Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khatulistiwa, diantara benua asia dan Australia serta diantara samudera pasifik dan
Hindia, berada pada pertemuan dua lempeng tektonik utama dunia merupakan wilayah
teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam. Sebagai daerah rawan bencana,
mitigasi bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi rekonstruksi. Dan juga bencana
alam selama ini selalu dipandang sebagai sesuatu hal yang berada diluar control
manusia, oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya korban akibat bencana
diperluhkan kesadaran dan kesiapan menghadapi bencana ini idealnya sudah dimiliki
oleh masyarakat melalui kearifan local daerah setempat, karena mengingat wilayah
Indonesia juga merupakan negara beriklim tropis yang basah (humid tropid)
dengan ciri mempunyai curah hujan pada musim penghujan. Akibat dibeberapa tempat
dimusim penghujan terjadi bencana banjir yang menimbulkan korban dan kerugian
seperti nyawa maupun harta benda. Hampir disetiap musim penghujan sering terjadi
bencana banjir yang muncul dimana-mana, dengan lokasi dan timbul kerusakan yang
timbulkannya sangat beragam. Bencana alam banjir di Indonesia tampaknya dari tahun
ke tahun memiliki kecenderungan meningkat, begitu juga bencana banjir setiap tahun
diindonesia tidak hanya luasnya saja melainkan kerugian juga ikut bertambah pula.
Jika dahulu bencana banjir hanya melanda kota-kota besar diindonesia, akan tetapi
pada saat sekarang kepelosok tanah air hujan lebat merupakan salah satu factor aktif
1
yang menyebabkan terjadinya banjir. Akibat hujan lebat tersebut dapat menyebabkan
air sungai naik dan kemungkinan untuk terjadinya banjir. Selain hujan deras yang
terjadi secara local memang peran penting pula terhadap terjadinya banjir genangan,
terutama apa bila terjadi pada daerah dataran banjir yang secara kontinyiu mempunyai
kelembapan tanah tinggi. Oleh karena itu, dengan terjadinya hujan tersebut air hujan
yang langsung segera menjadi aliran permukaan. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya air hujan yang meresap kedalam tanah. Penggunaan pemukiman dan sarana
kemampuan lahan merupakan factor yang mendorong terjadinya erosi dan banjir.
Dan perluh kita ketahui bahwa bencana alam yang hampir setiap musim
melanda Indonesia adalah banjir. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian
bencana banjir sangat dipengaruhi oleh factor alam berupa curah hujan yang diatas
normal dan adanya pasang naik air laut. Manusia berperan penting seperti penggunaan
lahan yang tidak tepat (pemukiman didaerah bantaran sungai, daerah resapan
pada saat maupun sesudah terjadinya bencana. Seringkali bencana hanya ditanggapi
secara peresial oleh pemerintah. Bahkan bencana hanya ditanggapi dengan pendekatan
2
2007 tentang penanggulangan bencana data tambahan lembaran Negara republik
Indonesia no 4723 pada tanggal 26 april 2007 di Jakarta oleh menteri hukum dan hak
Indonesia hingga saat ini. Disebutkan bahwa lemahnya kordinasi antara pusat dan
daerah di sebabkan BNPB sebagai lembaga penggerak dari pemerintah pusat memiliki
Dalam persoalan penanganan bencana alam, misalnya antara kepala daerah seakan
akan berjalan sendiri sendiri. Padahal, bencana alam kerap terjadi dilokasi yang
(banjir) sering terjadi juga diwilayah arso tujuh, walaupun Arso Tujuh adalah daerah
dataran tinggi, namun disatu sisi kabupaten keerom salah satu wilayah yang rawan
banjir karena lokasi dan kondisi geografis termasuk dalam daerah rawan terkena
bencana, terutama bencana alam banjir, tanah longsor oleh karena itu, diperluhkan
adanya kewaspadaan dan kesiapan dari segenap unsur terkait yang mempunyai fungsi
antara kerentanan dengan bahaya sehingga bisa terjadinya adanya masyarakat yang
meninggal dunia, kerusakan lingkungan dan harta benda. Dalam konteks bencana
banjir, kerentanan tersebut dapat berupa adanya pemukiman dekat dengan sungai yang
dangkal maka masyarakat yang berada diwilayah pemukiman tadi dapat mengalami
genangan air dan dapat merusak rumah dan lingkungan serta kematian. Untuk
menguragi dampak banjir pemerintah harus lakukan upaya mencegah dan menguragi
terjadinya banjir antara lain, menjaga lingkungan sekitar, hindari membuat rumah di
pinggiran sungai, melaksanakan tebang pilih dan reboisasi, buahlah sampah pada
3
tempatnya, rajin membersihkan saluran, memperbanyak dan menyediakan lahan
banjir. Masalah yang sering muncul adalah bahwa masyarakat desa belum/tidak cukup
masyarakat desa mengalami kerugian baik itu nyawa, materi maupun kerugian
alam, salah satunya contoh desa yang rawan bencana alam banjir untuk membiayai
e) Melakukan reboisasi pada hutan yang pada saat ini dalam keadaan gundul,
terbuka,
g) Pelatihan masyarakat desa untuk mampu menyelamatkan diri jika terjadi bencana
banjir.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Secara Teoritis
selama masa perkuliahan dan bisa berguna sebagai penelitian ilmiah dan bisa
menjadi bahan masukan dan sebagai pendukung bagi peneliti yang lain dalam
b. Secara Praktis
1) Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi
Kabupaten Keerom.
1. Kepemimpinan
a. Pengertian kepemimpinan
5
mengelola perusahaan dan mempengaruhi perilaku bawahan agar mau
dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi
agar bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab melalui
perusahaan.
b. Tujuan kepemimpinan
6
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa
2. Pengertian pembangunan
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan pemerintah. Menuju
yang dilakukan untuk maju dan berubah menjadi lebih baik itulah sebuah
pembangunan, namun kegiatan usaha itu haruslah terencana dan dilakukan mulai
masalah yang datang. Usaha tersebut juga harus dilakukan dengan sadar sebagai
bukanlah sebuah angan yang bisa dilakukan dari alam bawah sadar. Menurut
yang besar terhadap kondisi lingkungan dan juga tujuan politiknya, serta
7
proses menuju perubahan sosial yang mengarah ke kualitas hidup yang lebih baik
dari seluruh atau pun mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan atau pun
anggota masyarakat dalam usaha ini, serta membuat mereka menjadi penentu
3. Pengertian infrastruktur
Menurut Mankiw (2003 : 38) infrastruktur merupakan “wujud dari public capital
infrastruktur dalam penelitian ini meliputi jalan, jembatan, dan sistem saluran
infrastruktur jalan masih menjadi maslah utama dalam suatu Negara, dimana jika
dalam suatu Negara tidak dapat menjaga dan melestarikannya maka akan
kerja. Jika pertumbuhan ekonomi yang semakin turun tiap tahunnya dalam suatu
desa, seperti hal saat sekarang ini maka akan terjadinya masalah yang serius.
yang disukai dan mempunyai porsi yang sangat besar dari total pengeluaran
8
pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan jalan. Pembangunan
tinggi merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam
Indonesia saat ini. Jalan memberikan peran yang sangat penting bagi peningkatan
ekonomi itu sendiri, sehingga akan diperoleh kapasitas produktif dari sumber daya
4. Pemerintah Daerah
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota. Daerah
provinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintah daerah yang diatur dengan
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa Pasal 1 ayat (26), yang dimaksud
9
Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah Negara,
Negara bagian, atau kota dan sebagainya. Bisa juga berarti lembaga atau badan
sekeliling atau yang dimaksud dalam lingkungan suatu kota; tempat yang terkena
mengurus rumah tangga ini mengandung tiga hal utama yaitu; pertama. Pemberian
cara penyelesaian tugas tersebut dan ketiga, dalam upaya memikirkan, mengambil
10
sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan
negri, ataupun dengan istilah lainya sampai pada puncak pimpinan pemerintahan.
beberapa Negara lain, juga amat penting untuk dijadikan pertimbangan bagi
mengatur secara eksplisit tentang pemerintahan daerah. Hal-hal ini terlihat dalam
pola pikir dan usulan-usulan yang terungkap sewaktu para pendiri Republik (the
menjadi wilayah kerja bagi bupati /wali kota dalam menyelenggarakan urusan
sebagai berikut:
11
a. Local self government (Pemerintah Lokal Daerah)
berbagai urusan otonom bagi local self government (pemerintah local) tentunya
bukan hanya yang ditetapkan oleh pemerintah pusat saja, melainkan juga yang
ditentukan oleh pemerintah lokal yang mengurus rumah tangga sendiri tingkat
diatasnya.
Lain hal dengan C.F Strong yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah
tertinggi. Pemerintahan dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari
12
5. Pemerintah Desa
Tentang peraturan pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa pada Bab
masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah
yang tertentu batas-batasnya; memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat kuat,
ekonomi, sosial dan keamanan; memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama;
rumah tangga sendiri. Beratha dalam Nurcholis (2011:4), desa atau dengan nama
susunan asli adalah suatu “Badan Hukum” dan adalah pula “Badan
melingkunginya.
Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain
keadilan.
13
Menurut H.A.W.Wijaja (2003:3) dalam bukunya yang berjudul “Otonomi
Desa” menyatakan bahwa desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
samping itu juga organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat dan
tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja,
yang mengatur pembentukan pemerintahan desa dan Perangkat Desa, yang akan
menghasilkan Kepala Desa sebagai Pemimpin Desa dan BPD yang akan
membatasi peran pemimpin desa atau lembaga perwakilan lain yang bersifat asli
yang ada didesa yang bersangkutan. Susunan pemerintahan desa terdiri dari
dipimpin oleh kepala desa dan dibantu perangkat desa yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Desa. BPD adalah badan perwakilan yang terdiri dari atas
desa.
14
Republik Indonesia. Sedangkan pemerintah desa adalah kepala desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggaraan
2014 tentang Desa, pasal satu ayat (3), bisa diartikan bahwa pemerintah desa
pemerintahan desa.
bahwa desa adalah sekumpulan yang hidup bersama atau suatu wilayah, yang
berada diwilayah pimpinan yang dipilih dan ditetapkan sendiri. Menurut soetardjo
tertentu yang antar mereka saling mengenal dengan baik dengan corak
15
b. Desa sering diidentikkan dengan organisasi kekuasaan. Melalui kacamata ini,
1. Kepemimpinan
Seperti :
-kepribadian (personality)
-kemampuan (ability
-kesanggupan (capability)
seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut
16
Menurut George R. Terry, pengertian leadership adalah kegiatan
2. Pembangunan
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma
makro tentang tumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro
17
kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan. Pengertian
perdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat
tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan
alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk
terpercaya yang mampu berperan secara efisien, transparan, dan adil. Tema
pembangunan bisa saja diartikan berbedah oleh satu orang dengan orang lain,
Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan
18
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu Bangsa, Negara dan Pemerintah, menuju
sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan kearah yang lebih baik
mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang berbedah serta prinsip
transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
19
cepat di sector industry dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan
perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan
pun tidak lagi hanya mencakup bidang ekonomi dan industry, melainkan telah
20
industri, sosial, budaya, dan sebagainya. Oleh karena dalam proses
modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang mengarah pada perbaikan,
adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula ada
kesepakatan yang dapat menolak asumsi tersebut. Akan tetapi untuk dapat
dan merupaka sesuatu yang mutlak yang harus terjadi dalam pembangunan.”
21
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
dan tingkat kealamihan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan,
naturalistic.
penelitian yang penelahannya kepada satu kasus yang dilakukan secara insentif,
mendalam dan mendetail, dan komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap
hindividu, seperti yang lazimnya dilakukan oleh para ahli psikologi analisis, juga
sosiologi, dan psikologi sosial. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk
mempelajari secara insentif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi
pengamatan, data dokumentasi, kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus
tersebut. Khusus mengenai individu, datanya dapat mencakup catatan klinis, data
penelitian studi kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu
yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisir baik mengenai
22
mencakup keseluruhan siklus kehidupan/hanya sekmen-sekmen tertentu saja, studi
muliyana, 2004:201)
sosial. Karena studi yang demikian itu insentif sifatnya, studi tersebut
interaksi yang memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian kasus itu
3) Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang
23
5) Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi
7) Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi
2. Lokasi Penelitian
3. Informan penelitian
- Kepala Distrik
- Sekretaris
- Kaur
- Kades
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam metode penelitian
situasi lingkungan disekitarnya. Untuk mencapai hal tersebut, jenis data yang
a. Teknik wawancara
b. Informan
c. Teknik Dokumentasi
24
5. Teknik Pengelolaan Data
narasumber
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
yang penting dan yang mana yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2012:335).
Adapun langka-langka untuk untuk dicatat secara teliti dan rinci. Seperti
telah dikemukakan, makin lama penelitian menganalisis data dalam penelitian ini
adalah:
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perluh dilapangan, maka jumlahnya data makin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlih segera dilakukan merangkum memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang pokok dan yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuat yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila
(Sugiyono, 2012:338).
25
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah melakuka reduksi data maka langka selanjutnya mendisplay data atau
juga disebut penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1994)
menyatakan “ the most frequen form of display data for qualitative research
data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk
menyajiakan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan text yang bersifat
naratif.(Sugiyono, 2012:341).
Langka ketiga dalam menganalisis data Miles dan Huberman adalah penarikan
sementara, dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan data, maka
(Sugiyono, 2012:345).
7. Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan Pemb/infrastruktur
26
G. Daftar Pertanyaan Kuisioner
H. DAFTAR PUSTAKA
Ali (2006:145.
Ndraha Taziduhu, kibernologi ilmu pemerintah baru Jakarta, 2003 Rineka Cipta.
Human, Strategi Pembangunan Daerah, Jakarta : Ruja Grafindo Persada, 2015.
Nurchlis, Hanif, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Jakarta :
Erlangga, 2009.
Soejono Soekanto, Patologi Sosial, (Jakarta : Rimeka Cipta, 1986 Riyadi 2002 :138).
Sugiyono (2013:240) Teknik Dokumentasi.
Widodo dan Jasmin 2008 dalam Ika Lestari : Longsor, Gempa Bumi, Adapun pula
bencana non alam seperti kebakaran.
27