Anda di halaman 1dari 6

HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT

USULAN PENGADAAN ALAT COMPUTERIZED TOMOGRAPHY


SCAN (CT SCAN) DI RSUD TELUK KUANTAN

Diajukan oleh
Nama : Rahmadian Fathir Arsyaf
NIM : 23/527344/PKU/21728

Dosen Pengampu:

Prof. dr. Budi Mulyono, Sp.PK(K)., M.M.

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN KLINIS


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023
Pengkajian Health Technology Assessment
Nama : Rahmadian Fathir Arsyaf
Prodi : MS-PPDS Ilmu Kesehatan Anak Juli 2023 (R1)
NIM : 23/527344/PKU/21728
Asal RS : RSUD Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi
Pengampu : Prof. dr. Budi Mulyono, Sp.PK(K)., M.M.

LATAR BELAKANG

CT (Computed Tomography) Scan merupakan modalitas imejing kesehatan yang cepat dan
akurat dalam memperlihatkan abnormalitas jaringan atau detail organ dalam tubuh manusia
yang diperiksa. CT Scan merupakan pesawat sinar-X yang menggunakan metode pencitraan
tomografi dengan proses digital untuk membuat citra tiga dimensi organ internal tubuh dari
akuisisi sejumlah citra dua dimensi. Sejak ditemukan oleh Hounsfield dan Cormack pada
tahun 1972, CT Scan mengalami perkembangan yang cukup pesat, diantaranya yaitu
mengalami kemajuan dalam akuisisi geometri, teknologi detektor dan desain tabung sinar-X.
Hal ini menyebabkan waktu scanning dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
singkat.Kemajuan teknologi dibidang komputer juga memberikan daya dukung komputasi
yang memungkinkan rekonstruksi data citra secara real time.

Saat ini pemanfaatan CT Scan digunakan di berbagai aplikasi klinis, misalnya di bidang
neurologi digunakan dalam pemeriksaan intra kranial, di bidang onkologi dimanfaatkan untuk
diagnostik, staging dan treatment planning di bidang radioterapi. Selain itu, CT Scan juga
dimanfaatkan untuk keperluan kardiologi, angiografi, virtual endoscopy dan sebagai image
guidance pada prosedur intervensional.

Berbeda halnya dengan pemeriksaan radiografi konvensional, dalam hal citra yang dihasilkan,
CT Scan mampu memberikan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan hasil citra
planar pada radiografi konvensional. Hal ini disebabkan CT Scan mampu memproyeksikan
anatomi tubuh dengan mudah, dan dapat membedakan antar jaringan atau organ.

Salah satu pemeriksaan yang menggunakan CT Scan yaitu pemeriksaan CT Scan kepala. CT
Scan kepala merupakan pemeriksaan yang paling umum dilakukan setelah pemeriksaan CT
Scan dada dan abdomen, khususnya pada kasus-kasus darurat. Trauma kepala merupakan
salah satu indikasi yang mendominasi dilakukannya pemeriksaan CT Scan kepala. Lokasi yang
umum terjadi cedera pada kepala adalah pada area wajah. Sebagian besar cedera dikarenakan
kecelakaan lalu lintas dan cedera berolah raga. Oleh karena itu dalam kasus trauma, penilaian
secara menyeluruh dan akurat dari cedera kepala menjadi wajib dilakukan. Anatomi yang
kompleks dari organorgan daerah kepala menyebabkan interpretasi secara komprehensif sulit
dilakukan dengan menggunakan radiografi konvensional sehingga hal ini membutuhkan
modalitas dengan kemampuan lebih meliputi penggambaran obyek yang tidak saling
superposisi dan kemampuan dalam melakukan manipulasi gambar seperti tiga dimensi maupun
kemampuan rekonstruksi.

Keberhasilan untuk mengetahui lokasi cedera, penyebab yang mendasari klinis serta jenis
cedera bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan mendiagnosa dan memberikan tatalaksana
awal pada kegawatdaruratan sesuai temuan dari hasil pemeriksaan CT Scan.

Computerized Tomography Scan (CTScan)


Computerized Tomography Scan (CT-Scan) adalah pencitraan diagnostik yang menggunakan
kombinasi sinar-x dan teknologi komputer dalam mengolah, menganalisa, dan
merekonstruksi data menjadi gambaran irisan transversal tubuh yang diperiksa. Langkah ini
berguna mendapatkan informasi yang lebih rinci ketimbang sinar-X biasa. Mesin dapat
menunjukkan jaringan lunak, pembuluh darah, dan tulang di berbagai bagian tubuh.
Pemeriksaan cocok untuk orang yang mengalami cedera akibat kecelakaan mobil atau trauma
lainnya. Prosedur ini dapat memvisualisasikan hampir semua bagian tubuh. Selain itu, untuk
mendiagnosa penyakit atau cedera, serta merencanakan perawatan medis, bedah, atau radiasi.
Ada beberapa perbedaan CT scan dan MRI, serta rontgen. CT scan adalah metode
pengambilan gambar menggunakan sinar-X. Prosedur biasanya menjadi pilihan pertama
untuk mengetahui kondisi tubuh. Sementara MRI, prosedur menggunakan medan magnet
yang kuat untuk mengambil gambar dalam tubuh dengan lebih jelas. Metode ini mampu
mendeteksi penyakit tertentu yang tidak dapat terlihat oleh CT scan. CT scan menghasilkan
gambar tiga dimensi yang terperinci dari organ dan jaringan lunak. Sementara itu, rontgen
menghasilkan gambar dua dimensi yang lebih datar. Baik CT scan, MRI, dan rontgen,
ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan metode
pemeriksaan bergantung pada kondisi pasien dan tujuan medis.

Berikut ini manfaat CT scan dalam manajemen kondisi medis yang lebih efektif :
a. Mendiagnosis gangguan tulang, seperti tumor tulang dan fraktur
b. Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau gumpalan darah
c. Sebagai bagian dari prosedur, seperti operasi, biopsi, dan terapi radiasi
d. Mendeteksi dan memantau kondisi penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, nodul paru,
dan massa hati
e. Memantau efektivitas perawatan tertentu, seperti pengobatan kanker
f. Mendeteksi cedera internal atau pendarahan internal
g. Menentukan kapan operasi perlu dokter lakukan
h. Mengurangi kebutuhan untuk operasi lanjutan atau eksplorasi
i. Mengurangi waktu rawat inap
j. Memantau atau membimbing pengobatan untuk kondisi umum, seperti cedera, penyakit
jantung, dan stroke
k. Meningkatkan penempatan pasien pada area perawatan yang tepat, seperti unit perawatan
intensif.

Beberapa keunggulan metode CT scan ketimbang prosedur lainnya, yaitu:


a. Pemindaian CT tidak menimbulkan rasa sakit, non-invasif, dan akurat
b. Mampu mencitrakan tulang, jaringan lunak, dan pembuluh darah secara bersamaan
c. Tidak seperti rontgen konvensional, CT scan memberikan gambar yang sangat detail dari
berbagai jenis jaringan serta paru-paru, tulang, dan pembuluh darah
d. Proses cepat dan sederhana. Dalam kasus darurat, mereka dapat menemukan luka dalam
organ cukup cepat untuk membantu menyelamatkan nyawa
e. CT merupakan alat pencitraan hemat biaya untuk berbagai masalah klinis
f. Tidak perlu mencopot perangkat medis implan apa pun yang tertanam dalam tubuh
g. Dapat memandu biopsi jarum dan aspirasi jarum untuk prosedur yang melibatkan paru-
paru, perut, panggul, dan tulang
h. Tidak ada radiasi yang tersisa di tubuh pasien setelah pemeriksaan CT
i. Tidak ada efek samping langsung dari sinar-x yang digunakan untuk pemindaian CT scan.

Gambar 1. Computerized Tomography Scan ( CT Scan)

Gambar 2. Suasana Ruang Trauma IGD RSUD Teluk Kuantan


Analisa
Effectiveness
Kasus pasien dengan kegawatan akibat trauma dan cedera yang membutuhkan pemeriksaan
radiologi scan cukup banyak di UGD. Seringnya berupa korban kecelakaan lalu lintas, korban
kecelakaan kerja, korban terjatuh atau tertimpa pohon bahkan korban yang mengalami stroke. Setidaknya
di Ruang Trauma dan resusitasi minimal ada satu pasien dalam sehari datang dengan
permasalahan kegawatan trauma atau stroke. Pasien bisa bervariasi dari anak-anak hingga
orang tua. Sehingga dengan demikian pengadaan alat radiologi CT Scan akan sangat efektif
digunakan sebagai pemeriksaan penunjang dalam menentukan diagnosis dan tatalaksana
selanjutnya.
Appropriate
RSUD Teluk Kuantan merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah tipe C yang
merupakan rujukan regional Kabupaten Kuantan Singingi sehingga berbagai macam kasus
banyak dirujuk dari puskesmas di daerah. Tidak sedikit kasus-kasus yang dirujuk merupakan
kasus yang kegawatan yang mengancam nyawa yang membutuhkan pemeriksaan penunjang
untuk menentukan diagnosa sehingga juga menentukan langkah tatalaksana selanjutnya.
Banyaknya pasien yang dirujuk dengan berbagai macam kasus menuntut dokter untuk
melakukan tindakan dengan cepat dan tepat agar semua pasien terlayani dengan baik tanpa
menurunkan mutu pelayanan rumah sakit.
Cost
Pengadaan alat CT Scan dirasakan sangat bermanfaat karena dengan keberhasilan dalam
menentukan diagnosa dari jenis cedera atau trauma pada pasien, maka pasien-pasien dengan
kondisi serius yang membutuhkan tindakan operasi bisa segera dilakukan, atau pasien-pasien
dengan kondisi berat yang membutuhkan rujukan ke rumah sakit dengan tipe lebih tinggi
menjadi tidak tertunda, sehingga penggunaan alat-alat kesehatan, obat-obatan dan alat habis
pakai bisa kita kontrol dan kendalikan sesuai kondisi yang dibutuhkan setiap pasien yang
dirawat.
Referensi

Flohr T. CT Systems. Current Radiology Reports. 2013;1(1):52–63.

Goldman LW. Principles of CT and CT technology. Journal of Nuclear Medicine Technology.


2007;35(3):115–28.

Jung H. Basic Physical Principles and Clinical Applications of Computed Tomography.


Progress in Medical Physics. 2021;32(1):1–17

Trebuňová M, Laputková G, Živčák J. Computed Tomography - Its Development And


Principle. Acta Simulatio-International Scientific Journal about Simulation . 2017;3:11–5.

Hsieh J. Computed Tomography Principles, Design, Artifacts, and Recent Advances. Second.
SPIE and John Wiley and Sons, Inc.; 2009.

Wahyuni, Sri, Laila Amalia. Perkembangan dan Prinsip Kerja Computed Tomography Scan (
CT Scan). GALENICAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Vol.1 No.2 Agustus
2022.

Anda mungkin juga menyukai