Hanna Sutiono
Hanna Sutiono
ii
iii
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala Puji Syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan berkat Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah
Serat Sabut Kelapa (Cocos Nucifera Fiber) Dan Serat Sintetik Sebagai Bahan
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
1. Rektor Universitas Hang Tuah, Prof. Dr. Ir. Supartono, M.M., CIQaR
berserta jajarannya.
3. Diana Soesilo, drg., Sp. KG, selaku dosen pembimbing pertama yang telah
4. Twi Agnita Cevanti, drg., Sp. KG, selaku dosen pembimbing kedua yang
terselesaikan.
v
5. Dr. Sularsih, drg., M.Kes, selaku dosen penguji pertama dan selaku ketua
sidang yang telah menguji memberikan saran kepada penulis dalam proses
6. Vivin Ariestania, drg., Sp. Prost, selaku dosen penguji kedua yang telah
skripsi ini.
7. Maria Lisdiana Tanjung, drg., M.AP Selaku dosen wali yang telah
skripsi.
8. Ardianto Sutiono dan Nonon Syamsudin selaku orang tua penulis yang
9. Helen Sutiono, dr dan Erick Sutiono selaku kedua kakak penulis yang
10. Sadya Andani, Dedy Yusuf, Cut Khansa, Husna Nabila, Michelle Victoria
11. Tantiana Indriani, Wulan Anjelina, Ni Putu Eka, Nur Anisa Putri K,
13. Hannaichi dan fans JKT48 yang selalu memberikan semangat dan hiburan
kepada penulis.
vi
14. JKT48 yang telah mengajarkan pengalaman hidup penulis.
15. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
persatu.
Pada kesempatan ini pula saya menyadari bahwa skripsi saya jauh dari
sempurna. Untuk itu saya sangat mengaharapkan saran dan masukan dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat
bermanfaat.
vii
ABSTRACT
viii
ABSTRAK
Latar belakang: Resin komposit merupakan bahan restorasi estetik yang sering
dijumpai pada kedokteran gigi, namun memiliki kekurangan yaitu kekuatan tahan patah
yang rendah dan sifat serap air dalam penggunaan jangka panjang, oleh karena itu
untuk meningkatkan kekuatan tekan pada resin komposit dengan diberi
penambahan serat. Sabut kelapa memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai
serat pengisi pada komposit karena memiliki kandungan selulosa untuk sifat
kekakuan dan kekuatan. Kekuatan tekan yang baik merupakan salah satu
persyaratan pada suatu bahan restorasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi serat sabut kelapa (Cocos nucifera fiber) dan serat sintetik
terhadap kekuatan tekan sebagai bahan pengisi resin komposit. Metode: Penelitian
skripsi ini adalah studi pustaka dengan menganalisa jurnal yang relevan dengan metode
pengumpulan data dari search engine yang digunakan adalah google scholar, kemudian
menentukan sampel dari memasukkan kata kunci, dan menyaring sampel sesuai dengan
kriteria inklusi dan kriteria eklusi. Hasil: Kekuatan tekan komposit serat sabut kelapa
bergantung pada proses delignifikasi agar meningkatkan adhesi ikatan interface antara serat dan
matriks menjadi lebih kuat. Kesimpulan: Serat sabut kelapa memiliki potensi sebagai
pengganti serat sintetik sebagai bahan pengisi dan memberikan kekuatan tekan
cukup baik pada resin komposit.
Kata kunci: serat sabut kelapa, resin komposit, serat sintetik, kekuatan tekan.
ix
DAFTAR ISI
x
3.3 Hipotesis penelitian .................................................................................... 37
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 38
4.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 38
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Penaambilan Sampel ......... 38
4.2.1 Populasi ................................................................................................... 38
4.2.2 Sampel ..................................................................................................... 39
4.3 Cara Kerja dan Prosedur Pengambilan Data .............................................. 42
4.4 Alur Penelitian ........................................................................................... 43
4.5 Analisis Data .............................................................................................. 44
BAB 5 HASIL ANALISIS............................................................................... 45
5.1 Analisis Sampel Jurnal penelitian .............................................................. 45
BAB 6 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 50
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 56
7.1 Simpulan .................................................................................................... 56
7.2 Saran........................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57
Lampiran .......................................................................................................... 69
xi
DAFTAR GAMBAR
2.1 BIS-GMA ................................................................................................... 12
2.2 UEDMA dan TEGDMA ............................................................................ 14
2.3 3-Methacrytoxypropyltrimethpxysilane ..................................................... 16
2.4 Perbandingan Ukuran Jenis Resin Komposit ............................................. 19
2.5 Anatomi Kelapa ......................................................................................... 28
2.6 Mesin Universal Testing Machine ............................................................. 33
4.1 Memasukkan kata kunci ............................................................................. 39
4.2 Screening 5 tahun terakhir ......................................................................... 41
4.3 Memasukkan kriterian inklusi .................................................................... 41
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
mudah dan cepat serta sewarna dengan gigi (Supriyanto, et.al., 2013).
Material pengisi resin komposit paling umum yang ada pada dunia
komposit yang memiliki partikel kecil dan halus dapat memperbaiki sifat
adalah memiliki sifat mekanis yang baik, koefisien termal ekspansi yang
rendah, resistensi tinggi dan tampilan klinis menyerupai warna gigi bila
dibandingkan dengan akrilik dan silikat (Sakaguchi & Powers, 2012). Sifat
mekanik yang dimiliki, bahan restorasi juga harus memiliki sifat fisik,
1
2
gigi, kekuatan untuk menahan patah rendah, memiliki sifat penyerapan air
berupa serat sebagai penguat atau yang biasa disebut dengan reinforce atau
digunakan untuk bahan restorasi. FRC memiliki sifat estetis baik dan
memiliki kekuatan baik, daya tahan lama serta FRC dapat digunakan
Jenis serat terdapat dua macam, yaitu serat alami dan sintetik.
Serat sintetik atau serat buatan merupakan serat yang dibuat oleh pabrik
yang sudah siap dipakai (Ananda, et.al., 2018). Kelebihannya yaitu lebih
praktis penggunaanya dan lebih kuat karena diolah pabrik namun, serat ini
juga memiliki kekurangan yaitu harganya yang cukup mahal, tidak mudah
fisik antara fase tahan lama (serat) dan fase paling lemah (misal: polimer).
serat dan orientasi serat dengan presentase umum yang telah diteliti yaitu
berkisar 10% hingga 70% (Vallittu, et.al., 2017). Penelitian (Sanjay, et.al.,
dengan serat sintetis yang memiliki sifat mekanik yang tinggi seperti
glass, carbon, kevlar, dll., namun kelemahan utama dari serat alami adalah
Bobot buah kelapa 30% nya ialah sabut kelapa atau yang dikenal
sebagai (Cocos nucifera fiber) (Lima, et.al., 2015). Sabut kelapa atau
bahan baru pada komposit dan juga rekayasa komposit alam yang ramah
menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan teknologi tinggi (Lima,
et.al., 2015). Kandungan lignin pada serat alami berperan untuk kekakuan
4
dan kekerasan serat (Arman, 2017). Serat sabut kelapa sendiri termasuk
kelapa memiliki sifat modulus lebih baik. Modulus elastisitas pada suatu
karakteristik dinamis dari komposit yang diperkuat oleh serat sabut sangat
kekuatan tekan yang baik (Murdiyanto & Jasmine, 2017). Kekuatan tekan
kekuatan tekan serat sabut kelapa tergantung dari beberapa faktor yaitu
perlakuan serat, arah serat, panjang serat, serta cara pengadukan komposit
pengisi serat alami mengalami penurunan hasil karena banyak ujung serat
dan tidak menimbulkan kerusakan pada saat mengenai bagian dalam atau
permukaan tubuh (Bui, et.al., 2020). Oleh sebab itu, studi literatur
mengenai kuat tekan filler sabut kelapa sebagai komposit serat alami
bahan yang mudah ditemui dengan harga yang terjangkau untuk resin
serat sintetik terhadap kekuatan tekan sebagai bahan pengisi resin komposit?
Tujuan Penelitian
serat sintetik terhadap kekuatan tekan sebagai bahan pengisi resin komposit.
nucifera fiber).
komposit.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
lebih bahan yang menghasilkan sifat yang lebih baik. Keuntungan utama
memiliki sifat estetika kurang baik, toxic karena kandungan merkuri, dan
seperti dapat dibuat dengan konsistensi yang sangat cair hingga pasta yang
a. Biokompabilitas
macam medium air dan organik untuk melihat respon biologis dari bahan
resin. Penggunaan resin komposit dalam jangka waktu yang lama tidak
7
akan menghasilkan toksik, untuk itulah komposit dipilih sebagai bahan
b. Sifat Fisik
yang berada pada tekanan seluloid strip dan matrix biasanya setting pada
waktu dua sampai tiga menit. Komposit yang diaktivasi dengan light cure
jika komposit memiliki kandungan filler yang tinggi dan sifat modulus
2) Penyerapan Air
ada pada resin komposit, semakin tinggi kandungan filler maka semakin
sedikit air yang diserap. coupling agent dengan kualitas dan stabilitas
kerusakan ikatan antara filler dan polimer serta jumlah penyerapan air.
yang terdapat pada komposit serta kualitas ikatan antara matriks resin
dengan filler. Jadi, semakin tinggi kandungan bahan pengisi atau filler
maka semakin sedikit pula penyerapan air yang terjadi (Heymann, 2011).
Jumlah air yang dapat diserap oleh resin komposit adalah sekitar 40-45 µg
3) Kestabilan Warna
Oksidasi dan hasil dari pertukaran air dalam matriks polimer dan interaksi
dengan polimer tidak bereaksi dan inisiator tidak terpakai atau akselerator
4) Sifat Termal
adalah 25-38 x 10-6 untuk small filler dan 55-68 x 10-6 untuk bahan pengisi
2012).
c. Sifat Mekanis
Kekuatan tekan yaitu suatu ketahanan benda terhadap beban sampai benda
itu tidak kuat menerima beban yang diberikan. Kekuatan tarik merupakan
adalah kekuatan yang didapatkan dari gerakan memutar suatu bahan dari
berkontak dengan gigi antagonis, makanan, dan cairan rongga mulut yang
2) Kekerasan Penggunaan
dalam rongga mulut dalam waktu lama. Penurunan kekerasan bahan resin
2012).
3) Mikroleakage
dari gigi. Sinar Ultraviolet (UV) dan bahan tambahan lain berfungsi untuk
(Alrahlah, 2013).
a. Matriks Resin
Fase organik dari resin komposit yaitu aromatik oligomer Bis-
Gambar.2.1 BIS-GMA
bahan tersebut.
Bisphenol A dimetakrilat (Bis-DMA), etilen glikol
b. Filler
Powers, 2012). Syarat utama dari matriks ini adalah filler harus
memiliki sifat mekanis dan sifat fisik yang baik. Sifat-sifat ini
c. Coupling Agent
Gambar.2.3. 𝜸-Methacrytoxypropyltrimethpxysilane
dalam resin komposit. Klasifikasi resin komposit saat ini dibuat sesuai
(Power, 2012):
4. Komposit Nanofiller
filler yang sangat kecil pula komposit ini mudah dalam proses
B) Berdasarkan polimerisasi
aktivasi dual.
terdiri dari dua pasta yang terpisah. Salah satu pasta berisi
(Anusavice, 2012).
kekurangan dari jenis komposit self cure. Bentuk resin ini yang
et.al., 2013).
1. Komposit Packable
2. Komposit Flowable
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Radio-opaqueness
Serat atau Fiber adalah suatu jenis zat tipis berupa potongan-
(Rodiawan, 2017):
2018).
1. Bobot ringan
2. Ramah lingkungan
5. Tahan korosi
Tabel 2.3. Perbandingan kekuatan mekanik antar serat (Pickering, et.,al, 2017)
raksasa) dengan canopy yang padat (Lima, et.al., 2015). Bagian dari buah
Copra atau buah kelapa dan minyak kelapa digunakan dalam pembuatan
sabun, minyak rambut, kosmetik, dan produk lainnya. Sekitar 35% dari
berat buah kelapa adalah serat sabut kelapa (Verma, et.al., 2014).
Serat sabut kelapa merupakan salah satu serat alami yang sangat
dari sabut kelapa yang dimiliki, namun potensi dari bahan ini banyak
digunakan. Sifat-sifat penting dari serat sabut kelapa (Coco nucifera fiber)
a. Lignin
Serat sabut kelapa, yang rata-rata tersusun atas 46% ligin adalah
salah satu serat alami yang mengandung kadar lignin yang lebih
b. Selulosa
adalah rantai selulosa yang terdiri dari daerah amorf dan daerah
membentuk ikatan antar muka yang kuat antara serat dan matriks
(Suryanto, 2016).
c. Hemiselulosa
polimer dengan serat yang berperan saat mentransfer beban dari matriks
merupakan faktor fungsi dari sifat adhesi pada daerah interface (Suryanto,
2017).
Serat sabut kelapa lebih unggul dan efisien sebagai bahan pengisi
et.al., 2014). Kelebihan dari ikatan interface ini (Bongarde, et.al., 2014):
menguraikan ikatan kimianya, ikatan hidrogen maupun ikatan van der waalls,
senyawa gula dengan menggunakan larutan basa yaitu NaOH (Kurniaty, et.al.,
kadar selulosa (Laghari, et.al., 2015). Delignifikasi dibagi menjadi 3 cara yaitu
secara kimia, biologis dan secara fisis. Secara kimia delignifikasi mampu
menghasilkan kadar gula tereduksi dimana kadar gula tersebut lebih rendah
31
rendah daripada kontrol, baik pada proses hidrolisis yang dikatalis oleh enzim E 1 ,
yang lebih tinggi daripada control, hal tersebut diperoleh dari proses hidrolisis
yang dikatalis oleh enzim E2 dan E3. Menunjukkan aktivitas hidrolisis yang paling
bahan dalam menahan beban atau gaya mekanis sampai terjadinya kehancuran
pada bahan itu atau besarnya resistensi maksimum suatu bahan material terhadap
terjadinya fraktur dibawah suatu tekanan. Uji kuat tekan adalah dengan mengukur
kekuatan tekan bahan (sampel uji) terhadap kekuatan tekan mekanisnya. Alat
yang memiliki standard ASTM D 638. Faktor yang mempengaruhi kekuatan tekan
yaitu luas permukaan, bentuk sampel, viskositas, ukuran partikel, dan volume
partikel (Trisnawati, et.al., 2019). Sampel yang akan diuji, terlebih dahulu diukur
sebelum uji berlangsung, alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk
tepat pada angka nol kemudian hi dupkan alat, lalu catat angka yang ditunjukkan
oleh pengukuran pada alat sebagai nilai F dengan satuan pascal (Pa) atau N/m2
dan setelah sampel menjadi hancur, hasil besaran tersebut diketahui, maka nilai
2014) :
32
T=
𝒇 F = Gaya tekan / beban
𝒂
(N)
Keterangan :
BAB 3
komposisi utama yaitu resin matriks, bahan pengisi dan coupling agent (thamara,
et.al., 2018). Silane sebagai coupling agent adalah senyawa hybrid yang mampu
membentuk ikatan kimia dengan permukaan organik dan anorganik (Kristy, et.al.,
2020). Silane memiliki dua ujung rantai, salah satu ujung rantainya merupakan
metakrilat yang terkandung dalam Bis-GMA pada resin komposit (Kristy, et.al.,
2020). Silane bekerja menjadi mediator melalui dua reaksi. Reaksi pertama adalah
silane mengikat silikon dioksida dengan grup hydroxil (OH-) dan reaksi kedua
silane mengikat komposit dengan reaksi polimerisasi antara grup metakrilat dari
antara matriks polimer dengan serat yang berperan saat mentransfer beban dari
matriks menuju serat (Suryanto, 2017). Terdapat dua jenis serat, diantaranya ada
serat sintetik dan serat alami. Serat sintetik yang biasa digunakan dalam bidang
Serat E-glass adalah serat sintetik yang sering digunakan pada bidang
kedokteran gigi (Faizah, et.,al, 2016). Komposisi dari serat e-glass memiliki
kandungan SiO2 54 wt%, Al2O3 14 wt%, CaO + MgO 22 wt%, B2O3 10wt%
dimana karakter serat e-glass memiliki kekuatan mekanik baik dan sifat untuk
komposit serat alam sebagai pengganti serat sintetik karena ketersediaan serat e-
glass yang sangat terbatas di Indonesia dan juga karakter yang tidak ramah
Metode lignifikasi dibutuhkan untuk membuang lignin yang ada pada serat
alami bertujuan untuk melarutkan lapisan menyerupai lilin pada permukaan serat
35
agar menghasilkan sifat mekanik komposit serat alami menjadi lebih tinggi dan
mudah berikatan dengan matriks (Kondo, et.al., 2018). Sabut kelapa merupakan
pilihan serat karena memiliki sifat fisik yang terdiri dari serat kasar dan halus
tidak kaku sehingga cocok sebagai bahan pengisi serat pada komposit (Abolarin,
2017). Presentase kandungan serat sabut kelapa (Coco nucifera fiber) yang
digunakan tidak melebihi 60% karena pada penelitian kekuatan tekan serat sisal
Karakteristik sabut kelapa sebagai filler komposit memiliki sifat fisik yang
baik dimana penyerapan air menjadi stabil, isolator thermal baik, kekuatan tekan
baik karena serat dapat berikatan secara kimia tapa kehadiran zat perangkai
setelah proses penghilangan zat lilin, dengan fraksi volume tidak lebih dari 60%
karena banyak ujung serat akan mengalami diskohesi berserat dalam matriks resin
yang mengarah pada keretakan awal komposit, serta biaya murah dan mudah
tergredasi (Bui, et.al., 2020). Karakteristik yang dimiliki serat sintetik sendiri
memiliki massa jenis yang rendah atau low density yang menyebabkan masalah
floating pada matriks komposit, serta tidak mudah tergredasi oleh alam
rendah yang mengakibatkan ekspansi liner rendah dan mudah rusak akibat suhu
terhadap komposisi dan ukuran filler, semakin kecil ukuran partikel maka akan
36
membentuk daerah antarfasa yang luas, sehingga tegangan matriks dan pengisi
terjadi (Daulay, 2014). Kekuatan tekan pada resin komposit juga sangat
berpengaruh pada banyaknya filler yang terkandung, mobilitas molekul dari rantai
menghasilkan kekuatan tekan dari ikatan matrix dan filler (Yusoff, et.al., 2019).
Serat alam sabut kelapa juga memiliki karakter sifat serat tidak kaku,
biokompatibilitas, dan rendahnya daya guna, sekaligus menjadi bahan yang dapat
diperbarui yang berpotensi untuk merevolusi masa depan dengan biaya produksi
Terdapat potensi dari serat sabut (Coco nucifera fiber) dan serat sintetik terhadap
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kepustakaan atau studi
literatur (library research). Studi literatur merupakan analisa kritis dari sebuah
penelitian yang dilakukan terhadap topik khusus yang diperoleh dari bahan acuan
merupakan tujuan yang ingin dilakukan oleh penulis seperti yang dilampirkan
pada tinjauan pustaka dan dinyatakan agak berbeda (Denney dan Tewksbury,
2013). Sumber pustaka dari studi literatur didapat dari berbagai jurnal, buku,
artikel, internet dan tulisan lainnya yang relevan dengan metode pengumpulan
(Moleong, 2017).
4.2.1. Populasi
37
38
4.2.2. Sampel
suatu populasi atau wakil dari populasi dan diteliti secara rinci
1. Kriteria Inklusi
• Serat alami
• Kedokteran gigi
2. Kriteria Eksklusi
adalah:
penelitian
Populasi yang ada setelah memasukkan kata kunci serat sabut kelapa, resin
komposit, dan kekuatan tekan adalah 441 jurnal penelitian. Kemudian dilakukan
memilih tahun publikasi, maka didapatkan 301 jurnal seperti gambar dibawah ini.
40
Dari 301 jurnal diatas, dilakukan penyaringan kembali sebagai sampel dari
penelitian ini dengan kata kunci dari kriteria inklusi dan mendapatkan 25 jurnal,
yaitu :
standart, dan datanya bersifat tetap serta autentik. Berikut adalah hasil
2. Thamara, C.A., Erlita, I. And Diana, S., The Effect Of Bagasse Fiber
Bulk Fill Composite Resin. Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi, 3(1), Pp.61-
66.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah jurnal penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti pada sampel jurnal penelitian. kesimpulan dari
sumber tersebut disusun dalam bentuk tabel, lalu melakukan evaluasi, kritisi
hal berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, artikel, agenda dan sebagainya
penelitian.
43
hingga ekstraksi data. Analisa data dapat dilakukan dengan menggabungkan data
44
yang diperoleh dari penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua
teknik analisa data yaitu deskriptif kuantitatif dan metode komparasi. Metode
sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda (Surachman &
Subidyo, 2014).
BAB 5
HASIL ANALISIS
Tujuan peneliti yang ingin dicapai pada studi pustaka ini adalah untuk
mengetahui potensi kuat tekan serat sabut kelapa sebagai bahan pengisi resin
komposit di bidang Kedokteran gigi, dimana kuat tekan pada bahan restorasi
sangat dibutuhkan. Sampel yang digunakan adalah dua jurnal dari schoolar,
demikian berikut ini penjelasan mengenai kedua jurnal dibawah ini sebagai
sampel penelitian.
JURNAL 1 JURNAL 2
kedokteran gigi.
45
46
berbeda.
pemahaman sampel.
retak.
4. Menyimpulkan hasil
dibandingkan dengan
dikarenakan serat
sintesis mempunyai
spesifikasi kekuatan
tertentu setelah
dilakukan proses
produksi,
memiliki kekuatan
menyesuaikan untuk
menggunakannya pada
keperluan tertentu.
“gap” atau kesenjangan dari penelitian tersebut. Hasil kekuatan mekanik dari
serat alam sebagai pengganti sintetik pada masing-masing sampel jurnal kuat
tekan komposit serat alami diatas dapat digambarkan melalui tabel diatas.
Berdasarkan rangkuman tabel gambar 5.1, jenis serat sintetik yang paling
sering digunakan pada bidang kedokteran gigi adalah jenis e-glass karena
memiliki sifat mekanik yang baik. Perbandingan serat alam dengan serat sintetis
yaitu dilihat dari sifat kehomogenannya dan keramahan lingkungan. Serat sintetis
memiliki sifat yang lebih homogen dikarenakan serat sintetis dibuat dengan
karakter yang telah ditentukan, namun serat sintetis tidak mudah terurai oleh
serat alam dikarenakan kekuatan serat alam hanya bergantung pada alam sehingga
sintetis tidak lepas juga dari biaya pengolahan yang tinggi dan juga jangka
dari komposit. Penambahan serat ampas tebu terhadap kekuatan tekan resin
komposit bulk fill memiliki kekuatan tekan 353,466 MPa, kekuatan tekan
komposit dengan serat ampas tebu lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol dengan nilai kuat tekan 348,698 MPa. Beberapa ciri yang menyebabkan
49
kekuatan tekan pada komposit dengan serat lebih baik yaitu posisi serat dan arah
HASIL PENELITIAN
Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan serat sabut
kelapa sebagai pengganti filler serat sintetik pada resin komposit, dimana sebagai
Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi yang umum digunakan
dalam dunia kedokteran gigi (Sachan, et.al., 2016). Kandungan penguat pada
bahan komposit yang telah beredar di pasaran adalah serat sintetik yang umumnya
pada komposit kedokteran gigi adalah glass fiber, namun glass fiber merupakan
bahan yang tidak mudah terbiodegradasi dan memiliki harga yang relatif mahal
kata kunci serat sabut kelapa, resin komposit, dan kekuatan tekan menghasilkan
441 jurnal dari seluruh dunia dan diambil dari 5 tahun terakhir, didapatkan 2
jurnal yang memenuhi kriteria inklusi serta menjelaskan mengenai kelebihan dari
serat sabut kelapa sebagai pengganti filler sintetik dari resin komposit.
merupakan gabungan dari dua bahan atau lebih terdiri dari matriks resin dan
produksi pabrik yang diimpor dari negara lain dan terkadang proses produksinya
pun tidak ramah lingkungan (Theng, et.,al, 2019). Tujuan dari penambahan serat
dalam komposit yaitu untuk transfer beban, memberikan sifat kekakuan dan
50
51
bahan komposit saja (Sanjay, et.,al, 2016). Kekuatan tekan adalah kemampuan
suatu benda untuk menerima beban sebelum benda tersebut mengalami keretakan
(Utami, et.,al, 2019). Kekuatan tekan dianggap sebagai parameter penting dari
berdampak terhadap kerapuan bahan dan lemahnya suatu bahan terhadap tekanan
Serat e-glass merupakan serat yang paling sering digunakan pada dunia
kedokteran gigi. Komposisi dari serat E-glass dental adalah SiO2 54 wt%, Al2O3
14 wt%, CaO + MgO 22 wt%, B2O3 10wt% dan kurang dari 2 wt% Na2O + K2O.
Kandungan tinggi SiO2 pada serat E-glass dapat berikatan baik dengan matriks
meningkatkan ketahanan kimia terhadap air dan sifat modulus elastis. Komponen
MgO dan CaO yang terkendali mampu menjaga kesesuaian sifat mekanik dengan
modulus dan kekuatan yang tinggi (Purnamasari, et.,al, 2018). Kekurangan dari
serat e-glass adalah self-abrasive apabila tidak ada perawatan khusus yang
Dewasa ini, komposit yang berbahan baku serat alam terus diteliti dan
dikembangkan karena karakter dari serat yaitu ringan dan kuat (Murdiyanto,
2017). Serat sabut kelapa sendiri memiliki karakteristik ringan, kuat dan mudah
menahan panas. Penggunaan serat sabut kelapa dapat membuat plastik menyusut
efektivitas biaya (Verma, et.,al, 2015). Kandungan pada sabut kelapa memiliki
kelapa sebagi penguat komposit. Kekuatan dan kekakuan serat sabut kelapa
dari serat tersebut. Perlakuan alkali adalah pelakuan kimia untuk meningkatkan
et.,al, 2017).
tersusun dari rangkaian glukosa yang berasal dari proses fotosintesis tumbuhan,
serat selulosa. Ikatan selulosa tadi memiliki karakter kekuatan mekanik tinggi dan
tidak mudah larut dalam pelarut. Beberapa sifat serat sintetik yang lebih baik
kemampuan untuk diproses, namun untuk jangka panjang penggunaan serat alam
serta biaya produksi yang sederhana (Murdiyanto, 2017). Potensi serat alam
glass (Pickering, et.,al, 2016). Serat sabut kelapa sangat berpotensi sebagai bahan
53
pengisi dari komposit dikarenakan sifat daya mulur dan modulus elastisitasnya
Penelitian uji kuat tekan serat ampas tebu pada resin komposit bulkfill
menyatakan komposit dengan penambahan serat ampas tebu memiliki nilai kuat
tekan 352,466 MPa, lebih baik daripada resin komposit bulkfill saja. Penempatan
arah serat dan posisi serat sangat mempengaruhi kuat tekan dari resin komposit,
dimana serat yang diletakkan pada bagian permukaan yang menerima beban tekan
dengan arah horizontal akan menghasilkan kuat tekan yang cukup baik. Akan
tetapi nilai kuat tekan komposit bulkfill dengan serat sintetik memiliki nilai lebih
tinggi, dengan nilai kuat tekan 364.583 MPa dibandingkan dengan kelompok
komposit bulkfill dengan serat alami (Thamara, et.,al, 2018). Penurunan kuat
tekan pada komposit ini terjadi dikarenakan saat pencampuran resin dan serat
terjadi secara tidak merata sehingga menyebabkan daya rekat serat dan resin
kurang baik, dan penyebaran serat yang tidak merata pada serat menyebabkan
interface serat yang dihasilkan lemah (Pawestri, et.al., 2018). Beberapa faktor
pencampuran resin dan serat tidak merata disebabkan karena penumpukkan serat
pada salah satu bagian resin yang menimbulkan rongga pada resin komposit. Di
sisi lain, disebabkan karena teknik pencampuran yang kurang tepat, dimana teknik
sedikit demi sedikit serat ke dalam adukkan yang sudah terproses saat
Sifat kompresi dari serat alami rendah bisa juga dikarenakan retakan awal
terjadi di matriks epoksi yang rapuh saat pengujian kuat tekan. Retakan pada serat
selama pengujian disebabkan juga karena matriks epoksi tidak menyebar merata
54
dan tidak adanya microbuckling yang muncul (Van Vuure, et.al., 2015).
beban tekan didefinisikan sebagai kegagalan dari bahan tanpa buckling specimen
(Mechin, et.al., 2019). Serat sabut kelapa memiliki modulus lebih baik. Modulus
elastisitas pada suatu bahan sangat berhubungan dengan kekakuan suatu bahan
dalam menerima suatu beban. Semakin baik nilai modulus elastisitas maka
kemampuan komposit untuk menahan beban yang besar dengan regangan yang
kecil (Adeniyi, et.,al, 2019). Fraksi serat alam dalam resin komposit tidak
tidak menimbulkan kerusakan pada saat mengenai bagian dalam atau permukaan
serat, interaksi serat dan matriks, ukuran serat, bentuk serat, panjang dan diameter
serat, serta bagaimana cara serat itu didapatkan (Adeniyi, et.,al, 2019). Semakin
kecil ukuran diameter serat maka semakin kuat bahan tersebut menerima beban,
karena minimnya cacat pada material (Muhammad, 2017). Kandungan lignin pada
serat alami berperan untuk kekakuan dan kekerasan serat (Arman, 2017). Sabut
kelapa termasuk memiliki kandungan yang kaya akan lignin dibandingkan dengan
serat alam lainnya, dengan presentase 30-35%, karenanya karakter sabut kelapa
55
ialah serat yang kaku dan mudah rapuh, sehingga dibutuhkannya perlakuan alkali
untuk memperbaiki bentuk dan sifat dari serat sabut kelapa itu sendiri (Zulkifly &
Dharmawan, 2019). Sifat dan bentuk yang akan dirubah oleh perlakuan alkali
yaitu mengurangi sifat hidrofilik serat dan mengecilkan diameter serat, sehingga
serat semakin kuat karena bagian yang rusak dari serat akan berkurang dan
meningkatkan adhesi ikatan interface antara serat dan matriks menjadi lebih kuat
(Adeniyi, et.,al, 2019). Akan tetapi, perlakuan alkali dengan konsentrasi tinggi
dapat merusak kandungan selulosa yang ada pada serat sabut kelapa, dimana
selulosa sendiri merupakan unsur utama pendukung kekuatan serat (Zulkifly &
Dharmawan, 2019). Sabut kelapa sendiri juga merupakan serat alami yang tidak
mudah busuk karena tidak ada decomposer yang mampu menguraikan sabut
kelapa, sehingga sangat berpotensi menjadi pengganti filler sintetik selain karena
7.1 Simpulan
1. Potensi kekuatan tekan serat sintetik lebih baik, namun karena biaya
pengolahan tinggi dan tidak mudah terurai oleh alam, sehingga serat
2. Serat sabut kelapa memiliki karakter serat yang panjang dan tebal, namun
memiliki kekuatan tekan cukup baik pada resin komposit meskipun masih
7.2 Saran
Studi literatur ini hanya menganalisis mengenai kekuatan tekan dari serat
sabut kelapa sebagai pengganti filler sintetik pada resin komposit untuk inovasi
baru dalam mendaur ulang limbah alam. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
kelapa.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Adeniyi, A.G., Onifade, D.V., Ighalo, J.O. and Adeoye, A.S., 2019. A review of
coir fiber reinforced polymer composites. Composites Part B:
Engineering, 176, p.107305.
Adi, H.N.S., 2017. Pengaruh Penambahan Serat Daun Nanas (Ananas Comosus
L. Merr) Terhadap Kekuatan Fleksural Resin Komposit Flowable (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Afrida, N. 2015. Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nano Pada
Perendaman Teh Hitam Dan Kopi Roughness Differences in Surface of
Nano Composite Resin in Black Tea and Coffee Immersion. Jurnal Wiyata,
2(1), 176–180
Agustini, L. and Efiyanti, L., 2015. Pengaruh perlakuan delignifikasi terhadap
hidrolisis selulosa dan produksi etanol dari limbah berlignoselulosa. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan, 33(1), pp.69-80.
Alla, R.K., Sajjan, S., Alluri, V.R., Ginjupalli, K. and Upadhya, N., 2013. Influence
of fiber reinforcement on the properties of denture base resins.
Alrahlah, A.A. 2013. Physical, Mechanical And Surface Properties Of Dental
Resin-Composites. A thesis: University of Manchester for the degree of
Doctor of Philosophy In the Faculty of Medical and Human Sciences.
https://www.research.manchester.ac.uk/portal/files/54544507/FULL_TEXT
.PDF diakses pada tanggal 20 maret 2020
Ananda, S. F.R, Isyana, E, Irnamanda, D.H. 2018. The Effect Of Bagasse Fiber
Addition In Flexural Strength Of Bulk Fill Composite Resin. Dentino Jurnal
kedokteran gigi; Universitas Kedokteran Gigi Lambung Mangkurat,
58
Asip, F., Wibowo, Y.P. and Wahyudi, R.T., 2016. Pengaruh Basa Terhadap
Penurunan Lignin Dan Konsentrasi Hcl Pada Hidrolisa Sabut Kelapa
Untuk Memproduksi Bioetanol. Jurnal Teknik Kimia, 22(1), pp.10-20.
Baroudi, K. and Rodrigues, J.C., 2015. Flowable resin composites: A systematic
review and clinical considerations. Journal of clinical and diagnostic
research: JCDR, 9(6), p.ZE18.
Bhardwaj, A., Sukaton, S., Puspitasari, A. and Saraswati, W., 2018. The
Difference of The Effects of Conventional Flowable Composite and Self-
Adhering Flowable Composite on BHK-21 Fibroblast Cells. Conservative
Dentistry Journal, 8(2), pp.65-71.
Blanco A, Monte MC, Campano C, Balea A, Merayo N, Negro C. Nanocellulose
for industrial use: cellulose nanofibers (CNF), cellulose nanocrystals
(CNC), and bacterial cellulose (BC). InHandbook of Nanomaterials for
Industrial Applications 2018 Jan 1 (pp. 74-126). Elsevier.
Bongarde, U.S. and Shinde, V.D., 2014. Review on natural fiber reinforcement
polymer composites. International Journal of Engineering Science and
Innovative Technology, 3(2), pp.431-436.
Boutsiouki, C., Tolidis, K., Gerasimou, P. and Panagiotidou, E., 2014.
Microleakage of glass-ionomer, flowable composite, biodentine and fiber-
reinforced base materials. Dental Materials, (30), p.e142.
59
Bui, H., Sebaibi, N., Boutouil, M. and Levacher, D., 2020. Determination and
Review of Physical and Mechanical Properties of Raw and Treated Coconut
Fibers for Their Recycling in Construction Materials. Fibers, 8(6), p.37.
Camara C.A. 2010. Aesthetics in Orthodontics: Six horizontal smile lines. Dent
press J orthod. 15(1): 118-131
Campbell, F.C. 2010. Strucutral Composite Materials. ASM international:
https://www.asminternational.org/documents/10192/1849770/05287G_Sam
ple_Chapter.pdf diakses pada tanggal 18 maret 2020
Cangül, S., & Adıgüzel, Ö. 2017. The Latest Developments Related to Composite
Resins. International Dental Research, 7, 32–41.
https://doi.org/10.5577/intdentres.2017.vol7.no2. 3
Dahlan, M.S. 2016. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Ed 4th. Epidemiologi Indonesia.
In Applied Mechanics and Materials (Vol. 754, pp. 39-43). Trans Tech
Publications Ltd.
Ferracane, J.L., 2010. Review Resin composite—State of theart. Dental Materials.
1753: 1-10 For Dental Assistants and Dental Hygienist 2nd Edition.
Elsevier. pp. 63.
Han, S. H., Sadr, A., Shimada, Y., Tagami, J., & Park, S. H. (2019). Internal
adaptation of composite restorations with or without an intermediate layer:
Effect of polymerization shrinkage parameters of the layer material. Journal
of Dentistry, 80(February), 41–48.
https://doi.org/10.1016/j.jdent.2018.10.013
Hatrick, C.D., Eackle, S., & amp; Bird, W. 2011. Dental Material Clinical
Applications
Heymann H.O, Swift Jr, E.J, Ritter AV. 2011. Sturdenvant’s art and science of
operative dentistry. 6th ed. Chapel Hill,NC: Elsevier,. 218-23.
Istihaji, E.D., Budiarto, J., Mastura, L., Juniar, R., Cahyo, M. and Irawan, D.,
2017. Alkaline Pretreatment Dan Proses Simultan Sakarifikasi-Fermentasi
Terhadap Kadar Etanol Dari Serabut Kelapa. Journal of Research and
Technology, 3(1), pp.77-82
Jancy, S., Shruthy, R. and Preetha, R., 2020. Fabrication of packaging film
reinforced with cellulose nanoparticles synthesised from jack fruit non-
edible part using response surface methodology. International Journal of
Biological Macromolecules, 142, pp.63-72.
Jyothi KN, Crasta S, Venugopal P. 2012. Effect Of Five Commercial Mouth
Rinses On The Microhardness Of A Nanofilled Resin Composite Restorative
Material: An in vitro study. J Conserv Dent, p; 214-7.
Kaur, M., Mann, N.S., Jhamb, A. and Batra, D., 2019. A comparative evaluation
of compressive strength of Cention N with glass Ionomer cement: An in-
vitro study. Kaur, M., Mann, N.S., Jhamb, A. and Batra, D., 2019.
http://www.oraljournal.com/pdf/2019/vol5issue1/PartA/4-4-66-712.pdf
diakses pada tanggal 4 may 2020.
Kim, J.G., Ilbeum C., Dai G.L., Il S.S., 2011, Flame And Silane Treatments For
Improving The Adhesive Bonding Characteristics Of Aramid/Epoxy
61
Kristi, R.M.B. and Murdiyanto, D., 2020. Pengaruh Penambahan Serat Daun
Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Terhadap Kekuatan Tekan Resin
Komposit Flowable. JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi), 3(1), pp.5-9.
Kurniaty, I., 2017. Proses Delignifikasi Menggunakan NaOH dan Amonia (NH3)
Pada Tempurung Kelapa. Jurnal Integrasi Proses, 6(4), pp.197-201.
Laghari, S.M., Isa, M.H. and Laghari, A.J., 2015. Delignification of coconut husk
by microwave assisted chemical pretreatment. Advances in Environmental
Biology, pp.1-6.
Lima, E. B. C., Sousa, C. N. S., Meneses, L. N., Ximenes, N. C., Santos Júnior,
M. A., Vasconcelos, G. S., Lima, N. B. C., Patrocínio, M. C. A., Macedo,
D., & Vasconcelos, S. M. M. 2015. Cocos nucifera (L.) (arecaceae): A
phytochemical and pharmacological review. Brazilian Journal of Medical
and Biological Research, 48(11), 953–964. https://doi.org/10.1590/1414-
431X20154773
Mahmuda, E., Savetlana, S., & Sugiyanto, -. 2013. Pengaruh Panjang Serat
Terhadap Kekuatan Tarik. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 1, 79–84
Mandal, A. and Chakrabarty, D., 2015. Characterization of nanocellulose
reinforced semi-interpenetrating polymer network of poly (vinyl alcohol) &
polyacrylamide composite films. Carbohydrate polymers, 134, pp.240-250.
Mawardi, I., Azwar, A. and Rizal, A., 2017. Kajian perlakuan serat sabut kelapa
terhadap sifat mekanis komposit epoksi serat sabut kelapa. Jurnal
Polimesin, 15(1), pp.22-29.
Mechin, P.Y., Keryvin, V., Grandidier, J.C. and Glehen, D., 2019. An
experimental protocol to measure the parameters affecting the compressive
strength of CFRP with a fibre micro-buckling failure criterion. Composite
Structures, 211, pp.154-162
62
Mohajerani, A., Hui, S.Q., Mirzababaei, M., Arulrajah, A., Horpibulsuk, S.,
Abdul Kadir, A., Rahman, M.T. and Maghool, F., 2019. Amazing Types,
Properties, and Applications of Fibres in Construction
Materials. Materials, 12(16), p.2513.
Moleong, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya Offset
Mondelli RFL, Ishikiriam SK, Filho O, Mondelli J. Fracture Resistance Of
Weaked Teeth Restoration With Condenable Resin With And Without Cusp
Coverage. J. Appl oral Sci. 2008; 17 (3) : 161-165.
Muensri, P., Kunanopparat, T., Menut, P. and Siriwattanayotin, S., 2011. Effect of
lignin removal on the properties of coconut coir fiber/wheat gluten
biocomposite. Composites Part A: Applied Science and
Manufacturing, 42(2), pp.173-179.
Murdiyanto, D., 2017. Potensi serat alam tanaman indonesia sebagai bahan fiber
reinforced composite kedokteran gigi. Jurnal Material Kedokteran
Gigi, 6(1), pp.14-22.
Muhammad, A.H. and Abdul, S., 2017. Analisis pengaruh konsentrasi larutan
alkali terhadap perubahan diameter serat sabut kelapa. Intek (Informasi
Teknologi) Jurnal Penelitian, 4(1), pp.10-13.
Nandal, S. Dr., Ghalaut, P. DR., Shekhawat, H. DR., Gulati, M. S. Dr. 2013. New
Era in Denture Base Resins: A Review. DJAS. 1 (3) : 136-143
Natarajan. P., dan Thulasingam. C. 2013. The Effect of Glass and Polyethylene
Fiber Reinforcement on Flexural Strength of Provisional Restorativeresin:
An In Vitro Study. J Indian Prosthodont Soc, 13(4)., pp: 421-427.
Nihei, T., 2016. Dental applications for silane coupling agents. Journal of Oral
Science, 58(2), pp.151-155.
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan, cetakan ketiga. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Nugroho, D.A., Widjijono, W., Nuryono, N., Asmara, W., Aastuti, W.D. and
Ardianata, D., 2017. Effects of filler volume of nanosisal in compressive
strength of composite resin. Dental Journal (Majalah Kedokteran
Gigi), 50(4), pp.183-187.
Pasril, Y. and Pratama, W.A., 2013. Perbandingan kekuatan tekan resin komposit
Hybrid menggunakan sinar Halogen dan LED. Insisiva Dental Journal:
Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 2(2), pp.84-91.
Pawestri, A.K., Hasanah, W., Murphy, A., Hidayati, N. and Fuadi, A.M. 2018.
Analisa Pengaruh Kerapatan dan Kekuatan Tekan Komposit Serat Sabut
Kelapa dan Serat Daun Nanas Bermatriks Polyester (Kimia dan
aplikasinya).
64
Rajak, D.K., Pagar, D.D., Menezes, P.L. and Linul, E., 2019. Fiber-Reinforced
Polymer Composites: Manufacturing, Properties, and
Applications. Polymers, 11(10), p.1667.
Sachan, S., Srivastava, I., dan Ranjan, M. 2016. Flowable Composite Resin : A
Versatile Material, IOSR-JDMS, Vol. 15(6). 71–74.
65
Sakaguchi RL, Powers JM. 2012. Craig’s restorative dental materials. 13th ed.
Philadelphia: Elsevier,p: 143, 162.
Sanjay, M. R., Arpitha, G. R., Naik, L. L., Gopalakrisha, K., & Yogesha, B. 2016.
Applications of Natural Fibers and Its Composites : An Overview.
https://doi.org/10.4236/nr.2016.73011
Sanjay, M.A. and Yogesha, B., 2016. Studies on mechanical properties of jute/E-
glass fiber reinforced epoxy hybrid composites. Journal of Minerals and
materials characterization and engineering, 4(1), pp.15-25.
Sanjay, M.R., Arpitha, G.R. and Yogesha, B., 2015. Study on mechanical
properties of natural-glass fibre reinforced polymer hybrid composites: A
review. Materials today: proceedings, 2(4-5), pp.2959-2967.
Thamara, C.A., Erlita, I. and Diana, S. 2018. The Effect Of Bagasse Fiber
(Saccharum Officinarum L.) Addition On The Compressive Strength Of
Bulk Fill Composite Resin. Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi, 3(1), pp.61-
66.
Theng, G.W., Johari, Y., Ab Rahman, I., Muttlib, N.A.A., Yusuf, M.N.M. and
Alawi, R., 2019. Mechanical Properties of Dental Composite Reinforced
with Natural Fiber. Journal of International Dental and Medical
Research, 12(4), pp.1242-1247.
Titani, F.R., Imalia, C.L. and Haryanto, H., 2018. Pemanfaatan Serat Sabut
Kelapa sebagai Material Penguat Pengganti Fiberglass pada Komposit Resin
Polyester untuk Aplikasi Bahan Konstruksi Pesawat Terbang. Techno
(Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto), 19(1),
pp.23-28.
Verma, D. and Gope, P.C., 2015. The use of coir/coconut fibers as reinforcements
in composites. In Biofiber Reinforcements in Composite Materials (pp. 285-
319). Woodhead Publishing.
Wahono, R.S., 2016. Systematic Literature Review: Pengantar, Tahapan dan Studi
Kasus. Retrieved November, 21, p.2020.
67
Wahyudi, T.D. and Ningsih, H.T., 2018. Pengaruh Fraksi Volume Serat Kulit
Kersen Terhadap Kekuatan Tekuk Dan Tarik Komposit Dengan Matrik
Epoksi. Jurnal Teknik Mesin UNESA, 6(2).
LAMPIRAN
68
September 2020
November 2020
Desember 2020
Februari 2021
Oktober 2020
Agustus 2020
Januari 2021
Maret 2020
April 2020
Juni 2020
Mei 2020
Juli 2020
Studi
1.
Kepustakaan
Pembuatan
2.
proposal
Konsultasi dan
3. Koreksi
Proposal
Pengumpulan
4. dan Ujian
Proposal
Penelaan
5.
Pustaka
Penelaan
6.
pustaka
Pembuatan
7.
Skripsi
Konsultasi dan
8.
Koreksi Skripsi
Persiapan Ujian
9.
Skripsi
10. Ujian Skripsi
Perbaikan dan
11. Penyerahan
Skripsi