Topik
Histologi Sistem Ekskresi
B. Tujuan
1. Mempelajari struktur histologi ginjal
2. Mempelajari struktur histologi saluran ekskresi
C. Dasar Teori
Proses-proses metabolisme seluler menghasilkan zat-zat sisa beracun yang
harus dikeluarkan atau diekskresikan dari tubuh. Secara umum, sistem ekskresi
berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen yang dihasilkan dari
katabolisme asam amino (misalnya amonia, guanin, asam urat, dan urea); garam
anorganik yang berlebihan (misalnya NaCl); dan air yang berlebihan. Pengontrolan
konsentrasi garam-garam dan zat-zat terlarut lain-nya dalam cairan jaringan disebut
osmoregulasi, merupakan proses yang penting untuk memelihara kekonstanan
lingkungan internal tubuh. Osmoregulasi merupakan fungsi utama sistem ekskresi.
Zat-zat sisa metabolisme berdifusi dari sel-sel memasuki sistem peredaran darah,
kemudian dikumpulkan oleh sistem ekskresi, dan diekskresikan dari tubuh sebagai
urin. (Tenzer dkk., 2012: 68)
Sistem ekskresi atau sistem urinaria terdiri dari sepasang ginjal dan ureter,
kandung kemih dan uretra. Sistem ini membantu dalam pengaturan homeostatis tubuh
dengan kombinasi kompleks dari proses-proses berikut: (1) penyaringan zat-zat sisa
selular dari darah; (2) reabsorbsi selektif air dan zat terlarut; dan (3) ekskresi zat-zat
sisa dan kelebihan air sebagai urin. Urin diproduksi di dalam ginjal, melewati ureter
menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan kemudian dikeluarkan melalui
uretra. (Mescher, 2012: 417)
Ginjal merupakan organ utama sistem ekskresi yang terdiri atas bagian korteks
dan medulla. Ginjal berbentuk seperti buncis, yang dibungkus oleh kapsul ginjal yang
terdiri atas jaringan ikat padat. Bagian hilus ginjal merupakan saluran besar yang
dinamakan pelvis ginjal dan selanjutnya dari pelvis keluar beberapa saluran yang
dinamakan kaliks mayor dan dari kaliks mayor bercabang-cabang membentuk kaliks
minor. (Nurcahyo, 2010: 68)
Pada medulla ginjal terdapat 10-18 struktur seperti piramid. Puncak piramid
menonjol dalam kaliks minor. Di antara dua piramid merupakan jaringan korteks
yang dinamakan kolum Bertini ginjal. Korteks ginjal terutama terdiri atas nefron.
Tiap-tiap ginjal terdiri atas 1-4 juta unit filtrasi fungsional yang dinamakan nefron.
Tiap-tiap nefron terdiri atas badan malphigi, tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle dan tubulus kontortus distal. Selanjutnya tubulus kontortus distal bermuara
pada duktus koligens yang asal embriologinya berbeda dari nefron. (Nurcahyo, 2010:
69)
Badan malphigi terdiri atas glomerulus dan kapsula Bowman. Glomerulus
merupakan berkas-berkas kapiler darah. Kapiler-kapiler dilingkupi oleh lapisan
viseral dan kapsula Bowman merupakan lapisan parietal. Tubulus kontortus proksimal
merupakan saluran berkelok-kelok bermikrovili (brush border). Lengkung henle
merupakan saluran berbentuk U dan sebagian terdapat dalam medulla ginjal, terdiri
dari segmen tipis dan segmen tebal. Tubulus kontortus distal merupakan segmen
terakhir dari nefron dan saluran yang berkelok-kelok dan ditemukan di korteks, tidak
memiliki brush border. Pembuluh penampung merupakan saluran panjang yang
menghubungkan tubulus kontortus distal dengan kalis minor. (Tenzer dkk., 2001:
238-239)
Ureter (duktus mesonefros-pada Pisces dan Amphibia), umumnya merupakan
saluran yang lurus dan berdiameter kecil. Berdasarkan struktur histologinya, dinding
ureter Mamalia terbagi menjadi tiga lapisan (tunika), yaitu tunika mukosa, tunika
muskularis, dan tunika adventisia. (Tenzer dkk., 2014: 77)
Kantung urin (vesika urinaria) menerima urin dari ureter sedikit demi sedikit
tetapi terus menerus. Apabila kantung urin terisi penuh, akan timbul rangsangan saraf
pada cincin otot yang berhubungan dengan uretra untuk mengeluarkan seluruh isinya.
Dinding kantung urin terbagi menjadi tiga lapisan yaitu tunika mukosa, tunika
muskularis, dan tunika adventisia. (Tenzer dkk., 2014: 77)
Merupakan sebuah saluran urin luar, untuk menyalurkan urin dari kantung
urin keluar tubuh. Muara uretra berada di lingkungan organ genitalia luar. Pada
mamalia jantan, disamping untuk menyalurkan urin, uretra juga berfungsi sebagai
penyalur semen. Secara umum, dinding uretra terdiri dari tiga lapisan. Yaitu tunika
mukosa, tunika muskularis, dan tunika adventisia. (Tenzer dkk., 2014: 78)
Pada laporan ini akan dibahas mengenai struktur histologi beserta fungsi dari
komponen-komponen penyusun sistem ekskresi yaitu ginjal, ureter, kantung urin, dan
uretra berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum dan kajian pustaka.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Mikroskop
2. Bahan
Preparat melintang ginjal
E. Prosedur
Prosedur pengamatan melintang ginjal
a. Meletakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop
b. Memutar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada
posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai dengan bunyi klik pada
revolver.
c. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya yang masuk,
hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.
d. Menempatkan preparat melintang apusan darah pada meja benda tepat pada
lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda.
e. Mengatur fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar
kasar sambil melihat dari lensa okuler. Memutar pemutar halus untuk
mempertajam gambar.
f. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka mengganti lensa obyektif
dengan ukuran dari 10x, 40x, atau 100x untuk memperbesar gambar dengan cara
memutar revolver hingga bunyi klik.
g. Memperhatikan bagian korteks dan medula ginjal. Kemudian mencari
glomerulus, kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus
distal, lengkung Henle dan duktus koligen.
h. Memfoto hasil pengamatan dengan kamera.
i. Mengembalikan perbesaran mikroskop pada perbesaran lemah dan menyimpan
mikroskop apabila telah selesai menggunakannya.
F. Hasil Pengamatan
Nama Gambar Keterangan Gambar
1.Glomerulus
1. Glomerulus
2. Tubulus distal:
dikelilingi epitel
berbentuk kubus selapis
3. Tubulus proksimal:
dikelilingi epitel kubus
selapis
4. Duktus koligen
5. Epithel capsula
bowman: merupakan
epithel pipih selpis
6. Rongga kapsular
7. Kapiler darah
1. Tubulus kontortus
proksimal
2. Tubulus kontortus
distal
2
EC= Endothelial cells
C= capillaries
U= urinary space
M= mitochondria
Adv= adventiti
Muc= mucosa
Mus= muscularis
Ser= serosa
Sumber: Histology a text and atlas hlm. 737
Sumber: Histology a text and atlas hlm. 737
L= lumen
G. Analisis Data
Pada pengamatan terlihat bagian-bagian dari ginjal yaitu glomerulus,
kapsula bowman, duktus koligen, tubulus kontortus proksimal, dan tubulus
kontortus distal. Untuk lengkung henle belum terlihat jelas karena buramnya
lensa untuk perbesaran 400 kali mikroskop. Pada gambar dari referensi yang
diperoleh terlihat kapsula Bowman dan Brush border.
Pada praktikum tidak dilakukan pengamatan terhadap preparat ureter,
kandung kemih, dan uretra sehingga dilakukan studi pustaka untuk mengetahui
strukturnya. Berdasarkan gambar referensi penampang melintang ureter, kandung
kemih, dan uretra terlihat lapisan-lapisan yang menyusun dinding organ tersebut.
Pada ureter terlihat lapisan adventisia, epitel transisional, jaringan adiposa,
lapisan mukosa, lapisan mukosa dan lapisan serosa. Pada kandung kemih terdapat
epitel transisional, lapisan mukosa, lapisan submukosa, dan otot detrusor dari
muskularis. Sedangkan pada uretra lapisan-lapisan belum terlihat yang terlihat
hanya bagian lumennya saja.
H. Diskusi/Pembahasan
Diskusi
1. Perbandingan bagian korteks dan medula
Korteks Medula
Bagian korteks ginjal terdiri dari nefron. Bagian medula yang paling banyak
Masing-masing nefron terdiri atas (1) adalah pembuluh penampung
badan Malpighi (korpuskula ginjal) (dultus koligen) (Tenzer, dkk.
yang masing-masing terdiri atas 2001: 237).
glomerulus dan kapsula Bowman, (2)
tubulus kontortus proksimal, (3) tubulus
kontortus distal, dan (4) lengkung Henle
(Tenzer, dkk. 2001: 237).
tubulus kontortus proksimal Dinding tubulus ini tersusun atas selapis sel
kubus dan pada apeks sel yang menghadap ke
lumen terdapat mikrovili yang disebut Brush
border (Tenzer, dkk. 2001: 238)
lengkung Henle Saluran ini terdiri dari segmen tipis dan segmen
tebal. Segmen tipis terdapat pada medula ginjal
dan sebag.ian besar berjalan turun (desenden).
Dinding segmen tipis tersusun atas selapis sel
epitel pipih. Segmen tebal terdapat pada
bagian korteks dan medula ginjal dan
kebanyakan berjalan naik (asenden). Dinding
segmen tebal tersusun atas selapis sel epitel
kubus (Tenzer, dkk. 2001: 238).
tubulus kontortus distal Dinding tubulus ini tersusun atas selapis sel
epitel kubus yang lebih pendek dan lebih kecil
daripada epitel sel epitel tubulus kontortus
proksimal (Tenzer, dkk. 2001: 239).
I. Kesimpulan
1. Ginjal merupakan organ utama sistem ekskresi. Ginjal dibungkus oleh suatu
kapsula ginjal yang berupa jaringan ikat padat yang mengandung serabut
fibrosa, serabut elastin, dan sedikit serat otot polos. Apabila dibelah secara
sagital, akan terlihat adanya dua daerah yaitu korteks yang terdapat dibagian
luar dibawah kapsula ginjal, dan medula yang terdapat dibagian dalam
korteks. Pada bagian korteks terdapat korpuskula renalis (badan Malpighi
yang masing-masing terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman), tubulus
kontortus proksimal, sebagian lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan
sebagian pembuluh penampang (duktus koligen). Pada bagian medula
terdapat sebagian lengkung henle dan sebagian pembuluh penampang.
2. Saluran ekskresi manusia terdiri atas ureter, kandung kemih, dan uretra.
Ketiga saluran tersebut memiliki lapisan yang sama, yaitu tunika mukosa,
tunika muskularis, dan tunika adventisa, tetapi epitel yang melapisinya
berbeda-beda sesuai dengan fungsinya.
J. Jawaban Evaluasi
1. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Unsur-unsur penyusun nefron tertanam
dalam suatu lamina basalis yang dilanjutkan sebagian kecil jaringan pengikat.
Nefron memiliki tiga fungsi penting, yaitu; 1) mengontrol konsentrasi dan
volume darah dengan jalan memindahkan secara selektif sejumlah air dan zat-
zat terlarut, 2) mengatur pH darah, dan 3) membuang zat-zat racun dari darah.
Dalam melaksanakan fungsinya, nefron memindahkan berbagai zat dari darah,
mengembalikan zat-zat yang masih diperlukan, dan mengekskresikan kan zat-
zat sisa sebagai cairan yang disebut urin. Pembentukan urin melibatkan tiga
proses pokok yaitu: filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi. Filtrasi dilakukan oleh
korpuskula renalis, sedangkan reabsorbsi dan sekresi diakukan oleh tubulus-
tubulus ginjal.
a. Korpuskula renalis (badan malphighi) terdiri dari glomerolus yang berupa
anyaman pembuluh darah yang dilingkupi oleh kapsula Bowman yakni
tubulus ginjal yang termodifikasi yang terdapat pada bagian korteks.
b. Tubulus konvoluta proksimal merupakan saluran pertama yang menerima
hasil filtrasi korpuskula renalis, tersusun berkelok-kelok, hanya terdapat
pada bagian korteks ginjal. Dinding tubulus ini tersusun atas selapis sel
epitel kubus batas antar sel tidak jelas. Apeks sel yang menghadap ke
lumen memiliki banyak mikrovili yang membentuk brush border sehingga
lumen menjadi sempit. Brush border tersebut berfungsi untuk
mereabsorbsi zat-zat yang keluar selama proses filtrasi.
c. Lengkung Henle, merupakan saluran bentuk U, yang menghubungkan
antara tubulus konvoluta proksimal dan distal. Saluran ini terdiri dari
segmen tipis dan tebal. Dinding segmen tipis lengkung henle tersusun atas
selapis sel epitel pipih, sehingga lumennya lebar. Dinding segmen tebal
lengkung Henle tersusun atas selapis sel epitel kubus, sehingga segmenya
lebih tebal daripada segmen tipis.
d. Tubulus konvoluta distal, suatu saluran yang berkelok-kelok, merupakan
segmen terakhir dari nefron, hanya terdapat dibagian korteks ginjal.
Dinding saluran ini tersusun atas satu lapis sel epitel kubus pendek yang
tidak memiliki brush border, sehingga lumennya lebih besar dari tubulus
konvoluta proksimal.
2. Menurut preparat histologis, tubulus kontortus proksimal terlihat berbentuk
seperti oval yang agak mamanjang, lumen tidak dapat terlihat dengan jelas
karena sel epitelnya memiliki mikrofili. Tubulus kontortus distal terlihat
berbentuk membulat dengan lumen yang terlihat cukup besar dan jelas.
Pembuluh penampung (duktus koligen) terlihat seperti saluran panjang.
Sedangkan lengkung Henle tidak dapat terlihat.
3. Ureter: Pada ureter epitelnya tersusun dari epitel berlapis banyak transisional.
Tunika muskularis terdiri dari dua lapisan. Lapisan dalam sel-sel otot
polosnya tersusun sirkular sedangkan bagian luar tersusun
longitudinal. Ureter bagian distal tersusun dari tiga lapisan, paling
luar berupa otot polos yang tersusun sirkuler. Tunika adventisia
merupakan lapisan paling luar yang berupa jaringan ikat longgar dan
jaringan adiposa.
Uretra: Pada uretra epitelnya silindris berlapis banyak.
Tunika muskularis berupa lapisan otot polos yang tersusun
longitudinal pada bagian dalam dan tersusun secara sirkuler pada
bagian luar. Pada bagian otot sirkuler uretra bagian distal terdapat
sfinkter otot lurik. Tunika Adventisia sangat tipis dan kadang tidak
ada.
4. Epitel kandung kemih dikatakan epitel transisional karena eptiel ini dapat
berubah-ubah ukurannya. Epitel akan berbentuk kubus atau silindris ketika
kandung kemih kosong dan berbentuk pipih jika kandung kemih penuh.