Anda di halaman 1dari 10

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Strategi Penelitian

1. Rancangan penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk

mengetahui hubungan antara kecepatan lari 50 meter dan lari zig-zag 20 meter

dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa

kelas VII-C SMP Negeri 7 Malang, maka metode penelitian yang digunakan

adalah metode korelasi atau mencari hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

2. Prosedur penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, langkah-langkah atau prosedur yang

dilakukan adalah, sebagai berikut:

a. Indentifikasi masalah, pemilihan, dan perumusan masalah.

b. Menentukan sumber-sumber informasi.

c. Menentukan cara pengumpulan data.

d. Pelaksanaan penelitian.

e. Pengolahan data.

f. Instrumen penelitian.

g. Interpretasi hasil penelitian dengan menarik suatu kesimpulan.

h. Menyusun laporan penelitian.


22

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

“Populasi adalah sejumlah variabel yang menyangkut sekumpulan obyek

yang lengkap dan dalam batasan kita adalah variabel yang menyangkut semua

yang diteliti” (Suharsimi Arikunto, 1985:27).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-C SMP

Negeri 7 Malang Tahun Pelajaran 2008/2009, yang berjumlah 30 siswa.

2. Sampel penelitian

menurut Suharsimi Arikunto (1985:94), “untuk sekedar ancer-ancer, jika

subyek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga merupakan

penelitian populasi. Jika subyeknya besar dapat diambil antara 10–25%”.

Karena populasi dalam penelitian berjumlah kurang dari 100 siswa, maka

jumlah sampelnya diambil dari seluruh populasi, yaitu 30 siswa. Jadi penelitian

ini merupakan penelitian populasi.

C. Instrumen Penelitian

1. Petunjuk khusus

a. Disarankan, sampel pada saat melakukan tes memakai pakaian olahraga.

b. Sebelum tes dimulai, hendaknya setiap sampel diberikan penjelasan secara

umum tentang tes yang akan dilaksanakan dan diberikan peragaan cara

untuk melakukan tes (setiap jenis tes).

c. Urutan pelaksanaan tes harus sesuai dengan ketentuan dan tidak boleh

diubah-ubah.

d. Semua pengetes hendaknya sudah memahami tugasnya.

e. Sampel diperkenankan untuk melakukan percobaan terlebih dahulu.


23

2. Petunjuk umum

a. Tes kecepatan lari 50 meter

1) Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan/kecepatan lari sampel dalam menempuh

jarak sejauh 50 meter.

2) Sarana dan prasarana

a) Lintasan lari sejauh 50 meter (sebanyak tiga lintasan)

b) Stopwatch 3 buah

c) Blanko pencatat

d) Bendera start

3) Petugas

a) Pemberi aba-aba merangkap pencatat hasil (3

orang)

b) Pengamat (3 orang)

4) Teknik pelaksanaan

a) Start dilakukan dengan start berdiri

b) Aba-aba “Bersedia”, sampel mengambil posisi start berdiri. Ketika

terdengar aba-aba ”Siap”, sampel mengambil ancang-ancang untuk

lari. Selanjutnya, saat mendengar aba-aba ”Ya!”, sampel beranjak

(take off) dan berlari secepat mungkin menuju garis finish.

c) Sampel diberi kesempatan sebanyak dua kali.

d) Bila ada kesalahan harus diulang.

5) Pencatatan hasil: Catata waktu terbaik/ tercepat yang dicapai sampel


Finish
Start

50 meter
(Gambar 1: Garis lintasan lari)
24

b. Tes lari zig-zag 20 meter

1) Tujuan

Untuk mengetahui tingkat kelincahan sampel dalam menempuh jarak 20

meter secara zig-zag melewati rintangan.

2) Sarana dan prasarana

a) Lapangan untuk lintasan lari

b) Tongkat rintangan

c) Stopwatch

d) Alat tulis/ formulir

3) Petugas

a) Penghitung waktu (1 orang)

b) Pengawas merangkap pencatat hasil (1 orang)

4) Teknik pelaksanaan

Aba-aba “Bersedia”, sampel mengambil posisi start berdiri. Kemudian

pada aba-aba “Siap”, sampel mengambil ancang-ancang untuk lari.

Selanjutnya, pada aba-aba “Ya!”, sampel beranjak (take off) dan berlari

secepat mungkin melewati rintangan dan mencapai garis finish.

5) Pencatatan hasil: Waktu tempuh terbaik/ tercepat dari setiap sampel

Gambar 2: Lintasan lari zig-zag


25

c. Tes menggiring bola zig-zag

1) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menggiring bola serta

kelincahan menghindari rintangan.

2) Sarana dan prasarana

a) Lapangan sepak bola dengan bola sepak dan tongkat rintangan

b) Stopwatch

c) Alat tulis/ formulir

3) Petugas

a) Pengambil waktu (1 orang)

b) Pengawas merangkap pencatat hasil (1 orang)

4) Teknik pelaksanaan

a) Testee berada di garis start sambil membawa bola.

b) Pada aba-aba “Ya!”, stopwatch dihidupkan, dan testee harus segera

menggiring bola untuk melewati tongkat rintangan pertama.

c) Saat melewati tongkat kedua, bola diarahkan ke sebelah kanan testee,

akan tetapi testee harus secepat mungkin melewati tongkat yang ke-

tiga.

d) Saat melewati tongkat ke-empat, testee akan bertemu lagi dengan bola

yang telah dilepas tadi. Selanjutnya bola ditendang (diarahkan)

menuju tongkat ke-delapan, testee harus dengan cepat melewati

tongkat ke-5 hingga ke-7.

e) Pada saat akan melewati tongkat ke-8, testee bertemu lagi dengan bola

yang tadi telah dilepaskannya. Testee harus melanjutkan kembali


26

menggiring bola melewati tongkat ke-8 dan ke-9 hingga akhirnya

sampai ke garis finish. Stopwatch dihentikan tepat saat testee

melewati garis finish.

5) Pencatatan hasil: Waktu tempuh terbaik/ tercepat setiap sampel

1
2m

______ = Jalan siswa/ testee


2 ---------- = Jalan bola

Garis Finish
4

6 8 10
2m 7 9

Gambar 3: Lintasan dribble zig-zag sepak bola


(Hasnan Said dalam Skripsi Wicaksono Suhendi, 2006)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes performance,

yang digunakan untuk mengetes kecepatan lari 50 meter, lari zig-zag 20 meter, dan

kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola.

Secara teperinci, mengenai data yang diambil dan teknik pengumpulan data,

untuk lebih jelasnya penulis uraikan di bawah ini:

1. Tes kecepatan lari 50 meter

Lari 50 meter adalah bentuk tes untuk mengetahui kecepatan atau kemampuan

lari siswa kelas VII-C SMP Negeri 7 Malang dalam menempuh jarak 50 meter.

2. Tes lari zig-zag 20 meter bolak-balik


27

Lari zig-zag 20 meter bolak-balik merupakan salah bentuk tes yang digunakan

untuk mengetahui tingkat kelincahan serta kecepatan siswa kelas VII-C SMP

Negeri 7 Malang dalam menempuh jarak 20 meter secara zig-zag.

3. Tes menggiring bola zig-zag

Menggiring bola zig-zag adalah bentuk tes untuk mengetahui atau

mengumpulkan data mengenai kemampuan menggiring bola dalam permainan

sepak bola dari siswa kelas VII-C SMP Negeri 7 Malang.

E. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam penelitian ini, maka

perlu diterapkan metode statistik yang sesuai dengan hipotesa yang akan diuji.

Karena penelitian ini merupakan penelitian korelasional, maka dipergunakan

“Product Moment Correlation” dari Person, yaitu untuk mencari korelasi masing-

masing variabel bebas (kecepatan lari 50 meter dan lari zig-zag 20 meter) dengan

variabel terikat (kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola).

Agar memudahkan dalam menganalisa data hasil tes dari penelitian, maka

perlu dipergunakan teknik statistik, sebagai berikut:

1. T-Score

Digunakan untuk mentransformasi data kasar atau data mentah ke nilai

standar. Rumusnya adalah, sebagai berikut (Hopkins dan Stanly, 1981:60):

Keterangan:

T-Score = Nilai tes standar yang diubah dari skor mentah yang menggunakan

angka 50 dan SD 10.


28

X = Data mentah

= Rata-rata dari nilai suatu tabel

SD = Standar Deviasi angka kasar

2. Menghitung korelasi tunggal

Digunakan untuk menghitung setiap satu variabel bebas dengan satu

variabel terikat, dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson

(Suharsimi Arikunto, 2002:146):

Keterangan:

rxy = Koefisen korelasi variabel bebas dengan variabel terikat

(∑X)2 = Kuadrat jumlah variabel X

(∑Y)2 = Kuadrat jumlah variabel Y

XY = Jumlah perkalian setiap kasus variabel.

3. Menghitung korelasi ganda

Untuk menghitung korelasi antara dua atau lebih variabel bebas dengan

satu variabel terikat, yaitu menggunakan korelasi ganda, dengan rumus sebagai

berikut (Sutrisno Hadi, 1992:279):

Keterangan:

Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan variabel Y

a1 = Koefisien prediktor X1

a2 = Koefisien prediktor X2
29

Y2 = Jumlah variabel Y setelah dikuadratkan

X1Y = Jumlah variabel X1dikalikan Y

X2Y = Jumlah variabel X2 dikalikan Y

Sedangkan menghitung bobot sumbangan relatif (SR%) dan bobot

sumbangan afektif (SE%) menggunakan rumus sebagai berikut (Bambang T.

Sungkono, 1985:57):

a. Bobot sumbangan relatif

b. Bobot sumbangan efektif

SE % X1 = SR % X1 R2

SE % X2 = SR % X2 R2

4. Analisis regresi

Untuk menghitung analisis regresi, menurut Sutrisno Hadi (2002)

menggunakan rumus sebagai berikut:

5. Uji signifikansi

Untuk menguji tingkat signifikansi dari koefisensi korelasi yaitu dengan

membandingkan hasil (r)hitung dengan (r)tabel pada taraf signifikansi 5%, atau

dengan membandingkan harga p (probabilitas) dari masing-masing koefisien

korelasi. Jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel, maka H0 ditolak dan H1

diterima, berarti ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
30

Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak,

berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Sedangkan uji signifikansi analisis regresi yaitu dengan

membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% atau dengan

membandingkan harga p (probabilitas). Jika Fhitung lebih besar atau sama dengan

Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, jika F hitung lebih kecil

dari Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

6. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Hipotesis nol (H0) diterima, bila hasil rhitung lebih kecil atau sama dengan

rtabel pada taraf signifikansi 5%, berarti tidak ada hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya hipotesis nol (H0) ditolak, bila rhitung

lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 5%, berarti ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

Demikian juga untuk uji F, hipotesis nol (H0) diterima, bila Fhitung lebih

kecil atau sama dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5%, berarti tidak ada

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan hipotesis nol (H0)

ditolak, bila Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5%, berarti ada

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Anda mungkin juga menyukai