Anda di halaman 1dari 22

Tugas Akhir Sosiologi

Disusun Kelompok 5:

Yogen Ahmad Yuzendi : 21190041

Rika Putriani : 21190072

Arahman Hidayat : 21190059

Hamidi Ardiansyah : 21190070

Irza Pratama :21190063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TAHUN 2023
G. Tes Keterampilan Bulu Tangkis
1. Wall Volley Test
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan
"clear shor" dan menentukan keterampilan bermain
b. Peralatan yang digunakan
 Raket dan shuttle cock
 Dinding
 Stopwatch
 Meteran
 Formulir tes + pulpen
c. Petugas
 I orang pemegang stopwatch
 1 orang pencatat
 I orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri di belakang garis batas 0,918 meter dari dinding dengan memegang
raket dan shuttle cock.
 Dengan aba-aba "Siap...atlet/siswa GO", melakukan serve yang sah ke dinding di atas
garis net dengan tinggi 1,525 meter dan panjang 2.21 meter, pantulan shuttle cock
kemudian dipukul lagi ke tembok secara terus-menerus selama 30 detik
 Bila shuttle cock jatuh, maka atlet/siswa harus mengambilnya dan lakukan serve kembali
seperti semula. dan kemudian memukul lai secara berulang-ulang.
 Atlet/siswa diberikan kesempatan sebanyak 3 kali percobaan. Skor yang diambil adalah
jumlah pukulan yang dilakukan selama
e. Penilaian
skor yang diambil adalah jumlah pukulan yang dilakukan selama tiga kali kesempatan.
Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk menentukan
latihan yang sesuai.
2. Short Serve Test
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan ketepatan servis dalam
menempatkan shuttle cock dengan pukulan servis pendek.
b. Peralatan yang digunakan
 Lapangan bulu tangkis
 Raket dan shuttle cock
 Kapur/lakban Warna
 Formulir tes + pulpen
 Meteran
c. Petugas
 1 orang pencatat
 I orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri pada area servis yang telah ditentukan dengan memegang raket dan
shuttle cock.
 Saat siap, atlet melakukan servis pendek harus melalui garis batas antara net dengan pita
setinggi 50 cm.
 Shuttle cock harus di arahkan ke area sasaran yang telah dibuat garis-garis lengkung pada
garis tengah lapangan dekat net (1,98.cm) dengan batas-batas sebagai berikut:
o Skor 5 dengan sudut lengkung 55 cm. o Skor 4 dengan sudut lengkung 76 cm.
o Skor 3 dengan sudut lengkung 97 cm.
o Skor 2 dengan sudut lengkung 107 cm.
o Skor I sisa lapangan pada area servis yang sah.

e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor dari 20 pukulan servis dengan kriteria sebagai
berikut:
 Bila shuttle cock melewati di atas pita maka skornya nol (0).
 Bila shuttle cock melewati antara net dengan pita dan jatuh pada garis batas skor, maka
skor di ambil adalah yang tertinggi.
Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk
menentukan latihan yang sesuai.
3. Long Serve Test a
a.Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur ketepatan memukul shule cock ke
arah sasaran tertentu dengan pukulan servis panjang (long serve).
b. Peralatan yang digunakan
 Raket dan shuttle cock
 Lapangan bulu tangkis Meteran
 Kapur atau lakban
 Formulir tes + pulpen
c. Petugas
 I orang pencatat
 2 orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri pada area servis yang telah ditentukan dengan memegang raket dan
shuttle cock.
 Saat siap, atlet melakukan servis panjang yang di arahkan ke daerah sasaran pada sudut
lapang belakang dan harus melalui tali yang di rentangkan sejajar dengan net berjarak
4,27 m dari net dengan tinggi 2,44 m dari lantai.
 Ukuran garis-garis lengkung untuk batas-batas skor sasaran adalah 55, 76, 97 dan 107 cm
dengan masing-masing skor 5, 4, 3 dan 2. Untuk skor 1 adalah sisa ruang dari lapangan
daerah servis yang di batasi dengan tali.
 Atlet/siswa melakukan sebanyak 20 kali pukulan.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor dari 20 pukulan servis dengan kriteria sebagai
berikut:
 Bila shuttle cock melewati di bawah tali maka skornya nol (0)
 Bila shuttle cock melewati di atas tali dan jatuh pada garis batas skor, maka skor di ambil
adalah yang tertinggi.
Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk
menentukan latihan yang sesuai.
4. Clear Test
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur kekuatan pukulan lob shuttle cock ke
arah garis belakang lapangan.
b. Peralatan yang digunakan
 Raket dan shuttle cock
 Lapangan bulu tangkis
 Meteran
 Kapur atau lakban
 Formulir tes + pulpen
c. Petugas
 1orang pencatat
 2 orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri pada area servis yang telah ditentukan dengan memegang raket dan
shuttle cock.
 Saat siap, atlet/siswa servis pendek kepada petugas pembantu yang ada di seberang net,
kemudian petugas pembantu memukul shule cock melambung ke arah atlet/siswa, atlet
melakukan pukulan lob yang di arahkan ke daerah sasaran pada garis lapang belakang
dan harus melalui tali yang di rentangkan sejajar dengan net berjarak 4,27 m dari net
dengan tinggi 2,44 in dari lantai.
 Atlet/siswa memukul shuttle cock mengarahkan ke area sasaran yang sejajar dengan garis
servis belakang dengan ukuran masing- masing 61 cm (dengan skor 2, 4, 5 dan 3).
 Atlet/siswa melakukan sebanyak 20 kali pukulan.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor dari 20 pukulan yang dilakukan. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
 Skor yang berlaku adalah pukulan shuttle cock yang melewati di atas tali dan turun tepat
pada skor sasaran.
 Apabila shule cock jatuh tepat pada garis batas skor, maka skor yang diambil adalah yang
tertinggi.
 Skor nol (0) apabila shuttle cock mengenai tali atau tidak melewati di atas tali terlebih
dahulu.
Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk
menentukan latihan yang sesuai.
H. Tes Keterampilan Bola Tangan
1. Tes Lempar Tangkap Bola
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengetes keterampilan melempar dan
menangkap bola.
b. Peralatan yang digunakan
 Dinding tembok yang rata
 Bola 2 buah
 Meteran
 Stopwatch
c. Petugas
 I orang pemegang stopwatch
 I orang pencatat hasil
 I orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri sambil memegang bola di belakang garis batas berjarak 4 meter
(putra) dan 3 meter (putri) dari dinding tembok.
 Saat siap, sesuai aba-aba "SIAP GO" bola dilemparkan ke sasaran tembok kemudian
menangkapnya kembali, boleh menggunakan dua tangan atau satu tangan.
 Petugas menyalakan stopwatch saat bola lepas pertama kali dari tangan atlet/siswa.
 Atlet/siswa diberikan waktu 30 detik dalam melakukan lempar tangkap.
 Hitungan tidak sah apabila:
o Atlet/siswa menginjak garis batas.
o Bola tidak tertangkap/jatuh.

e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah tangkapan yang dilakukan selama 30 detik. Analisis
paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk menentukan latihan yang
sesuai.
2. Tes Menggiring Bola
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur keterampilan menggiring bola
seorang atlet/siswa.
b. Peralatan yang digunakan
 Area tes yang rata dan tidak licin
 Cone 8 buah (rintangan)
 Meteran > Stopwatch
 Bola 2 buah
c. Petugas
 1 orang pemegang stopwatch
 1orang pencatat hasil
 1orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/ siswa berdiri di belakang garis start/finish dengan sambil memegang bola.
 Saat siap, sesuai aba-aba "SIAP... GO" atlet/siswa mulai berlari sambil menggiring bola
melewati 8 buah kerucut sebagai rintangan dengan jarak antar rintangan 3 meter (putra)
dan 2.5 meter (putri).
 Petugas menyalakan stopwatch saat atlet/siswa melewati garis start/finish dan
mematikannya setelah 30 detik.
 Saat atlet/siswa sebelum 30 detik sudah sampai di garis start/finish, atlet/siswa bisa
melanjutkan kembali menggiring bola seperti awal.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor yang didapat dari setiap rintangan yang dilewati (1
rintangan 1 skor) selama 30 detik. = Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil
tes sebelumnya untuk menentukan latihan yang sesuai.
3. Tes Flying Shoot
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur keterampilan/ketepatan menembak
dengan teknik flying shoot.
b. Peralatan yang digunakan
 Bola 6 buah
 Kotak tumpuan 1 x 1 meter
 Cone 3 buah (penanda 3 pos)
 Meteran
 Gawang bola tangan yang sudah diberikan skor
c. Petugas
 1orang pemegang stopwatch
 1 orang pencatat hasil
 1 orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri sambil memegang bola di Pos 1 (7 meter dari kotak tumpuan), sesuai
aba-aba "SIAP... GO" (petugas menyalakan stopwatch) atlet/siswa berlari sambil
menggiring bola menuju kotak tumpuan dan melakukan flying shoot Kemudian berlari ke
Pos 2 (3,5 meter dari kotak tumpuan) untuk mengambil bola dan berlari menuju kotak
tumpuan untuk melakukan flying shoot, Berlari kembali menuju Pos 3 (5 meter dari
kotak tumpuan) dan mengambil bola, kemudian melakukan flying shoot. Setelah
melakukan flying shoot dari Pos 3, atlet/siswa kembali lagi ke Pos 3 mengambil bola
kedua untuk melakukan flying shoot, kemudian ke Pos 2 dan terakhir ke Pos 1.
 Petugas mematikan stopwatch setelah bola terakhir (ke-6) mengenai sasaran.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor dan waktu yang ditempuh selama melakukan 6 kali flying
shoot Dinyatakan gagal mendapatkan skor apabila:
 Bertumpu di luar kotak tumpuan
 Menginjak garis gawang
 Tidak melakukan teknik flying shoot
 Bola memantul terlebih dahulu sebelum mengenai sasaran
Analisis paling baik adalah membandingkan dengan hasil tes sebelumnya untuk
menentukan latihan yang sesuai
I. Tes Keterampilan Futsal
Instrumen tes dalam olahraga futsal seperti penelitian yang sudah dilakukan oleh Narlan,
Juniar dan Millah (2017) pada atlet/siswa SMA dan sederajat adalah sebagai berikut:
1. Tes Mengumpan dan Mengontrol Bola (Passing-Controlling)
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur koordinasi mata-kaki dalam mengumpan, menahan
dan mengontrol bola
b. Peralatan yang digunakan
 Bola 3 buah
 Lakban hitam
 Cone 1 buah
 Meteran
 Dinding tembok atau balok ukuran panjang 3 meter dan tinggi 50 cm
 Stopwatch
 Formulir tes dan Pulpen
c. Petugas
 1 orang pemegang stopwatch
 1 orang menghitung jumlah tendangan
 1 orang pencatat hasil
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri di belakang garis batas dan cone berjarak 3 meter dari dinding
 Saat aba-aba "Ya" atlet menendang bola ke dinding dengan batas tinggi 50 cm dan
panjang 3 meter Kemudian menahannya kembali menggunakan telapak kaki atau kaki
bagian dalam
 Setelah bola ditahan, kemudian kontrol bola untuk menggeser melewati rintangan cone
yang berada di tengah garis batas dan tendang kembali oleh kaki bagian lain ke dinding
dan tahan kembali dengan kaki yang sama. Kontrol kembali melewati rintangan cone dan
tendang kembali, begitu seterusnya.
 Lakukan aktivitas ini bergantian antara kaki kanan dan kiri selama 30 detik.
 Bila bola keluar jauh dari daerah sepak, atlet/siswa boleh menggunakan bola cadangan
yang sudah disiapkan.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah pantulan bola yang berhasil ditahan dengan baik selama
30 detik. Skor tidak dihitung apabila dengan kriteria sebagai berikut:
 Bola yang langsung ditendang kembali.
 Bola ditendang ke dinding melebihi garis batas 50 cm.
 Bola tidak ditahan menggunakan telapak kaki atau kaki bagian dalam.
 Bola ditahan di depan garis batas 3 meter.
2. Tes Menggiring Bola (Dribbling)
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui kelincahan dan kecepatan dalam
menggiring bola.
b. Peralatan yang digunakan
 Daerah yang rata dan tidak licin
 Bola futsal 3 buah
 Cone/Tongkat 5 buah
 Meteran
 Kapur tulis
 Stopwatch Formulir tes dan Pulpen
c. Petugas
 1 orang pemegang stopwatch
 1 orang pencatat hasil
 1 orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri di belakang garis start dengan bola berada dekat kakinya.
 Pada aba-aba "SIAP... GO". atlet/siswa menggiring bola lurus dan melewati rintangan
yang ada di tengah. ke rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang sudah
ditetapkan sampai ke garis finish.
 Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri secara bergantian. Tidak boleh
menggiring bola hanya dengan satu kaki saja.
 Petugas memulai stopwatch saat bola melewati garis start, dan mematikan stopwatch saat
bola melewati garis finish.
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah waktu yang mampu di tempuh oleh atlet dari mulai start sampai
finish sebanyak dua kali kesempatan.
3. Tes Menendang Bola ke Gawang (Shooting)
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur keterampilan, kecepatan dan ketepatan
menendang bola ke sasaran.
b. Peralatan yang digunakan
 Gawang futsal (3 x 2 meter)
 Bola 10 buah
 Lakban
 Meteran
 Tali tambang kecil
 Kertas skor
 Stopwatch
 Formulir tes dan Pulpen
c. Petugas
 1 orang pemegang stopwatch
 1 orang pencatat hasil
 1 orang memperhatikan datangnya bola ke gawang
 1 orang pembantu lapangan
d. Pelaksanaan
 Atlet/siswa berdiri di belakang bola yang berada di tiga titik berbeda.
 Saat siap, atlet/siswa menendang bola sebanyak 10 kali di tiga titik yang berbeda dengan
jarak 12 meter. Bola tersebar di antaranya 4 bola di titik tengah, 3 bola di sisi sebelah kiri
gawang (45) dan 3 bola di sisi sebelah kanan gawang (45).
e. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor dan waktu yang didapat dari 10 kali tendangan.
Dengan kriteria penskoran sebagai berikut:
 Waktu di hitung saat perkenaan kaki dengan bola hingga bola mengenai sasaran.
 Bila bola mengenai tali sasaran dari kedua skor, maka yang diambil adalah skor yang
paling besar.
 Apabila bola keluar sasaran maka skor no! (0), tetapi waktu tetap di catat dari perkenaan
sampai datangnya bola ke sasaran.
BAGIAN 13.
TES PSIKOLOGIS
Aspek psikologis merupakan gambaran keadaan suasana psikis seseorang dalam berbagai
aktivitas. Aspek psikologis merupakan salah satu aspek penentu dalam pencapaian prestasi
olahraga. Oleh karena itu penting sekali aspek psikologis untuk bisa diamati dan diukur untuk
melihat perkembangannya sehingga bisa menunjang dan memberikan pengaruh besar terhadap
pencapaian aspek-aspek lain menuju puncak prestasi yang diharapkan. Terdapat beberapa
instrumen tes untuk aspek psikologis yang bisa digunakan, pada kesempatan ini akan dibahas
mengenai instrumen tes angket tentang kecemasan dalam kompetisi olahraga dan profil mood
seorang olahragawan.
A. Tes Kecemasan Kompetisi Olahraga (SCAT)
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur secara umum penampilan kecemasan
diri seorang atlet dalam situasi kompetisi.

2.Peralatan yang dibutuhkan


 Formulir angket
 Pulpen
3. Petugas
 1 orang pembantu lapangan
 1 orang pencatat hasil
4. Pelaksanaan
 Formulir angket dibagikan saat sebelum berkompetisi sesuai jumlah atlet/siswa yang ada.
 Berikan waktu secukupnya, tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat.
 Atlet/siswa hanya mengisi angket dengan cara memberi tanda centang pada kolom yang
sudah disediakan dalam angket, dengan jawaban Jarang", "Kadang-Kadang" dan "Sering"
5. Penilaian
Skor yang di ambil adalah jumlah skor jawaban angket dan dibandingkan dengan
kategori tingkat kecemasan.
B. Angket Pernyataan untuk Profil Mood (POMS)
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur suasana emosional seorang atlet
dalam aktivitas sehari-hari, baik selama latihan ataupun saat akan bertanding. Butir-butir
indikator yang digunakan sebagai keadaan kejiwaan seseorang di antaranya; kelelahan (KLH),
suasana marah (AMR), perasaan siap, energik, dan penuh tenaga (PES), ketegangan (KTG),
penilaian diri (PDR). Suasana bingung (SSB) dan depresi (DPS).
2. Peralatan yang digunakan
 formulir angket
 Pulpen
3. Petugas
 1 orang pencatat hasil
 1 orang pembantu lapangan
4. Pelaksanaan
 Formulir angket dibagikan pada latihan atau kompetisi.
 Berikan waktu secukupnya, tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat.
 Atlet/siswa hanya mengisi angket dengan cara memberi tanda centang (v) atau lingkaran
terhadap deret skor yang ada pada tabel yang sudah disediakan dalam angket. dengan
rentang skor 0-7.
5. Penilaian
Skor yang diambil adalah jumlah skor dari setiap komponen, sehingga menunjukkan
gejala terhadap mood seseorang. Semakin tinggi skor dari setiap komponen mood maka semakin
jelas mood (suasana hati) yang dirasakan oleh seorang atlet.
BAGIAN 14.
TES PEMANDUAN/IDENTIFIKASI BAKAT (SPORTSEARCH)

Pemanduan bakat dengan Sprot Search adalah suatu model pengidentifikasian bakat yang
terdiri dari 10 butir tes yang bertujuan membantu anak (yang berusia 11-15 tahun) untuk
menemukan potensi anak dalam berolahraga yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi
anak..
Untuk mengolah, menganalisis, dan menilai hasil 10 butir tes Hidayatullah, M Furqon
dan Sapta Kunta Purnama (2008. hal. 76) telah menuliskan langkah-langkahnya sebagai berikut:
(a) Setelah melaksanakan sepuluh butir tes, kemudian dicocokkan ke dalam tabel
profil keberbakatan cabang olahraga yang diminati.
(b) Kemudian dilakukan penilaian yang disesuaikan dengan umur dan jenis
kelamin.
(c) Selanjutnya dicocokkan antara hasil tes dengan norma profil cabang Olahraga
yang diminati.
(d) Untuk hasilnya adalah jika hasil tes minimal sama atau lebih baik dari profil
cabang olahraga yang diminati, maka anak tersebut "berbakat dalam cabang
olahraga tersebut..

A. Profil Keberbakatan Cabang Olahraga


Berikut adalah profil keberbakatan cabang olahraga sebagai tahapan untuk mengolah dan
menganalisis hasil 10 tes identifikasi bakat.
B. kategori penilaian sport search
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa norma kategori penilaian hasil tes
pemanduan bakat sport search, diklasifikasikan ke dalam 5 kategori.
C. Pelaksanaan Tes Pemanduan Bakat (Sport Search)
1.Tinggi Badan
Tujuan tes ini untuk mengetahui tinggi badan, yaitu jarak vertikal dari lantai sampai pada
kepala bagian atas (ubun-ubun). Tinggi badan merupakan faktor penting dalam beberapa cabang
olahraga. Contohnya pemain bola voli akan memiliki keuntungan bila mempunyai ukuran tinggi
badan yang tinggi. Berikut adalah peralatan, prosedur pelaksanaan dan penskoran:
 Peralatan: Stadiometer atau pita pengukur yang ditempel di tembok.
 Prosedur: Siswa berdiri tegak lurus dengan kaki tanpa alas, kedua tumit rapat, pantat dan
bahu merapat menempel pada tembok serta kedua lengan lurus ke bawah. Siswa
dianjurkan melihat lurus ke depan, mengambil napas dalam dan berdiri dalam posisi
setinggi mungkin. Yakinkan bahwa tumit tidak diangkat
 Penskoran: Catat tinggi badan dengan tingkat ketepatan sampai 0,1 cm.

2. Berat Badan
Tujuan dari tes ini untuk mengukur berat badan. Ukuran berat badan mempunyai
pengaruh terhadap beberapa cabang olahraga. Misalnya, olahraga tertentu seperti gulat dan
atletik nomor lempar memerlukan berat badan yang besar. Sementara olahraga seperti lari jauh
dan senam Memerlukan individu yang memiliki berat badan ringan. Berikut peralatan. prosedur
pelaksanaan dan penskorannya adalah sebagai berikut:
 Peralatan Timbangan yang dapat mengukur dengan tingkat ketepatan sampai 0,5 kg
 Prosedur: Siswa berdiri di atas timbangan tanpa dengan menggunakan alas kaki atau
pakaian yang memberatkan. Usahakan penunjuk timbangan pada posisi angka nol
 Penskoran: Catat berat badan siswa pada tingkat ketepatan 0.1 kg.
3. Tinggi Duduk
Tujuan dari tes ini untuk mengukur tubuh bagian atas yang meliputi panjang togok, leher
dan kepala. Tinggi duduk adalah jarak vertikal antara tempat duduk sampai pada kepala bagian
atas (ubun-ubun) Perbandingan antara tinggi duduk dengan tinggi badan mempunyai relevansi
dengan kinerja dalam olahraga. Misalnya, untuk pelompat tinggi akan lebih baik apabila
memiliki perbandingan yang rendah (tungkai lebih panjang dibandingkan dengan togok). Berikut
adalah peralatan, prosedur pelaksanaan dan penskorannya:
 Peralatan: 1) Stadiometer, 2) Bangku dengan tinggi 40 cm.
 Prosedur: Letakkan bangku di atas lantai rata dan menempel di tembok. Pantat,
punggung, bahu dan kepala bagian belakang menempel rapat di tembok. Pandangan lurus
ke depan dengan kedua lutut ditekuk serta kedua tangan di kedua paha sejajar dengan
lantai.
 Penskoran: Catat tinggi duduk dengan tingkat ketepatan 0.1 cm. Tinggi duduk adalah
tinggi badan pada saat duduk dikurangi tinggi bangku (40 cm).
4. Rentang Lengan
Tujuan dari tes ini untuk mengukur lebar rentang kedua lengan. Rentang lengan
merupakan satu aktor yang berpengaruh terhadap beberapa cabang olahraga. Misalnya, pada
cabang renang lengan yang panjang lebih menguntungkan untuk mencapai prestasi. Berikut
peralatan, prosedur pelaksanaan, dan penskorannya:
 Peralatan: Pita pengukur panjang sedikitnya 3 m dan (2) Penggaris.
 Prosedur: Siswa berdiri tegak lurus. Tumit, pantat, punggung dan kepala bagian belakang
menempel rapat pada tembok. Rentang kedua lengan harus datar. Kedua telapak tangan
menghadap ke depan. Kedua lengan harus direntang secara maksimal.
 Penskoran: Ukurlah jarak pada ujung jari tengah kedua lengan.
5. Lempar Tangkap Bola Tenis
Tujuan dari tes ini untuk mengukur koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-tangan
diperlukan dalam banyak cabang olahraga seperti tenis, taekwondo, dan bulu tangkis. Berikut
adalah peralatan, prosedur pelaksanaan, dan penskorannya:
 Peralatan:
o 1) Kapur atau pita untuk membuat garis dengan panjang 3 m, dan
o 2) sasaran berbentuk bulat, terbuat dari kertas atau karton berwarna kontras dengan
garis tengah 30 cm.
o 3) Buatlah tiga buah atau lebih sasaran dengan ketinggian berbeda- beda, agar
pelaksanaan tes lebih efisien.
 Prosedur:
1) Sasaran ditempelkan pada tembok dengan bagian bawahnya sejajar dengan tinggi
bahu siswa yang melakukan.
2) Buatlah garis di lantai dengan jarak 2,5 m dari tembok sasaran, dengan kapur atau
pita
3) Siswa berdiri di belakang garis batas
4) Siswa diintrusikan melempar bola sesuai dengan tangan yang dipilih ke arah sasaran
dan berusaha menangkap bola tersebut dengan tangan yang sama (sebanyak 10 kali).
5) Percobaan diberikan pada siswa agar mereka beradaptasi dengan tes yang akan
dilakukan. Bola dilempar dengan cara lemparan bawah dan bola harus di tangkap
sebelum bola memantul ke lantai.
6) Lempar tangkap dinyatakan berhasil jika bola mengenai sasaran dan siswa dapat
menangkap bola pantulan langsung dari sasaran.
7) Tangkapannya dinyatakan berhasil jika bola ditangkap hanya dengan tangan tanpa
bantuan anggota badan lain.
8) Siswa tidak diperbolehkan menangkap bola dengan kaki di depan garis batas
9) Siswa mendapat kesempatan 10 kali melempar dan menangkap dengan tangan yang
sama. Selanjutnya, siswa melakukan lemparan 10 kali dengan tangan yang dipilih
namun ditangkap dengan yang berbeda.
10) Siswa yang berkacamata diperbolehkan menggunakan kacamatanya dalam
melakukan tes ini.
 Penskoran:
Satu lemparan yang mengenai sasaran dan dapat ditangkap dengan benar
mendapatkan skor 1. Jumlahkan seluruh skor untuk tangkapan dengan tangan yang sama
dan dengan tangan berbeda. Kemungkinan skor tertinggi adalah 20
6. Lempar Bola Basket
Tujuan dari tes ini untuk menguker kekuatan badan bagian atas. Kekuatan badan bagian
atas diperlukan untuk banyak cabang olahraga seperti dayung bulu tangkis, dan angkat besi.
Berikut adalah peralatan, prosedur pelaksanaan, dan penskorannya:
 Peralatan:
1) Bola Basket ukuran T dan
2) Pita pengukur/meteran dengan panjang 15 m.
 Prosedur:
Siswa duduk terlunjur di atas lantai dengan tungkai lurus ke depan. Pantat, punggung dan
kepala bagian belakang menempel pada tembok. Bola dipegang dengan dua tangan setinggi
dada. Lemparkan bola sejauh-jauhnya tanpa awalan.

 Penskoran:
Catat jarak lemparan terjauh dengan tingkat ketepatan 5 cm. Jarak lempar dihitung mulai
dari dinding tembok tempat bersandar siswa sampai tempat jatuhnya bola. Berikan 2 kali
percobaan, dan ambil jarak yang terjauh.
7. Lompat Tegak
Tes ini untuk mengukur daya ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai memiliki peran
yang menentukan dalam banyak cabang olahraga seperti lari, bulu tangkis, bola voli, dan angkat
besi. Berikut adalah peralatan, prosedur pelaksanaan, dan penskorannya:
 Peralatan:
Alat pengukur yang ditempatkan pada tembok (minimal ukuran tingginya 150-350 em)
dengan tingkat ketepatan 1 cm, dan (2) tepung kapur
 Prosedur
1) Siswa memasukkan jari-jari salah satu tangan ke dalam tempat tepung kapur
2) Siswa berdiri tanpa alas kaki. Ukur tinggi raihan dengan cara menghadap ke samping
tembok, kaki rapal tembok. menempel pada tembok.
3) Lengan yang dekat alat pengukur meraih ke atas setinggi-tingginya Perhatikan pada
saat itu, kedua tumit tidak boleh terangkat.
4) Catat tinggi raihan.
5) Sebelum melakukan lompat tegak, siswa melakukan awalan dengan posisi sedikit
menjauhi tembok, menekuk lutut, satu lengan lurus ke atas dan lengan yang lain
tegak pinggang.
6) Siswa melakukan lompatan setinggi mungkin dan kemudian menyentuhkan
tangannya pada alat ukur.
7) Catat tinggi lompatannya.
 Penskoran:
Tinggi lompat tegak adalah skor tinggi lompatan dikurangi skor tinggi raihan. Siswa
diberi kesempatan melakukan lompat tegak sebanyak dua kali, Ambil skor yang terbaik.
8. Lari Kelincahan
Tujuan dari tes ini untuk mengukur kelincahan, yaitu: kemampuan untuk mengubah arah
dengan cepat sambil melakukan gerakan. Komponen ini penting untuk banyak cabang olahraga
seperti tenis, sepak bola, dan basket. Berikut adalah peralatan, prosedur pelaksanaan, dan
penskorannya:
 Peralatan:
1. Stopwatch
2.Pancang
3.Pita pengukur
4. Kapur atau pita untuk membuat lintasan lari dengan lebar 1,2 m dan panjang lintasan
5 m. Tempat pelaksanaan tes harus datar.
 Prosedur:
1. Siswa berdiri di belakang garis dengan kaki depan tepat di atas garis start.
2. Pada aba-aba "YA" siswa lari ke depan secepat mungkin ke garis lain, kemudian
berputar kembali ke garis start. dan Gambar 104. Tes Lari Kelincahan
3. Setiap melakukan putaran, kedua kaki harus melewati garis start dan garis finish.
4. Siswa harus melakukan kegiatan tersebut sebanyak 5 kali (siklus). Satu siklus
diartikan sebagai satu kali lari bolak-balik.
5. Hidupkan stopwatch pada aba-aba "YA" dan hentikan stopwatch pada saat dada
pelari melewati garis.
 Penskoran:
Siswa diberi kesempatan melakukan lari kelincahan sebanyak 2 kali. Catat kedua
waktunya dengan tingkat ketepatan 0,1 detik. Ambil waktu terbaik. Bagi siswa yang gagal
melakukan tes diberikan kesempatan untuk mengulangi lagi.
9. Lari Cepat 40 Meter
Tujuan dari tes untuk mengukur kecepatan lari. Kecepatan diperlukan oleh banyak
cabang olahraga seperti atletik nomor lari jarak pendek. lompat jauh, dan sepak bola. Berikut
adalah peralatan, prosedur pelaksanaan, dan penskorannya:
 Peralatan:
1. Stopwatch
2. Kapur atau pita untuk membuat garis start dan finish.
3. Lintasan harus lurus, rata, tidak licin, tidak berbatu, atau tidak berumput
 Prosedur:
1. Starter dan pengambil waktu dilakukan oleh satu orang yang berdiri pada garis finish.
2. Aba-aba lari diberikan oleh starter dengan gerakan lengan dan tangan yang
memegang stopwatch dari atas ke bawah.
3. Aba-aba tidak boleh diberikan dengan suara
4. Siswa melakukan start berdiri menyentuh garis.
5. Siswa lari secepat-cepatnya setelah aba-aba diberikan.
6. Siswa berlari satu demi satu.
 Penskoran:
Waktu diambil pada saat ada siswa melewati garis. Catat waktu dengan ketepatan 0,1
detik. Siswa melakukan lari 40 m sebanyak 2 kali. Catat kedua waktunya dan ambil waktu
terbaik.
10. Lari Multi Tahap
Tes lari bolak-balik multitahap ini bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobik.
Kapasitas aerobik merupakan satu unsur daya tahan yang diperlukan dalam banyak cabang
olahraga. Berikut adalah peralatan, prosedur pelaksanaan, dan penskorannya:
 Peralatan:
1. Tape recorder dan kaset pemberi tanda yang telah dilakukan untuk mengatur lari.
2. Stopwatch,
3. Lintasan yang rata dan tidak licin dengan panjang 20 m.. 4) Kapur atau pita pembuat
tanda garis start dan finish
 Prosedur:
1) Sebelum tes dimulai. periksalah kecepatan kaset dan hidupkan tape recorder-nya.
2) Siswa kesempatan diberikan untuk melakukan pemanasan secukupnya.
3) Siswa mulai lari setelah mendengarkan aba-aba "BIB" dari suara tape recorder
4) Siswa berlari dengan irama kecepatan yang sesuai dengan aba-aba dari suara tape
recorder.
5) Pembalikan arah lari setelah melewati garis finish atau garis start mengikuti aba-aba dari
tape.
6) Siswa harus mencapai garis pembatas lintasan (start dan finish) pada setiap aba-aba agar
tidak mengurangi jarak tempuh.
7) Apabila siswa sudah 2 kali berturut-turut tidak mencapai garis pembatas sesuai dengan
aba-aba, maka ia dinyatakan gagal dan tidak diperbolehkan lagi meneruskan lari.
 Penskoran:
Kemampuan siswa diukur dengan jumlah "level" dan "seri" atau ulangan lari dalam satu
"shule" yang berhasil dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, 1. Z. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Passing Atas dan Passing Bawah Pada
Cabang Olahraga Bola Voli. JSPEED 51-57.(Journal Sport Physical Education,
Empowerment and Development).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.35706/speed.vlil.1498
Apostolidis. N. & Emmanouil, Z. (2015). The influence of the anthropometric characteristics and
handgrip strength on the technical skills of young basketball players. Journal of Physical
Education and Sport. 15(2), 330-337.https://doi.org/10.7752/jpes.2015.02050
Bartlett, J., Smith, L., Davis, K., Peel, J., Bartlett, J., & Kathy, L. (1991). Development of a
Valid Volleyball Skills Test Battery. Routledge,62(June 2013), 19-21.
Baumgartner, T. A., Mahar, M. T.. Jackson, A. S., & Rowe, D. A. (2015).Measurement for
Evaluation in Kinesiology. United States of America: Jones & Bartlett Learning.
Bompa, T., & Buzzichelli, C. (2015). Periodization Training for Sports (3ed.). United States of
America: Human Kinetics.
Bompa, T. O., & Gregory, H. (2009). Periodization (5 ed.). United States of America: Human
Kinetics.
Chia, M., & Wong, P. (2012), Exercise Personal Training 101. Journal of Chemical Information
and Modeling (Vol. 53). Singapore: World Scientific.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Clark, M. A., Lucett, S. C., & Sutton, B. G. (2008). NASM Essential of Personal Fitness
Training. Journal of Chemical Information and Modeling (4 ed., Vol. 53). China:
Lippincott Williams & Wilkins. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Coburn, J. W., & Malek, M. H. (2012). NSCA's Essentials of Personal Training (2 ed.). United
States of America: Human Kinetics.
Daneshjoo, A., Mokhtar, A. H., Rahnama, N., & Yusof, A. (2013). Effects of the 11+ and
Harmoknee warm-up programs on physical performance measures in professional soccer
players. Journal of Sports Science and Medicine, 12(3), 489-496.
Fahey, T. D., Roth, W T., Insel, P. M., & Insel, C. (2015). Fit & Well:Core Concepts and Labs in
Physical Fitness and Wellness (11 ed.). United States of America. Mc Graw Hill,
Fenanlampir. A. & Faruq, M. M. (2015). Tes & Pengukuran dalam Olahraga (1 ed.). Yogyakarta:
ANDI OFFSET
Fukuda. D. H. (2019) Assessment for Sport and Athletic Performance.Python Cookbook United
States of America: Human Kinetics.
Harsono (2018), Latihan Kondisi Fisik (1 ed.). Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Heyward, V. H., & Gibson. A. L. (2014). Cardiorespiratory Fitness Assessment and Prescription.
Environments (7 ed.). United Statesof America: Human Kinetics.
Hidayatullah, M. F. & Purnama, S. K. (2008). Olahraga Usia Dini dan Pemanduan Bakar.
Jakarta: Kementrian Negara Pemoda danOlahraga Republik Indonesia.
James R. Morrow, J, Jackson, A. W., Disch, J. G., & Mood, D. P. (2000).Measurement and
Evaluation in Human Performance. Medicine & Science in Sports & Exercise (2 ed.).
United State: Human Kinetics: https://doi.org/10.1097/00005768-199601000-00030
Koltai, M.. Wallner. D., Gusztafik, A., Sáfár, Z., Danes, H., Simi, H.,Buchgraber. A. (2016).
Measuring of sport specific skills of football players. Journal of Human Sport and
Exercise, 11. https://doi.org/10.14198/jhse.2016.11.Proc1.12
Komarudin. (2016). Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dan Olahraga (1 ed.). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Lopes, M. C., Magalhães, R. T., Diniz, L. B. F., Moreira, J. P. A., & Albuquerque, M. R. (2016).
The Influence of Technical Skills on Decision Making of Novice Volleyball Players.
Revista Brasileira de Cineantropometria e Desempenho Humano, 18(3), 362-370.
https://doi.org/10.5007/1980-0037 2016v18n3p362
Mackenzie, B. (2000). Standing Long Jump Test. Diambil 29 Mei 2020. dari
https://www.brianmac.co.uk/stndjump.htm
(2005). 101 Performance Evaluation Tests (ed.), London: Electric Word
Narlan, A., & Juniar. D. T. (2018). Statistika dalam Penjas: Aplikasi praktis dalam penelitian
pendidikan jasmani (1 ed.). Kota Tasikmalaya: Deeppublish
Narlan, A., Juniar, D. T., & Millah, H. (2017). Pengembangan InstrumenKeterampilan Olahraga
Futsal, 3(2), 241-247.
Nurhasan, & CHolil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kepelatihan-UPI
Schell, J., & Leelarthaepin, B. (1994). Physical Fitness Assessment in Exercise and Sports
Science (2 ed.). Matraville: Leelar Biomedisience Services.
Secolsky, C. (2012). Handbook on Measurement, Assessment, and Evaluation in Higher
Education. Handbook on Measurement, Assessment, and Evaluation in Higher Education.
Taylor and Francis, https://doi.org/10.4324/9780203142189
Widiastuti. (2011). Tes dan Pengukuran Olahraga (1 ed.). Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya.
(2015). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Wood, R. J. (2008a). 20 Metre Dash. Diambil 22 Mei 2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/tests/sprint-20meters.htm
(2008b), Alternate Hand Wall Toss Test. Diambil 2 Juni 2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/tests/wall-catch.htm
(2008c). Cooper 1.5 mile/2.4 km Run Test. Diambil 20 Mei 2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/tests/2-4-km-run.htm
(2008d). Harvard Step Test. Diambil 22 Mei 2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/tests/step-harvard.htm
(2012a).Beep Test Norms and Rating. Diambil 17 Mei 2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/norms/beep.htm
(2012b), Cooper 12-minute Run Test Norms. Diambil 20 Mei2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/norms/cooper- 12minute.htm
(2017). About the Sport Competition Anxiety Test (SCAT). Diambil 5 Agustus 2020. Dari
https://www.topendsports.com/psychology/scat.htm
(2018) Stick Flip Coordination Test Diambil 3 Juni 2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/tests/stick-flip.htm
(2019) Astrand Treadmill Test. Diambil 17 Mei 2020, dari
https://www.topendsports.com/testing/tests/astrand treadmill.htm
TENTANG PENULIS

Abdul Narlan. M.Pd. merupakan seorang dosen yang mengampu mata kuliah Statistika
dalam Penjas, T & P Renang. Didmet Renang. Tes dan Pengukuran Olahraga di Jurusan
Pendidikan Jasmani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi. Penulis
merupakan alumni dari Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia pada program
Magister Pendidikan Olahraga tahun 1999. Sebelumnya, penulis menyelesaikan pendidikan
sarjana di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 1988 pada Program Studi Pendidikan
Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan. Beberapa penelitian yang pernah
penulis lakukan dan sudah diterbitkan di jurnal nasional adalah "Hubungan Motivasi Berprestasi
dan Percaya Diri dengan Hasil Belajar Handspring di Meja Lompat pada Mata Kuliah Senam
Lantai" dan "Pengembangan Instrumen Keterampilan Olahraga Futsal" Saat ini, penulis juga
aktif dalam kegiatan keolahragaan yaitu sebagai Pengurus KONI Kabupaten Tasikmalaya
periode 2018-2022 di Bidang Penelitian dan Penataran. Buku yang pernah penulis susun
sebelumnya adalah buku Statistika dalam Penjas pada tahun 2018 dan buku Pengukuran dan
Evaluasi Olahraga yang akan dipublikasikan pada bulan Oktober 2020.
Dicky Tri Juniar, M.Pd. merupakan seorang dosen mata kuliah Strategi dan Model
Pembelajaran, Belajar dan Pembelajaran. Statistika dalam Penjas. Pembelajaran Tackwondo. Tes
dan Pengukuran Olahraga serta Pembelajaran Mikra Pendidikan Jasmani di Jurusan Pendidikan
Jasmani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi Penulis merupakan
alumni dari Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta pada program Magister Pendidikan
Olahraga tahun 2013 Sebelumnya, penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas
Siliwangi pada tahun 2009 yaitu pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Saat ini, penulis sedang melanjutkan studi
pada program doktor (S-3) di Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Saat ini, penulis
juga aktif dalam kegiatan organisasi keolahragaan sebagai Pengurus KONI Kota Tasikmalaya
periode 2016-2020 dan periode 2020- 2024 di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Olahraga. Buku yang pernah penulis susun sebelumnya adalah buku Statistika dalam Penjas pada
tahun 2018. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani pada Juni 2020. dan Pengukuran dan
Evaluasi Olahraga dipublikasikan pada Oktober 2020. Dengan harapan buku yang penulis susun
ini bisa memberikan kemudahan dan gambaran prosedural bagi mahasiswa dalam memperdalam
atau menambah pengetahuannya tentang pengukuran dan evaluasi dalam olahraga, juga bagi
guru, pelatih, pembina, dan praktisi olahraga untuk meningkatkan kompetensinya dalam bidang
keolahragaan.

Anda mungkin juga menyukai