrasah berada di Jl Angganaya No 37 Imbanagara
Kec Ciamis.
13. Profil singkat MTSS Al-Ishlah
MTSS Al-Ishlah yang dikepalai oleh Drs.H.E Sirodzul Munir adalah
madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 20278609 dan NSS
121232070028. Lokasi madrasah berada di Jl Raya Cihaur no 02 Rt/Rw
01/01Kec Cihaurbeuti.
14. Profil singkat MTSS Al-Hikmah
MTSS Al-Hikmah yang dikepalai oleh Ari Rifa’i adalah madrasah yang
berakreditasi B dengan NPSN 69927479 dan NSS 121232070115. Lokasi
madrasah berada di Dsn Awisari Rt02 Rw08 Kec Cikoneng.
15. Profil singkat MTSS Riyadhul Ulum
MTSS Riyadhul Ulum yang dikepalai oleh Denni Nurul Taufiq, S.Pd
adalah madrasah yang berakreditasi B dengan NPSN 20211962 dan NSS
121232070013. Lokasi madrasah berada di Dsn Kalapanunggal rt30 rw12
Sindangsari.
16. Profil singkat MTSS At-Tarbiyah
MTSS At-Tarbiyah yang dikepalai oleh Ima Fitmawati, S.Th.I adalah
madrasah yang berakreditasi A dengan NPSN 20278102 dan NSS
121232040054. Lokasi madrasah berada di Gunungsari Kec Sadananya Kab
Ciamis.
17. Profil singkt MTSS Al-Barkah
MTSS Al-Barkah yang dikepalai oleh Gita Hendarwulan, SE, MM
adalah madrasah yang berakreditasi A dengan NPSN 20278710 dan NSS
121232040006. Lokasi madrasah berada di Dsn Limus Sukajadi Kec
Sadananya.
18. Profil singkat MTSS Annur
MTSS Annur yang dikepalai oleh Drs Dahyan, M.Pd.I adalah madrasah
yang berakreditasi B dengan NPSN 20278713 dan NSS 121232070009. Lokasi
madrasah berada di Mangkubumi Kec Sadananya.

7
B. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Uji Instrumen Penelitian
a. Hasil Uji Validitas
1) Validatas Instrumen Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM
Instrumen Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM terdiri dari lima
indikator yang mencakup 25 item pernyataan. Suatu intrumen dikatakan
valid apabila r hitung > r tabel. Pada penelitian ini, uji dihitung
menggunakan aplikasi SPSS 26 yang dimana r tabel dengan taraf
signifikansi 5% (0,05) untuk jumlah responden uji coba (n) 30 yaitu sebesar
0,361. Hasil uji validitas terhadap 25 item pernyataan dalam variabel
penerapan aplikasi EDM e-RKAM menjelaskan bahwa 25 item pernyataan
dalam variabel penerapan aplikasi EDM e-RKAM (variabel x) dikatakan
valid, karena r hitung dalam setiap item lebih besar dari r tabel. Berikut
penjelasan mengenai perhitungan uji validitas per item pernyataan.
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X
No r tabel 5%
Indikator r hitung >/< Kriteria Keputusan
item (30)
1 0,607 >
2 0,423 >
3 Kualitas 0,438 >
4 0,478 > Valid
Sistem
5 0,376 >
6 0.369 >
7 0,485 >
8 0,370 >
9 Penggunaan 0,413 > Valid
10 0,697 >
11 0,657 >
Digunak

12 0,617 >
13 0,651 >
an

14 Kepuasan 0,636 > 0,361


Valid
15 Penggunaan 0,538 >
16 0,623 >
17 0,607 >
18 0,642 >
19 Dampak 0,706 > Valid
20 Individu 0,600 >
21 0,411 >
22 0,755 >
23 Dampak 0,654 >
24 0,645 > Valid
Organisasi
25 0,668 >

7
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa semua item pernyataan yang ada pada
instrumen penelitian dengan variabel penerapan aplikasi EDM e-RKAM
dikatakan valid. Alasannya karena r hitung > r tabel. Dengan demikian
setiap butir pernyataan dapat dijadikan sebagai alat ukur variabel penelitian.
2) Validitas Instrumen Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS
Instrumen Efektivitas Pengelolaan keuangan BOS terdiri dari tiga
indikator yang mencakup 17 item pernyataan dalam penelitian ini. Suatu
intrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Penelitian ini
menggunakan uji validitas yang dihitung menggunakan aplikasi SPSS 26,
dimana r tabel dengan taraf sig 5% (0,05) untuk jumlah responden uji coba
(n) 30 yaitu sebesar 0,361.
Hasil uji validitas terhadap 17 item pernyataan dalam variabel
efektivitas pengelolaan keuangan BOS menjelaskan bahwa 17 item
pernyataan dalam variabel y ini dikatakan valid, karena r hitung dalam
setiap item lebih besar dari r tabel (0,05). Berikut penjelasan mengenai
perhitungan uji validitas per item pernyataan.
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y
No r r
Indikator >/< Kriteria Keputusan
Item hitung tabel
1 0,815 >
2 0,438 >
3 0,402 >
4 0,378 >
5 Pencapaian 0,583 > Valid
Tujuan
6 0,775 >
Digunaka

7 0,729 > 0,361


n

8 0,461 >
9 0,433 >
10 0,723 >
11 0,843 >
Integrasi Valid
12 0,474 >
13 0,722 >

7
14 0,372 >
15 0,382 >
Adaptasi Valid
16 0,425 >
17 0,390 >
Sumber: Hasil olah data SPSS 26
Tabel 4.2 membuktikan bahwa semua item pernyataan yang ada pada
instrumen penelitian dengan variabel efektivitas pengelolaan keuangan BOS
dikatakan valid. Alasannya karena r hitung > r tabel. Dengan demikian
setiap butir pernyataan dapat dijadikan sebagai alat ukur variabel penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji suatu instrumen yang digunakan untuk
mengukur suatu gejala pada waktu berlainan senantiasa menunjukan hasil yang
serupa. Peneliti menggunakan SPSS versi 26 untuk menguji reliabilitas dengan
fitur Analysis > Scale > Reliability Analysis.
1) Reliabilitas Instrumen Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,888 25
Tabel 4.3 menjelaskan tentang hasil pengujian reliabilitas penerapan
aplikasi EDM e-RKAM dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,888 lebih besar
dari 0,06. Maka dari itu, item pernyataan yang ada dalam variabel X
mempunyai konsistensi reliabilitas sehingga dapat diterima sebagai suatu
alat pengukuran penelitian.
2) Reliabilitas Instrumen Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,727 17
Tabel 4.4 menjelaskan tentang hasil pengujian reliabilitas efektivitas
pengelolaan keuangan BOS dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,727 lebih
besar dari 0,06. Maka dari itu, item pernyataan yang ada dalam variabel Y

7
mempunyai konsistensi reliabilitas sehingga dapat diterima sebagai suatu
alat pengukuran penelitian.
3. Realitas Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM di Madrasah Tsanawiyah
Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
Untuk mengetahui realitas Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis, peneliti
menyebarkan kuesioner sebanyak 25 item pernyataan dengan lima alternatif
jawaban terstruktur yaitu Sangat Setuju (SS=5), Setuju (S=4), Ragu (R=3), Tidak
Setuju (TS=2), dan Sangat Tidak Setuju (STS=1). Kuesioner disebarkan kepada
responden yang meliputi Tim Inti Madrasah (Kepala Madrasah, Bendahara, dan
Operator) di 18 Madrasah Tsanawiyah Swasta Pilot Project Tahun 2020 di
Kabupaten Ciamis.
a. Analisis Parsial Indikator
Penelitian ini menggunakan analisis parsial indikator untuk melihat
realitas variabel yang ada pada lokasi penelitian. Sehingga, untuk melihat
realitas variabel X “penerapan aplikasi EDM e-RKAM” didasarkan pada lima
indikator yaitu: Kualitas sistem, penggunaan, kepuasan penggunaan, dampak
individu, dan dampak organisasi. Adapun hasil perhitungan parsial indikator
dengan rumus akan diinterpretasikan pada nilai berikut:
Tabel 4. 5 Nilai Interval
(Darmawan, 2019)
Nilai Interval Kategori
0,5-1,5 Sangat rendah
1,6-2,5 Rendah
2,6-3,5 Sedang
3,6-4,5 Tinggi
4,6-5,5 Sangat Tinggi
Maka dari itu, realitas masing-masing perindikator pada variabel x dapat
dirinci serta dilihat pada tabel berikut:
1) Kualitas Sistem
Tabel 4. 6 Analisis Parsial Per indikator Kualitas System
No Jawaban Responden
Indikator N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS

7
1 9 37 1 3 0 50 200 4,08 Tinggi
2 8 31 0 11 0 50 184 3,75 Tinggi
3 8 28 8 6 0 50 186 3,79 Tinggi
Kualitas 4 1 31 12 6 0 50 175 3,57 Sedang
Sistem
5 2 23 17 8 0 50 167 3,40 Sedang
6 1 30 9 10 0 50 170 3,46 Sedang
Total 3,67 Tinggi
Pada tabel 4.6, nilai yang dihasilkan dari rata-rata nilai parsial
indikator kualitas sistem adalah 3,67. Adapun 3,67 termasuk pada
kualifikasi tinggi, karena ada pada interval 3,6 - 4,5. Maka bisa diambil
kesimpulan bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang menerapkan aplikasi EDM
e-RKAM terhadap indikator kualitas sistem dikategorikan tinggi.
2) Penggunaan
Tabel 4. 7 Analisis Parsial Perindikator Penggunaan
No Jawaban responden
Indikator N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS
7 7 25 10 8 0 50 179 3,65 Tinggi
8 13 30 1 6 0 50 198 4,04 Tinggi
9 14 23 11 2 0 50 197 4,02 Tinggi
Penggunaan
10 6 33 3 8 0 50 185 3,77 Tinggi
11 3 30 11 6 0 50 178 3,63 Tinggi
Total 3,82 Tinggi
Pada tabel 4.7, nilai yang dihasilkan dari rata-rata nilai parsial
indikator kualitas sistem adalah 3,82. Adapun 3,82 termasuk pada
kualifikasi tinggi, karena ada pada interval 3,6 - 4,5. Maka bisa diambil
kesimpulan bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang menerapkan aplikasi EDM
e-RKAM terhadap indikator penggunaan dikategorikan tinggi.
3) Kepuasan Penggunaan
Tabel 4. 8 Analisis Parsial Perindikator Kepuasan Penggunaan
No Jawaban responden
Indikator N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS
12 5 31 10 4 0 50 185 3,77 Tinggi
13 2 28 11 9 0 50 171 3,48 Sedang
Kepuasan
14 5 27 12 6 0 50 179 3,65 Tinggi
Penggunaan
15 4 25 14 7 0 50 174 3,55 Sedang
16 1 29 11 9 0 50 170 3,46 Sedang

7
Total 3,58 Sedang
Pada tabel 4.8, nilai yang dihasilkan dari rata rata nilai parsial
indikator kualitas sistem adalah 3,58. Adapun 3,58 termasuk pada
kualifikasi sedang, karena ada pada interval 2,6 – 3,5. Maka bisa diambil
kesimpulan bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang memakai aplikasi EDM e-
RKAM terhadap indikator kepuasan penggunaan dikategorikan sedang.
4) Dampak Individu
Tabel 4. 9 Analisis Parsial Perindikator Dampak Individu
No Jawaban Responden
Indikator N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS
17 2 28 11 9 0 50 171 3,48 Sedang
18 2 26 13 9 0 50 169 3,44 Sedang
Dampak 19 1 33 10 6 0 50 177 3,61 Tinggi
Individu 20 0 31 14 5 0 50 174 3,55 Sedang
21 2 37 6 5 0 50 184 3,75 Tinggi
Total 3,56 Sedang
Pada tabel 4.9, nilai yang dihasilkan dari rata-rata nilai parsial
indikator kualitas sistem adalah 3,56. Adapun 3,56 termasuk pada
kualifikasi sedang, karena ada pada interval 2,6 – 3,5. Maka bisa diambil
kesimpulan bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang memakai aplikasi EDM e-
RKAM terhadap indikator dampak individu dikategorikan sedang.
5) Dampak Organisasi
Tabel 4. 10 Analisis Parsial perindikator Dampak organisasi
No Jawaban Responden
Indikator N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS
22 5 39 0 6 0 50 191 3,89 Tinggi
23 1 39 7 0 3 50 184 3,75 Tinggi
Dampak
24 3 40 4 3 0 50 191 3,89 Tinggi
Organisasi
25 2 34 8 6 0 50 180 3,67 Tinggi
Total 3,80 Tinggi
Pada tabel 4.10, nilai yang dihasilkan dari rata-rata nilai parsial
indikator kualitas sistem adalah 3,80. Adapun 3,80 termasuk pada
kualifikasi tinggi, karena ada pada interval 3,6 – 4,5. Maka bisa diambil
kesimpulan bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot

8
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang memakai aplikasi EDM e-
RKAM terhadap indikator dampak organisasi dikategorikan tinggi.
e. Interpretasi Variabel X
Hasil interpretasi dari seluruh indikator variabel Penerapan Aplikasi
EDM e-RKAM bisa diketahui pada tabel berikut:
Tabel 4. 11 Hasil interpretasi Data Variabel Penerapan Aplikasi EDM e-
RKAM (X)
Indikator Mean Kategori
Kualitas Sistem 3,67 Tinggi
Penggunaan 3,82 Tinggi
Kepuasan Penggunaan 3,58 Sedang
Dampak Individu 3,56 Sedang
Dampak Organisasi 3,80 Tinggi
Nilai rata-rata keseluruhan 3,68 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.11, nilai rata-rata keseluruhan adalah 3,68. Adapun


3,68 masuk kriteria tinggi, karena berada pada rentang 3,6 – 4,5. Maka dapat
disimpulkan bahwa Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM di MTs Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di kabupaten Ciamis dikategorikan tinggi.
4. Realitas Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah Tsanawiyah
Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
Untuk mengetahui realitas Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS di
Madrasah Tsanawiyyah Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis,
peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 17 item pernyataan dengan lima
alternatif jawaban terstruktur yaitu Sangat Setuju (SS=5), Setuju (S=4), Ragu
(R=3), Tidak Setuju (TS=2), dan Sangat Tidak Setuju (STS=1). Kuesioner
disebarkan kepada responden yang meliputi Tim Inti Madrasah (Kepala
Madrasah, Bendahara, dan Operator) di 18 Madrasah Tsanawiyah Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis.
a. Analisis Parsial Indikator
Penelitian ini menggunakan analisis parsial indikator untuk melihat
realitas variabel yang ada pada lokasi penelitian. Adapun untuk melihat realitas
variabel Y “efektivitas pengelolaan keuangan BOS” didasarkan pada tiga

8
indikator yaitu: Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan Adaptasi. Realitas masing-
masing perindikator pada variabel Y dapat dirinci dan dilihat dari tabel berikut:
1) Pencapaian Tujuan
Tabel 4. 12 Analisis Parsial Perindikator Pencapaian Tujuan
No Jawaban responden
Indikator N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS
1 3 39 5 3 0 50 190 3,88 Tinggi
2 4 35 8 3 0 50 188 3,84 Tinggi
3 3 38 5 4 0 50 188 3,84 Tinggi
4 0 16 29 5 0 50 150 3,06 Sedang
Pencapaian 5 1 26 19 4 0 50 172 3,51 Sedang
Tujuan 6 3 42 3 2 0 50 194 3,95 Tinggi
7 4 27 12 7 0 50 176 3,59 Sedang
8 1 19 20 10 0 50 159 3,24 Sedang
9 4 39 6 1 0 50 194 3,95 Tinggi
Total 3,65 Tinggi
Pada tabel 4.13, nilai yang dihasilkan dari rata rata nilai parsial
indikator pencapaian tujuan adalah 3,65. Adapun 3,65 termasuk pada
kualifikasi tinggi, karena ada pada interval 3,6 – 4,5. Maka bisa diambil
kesimpulan bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yang menerapkan aplikasi EDM
e-RKAM terhadap indikator pencapaian tujuan mengenai efektivitas
pengelolaan keuangan BOS dapat dikategorikan tinggi.
2) Integrasi
Tabel 4. 13 Analisis Parsial Perindikator Integrasi
No Jawaban responden
Indikator N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS
10 4 41 5 0 0 50 194 3,95 Tinggi
11 4 36 8 2 0 50 176 3,59 Sedang
Integrasi 12 4 41 6 0 0 50 194 3,95 Tinggi
13 5 35 10 0 0 50 192 3,91 Tinggi
Total 3,85 Tinggi
Pada tabel 4.14, nilai yang dihasilkan dari rata rata nilai parsial
indikator integrasi adalah 3,85. Adapun 3,85 termasuk pada kualifikasi
tinggi, karena ada pada interval 3,6 – 4,5. Maka bisa diambil kesimpulan
bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot Project Tahun
2020 di Kabupaten Ciamis yang menerapkan aplikasi EDM e-RKAM

8
terhadap indikator integrasi mengenai efektivitas pengelolaan keuangan
BOS dapat dikategorikan tinggi.
3) Adaptasi
Tabel 4. 14 Analisi Parsial Perindikator Adaptasi
Jawaban responden
Indikator No N Skor Mean Kategori
item SS S R TS STS
14 6 36 8 0 0 50 195 3,97 Tinggi
15 3 34 13 0 0 50 187 3,81 Tinggi
Adaptasi 16 19 30 1 0 0 50 215 4,38 Tinggi
17 7 37 6 0 0 50 198 4,04 Tinggi
Total 4,05 Tinggi
Pada tabel 4.15, nilai yang dihasilkan dari rata rata nilai parsial
indikator integrasi adalah 4,05. Adapun 4,05 termasuk pada kualifikasi
tinggi, karena ada pada interval 3,6 – 4,5. Maka bisa diambil kesimpulan
bahwa, respon dari Tim inti Madrasah di MTs Swasta Pilot Project Tahun
2020 di Kabupaten Ciamis yang memakai aplikasi EDM e-RKAM terhadap
indikator adaptasi mengenai efektivitas pengelolaan keuangan BOS
dikategorikan tinggi.
b. Interpretasi variabel Y
Hasil interpretasi dari seluruh indikator variabel efektivitas pengelolaan
keuangan BOS dapat diamati pada tabel berikut:
Tabel 4. 15 Hasil Interpretasi Data Variabel Efektivitas Pengelolaan
Keuangan BOS (Y)
Indikator Mean Kategori
Pencapaian Tujuan 3,65 Tinggi
Integrasi 3,85 Tinggi
Adaptasi 4,05 Tinggi
Nilai rata-rata keseluruhan 3,85 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.16, nilai rata rata keseluruhan adalah 3,85. Adapun
3,85 masuk kriteria tinggi, karena berada pada rentang 3,6 – 4,5. Maka dapat
disimpulkan bahwa Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS di MTs Swasta
Pilot Project Tahun 2020 di kabupaten Ciamis dikategorikan tinggi.

8
5. Realitas Hubungan Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dengan
Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah Tsanawiyyah Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
a. Uji Prasyarat Analisis (Uji Asumsi)
1) Uji Normalitas
Bersumber pada hasil uji normalitas yang dilakukan menggunakan
teknik Kolmogrov-Smirnov pada SPSS 26, diketahui bahwa variabel X
penerapan aplikasi EDM e-RKAM dan variabel Y efektivitas pengelolaan
keuangan BOS memiliki nilai residual yakni 0,200 > 0,05, artinya data
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, bisa diamati pada tabel berikut
hasil perhitungannya:
Tabel 4. 16 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,80954743
Most Extreme Differences Absolute ,104
Positive ,051
Negative -,104
Test Statistic ,104
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil olah data SPSS 26
2) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah kedua variabel tersebut
berhubungan linear atau tidak. Berikut hasil dari uji linearitas antara
variabel X (Penerapan aplikasi EDM e-RKAM) dan variabel Y (Efektivitas
Pengelolaan Keuangan BOS)
Tabel 4. 17 Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Efektivitas Between (Combined) 171,387 17 10,082 1,157 ,350

8
Pengelolaan Groups Linearity 63,536 1 63,536 7,289 ,011
Keuangan Deviation from 107,851 16 6,741 ,773 ,702
BOS Linearity
Madrasah * Within Groups 278,933 32 8,717
Penerapan Total 450,320 49
Aplikasi
EDM e-
RKAM
Sumber: Hasil olah data SPSS 26
Mengacu pada hasil tersebut dapat dilihat bahwa angka signifikasi
antara variabel X (Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM) dan variabel Y
(Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS) yaitu 0,702. Dengan hasil diatas
menunjukkan bahwa 0,702 > 0,05 yang bermakna kedua variabel yakni
variabel X (Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM) dan variabel Y (Efektivitas
Pengelolaan Keuangan BOS ) memiliki hubungan linear.
b. Uji Korelasi
Langkah selanjutnya dalam mengukur ada tidaknya signifikansi
hubungan antara variabel penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan
efektivitas pengelolaan keuangan BOS maka dilakukan uji korelasi
pearson.
Arah hubungan variabel penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan
efektivitas pengelolaan keuangan BOS yaitu melihat nilai koefisien korelasi
dari hasil perhitungan SPSS 26 memiliki angka positif sebesar 0,376 dengan
demikian, kedua variabel dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang
bersifat positif (searah) dengan tingkat kekuatan hubungan yang lemah atau
rendah karena berada pada interval 0,20-0,39. Dengan demikian, jika
penerapan aplikasi EDM e-RKAM semakin ditingkatkan maka efektivitas
pengelolaan keuangan BOS akan meningkat. Agar lebih jelas, bisa diamati
pada tabel hasil perhitungan uji korelasi:
Tabel 4. 18 Hasil Uji Korelasi
Correlations
Penerapan Efektivitas
Aplikasi Pengelolaan
EDM e- Keuangan BOS
RKAM Madrasah

8
Penerapan Aplikasi EDM e- Pearson Correlation 1 ,376**
RKAM Sig. (2-tailed) ,007
N 50 50
Efektivitas Pengelolaan Pearson Correlation ,376**
1
Keuangan BOS Madrasah Sig. (2-tailed) ,007
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Hasil olah data SPSS 26


Berdasarkan hasil perhitungan diatas, bisa disimpulkan bahwa Ha
diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan dengan arah hubungan yang
searah dan positif antara penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan
efektivitas pengelolaan keuangan BOS madrasah.
c. Uji Koefisien Determinasi (Kontribusi)
Tahap selanjutnya yaitu menghitung besarnya kontribusi variabel X
terhadap variabel Y dengan mencari nilai koefisien determinasi, perhitungan
ini menggunakan aplikasi SPSS 26 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 19 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,376a ,141 ,123 2,839
a. Predictors: (Constant), Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM
b. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS
Madrasah
Sumber: Hasil olah data SPSS 26
Diketahui dari tabel diatas menunjukan nilai korelasi r = 0,376,
selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel penerapan
Aplikasi EDM e-RKAM dengan Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS
dengan SPSS 26, hasilnya menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,141 sehingga bisa disimpulkan bahwa kontribusi variabel
bebas (independent) penerapan aplikasi EDM e-RKAM terhadap variabel
terikat (dependent) Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS di MTs Swasta
Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yaitu sebesar 14,1%.

8
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian terkait dengan hubungan penerapan aplikasi EDM e-
RKAM dengan efektivitas pengelolaan keuangan BOS madrasah, terdapat temuan
yang perlu dibahas, yaitu:
1. Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM di Madrasah Tsanawiyyah Swasta
Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang semakin pesat telah
mempengaruhi sistem pengolahan data dan sistem informasi pada entitas yang
melakukan pelaporan data keuangan. Agar dapat melakukan pengolahan data
keuangan secara efektif efisien maka diperlukan suatu sistem informasi
terintegrasi yang mampu diandalkan, cepat, serta akurat sehingga suatu sistem
dapat diintegrasikan secara menyeluruh dan mampu memberikan informasi yang
handal serta relevan (Ermawati, 2018).
Keberhasilan Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM setidaknya dapat dilihat
dari beberapa indikator, diantaranya: kualitas sistem yang memang memiliki data
yang akurat, sistem yang fleksibel serta mudah digunakan. Hasil indikator ini bisa
dilihat dari jawaban menyeluruh responden bahwa Tim Inti Madrasah merasa
bahwa Aplikasi EDM e-RKAM mampu menghasilkan informasi berupa laporan
keuangan yang tertata rapi dan akurat, bahkan aplikasi ini mampu untuk
memperbarui beberapa fitur dengan menyesuaikan kebutuhan dalam pekerjaan.
Hal teresebut dapat terlihat dari hasil penelitian kuiseoner pada Tim Inti madrasah
MTs Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis, dengan perolehan
angka sebesar 3,67. Walaupun begitu, beberapa Tim Inti Madrasah menjawab
bahwa aplikasi ini belum bisa untuk sepenuhnya diandalkan karena masih banyak
terjadi kesalahan sistem sehingga tidak cukup mudah dan nyaman untuk
digunakan.
Kemudian pada aspek kepuasan penggunaan dalam penerapan aplikasi
EDM e-RKAM, dari hasil penelitian Tim Inti Madrasah MTs Swasta Pilot Project
Tahun 2020 Kabupaten Ciamis, mendapat perolehan angka 3,58. Artinya, tidak
sedikit dari Tim Inti Madrasah MTs terkait yang merasa belum puas dengan
kinerja aplikasi. Seperti masih kurang sesuainya kapabilitas aplikasi dengan
kebutuhan pengelolaan keuangan madrasah dan masih cukup banyak waktu dan

8
tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan melalui aplikasi EDM e-
RKAM, walaupun begitu Tim inti Madrasah merasa bahwa aplikasi ini akan
mampu menjalankan fungsinya secara efisien, apabila kualitas fitur-fitur yang ada
pada aplikasi diperbarui kembali dan ditingkatkan kembali supaya proses
pengisiannya lebih efisien, efektif, dan tentunya lebih mudah.
Dampak Individu menjadi salah satu indikator dari keberhasilan penerapan
aplikasi EDM e-RKAM. Dan hasil penelitian pada indikator ini menunjukkan
perolehan angka 3,56. Artinya, diterapkan aplikasi ini, belum sepenuhnya
memberikan banyak dampak positif terhadap setiap individu Tim Inti Madrasah.
Penerapan Aplikasi ini cukup memberikan kemudahan dan kecepatan dalam
menyelesaikan pekerjaan bahkan meningkatkan produktivitas kerja TIM, namun
belum cukup mampu meningkatkan perfoma kerja TIM, serta belum cukup
mampu meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan TIM.
Selain dampak Individu, penerapan aplikasi EDM e-RKAM ini dikatakan
berhasil apabila memberikan dampak terhadap organisasi. Pada penelitian ini,
didapat perolehan angka sebesar 3,8 dengan kategori tinggi. Artinya Tim Inti
Madrasah merasa bahwa adanya penerapan aplikasi EDM e-RKAM, mampu
memberikan dampak positif luar biasa terhadap organisasi. Salah satu dampak
yang dihasilkan, seperti : a) pelaporan keuangan ke pusat tentu menjadi lebih
mudah dan cepat, b) terjadinya pengurangan biaya operasional dari aktivitas-
aktivitas diluar pengoperasian aplikasi, yang justru Madrasah-madrasah Pilot
project lah yang dibiayai secara menyeluruh oleh Bank Dunia dalam proses
penerapan aplikasi ini, c) Meningkatnya kualitas laporan keuangan yang
dihasilkan baik dari segi keakuratan dan kecepatan.
Maka dari itu, pada rata-rata nilai indikator penerapan aplikasi EDM e-
RKAM di MTs Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,68 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa proses dalam penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dapat
dilakukan dengan baik dan bisa dikatakan berhasil. Sehingga dalam melihat hasil
penelitian tersebut seluruh stakeholder madrasah diharapkan untuk terus
mengoptimalkan penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan tepat sesuai
prosedur/pedoman.

8
2. Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah Tsanawiyah Swasta
Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
Manajemen keuangan disebut memenuhi prinsip efektivitas adalah jika
kegiatan yang dilakukan mampu mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas
dalam upaya mencapai tujuan madrasah yang berkaitan dan kualitatif outcome
nya sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Minarti, 2011)
Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah setidaknya dapat di lihat
dan diukur dari beberapa indikator, diantaranya adalah pencapaian Tujuan. . Hasil
indikator ini bisa dilihat dari jawaban menyeluruh responden bahwa : a)
Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM mampu memudahkan TIM untuk mencapai
rencana strategis dan tujuan strategis yang telah dibuat sesuai target waktu yang
sudah ditentukan; b) Aplikasi EDM e-RKAM mempengaruhi kinerja TIM dalam
Pembuatan SPJ BOS sehingga menjadi tepat waktu; c) Pengelolaan Dana BOS
melalui aplikasi membuat proses pengelolaannya lebih transparan, dan d)
penggunaan aplikasi EDM e-RKAM memudahkan TIM dalam penyusunan
rencana anggaran madrasah sesuai dengan EDM yang telah disusun. Hal tersebut
dapat terlihat dari hasil penelitian pada Tim Inti madrasah MTs Swasta Plot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis, pada indikator pencapaian tujuan
dengan perolehan angka sebesar 3,65. Walaupun begitu, beberapa Tim Inti
Madrasah menjawab bahwa penerapan aplikasi EDM e-RKAM ini pengaruhnya
sedikit terhadap peningkatan hasil ujian akhir madrasah, prestasi siswa di
madrasah, dan terhadap peningkatan jumlah siswa yang mendaftar ke madrasah.
Kemudian pada indikator integrasi dalam efektivitas pengelolaan keuangan
BOS , dari hasil penelitian Tim Inti Madrasah MTs Swasta Pilot Project Tahun
2020 Kabupaten Ciamis, mendapat perolehan angka 3,85. Tidak sedikit dari Tim
Inti Madrasah MTs terkait yang merasa semakin memperhatikan prinsip-prinsip
pengelolaan keuangan (fleksibilitas, efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan
transparansi) dalam proses pengelolaan keuangan BOS madrasah melalui aplikasi
EDM e-RKAM, TIM semakin memiliki kesadaran untuk melibatkan komite
madrasah dalam merencanakan pengelolaan dana BOS, serta mudahnya warga
madrasah mengetahui informasi terkait pemanfaatan dana BOS melalui papan
informasi yang ada di lingkungan madrasah.

8
Adaptasi salah satu indikator terakhir dari pengukuran efektivitas
pengelolaan keuangan BOS. Dan hasil penelitian pada indikator ini menunjukkan
perolehan angka 4,05. Artinya, sub indikator yang meliputi pengawasan,
kesesuaian program, proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja pada
pengelolaan keuangan BOS di MTS Swasta Pilot Project dikatakan tinggi atau
efektif. Lebih tepatnya, melalui penerapan aplikasi EDM e-RKAM memberikan
peningkatan dan kemudahan dalam pengawasan dan evaluasi terhadap program
kerja yang telah dibuat, baik itu pengawasan tingkat madrasah maupun pusat,
kemudian pemanfaatan dana BOS untuk kegiatan yang telah diprioritaskan dalam
proses penyusunan RKAM lebih tepat dan akurat.
Maka dari itu, pada rata-rata nilai indikator penerapan aplikasi EDM e-
RKAM di MTs Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,85 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan BOS di MTs Swasta Pilot Project
Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis bisa dikatakan efektif atau dilakukan dengan
baik dan tepat, sehingga dalam melihat hasil penelitian tersebut seluruh
stakeholder madrasah diharapkan untuk terus mengoptimalkan pengelolaan
keuangan BOS Madrasah tepat sesuai prosedur/pedoman.
3. Hubungan Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM dengan Efektivitas
Pengelolaan Keuangan BOS Madrasah Tsanawiyah Swasta Pilot Project
Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
Penerapan rancangan sistem informasi manajemen berbasis komputer
ataupun aplikasi, akan mampu memberikan dukungan pada setiap proses baik itu
perencanaan, pengendalian, serta pengambilan keputusan manajemen. Penerapan
aplikasi pun sangat menunjang keberhasilan suatu perusahaan maupun organisasi
dalam upaya meningkatkan kinerja serta dalam upaya mencapai tujuan organisasi
(Hidayat & Wijaya, 2017). Sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa
sistem informasi manajemen apabila diterapkan secara optimal, akan mampu
meningkatkan efektivitas kerja, sehingga semakin tinggi efektivitas kerja pegawai
maka akan semakin tinggi pula mutu layanan administrasi yang dihasilkan
(Sopyan et al., 2021).

9
Berdasarkan hasil pada penelitian ini, didapatkan nilai signifikansi sebesar
0,200. > 0,05. Maka variabel (X) penerapan aplikasi EDM e-RKAM dan variabel
(Y) Efektivitas Pengelolaan keuangan BOS dinyatakan berdistribusi normal. Hasil
dari uji linearitas data diketahui pada tabel anova hubungan antara variabel
penerapan aplikasi EDM e-RKAM (X) dengan variabel efektivitas pengelolaan
keuangan BOS (Y), terlihat bahwa hasil deviation from linearity 0,702. > 0,5.
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel X dan variabel Y memiliki hubungan
yang linier.
Arah dari hubungan variabel penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan
efektivitas pengelolaan keuangan BOS yaitu dengan melihat angka pearson
korelasi yaitu 0,376. Tingkat kekuatan hubungan antara penerapan aplikasi EDM
e-RKAM dengan efektivitas pengelolaan keuangan BOS adalah 0,376, maka
dapat diinterpretasikan dengan koefisien masuk kategori 0,20 – 0,39 artinya
terdapat hubungan yang lemah atau rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan penerapan aplikasi EDM e-RKAM
dengan efektivitas pengelolaan keuangan BOS di MTs Swasta Pilot Project
Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis. Sehingga hubungan dari kedua variabel
tersebut bersifat positif (searah), yang berarti jika penerapan aplikasi EDM e-
RKAM semakin ditingkatkan maka efektivitas pengelolaan keuangan BOS akan
meningkat.
Pada hasil koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,141 sehingga bisa
disimpulkan bahwa kontribusi variabel bebas (independent) penerapan aplikasi
EDM e-RKAM terhadap variabel terikat (dependent) Efektivitas Pengelolaan
Keuangan BOS di MTs Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis
yaitu sebesar 14,1%.

9
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis kuantitatif yang diolah pada bab
sebelumnya dengan melibatkan 50 responden dari Tim Inti Madrasah MTs Swasta
Pilot Project Tahun 2020 Kabupaten Ciamis, peneliti mengambil kesimpulan
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Hasil penelitian variabel X (Penerapan Aplikasi EDM e-RKAM) yang
didasarkan pada lima indikator yaitu: Kualitas Sistem, Penggunaan, Kepuasan
Penggunaan, Dampak Individu dan Dampak Organisasi berada pada kategori
tinggi. Mengacu kepada hasil analisis statistik yang diperoleh dengan nilai
perolehan rata-rata 3,68 berada dalam skala interval 3,6 – 4,5 yang mana
termasuk kategori tinggi.
2. Hasil penelitian variabel Y (Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS) yang
didasarkan pada tiga indikator yaitu: Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan
Adaptasi berada pada kategori tinggi. Mengacu kepada hasil analisis statistik
yang diperoleh dengan nilai perolehan rata-rata 3,85 berada dalam skala
interval 3,6 – 4,5 yang mana termasuk kategori tinggi.
3. Hasil perhitungan korelasi antara X dan Y, maka diperoleh angka koefisien
korelasi sebesar 0,376 . Tingkat kekuatan hubungan antara penerapan aplikasi
EDM e-RKAM dengan efektivitas pengelolaan keuangan BOS adalah 0,376,
dan dapat diinterpretasikan dengan koefisien masuk kategori 0,20 – 0,39
artinya terdapat hubungan yang lemah atau rendah. Maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang lemah atau rendah antara penerapan aplikasi
EDM e-RKAM dengan efektivitas pengelolaan keuangan BOS di MTs
Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis. Hasil dari perhitungan
uji korelasi bahwa signifikansi penerapan aplikasi EDM e-RKAM dengan
efektivitas pengelolaan keuangan BOS diperoleh 0,007. Karena nilai
signifikansi 0,007 < 0,05 maka terdapat korelasi antara penerapan aplikasi
EDM e-RKAM dengan efektivitas pengelolaan keuangan BOS di MTs
Swasta Pilot Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis, sehingga disimpulkan

9
bahwa hubungan dari kedua variabel tersebut bersifat positif (searah) dan Ha
diterima, yang berarti jika penerapan aplikasi EDM e-RKAM semakin
ditingkatkan maka efektivitas pengelolaan keuangan BOS akan meningkat.
4. Hasil pengolahan koefisien determinasi memperoleh koefisien kontribusi
sebesar 0,141 sehingga bisa disimpulkan bahwa kontribusi variabel bebas
(independent) penerapan aplikasi EDM e-RKAM terhadap variabel terikat
(dependent) Efektivitas Pengelolaan Keuangan BOS di MTs Swasta Pilot
Project Tahun 2020 di Kabupaten Ciamis yaitu sebesar 14,1%. Dengan
demikian, jika penerapan aplikasi EDM e-RKAM dioptimalkan dan
dimaksimalkan dalam pengelolaannya, maka efektivitas pengelolaan
keuangan BOS akan meningkat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan
beberapa saran yang mungkin berguna bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi pihak pengembangan aplikasi EDM e-RKAM agar dapat
mempertahankan serta meningkatkan kualitas sistem untuk mempermudah
TIM dalam memenuhi kebutuhannya, serta perlunya penyempurnaan secara
terus menerus terhadap aplikasi EDM e-RKAM agar lebih mudah diandalkan.
2. Bagi pihak madrasah, khususnya Tim Inti Madrasah agar dapat terus
memanfaatkan penggunaan Aplikasi EDM e-RKAM dengan tepat dan baik,
sehingga efektivitas pengelolaan keuangan BOS di madrasah menjadi
meningkatkan.
3. Bagi peneliti lain, penulis berharap penelitian ini bisa dijadikan sebagai
referensi bagi keberlangsungan penelitian berikutnya demi pengembangan
manajemen pendidikan. Selain itu untuk peneliti selanjutnya agar mampu
melakukan pembaharuan atau peningkatan hasil penelitian seperti
menambahkan variabel lain, baik variabel dependen ataupun independen agar
lebih luas pembahasannya.

9
9

Anda mungkin juga menyukai