Anda di halaman 1dari 44

ROLE OF MAGNETIC

RESONANCE IMAGING IN
DIFFERENTIATING SPONDYLITIS
FROM VERTEBRAL METASTASIS
YUYUN YUENIWATI, DHANTI ERMA WIDHIASI
RADIOLOGY DEPARTMENT, MEDICAL FACULTY, UNIVERSITAS
OF BRAWIJAYA, MALANG, INDONESIA

Judul
Peran MRI dalam Membedakan Spondilitis dari Metastasis Vertebral
Sumber
Asian Spine Journal, 2015
Diterima Redaktor
20 Januari 2015
Direvisi
25 Februari 2015
Diterima untuk Publikasi
27 Februari 2015

ABSTRAK

Desain penelitian : Desain observasional analitik dengan rancangan


penelitian cross-sectional.
Tujuan : Untuk menganalisa kemampuan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
dalam membedakan gambaran radiologi spondilitis dan metastasis vertebral
yang dikonfirmasi kembali dengan hasil pemeriksaan histologik.
Ulasan literatur : MRI akurat dalam menilai vertebrae beserta kelainannya.
Infeksi dan metastasis adalah hal yang paling umum ditemukan pada
vertebrae. Menjadi sulit untuk membedakan kedua kelainan tersebut melalui
klinis maupun radiografis, terutama pada kasus atipikal.
Metode : Uji statistik McNemar digunakan untuk menganalisa data tersebut.
Sampel dipilih menggunakan metode konsekutif. Didapatkan 35 sampel (14
laki-laki dan 21 perempuan), terdiri dari 22 sampel spondilitis dan 13 sampel
metastasis yang dikonfirmasi kembali dengan pemeriksaan histologis.

Hasil : Sembilan belas (86%) dari 22 sampel spondilitis secara histologis


terdiagnosis spondilitis juga dengan pemeriksaan MRI, sedangkan 13 sampel
metastasis secara akurat terdiagnosis MRI sebesar 100%.
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan signifikan antara diagnosis secara
histologis maupun radiologis menggunakan MRI dengan p = 0.250
(p> 0.05). Sehubungan dengan hasil, MRI lebih presisi dalam mendiagnosis
metastasis. Deskripsi tipikal spondilitis menggunakan MRI adalah adanya
keterlibatan area vertebrae anterior serta komponen diskus intervertebralis,
kekakuan diskus, abses paravertebral dan terkenanya segmen vertebrae.
Deskripsi tipikal metastasis menggunakan MRI adalah keterlibatan komponen
vertebrae anterior-posterior, massa paravertebralKata
danKunci
skip: lesions.
Histologis, Magnetic
resonance imaging, Metastasis,
Spondilitis

MAGNETIC RESONANCE
IMAGING
MRI adalah teknik
pemeriksaan non invasif
yang tidak menggunakan
radiasi ionisasi (mis, pada
X-ray,CT ataupun angiografi
konvensional) serta tidak
menimbulkan bahaya
terhadap kesehatan secara
signifikan.

Pengembang konsep ini


adalah Felix Bloch dan
Edward Purcell (1964) yang
dihadiahi nobel dalam
bidang fisika pada tahun
1962 atas temuannya
(Nuclear Magnetic
Resonance).

Raymond Damadian (1971)


melanjutkan penelitian
sebelumnya dengan menilai
kemungkinan penggunaan MR
untuk pencitraan.
Paul Lauterbur dan Peter
Mansfield berhasil menghasilkan
gambar dari teknik pencitraan ini
dan menerima Nobel dibidang
kesehatan pada tahun 2003.

MRI menggunakan teknik


gelombang frekuensi radio
dan pajanan medan magnet
berintensitas tinggi
(terowongan pemindai) yang
dapat menghasilkan
gambaran berkualitas tinggi
dari berbagai bidang.
Pemindaian memanfaatkan
sifat-sifat magnetik inti atom
hidrogen pada jaringanjaringan tubuh.

Energi (dalam bentuk sinyal frekuensi radio)yang dilepaskan atom


hidrogen akan diterima oleh MRI dan dikonversikan menjadi
frekuensi digital (citra skala abu-abu).

Terminologi
Gambaran: MRI merefleksikan kekuatan atau intensitas sinyal
T1 : laju dimana nuklei merubah posisinya terhadap medan magnet
frekuensi radio MR yang diterima dari tubuh; intensitas sinyal
eksternal setelah stimulasi RF.
bergantung
oleh
beberapa
faktornuklei
seperti
densitas
hidrogen
Penggunaan
MRI
secara
primer
untuk
menilai
patologis
pada

T2 : laju dimana
energi
Rfdilepaskan
setelah
pajanan
RF
dan
2 waktu
magnetik:
T1 dan
T2 makinsistem
dimatikan.
intrakranial
danrelaksasi
intraspinal;
untuk evaluasi
abnormalitas

T1WI (T1
Weighted
Images) (lemak
: menunjukan
jaringan
lunak
anatomis
besar
densitas
hidrogen
dan
makin
tinggi
muskuloskeletal
dankartilago),
jantung.
normalfrekuensi
dan lemakradio
(mengkonfirmasi
massa(gambaran
yang mengandung
lemak)
sinyal
yangdigunakan
diterima
lebihgangguan
putih);
Selain
itu,
MRI juga
dapat
untuk
evaluasi
lemak nampak hiperintens (intensitas sinyal tinggi) pada T1WI dan
jaringan
yang sedikit
kandungan
hidrogen seperti korteks
pada
viseral abdomen.
nampak hipointens pada
T2WI.
tulang,
aliran
darah
dan paru
menghasilkan
sedikit
atau
tidak
MRA
(Magnetic
Resonance
Angiography)

abnormalitas

T2WI
: menunjukan
akumulasi
cairan
dan abnormalitas
(tumor,
inflamasi,
sama
sekali sinyal frekuensi
radio MR (gambaran hitam).
trauma).
vaskular.

PENDAHULUAN

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan alat


pencitraan untuk menilai abnormalitas vertebral
karena sensitifitasnya tinggi terhadap perubahan kecil
komponen lemak dan air pada medula tulang, diskus
intervertebralis, medula spinalis dan jaringan lunak
sekitar vertebrae.
Karenanya, MRI merupakan alat yang diagnostik mutakhir
dalam evaluasi berbagai abnormalitas vertebral dan untuk
membedakan gambaran patologis yang muncul pada beragam
proses.

Vertebrae adalah area yang umum terkena proses infeksi,


terjadi sebanyak 2-7% dalam kasus infeksi muskuloskletal.
Vertebrae juga merupakan area yang paling umum ditemukan
Insidensi meningkat seiringmetastasis.
peningkatan usia (0.3% dalam
100.000
populasi
usia pada
< 20 tahun
6.5%keganasan
dalam 100.000
Insidensi
: 30-70%
pasiendan
dengan
primer.
populasi usia
70 tahun).
Prevalensi
: 0.74% dalam 100.000 populasi.

Pentingnya membedakan kedua kelainan tersebut dibutuhkan


untuk penatalaksanaan
yang
dini dan
akurat radiologis
meningkatkan
Penelitian
ini dilakukan untuk
menilai
perbedaan
(MRI) pada
kualitas hidup,
menurunkan
angka hospitalisasi
(rawatdengan
inap) hasil
spondilitis
dan metastasis
vertebral
yang dikonfirmasi
dan biaya
terapi.di RSU dr. Saiful Anwar, Malang, Indonesia.
histologis
Para klinisi
memiliki
kecendrungan
menggunakan
MRI dalam
Kesulitan
ditemui
dalam
membandingkan
kedua kelainan
(baik
mendiagnosis
keduanya
dengan terutama
harapan tinggi
keakuratan alat
secara
klinis maupun
radiografi),
bila ditemukan
sehingga
tepat sasaran.
gambaran
atipikal penatalaksanaan
perlu penilaiandapat
dan identifikasi
lebih
lanjut untuk menghindari salah diagnosis.

DATA DAN METODE

Kriteria Inklusi
Desain Penelitian
Hasil pemeriksaan MRI vertebral
berupa T1WI (T1-weighted images)
Observasional analitik, Retrospektif, Cross-Sectional
dan T2WI (T2 weighted images) serta
T1WI dengan pemberiaan kontras
Data
diagnosis spondilitis dan metastasis
RM
vertebral
Foto MRI (Dep. Radiologi)
Usia > 20 tahun
Preparat histologis (Dep. PA)
Kriteria Eksklusi
Tempat
Pasien dengan kelainan vertebral
(anomali kongenital,
RSU dr. Saiful Anwar (Periode Januari 2010 hinggasebelumnya
Desember 2013)
tumor vertebral primer serta skoliosis
berat); kelainan tulang metabolik
Sampel
ataupun spondilitis dan metastasis
Sampling konsekutif dengan kriteria inklusi-eksklusi
vertebral yang muncul secara
simultan

Penilai Foto

3 radiologist berpengalaman dalam bidangnya yang tidak mengetahui hasil histologis

Data-data
- RM
- MRI
- Preparat
histologis

Dibandingkan antar
dua hasil (MRI dan
histologis) dengan
tabel 2x2

HASIL

35 sampel (22
spondilitis, 13
metastasis
vertebral)
Sampel
(data retrospektif;
metode sampling
konsekutif)

Kriteria inklusieksklusi

Jenis kelamin :
- Laki-laki
- Perempuan

Usia :
20 72 tahun

Usia
Spondilitis 37.713.4 tahun
Metastasis 51.512.8 tahun

Jenis kelamin
Perempuan (63.6%) > Laki-laki (52.8%)

Area
Spondilitis dan Metastasis vertebrae thorakalis

Prevalensi
Spondilitis 54.5%
Metastasis 53.8%

Intensitas sinyal tertinggi


jumlahnya pada T1WI pada
spondilitis dan metastasis
adalah hipointens.
Intensitas sinyal tertinggi
jumlahnya pada T2WI pada
spondilitis adalah hiperintens;
pada metastasis prevalensi
hiperintens dan isointens.

T1WI dengan kontras


spondilitis menampilkan
gambaran rim enhancement
(adanya peningkatan yang
terkonsentrasi di area perifer
suatu massa) sebanyak 81.8%
sampel; sedangkan metastasis
menampilkan gambaran
peningkatan heterogen
sebanyak 92.3% sampel.

Area vertebral yang sering


terkena dalam kasus
spondilitis adalah anterior
sebanyak 18 sampel (81.8%)
serta dalam kasus
metastasis adalah
anteroposterior sebanyak 12
sampel (92.3%).

Prevalensi kompresi anterior


korpus vertebrae pada
spondilitis adalah 77.3%
sampel; sedangkan pada
metastasis terjadi kompresi
sentral sebanyak 76.92%
sampel.

HASIL ANALISIS
Uji McNemar menampilkan tidak ada perbedaan secara
signifikan antara diagnosis menggunakan MRI dan
histologis dengan p = 0.250 (p>0.05).
Diagnosis menggunakan MRI untuk spondilitis (pada penelitian
ini), didapatkan 3 data eror (13%); namun untuk kasus
metastasis, semua sampel terbukti akurat (100%) secara
radiologis yang telah dibandingkan dengan hasil histologis.

DISKUSI

Total sampel pada penelitian ini adalah 35 sampel; dengan 22


sampel spondilitis dan 13 sampel metastasis vertebral.

USIA
Hasil analisis
Spondilitis sering terjadi pada usia dewasa muda dengan rerata usia 38 tahun;
Metastasis sering ditemukan pada usia yang lebih tua dengan rerata usia 52 tahun;

Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa insidensi spondilitis tb pada


daerah endemik meningkat pada anak-anak dan dewasa muda;
sedangkan pada daerah non endemik lebih sering terjadi pada usia
dewasa.
Pada penelitian ini ditemukan metastasis umumnya muncul pada usia
yang lebih tua (older adults), sehingga mengindikasikan keganasan
sering terdeteksi pada usia-usia tersebut.

T1WI DAN T2WI


Pada kasus spondilitis, T1WI kebanyakan hipointens (86.4%)
dengan T2WI hiperintens (90.9%)
Proses inflamasi
(corpus vertebral)

Akumulasi cairan
(bone marrow)

Proses inflamasi
meluas hingga
vertebral endplate

MRI : kesan
akumulasi cairan
atau edema di
bone marrow
Intensitas T1
menurun dan
intensitas T2
meningkat
(bone marrow dan
diskus
intervertebralis)

Pada kasus metastasis, T1WI kebanyakan hipointens (76.9%)


dengan T2WI hiperintens dan isotens (38.5%-38.5%).

Lesi osteolitik

Lesi metastasis

Lesi osteoblastik

Lesi campuran

T1WI hipointens;
T2WI hiperintens
(akibat kandungan
air >>)

T1WI hipointens;
T2WI hipointens

Selain itu, adanya


halo sign dan
hiperintens difus
dapat menjadi
indikasi kuat adanya
metastasis.

Ditemukan rim enhancement dengan peningkatan kontras


pada kasus spondilitis abses paravertebral (jaringan lunak)
Rim enhancement akibat kumpulan abses yang dikelilingi
Ditemukan pola heterogen dengan peningkatan kontras pada kasus
oleh jaringan granulomatosa
metastasis (92.3%) peningkatan kontras pada T1-fat saturated
mengarahkan pada lesi metastasis yang akan lebih nampak lagi
jika latar belakang gambaran yang mengandung lemak disupresi.
Ilustrasi

Ilustrasi

Pemeriksaan short inversion time inversion recovery (STIR)


tidak dilakukan pada semua sampel (data terkumpul
merupakan retrospektif) 10 dari 35 sampel yang dilakukan
pemeriksaan STIR pada potongan sagital spondilitis dan
metastasis nampak hiperintens STIR dapat mensupresi
gambaran lemak disekitar lesi sehingga lesi nampak
hiperintens dengan latar hipointens clearly visible

Pada hasil penelitian didapatkan spondilitis umumnya


mengenai komponen anterior corpus vertebral (81.8%);
komponen anterior posterior - pedikulus, lamina, prosesus
spinosus dan prosesus transversus (18.2%);
Metastasis umumnya mengenai komponen anterior posterior
(92.3%) dibandingkan anterior saja (7.7%).

Penyebaran
spondilitis
secara
hematogen

Vaskularisasi
vertebral
(a. Intercostalis,
a. Vertebralis, a.
Lumbalis, a.
sacralis)

Lokasi
anterolateral
corpus vertebrae

Komponen
anterior corpus
vertebrae
deformitas sudut
(gibus)

Didapatkan tidak ada perbedaan secara signifikan antara


diagnosis secara radiologis dan histologis dalam membedakan
spondilitis dan metastasis vertebral
Spondilitis 3 sampel eror secara radiologis (13.6%) dimana hasil
histopatologis menyatakan spondilitis
Metastasis secara akurat menyatakan kesamaan antara radiologis dan
histologis (100%)

Jika ditemukan secara radiologi merupakan metastasis


kemungkinan tertinggi adalah metastasis

Gambaran
spondilitis
dengan
kompresiatipikal
sentralspondilitis
corpus vertebrae
Tiga
data eror
spondilitis
gambaran
tanpa
diskus intervertebralis,
intervertebralis
misinterpretasi
(tidakterkenanya
mengenai
diskus
adanya
skip kemungkinan
lesionsebagai
Saran

pada area
endemik TB sebaiknya
dipikirkan
metastasis.
danspondilitis
hanya terjadi
pada
satu
corpus
anterior)dengan hasil
terlebih dahuluarea
samapai
ditunjang
Tipe kompresi
sentral pada sebagai
spondilitis
mungkin disebabkan
menyebabkan
misinterpretasi
metastasis.
pemeriksaan biopsi (histologis).
penyebaran infeksi bukan melalui jalur vaskularisasi biasa
Gambaran atipikal
dapat disebabkan
oleh Batson.
Mycobacterium
melainkan
melalui plexus
tuberculosis yang tidak memiliki enzim proteolitik.
Penyebaran infeksi melalui subligamen menyebabkan
perluasan area yang terkena infeksi (anterolateral posterior
corpus vertebral melalui ligamen longitudinal posterior) skip
lesion

Hambatan Penelitian
Sampel retrospektif sehingga tidak bisa dilakukan sekuensi dan
penilaian MRI dari potongan yang berbeda STIR hanya dapat
dilakukan pada beberapa sampel
Tidak semua sampel dilakukan pemeriksaan histologis (histologis
adalah pemeriksaan Gold Standard untuk diagnosis)

Hasil histologis ada yang tidak meyakinkan dan atipikal untuk


spondilitis dan metastasis dieksklusi dari analisis data

KESIMPULAN

MRI memiliki kemampuan tinggi dengan temuan patologis


untuk membedakan spondilitis dari metastasis vertebral
dengan kecenderungan MRI lebih akurat untuk mendiagnosis
metastasis.

CONFLICT OF INTEREST
-

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai