Anda di halaman 1dari 35

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DALAM TATA KELOLA MANAJEMEN SEKOLAH


DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KOTA CIREBON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

ACC ACC
Untuk di SK kan

Dr. Taqiyuddin, M.Pd A. Amin Mubarok, M. Pd.I


02-01-2021 19-01-2021

Disusun Oleh
Krisna Wiacih 1708109013

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2021
Penerapan Sistem Informasi Manajemen
dalam Tata Kelola Manajemen Sekolah
di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Cirebon
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, informasi merupakan hal yang sangat diperlukan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Informasi dibutuhkan oleh semua kalangan
baik individu, kelompok, maupun suatu lembaga. Di era sekarang, informasi
sudah bisa kita dapatkan dengan mudah. Hal tersebut didorong oleh
munculnya teknologi-teknologi baru yang semakin canggih di era revolusi
industri 4.0, sehingga memungkinkan informasi dapat diakses dengan lebih
cepat. Informasi dan teknologi mempengaruhi segala aktivitas baik itu
dalam ranah pekerjaan maupun pendidikan. Pada proses pendidikan,
penerapan sistem informasi manajemen perlu dilakukan sebagai sarana
pendorong pelaksanaan manajemen sekolah agar pendidikan dapat berjalan
secara efektif dan efisien, sehingga pendidikan tidak tertinggal oleh arus
globalisai yang semakin pesat. Menurut Laudon dalam Bryan. Dkk.
(2019:783) sistem informasi dapat didefinisikan sebagai rangkaian
kompenen-komponen yang saling berhubungan untuk mendapatkan,
memproses, menyimpan, dan menyalurkan informasi yang mendukung
pengambilan keputusan dan pengawasan pada sebuah organisasi.
Dengan adanya sistem informasi dapat mempermudah manusia dalam
melaksanakan suatu aktivitas maupun pekerjaan, salah satunya yaitu
mempermudah kegiatan manajemen di lingkup sekolah. seperti yang
diketahui manajemen yang baik sangat diperlukan bagi sekolah untuk dapat
mencapai tujuan dari sekolah itu sendiri. Hal ini selurus dengan definisi
manajemen menurut Ahmad Fauzi (2015:1) bahwa: “Setiap organisasi tidak
akan terlepas dari setiap aktivitas kerja dalam rangka mencapai tujuan suatu
organisasi. Salah satu metode yang penting guna mencapai tujuan organisasi
tersebut adalah dengan menerapkan manajemen secara baik.” Dengan kata
lain, suatu organisasi membutuhkan manajemen yang baik agar tujuan dari
organisasi tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu dalam menunjang
kegiatan manajemen agar berjalan dengan baik diantaranya perlu
menerapkan sistem informasi manajemen di sekolah yang mana untuk
mengklasifikasi, mengolah, menyimpan, melihat kembali dan menyalurkan
informasi sebagai bentuk upaya dalam memperlancar pelaksanaan
manajemen sekolah.
Istilah manajemen sekolah sering disandingkan juga dengan kata
manajemen pendidikan. Manajemen berfungsi sebagai penunjang
pelaksanaan pendidikan, karena suatu sekolah akan berjalan jika konsep
manajemennya terstruktur. Maka dari itu, sistem informasi manajemen
seharusnya perlu dijalankan sebaik mungkin agar proses manajemen
sekolah dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak
semua sekolah sudah dapat menerapkan sistem informasi manajemen secara
optimal dalam proses manajemen sekolah sesuai dengan standar pendidikan.
Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, salah satunya yaitu tenaga
administrasi sekolah masih memiliki kualifikasi Informasi Teknologi (IT)
yang kurang mumpuni, sehingga dalam melaksanakan urusan tata
administrasi belum seluruhnya menerapkan sistem informasi manajemen.
Mengenai permasalahan tersebut, sebenarnya bisa diantisipasi melalui
kegiatan peningkatan mutu pegawai yang biasanya diadakan oleh kantor
wilayah ataupun kementrian agama dengan tujuan untuk mengembangkan
kompetensi tenaga administrasi dalam menjalankan sistem informasi
manajemen. Tetapi, kegiatan tersebut masih jarang diadakan, yang mana
pada pelaksanannya kegiatan peningkatan kompetensi tersebut hanya
dilakukan beberapa bulan sekali dalam setahun. Pada prinsipnya seorang
tenaga administrasi sudah seharusnya memiliki kualifikasi dan kompetensi
yang mumpuni untuk dapat menjalankan tugas maupun fungsi sebagai
administrator pendidikan sesuai dengan standar kualifikasi tenaga
administrasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 24 Tahun 2008 tentang standar tenaga administrasi
sekolah/madrasah yang dikutip Thoha (2017:175). Karena salah satu
kompetensi yang harus dimiliki tenaga administrasi sekolah diantaranya
yaitu kompetensi teknis, yaitu dapat menjalankan administrasi melalui
teknologi informasi dan komunikasi. Sistem informasi manajemen tidak
bisa lepas dari penggunaan Information Technology (IT). Salah satu
komponen yang berperan penting dalam sistem informasi manajemen yaitu
Informasi Teknologi (IT), tanpa adanya Informasi Teknologi (IT) sistem
informasi manajemen tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan kata lain Informasi Teknologi (IT) merupakan hal diperlukan bagi
penerapan sistem informasi manajemen dalam komponen-komponen tata
kelola manajemen sekolah.
Rendahnya pemahaman tenaga administrasi mengenai Informasi
Teknologi (IT) adalah permasalahan yang perlu segera dituntaskan, hal ini
dikarenakan pengelolaan administrasi sangat bergantung pada peran dari
tenaga administrasi. Pengelolaan administrasi merupakan hal yang tidak
boleh diabaikan begitu saja, semakin bagus pengelolaan administrasi
semakin baik juga manajemen sekolah yang nantinya dapat menambah mutu
pendidikan itu sendiri. Sebaliknya, semakin rendah pengelolaan administrasi
maka hal tersebut dapat mempengaruhi manajemen sekolah yang berimbas
pada berkurangnya mutu pendidikan, karena baik tidaknya manajemen
sekolah sangat mempengaruhi kualitas dari pendidikan di suatu sekolah.
Salah satu lembaga pendidikan yang sudah menerapkan sistem
informasi manajemen sekolah yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1
Kota Cirebon. Penerapan sistem informasi manajemen yang dilaksanakan
di MTs Negeri 1 Kota Cirebon diantaranya yaitu adanya website sebagai
sarana menyampaikan informasi secara online mengenai kegiatan-kegiatan
sekolah yang dibagikan di Https://mtsn1-kota-cirebon.business.site/ yang
mana fungsinya sebagai sarana informasi yang dapat diakses dengan mudah
oleh banyak orang, baik itu siswa, guru, orang tua murid, maupun warga
sekolah lainnya. Selain itu, kegiatan penerimaan peserta didik baru (PPDB)
sekolah menggunakan sistem pendaftaran online, namun dalam
penerapannya kegiatan pendaftaran PPDB online pada tahun 2020 kemarin
belum bisa berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan server yang masih
menggunakan google formulir sehingga kurang mendukung pendaftar yang
lumayan banyak dan nomer regristrasi tidak bisa muncul secara otomatis
sehingga sistem tersebut tidak berjalan dengan efektif dan pendaftaran tetap
perlu dilaksanakan juga melalui sistem offline. Sedangkan dalam kegiatan
pembelajaran, MTs Negeri 1 Kota Cirebon pada masa pandemi Covid-19
sekarang ini menerapkan sistem dalam jaringan (Daring) yang mana dalam
prosesnya pihak sekolah penggunakan aplikasi E-Learning agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, yang mana website ini dikelola
sendiri oleh pihak MTs Negeri 1 Kota Cirebon. Selain itu, dalam tata
keuangan sekolah juga menggunakan aplikasi dalam setiap pelaksanaannya
seperti aplikasi RKKselain itu pada aplikasi pengolahan data administrasi
sekolah seperti Education Management Information System (EMIS), Sistem
Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenag (SIMPATIKA),
dan Raport Digital, dimana masih banyak tenaga administrasi yang
mengeluhkan saat mengoperasikan aplikasi tersebut mengalami masalah
berupa jaringan aplikasi yang dinilai seringkali mengalami error, sehingga
pelaksanaan kegiatan administrasi di aplikasi tersebut berjalan kurang
efisien.
Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari penerapan
sistem informasi manajemen adalah sebagai roda penggerak kegiatan
manajemen sekolah terutama dalam administrasi sekolah. Penerapan sistem
informasi manajemen yang baik sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan
manajemen sekolah agar kegiatan pendidikan dapat berjalan efektif dan
efisien. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi
mengenai penerapan sistem informasi manajemen dalam tata kelola
manajemen sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Cirebon.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang dicantumkan,
peneliti dapat mengidentifikasikannya sebagai masalah, diantaranya sebagai
berikut:
1. Masih rendahnya kualifikasi Informasi Teknologi (IT) tenaga
administrasi dalam mengoperasikan sistem informasi manajemen.
2. Kurangnya kegiatan pengembangan mutu tenaga administrasi
mengenai sistem informasi manajemen.
3. Adanya kendala dalam penerapan sistem informasi manajemen dalam
pelaksanaan manajemen sekolah.
C. Fokus Masalah
Peneliti memfokuskan penelitiaan ini pada “Penerapan Sistem
Informasi Manajemen dalam Tata Kelola Manajemen Sekolah”, yang mana
meliputi:
1. Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Hartono dalam Bryan (2019:783) mengemukakan bahwa, “Sistem
Informasi manajemen adalah sebuah sistem, yaitu rangkaian
terorganisasi dari sejumlah bagian/komponen yang secara bersama-
sama berfungsi atau bergerak menghasilkan informasi untuk
digunakan dalam manajemen perusahaan”. Sistem informasi
manajemen dibatasi dalam cakupan sekolah yang memiliki ruang
lingkup diantaranya yaitu: a) modul kepegawaian, b) modul
kesiswaan, c) modul kurikulum, d) modul akademik, e) modul
keuangan, f) modul konseling, g) modul inventaris, h) modul e
learning, i) modul bos. (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 128).
2. Tata Kelola Manajemen Sekolah
Tata kelola sering juga disebut dengan tata usaha, sementara
manajemen sendiri sering disamaartikan dengan manajemen
pendidikan. Menurut Hasibuan (2016:255). Manajemen yaitu ilmu
atau seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam penelitian ini manajemen dibatasi pada
manajemen sekolah, yang dapat didefinisikan menurut James Jr dalam
Nurdiyansyah. Dkk. (2017: 2) yaitu proses pemberdayaan sumber
daya manusia bagi penyelenggara sekolah secara efektif.

D. Pertanyaan Penelitian
Dari fokus penelitian yang sudah dicantumkan, peneliti dapat menarik
beberapa pertanyaan penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan sistem informasi manajemen dalam tata kelola
manajemen sekolah di MTs Negeri 1 Kota Cirebon?
2. Bagaimana fungsi manajemen dalam penerapan sistem informasi
manajemen di MTs Negeri 1 Kota Cirebon?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan sistem informasi
manajemen dalam tata kelola manajemen sekolah di MTs Negeri 1
Kota Cirebon?

E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan-tujuan yang diantaranya
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan sistem informasi manajemen pada tata
kelola manajemen sekolah di MTs Negeri 1 Kota Cirebon.
2. Untuk mengetahui fungsi manajemen dalam penerapan sistem
informasi manajemen di MTs Negeri 1 Kota Cirebon.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan
sistem informasi manajemen dalam tata kelola manajemen sekolah di
MTs Negeri 1 Kota Cirebon.

F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
baik secara teoritis, maupun praktis diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat menjadi sumbangsih pengetahuan, wawasan
serta pemikiran yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan terutama pada lembaga pendidikan.
b. Dapat menjadi bahan rujukan penelitian di lembaga pendidikan,
baik perguruan tinggi maupun sekolah dalam hal manajemen
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Tenaga Administrasi
Diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga administrasi selaku
juga operator dalam penerapan sistem informasi manajemen di
sekolah untuk meningkatkan kinerja tenaga administrasi
sehingga dapat memberikan pelayanan administrasi sekolah
dengan baik.
b. Sekolah
Diharapkan dapat bermanfaat juga bagi sekolah sebagai acuan
dalam meningkatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
hal ini sistem informasi manajemen terutama di bidang
administrasi sekolah agar tetap dapat mengikuti era globalisasi
dan menciptakan pendidikan yang semakin baik kedepannya.
c. Penulis
Dapat bermanfaat bagi penulis dalam mengembangkan
pemikiran dan kreatifitas dalam memahami tentang penerapan
sistem informasi manajemen dalam tata kelola manajemen
sekolah.
BAB II

Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Tata Kelola


Manajemen Sekolah
A. Sistem Informasi Manajemen
1. Pengertian Sistem
Secara prosedural Jerry Fitz Gerald, Ardra F. Fitz Gerald dan
Warden D. Stalling, Jr mengemukakan bahwa sistem ialah suatu
jaringan kerja dari beberapa prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan ataupun menyelesaikan
tujuan tertentu (Jogiyanto, 2001).
Menurut Gordon B. Davis, sistem dapat berupa abstrak ataupun
fisis. Sistem secara abstrak adalah susunan yang tertata dari beberapa
gagasan atau beberapa konsepsi yang saling bergantung satu sama
lain. Sedangkan sistem yang berbentuk fisis adalah serangkaian unsur
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,
2016:253).
Sebuah sistem menurut Nurdyansyah. Dkk. (2017: 117)
mempunyai ciri utama yaitu berorientasi untuk mencapai tujuan.
Tujuan itu sendiri dapat menciptakan suatu nilai dengan cara
menggabungkan sumber daya dengan cara-cara tertentu. Adapun
sesuatu baru dapat dikatakan sistem apabila memiliki karakteristik
tertentu, yaitu :
a. Memiliki elemen-elemen (elements)
b. Memiliki batas (boundary)
c. Memiliki lingkungan luar (envirounments)
d. Memiliki penghubung (interpace)
e. Memiliki masukan (input)
f. Memiliki keluaran (output)
g. Memiliki pengolah (process)
h. Memiliki sasaran (obyectives) atau tujuan (goal).
Dari beberapa pendapat mengenai sistem di atas, dapat
disimpulkan bahwa sistem merupakan gabungan dari komponen-
komponen suatu unsur yang mana saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan yang ada.
2. Pengertian Sistem Informasi
Informasi merupakan data yang dapat diolah menjadi sesuatu yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Nurdyansyah,
dkk, 2017: 117). Menurut Gordon B. Davis, “Informasi adalah data
yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima
dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam
keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang
akan datang”. Informasi sangat erat hubungannya dengan data,
informasi berasal dari data. Sumber dari sebuah informasi ialah data.
Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian dan kesatuan nyata (Hasibuan, 2016:253).
Burch dan Gary Grundnitski mendefinisikan kualitas suatu
informasi tergantung dari 3 hal, yaitu: Informasi harus akurat
(accurate), tepat waktu (timelliness), relevan (relevance). Sedangkan
untuk siklus dari informasi yaitu dimulai dari data yang ialah untuk
dapat menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses
tertentu. Kemudian penerima informasi perlu membuat keputusan
yang akan ditindak. Data tersebut disimpan sebagai input, dan
diproses kembali melewati suatu model dan seterusnya membentuk
siklus. Suatu informasi dapat diperoleh dari sistem informasi
(information systems).
Sistem informasi merupakan komponen dalam sebuah organisasi
yang berhubungan dengan proses penciptaan dan aliran informasi.
Sedangkan pengertian sistem informasi menurut para ahli yaitu,
sebagai berikut (Hisbanarto, 2014:33) :

3. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisisen untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2006: 2).
Sedangkan menurut definisi dari Stoner manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan antar
anggota organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Nurdyansyah. Dkk.
2017: 117).
Sementara Ricky W. Griffin mengutarakan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya utuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efisien. Efektif disini berarti tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sedangkan efisien berarti tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal
(Fauzi, 2016: 3).
Dari pengertian di atas dapat penulis simpulkan, manajemen
adalah sebuah proses mengatur kegiatan yang mana meliputi fungsi-
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
pengontrolan agar kegiatan tersebut dapat mencapai suatu tujuan yang
sudah ditentukan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Dari pengertian sistem, informasi, dan manajemen secara
keseluruhan, dapat diketahui maksud dari sistem informasi
manajemen menurut The Encyclopedia Of Management adalah
pendekatan-pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk
memberikan bantuan yang piawai untuk memudahkan proses
manajerial kepada pejabat pimpinan (Hasibuan, 2016:256).
Sedangkan menurut pendapat Joseph F. Kelly sistem informasi
manajemen adalah perpaduan antara sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya yang berbasis komputer untuk menghasilkan
sekumpulan penyimpanan, perubahan kembali, komunikasi dan
penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efisien.
Adapun menurut definisi Rochaety dkk sistem informasi manajemen
adalah perpaduan sumber daya manusia dan aplikasi teknologi
informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil
kembali data untuk mendukung proses pengambilan keputusan di
bidang pendidikan (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 128).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi manajemen menurut definisi dari peneliti ialah sebuah
pengelolaan data informasi yang dijalankan melalui sebuah sistem
secara menyeluruh yang nantinya dapat berguna sebagai alat
penggerak dalam pengelolaan suatu lembaga ataupun perusahaan.
5. Karakteristik dan Komponen Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Dari banyaknya komponen dalam suatu proses pendidikan, yang
menjadi komponen utama adalah peserta didik dan pendidik. Dimana
komponen tersebut menjadi penunjang manajemen dan proses
pembelajaran bisa terlaksana dengan baik sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai. Kualitas dapat menentukan kegunaan dari suatu
informasi. Sistem informasi manajemen yang berkualitas memiliki
karakteristik, diantaranya sebagai berikut (Nurdyansyah. Dkk. 2017:
130) :
a. Akurat, yang berarti informasi harus mencerminkan keadaan
yang sesuai dengan kenyataan.
b. Tepat waktu, artinya suatu informasi itu harus tersedia pada saat
informasi tersebut diperlukan.
c. Relevan, yang berarti informasi yang diberikan harus sesuai
dengan yang diinginkan. Apabila kebutuhan informasi dalam
suatu organisasi/lembaga maka informasi diberbagai tingkatan
dan bagian yang ada di dalam organisasi /lembaga tersebut.
d. Lengkap, berarti informasi harus diberikan secara legkap/penuh.
Semisal informasi tentang penjualan yang tidak ada fakturnya.
6. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen
Dalam lingkup sekolah sistem informasi manajemen memiliki
ruang lingkup diantaranya yaitu: modul kepegawaian, modul
kesiswaan, modul kurikulum, modul akademik, modul keuangan,
modul konseling, modul inventaris, modul e learning, modul bos.
Pada penerapannya, komponen sistem informasi manajemen
pendidikan dibangun dengan konsep aplikasi terpusat, yang mana
aplikasi dapat berperan sebagai aplikasi sentral dan berfungsi
mengintegrasikan modul-modul aplikasi di dalam lingkungan sekolah.
Lingkup desain aplikasi terpusat adalah aplikasi yang utama, aplikasi
administrator, dan aplikasi-aplikasi khusus yang memberikan
kebutuhan dari unit kerja tertentu (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 138).
a. Aplikasi utama yaitu berfungsi sebagai penampung detail objek
yang ada pada aplikasi untuk dilakukan pengaturan ketika
hendak digunakan. Yang diimplementasikan antara lain yaitu
aplikasi untuk login dan administrator.
b. Aplikasi khusus yaitu basis data dalam aplikasi ini dapat
dipisahkan sesuai group/kelompok subsistem yang ada.
B. Tata Kelola Manajemen Sekolah
1. Pengertian tata kelola manajemen sekolah
Tata kelola biasa juga disebut pengelolaan yang dalam kamus
bahasa besar bahasa Indonsesia berarti proses yang mengatur suatu
kegiatan, selain itu pengelolaan juga sering disamaartikan dengan
manajemen padahal keduanya merupakan 2 kata yang memiliki arti
yang berbeda. Pengertian manajemen dilihat dari segi elemennya
dibagi menjadi 2 yaitu manajemen sebagai suatu seni dan manajemen
sebagai suatu ilmu. Manajemen sebagai suatu ilmu ialah
perkembangan pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan
pengetahuan yang terorganisasi. Sedangkan manajemen sebagai suatu
seni yaitu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam
menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber
daya manusia dan sumber daya alam secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan (Siswanto, 2013: 7).
Sedangkan menurut definisi dari G.R. Terry dalam Fauzi (2018:
4) dikemuakakn bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. George R juga mengungkapkan istilah manajemen dari
segi literaturnya mengandung tiga pengertian, yaitu :
a. Manajemen sebagai suatu proses
b. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen
c. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu
pengetahuan (science).
Adapun pengertian dari sekolah adalah suatu lembaga
pendidikan formal yang mana memiliki jenjang pendidikan yang jelas,
mulai dari pendidikan dasar (Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah),
pendidikan menengah (Sekolah Menengah Pertama, Madrasah
Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan),
dan pendidikan tinggi (Sekolah Tinggi, institut, universitas). Sekolah
merupakan sebuah alat yang memiliki tugas memberikan pelayanan
pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat yang didirikan dan
dikembangkan secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk
masyarakat (Kurniawan, 2018:22). Sekolah sebagai lembaga
pendidikan juga mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Tumbuh sesudah keluarga
b. Lembaga pendidikan formal
c. Lembaga pendidikan yang bersifat kodrati (Maunah, 2009: 179).
Dengan demikian pengertian dari manajemen sekolah menurut
James Jr adalah proses dari pemberdayaan sumber daya manusia bagi
penyelenggara sekolah yang efektif. Sedangkan pengertian
manajemen dalam organisasi sekolah disebut dengan manajemen
pendidikan. Manajemen pendidikan sendiri menurut Pidarta adalah
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
sebelumnya (Sulistyorini. Dkk. 2016: 11).
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulakan menurut
pendapat peneliti, pengertian dari tata kelola manajemen sekolah
merupakan sebuah cara berupa seni atau ilmu dalam mengelola
sesuatu yang dijalankan di sebuah lembaga pendidikan formal untuk
dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tata kelola
manajemen memiliki fungsi penting dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat dijalankan dengan
lancar.
2. Tujuan dan fungsi manajemen sekolah
a. Tujuan manajemen sekolah
Menurut P. Susanto Duryat (2019:32), manajemen sekolah
bertujuan untuk memberdayakan sekolah melalui pemberian
otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Sedangkan menurut E.
Mulyasa, tujuan Manajemen sekolah yaitu:
1) Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasan
mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan
penyederhanaan birokrasi
2) Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas
peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah.
3) Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui
peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan
pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu (Duryat,
2019:32).
b. Fungsi manajemen sekolah
Manajemen sekolah berfungsi dalam memberikan kebebasan
dan kekuasaan yang besar pada seekolah, disertai seperangkat
tanggung jawab. Dimana dengan adanya otonomi yang memberikan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan
strategi manajemen sekolah sesuai dengan kondisi setempat,
sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga
dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Manajemen sekolah juga
mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah. melalui penyusunan kurikulum
selektif, rasa tanggap sekolah terhadapt kebutuhan setempat
meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan
tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah.
Manajemen sekolah menekankan keterlibatan maksimal
berbagai pihak, seperti pada sekolah-sekolah swasta, sehingga
menjamin partisipasi staf, orang tua, peserta didik, dan masyarakat
yang lebih luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang
pendidikan. Adanya kontol dari masyarakat dan monitoring dari
pemerintah, pengelolaan sekolah enjadi lebih akuntabel, transparan,
egaliter dan demokratis, serta menghapuskan monopoli dalam
pendidikan (Duryat, 2019:33).
3. Karakteristik manajemen sekolah
Menurut Bailey yang dikutip dalam Duryat (2019:37), berdasarkan
gerakan reformasi “generasi keempat” tersimpullah karakteristik ideal
manajemen berbasis sekolah dan karakteristik ideal sekolah untuk
abad-21, seperti berikut ini:
a. Adanya keragaman dalam pola penggajian guru. Istilah
populernya adalah pendekatan prestasi (Merit System) dalam
hal penggajian dan pemberian aneka bentuk kesejahteraan
material lainnya.
b. Otonomi manajemen sekolah menjadi sentral utama
manajemen pada tingkat strategis dan operasional dalam
kerangka penyelenggaraan program pendidikan dan
pembelajaran.
c. Pemberdayaan guru secara optimal dikarenakan sekolah harus
berkompetensi membangun mutu dan membentuk citra di
masyarakat guru-guru harus diberdayakan dan memberdayakan
diri secara optimal bagi terselenggaranya proses pembelajaran
yang bermakna.
d. Pengelolaan sekolah secara partisipatif. Kepala sekolah harus
mampu bekerja dengan dan melalui seluruh komite sekolah
agar masing-masing dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi
secara baik dan terjadi transparansi pengelolaan sekolah.
e. Sistem yang didesentralisasikan di bidang penganggaran
misalnya, pelaksanaan manajemen sekolah mendorong
sekolah-sekolah siap berkompetisi untuk mendapatkan dana
dari masyarakat atau dari pemerintah secara kompetitif dan
mengelola dana itu dengan baik.
f. Sekolah dengan pilihan atau otonomi sekolah dalam
menentukan aneka pilihan. Program akademik dan non
akademik dapat dikreasi oleh sekolah sesuai dengan
kapasitasnya dan sesuai pula dengan kebutuhan masyarakat
local, nasional, maupun global.
g. Hubungan kemitraan (Partnership) antara dunia bisnis dan
dunia pendidikan. Hubungan kemitraan itu dapat dilakukan
secara langsungg atau elalui komite sekolah.
h. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbh relatif mandiri.
Perluasan kewenangan yang diberikan kepada sekolah memberi
ruang gerak baginya untuk membuat keputusan inovatif dan
mengkreasi program demi peningkatan mutu sekolah.
i. Pemasaran sekolah secara kompetitif. Tugas pokok dan fungsi
sekolah adalah menawarkan produk unggulan atau jasa.
Sedangkan karakteristik sekolah yang melaksanakan manajemen
sekolah diantaranya: 1) proses pembelajaran yang efektivitasnya tinggi
2) kepemimpinan sekolah kuat 3) lingkungan sekolah aman dan tertib
4) pengelolaan tenaga kependidikan efektif 5) memiliki budaya mutu
6) memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis 7) memiliki
kewenangan (kemandirian) 8) partisipasi tinggi dari warga sekolah dan
masyarakat 9) memiliki keterbukaan (transparansi) 10) memiliki
kemauan untuk berubah 11) melakukan evaluasi dan perbaikan secara
berkelanjutan 12) sekolah responsif dan antisipasif terhadap kebutuhan
13) memiliki komunikasi yang baik 14) memiliki akuntabilitas 15)
memiliki kemampuan menjaga berkelanjutan.

4. Ruang lingkup manajemen sekolah


Menurut Nurdyansyah dkk (2017:10) bahwa, ruang lingkup dari
manajemen sekolah dalam pendidikan dapat dilihat dari 4 sudut
pandang diantaranya yaitu dari sudut obyek garapan, fungsi atau
urutan kegiatan, wilayah kerja, dan pelaksana.
a. Berdasarkan objek garapan.
Ruang lingkup manajemen sekolah berdasarkan objek garapan
adalah semua kegiatan dari manajemen sekolah yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam segala
kegiatan mendidik di sekolah, diantaranya menurut (Fauzi,
2015:19-21) yaitu:
1) Manajemen siswa.
Manajemen siswa atau sering disebut manajemen peserta didik
ialah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga
siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah
sekolah atau sebab lain.
2) Manajemen personil sekolah.
Manajemen personalia adalah suatu ilmu dan seni untuk
melaksanakan antara lain: planning, organizing, controlling
sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin.
3) Manajemen kurikulum.
Manajemen kurikulum diperlukan untuk menunjang
keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Kurikulum merupakan
suatu sistem program pebelajaran untuk mencapai tujuan
institusional pada embaga pendidikan.
4) Manajemen ketata-usahaan sekolah.

Menurut Nurhadi (1983:91) ketatalaksanaan pendidikan atau


tata usaha pendidikan merupakan salah satu kegiatan
administrasi pendidikan di sekolah meliputi pembuatan surat,
pengelolaan surat dan penataan arsip.

5) Manajemen sarana dan prasarana.


Manajemen sarana prasarana pendidikan dapat didefinisikan
sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan
prasarana pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadal,
2003).
6) Manajemen organisasi.
Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang
unik dan kompleks karena lembaga pendidikan tersebut
merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan (Fauzi,
2015: 24).
7) Manajemen humas dan kerjasama.
Manajemen hubungan masyarakat merupakan bidang atau
fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi baik itu
organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun
organisasi yang non-komersial (Fauzi, 2015: 24).
b. Fungsi atau urutan kegiatan
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli manajemen, fungsi
manajemen sekolah diantaranya yaitu: Luther Gullick
berpendapat bahwa fungsi manajemen sekolah terdiri dari:
Planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting,
budgetting (POSDoRB). Henri Fayol mengemukakan fungsi
manajemen sekolah meliputi: Planning, organizing, commanding,
coordinating, controlling, sedangkan menurut George R, Terry
fungsi manajemen sekolah diantaranya: Planning, organizing,
actuating, controlling. Berikut fungsi-fungsi manajemen sekolah,
diantaranya yaitu: Planning, Organizing, Actuating, Controlling,
Evaluating.
1) Planning (Perencanaan)
Planning (perencanaan) berasal dari kata plan yang
artinya “rencana”. Dimana kata rencana sering digunakan
sebagai usaha awal sebelum melaksanakan sesuatu
pekerjaan atau kegiatan. Perencanaan juga disebut gagasan
penentu hasil dari suatu kegiatan. Baik tidaknya
perencanaan dapat menentukan apakah dapat sesuai
dengan apa yang dituju atau malah sebaliknya.
Menurut definisi dari G.R Terry: “Planning is the
selecting and relating of facts and the making and using of
assumptions regarding the future in the visualization and
formulation of proposed actvitions believed necessary to
achieve desired result”. Artinya: Perencanaan adalah
memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang
dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan (Hasibuan, 2016: 92).
Adapun menurut Robbins (2011:16) perencanaan adalah
proses menetukan tujuan dan menetapkan cara terbaik
untuk mencapai tujuan serta menetapkan cara paling baik
untuk mencapai suatu tujuan (Nurdyansyah.
Dkk.2017:26). Sedangkan Hasibuan, rencana (Planning)
yaitu keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman
pelaksanaan dua unsur, yaitutujuan dan pedoman
(Hasibuan, 2016: 93).
Dari beberapa pandangan tersebut, jadi dapat disimpulkan
menurut peneliti pengertian dari perencanaan
(planning)yaitu sebuah usaha dalam mempersiapkan suatu
kegiatan tertentu agar pelaksanaannya dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
2) Organizing (Pengorganisasian)
Organizing artinya yaitu pembagian kerja, yang mana
pada fungsi pengorganisasian ini berkaitan erat dengan
perencanaan yang sudah dilakukan. Suatu
pengorganisasian juga perlu direncanakan agar dapat
berjalan dengan baik. Adapun menurut pengertian
pengorganisasian dari para ahli yaitu sebagai berikut:
Menurut definisi dari G.R Terry “Organizing is the
establishing of effective behavioural relationships among
persons so that they may work together efficiently and
again personal satisfactions”. Artinya: Pengorganisasian
adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga
mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan
dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal
melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu (Hasibuan, 2016: 39).
Menurut definisi Hasibuan pengorganisasian merupakan
suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yag secara relative didelegasikan
pada setiap individu-individu yang akan melakukan suatu
aktivitas tersebut (Hasibuan, 2016: 118).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari fungsi pengorganisasian yaitu pelaksanaan
dari fungsi perencanaan yang mana mencakup pembagian
tugas kelompok maupun individu yang mana tujuannya
agar dapat membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan kecil.
3) Actuating (Pengarahan)
Arti dari Actuating adalah menggerakkan, dimana dari
pembagian tugas yang telah dilaksanakan dalam fungsi
pengorganisasian setelah itu yang perlu dilakukan
setelahnya yaitu bagaimana menggerakan semua anggota
kelompok untuk menjalankan tugas sesuai sasaran yang
sudah ditetapkan.
Menurut G.R Terry “Actuating is setting all members of
the group to want to achieve and to strike to achieve the
pbjective willingly and keeping with the managerial
planning and organizing efforts”. Artinya : pengarahan
adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah
untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan
usaha-usaha pengorganisasian (Hasibuan, 2016:41).
4) Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan merupakan fungsi yang mencakup
semua aktifitas yang dilakukan agar proses dapat berjalan
dengan aman terkendali dan untuk memastikan juga
supaya hasil ataupun tujuan dapat sesuai dengan yang
direncanakan.
Pengawasan dilakukan untuk mencegah penyimpangan
dalam pelaksanaan dari kegiatan dan juga sekaligus
memperbaiki apabila sudah terjadi penyimpangan ataupun
kesalahan dalam pelaksanaannya (Fauzi, 2015: 38).
Menurut definisi dari G.R Terry “Controlling can be
defined as the process of determining what is to be
accomplished, that is the standard; what is being
accomplished, that is the performance, evaluating the
performance and if necessary applying corrective measure
so that performance takes place according to plans, that
is, in conformity with the standard”. Artinya:
Pengendalian adalah dapat didefinisikan sebagai proses
penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang
sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan
dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan,
sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras
dengan standar (Hasibuan, 2016: 242).
5) Evaluating (Evaluasi)

Fungsi evaluasi adalah proses pengawasan dan


pengendalian performa perusahaan untuk memastikan
bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk
menemukan masalah yang ada dalam operasional
perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah
itu menjadi semakin besar (Nasrudin, 2010: 33).

c. Wilayah kerja
Berdasarkan tinjauan wilayah kerja yang ada di Republik
Indonesia manajemen dilihat dari wilayah kerjanya dapat
dipahami sebagai berikut (Nurdyansyah. Dkk. 2017: 25):
1) Manajemen pendidikan seluruh negara, merupakan
manajemen pendidikan untuk urusan nasional. Dalam
lingkup ini tidak hanya menangani pelaksanaan pendidikan
di sekolah saja tetapi juga pendidikan di luar sekolah,
pendidikan pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian,
pengembangan masalah-masalah pendidikan serta meliputi
juga kebudayaan dan kesenian.
2) Manajemen pendidikan satu provinsi, merupakan
manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu
provinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh
petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan
kecamatan.
3) Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, adalah
manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu
kabupaten atau kota, mengenai semua urusan pendidikan
dan memuat jenjang dan jenis.
4) Manajemen pendidikan satu unit kerja, yaitu lebih
memfokuskan pada suatu unit kerja yang langsung
menangani pekerjaan mendidik. Ciri-ciri dari unit ini adalah
adanya; pemberi pelajaran, bahan yang diajarkan, penerima
pelajaran, dan semua sarana penunjangnya.
5) Manajemen kelas, merupakan unit terkecil dalam usaha
pendidikan sebagai dapur inti dari seluruh jenis manajemen
pendidikan. Dari manajemen kelas kemudian ada juga
istilah pengelolaan kelas baik bersifat instruksional maupun
manajerial.
d. Pelaksana
Peranan pelaksana manajemem dalam pusat-pusat latihan
mempunyai perananan serta tugas seperti pelaksana di sekolah,
diantaranya seperti: kepala sekolah, staff tata usaha, pendidik,
dan orang-orang yang bekerja di kantor-kantor-kantor
pendidikan dan pusat-pusat latihan atau kursus. Dalam
prosesnya pelaksanaan manajemen pendidikan di kantor agak
berbeda dengan manajemen di sekolah. Dimana manajemen
pendidikan di kantor melaksanakan pelayanan kegiatan belajar
mengajar secara tidak langsung yang mana bersifat untuk
memperlancar pekerjaan pendidik maupun peserta didik yang
terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar
(Nurdyansyah. Dkk. 2017: 26).
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Bryan J. Kaleb, Victor P.K Lengkong, dan Rita N taroreh (2019) Dalam
jurnal EMBA Vol.7 No.1 Hal. 781 – 790 dengan judul “Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Dan Pengawasannya Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Manado”. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pentingnya pengawasan dalam penerapan sistem informasi
manajemen di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Jurnal ini
memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu pada variabel X sama-sama berfokus pada penerapan sistem
informasi manajemen dan juga metode penelitian yang dipakai sama-
sama menerapkan penelitian kualitatif. Adapun perbedaan jurnal
tersebut dengan penelitian yang dilakukan terdapat pada variabel Y
dimana jurnal tersebut berfokus pada pengawasan, sedangkan pada
penelitian ini berfokus pada tata kelola manajemen sekolah. Selain itu,
dari tempat penelitian juga memiliki perbedaaan, pada jurnal tersebut
bertempat di kantor pelayanan pajak pratama Kota Manado sedangkan
pada penelitian ini bertempat di lembaga pendidikan yaitu di MTs
Negeri 1 Kota Cirebon.
2. Puji Lestari (2017) dalam jurnal ilmiah mahasiswa pascasarjana
administrasi pendidikan Vol. 5 No.1 Hal. 61-68 dengan judul
“Implementasi Sistem Informasi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Layanan Pendidikan Di SMK Negeri Karangpucung
Kabupaten Cilacap”. Isi dari jurnal ini menunjukkan tentang sistem
informasi manajemen sekolah digunakan, dilihat dari aspek input,
proses dan output dapat menunjang implementasi sistem informasi
manajemen sekolah dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan.
Persamaan jurnal dengan penelitian ini yaitu pada variabel X yang
berfokus pada implementasi sistem informasi manajemen, dan pada
metode penelitian sama-sama menggunakan metode kualitatif
deskriptif, sedangkan untuk perbedaannya pada variabel Y yaitu pada
jurnal ini berfokus pada meningkatkan mutu layanan pendidikan.
Kemudian perbedaan juga terdapat pada tempat penelitian yang mana
pada jurnal ini bertempat di SMK Negeri Karangpucung Kabupaten
Cilacap sedangkan pada penelitian ini bertempat di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon.
3. Nur Rahmi Sonia (2020) dalam jurnal manajemen pendidikan islam
Volume 1 No. 1 Hal. 94-104 dengan judul “Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK) Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo ”. Dalam
hasil dari jurnal tersebut menunjukkan implementasi sistem informasi
manajemen pendidikan di MAN 2 Ponorogo dalam bentuk pemanfaatan
sistem aplikasiseperti, SIMPATIKA, aplikasi E-Learning, aplikasi BNI
eduPATROL, aplikasi fingerprint, dan aplikasi web dalam kegiatan
PPDB. Pada jurnal ini memiliki persamaan, yaitu pada variabel X
sama-sama membahas mengenai sistem informasi manajemen sebagai
fokus penelitian. Sedangkan perbedaannya yaitu yang menjadi variabel
Y pada jurnal tersebut yaitu meningkatkan mutu pendidikan, sedangkan
untuk penelitian ini berfokus pada tata kelola manajemen sekolah.
D. Kerangka Berfikir

Sistem informasi manajemen di sekolah memiliki ruang lingkup


diantaranya modul kepegawaian, modul konseling, modul kesiswaan, modul
keuangan, modul kurikulum, modul akademik, modul inventaris, modul bos,
dan modul e learning.

Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang penting dalam


pelaksanaan pendidikan di sekolah. Manajemen sekolah juga ditunjang oleh
banyak hal agar dapat berlangsung dengan baik diantaranya melalui sistem
informasi manajemen. Pada prosesnya sistem informasi manajemen di MTs
Negeri 1 Kota Cirebon sudah diterapkan sebagai penunjang dalam
pelaksanaan manajemen sekolah, yang mana sistem informasi manajemen
ini sudah digunakan dalam setiap bidang maupun komponen manajemen
sekolah baik itu bidang kepegawaian, konseling, kesiswaan keuangan,
kurikulum akademik, dan inventarisasi. Dalam penerapan sistem informasi
manajemen setiap bidangnya mempunyai perangkat maupun kebutuhan
khusus untuk dapat menjalankan kegiatan administrasi sekolah dengan baik.

Tidak hanya membutuhkan perangkat, tetapi sistem informasi


manajemen juga memerlukan peran dari operator (User). Peran tenaga
administrasi selaku user juga menunjang baik dari kualifikasi maupun
kompetensi dalam mengoperasikan sistem informasi manajemen sesuai
dengan kebutuhan kegiatan administrasi sekolah. Tenaga administrasi
memerlukan penerapan sistem informasi manajemen untuk dapat
menjalankan administrasi agar kegiatan manajemen sekolah berjalan dengan
efektif dan efisien. Oleh karena itu, penerapan sistem informasi manajemen
sangat penting dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengawasan, serta
pengevaluasian agar proses manajemen sekolah berlangsung dengan baik.
Lembaga
Pendidikan

Sistem Informasi
Manajemen

Modul Kepegawaian Modul Konseling

Modul Kesiswaan Modul Keuangan

Modul Kurikulum Modul Akademik

Modul Inventaris Modul Bos

Modul E Learning

Tata kelola
Manajemen
sekolah

Perencanaan
Pengorganisasian
Penggerakan
Pengawasan
Pengevaluasian

Tenaga
Administrasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode kualitatif yaitu prosedur pencatatan untuk menggambarkan
atau melukiskan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada.
Metode penelitian kualitatif disebut juga sebagai metode interpretive
(bersifat adanya pendapat) karena hasil dari penelitian lebih terarah dengan
interpretasi terhadap data yang didapatkan di lapangan (Sugiyono, 2015).
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif deskriptif yang mana peneliti
berfokus dalam mendeskripsikan atau menggambarkan temuan yang ada di
lapangan sesuai dengan kondisi yang ada mengenai penerapan sistem
informasi manajemen dalam mamajemen sekolah di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon. Tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk menggambarkan
atau mendeskripsikan suatu permasalahan secara objektif.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Negeri 1 Kota Cirebon yang
beralamat di JL. Pilang Raya No.38, Sukapura, Kec. Kejaksan, Kota
Cirebon, Jawa Barat 45122. Lokasi penelitian ini dipilih dengan beberapa
pertimbangan yaitu sebagai berikut:
1. MTsN 1 kota Cirebon merupakan sekolah umum favorit di Kota
Cirebon yang mana sudah mempunyai nama dan daya tarik di
masyarakat sekitar.
2. MTsN 1 kota Cirebon merupakan sekolah yang sudah menerapkan
sistem informasi manajemen dalam pelaksanaan manajemen sekolah.
C. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yaitu waktu yang digunakan peneliti dalam
melaksanakan penelitian dari awal sampai akhir, yang mana terjadwal
sebagai berikut:

Waktu Pelaksanaan
No. Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr

1. Tahap
Persiapan

Pengajuan Judul V

Penyusunan
V V
Proposal
Bimbingan dan
V V V
Revisi

Izin Penelitian V

Penyusunan
Pedoman V V
Wawancara
2. Tahapan
Pelaksanaan
Penelitian
V V V
Lapangan
Pengumpulan
V V V V
Data
Penyusunan Data
V V
Skripsi
Bimbingan dan
V V
Revisi
3. Tahap
V V
Penyelesaian
(Gambar 1 )
D. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data primer
dan data sekunder. Menurut Kurniawan, data primer merupakan data yang
hanya bisa peneliti dapatkan dari sumber pertama atau asli. Sedangkan data
sekunder adalah data yang didapatkan bukan dari sumber pertama tetapi
peneliti menemukannya dari sumber kedua atau melalui perantara orang lain
(Kurniawan, 2018: 227). Dalam penelitian ini, data primer bersumber
langsung dari data yang diperoleh peneliti melalui hasil wawancara yang
dilakukan dengan responden, dan catatan tertulis hasil dokumentasi peneliti
dari tempat penelitian. Sedangkan untuk data sekunder bersumber dari data-
data yang diperoleh peneliti di luar tempat penelitian baik dari hasil
penelitian lain, jurnal, maupun internet yang berhubungan dengan
penelitian.
E. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang dipilih penulis diantaranya yaitu
kepala sekolah, staff tata usaha, siswa serta guru di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon. Sedangkan untuk subjek lainnya peneliti menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu peneliti mengambil sampel langsung dari unit
sampel dengan pertimbangan tertentu siapa saja yang layak menjadi sampel
(Kurniawan, 2018: 290). Pada penelitian ini peneliti memilih kepala sekolah
sebagai informan karena kepala sekolah merupakan pemimpin dari suatu
lembaga sekaligus sebagai administrator dalam pelaksanaan manajemen
sekolah. selain itu peneliti memilih dua informan dari tenaga administrasi
selaku operator EMIS dan operator SIMPATIKA, dua guru selaku operator
website e-learning dan pengguna aplikasi raport digital, serta siswa selaku
pengguna .
F. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang diterapkan oleh
peneliti dari segi sumber yaitu berasal dari sumber primer dan juga
sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data dari segi cara dilakukan
melalui observasi (pengamatan), wawancara (interview) dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pemusatan perhatian
dan pencatatan terhadap fenomena yang muncul pada subjek
penelitian dengan memakai semua panca indra (empiris). Observasi
biasa digunakan untuk mengamati suatu perbuatan (action) atau
pelaksanaan sesuatu (Kurniawan, 2018: 175). Dalam penelitian ini
observasi yang dilakukan yaitu observasi secara mendalam (in-depth
observation) yang dilakukan terhadap tenaga administrasi selaku
pengoperasi sistem informasi manajemen di MTs Negeri 1 Kota
Cirebon.
2. Wawancara
Wawancara atau Interview yaitu sebuah dialog yang dilaksanakan oleh
pewawancara untuk mendapatkan informasi dari orang yang
diwawancarai. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data
tertentu, seperti variabel tertentu (Kurniawan, 2018:168). Adapun
pada penelitian ini wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai
pewawancara yang akan dilakukan dengan tenaga administrasi selaku
operator sistem informasi manajemen yang diterapkan dalam kegiatan
manajemen sekolah. Wawancara ini akan dilangsungkan di tempat
penelitian yaitu MTs Negeri 1 kota Cirebon, yang mana peneliti
memilih metode wawancara mendalam (in- depth observation)
melalui cara semi terstruktur, tujuannya untuk menemukan
permasalahan yang lebih terbuka, dimana informan yang
diwawancarai dimintai ide dan pendapatnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berupa catatan yang
ditulis, tercetak, atau dipindai dengan optik (Kurniawan, 2018: 178).
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data langsung
berupa, foto-foto, buku-buku, laporan kegiatan maupun data-data yang
sekiranya berhubungan dengan penelitian ini, yang diambil dari
tempat penelitian yaitu MTs Negeri 1 kota Cirebon.
G. Teknik analisis data
Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan dari awal
hingga akhir penelitian. Pada penelitian ini, pengumpulan data juga tidak
dibatasi oleh waktu, karena tidak memiliki batasan waktu penelitian
(Kurniawan, 2018:240). Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan
dengan metode deskriptif yaitu melalui penggambaran data pada bentuk
kalimat, dimuali dari pengumpulan data, reduksi data, dan terakhir yaitu
penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan data
Pada tahap ini, peneliti mulai mengumpulkan data yang didapatkan
dari hasil dokumentasi, observasi, wawancara, dan catatan lapangan
yang mana memuat dua bagian, baik itu reflektif maupun deskriptif.
2. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses penajaman maupun pengerucutan secara
sistematis data yang sudah dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti perlu
memisahkan data yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan
membuang data yang tidak ada kaitannya dengan penelitian.
3. Penyajian data
Maksud dari penyajian data disini ialah untuk menggabungkan
informasi yang didapat secara tersusun baik itu berupa gambar, kata-
kata, tulisan, tabel, ataupun grafik agar dapat memudahkan peneliti
dalam penarikan kesimpulan.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan penelitian dilakukan selama proses penelitian
berlangsung berdasarkan data yang didapatkan. Kesimpulan dapat
bersifat sementara yaitu apabila data yang terkumpul masih diragukan
(samar-samar), kesimpulan dapat juga bersifat akhir apabila data yang
terkumpul sudah lengkap dan benar.
H. Uji keabsahan data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian keabsahan melalui uji
validitas dan reabilitas
Daftar Pustaka

Duryat, Pendi Susanto & Masduki Duryat. (2019). Paradigma Baru Manajemen
Sekolah di Era Revolusi Industri 4.0. Bandung: CV Alfabeta
Fauzi, Ahmad. (2015). Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: K-Media.
Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen (Dasar,Pengertian Dan Masalah). Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hisbanarto, Yakub Vico. (2014). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Kurniawan, A. (2018). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Cirebon: Eduvision.

Kurniawan, A. (2018). Meodologi Penelitian Pendidikan. Cirebon: Eduvision.


Maunah, Binti. (2009). Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Nurdyansyah & Widodo, Andik.(2017). Manajemen Sekolah Berbasis
ICT.Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Nasrudin, Endin. (2010). Psikologi Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia
Siswanto, M. B. (2013). Pengantar Manajemen. Bandung: Bumi Aksara.
Sulistyorini, dan Muhammad Fathurrohman.(2016). Esensi Manajeen Pendidikan
Islam (Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Islam). Yogyakarta: Kalimedia.
Fransinatra, Ziko. (2020). Manajemen Sekolah Di Masa Pandemic (Belajar Dari
Rumah Berbasis Sistem Informasi Manajemen Yang Tepat) Dalam Rangka
Implementasi Kebijakan Belajar Dari Rumah.Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2 (2).
Kaleb, Bryan J, Victor P.K Lengkong & Rita N Taroreh. (2019).Penerapan
Informasi Manajemen dan Pengawasannya Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Manado.Jurnal EMBA, 7(1).
Lestari, Puji. (2017). Implementasi Sistem Informasi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan Di SMK Negeri Karangpucung
Kabupaten Cilacap.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi
Pendidika, 5 (1).
Sonia, Nur Rahmi. (2020). Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan (SIMDIK) Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Ponorogo.Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.1 (1).

Anda mungkin juga menyukai