TRIASE

NO DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN

1/3

Ditetapkan Oleh :
TANGGAL TERBIT Direktur
STANDAR RSUD Medan Labuhan
PROSEDUR Kota Medan
OPERSIONAL

dr.Irliyan Syahputra, Sp.OG

Penata Tk I
NIP. 19811020 201001 1 023
PENGERTIAN Triase adalah cara pemilahan pasien untuk menentukan prioritas
penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawat daruratannya dan masalah 
yang terjadi pada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan terhadap penerapan langkah - langkah untuk melakukan
seleksi / triase pada pasien .
KEBIJAKAN Sesuai Surat Keputusan Direktur Utama No :................................................
Tentang Kebijakan Pelayanan Gawat Darurat Di RSUD Medan Labuhan..
PROSEDUR A. Dalam keadaan rutin :
1. Setiap pasien yang masuk ke IGD dilakukan triase oleh dokter jaga
IGD/ perawat IGD. Pasien dibedakan atas kasus :
a. Kasus emergency (resusitasi) --- Line Merah (Biru )
b. Kasus Urgent --- Line Kuning
c. Kasus False Emergency --- Line Hijau
2. Line Merah (Biru) : kondisi mengancam jiwa / organ anggota gerak
memerlukan resusitasi dengan segera dengan acuan jalan nafas
(airway) ada sumbatan , breathing henti nafas , circulasi cardiac arrest
dan Disabillity ( kesadaran tidak ada ).
Contoh:
- Gangguan jantung yang mengancam.
- Gangguan pernafasan.
- Syock oleh berbagai causa.
- Trauma kepala dengan pupil anisokor.
- Perdarahan eksternal massif.
- Luka bakar > 50 % atau luka bakar didaerah thorak.
- Tension pneumothoraks.
3. Line Kuning : kondisi secara klinis dalam kondisi stabil memiliki
problem kompleks yang membutuhkan 2 atau lebih tindakan medis
sebelum keluar dari IGD dengan acuan pemeriksaan jalan nafas bebas
(paten), frekuensi nafas (RR) 24-32/menit, frekuensi nadi
120-150x/menit dan kesadaran (GCS) > 13.
Contoh:
 TRIASE

NO DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN

2/3

- Pasien dengan resiko syock ( pasien dengan gangguan

jantung , trauma abdomen berat).
- Fraktur multiple.
- Fraktur femur / pelvis.
- Luka bakar derajat II dan III.
- Gangguan kesadaran / trauma kepala.
- Pasien dengan status yang tidak jelas.
4. Line Hijau : Kondisi yang tidak memerlukan pengobatan atau
pemberian pengobatan dapat ditunda, secara klinis kondisi stabil,
memiliki problem kompleks yang membutuhkan 1 tindakan medis
atau lebih sebelum kelluar dari IGD dengan acuan pemeriksaan jalan
nafas (paten), frekuensi nafas ( RR) normal, frekuensi nadi normal
dan kesadaran (GCS) = 15.
Contoh :
- Fraktur minor.
- Luka minor dan luka bakar minor.
- Medical / non bedah.
5. Penanganan kasus di IGD dilakukan berdasarkan prioritas keadaan
pasien, dibedakan atas :
a. Pasien Gawat Darurat
b. Pasien gawat tidak darurat
c. Pasien Darurat tidak gawat
d. Pasien tidak gawat tidak darurat
6. Pasien yang gawat darurat segera dilakukan penananganan bila perlu
dilakukan resusitasi dan stabilisasi, sesudah pasien dalam keadaan
stabil baru dipindahkan keruangan rawat intensif atau kamar bedah
( operasi cito ).
7. Pasien gawat tidak darurat ditangani sesuai keluhannya dan setelah
pasien stabil, dapat dipindahkan ke ruang rawat inap.
8. Pasien darurat tidak gawat, diperiksa dan diatasi sesuai keluhannya.
Bila diperlukan tindakan pasien dibaringkan diruang tindakan. Bila
diperlukan observasi, pasien dibaringkan diruang observasi
9. Pasien tidak gawat tidak darurat, bila datang pada jam kerja
dianjurkan berobat ke poliklinik. Pasien yang datang diluar jam kerja
mereka ditangani sebagai pasien IGD.

B. Dalam keadaan bencana :

Dalam keadaan bencana, triase dilakukan pada semua pasien, untuk
menentukan prioritas penanganan
1. Line Biru dan Line Merah :
 Sifatnya emergency ( mengancam jiwa /Resusitasi )
 Segera ditanggulangi terlebih dahulu
 Masa kritis harus ditanggulangi dibawah 1 jam
 TRIASE

NO DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN

3/3

2. Line Kuning :
 Sifatnya Urgent
 Masa kritis harus ditanggulangi dibawah 24 jam
 Segera ditanggulangi bila yang mengancam jiwa sudah teratasi
3. Line Hijau :
 Boleh ditunda dan rawat jalan
 Tidak mengancam/membahayakan jiwa
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Intensif
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Bedah Pusat
5. VK