RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1 Panduan Keselamatan Pasien Bedah di Kamar Operasi RS Universitas Airlangga 2018
2018
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
NOMOR :21Q/UN3.9.1/2018
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
TENTANG PANDUAN KESELAMATAN BEDAH DI KAMAR OPERASI RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan panduan prosedur keselamatan bedah adalah sebagai panduan dalam memberikan
pelayanan pembedahan di kamar operasi untuk keselamatan pasien
b. Tujuan Khusus
a) Memverifikasi lokasi, prosedur dan pasien yang benar
b) Memastikan bahwa semua dokumen, foto (images), dan hasil pemeriksaan yang
relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang
c) Memverifikasi keberadaan peralatan khusus dan/atau implant-implant yang
dibutuhkan
THE SIGN IN
(Dilakukan sebelum induksi anestesi, minimalnya oleh perawat & ahli anestesi)
1. Pasien telah dikonfirmasikan Sudah Belum
- Identifikasi dan gelang pasien
- Lokasi operasi
- Prosedur
- Surat ijin operasi
Ya Tidak
2. Lokasi operasi sudah diberi tanda
3. Mesin dan obat-obat anestesi sudah di cek lengkap
4. Pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi
5. Apakah pasien mempunyai riwayat alergi
6. Kesulitan bernafas/ risiko aspirasi?
dan menggunakan peralatan/ bantuan
7. Risiko kehilangan darah > 500 ml (7 ml/ Kg BB pada anak)
Dua akses intravena/ akses sentral dan rencana terapi cairan
1. Konfirmasi seluruh anggota tim telah memperkenalkan nama dan Sudah Belum
perannya masing-masing.
2. Dokter bedah, dokter anestesi dan perawat melakukan konfirmasi secara verbal
- Nama pasien
- Prosedur
- Lokasi dimana insisi akan dibuat
3. Apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan 60 menit sebelumnya?
Tanggal :
Jam verifikasi :
Yang Memeriksa:
(……………………………)
Penanggung Jawab OK
3.1 Kesimpulan
1. Penatalaksanaan prosedur keselamatan bedah di Kamar operasi Rumah Sakit UNAIR
belum dilakukan secara optimal, hal ini dapat diketahui dari masih adanya beberapa
indikator pelaksanaan prosedur keselamatan bedah yang belum dilakukan serta
indikator lainnya dilakukan tidak sesuai dengan prosedur. Seperti tidak dilakukannya
pencegahan timbulnya reaksi alergi atau efek samping obat yang beresiko bagi pasien
dan pemberian marker pada area operasi
2. Hambatan yang dirasakan dalam penatalaksanaan prosedur keselamatan bedah ini
adalah kurangnya pengetahuan baik dokter bedah, ahli anestesi maupun perawat
terhadap pentingnya prosedur keselamatan bedah serta kualitas dan kuantitas baik
sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang ada di Kamar operasi Rumah
Sakit UNAIR masih dirasakan kurang. diadakannya sosialisasi mengenai pentingnya
prosedur keselamatan bedah serta adanya pelatihan guna peningkatan kualitas sumber
daya manusia ditambah dengan adanya penambahan sarana dan prasarana yang
kesemuanya itu mendukung dalam penatalaksanaan Patient Safety, sehingga kualitas
mutu pelayanan bedah meningkat.
3.2 Saran
1. Dokter bedah, ahli anestesi serta perawat bersama-sama dalam mengupayakan
pelayanan bedah yang mengutamakan keselamatan pasien.
2. Sosialisasi mengenai pentingnya Patient Safety di lingkungan Rumah Sakit UNAIR
serta mewajibkan seluruh bagian menerapkan Patient Safety dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien.
3. Peningkatan pengetahuan maupun keterampilan sumber daya manusia yang ada di
Rumah Sakit UNAIR termasuk bagian bedah dengan mengadakan pelatihan dan studi
banding.
Ditetapkan di Surabaya
tanggal, 12 Februari 2018
DIREKTUR,