Anda di halaman 1dari 39

PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS

TIM PPGD RSUD Sidoarjo


MATERI
 Membahas anatomi dan fisiologi
 Alat-alat untuk kontrol jalan nafas
 Penilaian jalan nafas
 Penatalaksanaan jalan nafas : perlindungan tulang
leher
Fundamental truths
 Pengendalian jalan nafas adalah pokok dalam
penatalaksanaan pasien trauma dan turun kesadaran.
 Harus ada udara masuk dan keluar
 Oksigen itu baik
 Biru itu buruk
Fisiologi
 Volume tidal (tidal volume)
-Jumlah udara pada setiap satu kali pernafasan
(6-8 cc/kg) atau 450-500 cc (dewasa)
 Volume semenit (Minute Volume)
- Volume tidal x freq nafas per menit
500 cc X 12/menit = 6 liter (dewasa)
Penilaian jalan nafas
 Gunakan seluruh indera
- lihat naiknya dinding dada
- dengar suara nafas tambahan
(mendengkur,kumur,stridor,ronchi,wheezing)
- rasakan aliran udara napas
 Apakah jalan nafas terbuka?
 Lindungi C-spine(tulang leher)
Jalan Nafas Bagian Atas

Hidung berakhir di Larynx


Jalan Nafas bagian Bawah

Distal Larynx sampai


Bronchiolus Terminalis
Sumbatan jalan nafas bagian atas
 Lidah
 Benda asing
 Oedema (bengkak)
Manifestasi Klinik
Sumbatan Jalan Nafas Atas
 Snoring (mengorok)
 Gurgling ( suara kumur)
 Stridor / Crowing ( Spt suara siulan)
Sumbatan Jalan Nafas bagian Bawah :
 Ronchi (kasar)
 Wheezing
 Stridor
Tatalaksana
Prinsipnya :
 Buka
 Bersihkan
 Pertahankan
PRIORITAS UTAMA ADALAH
JALAN NAFAS BEBAS

 Jika pasien sadar, ajak bicara


• Bicara jelas = tak ada sumbatan
 Berikan oksigen (jika ada)
• Dengan Nasal, Masker, dll
 Nilai apakah jalan nafas bebas
• Adakah suara snoring, gurgling, crowing

12
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS
TANPA ALAT DENGAN ALAT

HEAD TILT OROPHAREGEAL


CHIN LIFT NASOPHARENGEAL
JAW TRUST LMA (LARYNGEAL MASK AIR WAY)
ETT (ENDO TRACHEAL TUBE)
Mendengkur : pangkal lidah (snoring)
Suara berkumur : cairan (gurgling)
Stridor : kejang / edema pita suara
(crowing)

Gelisah (karena hipoksia)


MAKIN Gerak otot nafas tambahan
PARAH (tracheal tug, retraksi sela iga)
Gerak dada & perut paradoksal
Sianosis (tanda lambat)

14
 Sumbatan karena pangkal lidah
◦ Jaw thrust
◦ Chin lift
◦ Jalan nafas oropharynx
◦ Jalan nafas nasopharynx
◦ Jntubasi trachea / LMA
 Sumbatan karena cairan
◦ Penghisap / suction
 Sumbatan di plica vocalis
◦ Cricothyroidotomy

15
TANPA ALAT

HEAD TILT, CHIN LIFT JAW TRUST

DENGAN
ALAT
X TANPA ALAT

CHIN LIFT
X
X
NECK LIFT

X
HEAD TILT, NECK LIFT jangan dilakukan pada trauma HEAD TILT
17
Cara paling aman : JAW THRUST
UNTUK PENDERITA POST TRAUMA
18
DENGAN
ALAT
SEDERHANA

Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)


(Derajat A dan V dari AVPU atau GCS > 10)

19
CARA PENGUKURAN
 Pilih ukuran yg sesuai
 tempelkan pipa
oropharyngeal di
wajah psn
 ukur dari tepi mulut
sampai ke sudut
mandibula
CARA PEMASANGAN
• Tidak merangsang muntah
• Hati-hati pasien dengan fraktura basis cranii
• U/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan

22
NASOPHARINGEAL AIRWAY
 Ukuran : 12F - 36F
 tehnik
 komplikasi :
 epistaksis
 aspirasi
 hipoksia
TUBE naso-pharyngeal

Plica
vocalis Cricothyroidotomy

BASIS CRANII
atap nasopharynx
tulang tipis mudah patah

24
 BILA cara-cara untuk MEMBEBASKAN Airway
gagal
 Sukar memberikan nafas buatan

25
1. Intubasi trachea
dengan laringoskopi
2. Cricothyroidotomy
needle / surgical
3. Laryngeal mask

26
27
ENDOTRACHEAL AIRWAY
 Ukuran : 3.0 - 9.0
 tehnik :
 cek balon ETT, lubrikasi 1/3 ETT bag. Distal
 masukkan introduser ke ETT
 masukkan ETT dgn menggunakan laryngoscop
 plester ETT dgn kuat
 kaji status pernapasan
Intubasi endotracheal
Metode laringoskopik orotracheal

Indikasi:
 Gagal mempertahankan atau melindungi Jalan
Nafas
 Gagal dalam oksigenasi atau Ventilasi
Pemilihan ukuran pipa
endotracheal
 Dewasa : 7-8 mm
 Anak 2 :
kuku ibu jari
jari kelingking
cuping hidung
pita broselow
Semua peralatan yang dibutuhkan untuk intubasi
laringoskopik endotracheal (termasuk alat penghisap):

Harus ada dan siap pakai sebelum anda melakukan


intubasi !!!
Manuver sellick
 penekanan dengan jari pada kartilago krikoid
 Cegah :
muntah
distensi lambung
 Jangan digunakan bila ada bahaya terjadinya cedera
tulang leher( C-spine)
 Hipoksia karena spasme pita suara
 Tek darah naik
 Aritmia, bradikardia sampai asistole
 Tekanan Intra Kranial naik
 Gerak leher memperberat cedera
cervical

 Idealnya, intubasi dibantu obat anestesia dan obat


pelumpuh otot (harus tenaga ahli)

35
Laryngeal Mask Airway
dipasang tanpa laringoskopi

36
 Intubasi gagal padahal jalan nafas
masih tersumbat

 Pasien tidak dapat diberi nafas buatan


dari atas (mulut hidung)

37
Crico-thyroido-tomy

Jalur darurat untuk


oksigenasi
Bertahan 10 menit
Tidak dapat membuang
CO2 38

Anda mungkin juga menyukai