Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN

A. Latar Belakang
Cedera metatarsal menyumbang sekitar 25% cedera
muskuloskeletal yang mengarah ke kunjungan gawat darurat. Meskipun
cedera metatarsal ini tidak mengancam jiwa, tetapi fungsi organ yang
terkena dapat berisiko. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat dan cepat
serta pengobatan dini diperlukan karena dapat mencegah komplikasi
jangka panjang dan jangka pendek. Untuk menegakkan diagnosis yang
akurat dari cedera metatarsal tidak dilakukan hanya dengan pemeriksaan
fisik dan imaging.
Saat ini, penggunaan ultrasound (US) telah berkembang karena
biaya yang rendah, kurangnya radiasi berbahaya, dan memiliki
kemampuan yang baik untuk memeriksa jaringan lunak serta pentingnya
diagnosis cedera metatarsal mengalami peningkatan. Penggunaan US telah
dianggap sebagai metode pengukuran dinamis, secara akurat mendeteksi
perubahan terkecil dalam struktur anatomi tubuh dan sangat berguna pada
pasien tanpa gejala klinis tertentu. 
Dalam penelitian yang telah dilakukan baru-baru ini, keakuratan
AS dalam mendiagnosis cedera kaki dan pergelangan kaki telah dilaporkan
sangat baik dan menujukkan hasil yang meningkatkan keinginan untuk
melakukan penyelidikan lebih lanjut. Namun, dalam penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan US untuk diagnosis fraktur metatarsal
sama dengan plain radiography. Berdasarkan poin-poin yang telah
disebutkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan nilai diagnostik US dalam diagnosis fraktur tulang metatarsal
pada pasien yang dirujuk ke unit gawat darurat karena trauma tumpul kaki
dan pergelangan kaki.
B. Kasus yang diduga dengan gold standard/reference
Pada penelitian ini, gold standard untuk penilaian fraktur adalah
radiography yang diinterpretasikan oleh radiologis. Hal tersebut
dikarenakan plain radiography memang digunakan di hampir semua
pasien dengan dugaan kaki patah. Pemilihan CT scan sebagai kriteria
standar menyebabkan pasien terpapar oleh radiasi yang tidak dbutuhkan
dan berlebihan. Untuk MRI berkaitan dengan waktu dan biaya yang cend

C. Alat Diagnostik yang Diuji (index text)


Alat diagnostik yang diuji dalam jurnal berupa Ultrasonografi
(USG). USG digunakan untuk melihat akurasi dari USG tersebut dalam
diagnosis patah tulang metatarsal setelah trauma pada kaki. Penggunaaan
USG berkembang karena biaya yang cukup rendah dan kurangnya radiasi
berbehaya serta kemampuan yang baik untuk memeriksa jaringan lunak.
USG juga memberikan diagnosis yang lebih cepat, karena dokter dapat
dengan mudah mencocokan temuan anamnesis dengan hasil USG dan
mencapai diagnosis terbaik. 

D. Kesimpulan
USG memiliki sensitivitas dan spesivitas yang luar biasa
dibandingkan dengan radiografi dan dapat digunakan dalam waktu yang
lebih singkat daripada radiografi dalam situasi darurat untuk
diagnosispatah tulang metatarsal. Dalam dua penelitian yaitu studi Ekinci
et al disebutkan bahwa sensitivitas 100% dan spesifisitas 99,1%.
Sedangkan dalam studi Canagasabey et al disebutkan bahwa sensitivitas
90,9% dan spesifitas 90,9%. 
Nilai duga positif atau positive predictive value (PPV) adalah
proporsi individu dengan kondisi target dalam kelompok yang hasil ujinya
positif. Nilai duga positif penggunaan US untuk diagnosis fraktur adalah
73%.
Nilai duga negatif atau negative predictive value (NPV) adalah
proporsi individu normal dalam kelompok yang hasil ujinya negatif. Nilai
duga negatif penggunaan US untuk diagnosis fraktur adalah 100%. Nilai
duga negatif yang tinggi ini merupakan parameter terpenting yang
mengkonfirmasi nilai diagnostik US, karena jika US menunjukkan hasil
negatif maka tidak menandakan terjadinya fraktur. 

Anda mungkin juga menyukai