Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Munif Sirajuddin

NIT : 20293559

Kelas : E / 31

Review Peraturan Menteri ATR/BPN No. 9 Tahun 2021 Tentang Surveyor Berlisensi

Permen ATR/BPN N0. 9 Tahun 2021 mengatur tentang Surveyor Berlisensi dalam
rangka mendukung pelaksanaan pendaftaran tanah sistematik lengkap (PTSL) yang
merupakan salah satu program strategis nasional (PSN). Peraturan Menteri ini ditetapkan dan
disahkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional saat itu
yakni Sofyan Djalil. Ditetapkanya Permen ini membuat Permen ATR/BPN Nomor 33 Tahun
2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1591) sebagaimana telah diubah dengan Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2017
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Permen ini terdiri atas 11 bab yang mengatur
tentang beberapa hal mengenai surveyor antara lain sebagai berikut:

A. Bab I KETENTUAN UMUM


Pada bab ini menjelaskan beberapa istilah penting yang berkaitan dengan surveyor.
Yaiutu pengertian Pendaftaran Tanah, Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang, Surveyor
Berlisensi, KJSB, Surveyor Kadastral, Asisten Surveyor Kadastral, Lisensi, Dokumen
Elektronik, Kode Etik, Dewan Etik, Asosiasi Profesi Surveyor Berlisensi, Protokol Surveyor
Berlisensi, Kementrian ATR/BPN, Menteri ATR/Ka BPN, Kanwil, Kantah.
Contohnya yaitu pengertian Surveyor Berlisensi merupakan seseorang yang memiliki
keahlian dan/atau keterampilan di bidang Survei dan Pemetaan yang diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri. Serta pengertian Kantor Jasa Surveyor Berlisensi yang
selanjutnya disingkat KJSB yakni badan usaha yang telah mendapat izin kerja dari Menteri
sebagai wadah bagi Surveyor Berlisensi dalam memberikan jasanya.
B. Bab II SURVEYOR BERLISENSI
Bab ini menjelaskan lebih detail tentang Surveyor Berlisensi. Surveyor Berlisensi terdiri
dari surveyor kadaster dan asisten surveyor kadaster. Setiap calon Surveyor Berlisensi wajib
mengikuti ujian Lisensi yang diselenggarakan oleh Kementerian. Calon Surveyor Berlisensi
yang dinyatakan lulus ujian Lisensi diangkat sebagai Surveyor Berlisensi dengan Keputusan
Menteri. Persyaratan mengkuti ujian surveyor berlisensi. Surveyor Berlisensi diberikan
Lisensi untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 3 (tiga)
tahun berikutnya. Surveyor Berlisensi wajib membentuk atau bergabung dengan KJSB.
Selanjutnya membahas tentang Surveyor Kadastral, pemberhentian Surveyor Berlisensi,
baik diberhentikan dengan hormat dan tidak hormat.
C. Bab III KANTOR JASA SURVEYOR BERLISENSI
Bab ini membahas lebih detail mengenai pembentukan Kantor Jasa Berlisensi (KJSB).
Pembentukan KJSB dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini dan
peraturan perundang-undangan di bidang badan usaha. KJSB wajib mendapatkan surat izin
kerja dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. KJSB dapat berupa KJSB Perseorangan atau
KJSB Persekutuan (Firma). KJSB dapat bekerjasama dengan KJSB lain. KJSB wajib
melakukan evaluasi kinerja dan menyampaikan laporan bulanan.
D. Bab IV LINGKUP DAN HASIL PEKERJAAN
Bab empat mengatur tentang lingkup kerja dan hasil pekerjaan dari Surveyor Berlisensi
dan KJSB. Bagian Kesatu Umum menjelaskan tentang Tata cara mendapatkan surat izin
kerja. Bagian kedua berisi lingkup pekerjaan. Dalam hal ini KJSB dapat memperoleh
pekerjaan Survei dan Pemetaan dalam rangka kegiatan di bidang pertanahan dan ruang serta
kegiatan di bidang informasi geospasial lainnya melalui mekanisme yaitu pengadaan barang
dan jasa dari Kementerian, Kantor Wilayah atau Kantor Pertanahan ataupun dari permohonan
langsung dari masyarakat. Bagian Ketiga berisi Hasil Pekerjaan. Hasil Survei dan Pemetaan
oleh Surveyor Berlisensi dan KJSB dilakukan kontrol kualitas dan supervisi oleh pimpinan
tinggi pratama yang berwenang, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pertanahan atau
pejabat yang ditunjuk.
E. Bab V WILAYAH KERJA
Bab ini mengatur tentang wiayah kerja dari Surveyor Berlisensi dan KJSB. Menteri atau
pejabat yang ditunjuk menetapkan wilayah kerja KJSB dan Surveyor Berlisensi dengan
mempertimbangkan ketersediaan dan kebutuhan KJSB dan Surveyor Berlisensi di provinsi.
Bila dianggap memerlukan banyak tenaga maka dapat ditetapkan lebih dari satu KJSB dalam
satu provinsi. Surveyor Berlisensi dapat mengajukan permohonan pindah wilayah kerja
kepada Menteri dengan rekomendasi dari Kepala Kantor Wilayah setelah mendapat
persetujuan dari Pemimpin KJSB yang lama dan Pemimpin KJSB yang baru.
F. Bab VI IDENTITAS SURVEYOR BERLISENSI DAN KANTOR JASA
SURVEYOR BERLISENSI
Pada bab ini mengatur tentang identitas yang melekat pada Surveyor Berlisensi dan
KJSB. Setiap Surveyor Berlisensi diberikan kartu Lisensi sebagai identitas dalam
melaksanakan pekerjaan Survei dan Pemetaan. Setiap KJSB wajib mempunyai nama yang
digunakan sebagai identitas. KJSB perseorangan menggunakan nama Pemimpin KJSB tanpa
mencantumkan singkatan nama, gelar akademik maupun gelar lainnya. KJSB persekutuan
menggunakan nama Pemimpin KJSB tanpa mencantumkan singkatan nama, gelar akademik
maupun gelar lainnya dan ditambahkan frasa “dan Rekan”. KJSB wajib memasang papan
nama pada bagian depan kantornya.
G. Bab VII HAK, KEWAJIBAN, LARANGAN, DEWAN DAN KODE ETIK
Pada bab ini mengatur mengenai hak yang diperoleh, kewajiban yang wajib
dilaksanakan, larangan yang tidak boleh dilakukan, serta kode etik dari Surveyor Berlisensi
dan Kantor Jasa Surveyor Berlisensi. Bagi Surveyor Berlisensi yang melanggar aturan yang
ada bakal dikenai sanksi tergantung dari tingkat pelanggaran yang dilakukan. Sementara itu,
prinsip-prinsip dasar Kode Etik dari seorang Surveyor Berlisensi, yaitu: a. berperilaku jujur;
b. bersikap profesional; c. berintegritas; d. bertanggung jawab; e. berperilaku adil; f.
berperilaku arif dan bijaksana; g. menjunjung tinggi harga diri; h. disiplin; i. berperilaku
rendah hati; dan j. menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran. Kode etik tersebut merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Serta untuk menegakan nilai-nilai kode
etik pada Surveyor Berlisensi ditetapkanlah Dewan Kode Etik.
H. Bab VIII PEMBINAAN DAN EVALUASI
Pada bab Pembinaan dan evaluasi ini dijelaskan bahwa Pembinaan, monitoring dan
evaluasi serta peningkatan profesionalisme Surveyor Berlisensi dilakukan oleh Menteri atau
pejabat pimpinan tinggi madya, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pertanahan, Asosiasi
Profesi dan Pemimpin KJSB. Menteri atau pejabat yang ditunjuk melakukan evaluasi
terhadap kinerja Surveyor Berlisensi dan KJSB paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
I. Bab IX PENINGKATAN KUALITAS SURVEYOR BERLISENSI
Pada bab ini dijelaskan mengenai peningkatan kualitas Surveyor Berlisensi yang
dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan workshop, bimbingan teknis, pendidikan dan
pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas calon dan/atau Surveyor Berlisensi. Biaya
penyelenggaraan dibebankan pada APBN, APBD, dan sumber lain yang sah dengan
ketentuan UU
J. Bab X KETENTUAN PERAALIHAN
Bab kesepuluh yaitu ketentuan peralihan mengatur tentang beberapa peralihan yang
harus dilakukan terkait tentang pelaksanaan Permen sebekumnya. Antara lain yakni Surveyor
Berlisensi wajib bergabung dalam KJSB dalam waktu 1 (satu) tahun sejak diundangkannya
Peraturan Menteri ini. Serta KJSKB diwajibkan untuk mengubah menjadi KJSB dalam waktu
1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Menteri ini.
K. Bab XI KETENTUAN PENUTUP
Pada bab terkahir penutup berisi penegasan ulang bahwa Permen ATR/BPN N0. 9 Tahun
2021 mencabut dan menggantikan Permen sebelumnya Permen ATR/BPN Nomor 33 Tahun
2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1591) sebagaimana telah diubah dengan Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2017.
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai