Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN

Berteman denganmu itu pilihanku, mencintaimu itu di luar kendaliku, kamu


tidak serius itu resikoku.

Tiga orang gadis berjalan beriringan di koridor sekolah. Kirei Jingga Estria, Flo
Kristiana, dan Zahra Indri Firdauzi. Dari ketiga gadis itu bisa di bilang bahwa Flo
lah yang paling memikat kaum adam, Kirei yang paling bodo amat sama laki
laki, dan Zahra yang paling alim karna diantara mereka hanya Zahra yang
mengenakan hijab.
“Hari ini gue ada ekskul Pencak silat, gue duluan yah“ ucap Kirei
“lah bukanya sekarang libur?” tanya Flo heran. Karna biasanya Kirei hanya
Latihan pada hari Senin dan Rabu.
“Iya, sekarang kan hari selasa” timpal Zahra.
“sekarang emang bukan bagian latihan, tapi hari ini ada info buat lomba
sepulau Jawa”
“wih, lomba lagi lo? “
“maybe, do’ain ajah. Ehh minta do’a ke elu mah kaga bakal terkabul, banyak
dosa. mending ke Zahra, iya gak Zah?” ucap Kirai sedari merangkul Pundak
Zahra.
“kaga terkabul your eyes, gini gini gue rajin ke Gereja yah jangan salah”
“Emang iya gitu Rin?. perasaan gue liat setiap hari Minggu dia jalan deh ama
aligator aligatornya” celetuk Zahra.
Spontan Kirei dan Zahra tertawa.
“Auah, di bully mulu gue” dengus Flo sedari mengembungkan pipinya.
“Ututu, my honey bunny sweety jangan marah dong” rayu Kirei.
“anjir, telinga gue panas ini”
Mereka bertiga Kembali tertawa.
“dah ahh, gue mau ke lapangan takut telat, nanti di suruh push-up lagi”
“yaudah sana, kita juga mau pulang” ujar Flo dan di angguki Zahra bahwa dia
setuju dengan ucapan Flo.
“yaudah, gue duluan yah bye” Flo dan Zahra melambaikan tanganya.
Mereka berpisah di ujung koridor sekolah, Zahra dan Flo menuju parkiran
sekolah dan Kirei kearah Gedung III, karena lapangan yang biasa dipakai untuk
Latihan Pencak silat berada sebelah Gedung kelas XII.
Setelah kurang lebih satu menit Kirei berjalan menelusuri sekolahnya dia
akhirnya sampai di lapangan, terlihat sudah ada beberapa orang disana. Kirei
menyapa beberapa orang disana termasuk Pak Hamiz yang merupakan pelatih
ekskul Pencak silat di Sekolahnya. Beberapa menit berbincang bincang dengan
Pak Hamiz, Kirei izin pamit untuk mengganti baju seragamnya dengan baju
untuk Latihan. Untuk Latihan biasanya mengenakan kaos bebas dan dipadukan
dengan bawahan celana seragam Pencak silat.
“Rei!” merasa di panggil Kirei menoleh, terlihat seorang perempuan dengan
rambut sepundak yang masih mengenakan seragam sekolah berjalan
kearahnya.
“Ehh, Din”
“baru dateng lo?”
“iya nih baru ajah, mau ganti baju kapan? Sekarang ajah yuk” ajak Kirei.
“Gas lah”
Mereka berdua berbalik arah menuju ruang ganti yang tak terlalu jauh dari
lapangan tersebut. Kirei keluar dengan mengenakan kaus putih berlengan
pendenk bertulisan ‘HELLO’ di dadanya, dan Dinda mengenakan kaus abu-abu
polos berlengan pendek, selesai berganti baju mereka Kembali menuju
lapangan, tetapi ada sesuatu yang menjadi pusat perhatian Kirei.
“Din, itu siapa?. Kok kayaknya baru liat?” tanya Kirei dengan pandangan mata
yang masih tertuju pada sesuatu.Dinda menoleh kearah Kirei dan mengikuti
arah pandang temanya tersebut.
Seorang laki laki dengan kaos hitam berlengan pendek yang sedang berbincang
dengan Pak Hamiz. Reviano Putra Ringgo, yang akrab disapa Ano. Laki laki
berdarah Bandung yang cukup famous dikalangan kaum perempuan karena
wajah manis yang dia miliki.
“Ini nih jadinya, kalo terlalu bodo amatan ama cowo, masa cowo manis kek
Ano lo gak tau hadeh. Dia itu Reviano cowo Bandung. Squad si Galang juga.
Kalo Galang tau ga?”
“Tau,mantan si Flo. Tapi gue lupa mukanya sih tau nama doang”
“yeuh, kalo gitu mah sama ajah neng” Kirei hanya mengangat kedua bahunya
tak perduli.
Percakapan mereka terhenti karena Pak Hamiz memerintahkan semua anggota
ekskul Pencak silat untuk berkumpul. Tidak perlu di perintahkan dua kali
seluruh anggota langsung berkumpul membentuk lingkaran besar, di lapangan.
“baik, Selamat Sore semua. Maaf, Saya mengumpulkan kalian secara
mendadak. Seperti yang sudah Saya ucapkan di grup, bahwa dua minggu
kedepan akan ada lomba Pencak silat sepulau Jawa. Maka hari ini, akan
diadakan seleksi untuk perlombaan tersebut. Saya sudah menetukan orang
orannya, yang Saya panggil harap untuk memisakan diri dan membentuk
lingkaran baru. Baik untuk laki laki Adam, Riyn, Ilham, dan yang terakhir
Reviano. Ooh iya, karna Nicole sedang megalami musibah, cedera pada tulang
kakinya. Saya mengganti dengan Reviano. Untuk perempuan Dinda, Alya,
Nazla, dan Kirei. baik silahkan berkumpul!”
Kedelapan orang tersebut, langsung keluar dari lingakaran dan berkumpul
membentuk lingkaran yang lebih kecil.
Entah apa rencana Tuhan, Kirei duduk berdampingan dengan Reviano. Kirei
hanya cuek dengan keadaan itu dia lebih fokus pada apa yang disampaikan Pak
Hamiz.
“Untuk perlombaan, Sekolah kita akan mengirimkan empat orang anggota”
jeda “oke, hari ini, kita sparing one by one“Pak Hamiz menoleh ke arah Riyn
“Riyn, tolong ambilkan Body protector yang ada disana” Pa Hamiz menunjuk
pada tumpukan alat-alat Latihan seperti Matras, Peaching Pad Body Protector
dan lain lain.
Riyn mengangguk dan segera beranjak dari tempat duduknya menggambil
barang yang di perintahkan oleh Pak Hamiz. Riyn Kembali dengan membawa
dua buah Body Protector yang berwarna hitam-merah dan hitam-biru.
Sparing akan di mulai masing-masing sudah memiliki lawanya. Kirei vs Alya,
Dinda vs Nazla,Adam vs Ilham, dan yang terakhir Reviano vs Riyn.

Pokonya di bab ini the si rei punya temen di tempat karate Namanya gak tau
trus ada cowo Namanya gak tau bikin penasaran si rei soalnya humoris trus
ganteng manis trus si rei nanya itu saha kasi temana pokona ngomongin sic wo
trus nyeritain Latihan karate misalna the anu tending tendangan atau anu
tarung one by one pokona kitu we. Semangut alif papai have a nice dream.

Body protector

Anda mungkin juga menyukai