Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU

DENGAN

PT. SIME DARBYOILSPULAU LAUTREFINERY

TENTANG

PROGRAM PEMERINTAH KABUPATEN


KOTABARUMENGENAIPEMANFAATANLIMBAHINDUSTRIPERUSAHAANMINYA
KKELAPASAWIT

NOMOR: 01/PERDA KAB.KOTABARU/NO.21/2022

Pada hari ini RABU tanggal DUA PULUH LIMA bulan MEI tahun DUA RIBU DUA PULUH
DUA, yang bertanda tangan di bawah ini:

Ananda Daffa Rahman : Bupati di Kabupaten Kotabaru, dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah Kabupaten Kotabaru, berkedudukan di Kab.
Kotabaru, Jl. H. Agus Salim No. 1, Kotabaru Hilir, Kecamatan
Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan 72111,
selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

M. Oemar Said : Direktur PT. Sime Darby Oils Pulau Laut Refinery, Sungai Taib
Pulau Laut Utara, Sungai Taib, Kabupaten Kotabaru, dalam hal ini
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK, terlebih dahulu mengingat dan memperhatikan:

1. Surat Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangi oleh KEDUA BELAH PIHAK ;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
PengendalianPencemaran Air (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor
153, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4161);
3. Sesuai dengan Pasal 59 ayat (4), Pasal 95 ayat (1), dan Pasal 102 UU tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UU PLH) dan sesuai ketentuan izin pengelolaan limbah B3;
1. Peraturan Pemerintah Bab V tentang Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan Pasal 23
yaitu Para Pemegang Izin Lingkungan berkewajibanmentaati persyaratan dan kewajiban
yangdimuat dalam Izin Lingkungan dan izinperlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
2. Membuat dan menyampaikan laporanpelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban
dalam Izin Lingkungan kepada Bupati secarberkala setiap 6 (enam) bulan; dan
3. Menyediakan dana penjaminan untukpemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai
denganPeraturan Perundang-undangan

BAB I

MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud dari perjanjian ini adalah dalam rangka mencegah adanya pencemaran lingkungan
yang dihasilkan dari limbah pabrik, PIHAK PERTAMA dapat meminta bantuan hukum,
pertimbangan hukum dan tindakan hukum lainnya kepada PIHAK KEDUA apabila PIHAK
KEDUA tidak kooperatif dengan PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA menyatakan bersedia
untuk menuruti, membantu, memelihara, dan menjaga lingkungan sesuai dengan perjanjian
tersebut.

(2) Tujuan Perjanjian ini adalah meningkatkan pemeliharan lingkungan untuk lebih bersih dan
terawat.

BAB II

RUANG LINGKUP

PARA PIHAK akan menjalin kerja sama yang efektif dan efisien dalam Program yang
Pemerintah Kabupaten Kotabaru ingin buat mengenaipemanfataan limbah industri perusahaan
minyak kelapa sawit PT Sime Darby Oils Pulau Laut Refinerydan teknis yang dimiliki pada
bidang pekerjaan sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Pendinginan agarlimbah cair pabrik kelapa sawit memiliki temperatur < 40oC
2) Pengasaman untuk menurunkan pH dan pembentukan karbondioksida
3) Pembiakan bakteri supaya terjadi pembiakan bakteri untuk pembentukan
methane, karbondioksoda dan menaikkan pH.
b. Pengolahan Limbah
1) Pemisahan Minyak dan Sludge
2) Penurunan Suhu
3) Penurunan Nilai BOD (Biologycal Oxsigen Demand)
4) Pematangan Limbah
5) Penumpukan Limbah Matang

BAB III

HAK DAN KEWAJIBANPIHAK KESATU

1) PIHAK KESATU berhak :


a) Menetapkan Kerangka Acuan Kerja yang diusulkan PIHAK KEDUA;
b) Menetapkan Surat Tugas dan/atau Surat Perintah Kerja atas seluruh kegiatan
dalam pelaksanaan pekerjaan yang merupakan ruang lingkup dari Perjanjian
Kerja Sama ini yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
c) Memperoleh hasil pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dengan
sebaik-baiknya dalam bentuk Limbah Matang (Pupuk); dan
d) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap tahapan kegiatan
dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

2) PIHAK KESATU berkewajiban :


a) Memberikan bahan dan alat yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA sehubungan
pelaksanaan pekerjaan ini; dan
b) Melaksanakan pembayaran atas hasil pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama ini dengan besaran dan
tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, setelah adanya surat
permintaan dari PIHAK KEDUA

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA berhak :


a) Memperoleh bahan dan alat yang dibutuhkan sehubungan dengan kewajiban
untuk melaksanakan pekerjaan; dan
b) Menerima pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dan dengan besaran dan tata
cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban :
a) Membuat Kerangka Acuan Kerja untuk mendapatkan penetapan dari PIHAK
KESATU;
b) Mengajukan usulan penawaran harga atas seluruh pelaksanaan pekerjaan;
c) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian ini;
d) Melaksanakan pekerjaan secara profesional;
e) Menyerahkan daftar nama-nama pejabat, pegawai atau tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan; dan
f) Menyerahkan hasil pekerjaan.

BAB IV

PEMBIAYAAN

(1) PARA PIHAK Secara pasti (fixed) telah sepakat untuk menyetujui harga program
Pemanfaatan Limbah Industri Perusahaan Minyak kelapa Sawit. Sebesar Rp.
300.000.000,-(TIGA RATUS JUTA RUPIAH), dengan masing-masing rincian
penggunaan sebagai berikut:
1) Persiapan ( Alat, Bahan dan Tempat )
2) Proses pengerjaan limbah industri
3) Penyampaian laporan akhir limbah industri
(2) Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini dibebankan pada
PT Sime Darby Oils Pulau Laut Refinery (SDOPLR)”Minyak ALIF”.
(3) Jumlah biaya progam tersebut diatas sudah termasuk segala biaya pengeluaran Pajak dan
biaya lain yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

BAB V

JANGKA WAKTU KERJASAMA

Pelaksanaan pekerjaan harus diselesaikan wajib oleh PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 60


(enam puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya oleh kedua belah pihak. Perjanjian Kerja
Sama harus diterima oleh PIHAK KESATU dalam keadaan lengkap dan baik yang disertai
dengan penyerahan pekerjaan yang dinyatakan dalam berita acara serah terima.

BAB VI

FORCE MAJEURE

(1) Yang dimaksud force majeure (keadaan memaksa) dalam Perjanjian Kerja Sama iniadalah
peristiwa-peristiwa yang berada diluar kemampuan PARA PIHAK yang dapatmempengaruhi
kinerja dan pelaksanaan pekerjaanPARA PIHAK yaitu:

a. Bencana alarm (gempa, tanah longsor, badai dan banjir);


b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan,kebakaran;
dan
c. Keadaan memaksa yang dinyatakan oleh pemerintah.

(2) Apabila terjadi force majeuremaka:

a. PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK KESATU atau sebaliknya bahwatelah


terjadi keadaan memaksa;
b. PIHAK KESATU menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA atau sebaliknyabahwa
telah terjadi keadaan memaksa;
c. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAKKESATU
tidak membuat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf b, makaPIHAK KEDUA
berhak mengajukan keadaan memaksa kepada PIHAK KESATUuntuk mendapatkan
persetujuan tertulis;
d. Jika dalam waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak
diterimanyapemberitahuanPIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU tentang keadaan
memaksatersebut, PIHAK KESATU tidak memberikan jawaban, maka PIHAK
KESATUdianggap menyetujui terjadinya keadaan memaksa tersebut;
e. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaanmemaksa, setelah
diperiksa oleh PIHAK KESATU; dan
f. Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilakukan perhitungansetelah
PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajibannya

BAB VII

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka akan diselesaikan


secaramusyawarah.
2) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akandiselesaikan
oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit yan gdibentuk dan diangkat
oleh PARA PIHAK dan terdiri dari 3 (tiga) orang antara lain:
a. Seseorang wakil dari PIHAK KESATU sebagai anggota;
b. Seseorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota; dan
c. Seorang diluar PARA PIHAK yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh PARA
PIHAK.

3) Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat PARA PIHAK dan biaya penyelesaianperselisihan
yang dikeluarkan akan ditanggung oleh PARA PIHAK.
4) Jika Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat diterima oleh salahsatu
pihak atau PARA PIHAK, maka perselisihan akan diteruskan melalui PengadilanNegeri
Gunungsitoli.

BAB VIII

PENUTUP

Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua) yang memiliki
kekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan yang disebutkan
pada awal perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAKKESATU

M. Oemar Said Ananda Daffa Rahman

Anda mungkin juga menyukai