Anda di halaman 1dari 16

AKTUALISASI WAWASAN KEBANGSAAN

DALAM ERA GLOBALISASI, MENINGKATKAN INTEGRITAS


NASIONAL MEWUJUDKAN NKRI YANG DIAMANATKAN DALAM
UUD 1945

Cantika Safa Oktaviani (3K201194)


Semester III

AKADEMI ANALIS KESEHATAN 17 AGISTUS 1945

SEMARANG

Jl. Jendral Sudirman 350 Semarang (024) 7608694 Fax; 024-7625060

Email : analis@aak17smg.com, website: www.analis17smg.com


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-NYA
kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas Aktualisasi Wawasan Kebangsaan Dalam
Era Globalisasi, Meningkatkan Integritas Nasional Mewujudkan NKRI Yang Diamanatkan
Dalam UUD 1945. Tujuan penyusunan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Wawasan Kebangsaan.

Dalam penyusunan paper ini saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
yang telah memberikan informasi yang berguna bagi saya untuk memperlancar dalam
pembuatan paper ini.

Saya berharap dengan disusunnya paper ini dapat memberikan pengetahuan bagi para
pembacanya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik serta saran dari semua pihak yang membangun saya harapkan untuk mengharapkan
kesempurnaan tugas akhir ini.

Semarang, 26 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................... ……. I

KATA PENGATAR ....................................................... ……. II

DAFTAR ISI ……. ......................................................... .…… III

BAB I PENDAHULUAN. .............................................. ….… 1

A. Latar Belakang ........................................................... ……. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................... ……. 1

C. Maksud dan Tujuan .................................................... ……. 1

D. Ruang Lingkup ........................................................... ……. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................ ……. 3

A. Paham Kebangsaan..................................................... ……. 3

B. Rasa Kebangsaan ........................................................ ……. 5

C. Semangat Kebangsaan ................................................ ……. 6

D. Integrasi Nasional ....................................................... ……. 8

BAB III PENUTUP ........................................................ ……. 12

A. Kesimpulan .............................................................. ……. 12

B. Saran ....................................................................... ……. 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................... ……. IV

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembengan


lingkungan strategis. Karena itu, wawasan harus mampu memberikan inspirasi pada suatu
bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh
lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaan

Setiap negara berkembang atau negara yang sudah maju pasti ada hasrat atau
keinginan untuk lebih berkembang lebih dari biasanya. Disini kita sebut Tujuan Nasional.
Dalam upaya untuk mencapai Tujuan Nasional, setiap bangsa dan negara melakukan
pembangunan dan pengembengan disetiap bidang.

Dalam melakukan pembangunan, secara langsung, dan gangguan, untuk itu suatu
bangsa perlu memiliki ketahanan, daya tahan, keuletan, dan ketangguahan guna
menghadapi tantangan, sehingga program pembengunan nasioanal dapat dilaksanakan
dalam mancapai tujuan nasional. Maka dari itulah bangsa dan negara tersebut harus
bekerjasama melawan rintangan sekecil apapun dan sebesar apapun. Karena dari
kerjasama itulah suatu Persatuan Nasional akan terlihat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan nasionalisme?
2. Apa fungsi dari nasionalisme bagi masyarakat?
3. Apa peran nasionalisme bagi masyarakat?

C. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan Tujuannya adalah memperlihatkan atau memberikan pengetahuan kepada


kita semua bahwa apakah wawasan kebangsaan itu, perlunya pengetahuan wawasan
nasional guna mempertahankan ketahanan nasional, apakah yang harus kita perbuat
dalam mencapai tujuan nasional itu, dan cara-cara lain dalam menghadapi era globalisasi.

D. Ruang Lingkup

Dalam penulisan paper ini saya akan memberikan batasan masalah pada “Aktualisasi
Perwujudan Wawasan Nusantara Memperkokoh Ketahanan Nasional Dalam
Pembangunan Menghadapi Era Globalisasi” yang mencakupi hal–hal penting dari segala
aspek kehidupan antara lain:

1. Aspek Ideologi
Ideologi Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan

1
Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara menjadi
pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk
menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan
ketertiban dan perdamaian dunia.

2. Aspek Politik
Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di
bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa
dan negara secara utuh menyeluruh.

3. Aspek Ekonomi
Dari aspek ekonomi wawasan nusantara bertujuan agar menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara merata dan adil.

4. Aspek Sosial Budaya


Sosial budaya adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh
keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial
diantara anggota-anggotanya. Dimana secara universal kebudayaan masyarakat
Indonesia bersifat heterogen karena banyaknya perbedaan setiap Negara maupun
daerah.

5. Aspek Pertahanan dan Keamanan


Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional.
Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Agar terwujudnya
pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan Negara, mengamankan pembangunan
dan hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Paham Kebangsaan.

Nasionalisme berasal dari kata nation ( bangsa ). Nasionalisme adalah suatu gejala
psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan
kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu
wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang timbul karena kesamaan pengalaman
sejarah, serta memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan di dalam negara yang
berbentuk negara nasional. Sehingga paham kebangsaan merupakan pemahaman rakyat
serta masyarakat terhadap bangsa dan negara Indonesia yang diproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Uraian rinci tentang paham kebangsaan
Indonesia sebagai berikut.

Pertama, “atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa” pada 17 Agustus !945, Bersamaan
dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia lahirlah sebuah bangsa yaitu
“Bangsa Indonesia”, yang terdiri atas bermacam-macam suku, budaya, etnis, dan agama.

Kedua, bagaimana mewujudkan masa depan bangsa ? Pembukaan Undang-Undang


Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah
mengantarkan rakyat Indonesia menuju suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur. Uraian tersebut adalah tujuan akhir bangsa Indonesia yaitu
mewujudkan sebuah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkan masa depan
bangsa Indonesia menuju ke masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah telah
melakukan upaya-upaya melalui program pembangunan nasional baik fisik maupun
nonfisik.

Unsur-Unsur Nasionalisme
Semangat kebangsaan ( nasionalisme ) yang ada pada diri seseorang tidak datang
dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut.
a. Perasaan nasional
b. Watak nasional
c. Batas nasional ( yang memberikan pengaruh emosional dan ekonomis pada diri
individu ).
d. Bahasa nasional
e. Peralatan nasional
f. Agama

Timbulnya Nasionalisme
Nasionalisme muncul dibelahan negara-negara dunia. Akan tetapi, faktor
penyebab timbulnya nasionalisme di setiap benua berbeda.

Nasionalisme Eropa muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.


a. Munculnya paham rasionalisme dan romantis
b. Munculnya paham aufklarung dan kosmopolitanisme.

3
c. Terjadinya revolusi Prancis.
d. Reaksi atau agresi yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte.

Nasionalisme Asia muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.


a. Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau.
b. Imperalisme
c. Pengaruh paham revolusi Prancis.
d. Adanya kemenangan Jepang atas Rusia.
e. Piagam Atlantic charter.
f. Timbulnya golongan terpelajar.

Tujuan Nasionalisme
Pada dasarnya nasionalisme yang muncul dibanyak negara memiliki tujuan sebagai
berikut.
a. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan
musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
b. Menghilangkan Ekstremisme ( tuntutan yang berlebihan ) dari warga negara (
individu dan kelompok ).

Akibat Nasionalisme
Nasionalisme yang muncul di beberapa negara membawa akibat yang beraneka
ragam. Akibat munculnya nasinalisme di beberapa negara adalah sebagai berikut.
a. Timbulnya negara nasional ( national state )
b. Peperangan
c. Imprialisme
d. Proteksionisme
e. Akibat sosial

Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia


Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari
dalam ( intern ) dan faktor dari luar ( ekstern ). Faktor intern yang mempengaruhi
munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar.
b. Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam
berbagai bidang kehidupan
c. Pengaruh golongan peranakan
d. Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialism

Faktor ekstern yang mempengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai


berikut.
a. Faham-faham modern dari Eropa ( liberalisme, humanisme, nasionalisme, dan
komunisme )
b. Gerakan pan-islamisme
c. Pergerakan bangsa terjajah di Asia
d. Kemenangan Rusia atas Jepang

4
Konsep Lain yang Berhubungan dengan Nasionalisme
Beberapa konsep atau istilah yang memiliki kaitan atau berhubungan dengan
nasionalisme antara lain sebagai berikut.

a. Patriotisme
Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh
semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran
bangsa. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya
hal-hal sebagai berikut.
1. cinta pada tanah air
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
4. Berjiwa pembaharu
5. Tidak mudah menyerah

Konsep patriotik tidak selalu terjadi dalam lingkup bangsa dan negara, tetapi juga
dalam lingkup sekolah dan desa atau kampung. Kita mungkin menemukan seorang
siswa atau masyarakat berbuat sesuatu yang mempunyai arti sangat besar bagi sekolah
atau bagi lingkungan desa atau kampung.

b. Chauvinisme
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan
bangsa sendiri dan merendahkn bangsa lain. Contoh Chauvinisme seperti yang
dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles in der Welt (
Jerman di atas segala-galanya dalam dunia ). Slogan ini kadang masih dipakai di
Jerman unutk memberi semangat pada atlet dalam bertanding. Inggris juga punya
slogan Right or Wrong is My County. Demikian pula Jepang yang menganggap
bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari.

c. Sukuisme
Sukuisme adalah suatu paham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih baik
dibandingkan dengan suku bangsa yang lain, atau rasa cinta yang berlebihan
terhadap suku bangsa sendiri.

B. Rasa Kebangsaan

Rasa kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta yang melahirkan jiwa
kebersamaan pemiliknya. Untuk satu tujuan yang sama, mereka membentuk lagu,
bendera, dan lambang. Untuk lagu ditimpali dengan genderang yang berpengaruh dan
trompet yang mendayu-dayu sehingga lahirlah berbagai rasa. Untuk bendera dan lambang
dibuat bentuk serta warna yang menjadi cermin budaya bangsa sehingga menimbulkan
pembelaan yang besar dari pemiliknya.

Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah, budaya
dan lain-lain. Tetapi ada pula negara dan bangsa yang terbentuk sendiri dari berbagai ras,
bahasa, agama, serta budaya. Rasa kebangsaan sebenarnya merupakan sublimasi dari

5
Sumpah Pemuda yang menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati, dan
disegani di antara bangsa-bangsa di dunia.

Rasa kebangsaan dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik,


ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola
sikap, serta pola tindak yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Wawasan Nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan
yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara, sehingga menggambarkan
sikap dan prilaku, paham, serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi
merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

Ikatan niai-nilai kebangsaan yang selama ini terpatri kuat dalam kehidupan bangsa
Indonesia yang merupakan pengejawantahan dari rasa cinta tanah air, bela negara, serta
semangat patriotisme bangsa mulai luntur dan longgar bahkan hampir sirna. Nilai-nilai
budaya gotong royong, kesediaan untuk saling menghargai, dan saling menghormati
perbedaan, serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa yang dahulu melekat kuat
dalam sanubari masyarakat yang dikenal dengan semangat kebangsaannya sangat kental
terasa makin menipis.

C. Semangat Kebangsaan

Pengertian semangat kebangsaan atau nasionalisme, merupakan perpaduan atau


sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang
tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa
akan dapat dielakkan. Dari semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan
sosial, semangat rela berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa
kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat
rela berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau demi
negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi bangsa
yang ingin maju dalam mencapai tujuannya, selain memiliki semangat rela berkorban,
juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi. Jiwa patriotik akan melekat pada
diri seseorang, manakala orang tersebut tahu untuk apa mereka berkorban. Seperti halnya
untuk memperjuangkan kemerdekaan ditangan penjajah. Namun perjuangan tersebut
belum selesai dengan menghasilkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka
dan berdaulat. Sebab Tujuan Bangsa adalah terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan
sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. NKRI merupakan sarana dan wahana untuk
mencapai Tujuan Bangsa itu, sekalipun sarana dan wahana yang mutlak diperlukan.
Sebab itu setelah kemerdekaan tercapai perjuangan harus menuju kepada terwujudnya
Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan.

Perjuangan ini makan waktu lama dan bahkan tanpa akhir karena bangsa Indonesia
tidak mau tertinggal oleh kemajuan bangsa lain. Amat banyak yang harus diwujudkan,
harus diciptakan kondisi Ekonomi yang mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
disertai pelaksanaan Otonomi Daerah yang harmonis. Hal ini memerlukan peningkatan
Pendidikan Nasional yang menjangkau seluruh bangsa. Ini pun harus didukung banyak
kegiatan Riset untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perlu didukung

6
kondisi Politik yang mengabdi Kesejahteraan. Dan seluruh usaha ini harus diamankan
dari berbagai ancaman dan gangguan, baik dari luar maupun dalam negeri. Perjuangan ini
jauh melampaui daya dan tenaga bangsa yang dikeluarkan dalam merebut kemerdekaan.
Sebab itu perjuangan mewujudkan Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan perlu pula
didukung dan didorong oleh Semangat Kebangsaan yang kuat. Malahan harus lebih kuat
dari Semangat Kebangsaan bangsa tetangga kita, karena Indonesia memperjuangkan masa
depan rakyat Indonesia yang jumlahnya sekarang sudah 220 juta orang dan akan
mencapai 250 juta serta hidup di Negara Kepulauan yang luas.

Semangat Kebangsaan diperlukan untuk mendorong dan memotivasi seluruh bangsa


agar menghasilkan performa atau hasil kerja yang baik dan makin baik, dengan selalu
mengusahakan hal yang terbaik melebihi apa yang sudah tercapai di bangsa tetangga kita.
Semangat ini harus meliputi Penyelenggara Negara, baik di Pusat maupun di Daerah,
untuk memimpin dan mengurus negara dan bangsa secara baik. Demikian pula para
warga yang aktif di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Juga para Budayawan, Ilmuwan,
Usahawan, para Guru dan Pendidik, para Wartawan, para anggota TNI dan Polri, dan
seluruh rakyat yang menjadi Petani, Nelayan, Buruh dan Karyawan, semuanya
diliputi Semangat Kebangsaan yang menghasilkan perbuatan terbaik bagi bangsa.

Dengan dipedomani Pancasila Semangat Kebangsaan menjaga persatuan dan kesatuan


bangsa atas dasar Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Dengan itu
dijaga agar perbedaan antara berbagai etnik, umat agama dan golongan, hubungan antara
Pusat dan Daerah, semuanya berjalan dengan harmonis, saling menghargai dan kesadaran
bahwa semua memerlukan NKRI yang kokoh kuat serta terwujudnya masyarakat
Indonesia yang maju, adil dan sejahtera. Sebaliknya NKRI selalu memperhatikan dan
memajukan kepentingan seluruh warganya dengan baik. Dan setelah itu NKRI juga harus
waspada terhadap ancaman yang timbul dari kondisi internasional yang sangat
dipengaruhi usaha pihak-pihak yang hendak merebut hegemoni dunia. Indonesia pun
dapat menjadi sasaran usaha pihak itu kalau perkembangan Indonesia tidak cocok dengan
kepentingannya.

Ancaman lain yang tidak kalah berbahaya adalah daya tarik Sistem Nilai yang
berbeda dan hendak dipakai menggantikan Pancasila. Kalau sampai bangsa Indonesia
meninggalkan Jati Dirinya, maka akibatnya akan amat luas dan merugikan masa depan.
Ancaman ini diperparah ketika orang Indonesia bersedia menjadi pion atau agen usaha
yang bertentangan dengan perjuangan bangsa, baik karena kepribadiannya lemah atau
karena daya tarik benda dan uang.

Tantangan bangsa Indonesia utama adalah bagaimana dapat memanfaatkan dan


memelihara kekayaan Alam karunia Tuhan untuk kesejahteraan bangsa secara berlanjut.
Dalam hal ini tantangan yang terberat adalah sifat Manusia Indonesia yang mempunyai
kelemahan kurang konsisten sehingga kecakapannya membuat teori dan konsep yang
bagus kurang dilanjutkan dengan implementasinya yang sesuai. Hal ini menimbulkan
kelemahan pengelolaan atau manajemen yang sudah tampak sejak permulaan
kemerdekaan. Tantangan lain adalah sifat Manusia Indonesia yang mudah bosan sehingga
kurang Daya Tahan atau ausdauer. Tidak sedikit orang yang bermula dengan baik dalam
perjuangan di kemudian hari menyerah. Hal ini nampak dalam berbagai aspek

7
perjuangan. Makin menguatnya peran Uang dan Benda dalam kehidupan merupakan
tantangan yang amat merugikan karena segala hal harus ada kompensasi uang. Juga sifat
yang masih umum untuk lebih memandang tinggi segala hal yang berasal dari luar negeri
dari pada milik dan buatan sendiri, atau satu inferiority complex , juga termasuk tantangan
yang harus kita waspadai.

Hambatan yang amat merugikan adalah sifat Masyarakat Indonesia yang lemah
disiplin sehingga mengakibatkan berbagai kesalahan dalam performa. Hal ini sering
ditimbulkan oleh sifat gumampang sehingga mengakibatkan berbagai kekurangan.
Birokrasi yang lemah, aparat hukum yang kurang andal, bukan disebabkan kurangnya
pengetahuan, melainkan karena kurang mau mengikuti ketentuan yang berlaku.
Gangguan yang harus diatasi adalah sifat menimbulkan kelemahan pada diri sendiri. Hal
ini sering disebabkan mudahnya kena provokasi karena kurang kendali diri. Seperti tidak
jarang satu demo yang bermula dengan baik dan teratur berubah ke perusakan yang justru
merugikan kita sendiri, termasuk bagi para pendemo. Ini semua karena kurang mantap
dalam pikiran dan perasaan.
Boleh dikatakan bahwa ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan umumnya justru
terletak pada Manusia Indonesia sendiri yang kemudian malahan menguntungkan pihak
yang merugikan kita.

D. Integrasi Nasional

Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah
integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuansehingga menjadi kesatuan yang utuh /
bulat. Istilah nasionalmempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri,meliputi
suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional,perusahaan nasional (Kamus Besar
Bahasa Indonesia: 1989 dalamSuhady 2006: 36). Hal-hal yang menyangkut bangsa dapat
berupaadat istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya,wilayah/daerah dan
sebagainya.Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah di atas makaintegritas nasional
identik dengan integritas bangsa yangmempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau
pembauranberbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah danpembentukan
identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar BahasaIndonesia: 1989 dalam Suhady 2006:
36-37) yang harus dapatmenjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan
kesimbangandalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.Integritas nasional
sebagai suatu konsep dalam kaitan denganwawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesiaberlandaskan pada aliran pemikiran/paham integralistik yang
dicetuskan oleh G.W.F. Hegl (1770- 1831 dalam Suhady 2006: 38) yang berhubungan
dengan paham idealisme untuk mengenal danmemahami sesuatu harus dicari kaitannya
dengan yang lain danuntuk mengenal manusia harus dikaitkan dengan masyarakat
disekitarnya dan untuk mengenal suatu masyarakat harus dicari

Berjuang untuk memperoleh hak, serta akan memenuhi aspirasisebagai kepentingan


yang syah, maka demikian akan timbulkebangkitan etnik, dan lebih jauhnya lagi akan
terjadi suatu gejokakdimasyarakat.Berikut ini beberapa pengertia tantang
integrasiMenurut Claude Ake(dlm Nazaruddin Syamsuddin, Integrasi danKetehanan
Nasional di Indonesia (Lemhanas, Jakarta1994,hal3)integrasi nasional pada dasarnya
mencakup duamasalah pokok Yaitu :1.Bagaimana membuat rakyat tunduk dan patuh

8
kepada tuntutan-tuntutan negara, yang mencakup perkara pengakuan rakyatterhadap hak-
hak yang dimiliki negara.2. Bagaimana meningkatkan consensus normatif yang
mengaturprilaku politik setiap anggota masyarakat, consensus ini tumbuhdan berkembang
diatas nilai-nilai dasar yang dimiliki bangsa secarakeseluruhan. Sedangkan menurut pakar
sosiologi,Manrice Duvergerdalam bukunya, mengatakan sebagai berikut“Integrasi
didefinisikan sebagai “dibangunnya interdependensi yanglebih rapat antara bagian-bagian
antara organisme hidup atau antaranggota-anggota dalam masarakat” sehingga integrasi
adalahproses mempersatukan masyarakat,yang cenderung membuatnyamenjadi suatu kata
yang harmonis yang didasarkan pada tatananyang oleh angota-anggotanya dianggap sama
harminisnya.Dari dua pengertian tersebut diatas pada hakekatnya integrasimerupakan
upaya politik/ kekuasaan untuk menyatukan semuaunsure masyarakat yang majemuk
harus tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur
yangada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan bersama dalam
mencapai tujuan tujuan nasional dimasa depanuntuk kepentingan bersama.Proses
integrasi disebabkan adanya, kebersamaan sejarah, adaancaman dari luar yang
dapatmengganggu keutuhan NKRI, adanyakesepakatan pemimpin, homogenitas social
budaya serta agama,dan adanya saling ketergantungan dalam bidang politik
danekonomi.Nazarudin berpendapat istilah integrasi nasional merujuk kepadaperpaduan
seluruh unsur dalam rangka melaksanakan kehidupanbangsa, meliputi social,budaya,
ekononi, maka pengertian integrasinasional adalah menekan kan pada persatuan persepsi
dan prilakudiantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.Integrasi mempunyai dua
dimensi, antara lain: integrasi horizontaldan integrasi vertikal.Dimensi vertical dalam
integrasi nasional bertujuanmengintegrasikan persepsi dan prilaku elite dan masa dengan
caramenghilangkan, mengurangi perbedaan kesenjangan antarakelompok yang
berpengaruh dengan yang dipengaruhi. Sedangkandimensi horizontal mengintegrasikan
antara kelompok-kelompokdalam masyarakat, dengan cara menjembatani perbedaan –
perbedaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/ kulturdengan mengurangi
kesenjangan yang ditimbulkan oleh factor-faktor tersebut.Nazaruddin Sjamsudin
mengatakan “Integrasi lazim dikonsepsikansebagai suatu proses ketika kelompok social
tertentu dalammasyarakat saling menjaga keseimbangan untuk mewujudkankedekatan
hubungan-hubungan social,ekonomi ,politik. Kelompok-kelompok sosial tersebut bisa
terwujud atas dasar agama dan kepercayaan, suku, ras dan kelas. Konsepsi
tersebutmengisyaratkan bahwa integrasi tercipta melalui proses interaksidan komunikasi
yang intensif (dengan tetap mengakui adanyaperbedaan. Kemudian jalan menuju proses
intagrasi tidak selalulancer atau mulus seringkali menemukan hambatan-hambatan ,
itu jelas ada seperti adanya primordialisme, suku, ras, agama danbahasa. Dalam setiap
kebijakan pemerintah selalu ada reaksi setujudan tidak setuju, hal tersebut adalah wajar
apabila suatu negaradibentuk dari suatu masyarakat yang majemuk, ada yang
merasadiuntungkan dan ada yang merasa dirugikan okeh kebijakantersebut. Kelompok
yang merasa dirugikan dengan adanyakebijakan tersebut akan merasa tidak puas maka
kelompoktersebut akam menyalurkan kekecewaannya dalam masyarakanmelalui
kelompok-kelompok yang ada didalammya.Integrasi masyarakat dalam negara dapat
tercapai apabila :1. Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanyaterhadap
nilai-nilai social tertentu yang bersifat fundamental dankrusial2. Sebagian besar
anggotanya terhimpun dalam berbagai unit socialyang saling mengawasi dalam aspek-
aspek sosia yang potensial.3. Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-

9
kelompoksocial yang terhimpun didalam pemenuhan kebutuhan ekonomisecara
menyeluruh.

Anehnya, perasaan atau paham itu hanya muncul sesaat ketika peristiwa
itu terjadi. Dalamkenyataannya kini, rasa "nasionalisme kultural dan politik"
itu tidak ada dalam kehidupank e s e h a r i a n k i t a . F e n o m e n a ya n g m e m b e l i t
k i t a b e r k i s a r s e p u t a r : R a k ya t s u s a h m e n c a r i keadilan di negerinya sendiri,
korupsi yang merajalela mulai dari hulu sampai hilir di segala b i d a n g , d a n
p e m b e r a n t a s a n - n y a ya n g t e b a n g p i l i h , p e l a n g g a r a n H A M ya n g t i d a k
bisadiselesaikan, kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi,
p e n ya l a h g u n a a n k e k u a s a a n , t i d a k menghormati harkat dan martabat orang lain,
suap-menyuap, dan lain-lain. Realita ini seakanmenafikan cita-cita kebangsaan yang
digaungkan seabad yang lalu. Itulah potret nasionalisme bangsa kita hari ini.P a d a
a k h i r n ya k i t a h a r u s m e m u t u s k a n r a s a k e b a n g s a a n k i t a h a r u s
d i b a n g k i t k a n kembali. Namun bukan nasionalisme dalam bentuk awalnya seabad yang
lalu. Nasionalismey a n g h a r u s d i b a n g k i t k a n k e m b a l i a d a l a h n a s i o n a l i s m e
y a n g d i a r a h k a n u n t u k m e n g a t a s i semua permasalahan di atas, bagaimana
bisa bersikap jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak
korup, toleran, dan lain-lain. Bila tidak bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan
eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran total.

Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:


a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
b. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
d. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
e. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
f. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
g. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia secara turun temurun.

Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:


a. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
b. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
c. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.

10
d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun
kontak tidak langsung.

Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak
langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik
(televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas
lengkap).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok
manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa.
Fungsinya sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggaraan ditingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Beberapa implementasinya yaitu :
1. Pada kehidupan politik
2. Pada kehidupan ekonomi
3. Pada kehidupan sosial budaya
4. Pada kehidupan pertahanan keamanan

B. Saran

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya, baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia. Selain itu pula Negara kita ini sangat berpotensial untuk
menjadi Negara yang sangat maju.

Dengan adanya wawasan kebangsaan, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku
yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan
nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih
meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang
membahas/mempelajari tentang wawasan kebangsaan dimasukan ke dalam suiatu
kurikulum yang sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya :
pelajaran Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain). Untuk masyarakat
Indonesia agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang tercermin
dari perilaku - perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://arian-ricky.blogspot.com/2010/03/paham-kebangsaan-dan-negara.html

http://www.scribd.com/doc/11572679/wawasan-nusantara

http://www.mbotenbook.co.cc/2010/11/perwujudan-wawasan-nusantara-dalam-era.html

http://delviadelvi.wordpress.com/2010/04/14/pentingnya-pengaktualisasian-wawasan-
nusantara-dalam-membangun-ketahanan-nasional/

http://blogtiara.wordpress.com/2009/12/24/wawasan-nusantara/

http://dmaz091292.blogspot.com/2010/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Drs. Rusman Kamaludin, Pendidikan Kewarganegaraan

Moesadin Malik. Ir., M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Februari 2011

http://www.beranda-jiwa.info/contoh-makalah-search-engine-google/

iv

Anda mungkin juga menyukai