Anda di halaman 1dari 2

Judul : Hikayat Gunung Padang

Pengarang :  Amran SN 


Penerbit : PT. Inti Prima Aksara
Tahun penerbitan : 2009
Jumlah halaman : 52 halaman

Sinopsis :

Putri Arau merupakan anak seorang raja di Negeri Kotakarang, dipimpin oleh Raja Tuo.
Ia dikenal arif dan bijaksana, patihnya bernama Tuan  Basa. Suatu hari seorang raja dari Negeri
Naga bernama Baginda Padang berburu bersama beberapa orang pembantunya di kawasan
hutan kerajaannya. Seminggu sekali, Baginda Padang berburu ke hutan, ia memang pemburu
handal. Bidikannya tidak pernah meleset.

Tapi kali ini Baginda Padang merasa sial, karena hampir menjelang senja rombongan
mereka belum menemukan seekor burung pun. Baginda Padang mendengus, ia menengadah
ke langit. Tiba-tiba tersentak sang raja itu melihat pelangi melengkung di angkasa.
“Kalian tahu kenapa adapelangi di atas istana?”

Malin dan teman-temannya menengadah ke atas dan coba menelusuri asal-usul pelangi
itu. Malin tiba-tiba ingat, ia pernah ke Negeri Kota-karang. Di Negeri tersebut ia sering melihat
muncul pelangi dari atas anjungan istana Kota-karang. Kemudian Malin bertanya kepada
penduduk Negeri Kota-karang, “Kalian tahu mengapa ada pelangi di atas sana?” Lalu salah
satu penduduk Negeri menjawab, “Pelangi itu berasal dari cahaya tubuh Puti Arau. Dia, Putri
Rajo Tuo. Raja Negeri ini”.

Seketika itu juga Baginda Padang meradang, ia menghentakkan kakinya ke tanah.


Maka berguncanglah tanah dan batu tempat duduk sanng raja itu.  Malin melihat Baginda
Padang tampak tertarik dengan Putri Negeri  Kota-karang itu. “Bila Puti Arau anak gadis Rajo
Tuo. Maka inilah kesempatan untuk balas dendam. “Kalau tak Selibu Ke Menak pun jadi. Kalau
tak dapat ibunya, anak pun jadi,” gumam Baginda Padang.

Tiba di istana  Naga, Baginda Padang memerintahkan Malin berangkat ke Negeri Kota-
karang. “Lamar Puti Arau untukku.. soapkan kapal besar, dan bawa peti-peti berisi emas dan
intan untuk Rajo Tuo.”

Singkat kisah, Malin beserta rombongannya tiba hadapan Rajo Tuo. Lalu menghaturkan
sembah. “Kami datang dengan hati yang suci dan wajah yang jernih. Kami utusan Baginda
Padang dari Negeri Saga.” Rajo Tuo sedikit terperanjat mendengar ucapan Malin beserta
melihat sepuluh peti berjejer di lantai.

“Raja kami, Baginda Padang bermaksud hendak melamar putri Negeri Kota-karang.
Beliau menyuruh kami menghantarkan hadiah tanda suci hatinya. Sepuluh peti ini berisi emas,
intan, berlian, kain sutera cina.” .Anggukan Rajo Tuo dilihat Malin. Gerah seketika utusan 
Baginda Padang itu. Jika dugaannya tentang anggukan Rajo Tuo tersebut, pastilah ia akan
dibentak raja negeri  Naga itu. Mungkin saja bukan bentakan yang diterimanya, bisa saja lebih
buruk dari itu.

AMANAT :

Kita tidak boleh memaksakan kehendak karena setia orang mempunyai pendapat aatau
kehendak orang lain.

Anda mungkin juga menyukai