Anda di halaman 1dari 112

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

SINYAL DAN SISTEM


EE184304 SINYAL DAN SISTEM

Nama : Kevinda Anugrah Nurcahya

NRP : 5022211033

LABORATORIUM SISTEM DAN SIBERNETIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
CERDAS INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

LEMBAR MONITORING
LABORATORIUM SISTEM DAN SIBERNETIKA

Nama : Kevinda Anugrah Nurcahya Foto Praktikan


Ukuran 3x4 cm
NRP 5022211033
Kelompok 36

Tanggal Tanda Tangan


Modul Nama Asisten Dokumentasi Asistensi
(dd/mm/yyyy) Asisten

1 13/10/2022 Giselle Hage

2 30/10/2022 Fauzan Rizqi

3 12/11/2022 Hamzah Nur


Azzam

Alifuddin
4
Akbar

1|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
MODUL 1
SINYAL: REPRESENTASI DOMAIN WAKTU
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa itu MATLAB?
2. Sebutkan dan jelaskan tipe sinyal dasar?
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa fungsi yang ada pada MATLAB?
4. Jelaskan mengenai sinyal digital dan analog? Sebutkan pengaplikasiannya?
TUJUAN
1. Membangkitkan sinyal unit impuls dan unit step sequences
2. Memahami sinyal acak dan operasi dasar
PERCOBAAN
PEMBANGKITAN SEQUENCES
Percobaan 1.1 Unit Impuls dan Unit Step Sequences
Program P1_1 merupakan sebuah program yang membangkitkan unit impulse
function. Script dari program tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_1
% Generation of a Unit Impulse Sequence
clf;
% Generate a vector from -10 to 20
n = -10:20;
% Generate the unit impulse sequence
u = [zeros(1,10) 1 zeros(1,20)];
% Plot the unit impulse sequence
stem(n,u);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Unit Sample Sequence');
axis([-10 20 0 1.2]);
Tugas Modul
a. Tunjukkan unit impulse sequence u[n] yang dibangkitkan oleh Program P1_1.
b. Sebutkan fungsi dari perintah clf , axis , title , xlabel dan ylabel.
c. Ubah Program P1_1 untuk membangkitkan sebuah delayed unit impulse
sequence ud[n] dengan delay sebanyak 11 samples dan tunjukkan
sequence yang dibangkitkan oleh program tersebut.
d. Ubah Program P1_1 untuk membangkitkan sebuah unit step sequence s[n]
dan tunjukkan sequence yang dibangkitkan oleh program tersebut.
e. Ubah Program P1_1 untuk membangkitkan sebuah unit step sequence sd[n]
yang mendahului 7 samples dan tunjukkan sequence yang dibangkitkan oleh
program tersebut.
Percobaan 1.2 Membangkitkan Spesial Function Sequences
Programs P1_2 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.

% Program P1_2

2|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
% Generation of special sequence
clf;
% First function
c1 = -(1/12)+(pi/6)*i; K1 = 2; n1 = 0:40;
x1 = K1*exp(c1*n1);
% Second function
n2 = 0:35; a2 = 1.2; K2 = 0.2;
x2 = K2*a2.^n2;
% Third function
n3 = 0:99;
f3 = 0.1;
phase3 = 0;
A3 = 2;
arg = 2*pi*f3*n3 - phase3;
x3 = A3*sin(arg);
% Name this process
subplot(2,2,1);
stem(n1,real(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Real part');
subplot(2,2,2);
stem(n1,imag(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Imaginary part');
subplot(2,2,3);
stem(n2,x2);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Second function');
subplot(2,2,4);
stem(n3,x3);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Third function');
Tugas Modul
a. Tunjukkan sequence yang dihasilkan dengan menjalankan program tersebut.
Fungsi apakah itu?
b. Parameter mana yang mengubah laju pertumbuhan atau penyusutan
sequence? Parameter mana yang mengubah amplitude sequence?
c. Tunjukkan hasil dari mengubah parameter c1 menjadi (1/12)+(pi/6)*i
d. Sebutkan fungsi dari operator real dan imag
e. Sebutkan fungsi dari perintah subplot, axis, grid
f. Tunjukkan sequence ketiga yang dibangkitkan dengan menjalankan program
tersebut. Fungsi apakah itu?
g. Sebutkan perbedaan dari operator ^ dan .^
h. Mengapa function kedua tidak bisa menggunakan operator ^ saja?
i. Sequence mana yang berubah jika parameter a2 diubah menjadi 0.9 dan
parameter K2 diubah menjadi 20? Tunjukkan hasil plot nya!
j. Panjang (pada sumbu x) dari sequence adalah :

3|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
k. Hal tersebut bisa diubah dari code nya pada baris ke- pada program
l. Tunjukkan bagaimana ia membangkitkan sinyal dengan jumlah sampling lebih
banyak (beri contoh command line dan panjangnya):
m. Berapa banyak energi dari real-valued exponential sequences x[n] yang
dihasilkan di 1.2f dan 1.2h (gunakan perintah sum, dan jelaskan apa itu
energi)
n. Frekuensi dari sequence terakhir adalah:
● Hal tersebut berada dalam parameter:
● Parameter yang mengubah phase:
● Parameter yang mengubah amplitudo:
● Periode dari sequence adalah:
o. Ubah program tersebut untuk menghasilkan sebuah sequence sinusoidal
dengan frekuensi 0.9. Tunjukkan sequences yang dihasilkan. Bandingkan
dengan sequence yang dihasilkan sebelumnya;
p. Bangkitkan sebuah sequence sinusoidal dengan panjang 50, frekuensi 0.08,
amplitudo 2.5, and phase shift 90.
q. Ganti semua perintah stem pada program sebelumnya dengan perintah
● plot. Tunjukkan plot yang diperoleh. Bandingkan dengan sequence
yang dihasilkan sebelumnya
● stairs. Tunjukkan plot yang diperoleh. Bandingkan dengan sequence
yang dihasilkan sebelumnya
SINYAL ACAK DAN OPERASI DASAR
Percobaan 1.3 Sinyal Acak yang Terdistribusi Secara Uniform (kenapa
uniform?)
Programs P1_3 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_3
% Generation of a uniformly distributed Random Sequence
n = 1:100;
A = 2;
x = A*rand(1,100)-ones(1,100);
clf;
stem(n,x);
axis([1 100 -4 4]);
grid;
title('Uniformly distributed Random Sequence');
xlabel('Time index n');
ylabel('Amplitude');
axis;
Tugas Modul
a. Tunjukkan sinyal yang dihasilkan dari menjalankan Program P1_3
b. Hilangkan perintah ones(1,100). Tunjukkan sinyal tersebut.
c. Ubah variabel A menjadi 0,1,3,dan 5. Tunjukkan sinyal tersebut dan jelaskan
perubahan yang terjadi.
d. Sebutkan fungsi dari A , rand(1,100), ones(1,100)

4|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
e. Buatlah program MATLAB yang dapat membangkitkan sinyal acak dengan
panjang 100 dan elemen yang terdistribusi secara uniform pada interval [-2,2].
Buatlah plot dari program tersebut untuk mengetahui hasilnya. (Kunci:
gunakan program sebelumnya untuk mendapatkan interval [-2,2].
f. Program MATLAB yang digunakan untuk menghasilkan dan menampilkan 5
sampel sequence sebuah sinyal sinusoidal acak dengan panjang 31.
{X[n]} = {Acos(ωn +φ )}
dimana amplitude dan phase A merupakan variable acak yang statistically
independent yang memiliki distribusi probabilitas secara uniform antara (untuk
amplitudo) and antara 0 ≤ φ ≤ 2π (untuk phase). Kemudian muncullah juga 5
sample sequence yang diperoleh dari menjalakan program pada 5 waktu
berbeda.
Percobaan 1.4 Sinyal Acak dengan Distribusi Normal
Program P1_4 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_4
% Generation of a normally distributed Random Sequence
n = 1:100;
a = 5;
b = 1;
x = a.*randn(1,100)+b;
%mean(x)
%std(x)
clf;
stem(n,x);
axis([1 100 -5 5]);
grid;
title('Normally distributed Random Sequence');
xlabel('Time index n');
ylabel('Amplitude');
axis;
Tugas Modul
a. Tunjukkan sinyal yang dibangkitkan oleh program 1.4
b. Substitusi a dan b masing-masing dengan 1 , 2 , 3 and 0 , -2, 2
c. Apa fungsi dari a dan b? (Jika belum paham, aktifkan script mean(x) and
std(x). Ulangi 1.4b )
d. Mengapa digunakan .* dan bukan * ?
e. Bangkitkan sebuah sinyal acak yang terdistribusi normal dengan mean (1)
dan standard deviation (1)
Percobaan 1.5 Signal Smoothing
Program P1_5 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_5
% Signal Smoothing by Averaging

5|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
clf;
R = 51;
d = 0.8*(rand(R,1) - 0.5); % Generate random noise
m = 0:R-1;
s = 2*m.*(0.9.^m); % Generate uncorrupted signal
x = s + d'; % Generate noise corrupted signal
subplot(2,1,1);
plot(m,d','r-',m,s,'g--',m,x,'b-.');
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
legend('d[n] ','s[n] ','x[n] ');
x1 = [0 0 x];x2 = [0 x 0];x3 = [x 0 0];
y = (x1 + x2 + x3)/3;
subplot(2,1,2);
plot(m,y(2:R+1),'r-',m,s,'g--');
legend( 'y[n] ','s[n] ');
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
Tugas Modul
a. Tunjukkan sinyal yang dibangkitkan dari menjalankan Program 1.5
b. Uncorrupted signal s[n] adalah :
c. Additive noise d[n] adalah :
d. Apakah pernyataan x = s + d bisa digunakan untuk membangkitkan
sebuah noise corrupted signal? Jelaskan alasannya.
e. Hubungan antara sinyal x1, x2, x3, dan sinyal x adalah :
f. Sebutkan fungsi dari perintah legend
g. Sebutkan fungsi dari argumen ‘r-’ & ‘g--‘ f
h. *Buatlah sinyal yang lebih smooth dengan delay sebanyak 5 samples
dan bandingkan dengan sinyal sebelumnya!
SINYAL JENIS LAIN
Percobaan 1.6 Squarewave, Triangle, and Sawtooth Signal
Tugas Modul
a. Bangkitkan sebuah sinyal linear y = ax + b dalam range [1..100] menggunakan
for. Contoh: [1 4 7 10…298]
b. Bangkitkan sebuah sinyal periodik dengan time period minimum 4 samples
dalam range [1..100]. Contoh: [1 2 5 4 3 1 2 5 4 3 … 1 2 5 4 3]
c. Bangkitkan sinyal DC Squarewave, AC Squarewave, dan Sawtooth dengan
amplitudo 1 and periode 10 dalam range [1..100]. Gunakan perintah
subplot.

6|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa itu MATLAB?
Jawaban : MATLAB adalah platform pemrograman yang menggunakan bahasa
berbasis matriks sehingga umumnya digunakan untuk menganalisis data,
membuat algoritma, serta menciptakan pemodelan dan aplikasi. Aplikasi ini juga
sering dimanfaatkan untuk mengembangkan deep learning, machine learning,
dan hal-hal terkait lainnya. Matlab dilengkapi dengan IDE sendiri (Integrated
Development Environment) dan kumpulan library. Matlab merupakan singkatan
dari istilah “Matrix Laboratory” karena pada awalnya disebut sebagai bahasa
pemrograman matriks. Matlab adalah bahasa pemrograman generasi keempat.
Matlab pertama kali ditemukan oleh Cleve Moler, yang pada saat itu adalah
Ketua departemen Ilmu Komputer di University of New Mexico. Tujuannya adalah
untuk menemukan cara alternatif untuk melakukan aljabar linier dan komputasi
numerik untuk murid-muridnya tanpa harus menggunakan Fortran. Kemudian
pada tahun 1984, Cleve Molar bersama dengan Steve Bangart dan Jack Little –
yang mengenali potensi komersial Matlab, menemukan MathWorks. MathWorks
merilis versi resmi pertama Matlab pada tahun 1984.
Beberapa kegunaan Matlab adalah :
• Melakukan aljabar linier numerik
• Perhitungan numerik dari Matriks
• Analisis dan visualisasi data
• Merencanakan grafik untuk kumpulan data yang lebih besar
• Mengembangkan algoritma
• Membuat interface untuk user yaitu GUI- Graphical User Interface dan aplikasi
lainnya yaitu API – Application Programming Interface.
Matlab bisa dibilang adalah versi kalkulator yang lebih canggih yang dapat
dijalankan di komputer atau perangkat seluler. Seseorang dapat
menggunakannya untuk melakukan operasi dengan memanfaatkan command
line interface serta text editor. Matlab juga dapat digunakan untuk menulis
program dan fungsi yang melakukan task secara kontinyu. IDE Matlab memiliki
ikon "help", yang terdiri dari penjelasan rinci tentang cara kerjanya. Fitur ini
sangat bermanfaat bagi orang yang baru memulai Matlab.
Matlab membuat kode cepat. Kode dicompile menggunakan JIT- just-in-time
compiler, pemanggilan library dioptimalkan dan task untuk melakukan operasi
matematika didistribusikan di antara core komputer. Dengan Matlab, seseorang
dapat menjalankan algoritma secara paralel yang membuat eksekusi lebih cepat.
Dibandingkan dengan Java, pengembangan algoritma di Matlab jauh lebih cepat
dan lebih kuat. Ini memungkinkan kita memuat data dari berbagai sumber dan
memvisualisasikannya. IDE Matlab menyediakan akses ke aplikasi interaktif yang

7|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
memungkinkan kita untuk melakukan operasi komputasi secara interaktif dengan
memberikan visual dari operasi ini sehingga memungkinkan kita
memvisualisasikan bagaimana berbagai algoritma menginterpretasikan data kita.
Seseorang juga dapat merancang aplikasi kustom mereka sendiri serta
menggunakan aplikasi yang dirancang oleh pengguna Matlab lainnya.
Dengan menggunakan Matlab kita dapat menerapkan dan merancang berbagai
algoritma. kita dapat memuat data dari berbagai sumber seperti file, database,
atau web untuk menganalisis data dan memvisualisasikannya menggunakan
aplikasi visualisasi Matlab yang memberi kita berbagai plot grafik untuk dipilih. Ini
juga membuatnya lebih mudah untuk bekerja dengan kumpulan data yang lebih
besar. Matlab sebagai produk matematika berisi perpustakaan fungsi matematika
yang memungkinkan kita untuk melakukan aljabar linier dan perhitungan matriks.
Hal ini juga membantu untuk memudahkan analisis data. Membuat model data,
prototipe, dan simulasi data dapat dicapai. Kita juga dapat mendesain interface
untuk pengguna serta aplikasi pemrograman lain untuk mempermudah bekerja
dengan Matlab.
Beberapa keuntungan menggunakan Matlab :
• Matlab menyediakan IDE tercepat untuk perhitungan matematis matriks dan
aljabar linier.
• Berisi paket library matematika terbaik untuk memberikan dukungan untuk
semua bidang matematika, mulai dari penjumlahan sederhana hingga invers
matriks, dll.
• Matlab memberikan dukungan multi-threading dan pengumpulan garbage
untuk memfasilitasi eksekusi paralel dari algoritma.
• Sistem grafisnya (Simulink) mencakup perintah untuk visualisasi data dua
dimensi dan tiga dimensi, pemrosesan gambar, presentasi grafis, dan animasi
yang menyediakan visualisasi plot dan diagram berkualitas tinggi.
2. Sebutkan dan jelaskan tipe sinyal dasar?
Jawaban : Sinyal dasar diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan sifat dari
variabel bebasnya yaitu Sinyal dasar waktu kontinyu dan Sinyal dasar waktu
diskrit. Suatu sinyal x(t) dapat disebut dengan sinyal waktu kontinyu jika t
merupakan variabel kontinyu. Jika t merupakan variabel diskrit, yaitu x(t)
didefinisikan pada waktu diskrit maka x(t) disebut sinyal waktu diskrit. Sinyal
waktu diskrit disebut juga sekuen dari bilangan, dan dinotasikan sebagai x[n].
Sinyal waktu diskrit juga dapat diperoleh dengan melakukan sampling suatu
sinyal waktu kontinyu x(t), x(t0), x(t1),..., x(tn) atau disingkat x[0], x[1],...,x[n]. x n
disebut sample, sedangkan interval waktunya disebut interval sampling.

8|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Gambar (a) adalah sinyal waktu kontinyu dan gambar (b) adalah sinyal waktu
diskrit
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa fungsi yang ada pada MATLAB?
Jawaban :
1. Fungsi pengatur umum
>> help fungsi : untuk mengetahui petunjuk pemakaian suatu fungsi
>> type file.m : untuk menampilkan isi dari M-File
>> pwd : untuk mengetahui subdirektori aktif
>> cd a\ data : memindahkan suatu direktori aktif ke direktori lain yaitu A dalam
subdirectori data
>> dir : untuk menampilkan isi direktori
>> !ren file 1.txt file 1.m : merubah nama file1.txt menjadi file 1.m
2. Fungsi pengatur variabel dan areal kerja
>> save filename : untuk menyimpan variabel dalam file.mat
>> load filename : untuk memanggil data yang disimpan dalam file.mat
>> clear : untuk menghapus variabbel terdefinisi
>> pack : untuk memampatkan pemakaian memory lembar kerja
>> size(A) : untuk mengetahui ordo matrik A
>> max(A) atau min(A) : untuk mengetahui nilai terbesar dan terkecil dari elemen
matrik A
>> length(A) : menginformasikan bilangan terbesar dari ordo matrik A
>> clc: membersihkan layar lembar kerja
3. Operator numerik dan matrik
>>  : penjumlahan dan penguragan

9|EE184304||Praktikum Sinyal dan Sistem


LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
>> *, ^ : perkalian dan perpangkatan
>> /, \ : pembagian kanan untuk bilangan dan pembagian kiri untuk matrik dan
vektor
>> ‘ : transpose vektor atau matrik
4. OPERATOR array
>>  : penjumlahan dan penguragan
>> .*,. ^ : perkalian dan perpangkatan
>> ./, .\ : pembagian kanan untuk bilangan dan pembagian kiri untuk matrik dan
vektor
>> ‘ : transpose vektor atau matrik
Penambahan titik dalam operator array disebabkan adanya operasi sederetan
bilangan dalam waktu yang bersamaan. Contoh array x = 0:0.1:10
5. Operator logika dan relasional
>> <, <= : lebih kecil dan lebih kecil sama dengan
>> >, >= : lebih besar dan lebih besar sama dengan
>> = : sama atau ekuivalen
>> ~= : tidak sama atau tidak ekuivalen
>> &, |, ~ : dan, atau, tidak
6. Penulisan fungsi matematika
>> abs(x) : fungsi untuk menghasilkan nilai absolut dari x
>> sign(x) : fungsi untuk menghasilkan nilai -1 jika x<0, 0 jika x=0 dan 1 jika x>1
>> exp(x) : untuk menghasilkan nilai eksponensian natural, ex
>> log(x) : untuk menghasilkan nilai logaritma natural x, ln x
>> log10(x) : untuk menghasilkan nilai logaritma dengan basis 10, x 10 log
>> sqrt(x) : untuk menghasilkan akar dari nilai x, x
>> rem(x,y) : untuk menghasilkan nilai modulus (sisa pembagian) x terhadap y
7. Fungsi M-file
>> disp (‘karakter’) : menampilkan karakter (string)
>> num2str : mengkonversi numerik menjadi string
>> input : meminta user memberikan input
>> pause : menghentikan program sampai user menekan <ENTER>
>> pause(n) : berhenti selama n detik

10 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
4. Jelaskan mengenai sinyal digital dan analog? Sebutkan pengaplikasiannya?
Jawaban :
Sinyal analog adalah bentuk energi listrik (tegangan, arus, atau daya
elektromagnetik) yang memiliki hubungan linier antara besaran listrik dan nilai
yang diwakili oleh sinyal tersebut. Sinyal yang amplitudonya mengambil semua
nilai dalam rentang kontinu disebut sinyal analog. Sinyal Analog bersifat kontinu
dan bervariasi terhadap waktu. Sinyal analog bisa periodik atau non-periodik.
Tegangan, arus, frekuensi, tekanan, suara, cahaya, suhu adalah variabel fisik
yang diukur perubahannya terhadap waktu untuk mendapatkan informasi. Ketika
grafik tegangan versus waktu diplot, kita melihat kurva dengan nilai kontinu
seperti gelombang sinus. Sinyal-sinyal ini lebih rentan terhadap noise saat
melewati medium. Noise ini mengakibatkan hilangnya informasi dalam sinyal.
Analog to digital converter mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital dengan
proses yang disebut sampling dan kuantisasi. Gelombang suara diubah menjadi
urutan sampel dengan proses Sampling.
Contoh sinyal analog adalah:
• Pemancar konvensional (lama), transduser mengirimkan data dalam mode
analog.
• Sinyal termasuk sinyal audio yang ditransmisikan melalui kabel, sinyal video
yang disiarkan menggunakan teknologi lama, sinyal radio, dan jam tangan
analog.
Sinyal Digital
Sinyal, yang amplitudonya hanya mengambil nilai terbatas disebut sinyal Digital.
Sinyal digital bersifat diskrit, hanya berisi nilai tertentu. Sinyal digital membawa
data biner yaitu 0 atau 1 dalam bentuk bit, hanya dapat berisi satu nilai pada
periode waktu tertentu. Sinyal digital direpresentasikan sebagai gelombang kotak
atau sinyal clock. Nilai minimum adalah 0 volt sedangkan nilai maksimum adalah
5 volt. Sinyal digital lebih sedikit terkena noise dibandingkan dengan sinyal
analog. Transmisi data digital dalam saluran analog dilakukan dengan proses
yang disebut Modulasi. Modulasi amplitudo adalah proses di mana data digital
diubah menjadi sinyal analog menggunakan sinyal pembawa frekuensi tunggal.
Demikian pula Frequency Shift Keying menggunakan sinyal pembawa amplitudo
konstan dan dua frekuensi untuk membedakan antara 1 dan 0. Saat ini
penggunaan sinyal digital untuk transmisi informasi telah meningkat pesat di
setiap bidang penggunaan karena aplikasi dan sifat sinyal digital lebih produktif
dibandingkan dengan sinyal analog.
Contoh sinyal digital adalah:
• Pemancar pintar menggunakan berbagai protokol mengirimkan data melalui
sinyal analog dan digital.
• Jam tangan digital.

11 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
• Sinyal video digital.
• CD.
• DVD.
• Komputer.

TUGAS MODUL
PERCOBAAN
PEMBANGKITAN SEQUENCES
Percobaan 1.1 Unit Impuls dan Unit Step Sequences
Program P1_1 merupakan sebuah program yang membangkitkan unit impulse
function. Script dari program tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_1
% Generation of a Unit Impulse Sequence
clf;
% Generate a vector from -10 to 20
n = -10:20;
% Generate the unit impulse sequence
u = [zeros(1,10) 1 zeros(1,20)];
% Plot the unit impulse sequence
stem(n,u);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Unit Sample Sequence');
axis([-10 20 0 1.2]);
Tugas Modul
a. Tunjukkan unit impulse sequence u[n] yang dibangkitkan oleh Program P1_1.

b. Sebutkan fungsi dari perintah clf , axis , title , xlabel dan


ylabel. Jawaban :

12 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
clf “clear figure” untuk mengosongkan figure window yang ada sebelumnya
axis untuk menentukan range sumbu x dan sumbu y
title untuk memberikan teks judul pada plot
xlabel untuk memberikan label/keterangan mengenai besaran yang
ditunjukkan oleh sumbu x
ylabel untuk memberikan label/keterangan mengenai besaran yang
ditunjukkan oleh sumbu y

c. Ubah Program P1_1 untuk membangkitkan sebuah delayed unit impulse


sequence ud[n] dengan delay sebanyak 11 samples dan tunjukkan
sequence yang dibangkitkan oleh program tersebut.
Jawaban :
% Program P1_1
% Generation of a Unit Impulse Sequence
clf;
% Generate a vector from -10 to 20
n = -10:20;
% Generate the unit impulse sequence
u = [zeros(1,10+11) 1 zeros(1,20-11)];
% Plot the unit impulse sequence
stem(n,u);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Unit Sample Sequence');
axis([-10 20 0 1.2]);

d. Ubah Program P1_1 untuk membangkitkan sebuah unit step sequence s[n]
dan tunjukkan sequence yang dibangkitkan oleh program tersebut.
Jawaban :
% Program P1_1
% Generation of a Unit Impulse Sequence
clf;

13 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
% Generate a vector from -10 to 20
n = -10:20;
% Generate the unit impulse sequence
u = [zeros(1,10) ones(1,21)];
% Plot the unit impulse sequence
stem(n,u);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Unit Sample Sequence');
axis([-10 20 0 1.2]);

e. Ubah Program P1_1 untuk membangkitkan sebuah unit step sequence sd[n]
yang mendahului 7 samples dan tunjukkan sequence yang dibangkitkan oleh
program tersebut.
Jawaban :
% Program P1_1
% Generation of a Unit Impulse Sequence
clf;
% Generate a vector from -10 to 20
n = -10:20;
% Generate the unit impulse sequence
u = [zeros(1,10-7) ones(1,21+7)];
% Plot the unit impulse sequence
stem(n,u);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Unit Sample Sequence');
axis([-10 20 0 1.2]);

14 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Percobaan 1.2 Membangkitkan Spesial Function Sequences


Programs P1_2 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.

% Program P1_2
% Generation of special sequence
clf;
% First function
c1 = -(1/12)+(pi/6)*i; K1 = 2; n1 = 0:40;
x1 = K1*exp(c1*n1);
% Second function
n2 = 0:35; a2 = 1.2; K2 = 0.2;
x2 = K2*a2.^n2;
% Third function
n3 = 0:99;
f3 = 0.1;
phase3 = 0;
A3 = 2;
arg = 2*pi*f3*n3 - phase3;
x3 = A3*sin(arg);
% Name this process
subplot(2,2,1);
stem(n1,real(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Real part');
subplot(2,2,2);
stem(n1,imag(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Imaginary part');
subplot(2,2,3);
stem(n2,x2);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');

15 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
title('Second function');
subplot(2,2,4);
stem(n3,x3);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Third function');
Tugas Modul
a. Tunjukkan sequence yang dihasilkan dengan menjalankan program tersebut.
Fungsi apakah itu?
Jawaban :

b. Parameter mana yang mengubah laju pertumbuhan atau penyusutan


sequence? Parameter mana yang mengubah amplitude sequence?
Jawaban :
Laju penyusutan dari fungsi 1 dipengaruhi oleh parameter c1
Laju pertumbuhan dari fungsi 2 dipengaruhi oleh parameter a2
Yang mengubah amplitude sequence 1 dan 2 adalah parameter K1
Yang mengubah amplitude sequence 3 adalah parameter K2
Yang mengubah amplitude sequence 4 adalah parameter A3

c. Tunjukkan hasil dari mengubah parameter c1 menjadi (1/12)+(pi/6)*i


Jawaban :

16 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

d. Sebutkan fungsi dari operator real dan imag


Jawaban :
real untuk menyajikan bagian real dari fungsi
imag untuk menyajikan bagian imajiner dari fungsi
e. Sebutkan fungsi dari perintah subplot, axis, grid
Jawaban :
subplot untuk menampilkan beberapa plot dalam satu figure.
axis untuk menentukan range sumbu x dan sumbu y
grid untuk menampilkan grid pada plot yang telah dibuat
f. Tunjukkan sequence ketiga yang dibangkitkan dengan menjalankan program
tersebut. Fungsi apakah itu?
Jawaban :

Ini adalah fungsi sinusoidal


g. Sebutkan perbedaan dari operator ^ dan .^

17 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Jawaban :
Operator ^ digunakan untuk pemangkatan matriks
Operator.^ digunakan untuk operasi perpangkatan elemen-elemen antar
matrik dengan dimensi yang sama atau operasi scalar dengan matrik [1,j]
h. Mengapa function kedua tidak bisa menggunakan operator ^ saja?
Jawaban :
Karena pada fungsi kedua yaitu (x2 = K2*a2.^n2) parameter a2 adalah
skalar dan parameter n2 adalah matriks baris sehingga diperlukan .^ untuk
memangkatkan a2 dengan setiap elemen pada n2.
i. Sequence mana yang berubah jika parameter a2 diubah menjadi 0.9 dan
parameter K2 diubah menjadi 20? Tunjukkan hasil plot nya!
Jawaban :

Sequence ke 3 akan berubah menjadi penyusutan

j. Panjang (pada sumbu x) dari sequence adalah :


Jawaban :
Panjang sumbu x pada sequence 1 adalah 41 (0:40), sequence 2 sepanjang
41 (0:40), dan sequence 3 sepanjang 36 (0:35), sequence 4 sepanjang 100
(0:99)
k. Hal tersebut bisa diubah dari code nya pada baris ke- pada program
Jawaban :
5 pada sequence 1 dan 2, 8 pada sequence 3, dan 11 pada sequence 4
l. Tunjukkan bagaimana ia membangkitkan sinyal dengan jumlah sampling lebih
banyak (beri contoh command line dan panjangnya):
Jawaban :
sinyal dengan jumlah sampling lebih banyak dapat dihasilkan dengan cara
memperbesar nilai n, misalnya pada sequence 1 jika ingin diperbanyak
samplingnya sebesar 61 maka dapat ditulis n1 = 0:60
m. Berapa banyak energi dari real-valued exponential sequences x[n] yang
dihasilkan di 1.2f dan 1.2h (gunakan perintah sum, dan jelaskan apa itu
energi)
18 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Jawaban :
Energi adalah hasil dari penjumlahan setiap nilai pada stem grafik yang
tergambar
Pada 1.2f besar dari penjumlahan tiap tiap stem grafik adalah 707.8019
Pada 1.2h besar dari penjumlahan tiap tiap stem grafik adalah 195.4943

n. Frekuensi dari sequence terakhir adalah:


 Hal tersebut berada dalam parameter:
 Parameter yang mengubah phase:

19 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
 Parameter yang mengubah amplitudo:
 Periode dari sequence adalah:
Jawaban :
Frekuensi dari sequence terakhir adalah: 0.1
 Hal tersebut berada dalam parameter: f3
 Parameter yang mengubah phase: phase 3 mempengaruhi arg
 Parameter yang mengubah amplitudo: A3
Periode dari sequence adalah: 10
o. Ubah program tersebut untuk menghasilkan sebuah sequence sinusoidal
dengan frekuensi 0.9. Tunjukkan sequences yang dihasilkan. Bandingkan
dengan sequence yang dihasilkan sebelumnya;
Jawaban :
% Program P1_2
% Generation of special sequence
clf;
% First function
c1 = -(1/12)+(pi/6)*i; K1 = 2; n1 = 0:40;
x1 = K1*exp(c1*n1);
% Second function
n2 = 0:35; a2 = 1.2; K2 = 0.2;
x2 = K2*a2.^n2;
% Third function
n3 = 0:99;
f3 = 0.9;
phase3 = 0;
A3 = 2;
arg = 2*pi*f3*n3 - phase3;
x3 = A3*sin(arg);
% Name this process
subplot(2,2,1);
stem(n1,real(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Real part');
subplot(2,2,2);
stem(n1,imag(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Imaginary part');
subplot(2,2,3);
stem(n2,x2);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Second function');
subplot(2,2,4);
stem(n3,x3);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Third function');

20 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

p. Bangkitkan sebuah sequence sinusoidal dengan panjang 50, frekuensi 0.08,


amplitudo 2.5, and phase shift 90.
Jawaban :
clf;
n3 = 0:49;
f3 = 0.08;
phase3 = 90;
A3 = 2.5;
arg = 2*pi*f3*n3 - phase3;
x3 = A3*sin(arg);
stem(n3,x3);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Third function');

21 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

q. Ganti semua perintah stem pada program sebelumnya dengan perintah


 plot. Tunjukkan plot yang diperoleh. Bandingkan dengan sequence
yang dihasilkan sebelumnya
 stairs. Tunjukkan plot yang diperoleh. Bandingkan dengan sequence
yang dihasilkan sebelumnya
Jawaban :
Jika stem diganti plot :
% Program P1_2
% Generation of special sequence
clf;
% First function
c1 = -(1/12)+(pi/6)*i; K1 = 2; n1 = 0:40;
x1 = K1*exp(c1*n1);
% Second function
n2 = 0:35; a2 = 1.2; K2 = 0.2;
x2 = K2*a2.^n2;
% Third function
n3 = 0:99;
f3 = 0.1;
phase3 = 0;
A3 = 2;
arg = 2*pi*f3*n3 - phase3;
x3 = A3*sin(arg);
% Name this process
subplot(2,2,1);
plot(n1,real(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Real part');
subplot(2,2,2);
plot(n1,imag(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Imaginary part');
subplot(2,2,3);

22 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
plot(n2,x2);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Second function');
subplot(2,2,4);
plot(n3,x3);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Third function');

Jika menggunakan perintah plot, maka sinyal yang terbentuk adalah sinyal
kontinyu
Jika stem diganti stairs :
% Program P1_2
% Generation of special sequence
clf;
% First function
c1 = -(1/12)+(pi/6)*i; K1 = 2; n1 = 0:40;

23 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
x1 = K1*exp(c1*n1);
% Second function
n2 = 0:35; a2 = 1.2; K2 = 0.2;
x2 = K2*a2.^n2;
% Third function
n3 = 0:99;
f3 = 0.1;
phase3 = 0;
A3 = 2;
arg = 2*pi*f3*n3 - phase3;
x3 = A3*sin(arg);
% Name this process
subplot(2,2,1);
stairs(n1,real(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Real part');
subplot(2,2,2);
stairs(n1,imag(x1));
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('First function Imaginary part');
subplot(2,2,3);
stairs(n2,x2);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Second function');
subplot(2,2,4);
stairs(n3,x3);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Third function');

24 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

SINYAL ACAK DAN OPERASI DASAR


Percobaan 1.3 Sinyal Acak yang Terdistribusi Secara Uniform (kenapa
uniform?)
Programs P1_3 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_3
% Generation of a uniformly distributed Random Sequence
n = 1:100;
A = 2;
x = A*rand(1,100)-ones(1,100);
clf;
stem(n,x);
axis([1 100 -4 4]);
grid;
title('Uniformly distributed Random Sequence');
xlabel('Time index n');
ylabel('Amplitude');
axis;
Tugas Modul
a. Tunjukkan sinyal yang dihasilkan dari menjalankan Program P1_3
Jawaban :

25 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

b. Hilangkan perintah ones(1,100). Tunjukkan sinyal tersebut.


Jawaban :

c. Ubah variabel A menjadi 0,1,3,dan 5. Tunjukkan sinyal tersebut dan jelaskan


perubahan yang terjadi.
Jawaban :
A=0

26 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

A=1

A=3

27 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

A=5

d. Sebutkan fungsi dari A , rand(1,100), ones(1,100)


Jawaban :
A merupakan parameter amplitudo
rand(1,100)merupakan fungsi yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal
acak 0 sampai 1 pada rentang n=1 sampai n=100
ones(1,100) merupakan fungsi yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal
dengan amplitude 1 pada range n=1 sampai n=100

e. Buatlah program MATLAB yang dapat membangkitkan sinyal acak dengan


panjang 100 dan elemen yang terdistribusi secara uniform pada interval [-2,2].
Buatlah plot dari program tersebut untuk mengetahui hasilnya. (Kunci:
gunakan program sebelumnya untuk mendapatkan interval [-2,2].
Jawaban :

28 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

n = 1:100;
A = 4;
x = A*rand(1,100)-2*ones(1,100);
clf;
plot(n,x);
axis([1 100 -2 2]);
grid;
title('Uniformly distributed Random Sequence');
xlabel('Time index n');
ylabel('Amplitude');
axis;

f. Program MATLAB yang digunakan untuk menghasilkan dan menampilkan 5


sampel sequence sebuah sinyal sinusoidal acak dengan panjang 31.
{X[n]} = {Acos(ωn +φ )}
dimana amplitude dan phase A merupakan variable acak yang statistically
independent yang memiliki distribusi probabilitas secara uniform antara (untuk
amplitudo) and antara 0 ≤ φ ≤ 2π (untuk phase). Kemudian muncullah juga 5
sample sequence yang diperoleh dari menjalakan program pada 5 waktu
berbeda.
Jawaban :
clf;

A = rand(1,1);
phase = 2*pi*rand(1,1);
t = (0:31*5)/5;
y = A*cos(t+phase);
stem(t,y);
title('Sinyal Sinusoidal Acak');

29 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
xlabel('time');
ylabel('amplitude');

30 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

31 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

32 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Percobaan 1.4 Sinyal Acak dengan Distribusi Normal
Program P1_4 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_4
% Generation of a normally distributed Random Sequence
n = 1:100;
a = 5;
b = 1;
x = a.*randn(1,100)+b;
%mean(x)
%std(x)
clf;
stem(n,x);
axis([1 100 -5 5]);
grid;
title('Normally distributed Random Sequence');
xlabel('Time index n');
ylabel('Amplitude');
axis;
Tugas Modul
a. Tunjukkan sinyal yang dibangkitkan oleh program 1.4
Jawaban :

b. Substitusi a dan b masing-masing dengan 1 , 2 , 3 and 0 , -2, 2


Jawaban :
a=1, b=0

33 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

a=2, b=-2

a=3, b=2

34 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

c. Apa fungsi dari a dan b? (Jika belum paham, aktifkan script mean(x) and
std(x). Ulangi 1.4b ) a mempengaruhi standar deviasi, b memperngaruhi mean
Jawaban :
a berfungsi untuk menentukan standar deviasi dari sinyal acak yang akan diplot
b berfungsi untuk menentukan mean dari sinyal acak
d. Mengapa digunakan .* dan bukan * ?
Jawaban :
Karena kita menginginkan a dikali tiap elemen dari matriks baris
randn(1,100)+b sehingga digunakan operator .* dengan kata lain fungsi
dari operator .* difungsikan untuk mengalikan suatu scalar dengan matrik [1,j].

e. Bangkitkan sebuah sinyal acak yang terdistribusi normal dengan mean (1)
dan standard deviation (1)
Jawaban :
% Program P1_4
% Generation of a normally distributed Random Sequence
n = 1:100;
a = 1;
b = 1;
x = a.*randn(1,100)+b;
%mean(x)
%std(x)
clf;
stem(n,x);
axis([1 100 -5 5]);
grid;
title('Normally distributed Random Sequence');
xlabel('Time index n');
ylabel('Amplitude');
axis;

35 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Percobaan 1.5 Signal Smoothing


Program P1_5 membangkitkan sequence dari function tertentu. Script dari program
tersebut terlampir di bawah.
% Program P1_5
% Signal Smoothing by Averaging
clf;
R = 51;
d = 0.8*(rand(R,1) - 0.5); % Generate random noise
m = 0:R-1;
s = 2*m.*(0.9.^m); % Generate uncorrupted signal
x = s + d'; % Generate noise corrupted signal
subplot(2,1,1);
plot(m,d','r-',m,s,'g--',m,x,'b-.');
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
legend('d[n] ','s[n] ','x[n] ');
x1 = [0 0 x];x2 = [0 x 0];x3 = [x 0 0];
y = (x1 + x2 + x3)/3;
subplot(2,1,2);
plot(m,y(2:R+1),'r-',m,s,'g--');
legend( 'y[n] ','s[n] ');
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
Tugas Modul
a. Tunjukkan sinyal yang dibangkitkan dari menjalankan Program 1.5
Jawaban :

36 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

b. Uncorrupted signal s[n] adalah :


Jawaban :
Uncorrupted signal s[n] adalah sinyal asli yang dibangkitkan
c. Additive noise d[n] adalah :
Jawaban :
Additive noise d[n] adalah sinyal noise yang dibangkitkan secara acak.
d. Apakah pernyataan x = s + d bisa digunakan untuk membangkitkan
sebuah noise corrupted signal? Jelaskan alasannya.
Jawaban :
Tidak bisa, karena s[n] dan d[n] memiliki dimensi yang berbeda
e. Hubungan antara sinyal x1, x2, x3, dan sinyal x adalah :
Jawaban :
x1, x2, x3 merupakan komponen dari sinyal x
f. Sebutkan fungsi dari perintah legend
Jawaban :
Memberi keterangan dari setiap sinyal yang diplot penting dengan
kotak yang terletak di pojok kanan atas
g. Sebutkan fungsi dari argumen ‘r-’ & ‘g--‘ f
Jawaban :
‘r-’’r’ pada argument berfungsi untuk menjadikan garis plot
berwarna merah dan ‘–‘ pada argument adalah menentukan jenis
garis.
‘g--‘ ‘g’ pada argument berfungsi untuk memberikan warna hijau
pada garis plot dan ‘--‘ pada argument menjadikan garis plot
menjadi garis putus-putus dan tersebut
h. *Buatlah sinyal yang lebih smooth dengan delay sebanyak 5 samples
dan bandingkan dengan sinyal sebelumnya!
Jawaban :

37 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
clf;
R = 51;
d = 0.8*(rand(R,1) - 0.5); % Generate random noise
m = 0:R-1;
s = 2*m.*(0.9.^m); % Generate uncorrupted signal
x = s + d'; % Generate noise corrupted signal
subplot(2,1,1);
plot(m,d','r-',m,s,'g--',m,x,'b-.');
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
legend('d[n] ','s[n] ','x[n] ');
x1 = [0 0 0 0 0 x];x2 = [0 0 0 0 x 0];x3 = [0 0 0 x 0 0];
x4 = [0 0 x 0 0 0];x5 = [0 x 0 0 0 0];x6 = [x 0 0 0 0 0];
y = (x1 + x2 + x3 + x4 + x5 + x6)/6;
subplot(2,1,2);
plot(m,y(5:R+4),'r-',m,s,'g--');
legend( 'y[n] ','s[n] ');
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');

SINYAL JENIS LAIN


Percobaan 1.6 Squarewave, Triangle, and Sawtooth Signal
Tugas Modul
a. Bangkitkan sebuah sinyal linear y = ax + b dalam range [1..100] menggunakan
for. Contoh: [1 4 7 10…298]
Jawaban :
clf;
for x = 1:100
a=3;
b=-2;
y(x) = a*x+b;
end
stem(y);
title('Sinyal Linear');

38 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
xlabel('x');
ylabel('y');

b. Bangkitkan sebuah sinyal periodik dengan time period minimum 4 samples


dalam range [1..100]. Contoh: [1 2 5 4 3 1 2 5 4 3 … 1 2 5 4 3]
Jawaban :
clf;
t = 1:100;
A = 3;
phase = 0
f = 0.08;
arg = 2*pi*f*t - phase;
y = A*sin(arg);
stem(t,y);
title('Sinyal Sinusoidal');
xlabel('Waktu');
ylabel('Amplitudo');

39 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

c. Bangkitkan sinyal DC Squarewave, AC Squarewave, dan Sawtooth dengan


amplitudo 1 and periode 10 dalam range [1..100]. Gunakan perintah
subplot. Jawaban :
clf;
t = (1:10000)/100;
A = 1;
f = 1/10;
%DC Squarewave
subplot(2,2,1);
y1 = square (2*pi*f.*t)+1;
plot(t,y1);
axis([0 100 -2 2])
xlabel('Time (sec)');
ylabel('Amplitude');
title('DC Square Periodic Wave');
%AC Squarewave
subplot(2,2,2);
y2 = square (2*pi*f.*t);
plot(t,y2);
axis([0 100 -2 2])
xlabel('Time (sec)');
ylabel('Amplitude');
title('AC Square Periodic Wave');
%Sawtooth
subplot(2,2,[3,4]);
y3 = sawtooth (2*pi*f.*t);
plot(t,y3);
axis([0 100 -2 2])
xlabel('Time (sec)');
ylabel('Amplitude');
title('Sawtooth Periodic Wave');

40 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

TUGAS ASISTENSI
1. sebut dan jelaskan 3 macam toolbox pada matlab
Jawaban :
a. Signal Processing Toolbox™ menyediakan fungsi dan aplikasi untuk
mengelola, menganalisis, melakukan praproses, dan mengekstrak fitur
dari sinyal sampel yang seragam dan tidak seragam. Toolbox
mencakup alat untuk desain dan analisis filter, resampling, smoothing,
detrending, dan estimasi spektrum daya. Signal Processing Toolbox™
dapat digunakan untuk memvisualisasikan dan memproses sinyal
secara bersamaan dalam domain waktu, frekuensi, dan frekuensi
waktu. Dengan aplikasi Filter Designer, Kita dapat merancang dan
menganalisis filter digital FIR dan IIR.
Dengan menggunakan fungsi Toolbox, Kita dapat menyiapkan
kumpulan data sinyal untuk pelatihan model AI dengan fitur rekayasa
yang mengurangi dimensi dan meningkatkan kualitas sinyal. Anda
dapat mengakses dan memproses kumpulan file dan kumpulan data
besar menggunakan penyimpanan data sinyal. Dengan aplikasi Signal
Labeler, Kita dapat membubuhi keterangan atribut sinyal, wilayah, dan
tempat menarik untuk membuat kumpulan sinyal berlabel. Toolbox ini
mendukung akselerasi GPU selain pembuatan kode C/C++ dan
CUDA® untuk pembuatan prototipe desktop dan penerapan sistem
tertanam.
b. Control System Toolbox™ menyediakan algoritme dan aplikasi untuk
menganalisis, merancang, dan menyetel sistem kontrol linier secara
sistematis. Kita dapat menentukan system sebagai fungsi transfer,
state-space, zero-pole-gain, atau model respons frekuensi. Aplikasi
dan fungsi, seperti plot respons langkah dan plot Bode,
41 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
memungkinkan

42 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
untuk menganalisis dan memvisualisasikan perilaku sistem dalam
domain waktu dan frekuensi.
Kita dapat menyetel parameter kompensator menggunakan teknik
interaktif seperti pembentukan loop Bode dan metode root locus. Kotak
alat secara otomatis menyetel kompensator SISO dan MIMO, termasuk
pengontrol PID. Kompensator dapat mencakup beberapa blok merdu
yang mencakup beberapa loop umpan balik. Kita dapat menyetel
pengontrol terjadwal gain dan menentukan beberapa tujuan
penyetelan, seperti pelacakan referensi, penolakan gangguan, dan
margin stabilitas. Kita dapat memvalidasi desain Kita dengan
memverifikasi waktu naik, overshoot, waktu penyelesaian, margin
keuntungan dan fase, dan persyaratan lainnya.
c. Statistik dan Machine Learning Toolbox™ menyediakan fungsi dan
aplikasi untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memodelkan data.
Kita dapat menggunakan statistik deskriptif, visualisasi, dan
pengelompokan untuk analisis data eksplorasi; cocok distribusi
probabilitas ke data; menghasilkan angka acak untuk simulasi Monte
Carlo, dan melakukan uji hipotesis. Algoritme regresi dan klasifikasi
memungkinkan Kita menarik kesimpulan dari data dan membangun
model prediktif baik secara interaktif, menggunakan aplikasi
Classification dan Regression Learner, atau secara terprogram,
menggunakan AutoML.
Untuk analisis data multidimensi dan ekstraksi fitur, Tollbox
menyediakan analisis komponen utama (PCA), regularisasi,
pengurangan dimensi, dan metode pemilihan fitur yang memungkinkan
Kita mengidentifikasi variabel dengan daya prediksi terbaik.Kotak alat
menyediakan algoritme pembelajaran mesin yang diawasi, semi-
diawasi, dan tidak diawasi, termasuk mesin vektor dukungan (SVM),
pohon keputusan yang ditingkatkan, jaring saraf dangkal, k-means, dan
metode pengelompokan lainnya. Kita dapat menerapkan teknik
interpretasi seperti plot ketergantungan parsial, nilai Shapley, dan
LIME, dan secara otomatis menghasilkan kode C/C++ untuk
penerapan yang disematkan. Blok Simulink asli memungkinkan Kita
menggunakan model prediktif dengan simulasi dan desain Berbasis
Model. Banyak algoritma toolbox dapat digunakan pada kumpulan data
yang terlalu besar untuk disimpan dalam memori.
2. apa perbedaan menjalankan program menggunakan command window,
editor, dan live script?
Jawaban :
a. Pada command window program akan dieksekusi secara langsung
perbaris ketika enter ditekan
b. Pada editor program akan dieksekusi ketika menekan tombol run,
sehingga program dapat diedit secara keseluruhan terlebih dahulu dan
dijalankan kemudian

43 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
c. Live script memiliki prinsip kerja yang sama dengan editor yang
memungkinkan kita untuk mengedit program terlebih dahulu, dalam live
script program akan dieksekusi secara real time. Program yang diketikkan
akan langsung dieksekusi.’
KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat kita tarik beberapa kesimpulan.
Pertama, kita dapat membangkitkan sinyal unit step dan unit impulse dengan
menggunakkan fungsi zeros dan ones serta kita dapat menggeser-geser dengan
memasukkan nilai yang diinginkan. Kedua, kita mempelajari macam-macam sinyal
seperti eksponensial dan sinusoidal. Selain itu, kita juga bisa menganalisis fungsi-
fungsi yang terkandung dalam grafik seperti imag, real, subplot, axis, grid, dan
lainnya. Ketiga, kita dapat membangkitkan sinyal yang menghasilkan nilai acak
menggunakkan fungsi rand yang menghasilkan nilai antara 0-1. Kita juga dapat
membangkitkan fungsi acak dengan distribusi normal dengan menggunakkan fungsi
randn. Keempat, sinyal yang memiliki noise dapat diperhalus dengan memberikan
sinyal smoothing dengan mengambil jumlah sample komponen dari sinyal asli
kemudian dibagi dengan banyaknya sample komponen yang diambil. Kelima, kita
dapat membangkitkan beragam jenis sinyal seperti linear, periodic, sawtooth, dan
squarewave. Khusus untuk membuat sinyal sawtooth dan squarewave kita harus
dibantu dengan menambahkan add on/aplikasi tambahan seperti signal analyzer.

LAMPIRAN

44 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
MODUL 2
SISTEM WAKTU KONTINYU DAN DISKRIT: REPRESENTASI DOMAIN WAKTU
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa itu konvolusi?
2. Jelaskan sistem Linear Time Invariant (LTI)?
3. Jelaskan pengertian sistem memoryless dan memory?
SIMULASI SISTEM WAKTU KONTINYU
Percobaan 2.1 Representasi Waktu Kontinyu
% Program P2_1
%pengenalan syms
clear;
clf;
syms f(t);
f(t)=t^2-1;
pretty(f(t));
ezplot(f(t));
xlabel('Time index t'); ylabel('fungsi');
title('Fungsi t^2-1');
axis([-10 10 -2 10]);
Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
b. Buatlah fungsi eksponensial, sinusoidal dan unit step menggunakan script
diatas

Percobaan 2.2 Menyelesaikan persamaan differensial dengan syms


% Program P2_2
%Persamaan differensial
clear;
clf;
eps=-0.00000001;
syms x(t) ys(t) y(t);
x(t)=heaviside(t)*exp(-2*t);
dys=diff(ys);
y(t)=dsolve(ys+3*dys+2*diff(ys,2)==x,ys(eps)==0,dys(eps)=
=0);
pretty(y(t));
Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
b. Selesaikan persamaan yt+5y(t)=u(t), dengan u unit step
Percobaan 2.3 Linearitas Sistem
2.3.1
% Program P2_3_1
clear;
clf;
syms x(t) ya(t) yb(t) x1(t) x2(t) y1(t) y2(t) ys(t) e;

45 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
x1(t)=sin(10*pi*t);
x2(t)=cos(12*pi*t);
x=x1+2*x2;
ya(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x,ys(0)==0); %baris ke-8
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
y1(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x1,ys(0)==0); %baris ke-11
y2(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x2,ys(0)==0); %baris ke-12
yb=y1+2*y2;
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
e=ya-yb;
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
b. Dilihat dari nilai, apakah ya dan yb keduanya sama?
c. Dilihat dari grafik apakah ya dan yb keduanya sama?
d. Apakah Sistem Linier?
e. Pada baris ke 8,11 dan 12, apabila kondisi awal ys(0)==0 diganti ys(0)==1,
apakah sistem tetap linier?
2.32

% Program P2_3_2
clear;
clf;
syms x(t) ya(t) yb(t) x1(t) x2(t) y1(t) y2(t) ys(t) e;
x1(t)=exp(-2*t);
x2(t)=exp(-5*t);
x=x1+x2;
ya=x^2;
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
axis([0 3 0 6.2]);
y1=x1^2;
y2=x2^2;
yb=y1+y2;
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
axis([0 3 0 6.2]);
e=ya-yb;
subplot(3,1,3);
ezplot(e);
axis([0 3 0 6.2]);

Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas, apakah sistem diatas linier?

46 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Percobaan 2.4 Time Variant-Invariant


2.4.1

% Program P2_4_1
clear;
clf;
eps=-0.00001;
syms x(t) ya(t) yb(t) ys(t) e;
x(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
ya(t)=dsolve(ys+diff(ys)==x,ys(eps)==0);%baris ke 7
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
axis([0 3 0 0.5]);
yb(t)=dsolve(ys+diff(ys)==x(t-1),ys(eps)==0); %baris ke
11
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
axis([0 3 0 0.5]);
e(t)=ya(t-1)-yb(t);
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

Tugas Modul:
b. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
c. Dilihat dari nilai, apakah ya dan yb keduanya sama?
d. Dilihat dari grafik apakah ya dan yb keduanya sama?
e. Apakah Sistem Time-Invariant?
f. Pada baris ke 7 dan 11 apabila kondisi awal ys(0)==0 diganti ys(0)==1,
apakah sistem tetap Time-Invariant?
2.4.2

% Program P2_4_2
clear;
clf;
eps=-0.00001;
syms x(t) ya(t) yb(t) ys(t) e tau;
x(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
ya(t)=int(x(tau)*tau,tau,0,t);
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
axis([0 3 0 0.5]);
yb(t)=int(x(tau-1)*tau,tau,0,t);
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
axis([0 3 0 0.5]);
e(t)=ya(t-1)-yb(t);

47 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas, apakah sistem diatas Time-Invariant?

Percobaan 2.5 Konvolusi


% Program 2_5
% konvolusi
syms x(t) h(t) y(t) tau;
eps=0.000001;
h(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
x(t)=heaviside(t);
y(t)=int(x(tau)*h(t-tau),tau,-inf,inf); %konvolusi dua
fungsi
pretty(y(t));
Tugas Modul
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
b. Konvolusikan sinyal xt=te-tu(t) dan ht=e-2tu(t)
2.6 Representasi sistem dalam bentuk respon impulse

%Program 2_6
%respon impulse
syms x(t) h(t) ya(t) yb(t) ys(t) dys(t) ddys(t) tau;
eps=-0.00001;
x(t)=heaviside(t);
dys(t)=diff(ys); ddys(t)=diff(dys);
ya(t)=dsolve(ys+5*dys+6*ddys==x,ys(eps)==0,dys(eps)==0);
%mencari nilai output dengan memasukkan input
pretty(ya);
h(t)=dsolve(ys+5*dys+6*ddys==dirac(t),ys(eps)==0,dys(eps)
==0); %mencari respon impulse
yb(t)=int(x(tau)*h(t-tau),tau,-inf,inf); %konvolusikan
respon impulse dengan input
pretty(yb);

Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
b. Dilihat dari nilai ya dan yb apakah keduanya bernilai sama?
c. Tambahkan script ezplot(ya-yb); apakah nilai dari ya dan yb sama?
Simulasi Sistem Waktu Diskrit
Program 2.7 Sistem Linear dan Nonlinear

% Program P2_3
% Generate the input sequences
clf;

48 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
n = 0:40;
a = 2;b = -3;
x1 = cos(2*pi*0.1*n);
x2 = cos(2*pi*0.4*n);
x = a*x1 + b*x2;
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Set zero initial conditions
y1 = filter(num,den,x1,ic); % Compute the output y1[n]
y2 = filter(num,den,x2,ic); % Compute the output y2[n]
y = filter(num,den,x,ic); % Compute the output y[n]
yt = a*y1 + b*y2;
d = y - yt; % Compute the difference output d[n]
% Plot the outputs and the difference signal
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitude');
title('Output Due to Weighted Input: a \cdot x_{1}[n] + b
\cdot x_{2}[n]');
subplot(3,1,2)
stem(n,yt);
ylabel('Amplitude');
title('Weighted Output: a \cdot y_{1}[n] + b \cdot
y_{2}[n]');
subplot(3,1,3)
stem(n,d);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Difference Signal');
Tugas Modul:
a. Output y[n], diperoleh dengan input berbobot, dan yt[n], diperoleh dengan
mengkombinasikan dua output, y1[n] and y2[n] dengan bobot yang
sama. Tunjukkan output y[n] beserta perbedaan antara kedua sinyal_
b. Sistem tersebut adalah_
c. Jika program di atas dijalankan dengan kondisi awal tidak 0 (nilai selain 0).
Plot yang dibangkitkan adalah_
d. Sistem tersebut adalah_
e. Jika program di atas dijalankan dengan kondisi awal tidak 0 dan memiliki
konstanta berbobot, a dan b. Plot yang dibangkitkan adalah sebagai berikut_
f. Sistem tersebut adalah_

Program 2.8 Time-invariant and Time-varying Systems


% Program P2_4
% Generate the input sequences
clf;
n = 0:40; D = 10;a = 3.0;b = -2;
x = a*cos(2*pi*0.1*n) + b*cos(2*pi*0.4*n);
xd = [zeros(1,D) x];

49 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Set initial conditions
% Compute the output y[n]
y = filter(num,den,x,ic);
% Compute the output yd[n]
yd = filter(num,den,xd,ic);
% Compute the difference output d[n]
d = y - yd(1+D:41+D);
% Plot the outputs
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitude');
title('Output y[n]'); grid;
subplot(3,1,2)
stem(n,yd(1:41));
ylabel('Amplitude');
title(['Output due to Delayed Input x[n Ð',
num2str(D),']']); grid;
subplot(3,1,3)
stem(n,d);
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Difference Signal'); grid;
Tugas Modul:
a. Output y[n] dan yd[n-10] yang dibangkitkan oleh Program di atas adalah
sebagai berikut (isi dengan plot yang didapatkan pada Matlab)
Keduanya berhubungan sebagai dan merupakan system
b. Output y[n] dan yd[n-D] dibangkitkan pada nilai delay variabel D sebagai
berikut (isi dengan plot yang didapatkan pada Matlab)
Keduanya berhubungan sebagai dan merupakan system
c. Output y[n] dan yd[n-10] dibangkitkan pada nilai frekuensi input…
Sinyal yang dibangkitkan adalah sebagai berikut…
Keduanya berhubungan sebagai dan merupakan system
d. Output y[n] dan yd[n-10] dibangkitkan pada kondisi awal tidak nol adalah
sebagai berikut (isi dengan plot yang didapatkan pada Matlab)
Keduanya berhubungan sebagai dan merupakan system
e. Output y[n] dan yd[n-10] dibangkitkan pada kondisi awal tidak nol dan nilai
frekeunsi input … adalah sebagai berikut (isi dengan plot yang didapatkan
pada Matlab)
Sinyal yang dibangkitkan adalah sebagai berikut…
Keduanya berhubungan sebagai dan merupakan system
Program 2.9 Konvolusi

% Program P2_7
clf;
h = [3 2 1 -2 1 0 -4 0 3]; % impulse response
x = [1 -2 3 -4 3 2 1]; % input sequence

50 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
y = conv(h,x);
n = 0:14;
subplot(2,1,1);
stem(n,y);
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Output Obtained by Convolution'); grid;
x1 = [x zeros(1,8)];
y1 = filter(h,1,x1);
subplot(2,1,2);
stem(n,y1);
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Output Generated by Filtering'); grid;
Tugas Modul:
a. Hasil y[n] and y1[n] yang dibangkitkan oleh program diatas adalah_
b. Selisih antara y[n] dan y1[n] adalah_
c. Alasan menggunakan x1[n] sebagai input, diperoleh melalui zero-padding
x[n], untuk membangkitkan y1[n] adalah_
d. Program termodifikasi untuk menjalankan konvolusi h[n] sepanjang 15 baris
dengan 10 baris x[n] adalah_
e. Hasil y[n] and y1[n] yang dibangkitkan oleh program termodifikasi diatas
adalah_
f. Selisih antara y[n] dan y1[n] adalah _
Program 2.10 Stabilitas Sistem LTI

% Program P2_8
% Stability test based on the sum of the absolute
% values of the impulse response samples
clf;
num = [1 -0.8]; den = [1 1.5 0.9];
N = 200;
h = impz(num,den,N+1);
parsum = 0;
for k = 1:N+1;
parsum = parsum + abs(h(k));
if abs(h(k)) < 10^(-6), break, end
end
% Plot the impulse response
n = 0:N;
stem(n,h)
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
% Print the value of abs(h(k))
disp('Value =');disp(abs(h(k)));
Tugas Modul:
a. Fungsi perintah “end”, dan “break” adalah_
b. Sistem waktu diskrit program diatas adalah_
c. Respon impuls yang dibangkitkan oleh program diatas adalah_
d. Nilai |h(K)| adalah_

51 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
e. Dari nilai dan bentuk respon impul dapat disimpulkan bahwa system ini_
f. Dengan menjalankan program di atas menggunakan nilai N yang lebih besar,
nilai baru |h(K)| adalah_
g. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa system ini_

52 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa itu konvolusi?
Jawaban :
Konvolusi adalah sarana dalam matematika untuk menggabungkan dua
sinyal untuk membentuk sinyal ketiga. Oleh karena itu, dalam sinyal dan
sistem, konvolusi sangat penting karena menghubungkan sinyal input dan
respons impuls sistem untuk menghasilkan sinyal output dari sistem.
Dengan kata lain, konvolusi digunakan untuk menyatakan hubungan input
dan output dari sistem LTI.
2. Jelaskan sistem Linear Time Invariant (LTI)?
Jawaban :
Sistem invarian waktu linier (sistem LTI) adalah kelas sistem yang digunakan
dalam sinyal dan sistem yang linier dan time-invariant. Sistem Linier adalah
sistem yang memenuhi syarat Prinsip Superposisi. Prinsip Superposisi
sendiri harus memenuhi dua syaarat sekaligus, yakni memenuhi Law of
Additivity dan Law of Homogeneity. Sistem linier adalah sistem yang
outputnya untuk kombinasi input linier sama dengan kombinasi linier respons
individu terhadap input tersebut. Sistem time-invariant adalah sistem di
mana output tidak bergantung pada saat input diterapkan atau sistem waktu-
invarian memiliki fungsi sistem tergantung waktu yang bukan fungsi
langsung waktu. Properti ini membuat sistem LTI mudah direpresentasikan
dan dipahami secara grafis.

Sistem LTI lebih unggul daripada simple state mesin untuk representasi
karena mereka memiliki lebih banyak memori. Sistem LTI, tidak seperti state
mesin, memiliki memori keadaan masa lalu dan memiliki kemampuan untuk
memprediksi masa depan. Sistem LTI digunakan untuk memprediksi perilaku
jangka panjang dalam suatu sistem. Jadi, mereka sering digunakan untuk
memodelkan sistem seperti pembangkit listrik. Aplikasi penting lainnya dari
sistem LTI adalah sirkuit listrik. Sirkuit ini, terdiri dari induktor, transistor, dan
resistor, adalah dasar di mana teknologi modern dibangun.
3. Jelaskan pengertian sistem memoryless dan memory?
Jawaban :
Suatu sistem dikatakan tanpa memori (memoryless) jika outputnya hanya
tergantung dengan nilai input pada waktu yang sama.
Contoh : resistor adalah suatu sistem tanpa memori; dengan input x(t)
adalah menyatakan arus, maka tegangan y(t) pada resistor dapat dinyatakan
dengan persamaan :
y(t) = R x(t)
dengan R adalah resistansi.

53 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Suatu system dikatakan sistem memori atau disebut juga sebagai sistem
dinamis yaitu jika keluaran sistem bergantung pada nilai masukan masa lalu
atau masa depan pada setiap saat.
kapasitor adalah salah satu contoh sistem dengan memori. Jika input x(t)
adalah arus yang lewat kapasitor, maka tegangan y(t) pada kapasitor dapat
dinyatakan dengan persamaan :

y(t) = 1 t x( ) d
C -
dengan C adalah kapasitansi.
TUGAS MODUL
SIMULASI SISTEM WAKTU KONTINYU
Percobaan 2.1 Representasi Waktu Kontinyu
% Program P2_1
%pengenalan syms
clear;
clf;
syms f(t);
f(t)=t^2-1;
pretty(f(t));
ezplot(f(t));
xlabel('Time index t'); ylabel('fungsi');
title('Fungsi t^2-1');
axis([-10 10 -2 10]);
Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
Jawaban :

54 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
b. Buatlah fungsi eksponensial, sinusoidal dan unit step menggunakan script
diatas
Jawaban :
a. Eksponensial
% Program P2_1
%pengenalan syms
clear;
clf;
syms f(t);
f(t)=exp(t^2-1);
pretty(f(t));
ezplot(f(t));
xlabel('Time index t'); ylabel('fungsi');
title('Fungsi exp(t^2-1)');
axis([-10 10 -2 10]);

b. Sinusoidal
% Program P2_1
%pengenalan syms
clear;
clf;
syms f(t);
f(t)=sin(t^2-1);
pretty(f(t));
ezplot(f(t));
xlabel('Time index t'); ylabel('fungsi');
title('Fungsi sin(t^2-1)');
axis([-10 10 -2 10]);

55 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

c. Unit Step
% Program P2_1
%pengenalan syms
clear;
clf;
syms f(t);
f(t)=heaviside(t^2-1);
pretty(f(t));
fplot(f(t));
xlabel('Time index t'); ylabel('fungsi');
title('Fungsi unit step(t^2-1)');
axis([-10 10 -2 10]);

56 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Percobaan 2.2 Menyelesaikan persamaan differensial dengan syms


% Program P2_2
%Persamaan differensial
clear;
clf;
eps=-0.00000001;
syms x(t) ys(t) y(t);
x(t)=heaviside(t)*exp(-2*t);
dys=diff(ys);
y(t)=dsolve(ys+3*dys+2*diff(ys,2)==x,ys(eps)==0,dys(eps)=
=0);
pretty(y(t));
Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
Jawaban :

b. Selesaikan persamaan yt+5y’(t)=u(t), dengan u unit step


Jawaban :
% Program P2_2
%Persamaan differensial
clear;
clf;
eps=-0.00000001;
syms x(t) ys(t) y(t);
x(t)=heaviside(t);
dys=diff(ys);
y(t)=dsolve(ys+5*dys==x,ys(eps)==0,dys(eps)==0);
pretty(y(t));

57 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Percobaan 2.3 Linearitas Sistem
2.3.1
% Program P2_3_1
clear;
clf;
syms x(t) ya(t) yb(t) x1(t) x2(t) y1(t) y2(t) ys(t) e;
x1(t)=sin(10*pi*t);
x2(t)=cos(12*pi*t);
x=x1+2*x2;
ya(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x,ys(0)==0); %baris ke-8
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
y1(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x1,ys(0)==0); %baris ke-11
y2(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x2,ys(0)==0); %baris ke-12
yb=y1+2*y2;
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
e=ya-yb;
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
Jawaban :

b. Dilihat dari nilai, apakah ya dan yb keduanya sama?


Jawaban :

58 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Dapat dilihat bahwa dari 3 sampel didapatkan nilai yang sama dan jika dilihat
dari errornya pada grafik ketiga maka didapatkan error pada kedua grafik
tersebut sangat kecil mendekati 0
c. Dilihat dari grafik apakah ya dan yb keduanya sama?
Jawaban :

Kedua grafik berbentuk sama


d. Apakah Sistem Linier?
Jawaban :
Sistem tersebut linear karena input x=x1+2*x2 sama dengan output
yb=y1+2*y2, dapat dilihat bahwa sistem memenuhi sifat aditif dan homogen.
Selain itu error pada kedua grafik juga sangat kecil yaitu mendekati 0 pada
tiap nilai

e. Pada baris ke 8,11 dan 12, apabila kondisi awal ys(0)==0 diganti ys(0)==1,
apakah sistem tetap linier?
Jawaban :
% Program P2_3_1
clear;
clf;
syms x(t) ya(t) yb(t) x1(t) x2(t) y1(t) y2(t) ys(t) e;
x1(t)=sin(10*pi*t);
x2(t)=cos(12*pi*t);
x=x1+2*x2;
ya(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x,ys(0)==1); %baris ke-8
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
y1(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x1,ys(0)==1); %baris ke-11

59 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
y2(t)=dsolve(ys+2*diff(ys)==x2,ys(0)==1); %baris ke-12
yb=y1+2*y2;
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
e=ya-yb;
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

Sistem tidak linier karena initial point diubah yang mengakibatkan hasil dari kedua
grafik berubah sehingga grafik memiliki error yang besar. Dari grafik juga dapat
diketahui bahwa input tidak sama dengan output.
2.32

% Program P2_3_2
clear;
clf;
syms x(t) ya(t) yb(t) x1(t) x2(t) y1(t) y2(t) ys(t) e;
x1(t)=exp(-2*t);
x2(t)=exp(-5*t);
x=x1+x2;
ya=x^2;
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
axis([0 3 0 6.2]);
y1=x1^2;
y2=x2^2;
yb=y1+y2;
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
axis([0 3 0 6.2]);
e=ya-yb;
subplot(3,1,3);
ezplot(e);
axis([0 3 0 6.2]);

60 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas, apakah sistem diatas linier?
Jawaban :

Sistem diatas tidak linier karena input tidak sama dengan output sehingga tidak
memenuhi sifat aditif dan dari kedua grafik juga didapatkan error yang sangat besar.
Percobaan 2.4 Time Variant-Invariant
2.4.1

% Program P2_4_1
clear;
clf;
eps=-0.00001;
syms x(t) ya(t) yb(t) ys(t) e;
x(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
ya(t)=dsolve(ys+diff(ys)==x,ys(eps)==0);%baris ke 7
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
axis([0 3 0 0.5]);
yb(t)=dsolve(ys+diff(ys)==x(t-1),ys(eps)==0); %baris ke
11
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
axis([0 3 0 0.5]);
e(t)=ya(t-1)-yb(t);
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

61 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Tugas Modul:
b. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
Jawaban :

c. Dilihat dari nilai, apakah ya dan yb keduanya sama?


Jawaban :
Dilihat dari nilai errornya yang sangat kecil dan mendekati 0, dapat
disimpulkan bahwa nilai dari ya dan yb sama walaupun pada grafik kedua
didelay.
d. Dilihat dari grafik apakah ya dan yb keduanya sama?
Jawaban :
Dilihat dari grafik dapat disimpulkan bahwa grafik ya dan yb keduanya sama
walaupun pada grafik yb dilakukan delay
e. Apakah Sistem Time-Invariant?
Jawaban :
Sistem merupakan Time-Invariant karena pergeseran waktu pada input
menyebabkan pergeseran waktu yang sama pada output
f. Pada baris ke 7 dan 11 apabila kondisi awal ys(0)==0 diganti ys(0)==1,
apakah sistem tetap Time-Invariant?
Jawaban :
% Program P2_4_1
clear;
clf;
eps=-0.00001;
syms x(t) ya(t) yb(t) ys(t) e;
x(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
ya(t)=dsolve(ys+diff(ys)==x,ys(eps)==1);%baris ke 7
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
axis([0 3 0 0.5]);
yb(t)=dsolve(ys+diff(ys)==x(t-1),ys(eps)==1); %baris ke 11
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
62 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
axis([0 3 0 0.5]);
e(t)=ya(t-1)-yb(t);
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

Sistem menjadi Time-varying karena mengubah initial condition sehingga


menyebabkan perbedaan pada input dan output
2.4.2

% Program P2_4_2
clear;
clf;
eps=-0.00001;
syms x(t) ya(t) yb(t) ys(t) e tau;
x(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
ya(t)=int(x(tau)*tau,tau,0,t);
subplot(3,1,1);
ezplot(ya);
axis([0 3 0 0.5]);
yb(t)=int(x(tau-1)*tau,tau,0,t);
subplot(3,1,2);
ezplot(yb);
axis([0 3 0 0.5]);
e(t)=ya(t-1)-yb(t);
subplot(3,1,3);
ezplot(e);

63 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas, apakah sistem diatas Time-Invariant?
Jawaban :

Sistem diatas Time-varying karena hasil input dan output yang berbeda atau
sistem bergantung pada waktu

Percobaan 2.5 Konvolusi


% Program 2_5
% konvolusi
syms x(t) h(t) y(t) tau;
eps=0.000001;
h(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
x(t)=heaviside(t);
y(t)=int(x(tau)*h(t-tau),tau,-inf,inf); %konvolusi dua
fungsi
pretty(y(t));
Tugas Modul
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
Jawaban :

64 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
b. Konvolusikan sinyal xt=t exp(-t)u(t) dan ht=e-2tu(t)
Jawaban :
% Program 2_5
% konvolusi
syms x(t) h(t) y(t) tau;
eps=0.000001;
h(t)=exp(-2*t)*heaviside(t);
x(t)=t*exp(-t)*heaviside(t);
y(t)=int(x(tau)*h(t-tau),tau,-inf,inf); %konvolusi dua fungsi
pretty(y(t));

2.6 Representasi sistem dalam bentuk respon impulse

%Program 2_6
%respon impulse
syms x(t) h(t) ya(t) yb(t) ys(t) dys(t) ddys(t) tau;
eps=-0.00001;
x(t)=heaviside(t);
dys(t)=diff(ys); ddys(t)=diff(dys);
ya(t)=dsolve(ys+5*dys+6*ddys==x,ys(eps)==0,dys(eps)==0);
%mencari nilai output dengan memasukkan input
pretty(ya);
h(t)=dsolve(ys+5*dys+6*ddys==dirac(t),ys(eps)==0,dys(eps)
==0); %mencari respon impulse
yb(t)=int(x(tau)*h(t-tau),tau,-inf,inf); %konvolusikan
respon impulse dengan input
pretty(yb);

Tugas Modul:
a. Run dan Tampilkan hasil script diatas.
Jawaban :

65 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

b. Dilihat dari nilai ya dan yb apakah keduanya bernilai sama?

c. Tambahkan script ezplot(ya-yb); apakah nilai dari ya dan yb sama?


Simulasi Sistem Waktu Diskrit
Program 2.7 Sistem Linear dan Nonlinear

% Program P2_3
% Generate the input sequences
clf;
n = 0:40;
a = 2;b = -3;
x1 = cos(2*pi*0.1*n);
x2 = cos(2*pi*0.4*n);
x = a*x1 + b*x2;
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Set zero initial conditions
y1 = filter(num,den,x1,ic); % Compute the output y1[n]
y2 = filter(num,den,x2,ic); % Compute the output y2[n]
y = filter(num,den,x,ic); % Compute the output y[n]
yt = a*y1 + b*y2;
d = y - yt; % Compute the difference output d[n]
% Plot the outputs and the difference signal
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitude');
title('Output Due to Weighted Input: a \cdot x_{1}[n] + b
\cdot x_{2}[n]');
subplot(3,1,2)
stem(n,yt);
ylabel('Amplitude');
title('Weighted Output: a \cdot y_{1}[n] + b \cdot
y_{2}[n]');
subplot(3,1,3)
stem(n,d);
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Difference Signal');
Tugas Modul:
a. Output y[n], diperoleh dengan input berbobot, dan yt[n], diperoleh dengan
mengkombinasikan dua output, y1[n] and y2[n] dengan bobot yang
sama. Tunjukkan output y[n] beserta perbedaan antara kedua sinyal_

66 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Jawaban :

Kedua sinyal tidak memiliki perbedaan karena jika dilihat dari errornya yang
mendekati 0 sehingga inputnya sama dengan output yang menandakan
bahwa sistem tersebut linear. Input yang berbobot menghasilkan output yang
berbobot sama dengan inputnya.
b. Sistem tersebut adalah_
Jawaban :
Sistem linear
c. Jika program di atas dijalankan dengan kondisi awal tidak 0 (nilai selain 0).
Plot yang dibangkitkan adalah_
Jawaban :
Dengan initial condition didapatkan grafik

67 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Sekilas grafik memiliki bentuk yang sama tetapi jika dilihat dari errornya yang
cukup besar dapat disimpulkan bahwa input tidak sama dengan output
d. Sistem tersebut adalah_
Jawaban :
Sistem non linear karena inputnya berbeda dengan outputnya dan tidak
memenuhi sifat aditif dan homogen
e. Jika program di atas dijalankan dengan kondisi awal tidak 0 dan memiliki
konstanta berbobot, a dan b. Plot yang dibangkitkan adalah sebagai berikut_
Jawaban :
Jika a dan b diganti menjadi
a = 4;b = -5;

dan kondisi awal tidak 0 didapatkan grafik

f. Sistem tersebut adalah_


Jawaban :
Sistem non linear karena tidak memenuhi sifat aditif dan homogen karena error
yang besar antara input dan outputnya

Program 2.8 Time-invariant and Time-varying Systems


% Program P2_4
% Generate the input sequences
clf;
n = 0:40; D = 10;a = 3.0;b = -2;
x = a*cos(2*pi*0.1*n) + b*cos(2*pi*0.4*n);
xd = [zeros(1,D) x];
num = [2.2403 2.4908 2.2403];

68 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Set initial conditions
% Compute the output y[n]
y = filter(num,den,x,ic);
% Compute the output yd[n]
yd = filter(num,den,xd,ic);
% Compute the difference output d[n]
d = y - yd(1+D:41+D);
% Plot the outputs
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitude');
title('Output y[n]'); grid;
subplot(3,1,2)
stem(n,yd(1:41));
ylabel('Amplitude');
title(['Output due to Delayed Input x[n Ð',
num2str(D),']']); grid;
subplot(3,1,3)
stem(n,d);
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Difference Signal'); grid;
Tugas Modul:
a. Output y[n] dan yd[n-10] yang dibangkitkan oleh Program di atas adalah
sebagai berikut

Keduanya berhubungan sebagai output dan output yang didelay 10 dan


merupakan system time invariant karena karena pergeseran waktu pada input
menyebabkan pergeseran waktu yang sama pada output
b. Output y[n] dan yd[n-D] dibangkitkan pada nilai delay variabel D sebagai
berikut dengan mengubah delay menjadi 5, didapatkan grafik

69 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Keduanya berhubungan sebagai output dan output yang didelay sebesar 5 dan
merupakan system time invariant.
c. Output y[n] dan yd[n-10] dibangkitkan pada nilai frekuensi input 0,5 dan 0,2
Sinyal yang dibangkitkan adalah sebagai berikut

Keduanya berhubungan sebagai output dengan output yang didelay sebesar


10 dan merupakan system time invarint
d. Output y[n] dan yd[n-10] dibangkitkan pada kondisi awal tidak nol adalah
sebagai berikut

70 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Keduanya berhubungan sebagai output dan output yang didealy 10 dan


merupakan system time varying
e. Output y[n] dan yd[n-10] dibangkitkan pada kondisi awal tidak nol dan nilai
frekeunsi input 0,5 dan 0,7 adalah sebagai berikut

Keduanya berhubungan sebagai output dan output yang didelay 10 dan


merupakan system time varying
Program 2.9 Konvolusi

% Program P2_7
clf;
h = [3 2 1 -2 1 0 -4 0 3]; % impulse response
x = [1 -2 3 -4 3 2 1]; % input sequence
y = conv(h,x);

71 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
n = 0:14;
subplot(2,1,1);
stem(n,y);
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Output Obtained by Convolution'); grid;
x1 = [x zeros(1,8)];
y1 = filter(h,1,x1);
subplot(2,1,2);
stem(n,y1);
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Output Generated by Filtering'); grid;
Tugas Modul:
a. Hasil y[n] and y1[n] yang dibangkitkan oleh program diatas adalah
Jawaban :

b. Selisih antara y[n] dan y1[n] adalah


Jawaban :
Selisih antara keduanya adalah 0
c. Alasan menggunakan x1[n] sebagai input, diperoleh melalui zero-padding
x[n], untuk membangkitkan y1[n] adalah
Jawaban :
untuk menyamakan panjang arraynya supaya program bisa dijalankan.
d. Program termodifikasi untuk menjalankan konvolusi h[n] sepanjang 15 baris
dengan 10 baris x[n] adalah_
Jawaban :
% Program P2_7
clf;
h = [3 2 1 -2 1 0 -4 0 3 5 3 -1 2 4 3]; % impulse response
x = [1 -2 3 -4 3 2 1 3 -2 0]; % input sequence
y = conv(h,x);
n = 0:23;
subplot(2,1,1);
stem(n,y);

72 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Output Obtained by Convolution'); grid;
x1 = [x zeros(1,14)];
y1 = filter(h,1,x1);
subplot(2,1,2);
stem(n,y1);
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
title('Output Generated by Filtering'); grid;

e. Hasil y[n] and y1[n] yang dibangkitkan oleh program termodifikasi diatas
adalah_
Jawaban :

f. Selisih antara y[n] dan y1[n] adalah _


Jawaban :
Selisih antara keduanya adalah 0
Program 2.10 Stabilitas Sistem LTI

% Program P2_8
% Stability test based on the sum of the absolute
% values of the impulse response samples
clf;
num = [1 -0.8]; den = [1 1.5 0.9];
N = 200;
h = impz(num,den,N+1);
parsum = 0;
for k = 1:N+1;
parsum = parsum + abs(h(k));
if abs(h(k)) < 10^(-6), break, end
end

73 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
% Plot the impulse response
n = 0:N;
stem(n,h)
xlabel('Time index n'); ylabel('Amplitude');
% Print the value of abs(h(k))
disp('Value =');disp(abs(h(k)));
Tugas Modul:
a. Fungsi perintah “end”, dan “break” adalah
Jawaban :
Fungsi end adalah untuk memberhentikan suatu loop seperti fungsi for
Break adalah fungsi untuk keluar dari loop seperti dalam fungsi for dan while
b. Sistem waktu diskrit program diatas adalah
Jawaban :
Stabil karena sistem waktu diskrit program tersebut menuju kesuatu nilai, selain
itu system itu termasuk orde 2
c. Respon impuls yang dibangkitkan oleh program diatas adalah
Jawaban :

d. Nilai |h(K)| adalah


Jawaban :
1.6761e-05
e. Dari nilai dan bentuk respon impul dapat disimpulkan bahwa system ini_
Jawaban :
Stabil karena sistem waktu diskrit program tersebut menuju kesuatu nilai
f. Dengan menjalankan program di atas menggunakan nilai N yang lebih besar,
nilai baru |h(K)| adalah
Jawaban :
Dengan menggunakan N=500 didapatkan nilai 9.1752e-07 (makin kecil)
g. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa system ini
Jawaban :

74 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
nilai |h(K)| yang semakin mendekati kesuatu nilai (dalam hal percobaan ini
adalah 0) dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut stabil
TUGAS ASISTENSI
1. Jelaskan maksud dari zero padding
Jawaban :
Zero padding berarti menambahkan nol di akhir sinyal input untuk
memanjangkan sinyal tersebut namun hal itu mana tidak berpengaruh terhadap
informasi yang dibawa oleh sinyal tersebut, maka karakterisitik dan respon akan
teteap.
2. Buat persamaan differensial orde 4 dengan menggunakan fungsi diff() lalu
dicetak menggunakan fungsi pretty()
Jawaban :
clear;
clf;
syms f(t) x(t);
f(t)= diff(x,4)+diff(x,3)+diff(x,2)+diff(x,1);
pretty(f(t));

3. Apa maksud fungsi conv()


Jawaban :
Mengonvolusikan sinyal atau conv digunakan untuk mengalikan dua array yang
dipilih.
KESIMPULAN
Dari praktikum sinyal dan sistem modul 2 dengan judul “Sistem Waktu
Kontinyu dan Diskrit: Representasi Domain Waktu” ini terdapat beberapa
kesimpulan yaitu dari Praktikum P2.1 sampai P2.6 kita belajar simulasi sistem
waktu kontinyu, mulai dari representasinya, penyelesaian dengan fungsi
syms, linearitas sistem, tipe sistem time varying dan time invariant, konvolusi
sinyal, dan representasi dalam bentuk respon impulse nya. Dari Praktikum
P2.7 sampai 2.10 kita belajar simulasi sistem waktu diskrit, mulai dari
linearitas sistem, tipe sistem time invariant dan time varying, konvolusi dan
stabilitas sistem(LTI). Linearitas dapat terpenuhi jika suatu sistem memenuhi
sifat aditif dan homogen. Sebuah Sistem dikatakan time invariant jika
pergeseran waktu pada sinyal input menyebabkan pergeseran waktu yang
sama pada sinyal output. Suatu sistem dikatakan stabil, jika keluarannya
terkendali atau menuju ke satu nilai tertentu.

75 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

LAMPIRAN

76 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
MODUL 3
ANALISIS DOMAIN FREKUENSI
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan analisis sistem dalam domain frekuensi dan
analisis sistem dalam domain waktu?
2. Jelaskan mengenai transformasi fourier?
Transformasi Fourier Kontinyu
Program 1.1 Transformasi Fourier Kontinyu
%P_3_1 Tranformasi Fourier Kontinyu
close all
clc

syms x(t) X(w)


f1 = 2;
f2 = 3;
x(t)=cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t))

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf = real(X(w))

val = Xf == Inf;
Xf(val) = 1
stem(Xf)

subplot(2,1,1)
fplot(x(t))
title('signal in time-domain', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf)
title('signal in frequency-domain', 'FontSize', 12)

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi 1 digit NRP anggota
kelompok kalian
b. Tampilkan sinyal dalam domain frekuensi

Program 1.2 Invers Transformasi Fourier Kontinyu


%P_3_2 Inverse Tranformasi Fourier Kontinyu
close all
clc

syms x(t) X(w)


X(w)=pi*(dirac(w - 4*pi) + dirac(4*pi + w)) -
pi*(dirac(w - 6*pi) - dirac(6*pi + w))*j;

77 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
x(t)=ifourier(X(w))

fplot(x(t))
title('signal in time-domain', 'FontSize', 12)

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga sinyal X(w) sama seperti hasil dari program 1.1
b. Apakah sinyal x(t) sama seperti pada program 3.1 ?
c. Berikan kesimpulan

Program 1.3 Linearitas Transformasi Fourier


%P_3_3 Linearitas Transformasi Fourier

close all
clc

syms x(t) x1(t) x2(t) X(w) Xs(w) X1(w) X2(w);


f1 = 2;
f2 = 3;

x1(t)=cos(2*pi*f1*t);
x2(t)=sin(2*pi*f2*t);
x = x1+2*x2;

X1(w)=fourier(x1(t));
X2(w)=fourier(x2(t));
X(w)=fourier(x(t));
Xs=X1+2*X2;

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf_1 = real(X(w));
Xf_2 = real(Xs(w));

val_1 = Xf_1 == Inf;


Xf_1(val_1) = 1;
val_2 = Xf_2 == Inf;
Xf_2(val_2) = 1;

subplot(2,1,1)
stem(Xf_1)
title('x(t) = x1(t) + 2*x2(t)', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf_2)
title('X(w) = X1(w) + 2*X2(w)', 'FontSize', 12)

78 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal-sinyal menjadi 1 digit NRP
anggota kelompok kalian
b. Bandingkan nilai dan grafik (magnitude dan fasa) nilai X(w) dan Xs(w),
apakah transformasi fourier linier?
Program 1.4 Delay
%P_3_4 Grup Delay

close all
clc

syms x(t) X(w)


f1 = 2;
f2 = 3;
x(t) =cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t-10))

X_2(w) = fourier(x(t));

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf_1 = real(X(w))
Xf_2 = real(X_2(w))

val_1 = Xf_1 == Inf;


Xf_1(val_1) = 1

val_2 = Xf_2 == Inf;


Xf_2(val_2) = 1

subplot(2,1,1)
stem(Xf_2)
title('original function', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf_1)
title('delayed function', 'FontSize', 12)

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal-sinyal dan delay menjadi 1 digit
NRP anggota kelompok kalian
b. Bandingkan nilai dan kurva (magnitude dan fasa) sinyal apabila diberi delay
dan tidak diberi delay
c. Berikan Kesimpulan

79 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Program 1.5 Transfer Function
%P_3_5 Transfer Function dan Respon Impulse

clc
clear

syms x(t) X(w) y(t) Y(w) H(w);


f1=2;
f2=3;

H(w)=1/(-w^2+5*j*w+6); %transfer function dari


y(t)+5/6*dy(t)+1/6*ddy(t)=1/6*x(t)
x(t) =cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t));
Y(w)=X(w)*H(w);
y(t)=ifourier(Y(w));

% Modifikasi program
Y(w)
y(t)
w = -10*pi:pi/5:10*pi;
H(w)

subplot(4,1,1)
stem(w,real(H(w)))
title('H(w)')

Xf = real(X(w));
val = Xf == Inf;
Xf(val) = 1;
subplot(4,1,2)
stem(w,Xf)
title('x(w)')

% Modul 2
syms yb_2(t) h2(t) tau

y_2(t) = int(-(exp(tau/2 - t/2)*(sign(t - tau) - exp(t/6


- tau/6) - sign(t - tau)*exp(t/6 - tau/6) + 1))/2, tau,
0, Inf)
h_2(t) = (exp(-t/2)*(exp(t/6) - sign(t) +
exp(t/6)*sign(t) - 1))/2

t = -10
subplot(4,1,3)
ezplot(y_2(t))

subplot(4,1,4)

80 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
ezplot(h_2(t))

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal-sinyal input menjadi 1 digit NRP
anggota kelompok kalian
b. Bandingkan nilai output dan respon impulse sistem dengan menggunakan
program di Modul 2 (pers. differensial atau konvolusi) secara nilai dan grafik
c. Modifikasi program sehingga sistemnya adalah y(t)+0.01*dy(t)=x(t)
d. Bandingkan outputnya apabila diberi input sinyal sinusoidal dengan frekuensi
1 dan 1000, Termasuk jenis filter apakah sistem tersebut?
e. [Nilai Plus] Buatlah sistem yang merupakan filter LPF
Transfomasi Fourier Diskrit
Program 2.1 Transformasi Fourier Diskrit
%P_3_6 Transformasi Fourier Diskrit
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.05;
f2=0.07;
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi digit terakhir NRP
anggota kelompok + 1 dibagi 100
b. Tampilkan grafik X (gunakan domain w), dimana saja impuls terjadi?
c. Lakukan program tersebut namun dengan nilai L=2^11, L=2^12, apa saja
yang berubah dari kurva X
Program 2.2 Invers Fourier Diskrit
%P_3_7 Inverse Transformasi Fourier Diskrit
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.05;
f2=0.07;
xa = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(xa,NFFT);
f = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
xb = ifft(X,L); % hasil ifft
Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi digit terakhir NRP
anggota kelompok + 1 dibagi 100

81 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
b. Tampilkan grafik xa, xb dan selisihnya (gunakan domain n), apakah hasilnya
sama?

Program 2.3 Konvolusi dan Transfer Function


%P_3_8 Konvolusi dan transfer function
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.05;
f2=0.07;
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
num = [1];
den = [1 -0.2];
h = impz(num, den); %transfer function dari pers beda
y[n]-0.2*y[n-1]=x[n]
sizeh=size(h,1);
h = [h' zeros(1,L-sizeh)];
H = fft(h,NFFT);
Y=X.*H;
ya = ifft(Y,L);
yb = conv(x,h);
yb = yb(1,1:L);
yc = filter(num,den,x);

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi digit terakhir NRP
anggota kelompok + 1 dibagi 100
b. Tampilkan grafik ya, yb, dan yc. Apakah ketiganya sama?
c. Modifikasi sistem untuk y[n]+0.2*y[n-1]+0.01*y[n-2]=x[n]

Pengenalan Sampling Sinyal


Program 3.1 Sampling Sinyal Sinusoidal
%P_3_9 Sampling suatu sinyal kontinyu
clf;
t = 0:0.0005:1;
f = 13;
xa = cos(2*pi*f*t);
subplot(2,1,1)
plot(t,xa);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t)');
axis([0 1 -1.2 1.2])
subplot(2,1,2);
T = 0.1;

82 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
n = 0:T:1;
xs = cos(2*pi*f*n);
k = 0:length(n)-1;
stem(k,xs);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n]');
axis([0 (length(n)-1) -1.2 1.2])

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga periode sampling 0.2 dan 0.02 dan tampilkan
grafiknya
b. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal menjadi 10,7, dan 3 serta
tampilkan grafiknya
Program 3.2 Efek Aliasing pada domain waktu
%P_3_10 Efek Aliasing pada domain waktu
clf;
T = 0.1;f = 13;
n = (0:T:1)';
xs = cos(2*pi*f*n);
t = linspace(-0.5,1.5,500)';
ya = sinc((1/T)*t(:,ones(size(n))) -
(1/T)*n(:,ones(size(t)))')*xs;
plot(n,xs,'o',t,ya);grid;
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Reconstructed continuous-time signal y_{a}(t)');
axis([0 1 -1.2 1.2]);
Tugas Modul:
a. Jalankan program dan dapatkan frekuensi dan amplitudo sinyal tersebut
b. Bandingkan dengan sinyal aslinya, apakah sama? mengapa demikian?
Program 3.3 Efek Aliasing pada domain frekuensi
% Program P_3_11 Ilustrasi efek Aliasing pada domain
frekuensi
clf;
t = 0:0.005:10;
xa = 2*t.*exp(-t);
subplot(2,2,1)
plot(t,xa);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t)');
subplot(2,2,2)
wa = 0:10/511:10;
ha = freqs(2,[1 2 1],wa);
plot(wa/(2*pi),abs(ha));grid;
xlabel('Frequency, kHz');ylabel('Amplitude');
title('|X_{a}(j\Omega)|');
axis([0 5/pi 0 2]);
subplot(2,2,3)

83 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
T = 0.1;
n = 0:T:10;
xs = 2*n.*exp(-n);
k = 0:length(n)-1;
stem(k,xs);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n]');
subplot(2,2,4)
wd = 0:pi/255:pi;
hd = freqz(xs,1,wd);
plot(wd/(T*pi), T*abs(hd));grid;
xlabel('Frequency, kHz');ylabel('Amplitude');
title('|X(e^{j\omega})|');
axis([0 1/T 0 2])
Tugas Modul:
a. [Nilai plus] Jalankan program dan bandingkan sinyal ketika T=0.5, 0.2 dan 0.1.
Apa yang bisa kalian simpulkan ?

84 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan analisis sistem dalam domain frekuensi dan
analisis sistem dalam domain waktu?
Jawaban :
Domain frekuensi adalah metode yang digunakan untuk menganalisis
data. Ini mengacu pada analisis fungsi matematika atau sinyal sehubungan
dengan frekuensi. Konsep terpenting dalam analisis domain frekuensi adalah
transformasi. Transformasi digunakan untuk mengubah fungsi domain waktu
menjadi fungsi domain frekuensi dan sebaliknya. Transformasi yang paling
umum digunakan dalam domain frekuensi adalah transformasi Fourier.
Transformasi Fourier digunakan untuk mengubah sinyal dalam bentuk apa
pun menjadi jumlah gelombang sinusoidal yang tidak terbatas. Karena
menganalisis fungsi sinusoidal lebih mudah daripada menganalisis fungsi
berbentuk umum, metode ini sangat berguna dan banyak digunakan. Dalam
domain frekuensi lebih mudah dalam melihat frekuensi

Domain waktu adalah metode yang digunakan untuk menganalisis


data. Secara sederhana, analisis domain waktu adalah analisis data selama
periode waktu tertentu. Dalam analisis domain waktu, variabel selalu diukur
terhadap waktu. Domain waktu merupakan perubahan besaran amplitude
terhadap waktu. Domain waktu lebih mudah untuk melihat periode pada suatu
sinyal

2. Jelaskan mengenai transformasi fourier?


Jawaban :
Transformasi Fourier merupakan generalisasi dari deret Fourier
kompleks. Transformasi Fourier adalah model matematika yang membantu
untuk mengubah sinyal antara dua domain yang berbeda, seperti mengubah
sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi dan sebaliknya. Transformasi
Fourier membantu memperluas deret Fourier ke fungsi non-periodik yang
membantu kita melihat fungsi apa pun dalam bentuk jumlah sinusoidal
sederhana.
Transformasi Fourier dianggap sebagai generalisasi dari deret Fourier
kompleks dalam batas L→∞. Konversikan An diskrit ke F(k)dk kontinu dan
misalkan n/L→k. Terakhir, ubah jumlah tersebut menjadi integral. Sehingga
Transformasi Fourier dari suatu fungsi f(x) diberikan oleh:

Dari rumus transformasi Fourier, kita dapat menurunkan transformasi Fourier


maju dan balik.

85 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
dikenal sebagai transformasi Fourier maju atau transformasi Fourier saja.

dikenal sebagai transformasi Fourier balik atau inverse


TUGAS MODUL
Transformasi Fourier Kontinyu
Program 1.1 Transformasi Fourier Kontinyu
%P_3_1 Tranformasi Fourier Kontinyu
close all
clc

syms x(t) X(w)


f1 = 2;
f2 = 3;
x(t)=cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t))

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf = real(X(w))

val = Xf == Inf;
Xf(val) = 1
stem(Xf)

subplot(2,1,1)
fplot(x(t))
title('signal in time-domain', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf)
title('signal in frequency-domain', 'FontSize', 12)

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi 1 digit NRP anggota
kelompok kalian
Jawaban :
%P_3_1 Tranformasi Fourier Kontinyu
close all
clc

syms x(t) X(w)


f1 = 1; % nrp faiz (13)
f2 = 3; % nrp kevin (33)
x(t)=cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t))

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf = real(X(w))

86 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
val = Xf == Inf;
Xf(val) = 1
stem(Xf)

subplot(2,1,1)
fplot(x(t))
title('signal in time-domain', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf)
title('signal in frequency-domain', 'FontSize', 12)

b. Tampilkan sinyal dalam domain frekuensi


Jawaban :

Program 1.2 Invers Transformasi Fourier Kontinyu


%P_3_2 Inverse Tranformasi Fourier Kontinyu
close all
clc

syms x(t) X(w)


X(w)=pi*(dirac(w - 4*pi) + dirac(4*pi + w)) -
pi*(dirac(w - 6*pi) - dirac(6*pi + w))*j;
x(t)=ifourier(X(w))

fplot(x(t))
title('signal in time-domain', 'FontSize', 12)

87 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga sinyal X(w) sama seperti hasil dari program 1.1
Jawaban :
X(w) =pi*(dirac(w - 2*pi) + dirac(w + 2*pi)) -
pi*(dirac(w - 6*pi) - dirac(w + 6*pi))*1i
b. Apakah sinyal x(t) sama seperti pada program 3.1 ?
Jawaban :

sama
c. Berikan kesimpulan
Jawaban :
Fungsi fourier mengubah domain waktu ke domain frekuensi sedangkan
ifourier adalah fungsi invers dimana domain frekuensi akan ditransformasi
kembali ke domain waktu dan hasilnya kembali atau sama dengan nilai
domain waktu sebelumnya

Program 1.3 Linearitas Transformasi Fourier


%P_3_3 Linearitas Transformasi Fourier

close all
clc

syms x(t) x1(t) x2(t) X(w) Xs(w) X1(w) X2(w);


f1 = 2;
f2 = 3;

x1(t)=cos(2*pi*f1*t);
x2(t)=sin(2*pi*f2*t);
x = x1+2*x2;

88 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
X1(w)=fourier(x1(t));
X2(w)=fourier(x2(t));
X(w)=fourier(x(t));
Xs=X1+2*X2;

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf_1 = real(X(w));
Xf_2 = real(Xs(w));

val_1 = Xf_1 == Inf;


Xf_1(val_1) = 1;
val_2 = Xf_2 == Inf;
Xf_2(val_2) = 1;

subplot(2,1,1)
stem(Xf_1)
title('x(t) = x1(t) + 2*x2(t)', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf_2)
title('X(w) = X1(w) + 2*X2(w)', 'FontSize', 12)

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal-sinyal menjadi 1 digit NRP
anggota kelompok kalian
Jawaban :
%P_3_3 Linearitas Transformasi Fourier

close all
clc

syms x(t) x1(t) x2(t) X(w) Xs(w) X1(w) X2(w);


f1 = 1;% nrp faiz
f2 = 3;% nrp kevin

x1(t)=cos(2*pi*f1*t);
x2(t)=sin(2*pi*f2*t);
x = x1+2*x2;

X1(w)=fourier(x1(t));
X2(w)=fourier(x2(t));
X(w)=fourier(x(t));
Xs=X1+2*X2;

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf_1 = real(X(w));
Xf_2 = real(Xs(w));

val_1 = Xf_1 == Inf;


Xf_1(val_1) = 1;
val_2 = Xf_2 == Inf;
Xf_2(val_2) = 1;

89 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

subplot(2,1,1)
stem(Xf_1)
title('x(t) = x1(t) + 2*x2(t)', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf_2)
title('X(w) = X1(w) + 2*X2(w)', 'FontSize', 12)

b. Bandingkan nilai dan grafik (magnitude dan fasa) nilai X(w) dan Xs(w),
apakah transformasi fourier linier?
Jawaban :

Berdasarkan nilai dan grafik (magnitude dan fasa) nilai X(w) dan Xs(w),
transformasi fourier bersifat linier.

Program 1.4 Delay


%P_3_4 Grup Delay

close all
clc

syms x(t) X(w)


f1 = 2;
f2 = 3;
x(t) =cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t-10))

X_2(w) = fourier(x(t));

90 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf_1 = real(X(w))
Xf_2 = real(X_2(w))

val_1 = Xf_1 == Inf;


Xf_1(val_1) = 1

val_2 = Xf_2 == Inf;


Xf_2(val_2) = 1

subplot(2,1,1)
stem(Xf_2)
title('original function', 'FontSize', 12)

subplot(2,1,2)
stem(Xf_1)
title('delayed function', 'FontSize', 12)

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal-sinyal dan delay menjadi 1 digit
NRP anggota kelompok kalian
Jawaban :
%P_3_4 Grup Delay

close all
clc

syms x(t) X(w)


f1 = 1; %nrp faiz (13)
f2 = 3; %nrp kevin (33)
x(t) =cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t-13)) %nrp faiz (13)

X_2(w) = fourier(x(t));

w = -10*pi:pi:10*pi;
Xf_1 = real(X(w))
Xf_2 = real(X_2(w))

val_1 = Xf_1 == Inf;


Xf_1(val_1) = 1

val_2 = Xf_2 == Inf;


Xf_2(val_2) = 1

subplot(2,1,1)
stem(Xf_2)
title('original function', 'FontSize', 12)

91 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
subplot(2,1,2)
stem(Xf_1)
title('delayed function', 'FontSize', 12)

b. Bandingkan nilai dan kurva (magnitude dan fasa) sinyal apabila diberi delay
dan tidak diberi delay
Jawaban :

c. Berikan Kesimpulan
Jawaban :
Grafik X(w) hasil transformasi fourier dari fungsi x(t-D) yang merupakan
fungsi x(t) yang diberi delay sebesar D sama dengan grafik X(w) hasil
transformasi fourier dari fungsi x(t). Dapat disimpulkan bahwa sistem time
invariant.

Program 1.5 Transfer Function


%P_3_5 Transfer Function dan Respon Impulse

clc
clear

syms x(t) X(w) y(t) Y(w) H(w);


f1=2;
f2=3;

H(w)=1/(-w^2+5*j*w+6); %transfer function dari


y(t)+5/6*dy(t)+1/6*ddy(t)=1/6*x(t)
x(t) =cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t));

92 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Y(w)=X(w)*H(w);
y(t)=ifourier(Y(w));

% Modifikasi program
Y(w)
y(t)
w = -10*pi:pi/5:10*pi;
H(w)

subplot(4,1,1)
stem(w,real(H(w)))
title('H(w)')

Xf = real(X(w));
val = Xf == Inf;
Xf(val) = 1;
subplot(4,1,2)
stem(w,Xf)
title('x(w)')

% Modul 2
syms yb_2(t) h2(t) tau

y_2(t) = int(-(exp(tau/2 - t/2)*(sign(t - tau) - exp(t/6


- tau/6) - sign(t - tau)*exp(t/6 - tau/6) + 1))/2, tau,
0, Inf)
h_2(t) = (exp(-t/2)*(exp(t/6) - sign(t) +
exp(t/6)*sign(t) - 1))/2

t = -10
subplot(4,1,3)
ezplot(y_2(t))

subplot(4,1,4)
ezplot(h_2(t))

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal-sinyal input menjadi 1 digit NRP
anggota kelompok kalian
Jawaban :
%P_3_5 Transfer Function dan Respon Impulse

clc
clear

syms x(t) X(w) y(t) Y(w) H(w);


f1=1;%nrp faiz(13)
f2=3;%nrp kevin(33)

93 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
H(w)=1/(-w^2+5*j*w+6); %transfer function dari
y(t)+5/6*dy(t)+1/6*ddy(t)=1/6*x(t)
x(t) =cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t));
Y(w)=X(w)*H(w);
y(t)=ifourier(Y(w));

% Modifikasi program
Y(w)
y(t)
w = -10*pi:pi/5:10*pi;
H(w)

subplot(4,1,1)
stem(w,real(H(w)))
title('H(w)')

Xf = real(X(w));
val = Xf == Inf;
Xf(val) = 1;
subplot(4,1,2)
stem(w,Xf)
title('x(w)')

% Modul 2
syms yb_2(t) h2(t) tau

y_2(t) = int(-(exp(tau/2 - t/2)*(sign(t - tau) - exp(t/6 - tau/6) - sign(t


- tau)*exp(t/6 - tau/6) + 1))/2, tau, 0, Inf)
h_2(t) = (exp(-t/2)*(exp(t/6) - sign(t) + exp(t/6)*sign(t) - 1))/2

t = -10
subplot(4,1,3)
ezplot(y_2(t))

subplot(4,1,4)
ezplot(h_2(t))

b. Bandingkan nilai output dan respon impulse sistem dengan menggunakan


program di Modul 2 (pers. differensial atau konvolusi) secara nilai dan grafik
Jawaban :

94 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

c. Modifikasi program sehingga sistemnya adalah y(t)+0.01*dy(t)=x(t)


Jawaban :
%P_3_5 Transfer Function dan Respon Impulse

clc
clear

syms x(t) X(w) y(t) Y(w) H(w);


f1=1;%nrp faiz(13)
f2=3;%nrp kevin(33)

H(w)=1/(1+0.01*w); %transfer function dari


y(t)+5/6*dy(t)+1/6*ddy(t)=1/6*x(t)
x(t) =cos(2*pi*f1*t) + sin(2*pi*f2*t);
X(w)=fourier(x(t));
Y(w)=X(w)*H(w);
y(t)=ifourier(Y(w));

% Modifikasi program
Y(w)
y(t)
w = -10*pi:pi/5:10*pi;
H(w)

subplot(4,1,1)
stem(w,real(H(w)))
title('H(w)')

Xf = real(X(w));
val = Xf == Inf;
Xf(val) = 1;
subplot(4,1,2)
stem(w,Xf)
title('x(w)')

95 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

% Modul 2
syms yb_2(t) h2(t) tau

y_2(t) = int(-(exp(tau/2 - t/2)*(sign(t - tau) - exp(t/6 - tau/6) - sign(t


- tau)*exp(t/6 - tau/6) + 1))/2, tau, 0, Inf)
h_2(t) = (exp(-t/2)*(exp(t/6) - sign(t) + exp(t/6)*sign(t) - 1))/2

t = -10
subplot(4,1,3)
ezplot(y_2(t))

subplot(4,1,4)
ezplot(h_2(t))

d. Bandingkan outputnya apabila diberi input sinyal sinusoidal dengan frekuensi


1 dan 1000, Termasuk jenis filter apakah sistem tersebut?
Jawaban :
f =1 f = 1000

Low Pass Filter jika dilihat dari grafik


e. [Nilai Plus] Buatlah sistem yang merupakan filter LPF
Transfomasi Fourier Diskrit
Program 2.1 Transformasi Fourier Diskrit
%P_3_6 Transformasi Fourier Diskrit
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.05;
f2=0.07;
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);

Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi digit terakhir NRP
anggota kelompok + 1 dibagi 100
Jawaban :
%P_3_6 Transformasi Fourier Diskrit

clf;clear;

96 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time
vector f1=0.04;%nrp kevin (13)
f2=0.08;%nrp fahryan (167)
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
subplot(2,1,1);
plot(w,real(X));
title('Grafik nilai real');
subplot(2,1,2);
plot(w,imag(X));
title('Grafik nilai imajiner');
b. Tampilkan grafik X (gunakan domain w), dimana saja impuls terjadi?
Jawaban :

Disekitar 0 < w < 6


c. Lakukan program tersebut namun dengan nilai L=2^11, L=2^12, apa saja
yang berubah dari kurva X
Jawaban :

97 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Yang berubah amplitudonya sedangkan rangenya tetap


Program 2.2 Invers Fourier Diskrit
%P_3_7 Inverse Transformasi Fourier Diskrit
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.05;
f2=0.07;
xa = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(xa,NFFT);
f = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);

98 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
xb = ifft(X,L); % hasil ifft
Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi digit terakhir NRP
anggota kelompok + 1 dibagi 100
Jawaban :
%P_3_7 Inverse Transformasi Fourier Diskrit
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.04;%nrp kevin (13)
f2=0.08;%nrp fahryan (167)
xa = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(xa,NFFT);
f = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
xb = ifft(X,L); % hasil ifft

b. Tampilkan grafik xa, xb dan selisihnya (gunakan domain n), apakah hasilnya
sama?
Jawaban :
%P_3_7 Inverse Transformasi Fourier Diskrit
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.04;%nrp kevin (13)
f2=0.08;%nrp fahryan (167)
xa = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(xa,NFFT);
f = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
xb = ifft(X,L); % hasil ifft
subplot(3,1,1);
plot(n,xa);
title('xa');
subplot(3,1,2);
plot(n,xb);
title('xb');
subplot(3,1,3);
plot(n,xa-xb);
title('xa-xb');

99 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Hasilnya sama

Program 2.3 Konvolusi dan Transfer Function


%P_3_8 Konvolusi dan transfer function
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time vector
f1=0.05;
f2=0.07;
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
num = [1];
den = [1 -0.2];
h = impz(num, den); %transfer function dari pers beda
y[n]-0.2*y[n-1]=x[n]
sizeh=size(h,1);
h = [h' zeros(1,L-sizeh)];
H = fft(h,NFFT);
Y=X.*H;
ya = ifft(Y,L);
yb = conv(x,h);
yb = yb(1,1:L);
yc = filter(num,den,x);

100 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga frekuesi sinyal menjadi digit terakhir NRP
anggota kelompok + 1 dibagi 100
Jawaban :
%P_3_8 Konvolusi dan transfer function
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time
vector f1=0.04;%nrp kevin (13)
f2=0.08;%nrp fahryan (167)
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
num = [1];
den = [1 -0.2];
h = impz(num, den); %transfer function dari pers beda y[n]-0.2*y[n-1]=x[n]
sizeh=size(h,1);
h = [h' zeros(1,L-sizeh)];
H = fft(h,NFFT);
Y=X.*H;
ya = ifft(Y,L);
yb = conv(x,h);
yb = yb(1,1:L);
yc = filter(num,den,x);

b. Tampilkan grafik ya, yb, dan yc. Apakah ketiganya sama?


Jawaban :
%P_3_8 Konvolusi dan transfer function
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time
vector f1=0.04;%nrp kevin (13)
f2=0.08;%nrp fahryan (167)
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
num = [1];
den = [1 -0.2];
h = impz(num, den); %transfer function dari pers beda y[n]-0.2*y[n-1]=x[n]
sizeh=size(h,1);
h = [h' zeros(1,L-sizeh)];
H = fft(h,NFFT);
Y=X.*H;
ya = ifft(Y,L);
yb = conv(x,h);
yb = yb(1,1:L);
yc = filter(num,den,x);
subplot(3,1,1);
plot(ya);
title('ya');
subplot(3,1,2);
plot(yb);
title('yb');

101 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
subplot(3,1,3);
plot(yc);
title('yc');

Dilihat dari grafik dan nilai, dapat disimpulkan bahwa grafik ya, yb dan yc sama

c. Modifikasi sistem untuk y[n]+0.2*y[n-1]+0.01*y[n-2]=x[n]


Jawaban :
%P_3_8 Konvolusi dan transfer function
clf;clear;
L = 2^10; % Length of signal
n = (0:L-1); % Time
vector f1=0.04;%nrp kevin (13)
f2=0.08;%nrp fahryan (167)
x = sin(2*pi*f1*n)+cos(2*pi*f2*n);
NFFT = 2^nextpow2(L);
X=fft(x,NFFT);
w = 2*pi*linspace(0,1,NFFT);
num = [1];
den = [1 0.2 0.01];
h = impz(num, den); %transfer function dari pers beda y[n]-0.2*y[n-1]=x[n]
sizeh=size(h,1);
h = [h' zeros(1,L-sizeh)];
H = fft(h,NFFT);
Y=X.*H;
ya = ifft(Y,L);
yb = conv(x,h);
yb = yb(1,1:L);
yc = filter(num,den,x);
subplot(3,1,1);
plot(ya);
title('ya');
subplot(3,1,2);
plot(yb);
title('yb');
subplot(3,1,3);

102 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
plot(yc);
title('yc');

Pengenalan Sampling Sinyal


Program 3.1 Sampling Sinyal Sinusoidal
%P_3_9 Sampling suatu sinyal kontinyu
clf;
t = 0:0.0005:1;
f = 13;
xa = cos(2*pi*f*t);
subplot(2,1,1)
plot(t,xa);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t)');
axis([0 1 -1.2 1.2])
subplot(2,1,2);
T = 0.1;
n = 0:T:1;
xs = cos(2*pi*f*n);
k = 0:length(n)-1;
stem(k,xs);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n]');
axis([0 (length(n)-1) -1.2 1.2])

103 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Tugas Modul:
a. Modifikasi program sehingga periode sampling 0.2 dan 0.02 dan tampilkan
grafiknya
Jawaban :
%P_3_9 Sampling suatu sinyal kontinyu
clf;
t = 0:0.0005:1;
f = 13;
xa = cos(2*pi*f*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,xa);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t)');
axis([0 1 -1.2 1.2])
subplot(3,1,2);
T1 = 0.2;
n1 = 0:T1:1;
xs1 = cos(2*pi*f*n1);
k = 0:length(n1)-1;
stem(k,xs1);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n] T=0,2');
axis([0 (length(n)-1) -1.2 1.2])
subplot(3,1,3);
T2 = 0.02;
n2 = 0:T2:1;
xs2 = cos(2*pi*f*n2);
k = 0:length(n2)-1;
stem(k,xs2);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n] T=0,02');
axis([0 (length(n)-1) -1.2 1.2])

104 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
b. Modifikasi program sehingga frekuensi sinyal menjadi 10,7, dan 3 serta
tampilkan grafiknya
Jawaban :
%P_3_9 Sampling suatu sinyal kontinyu
clf;
t = 0:0.0005:1;
f1 = 10;
xa = cos(2*pi*f1*t);
subplot(3,2,1)
plot(t,xa);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t) f=10');
axis([0 1 -1.2 1.2])
f2 = 7;
xb = cos(2*pi*f2*t);
subplot(3,2,3)
plot(t,xb);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t) f=7');
axis([0 1 -1.2 1.2])
f3 = 3;
xc = cos(2*pi*f3*t);
subplot(3,2,5)
plot(t,xc);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t) f=3');
axis([0 1 -1.2 1.2])
subplot(3,2,2);
T = 0.1;
n = 0:T:1;
xs1 = cos(2*pi*f1*n);
k = 0:length(n)-1;
stem(k,xs1);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n] T=0,1');
axis([0 (length(n)-1) -1.2 1.2])
subplot(3,2,4);
xs2 = cos(2*pi*f2*n);
k = 0:length(n)-1;
stem(k,xs2);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n] T=0,1');
axis([0 (length(n)-1) -1.2 1.2])
subplot(3,2,6);
xs3 = cos(2*pi*f3*n);
k = 0:length(n)-1;
stem(k,xs3);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n] T=0,1');
axis([0 (length(n)-1) -1.2 1.2])

105 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Program 3.2 Efek Aliasing pada domain waktu


%P_3_10 Efek Aliasing pada domain waktu
clf;
T = 0.1;f = 13;
n = (0:T:1)';
xs = cos(2*pi*f*n);
t = linspace(-0.5,1.5,500)';
ya = sinc((1/T)*t(:,ones(size(n))) -
(1/T)*n(:,ones(size(t)))')*xs;
plot(n,xs,'o't,ya);grid;
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Reconstructed continuous-time signal y_{a}(t)');
axis([0 1 -1.2 1.2]);
Tugas Modul:
a. Jalankan program dan dapatkan frekuensi dan amplitudo sinyal tersebut
Jawaban :

106 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Frekuensi = 13 Hz, Amplitudo = 1


b. Bandingkan dengan sinyal aslinya, apakah sama? mengapa demikian?
Jawaban :

Bentuk sinyal sama tetapi karena pemberian sampling yang kecil atau kurang
detail maka kedua sinyal nampak berbeda.

107 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
Program 3.3 Efek Aliasing pada domain frekuensi
% Program P_3_11 Ilustrasi efek Aliasing pada domain
frekuensi
clf;
t = 0:0.005:10;
xa = 2*t.*exp(-t);
subplot(2,2,1)
plot(t,xa);grid
xlabel('Time, msec');ylabel('Amplitude');
title('Continuous-time signal x_{a}(t)');
subplot(2,2,2)
wa = 0:10/511:10;
ha = freqs(2,[1 2 1],wa);
plot(wa/(2*pi),abs(ha));grid;
xlabel('Frequency, kHz');ylabel('Amplitude');
title('|X_{a}(j\Omega)|');
axis([0 5/pi 0 2]);
subplot(2,2,3)
T = 0.1;
n = 0:T:10;
xs = 2*n.*exp(-n);
k = 0:length(n)-1;
stem(k,xs);grid;
xlabel('Time index n');ylabel('Amplitude');
title('Discrete-time signal x[n]');
subplot(2,2,4)
wd = 0:pi/255:pi;
hd = freqz(xs,1,wd);
plot(wd/(T*pi), T*abs(hd));grid;
xlabel('Frequency, kHz');ylabel('Amplitude');
title('|X(e^{j\omega})|');
axis([0 1/T 0 2])
Tugas Modul:
b. [Nilai plus] Jalankan program dan bandingkan sinyal ketika T=0.5, 0.2 dan 0.1.
Apa yang bisa kalian simpulkan ?
Jawaban :
T =0.5

108 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

T =0.2

T =0.1

109 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS

Pada grafik keempat, semakin besar nilai T semakin landai pula grafiknya.

TUGAS ASISTENSI

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan.
Kesimpulan petama adalah pada sinyal kontinu, fungsi fourier() dapat
digunakan untuk melakukan transformasi fourier pada sinyal x(t) menjadi X(w)
sedangkan fungsi ifourier()dapat digunakan untuk melakukan invers
transformasi fourier pada sinyal X(w)menjadi x(t). Jika sinyal pada domain waktu
x(t) merupakan sinyal linier, maka sinyal pada domain frekuensi X(w) hasil
transformasi fourier juga merupakan sinyal linier. Sinyal domain frekuensi X(w) hasil
transformasi fourier sinyal x(t-D) yang merupakan sinyal x(t) terdelay D sama
dengan hasil transformasi fourier sinyal x(t). Pada sinyal diskrit, fungsi fft()
dapat digunakan untuk melakukan transformasi sedangkan fungsi ifft()dapat
digunakan untuk melakukan invers transformasi fourier.

110 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e
LABORATORIUM SISTEM DAN
SIBERNETIKA DEPARTEMEN TEKNIK
ELEKTRO FTEIC ITS
LAMPIRAN

111 | E E 1 8 4 3 0 4 | | P r a k t i k u m S i n y a l d a n S i s t e

Anda mungkin juga menyukai