Penjelasan
Ketua PMU
(Project Manager)
Tentang Proyek
t
REP – MEQR
Alhamdulilahi rabbil ‘alamin, Was sholatu wassalamu ‘ala, Asyrofil ambiyaa iwal
mursalin, Sayyidina wa maulana Muhammadin, Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi
ajmain. Ama ba’du.
Sesuai dengan sambutan dan Pengarahan Bapak Menteri Agama RI, bahwa
untuk mengatasi ‘keterbelakangan’ yang dialami Madrasah, Kemenag mendapat
bantuan pinjaman dari World Bank selama 5 tahun. Bantuan tersebut digunakan
untuk membiayai dikemas dalam suatu Proyek yang dinamakan Realizing
Education’s Promise – Madrasah Education Quality Reform atau disingkat REP –
MEQR
Pada kesempatan ini saya yang mendapat amanah sebagai Project Manager
atau Ketua Project Management Unit, mempuyai kewajiban untuk menjelaskan
secara umum tentang proyek REP – MEQR tersebut.
Sesuai dengan pengarahan Bapak Menteri Agama, bahwa setelah melalui kajian
yang mendalam terkait kualitas madrasah, maka ditemukan adanya sejumah
hambatan, kendala, dan/atau masalah yang dihadapi oleh madrasah di
Indonesia, diantaranya adalah:Ketimpangan jumlah institusi dan juga jumlah
peserta didik antara madrasah negeri dan swasta,: Hasil UN yang belum
memuaskan,; Kualifikasi dan kompetensi Sebagian pendidik yang rendah;
Keterbatasan kuantitas dan kualitas in-service teacher training; Rendahnya
kualitas manajemen, sistem monitoring dan penjaminan mutu yang tidak
dilakukan; Serta buruknya leadership Sebagian kepala madrasah.
Setelah melalu kajian yang serius, maka Kemenag berniat membantu mengatasi
masalah tersebut melalui proyek REP – MEQR.
• Proyek tersebut lahir didasarkan pada hasil kajian yang mendalam tentang
kualitas madrasah di Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh Bapak
menteri tadi.
• Proyek tersebut dibiayai oleh Bank Dunia tanda ada dana pendamping dari
pemerintah RI
• Proyek tersebut harus tuntas dalam kurun waktu 5 tahun terhitung mulai
tahun 2020.
1. Komponen Pertama
3
Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Diri Madrasah
2. Komponen Ke-dua
3. Komponen Ke-tiga
4
Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Diri Madrasah
5
Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Diri Madrasah
4. Komponen Ke-empat
Perlu diketahui, bahwa kegiatan yang kita laksanakan saat ini yaitu
BimbinganTeknis Kepada Fasilitator EDM dan e-RKAM, terkait dengan 1 dari 16
sub-komponen proyek. Masih banyak kegiatan-kegiatan terkait dengan 15 sub
komponen lain. Masing-masing tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait,
menuju arah yang sama terjadinya reformasi kualitas Pendidikan madrasah.
Oleh karena itu, jika pada saat yang lain Bapak atau Ibu terlibat di dalam
proyek yang sama namun kegiatannya berbeda, hendaknya Bapak dan Ibu
pandai-pandai memahami posisi kegiatan tersebut merupakan bagian dari
komponen atau sub komponen yang mana.
Bapak, ibu, dan Saudara-saudara fasilitator, mengingat kegiatan saat ini terkait
dengan Komponen Pertama, maka perlu saya tambahkan penjelasan terkait
dengan komponen pertama, yaitu P
elaksanaan sistem e-RKAM (Rencana
Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik) secara nasional dan
Pemberian Dana Bantuan Madrasah. Penerapan Rencana Kerja dan
Anggaran Madrasah berasis elektronik (e-RKAM), sudah dipastikan kita ingin
menerapkan perkembangan teknologi informasi agar bisa membantu dan
memudahkan personal madrasah dalam membuat rencana kerja, menyusun
anggaran, melaksanakan remcana kerja dan anggaran, memonitor dan
mengevaluasi. Dengan penerapan e-RKAM maka transparansi lebih terjamin
6
Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Diri Madrasah
dibandingkan secara manual. Perlu saya tekankan bahwa rencana kerja tidak
akan efektif dalam meningkatkan kinerja madrasah manakala, personal
madrasah tidak mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Oleh
karena itu sebelum madrasah menyusun RKAM, maka madrasah perlu
melakukan evaluasi diri atau EDM. EDM ini akan mengacu pada standar
nasional Pendidikan. Dari hasil analisis hasil EDM, maka personal madrasah
dapat memilih prioritas kegiatan yang relevan guna menutup kelemahannya
dan mempertahankan kekuatannya. Dengan demikian RKAM berbasis elektronik
yang disusun dapat dimonitor dengan mudah oleh Kantor kemenag, Kanwil
Kemenag, dan Kemenag Pusat. Selanjutnya, berdasarkan e-RKAM yang nanti
disusun oleh madrasah ini pula bisa dijadikan dasar bagi Kemenag dalam hal ini
proyek REP -MEQR untuk melakukan interfensi dalam bentuk pemberian
bantuan kinerja atau bantuan afirmasi.
Akhirnya dalam kesempatan ini, saya berharap kepada semua fasilitator untuk
meluangkan pikiran tenaga dan waktu serta mendukung agar BimTek untuk TIN,
TIP, TIK dan TIM dapat berjalan dengan lancar. Sehingga pada akhirnya,
kegiatan EDM dan e-RKAM dapat diterapkan di madrasah. Diharapkan hal ini
mampu memecahkan sebagian dari masalah yang dihadapi madrasah tersebut.
Project Manager
REP-MEQR