SKRIPSI
ACC ACC
Untuk di SK kan
Disusun Oleh
Krisna Wiacih 1708109013
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang dicantumkan,
peneliti dapat mengidentifikasikannya sebagai masalah, diantaranya sebagai
berikut:
1. Masih rendahnya kualifikasi Informasi Teknologi (IT) tenaga
administrasi dalam mengoperasikan sistem informasi manajemen.
2. Kurangnya kegiatan pengembangan mutu tenaga administrasi
mengenai sistem informasi manajemen.
3. Adanya kendala dalam penerapan sistem informasi manajemen dalam
pelaksanaan manajemen sekolah.
C. Fokus Masalah
Peneliti memfokuskan penelitiaan ini pada “Penerapan Sistem
Informasi Manajemen dalam Tata Kelola Manajemen Sekolah”, yang mana
meliputi:
1. Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Hartono dalam Bryan (2019:783) mengemukakan bahwa, “Sistem
Informasi manajemen adalah sebuah sistem, yaitu rangkaian
terorganisasi dari sejumlah bagian/komponen yang secara bersama-
sama berfungsi atau bergerak menghasilkan informasi untuk
digunakan dalam manajemen perusahaan”. Sistem informasi
manajemen dibatasi dalam cakupan sekolah yang memiliki ruang
lingkup diantaranya yaitu: a) modul kepegawaian, b) modul
kesiswaan, c) modul kurikulum, d) modul akademik, e) modul
keuangan, f) modul konseling, g) modul inventaris, h) modul e
learning, i) modul bos. (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 128).
2. Tata Kelola Manajemen Sekolah
Tata kelola sering juga disebut dengan tata usaha, sementara
manajemen sendiri sering disamaartikan dengan manajemen
pendidikan. Menurut Hasibuan (2016:255). Manajemen yaitu ilmu
atau seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam penelitian ini manajemen dibatasi pada
manajemen sekolah, yang dapat didefinisikan menurut James Jr dalam
Nurdiyansyah. Dkk. (2017: 2) yaitu proses pemberdayaan sumber
daya manusia bagi penyelenggara sekolah secara efektif.
D. Pertanyaan Penelitian
Dari fokus penelitian yang sudah dicantumkan, peneliti dapat menarik
beberapa pertanyaan penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan sistem informasi manajemen dalam tata kelola
manajemen sekolah di MTs Negeri 1 Kota Cirebon?
2. Bagaimana fungsi manajemen dalam penerapan sistem informasi
manajemen di MTs Negeri 1 Kota Cirebon?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan sistem informasi
manajemen dalam tata kelola manajemen sekolah di MTs Negeri 1
Kota Cirebon?
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan-tujuan yang diantaranya
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan sistem informasi manajemen pada tata
kelola manajemen sekolah di MTs Negeri 1 Kota Cirebon.
2. Untuk mengetahui fungsi manajemen dalam penerapan sistem
informasi manajemen di MTs Negeri 1 Kota Cirebon.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan
sistem informasi manajemen dalam tata kelola manajemen sekolah di
MTs Negeri 1 Kota Cirebon.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
baik secara teoritis, maupun praktis diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat menjadi sumbangsih pengetahuan, wawasan
serta pemikiran yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan terutama pada lembaga pendidikan.
b. Dapat menjadi bahan rujukan penelitian di lembaga pendidikan,
baik perguruan tinggi maupun sekolah dalam hal manajemen
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Tenaga Administrasi
Diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga administrasi selaku
juga operator dalam penerapan sistem informasi manajemen di
sekolah untuk meningkatkan kinerja tenaga administrasi
sehingga dapat memberikan pelayanan administrasi sekolah
dengan baik.
b. Sekolah
Diharapkan dapat bermanfaat juga bagi sekolah sebagai acuan
dalam meningkatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
hal ini sistem informasi manajemen terutama di bidang
administrasi sekolah agar tetap dapat mengikuti era globalisasi
dan menciptakan pendidikan yang semakin baik kedepannya.
c. Penulis
Dapat bermanfaat bagi penulis dalam mengembangkan
pemikiran dan kreatifitas dalam memahami tentang penerapan
sistem informasi manajemen dalam tata kelola manajemen
sekolah.
BAB II
3. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisisen untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2006: 2).
Sedangkan menurut definisi dari Stoner manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan antar
anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Nurdyansyah. Dkk.
2017: 117).
Sementara Ricky W. Griffin mengutarakan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya utuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efisien. Efektif disini berarti tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sedangkan efisien berarti tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal
(Fauzi, 2016: 3).
Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan, manajemen
adalah sebuah proses mengatur kegiatan yang mana meliputi fungsi-
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
pengontrolan agar kegiatan tersebut dapat mencapai suatu tujuan yang
sudah ditentukan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Dari pengertian sistem, informasi, dan manajemen secara
keseluruhan, dapat diketahui maksud dari sistem informasi
manajemen menurut The Encyclopedia Of Management adalah
pendekatan-pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk
memberikan bantuan yang piawai untuk memudahkan proses
manajerial kepada pejabat pimpinan (Hasibuan, 2016:256).
Sedangkan menurut pendapat Joseph F. Kelly sistem informasi
manajemen adalah perpaduan antara sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya yang berbasis komputer untuk menghasilkan
sekumpulan penyimpanan, perubahan kembali, komunikasi dan
penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efisien.
Adapun menurut definisi Rochaety dkk sistem informasi manajemen
adalah perpaduan sumber daya manusia dan aplikasi teknologi
informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil
kembali data untuk mendukung proses pengambilan keputusan di
bidang pendidikan (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 128).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi manajemen menurut definisi dari peneliti ialah sebuah
pengelolaan data informasi yang dijalankan melalui sebuah sistem
secara menyeluruh yang nantinya dapat berguna sebagai alat
penggerak dalam pengelolaan suatu lembaga ataupun perusahaan.
5. Karakteristik dan Komponen Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Dari banyaknya komponen dalam suatu proses pendidikan, yang
menjadi komponen utama adalah peserta didik dan pendidik. Dimana
komponen tersebut menjadi penunjang manajemen dan proses
pembelajaran bisa terlaksana dengan baik sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai. Kualitas dapat menentukan kegunaan dari suatu
informasi. Sistem informasi manajemen yang berkualitas memiliki
karakteristik, diantaranya sebagai berikut (Nurdyansyah. Dkk. 2017:
130) :
a. Akurat, yang berarti informasi harus mencerminkan keadaan
yang sesuai dengan kenyataan.
b. Tepat waktu, artinya suatu informasi itu harus tersedia pada saat
informasi tersebut diperlukan.
c. Relevan, yang berarti informasi yang diberikan harus sesuai
dengan yang diinginkan. Apabila kebutuhan informasi dalam
suatu organisasi/lembaga maka informasi diberbagai tingkatan
dan bagian yang ada di dalam organisasi /lembaga tersebut.
d. Lengkap, berarti informasi harus diberikan secara legkap/penuh.
Semisal informasi tentang penjualan yang tidak ada fakturnya.
6. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen
Dalam lingkup sekolah sistem informasi manajemen memiliki
ruang lingkup diantaranya yaitu: modul kepegawaian, modul
kesiswaan, modul kurikulum, modul akademik, modul keuangan,
modul konseling, modul inventaris, modul e learning, modul bos.
Pada penerapannya, komponen sistem informasi manajemen
pendidikan dibangun dengan konsep aplikasi terpusat, yang mana
aplikasi dapat berperan sebagai aplikasi sentral dan berfungsi
mengintegrasikan modul-modul aplikasi di dalam lingkungan sekolah.
Lingkup desain aplikasi terpusat adalah aplikasi yang utama, aplikasi
administrator, dan aplikasi-aplikasi khusus yang memberikan
kebutuhan dari unit kerja tertentu (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 138).
a. Aplikasi utama yaitu berfungsi sebagai penampung detail objek
yang ada pada aplikasi untuk dilakukan pengaturan ketika
hendak digunakan. Yang diimplementasikan antara lain yaitu
aplikasi untuk login dan administrator.
b. Aplikasi khusus yaitu basis data dalam aplikasi ini dapat
dipisahkan sesuai group/kelompok subsistem yang ada.
B. Tata Kelola Manajemen Sekolah
1. Pengertian tata kelola manajemen sekolah
Tata kelola biasa juga disebut pengelolaan yang dalam kamus
bahasa besar bahasa Indonsesia berarti proses yang mengatur suatu
kegiatan, selain itu pengelolaan juga sering disamaartikan dengan
manajemen padahal keduanya merupakan 2 kata yang memiliki arti
yang berbeda. Pengertian manajemen dilihat dari segi elemennya
dibagi menjadi 2 yaitu manajemen sebagai suatu seni dan manajemen
sebagai suatu ilmu. Manajemen sebagai suatu ilmu ialah
perkembangan pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan
pengetahuan yang terorganisasi. Sedangkan manajemen sebagai suatu
seni yaitu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam
menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber
daya manusia dan sumber daya alam secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan (Siswanto, 2013: 7).
Sedangkan menurut definisi dari G.R. Terry dalam Fauzi (2018:
4) dikemuakakn bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. George R juga mengungkapkan istilah manajemen dari
segi literaturnya mengandung tiga pengertian, yaitu :
a. Manajemen sebagai suatu proses
b. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen
c. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu
pengetahuan (science).
Adapun pengertian dari sekolah adalah suatu lembaga
pendidikan formal yang mana memiliki jenjang pendidikan yang jelas,
mulai dari pendidikan dasar (Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah),
pendidikan menengah (Sekolah Menengah Pertama, Madrasah
Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan),
dan pendidikan tinggi (Sekolah Tinggi, institut, universitas). Sekolah
merupakan sebuah alat yang memiliki tugas memberikan pelayanan
pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat yang didirikan dan
dikembangkan secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk
masyarakat (Kurniawan, 2018:22). Sekolah sebagai lembaga
pendidikan juga mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Tumbuh sesudah keluarga
b. Lembaga pendidikan formal
c. Lembaga pendidikan yang bersifat kodrati (Maunah, 2009: 179).
Dengan demikian pengertian dari manajemen sekolah menurut
James Jr adalah proses dari pemberdayaan sumber daya manusia bagi
penyelenggara sekolah yang efektif. Sedangkan pengertian
manajemen dalam organisasi sekolah disebut dengan manajemen
pendidikan. Manajemen pendidikan sendiri menurut Pidarta adalah
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
sebelumnya (Sulistyorini. Dkk. 2016: 11).
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulakan menurut
pendapat peneliti, pengertian dari tata kelola manajemen sekolah
merupakan sebuah cara berupa seni atau ilmu dalam mengelola
sesuatu yang dijalankan di sebuah lembaga pendidikan formal untuk
dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tata kelola
manajemen memiliki fungsi penting dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat dijalankan dengan
lancar.
2. Tujuan dan fungsi manajemen sekolah
a. Tujuan manajemen sekolah
Menurut P. Susanto Duryat (2019:32), manajemen sekolah
bertujuan untuk memberdayakan sekolah melalui pemberian
otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Sedangkan menurut E.
Mulyasa, tujuan Manajemen sekolah yaitu:
1) Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasan
mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan
penyederhanaan birokrasi
2) Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas
peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah.
3) Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui
peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan
pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu (Duryat,
2019:32).
b. Fungsi manajemen sekolah
Manajemen sekolah berfungsi dalam memberikan kebebasan
dan kekuasaan yang besar pada seekolah, disertai seperangkat
tanggung jawab. Dimana dengan adanya otonomi yang memberikan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan
strategi manajemen sekolah sesuai dengan kondisi setempat,
sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga
dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Manajemen sekolah juga
mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah. melalui penyusunan kurikulum
selektif, rasa tanggap sekolah terhadapt kebutuhan setempat
meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan
tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah.
Manajemen sekolah menekankan keterlibatan maksimal
berbagai pihak, seperti pada sekolah-sekolah swasta, sehingga
menjamin partisipasi staf, orang tua, peserta didik, dan masyarakat
yang lebih luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang
pendidikan. Adanya kontol dari masyarakat dan monitoring dari
pemerintah, pengelolaan sekolah enjadi lebih akuntabel, transparan,
egaliter dan demokratis, serta menghapuskan monopoli dalam
pendidikan (Duryat, 2019:33).
3. Karakteristik manajemen sekolah
Menurut Bailey yang dikutip dalam Duryat (2019:37), berdasarkan
gerakan reformasi “generasi keempat” tersimpullah karakteristik ideal
manajemen berbasis sekolah dan karakteristik ideal sekolah untuk
abad-21, seperti berikut ini:
a. Adanya keragaman dalam pola penggajian guru. Istilah
populernya adalah pendekatan prestasi (Merit System) dalam
hal penggajian dan pemberian aneka bentuk kesejahteraan
material lainnya.
b. Otonomi manajemen sekolah menjadi sentral utama
manajemen pada tingkat strategis dan operasional dalam
kerangka penyelenggaraan program pendidikan dan
pembelajaran.
c. Pemberdayaan guru secara optimal dikarenakan sekolah harus
berkompetensi membangun mutu dan membentuk citra di
masyarakat guru-guru harus diberdayakan dan memberdayakan
diri secara optimal bagi terselenggaranya proses pembelajaran
yang bermakna.
d. Pengelolaan sekolah secara partisipatif. Kepala sekolah harus
mampu bekerja dengan dan melalui seluruh komite sekolah
agar masing-masing dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi
secara baik dan terjadi transparansi pengelolaan sekolah.
e. Sistem yang didesentralisasikan di bidang penganggaran
misalnya, pelaksanaan manajemen sekolah mendorong
sekolah-sekolah siap berkompetisi untuk mendapatkan dana
dari masyarakat atau dari pemerintah secara kompetitif dan
mengelola dana itu dengan baik.
f. Sekolah dengan pilihan atau otonomi sekolah dalam
menentukan aneka pilihan. Program akademik dan non
akademik dapat dikreasi oleh sekolah sesuai dengan
kapasitasnya dan sesuai pula dengan kebutuhan masyarakat
local, nasional, maupun global.
g. Hubungan kemitraan (Partnership) antara dunia bisnis dan
dunia pendidikan. Hubungan kemitraan itu dapat dilakukan
secara langsungg atau elalui komite sekolah.
h. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbh relatif mandiri.
Perluasan kewenangan yang diberikan kepada sekolah memberi
ruang gerak baginya untuk membuat keputusan inovatif dan
mengkreasi program demi peningkatan mutu sekolah.
i. Pemasaran sekolah secara kompetitif. Tugas pokok dan fungsi
sekolah adalah menawarkan produk unggulan atau jasa.
Sedangkan karakteristik sekolah yang melaksanakan manajemen
sekolah diantaranya: 1) proses pembelajaran yang efektivitasnya tinggi
2) kepemimpinan sekolah kuat 3) lingkungan sekolah aman dan tertib
4) pengelolaan tenaga kependidikan efektif 5) memiliki budaya mutu
6) memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis 7) memiliki
kewenangan (kemandirian) 8) partisipasi tinggi dari warga sekolah dan
masyarakat 9) memiliki keterbukaan (transparansi) 10) memiliki
kemauan untuk berubah 11) melakukan evaluasi dan perbaikan secara
berkelanjutan 12) sekolah responsif dan antisipasif terhadap kebutuhan
13) memiliki komunikasi yang baik 14) memiliki akuntabilitas 15)
memiliki kemampuan menjaga berkelanjutan.
c. Wilayah kerja
Berdasarkan tinjauan wilayah kerja yang ada di Republik
Indonesia manajemen dilihat dari wilayah kerjanya dapat
dipahami sebagai berikut (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 25):
1) Manajemen pendidikan seluruh negara, merupakan
manajemen pendidikan untuk urusan nasional. Dalam
lingkup ini tidak hanya menangani pelaksanaan pendidikan
di sekolah saja tetapi juga pendidikan di luar sekolah,
pendidikan pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian,
pengembangan masalah-masalah pendidikan serta meliputi
juga kebudayaan dan kesenian.
2) Manajemen pendidikan satu provinsi, merupakan
manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu
provinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh
petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan
kecamatan.
3) Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, adalah
manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu
kabupaten atau kota, mengenai semua urusan pendidikan
dan memuat jenjang dan jenis.
4) Manajemen pendidikan satu unit kerja, yaitu lebih
memfokuskan pada suatu unit kerja yang langsung
menangani pekerjaan mendidik. Ciri-ciri dari unit ini adalah
adanya; pemberi pelajaran, bahan yang diajarkan, penerima
pelajaran, dan semua sarana penunjangnya.
5) Manajemen kelas, merupakan unit terkecil dalam usaha
pendidikan sebagai dapur inti dari seluruh jenis manajemen
pendidikan. Dari manajemen kelas kemudian ada juga
istilah pengelolaan kelas baik bersifat instruksional maupun
manajerial.
d. Pelaksana
Peranan pelaksana manajemem dalam pusat-pusat latihan
mempunyai perananan serta tugas seperti pelaksana di sekolah,
diantaranya seperti: kepala sekolah, staff tata usaha, pendidik,
dan orang-orang yang bekerja di kantor-kantor-kantor
pendidikan dan pusat-pusat latihan atau kursus. Dalam
prosesnya pelaksanaan manajemen pendidikan di kantor agak
berbeda dengan manajemen di sekolah. Dimana manajemen
pendidikan di kantor melaksanakan pelayanan kegiatan belajar
mengajar secara tidak langsung yang mana bersifat untuk
memperlancar pekerjaan pendidik maupun peserta didik yang
terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar
(Nurdyansyah. Dkk. 2017: 26).
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Bryan J. Kaleb, Victor P.K Lengkong, dan Rita N taroreh (2019) Dalam
jurnal EMBA Vol.7 No.1 Hal. 781 – 790 dengan judul “Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Dan Pengawasannya Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Manado”. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pentingnya pengawasan dalam penerapan sistem informasi
manajemen di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Jurnal ini
memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu pada variabel X sama-sama berfokus pada penerapan sistem
informasi manajemen dan juga metode penelitian yang dipakai sama-
sama menerapkan penelitian kualitatif. Adapun perbedaan jurnal
tersebut dengan penelitian yang dilakukan terdapat pada variabel Y
dimana jurnal tersebut berfokus pada pengawasan, sedangkan pada
penelitian ini berfokus pada tata kelola manajemen sekolah. Selain itu,
dari tempat penelitian juga memiliki perbedaaan, pada jurnal tersebut
bertempat di kantor pelayanan pajak pratama Kota Manado sedangkan
pada penelitian ini bertempat di lembaga pendidikan yaitu di MTs
Negeri 1 Kota Cirebon.
2. Puji Lestari (2017) dalam jurnal ilmiah mahasiswa pascasarjana
administrasi pendidikan Vol. 5 No.1 Hal. 61-68 dengan judul
“Implementasi Sistem Informasi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Layanan Pendidikan Di SMK Negeri Karangpucung
Kabupaten Cilacap”. Isi dari jurnal ini menunjukkan tentang sistem
informasi manajemen sekolah digunakan, dilihat dari aspek input,
proses dan output dapat menunjang implementasi sistem informasi
manajemen sekolah dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan.
Persamaan jurnal dengan penelitian ini yaitu pada variabel X yang
berfokus pada implementasi sistem informasi manajemen, dan pada
metode penelitian sama-sama menggunakan metode kualitatif
deskriptif, sedangkan untuk perbedaannya pada variabel Y yaitu pada
jurnal ini berfokus pada meningkatkan mutu layanan pendidikan.
Kemudian perbedaan juga terdapat pada tempat penelitian yang mana
pada jurnal ini bertempat di SMK Negeri Karangpucung Kabupaten
Cilacap sedangkan pada penelitian ini bertempat di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon.
3. Nur Rahmi Sonia (2020) dalam jurnal manajemen pendidikan islam
Volume 1 No. 1 Hal. 94-104 dengan judul “Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK) Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo ”. Dalam
hasil dari jurnal tersebut menunjukkan implementasi sistem informasi
manajemen pendidikan di MAN 2 Ponorogo dalam bentuk pemanfaatan
sistem aplikasiseperti, SIMPATIKA, aplikasi E-Learning, aplikasi BNI
eduPATROL, aplikasi fingerprint, dan aplikasi web dalam kegiatan
PPDB. Pada jurnal ini memiliki persamaan, yaitu pada variabel X
sama-sama membahas mengenai sistem informasi manajemen sebagai
fokus penelitian. Sedangkan perbedaannya yaitu yang menjadi variabel
Y pada jurnal tersebut yaitu meningkatkan mutu pendidikan, sedangkan
untuk penelitian ini berfokus pada tata kelola manajemen sekolah.
D. Kerangka Berfikir
Sistem Informasi
Manajemen
Modul E Learning
Tata kelola
Manajemen
sekolah
Perencanaan
Pengorganisasian
Penggerakan
Pengawasan
Pengevaluasian
Tenaga
Administrasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode kualitatif yaitu prosedur pencatatan untuk menggambarkan
atau melukiskan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada.
Metode penelitian kualitatif disebut juga sebagai metode interpretive
(bersifat adanya pendapat) karena hasil dari penelitian lebih terarah dengan
interpretasi terhadap data yang didapatkan di lapangan (Sugiyono, 2015).
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif deskriptif yang mana peneliti
berfokus dalam mendeskripsikan atau menggambarkan temuan yang ada di
lapangan sesuai dengan kondisi yang ada mengenai penerapan sistem
informasi manajemen dalam mamajemen sekolah di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon. Tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk menggambarkan
atau mendeskripsikan suatu permasalahan secara objektif.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Negeri 1 Kota Cirebon yang
beralamat di JL. Pilang Raya No.38, Sukapura, Kec. Kejaksan, Kota
Cirebon, Jawa Barat 45122. Lokasi penelitian ini dipilih dengan beberapa
pertimbangan yaitu sebagai berikut:
1. MTsN 1 kota Cirebon merupakan sekolah umum favorit di Kota
Cirebon yang mana sudah mempunyai nama dan daya tarik di
masyarakat sekitar.
2. MTsN 1 kota Cirebon merupakan sekolah yang sudah menerapkan
sistem informasi manajemen dalam pelaksanaan manajemen sekolah.
C. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yaitu waktu yang digunakan peneliti dalam
melaksanakan penelitian dari awal sampai akhir, yang mana terjadwal
sebagai berikut:
Waktu Pelaksanaan
No. Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1. Tahap
Persiapan
Pengajuan Judul V
Penyusunan
V V
Proposal
Bimbingan dan
V V V
Revisi
Izin Penelitian V
Penyusunan
Pedoman V V
Wawancara
2. Tahapan
Pelaksanaan
Penelitian
V V V
Lapangan
Pengumpulan
V V V V
Data
Penyusunan Data
V V
Skripsi
Bimbingan dan
V V
Revisi
3. Tahap
V V
Penyelesaian
(Gambar 1 )
D. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data primer
dan data sekunder. Menurut Kurniawan, data primer merupakan data yang
hanya bisa peneliti dapatkan dari sumber pertama atau asli. Sedangkan data
sekunder adalah data yang didapatkan bukan dari sumber pertama tetapi
peneliti menemukannya dari sumber kedua atau melalui perantara orang lain
(Kurniawan, 2018: 227). Dalam penelitian ini, data primer bersumber
langsung dari data yang diperoleh peneliti melalui hasil wawancara yang
dilakukan dengan responden, dan catatan tertulis hasil dokumentasi peneliti
dari tempat penelitian. Sedangkan untuk data sekunder bersumber dari data-
data yang diperoleh peneliti di luar tempat penelitian baik dari hasil
penelitian lain, jurnal, maupun internet yang berhubungan dengan
penelitian.
E. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang dipilih penulis diantaranya yaitu
kepala sekolah, staff tata usaha, siswa serta guru di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon. Sedangkan untuk subjek lainnya peneliti menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu peneliti mengambil sampel langsung dari unit
sampel dengan pertimbangan tertentu siapa saja yang layak menjadi sampel
(Kurniawan, 2018: 290). Pada penelitian ini peneliti memilih kepala sekolah
sebagai informan karena kepala sekolah merupakan pemimpin dari suatu
lembaga sekaligus sebagai administrator dalam pelaksanaan manajemen
sekolah. selain itu peneliti memilih dua informan dari tenaga administrasi
selaku operator EMIS dan operator SIMPATIKA, dua guru selaku operator
website e-learning dan pengguna aplikasi raport digital, serta siswa selaku
pengguna .
F. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang diterapkan oleh
peneliti dari segi sumber yaitu berasal dari sumber primer dan juga
sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data dari segi cara dilakukan
melalui observasi (pengamatan), wawancara (interview) dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pemusatan perhatian
dan pencatatan terhadap fenomena yang muncul pada subjek
penelitian dengan memakai semua panca indra (empiris). Observasi
biasa digunakan untuk mengamati suatu perbuatan (action) atau
pelaksanaan sesuatu (Kurniawan, 2018: 175). Dalam penelitian ini
observasi yang dilakukan yaitu observasi secara mendalam (in-depth
observation) yang dilakukan terhadap tenaga administrasi selaku
pengoperasi sistem informasi manajemen di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon.
2. Wawancara
Wawancara atau Interview yaitu sebuah dialog yang dilaksanakan oleh
pewawancara untuk mendapatkan informasi dari orang yang
diwawancarai. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data
tertentu, seperti variabel tertentu (Kurniawan, 2018:168). Adapun
pada penelitian ini wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai
pewawancara yang akan dilakukan dengan tenaga administrasi selaku
operator sistem informasi manajemen yang diterapkan dalam kegiatan
manajemen sekolah. Wawancara ini akan dilangsungkan di tempat
penelitian yaitu MTs Negeri 1 kota Cirebon, yang mana peneliti
memilih metode wawancara mendalam (in- depth observation)
melalui cara semi terstruktur, tujuannya untuk menemukan
permasalahan yang lebih terbuka, dimana informan yang
diwawancarai dimintai ide dan pendapatnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berupa catatan yang
ditulis, tercetak, atau dipindai dengan optik (Kurniawan, 2018: 178).
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data langsung
berupa, foto-foto, buku-buku, laporan kegiatan maupun data-data yang
sekiranya berhubungan dengan penelitian ini, yang diambil dari
tempat penelitian yaitu MTs Negeri 1 kota Cirebon.
G. Teknik analisis data
Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan dari awal
hingga akhir penelitian. Pada penelitian ini, pengumpulan data juga tidak
dibatasi oleh waktu, karena tidak memiliki batasan waktu penelitian
(Kurniawan, 2018:240). Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan
dengan metode deskriptif yaitu melalui penggambaran data pada bentuk
kalimat, dimuali dari pengumpulan data, reduksi data, dan terakhir yaitu
penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan data
Pada tahap ini, peneliti mulai mengumpulkan data yang didapatkan
dari hasil dokumentasi, observasi, wawancara, dan catatan lapangan
yang mana memuat dua bagian, baik itu reflektif maupun deskriptif.
2. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses penajaman maupun pengerucutan secara
sistematis data yang sudah dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti perlu
memisahkan data yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan
membuang data yang tidak ada kaitannya dengan penelitian.
3. Penyajian data
Maksud dari penyajian data disini ialah untuk menggabungkan
informasi yang didapat secara tersusun baik itu berupa gambar, kata-
kata, tulisan, tabel, ataupun grafik agar dapat memudahkan peneliti
dalam penarikan kesimpulan.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan penelitian dilakukan selama proses penelitian
berlangsung berdasarkan data yang didapatkan. Kesimpulan dapat
bersifat sementara yaitu apabila data yang terkumpul masih diragukan
(samar-samar), kesimpulan dapat juga bersifat akhir apabila data yang
terkumpul sudah lengkap dan benar.
H. Uji keabsahan data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian keabsahan melalui uji
validitas dan reabilitas
Daftar Pustaka
Duryat, Pendi Susanto & Masduki Duryat. (2019). Paradigma Baru Manajemen
Sekolah di Era Revolusi Industri 4.0. Bandung: CV Alfabeta
Fauzi, Ahmad. (2015). Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: K-Media.
Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen (Dasar,Pengertian Dan Masalah). Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hisbanarto, Yakub Vico. (2014). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu