Anda di halaman 1dari 183

PROSES INOVASI LAYANAN PEMBAYARAN PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR SAMSAT JUDES (JUJUG


DESA)
(Studi Pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi Pada Fakultas Ilmu Administrasi Publik
Universitas Brawijaya

Yusuf Ilham Romadhoni

NIM. 145030101111077

Dosen Pembimbing:
Dr. Alfi Hariswanto, S.AP., M.AP., MMG.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2018
"Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru
bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka
menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk
menunggu inspirasi."
(Ernest Newman)

ii
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim, atas kehendak dan pertolongan Allah SWT yang

selalu memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis dalam setiap

langkah pengerjaan skripsi ini. Saya mempersembahkan skripsi ini kepada Sang

Inspirator dalam hidup saya, Bapak Drs Marsam dan Ibu Sumarmiati. Kepada beliau

yang selalu bekerja keras dalam menghidupi keluarga dan senantiasa memberikan

semangat pada anak-anaknya untuk mencapai pendidikan yang setinggi-tingginya.

vi
RINGKASAN
Yusuf Ilham Romadhoni, 2018, Proses Inovasi Layanan Pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa) (Studi pada Kantor Bersama
SAMSAT Jombang), Dr. Alfi Hariswanto, S.AP., M.AP., MMG.
SAMSAT Judes (Jujug Desa) merupakan inovasi pelayanan publik yang
dibentuk Kantor Bersama SAMSAT Jombang memberikan layanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor berbasis jemput bola. Inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug
Desa) terbentuk karena adanya tunggakan pajak kendaraan bermotor yang terjadi di
Jombang akibat banyaknya masyarakat/wajib pajak yang masih sering terlambat
membayar pajak. Inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) sesuai dengan
namanya layanan ini beroprasi pada pedesaan yang sasarannya adalah
masyarakat/wajib pajak yang berdasarkan analisa Kantor Bersama SAMSAT
Jombang paling sering terlambat membayar pajak kendaran bermotor.
Penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Fokus yang diambil dari teori proses
terbentuknya inovasi dari Yogi Suwarno. Teknik pengumpulan data yang digunakan
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu
analisis Miles, Huberman dan Saldana.
Hasil penelitian Proses Inovasi Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa), yaitu dilihat dari bagaimana proses
terbentuknya inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang dilakukan oleh
Kantor Bersama SAMSAT Jombang untuk menutupi latar masalah yang telah terjadi.
Berdasarkan penelitian yang dialakukan peneliti dari hasil terbentuknya proses
inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang diteliti sesuai dengan fokus peneliti sudah
berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa data yang tidak tercantum dalam
penelitian ini. Keimpulan dari hasil penelitian ini yaitu 1) Kebutuhan dan masalah,
yaitu latar belakang dan masalah yang menjadi awal mula terbentuknya inovasi
layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) berupa tunggakan pajak kendaraan bermotor
yang dialami Kantor Bersama SAMSAT Jombang dan keluhan dari masyarakat/wajib
pajak tentang jauhnya jangkauan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dari
tempat tinggal mereka, 2) Riset dasar dan aplikatif, yaitu berupa kegiatan dan
persiapan sebelum terbentuknya inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa),
Kantor Bersama SAMSAT Jombang melakukan melakukan riset berupa pembagian
kuisioner tentang keluhan masyarakat/wajib pajak dan persiapan dari aspek hardware
dan aspek software. 3) Pengembangan, yaitu inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug
Desa) merupakan pengembangan dari layanan SAMSAT Keliling yang telah beroprasi
sebelumnya. 4) Komersialisasi, Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam
mempromosikan inovasi layanan SAMSAT Jombang melakukan beberapa cara
seperti sosialisasi pada masyarakat/wajib pajak pedesaan, menyebarkan brosur dan
mengiklanan pada media sosial. 5) Difusi dan adopsi, yaitu berupa manfaat yang
diberikan dalam layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa). 6) Konsekuensi, yaitu
konsekuensi yang ditimbulkan dalam inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa).
7) Faktor pendukung dan penghambat dalam proses terbentuknya inovasi layanan
SAMSAT Judes (Jujug Desa).

Kata Kunci : Inovasi, SAMSAT, Jujug Desa

vii
SUMMARY
Yusuf Ilham Romadhoni, 2018, Innovation Process of Motor Vehicle Tax Payment
Service SAMSAT Judes (Jujug Desa) (Study at the Joint Office of SAMSAT
Jombang), Dr. Alfi Hariswanto, S.AP., M.AP., MMG.
SAMSAT Judes (Jujug Desa) is a public service innovation formed by the Joint
Office of SAMSAT Jombang providing motor vehicle tax payment services based on
picking up balls. Service innovation SAMSAT Judes (Jujug Desa) was formed due to
motor vehicle tax arrears that occurred in Jombang due to the large number of people
/ taxpayers who were often late in paying taxes. Service innovation SAMSAT Judes
(Jujug Desa) as the name implies this service operates in the countryside whose target
is the community / taxpayer based on the analysis of the Office Together with
SAMSAT Jombang most often late in paying motorized vehicle tax.
This study, researchers used a type of descriptive research using a qualitative
approach. The focus is taken from the theory of the process of forming innovation
from Yogi Suwarno. Data collection techniques are used through interviews,
observation and documentation. Data analysis used is the analysis of Miles, Huberman
and Saldana.
The results of the research are Motor Vehicle Tax Payment Service Innovation
Process SAMSAT Judes (Jujug Desa), which is seen from the process of forming
service innovations in SAMSAT Judes (Jujug Desa) conducted by the SAMSAT
Jombang Joint Office to cover the background of the problems that have occurred.
Based on the research carried out by researchers from the results of the formation of
the innovation process SAMSAT Judes (Jujug Desa) which were studied in
accordance with the focus of the researcher has been going well, although there are
some data that are not listed in this study. The conclusions of the results of this study
are 1) Needs and problems, namely the background and problems that are the
beginning of the formation of service innovations SAMSAT Judes (Jujug Desa) in the
form of motor vehicle tax arrears experienced by SAMSAT Jombang Joint Office and
complaints from the public / taxpayers about the distance range of motor vehicle tax
payment services from their place of residence, 2) Basic and applicable research,
namely in the form of activities and preparations before the formation of service
innovations SAMSAT Judes (Jujug Desa), SAMSAT Jombang Joint Office conducts
research in the form of questionnaires about public complaints / taxpayers and
preparation of hardware aspects and software aspects. 3) Development, namely the
service innovation SAMSAT Judes (Jujug Desa) is the development of the SAMSAT
Keliling service that has operated before. 4) Commercialization, Joint Office of
SAMSAT Jombang in promoting SAMSAT Jombang service innovations in a number
of ways, such as socializing the community / rural taxpayers, distributing brochures
and advertising on social media. 5) Diffusion and adoption, namely in the form of
benefits provided in the services of SAMSAT Judes (Jujug Desa). 6) Consequences,
namely the consequences of the service innovations of SAMSAT Judes (Jujug Desa).
7) Supporting and inhibiting factors in the process of forming service innovations in
SAMSAT Judes (Jujug Desa).

Keywords: Innovation, SAMSAT, Jujug Desa

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses

Inovasi Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Judes

(Jujug Desa) (Studi pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang)”. Skripsi ini

merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

Administrasi Publik pada prodi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR. MS., selaku Rektor Universitas

Brawijaya.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya.

3. Bapak Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D selaku Ketua Jurusan

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

4. Bapak Dr. Fadillah Amin, M.AP., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

5. Bapak Dr. Alfi Hariswanto, S.AP., M.AP., MMG selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah berkenan memberikan bimbingan dan

dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

ix
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang telah memberikan

bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Pendapatan Daerah Jember

Nurbaiti Isnaini, SE., M.AK atau yang dikenal penulis Bu Etick sebagai

pengarah dan pembimbing skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Pegawai Kantor Bersama Jombang yang senantiasa

mengarahkan, mendampingi, membimbing, dan memberikan informasi

selama penelitian berlangsung.

9. Orang tua penulis, Bapak Marsam, S.Pn dan Ibu Sumarmiati, S.Pn yang

setia dan tidak ada henti-hentinya memberikan doa serta semangat bagi

penulis selama penyusunan skripsi ini.

10. Saudara penulis, yaitu Hari Prasetyo Nugroho, SE. yang telah memberikan

semangat, dukungan, dan doa.

11. Teman-teman yang telah menemani dan memberikan banyak ilmu yang

bermanfaat bagi penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti

bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 16 Oktober 2018

Penulis

Yusuf Ilham Romadhoni

x
DAFTAR ISI

MOTTO ............................................................................................................ ii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ..........................................................................vi
RINGKASAN ................................................................................................. vii
SUMMARY .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 21
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 22
D. Kontribusi Penelitian.................................................................. 22
E. Sitematika Penelitian.................................................................. 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian terdahulu .................................................................... 26
B. Administrasi Publik.................................................................... 32
1. Definisi Administrasi Publik .......................................... 32
2. Peran Administrasi Publik ............................................. 35
3. Kegiatan Administrasi Publik ........................................ 36
C. Pelayanan Publik ........................................................................ 37

x
1. Definisi Pelayanan Publik .............................................. 37
2. Penyelenggaraan Pelayanan Publik ............................... 39
3. Standar Pelayanan Publik............................................... 40
D. Inovasi ........................................................................................ 42
1. Pengertian Inovasi .......................................................... 42
2. Inovasi dalam Administrasi Publik ................................ 45
3. Pengembangan Inovasi................................................... 48
4. Inovasi Pelayanan........................................................... 51
5. Inovasi Pemerintahan Daerah ........................................ 52
6. Faktor Pendukung dan Penghambat Inovasi .................. 57
a. Faktor Pendukung .................................................... 57
b. Faktor Penghambat................................................... 59
E. Pajak ........................................................................................... 61
1. Definisi Pajak ................................................................. 61
2. Fungsi Pajak ................................................................... 63
3. Pengertian Wajib Pajak .................................................. 64
F. SAMSAT ................................................................................... 65
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 67
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 68
C. Lokasi Dan Situs Penelitian ....................................................... 69
D. Jenis Dan Sumber Data .............................................................. 70
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 71
F. Instrumen Penelitian................................................................... 73
G. Metode Analisis Data ................................................................. 73
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ....................................................................... 77
1. Gambaran Umum Kabupaten Jombang ......................... 77
2. Letak dan Kondisi Geografis ......................................... 80
3. Demografi ...................................................................... 81
4. Gambaran Umum Kantor Bersama SAMSAT
Jombang ......................................................................... 85
a. Lokasi Kantor Bersama SAMSAT Jombang ........... 85
b. Visi dan misi Kantor Bersama SAMSAT
Jombang ................................................................... 85

xi
c. Ruang Lingkup Kantor Bersama SAMSAT
Jombang ................................................................... 86

B. Penyajian Data Proses Inovasi Program Sistem Administrasi


Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Judes (Jujug Desa) ............. 88
1. Kebutuhan atau Masalah ................................................ 88
2. Riset Dasar dan Aplikatif ............................................... 95
a. Aspek Hardware .................................................... 100
b. Aspek Software ...................................................... 105
3. Pengembangan ............................................................. 112
4. Komersialisasi ............................................................. 117
5. Difusi dan Adopsi ........................................................ 120
6. Konsekuensi ................................................................. 125
C. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dari Proses
Terbentuknya Inovasi Samsat Judes (Jujug Desa) Di Kantor
Bersama SAMSAT Jombang ................................................... 129
1. Faktor Pendukung ........................................................ 129
2. Faktor Penghambat....................................................... 132
D. Analisis Data Proses Inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa)
Pada Kantor Bersama Samsat Jombang ................................... 136
1. Kebutuhan atau Masalah .............................................. 136
2. Riset Dasar dan Aplikatif ............................................. 138
3. Pengembangan ............................................................. 140
4. Komersialisasi ............................................................. 142
5. Difusi dan Adopsi ........................................................ 143
6. Konsekuensi ................................................................. 144
E. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dari Proses
Terbentuknya Inovasi Samsat Judes (Jujug Desa) Di Kantor
Bersama SAMSAT Jombang ................................................... 146
1. Faktor Pendukung ........................................................ 146
2. Faktor Penghambat....................................................... 147
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 150
B. Saran ......................................................................................... 153

xii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 155
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... 158

xiii
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. Jumlah Data Kendaraan Berdasarkan Tahun Pembuatan .............................. 3
2. Jumlah Data Kendaraan Per Polda ................................................................. 4
3. Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2017........................................................ 13
4. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 26
5. Kecamatan di Kabupaten Jombang .............................................................. 79
6. Perkembangan Juamlah Penduduk Di Kabupaten Jombang ........................ 81
7. Rincian Kegiatan ........................................................................................ 109
8. Peningkatan Pengguna Layanan Judes 2015-2017 .................................... 120
9. Perbedaan Sebelum Dan Sesudah Adanya Inovasi Layanan SAMSAT
Judes (Jujug Desa)...................................................................................... 123

xiv
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


1. Grafik perkembangan Pengguna Layanan Jujug Desa ................................ 11
2. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Timur......................................... 20
3. Component of Data Analysis (Interactive Model) ............................................. 74
4. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jombang ................................................... 78
5. Bentuk Lambang Kabupaten Jombang ........................................................ 82
6. Kegiatan Kuesioner dan Dinas Luar (1)....................................................... 96
7. Kegiatan Kuesioner dan Dinas Luar (2)....................................................... 97
8. Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan layanan SAMSAT Judes
(Jujug Desa) Sepeda motor ........................................................................ 100
9. Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan layanan SAMSAT Judes
(Jujug Desa) Laptop ................................................................................... 101
10. Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan layanan SAMSAT Judes
(Jujug Desa) Printer.................................................................................... 101
11. Pelaksanaan SAMSAT Keliling................................................................. 113
12. Pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa) ............................................... 114
13. Grafik perkembangan kontribusi PAD Layanan Jujug Desa ..................... 122
14. wanwancara dengan salah satu pihak Kantor Bersama SAMSAT
Jombang (1)................................................................................................ 161
15. wanwancara dengan salah satu pihak Kantor Bersama SAMSAT
Jombang (2)................................................................................................ 161
16. Proses pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa) di Kantor Kepala
Desa Mancilan (1) ...................................................................................... 162
17. Proses pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa) di Kantor Kepala
Desa Mancilan (2) ...................................................................................... 163
18. Jadwal Pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa) .................................. 164
19. Surat Riset (1) ............................................................................................ 165
20. Surat Riset (2) ............................................................................................ 166

xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Pedoman Wawancara ..................................................................... 158
2. Hasil Dokumentasi Penelitian ........................................................ 161
3. Surat Persetujuan Penelitian ........................................................... 165

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah maka sebagian besar kewenangan yang sebelumnya berada

di pemerintah pusat diserahkan kepada daerah otonom sehingga pemerintah daerah

otonom dapat lebih cepat dalam merespon tuntutan masyarakat daerah sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki. Otonomi yang akan dilaksanakan diharapkan

akan memberikan manfaat yang besar terhadap daerah.

Seperti yang diungkapkan Winarno (2016:301) dalam Abral (2017:2)

manfaat yang diharapkan dengan adanya otonomi daerah yaitu :

“Pertama, meninggkatkan efektivitas dan efisiensi administrasi


pemerintahan dan pembangunan di daerah. Kedua, terciptanya hubungan
yang baik dan saling membutuhkan antara pemerintah dan masyarakat.
Ketiga, mempertinggi daya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program pembangunan. Keempat, terjadinya penanganan masalah secara
terpusat dan tepat dari berbagai permasalahan aktual yang berkembang
dalam masyarakat. Kelima, mendorong munculnya partisipasi masyarakat
dalam pemerintahan dan pembangunan di daerah.”
Aspek terpenting dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu aspek sumber-sumber

keuangan yang memadai atau cukup untuk membiayai penyelenggaraan urusan

rumah tangganya sendiri. Agar daerah dapat membiayai segala aktivitasnya maka

diperlukan sumber-sumber keuangan salah satunya adalah pemungutan pajak.

Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarakan undang-

undang dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan

1
2

dan yang digunakan dalam pengeluaran umum menurut Resmi (2013:1). Pajak

merupakan salah satu pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar

1945 yang berbunyi “untuk memajukan kesejahteraan umum”.

Pajak dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 pajak diartikan


sebagai : “Pajak adalah kontribusi wajib negara yang tertuang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Banyaknya pajak provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik,

Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor, Pajak Air

Permukaan dan Pajak Rokok (dalam Bapenda Jabarprov,2016). Salah satu pajak

yang sumber pendapatannya cukup besar adalah pajak kendaraan bermotor. Seperti

yang telah diatur di Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Pajak Kendaraan Bermotor

adalah “Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan

Kendaraan Bermotor”. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua

beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan

oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk

mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan

bermotor yang bersangkutan termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam

operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta

kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Kendaraan bermotor di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Tentu

jumlah peningkatan ini diikuti oleh kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat
3

pula. Karena itu kendaraan bermotor termasuk kedalam barang mewah yang

dikenakan pajak. Jumlah kendaraan bermotor ini akan mempengaruhi pajak

kendaraan bermotor yang telah ditetapkan.

Tabel 1. Jumlah Data Kendaraan Berdasarkan Tahun Pembuatan


JENIS 1990 – 2000 – 2010 –
NO < 1990 TOTAL
KENDARAAN 1999 2009 SKRNG
1 SEPEDA 2.186.245 5.297.736 32.956.267 52.697.379 93.140.774
MOTOR
2 MOBIL 952.326 1.743.486 4.421.922 6.178.608 13.296.696
PENUMPANG
3 MOBIL 456.144 594.283 1.058.091 1.963.033 4.071.724
BARANG
4 (TAK DIISI) 107.827 241.335 2.128.747 809.386 3.287.357
5 MOBIL BUS 17.752 27.550 36.018 57.856 139.180
6 KENDARAAN 4.413 5.777 17.808 38.574 66.574
KHUSUS
TOTAL 3.724.707 7.910.167 40.618.853 61.744.836 114.002.305
Sumber: Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Korps Lalu Lintas
Direktorat Registrasi Dan Identifikasi www.Rckorlantaspolri.Id 2018

Berdasarkan tabel 1 Penigkatan jumlah kendaraan sudah dimulai dari tahun

1990. Tetapi pada 10 tahun berikutnya kendaraan mulai mengalami peningkatan

yang cukup tinggi yaitu unit di tahun 2000 sampai 2009 terutama kendaraan sepeda

motor yang paling tinggi. Peningkatan pemuncaknya adalah dari tahun 2010 hingga

tahun sekarang yaitu 52.697.379 unit terlebih lagi jumlah tersebut belum sampai 10

(sepuluh) tahun. Berdasarkan perkembangan tersebut menunjukkan bahwa

besarnya potensi yang ada dalam penetapan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Setiap memiliki potensi pajak kendaraan bermotor yang cukup tinggi berdasarkan

kepemilikan kendaraan bermotor seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah ini.
4

Tabel 2. Jumlah Data Kendaraan Per Polda 2016


SPD
NO POLDA MP BUS MB RANSUS TOTAL %
MOTOR

1 JAWA TIMUR 1.622.084 1.801 666.290 17.354.812 1.091 19.676.313 17,26

2 METRO JAYA 2.986.353 30.598 571.112 13.952.114 32.558 17.592.297 15,43

3 JAWA TENGAH 1.050.449 34.504 517.854 13.813.092 5.469 15.421.793 13,53

4 JAWA BARAT 3.494.865 17.649 324.101 7.997.777 2.597 13.941.733 12,23

5 SUMATERA UTARA 540.549 4.598 233.732 5.103.871 1.579 5.916.608 5,19

6 BALI 374.938 7.455 137.926 3.220.904 722 3.741.948 3,28

7 RIAU 279.737 4.373 166.323 2.538.641 1.433 3.334.951 2,93

8 LAMPUNG 230.238 2.505 155.000 2.944.069 1.261 3.333.098 2,92

9 SUMATERA SELATAN 315.142 1.896 171.990 2.797.204 7.778 3.316.711 2,91

10 KALIMANTAN TIMUR 239.229 5.534 169.292 2.404.326 1.255 2.819.858 2,47

DAERAH ISTIMEWA
11 327.682 2.411 35.226 2.205.283 460 2.571.263 2,26
YOGYAKARTA

12 SULAWESI SELATAN 287.956 1.992 82.769 1.850.869 574 2.242.591 1,97

13 KALIMANTAN BARAT 115.008 1.382 80.115 2.035.673 494 2.232.885 1,96

14 JAMBI 133.215 1.500 83.721 1.718.414 813 2.037.877 1,79

15 SUMATERA BARAT 196.071 3.171 108.520 1.681.910 985 2.013.582 1,77

16 BANTEN 159.428 2.911 57.137 1.697.392 753 1.918.966 1,68

NANGROE ACEH
17 100.478 3.471 49.145 1.437.337 2.566 1.593.408 1,40
DARUSSALAM
NUSA TENGGARA
18 83.098 2.367 58.611 1.414.722 501 1.559.330 1,37
BARAT
KALIMANTAN
19 104.025 1.334 62.718 1.032.599 414 1.201.090 1,05
SELATAN
KALIMANTAN
20 69.721 487 50.480 842.992 642 964.356 0,85
TENGAH

21 BENGKULU 91.404 730 42.610 792.728 196 927.677 0,81

KEPULAUAN BANGKA
22 56.675 1.030 37.017 794.611 484 889.819 0,78
BELITUNG

23 KEPULAUAN RIAU 109.354 1.340 18.982 688.097 396 818.170 0,72

24 SULAWESI UTARA 107.042 1.187 53.766 248.917 327 794.941 0,70

25 SULAWESI TENGAH 41.537 548 23.915 591.590 198 659.079 0,58

NUSA TENGGARA
26 37.001 1.081 31.725 558.852 166 629.259 0,55
TIMUR
SULAWESI
27 41.859 66 24.370 520.592 72 588.723 0,52
TENGGARA
5

28 PAPUA 31.469 830 23.458 367.424 286 423.487 0,37

29 GORONTALO 37.277 225 17.699 104.983 270 354.289 0,31

30 PAPUA BARAT 17.114 0 6.569 190.810 62 222.421 0,20

31 MALUKU 11.037 143 6.051 136.667 146 154.049 0,14

32 MALUKU UTARA 5.407 55 3.755 106.473 31 115.748 0,10

33 SULAWESI BARAT 0 0 0 0 0 0 0,00

TOTAL 13.297.442 139.174 4.071.979 93.145.745 66.579 114.008.320

Sumber: Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Korps Lalu Lintas
Direktorat Registrasi Dan Identifikasi www.Rckorlantaspolri.Id 2018
Pada tabel 2 menurut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia

Korps Lalu Lintas Direktorat Registrasi dan Identifikasi jumlah data kendaraan

per-Polda Jawa Timur berada di nomor 1 yang berarti memiliki jumlah kendaraan

terbanyak. Melihat banyaknya potensi jumlah kendaraan yang padat di Jawa Timur

pemerintah daerah setempat diharapkan sigap dalam menangani pembayaran pajak

kendaraaan bermotor. Maka dari itu pemerintah diharapkan bisa memberikan

kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan

bermotor melalui pelayanan publik.

Pelayanan publik diartikan pemberian layanan keperluan masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang telah ditetapkan dalam dalam Sinambela (2016:3). Pelayanan publik,

merupakan sesuatu yang harus ditingkatkan pemerintah. Hal ini, dilakukan karena

pelayanan publik adalah kewajiban pemerintah dalam memuaskan keinginan

masyarakat dan meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah atas kinerja yang

dilakukan. Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan


6

orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Pedoman umum tentang pelayanan publik yang digunakan adalah Undang

– Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Pasal 1 yang menyebutkan

bahwa “Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan

bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”. Menyikapi

hal ini Jawa Timur mempunyai komitmen untuk meningkatkan pelayanan publik

dengan menegeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor 11

tahun 2005 tentang pelayanan publik di Provinsi Jawa Timur yang bisa menjadi

pijakan atau landasan hukum bagi usaha peningkatan kualitas pelayanan publik di

daerah. Pedoman ini memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah kabupaten

maupun kota untuk mengupayakan terciptanya pelayanan masyarakat dengan

mengacu pada standar pelayanan dan asas-asas pelayanan yang berkualitas.

Pemerintah membentuk SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu

Atap) merupakan suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan

mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya

diselenggarakan dalam satu gedung. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

5 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

Kendaraan Bermotor Pasal 1 dijelaskan tentang :

“Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang selanjutnya disebut


Samsat adalah serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi dan
7

Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor,


Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan pembayaran Sumbangan Wajib
Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan
terkoordinasi dalam Kantor Bersama Samsat.”
SAMSAT atau Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap

merupakan instansi pelayanan publik yang melayani pembayaran atau registrasi

pajak kendaraan bermotor. SAMSAT memiliki beberapa fungsi seperti registrasi

identifikasi kendaraan bermotor dan pelayanan pembayaran pajak kendaraan

bermotor. SAMSAT juga merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang berguna sebagai dana penghasilan yang dapat digunakan oleh pemerintah

daerah. SAMSAT ini terdapat 3 instansi kerja yang dan berhubungan yaitu Polri

yang mempunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor kemudian Unit Pelaksanaan Teknis Badan Pendapatan Daerah

dibidang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan PT. Jasa Raharja dibidang

asuransi kecelakaan lalu lintas. Ketiga unit kerja ini sama-sama bertujuan

memberikan pelayanan publik secara prima kepada masyarakat yang menjadi satu

dalam Kantor Bersama SAMSAT.

Kantor Bersama SAMSAT Jombang merupakan salah satu unit daerah

SAMSAT yang ada di Indonesia. Kantor Bersama SAMSAT Jombang memiliki

program unggulan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor untuk

dinikmati masyarakat/wajib pajak seperti SAMSAT Drive Thru, Payment Point dan

SAMSAT Keliling. Ketiga layanan tersebut dibuat untuk meningkatkan

pembayaran wajib pajak masyarakat/wajib pajak. Setiap layanan memiliki fungsi

yang berbeda-beda seperti Drive Thru yang melayani pembayaran pajak tanpa

harus turun dari kendaraan anda yang bisa dilakukan pada Kantor SAMSAT induk
8

Jombang, kemudian Payment Point yaitu pengesahan layanan pajak kendaraan

bermotor serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)

dan SAMSAT Keliling yang merupakan layanan pembayaran pajak yang dilakukan

hampir disetiap kecamatan atau tempat keramaian dan dilakukan sesuai jadwal

yang telah ditentukan.

Pada tahun 2015 memiliki kendalan tentang tunggakan pajak kendaraan

bermotor. Pada tahun 2015, angka kepatuhan hanya sebesar 73,98% dengan potensi

pajak senilai Rp. 95.956.117.000,-. Dengan kata lain, terdapat 26,02% objek pajak

yang tidak melakukan pengesahan/registrasi/membayar pajak kendaraan bermotor

di SAMSAT Jombang. Akibatnya, nilai potensi pajak yang seharusnya dapat

terpenuhi tidak mencapai target. Salah satu penyebabnya, karena jumlah tempat

layanan di Kantor Bersama Samsat Jombang yang terbatas.

Kantor SAMSAT Jombang hanya berada di daerah-daerah strategis dan

tidak menjangkau semua kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang. Selama ini

wajib pajak hanya dilayani di beberapa tempat layanan, yaitu:

1. SAMSAT Induk di Kecamatan Jogoroto yang hanya bisa menjangkau

wilayah kecamatan Jombang, Mojoagung, Mojowarno, Diwek, Peterongan,

Sumobito.

2. SAMSAT Unggulan, yakni titik pelayanan yang berada di tempat-tempat

strategis atau SAMSAT yang bekerja sama dengan pihak lain, yaitu:
9

a. SAMSAT Drive Thru, terletak di SAMSAT Induk yang berada di

Kecamatan Jogoroto bisa menjangkau wilayah Kecamatan Jombang,

Mojoagung, Mojowarno, Diwek, Peterongan, dan Sumobito.

b. SAMSAT Payment Point di Jalan Gus Dur 149 yang terletak di pusat

kota Jombang bisa menjangkau wilayah Barat: Kecamatan Megaluh,

Perak, Tembelang, Peterongan.

c. SAMSAT Ngoro Bank Jatim berada di wilayah selatan Jombang, yang

bisa menjangkau wilayah Kecamatan Bareng, Gudo, Wonosalam,

Mojowarno, Diwek. Tahun 2015.

d. Selain itu ada 2 (dua) Samsat Keliling yang sifatnya nomaden sesuai

dengan jadwal yang ditentukan berdasarkan keramaian di beberapa

kecamatan.

Luas wilayah Kabupaten Jombang 1.1159 Km2, belum semuanya tersentuh

kantor pelayanan dengan jarak tempuh kurang lebih 70 Km (Kecamatan Ngusikan

wilayah bagian utara Jombang) sehingga masyarakat/wajib pajak enggan

membayar pajak dengan alasan jarak tempuh yang jauh. Masyarakat di wilayah

Jombang sebagian besar bermata pencaharian sebagai karyawan, petani dan

berdagang sehingga memiliki waktu luang yang terbatas untuk membayar pajak

kendaraan bermotor. Berdasarkan hal tersebut terdapat dorongan dari Kantor

Bersama SAMSAT Jombang untuk membuat layanan yang sesuai keinginan

masyarakat.

Kantor Bersama SAMSAT Jombang merupakan salah satu penyedia sebuah

layanan publik yang layak untuk dinikmati masyarakat/wajib pajak, kemudian


10

dengan banyaknya jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan bermotor yang

terbilang cukup banyak tentunya pembayaran pajak kendaraan bermotor bagi

masyarakat/wajib pajak yang memiliki kendaraan bermotor pastinya harus patuh

pada aturan pembayaran pajak. Hal ini menjadi permasalahan yang menyebabkan

sebagian masyarakat/wajib pajak di Jombang enggan datang ke kantor SAMSAT

induk dikarenakan hanya memiliki keperluan untuk melakukan pembayaran pajak

kendaraan bermotor dan kondisi Kabupaten yang penduduknya memiliki mobilitas

tinggi dan hampir tidak memiliki banyak waktu untuk mendatangi kantor SAMSAT

induk. Kantor Bersama SAMSAT Jombang berusaha untuk mewujudkan hal

tersebut dengan memberikan inovasi pelayanan yang mempermudah masyarakat

dalam membayar pajak. Inovasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki sistem dan

prosedur layanan melalui program-program inovatif yang berorientasi pada kepada

masyarakat.

Inovasi merupakan proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu

yang lama kedalam situasi yang baru. Menurut Rogers (2003) yang dikutip oleh

Suwarno (2008:3) inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap

baru oleh individu satu unit adopsi lainnya. Begitupun dengan inovasi daerah yang

tertera dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017

Tentang Inovasi Daerah Pasal 1 yang berbunyi “Inovasi Daerah adalah semua

bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”. Banyak

berbagai organisasi pemerintah yang melakukan berbagai macam inovasi dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satu diantaranya adalah Kantor Bersama

SAMSAT Jombang.
11

Salah satu inovasi program yang dilaksanakan oleh Kantor Bersama

SAMSAT Kabupaten Jombang adalah SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang terbilang

cukup unik karena masyarakat tidak perlu repot-repot datang ke Kantor SAMSAT

induk Jombang untuk membayar pajak. Program ini merupakan program unggulan

dibidang pelayanan publik yang berkualitas sebagai upaya untuk menyederhanakan

sistem layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Program Inovasi Pelayanan

Publik SAMSAT Judes (Jujug Desa) sebagai langkah terobosan pembayaran pajak

kendaraan bermotor yang cukup dilakukan di desa tempat masyarakat/wajib pajak

tinggal. Pelayanan Samsat Judes (Jujug Desa) dilakukan di kantor/balai desa dalam

waktu lima hari dalam seminggu. Harapannya, layanan ini bisa meringankan beban

waktu, biaya, dan tenaga masyarakat. Di sisi lain, layanan ini lebih efisien, baik dari

aspek biaya, petugas, maupun penyediaan sarana dan prasarana. Layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa) merupakan layanan yang sangat diminati masyarakat seperti

yang terlihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 1: Grafik perkembangan Pengguna Layanan Jujug Desa


Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)
12

Berdasarkan grafik di atas inovasil layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa)

sudah mulai beroprasi mulai sejak tahun 2015 hingga sekarang. Program ini sudah

sangat diminati oleh masyarakat karena sangat mudah dijangkau oleh masyarakat

terutama yang tinggal dipedesaan. Masyarakat sangat antusias dengan inovasi

SAMSAT Judes (Jujug Desa) dapat dilihat dari peminat pengguna layanan ini setiap

tahunnya.

Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam rangka mewujudkan harapan-

harapan masyarakat Jombang khususnya dalam pelayanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor. Kantor Bersama SAMSAT Jombang menempuh langkah-

langkah strategis melalui inovasi pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor

dalam rangka menuju pelayanan berkualitas guna meningkatkan kepercayaan

masyarakat. Segala upaya yang dilaksanakan oleh Kantor Bersama SAMSAT

Jombang menunjukkan bahwa pelaksanaan inovasi ini bertujuan untuk memberikan

pelayanan yang berkualitas baik dilihat dari semua hasil yang telah dicapai.

SAMSAT Judes (Jujug Desa) merupakan program pendekatan pelayanan

Kepolisian sampai di titik terdekat masyarakat melalui layanan yang diberikan

yaitu : pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pengesahan Surat anda

Nomor Kendaraan (STNK) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

Jalan (SWDKLLJ) yang digelar di d esa-desa dengan jalan petugas mendatangi

wilayah tersebut dimana sasarannya adalah masyarakat/wajib pajak khusunya yang

menunggak pajak dimana mereka sudah diberikan surat pemberitahuan sebelumnya

dan juga memudahkan masyarakat mnedapatkan pelayanan SAMSAT. Hal ini


13

menjadikan banyak warga Jombang yang harus memenuhi kewajibannya sebagai

Wajib pajak untuk membayar pajak kendaraan bermotor di Kantor Bersama

SAMSAT Jombang. Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa) diharapakan

dapat mengatasi kendala dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Pada tahun 2017 inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) mendapatkan gelar

Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2017 yang diselenggarakan oleh KemenPANRB

(Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi) (tribunnews,2017).

Gelar Top 99 Inovasi Pelayanan Publik merupakan gelar yang bergengsi yang

diselenggarakan oleh KemenPANRB (Kementrian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi) diseluruh Indonesia sejak tahun 2014. Setiap inovasi

pelayanan publik yang masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik adalah

program yang terbaik ditahunnya, selain inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa)

masih ada 98 inovasi lainnya yang masuk kedalam Top 99 Inovasi Pelayanan

Publik 2017 seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 3 : Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2017

UNIT INOVASI
NO. JUDUL INOVASI INSTANSI PELAYANAN
PUBLIK
1. KEMENTERIAN
Direktorat Pelayanan
119 – Kolaborasi Nasional Layanan Emergensi Kementerian Kesehatan Rujukan,
1
Medik di Indonesia Kesehatan Direktort Jenderal Bina
Upaya Kesehatan
Kementerian RSUP dr. Kariadi
2 3 In 1 Kariadi Peduli
Kesehatan Semarang
AKOEPUNTUR (Aplikasi Kompetensi Kementerian SMK – SMTI Banda
3
Turunan) CPO Miniplant Perindustrian Aceh
Aplikasi Lapor Diri WNI Terintegrasi Kementerian Kedutaan Besar RI
4
Secara Online pada Perwakilan RI se-Jerman Luar Negeri Berlin
Kementerian
Aplikasi Sistem Informasi Database Bantuan Badan Pembinaan
5 Hukum dan Hak
Hukum (SIDBANKUM) Hukum Nasional
Asasi Manusia
14

Kementerian Pusat Penelitian dan


Hemat 60 % Biaya Energi Dengan Alat Energi dan Pengembangan
6
Pembuat Gas Batubara Bersih di Industri Kecil Sumber Daya Teknologi Mineral dan
Mineral Batubara
Balai Besar Perbenihan
dan Proteksi Tanaman
Kementerian Perkebunan Surabaya,
7 Ini Mobil SIANI – Sahabat Setia Petani
Pertanian Direktorat Jenderal
Perkebunan
Kementerian Pertanian
Kementerian
INTI (Inovasi Terintegrasi) Layanan Agraria dan Tata
Kantor Pertanahan
8 Pertanahan Pemalang Ruang / Badan
Kabupaten Pemalang
#SemakinCepatdanMudah Pertanahan
Nasional
Kementerian
Agraria dan Tata
KAKAP Untuk Layanan Administrasi Kantor Pertanahan
9 Ruang / Badan
Pertahanan Terpadu Kabupaten Gresik
Pertanahan
Nasional
KIARKOD: Tracking Order Sistem Informasi Kementerian Balai Besar Bahan dan
10
Pelayanan Jasa B4T Perindustrian Barang Teknik
Badan Penelitian dan
Kementerian
11 Laboratorium Manajemen Data Pengembangan
Kesehatan
Kesehatan
Kementerian
MAGMA (Multiplatform Application for
Energi dan
12 Geohazard Mitigation and Badan Geologi
Sumber Daya
Assessment) Indonesia
Mineral
Pemanfaatan Serat Eceng Gondok dalam Politeknik Kesehatan
Kementerian
13 Pembuatan Soket Kaki dan Tangan Palsu Kementerian Kesehatan
Kesehatan
(Prostesis) Jakarta I
Balai Besar Karantina
Kementerian
14 PRIOQ KLIK Pertanian Tanjung
Pertanian
Priok
Ratu Bestari (Kerapihan, Keteratutan,
Kebersihan, Kelestarian dan Kedisiplinanan) Kementerian Panti Sosial Bina Karya
15
untuk Tata Kerja yang Lebih Efisien dan Sosial Pangudi Luhur Bekasi
Efektif
Kementerian Panti Sosial Bina Karya
16 RISOL GEPENG MAS
Sosial Pangudi Luhur Bekasi
Kementerin Balai Penerapan
SIBIMA KONSTRUKSI (Sistem Informasi Pekerjaan umum Teknologi Konstruksi ,
17
Belajar Intensif Mandiri Bidang Konstruksi) dan Perumahan Direktorat Jenderal
Rakyat Bina Konstruksi
Kementerian Direktorat Jenderal
SINERGI Desa (Sistem Informasi Energi Energi dan Energi Baru
18
Desa) Sumber Daya Terbarukan dan
Mineral Konservasi Energi
Direktorat Iuran dan
Kementerian
19 SIPUHH: Mewujudkan Tata Kelola Kehutanan Peredaran Hasil Hutan,
Lingkuangan
Direktorat Jendral
15

Hidup dan Pengelolaan Hutan


Kehutanan Produksi Lestari
Kementerian
Teknologi E-Filing Renewal Trademark di Direktorat Jenderal
20 Hukum dan Hak
Indonesia Kekayaan Intelektual
Asasi Manusia
1. LEMBAGA

Kepolisian
Kepolisian Resir
21 BPKB Delivery Negara Republik
Brebes
Indonesia
Lembaga
KEBIJAKAN
Diektorat
22 E-Lelang Cepat Pengadaan
Pengembangan SPSE
Barang/Jasa
Pemerintah
Kepolisian
TOMBOL “BISA” (Brilliant, Innovative, Kepolisian Resor
23 Negara Republik
Speed, Accountable) Sukabumi Kota
Indonesia
1. PROVINSI

Pemerintah
BANG ELIS HADIR, Kampung Kami Jado
Provinsi Dinas Energi dan
24 Terang (Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
Kalimantan Sumber Daya Mineral
di Daerah Pedalaman Kalbar)
Barat
Pemerintah
25 HP Solusi Anak Berkebutuhan Khusus Provinsi Jawa RSJ Menur
Timur
Pemerintah
Badan Pelaksana
Jaminan Kesehatan Khusus Penyandang Provinsi Daerah
26 Jaminan Kesehatan
Disabilitas Terpadu Istimewa
Sosial
Yogyakarta
KPK PELUK KEBO (Kader Peduli Luka dan Pemerintah
27 PERAWATAN Luka Diabet Puskesmas Provisi DKI Dinas Kesehatan
Kecamatan Pasar Rebo) Jakarta
Layanan Judes Samsat Pemerintah
UPT Badan Pendapatan
28 Jombang, tagline (Layanan Jujug Desa yang Provinsi Jawa
Daerah - Jombang
Ramah) Timur
UPT Samsat Medan
Pemerintah
Layanan Terpadu Pelayanan Pembayaran Pajak Selatan, Badan
29 Provinsi
Kendaraan Bermotor dan Perpanjangan SIM Pengelolaan Pajak dan
Sumatera Utara
Retribusi Daerah
Pemerintah
Layanan WARAS (Wisata Arsip Untuk Anak Dinas Perpustakaan dan
30 Provinsi Jawa
Sekolah) Kearsipan
Timur
Pemerintah
Mencegah Perdarahan Tali Pusa dengan RSUD dr. Saiful Anwar
31 Provinsi Jawa
Kalisat (Karet Tali Pusat) – Malang
Timur
Mencerdaskan Si Miskin Menjadi Geberasi Pemerintah Sma Negeri Bali
32
Emas Provinsi Bali Mandara
16

UPT Pelayanan
MR SAHDU (Manajemen Risiko Sangahan Pemerintah Pengadaan Barang/
33 dan Pengaduan) Pelayanan Pengadaan Barang/ Provinsi Jawa Jasa, Dinas Penanaman
Jasa Pemerintah Timur Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
Pemerintah
PAPEDA MEGANG (Peningkatan Kapasitas Biro Organisasi
34 Provinsi Papua
Melalui Magang ASN Asli Papua) Sekretariat Daerah
Barat
Pemerintah
PELUK MY DARLING (Perawatan Luka
35 Provinsi Jawa RSUD Kelet - Jepara
Kusta Menyeluruh Dengan Garden Healing)
Tengah
Pemerintah Badan
PENA BERKARIB (petabencana.id) Bersama
36 Provinsi DKI Penanggulangam
Kurangi Risiko Bencana
Jakarta Bencana Daerah
Penyederhanaan Prosedur Pendaftaran Melalui
“SI BINA CANTIK” (Sistem Bridging SIM Pemerintah RSUD Prof. Dr.
37 RSMS, BPJS, dan INA-CBG’s Menuju Provinsi Jawa Margono Soekarjo -
Akuntabilitas, Transparansi, dan Efesiensi Tengah Purwokerto
Pelayanan Kesehatan JKN Secara Paripurna)
PLNET KAKAO : Pengelolaan dan Edukasi Pemerintah
38 Terpadu Kakao Melalui Kebun Rakyat Demi Provinsi Jawa Dinas Perkebunan
Indonesia Daulat coklat Timur
Pemerintah Biro Humas
39 Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS)
Provinsi Bali Sekretarian Daerah
Pemerintah
Dinas Kependudukan
40 Si Dukun 3 In 1 Provinsi DKI
dan Pencatatan Sipil
Jakarta
Dinas Tanaman
Pemerintah
41 SIMANTRI : Bali go green, Petani Sejahtera Pangan, Hortikultura,
Provinsi Bali
dan Perkebunan
Pemerintah
SIMAS-LH Online (Sistem Informasi Dinas Pengelolaan
42 Provinsi
Lingkungan Hidup Berbasis Online) Lingkungan Hidup
Sulawesi Selatan
Pemerintah
Provinsi Badan Kepegawaian
43 SIMPONO ASN BAHTERAMAS
Sulawesi Daerah
Tenggara
Terpngkasnya Waktu Tunggu Pelayanan
Pendaftaran Rawat Jalan Melalui Pemerintah RSUD Prof. Dr.
44 “PENETRASI ONLINE” (Pengembangan Provinsi Jawa Margono Soekarjo -
Sistem SMS Gateway Menuju Registrasi Tengah Purwokerto
Online
1. KABUPATEN

Pemerintah
45 2H2 Center Kerabat Ibu dan Bayi Kabupaten Dinas Kesehatan
Flores
Badan Kepegawaian
Akselerasi Pelayanan Kepegawaian Dengan Pemerintah
46 dan Pengembangan
Mobile SI-CAKEP Kabupaten Wajo
Sumber Daya Manusia
17

UPTD Puskemas
Pemerintah
47 Alarm Persalinan Kecamatan Krinci
Kabupaten Siak
Kanan Dinas Kesehatan
Pemerintah UPTD Puskesmas
48 Antrean Regol Kabupaten Kemusu II Dinas
Boyolali Kesehatan
Pemerintah UPTD Puskesmas
AYUNDA SI MENIK (Ayo Tunda Usia
49 Kabupaten Gedangsari II Dinas
Menikah)
Gunung Kidul Kesehatan
BANG MUDA (Bangka Mudah Dapat Akta) – Pemerintah
Dinas Kependudukan
50 Solusi Layanan Akta Kelahiran dan Akta Kabupaten
dan Pencatatan Sipil
Kematian Bangka
Pemerintah
Badan Perencanaan dan
51 CSR Untuk Rakyat Kabupaten Aceh
Pembangunan Daerah
Barat
Family Gathering Terpadu SEMAR PATRI
Pemerintah
(Strategi Menurunkan Angka Readmisi Pasien RSUD dr. Loekmono
52 Kabupaten
Psikiatri) Wujudkan Pelayanan Kesehatan Jiwa Hadi
Kudus
Paripurna di Ruang Rawat Inap Jiwa
Pemerintah
Dinas Pemberdayaan
53 Implementasi E-VB di Banyuwangi Kabupaten
Masyarakat dan Desa)
Banyuwangi
Pemerintah
54 eDOTEL&TRAVEL Kabupaten SMK Negeri 2
Pinrang
UPT Angkutan
Pemerintah
LASITER AMB (Layanan Transportasi Masyarakat
55 Kabupaten Teluk
Terpadu Angkutan Masyarakat Bintuni) Bintuni,Dinas
Bintuni
Perhubungan
Pemerintah Dinas Penanaman
Laynan Perizinan Secara Online dan Layanan
56 Kabupaten Modal dan Pelayanan
Izin 3 Jam
Kebumen Terpadu Satu Pintu
Model Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
Pemerintah
(PILKADES) MelaluiSistem Elektronik Dinas Kependudukan
57 Kabupaten
Voting Yang Menggunakan KTP Elektronik, dan Pencatatan Sipil
Batang Hari
KK, dan Akta Berbasis NIK
Pemerintah
Badan Keuangan
58 MP – TGR Kabupaten
Pemerintah Daerah
Gorontalo
Pemerintah UPTD Puskesmas
59 Ngrumpi Sehat Berkarya Bersama Saudaraku Kabupaten Tongas Dinas
Probolinggo Kesehatan
OASE Sahabat Hati, “Online Anyway Service, Pemerintah
Dinas Kependudukan
60 Satu Hari Banyak Tempat, Harapan Kabupaten
dan Pencatatan Sipil
Terpenuhi” Tanah Datar
Opung Sari Basah Bang: Mewujudkan
Pemerintah
Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Deli
61 Kabupaten Deli Dinas Pendidikan
Serdang Berseri (Bersih, Rapi, Sejuk, Rindang,
Serdang
Indah)
Pemerintah
Paha Sylpi Bangkitkan Gairah Peternak Dinas Peternakan dan
62 Kabupaten
Pinggir Hutan Perikanan
Bojonegoro
18

Pokja Air Minum dan


Pemerintah Penyehatan
PANTASI MART (Puat Pengadaan Fasilitas
63 Kabupaten Lingkungan, Badan
Sanitasi Masyarakat
Sumedang Perencanaan dan
Pembangunan Daerah
Pemerintah
Kelurahan Selat Dalam,
64 PATUHI SELAM Kabupaten
Kecamatan Selat
Kapuas
Pemerintah Dinas Sosial, Tenaga
65 PRO MASTER GO SEHATI Kabupaten Hulu Kerja, dan
Sungai Selatan Transmigrasi
Pemerintah
66 Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) BAHARI Dinas Kesehatan
Kabupaten Sinjai
Dinas Keluarga
Pemerintah
SAKERA JEMPOL (Sadari Kekerasan Berencana dan
67 Kabupaten
Perempuan dan Anak) Pemberdayaan
Pasuruan
Perempuan
Pemerintah UPTD Puskesmas
SELEMPANG MERA (Selamatkan Pasien
68 Kabupaten Omben Dinas
Pasung Melalui Tim Samurai ODGJ)
Sampang Kesehatan
Pemerintah
Si Jempol (Sistem Informasi Jaringan
69 Kabupaten RSUD Balaraja
Elektronik Medik Pasien Online)
Tangerang
Pemerintah
SIGAP SRATUS 369 PLUS (Aksi Tanggap Dinas Ketahanan
70 Kabupaten
Pada Sapi Madura Bunting dan Partus) Pangan dan Peternakan
Pamekasan
Pemerintah
SIPEKAT : Sistem Pengelolaan Kenaikan Badan Kepegawaian
71 Kabupaten
Pangkat Daerah
Sidoarjo
Pemerintah
72 Siswa Asuh Sebaya (SAS) Kabupaten Dinas Pendidikan
Banyuwangi
SUNMOR SEMBADA MINGGU Pemerintah
73 PAHINGAN “Sekali Kayuh, Dua Tiga Kabupaten Kecamatan Sleman
Permasalahan Sleman Teratasi’ Sleman
SURYA MAS JELITA (Sehat Untuk Pemerintah
UPTD Puskesmas Grati
74 Berkarya, Mandiri Bersama Kelompok Kabupaten
Dinas Kesehatan
Eliminasi Kusta) Pasuruan
Pemerintah
Badan Pendapatan
75 Tax Shopping Kabupaten
Daerah
Tangerang
Pemerintah
Dinas Perikanan dan
76 TELAT BERKEMAS Kabupaten Hulu
Peternakan
Sungai Selatan
Pemerintah
Dinas Koperasi, Usaha
77 Toko Modern Datang TOMIRA Solusinya Kabupaten
Kecil dan Menengah
Kulonprogo
Pemerintah UPTD Puskesmas
TUA KELADI (Santun Lansia, Kesehatannya
78 Kabupaten Gamping I Dinas
Layak Diperhatikan)
Sleman Kesehatan
1. KOTA
19

Pemerintah Kota Dinas Komunikasi dan


79 112
Surabaya Informatika
BCL (Bisnis Caikep Lalu Lintas Lancar)
Pemerintah Kota
80 Pengaturan dan Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan
Pontianak
Melalui Smartphone
Pemerintah Kota
81 CETEK RSUD Al Mulk
Sukabumi
Direkam di Sekolahku, Sweet Seventeen, KTP- Pemerintah Kota Dinas Kependudukan
82
EI Ku Datang Surakrata dan Pencatatan Sipil
Pemerintah Kota
83 Dongkel With Mobile Library Dinas Perpustakaan
Makassar
Bagian Kesejahteraan
Pemerintah Kota
84 Gema Madani Simpati Rakyat Sekretariat
Tasikmalaya
Daerah
Ijus MELON (Ijin Usaha Mikro Pemerintah Kota Dinas Koperasi dan
85
melalui Online) Semarang Usaha Mikro
“KELUAR BERSAMA” Daftar 1 Dapat 5:
Pemerintah Kota
86 Sebuah Model Pelayanan Terpadu Dokumen Kecamatan Danurejan
Yogyakarta
Anak
UPTD Puskesmas
Pemerintah Kota
87 Klinik Berhenti Merokok Padang Karambia
Payakumbuh
Dinas Kesehatan
Dinas Perpustakaan
Pemerintah Kota
88 Lapo BRA (Layangan Pojok Braille) Umum dan Arsip
Malang
Daerah
Pemerintah Kota
89 Lorong Sehat (Longset) Dinas Kesehatan
Makassar
Dinas Lingkungan
Pemerintah Kota
90 Sampah Menjadi Gas, Berkah Bagi Warga Hidup, Kebersihan dan
Banda Aceh
Keindahan Kota
“SI INOL AJA” (Sistem Inovasi Layanan UPTD Puskesmas
Pemerintah Kota
91 Arisan/Angsuran Jamban) Kikis Perilaku Wonoasih Dinas
Probolinggo
BABS (Buang Air Besar Sembarangan) Kesehatan
Pemerintah Kota
92 “SODA MELEK” K 5-1 Kelurahan Naikoten II
Kupang
Dinas Pemberdayaan
Taman Anak Cerdas: Papan Sarana Wasis Perempuan,
Pemerintah Kota
93 Bocahe, Waras Ragane Lan Mapan Budi Perlindungan Anak,
Surakarta
Pekertine dan Pemberdayaan
Masyarakat
1. BADAN USAHA MILIK NEGARA

SAHABAT LATANRO – Sejahtera Berkat PT Taspen Divisi Layanan dan


94
Layanan Taspen Persero (Persero) Manfaat
PT Taspen
95 SIMGAJI ASN Divisi Kepesertaan
(Persero)
1. BADAN USAHA MILIK DAERAH

Pemerintah Kota Perusahaan Daerah Air


96 Air Disuntik, Resahpun Terobati
Palopo Minum
20

Pemerintah
Perusahaan Daerah Air
97 Kue Lumpur Dari AETRA Provinsi DKI
Minum Jaya
Jakarta
Pemerintah
Media WhatsApp dan SMS sebagai solusi Perusahaan Daerah Air
98 Provinsi DKI
Pelanggan Tidak Bisa Diakses Minum Jaya
Jakarta
Pemerintah
Sistem Autodebet Retribusi
99 Provinsi DKI Bank DKI
PKL: No Bocor, No Pungli, No Jual Beli Lapak
Jakarta
Sumber : Jatimprov.go.id (2017)

SAMSAT Judes (Jujug Desa) selain Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2017

ada penghargaan lain seperti Piagam Penghargaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

sebagai Top 12 Kategori Terbaik Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi

Jawa Timur Tahun 2016.

Gambar 2 : Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Timur


Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)
21

Berdasarkan penghargaan yang didapatkan Kantor Bersama SAMSAT

Jombang dengan membuat sebuah inovasi layanan pembayaran pajak jemput bola

SAMSAT Judes (Jujug Desa) bisa dibilang berhasil membuat inovasi yang sangat

baik. Karena dapat mengembangkan sebuah inovasi yang dapat mempermudah

masyarakat/wajib pajak dalam mendisiplinkan membayar pajak. Masyarakat pun

sangat antusias dengan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) terlihat dari gambar 1

grafik peningkatan peminat layanan ini yang meningkat disetiap tahunnya.

Pelaksanaan Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat/wajib pajak

berhasil. Maka hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk menjadikan

SAMSAT Judes (Jujug Desa) sebagai objek penelitian. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat bagaimana proses terbentuknya inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa)

sehingga dapat menjawab keluhan masyarakat dan mengatasi masalah

penunggakan pajak. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil

judul “Proses Inovasi Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

SAMSAT Judes (Jujug Desa) (Studi pada Kantor Bersama SAMSAT

Jombang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat diambil

rumusan masalah sebagai berikut


22

1. Bagaimanakah proses terbentuknya Inovasi Program SAMSAT Judes

(Jujug Desa) pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam

meningkatkan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor ?

2. Apa sajakah faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses

terbentunya Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa) pada Kantor

Bersama SAMSAT Jombang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses terbentuknya Inovasi layanan Program SAMSAT

Judes (Jujug Desa) pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam

meningkatkan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

2. Untuk mengetahui, faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses

terbentuknya Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa) pada Kantor

Bersama SAMSAT Jombang.

D. Kontribusi Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan dijabarkan, maka diharapkan penelitian ini

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Kontribusi Akademis

a. Sebagai kajian Ilmu Administrasi yang dapat memberikan wawasan

ataupun pengetahuan Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa)

pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang.


23

b. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau

rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang mengkaji

permasalahan Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa) pada

Kantor Bersama SAMSAT Jombang.

2. Kontribusi Praktis

a. Sebagai bahan masukan, sumbangan pemikiran dan evaluasi bagi

pemerintah daerah maupun masyarakat luas mengenai Inovasi Program

SAMSAT Judes (Jujug Desa) pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang

dalam peningkatan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat dan khususnya pemerintah

daerah terkait Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa) pada

Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam meningkatkan pelayanan

pembayaran pajak kendaraan bermotor.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian ini dibuat agar mempermudah pembaca dalam

memahami isi yang terkandung dalam penyusunan skripsi ini, serta memahami

maksud dan tujuannya. Dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari tiga bab yaitu dari

pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian,. Adapun sistematika ini adalah

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang yang mengemukakan penjelasan alasan yang

mendasari latar belakang penelitian yang mendasari peneliti untuk mengetahui dan
24

mendeskripsikan bagaimana Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa)

Kabupaten Jombang dalam meningkatkan pelayanan wajib pajak. Selain itu bab ini

juga meliputi perumusan masalah yang merupakan masalah yang timbul dan akan

dicari jawabannya, tujuan penelitian yang menguraikan hasil apa yang ingin dicapai

dalam penelitian, kontribusi penelitian merupakan hasil penelitian secara spesifik,

dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan tinjauan teoritis yang digunakan dalam

hubungannya dengan pembahasan masalah yang disajikan pada BAB IV. Teori-

teori yang digunakan dalam analisis, antara lain: 1) Adminiatrasi Publik 2) NPS

(NEW PUBLIC SERVICE) 3) Pelayanan Publik 4) Pajak 5) Inovasi 6) SAMSAT

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian.

Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yaitu

mencakup jenis penelitian adalah kualitatif, fokus penelitian, lokasi penelitian dan

situs penelitian, teknik pengumpulan data terbanyak melalui wawancara dengan

narasumber secara langsung, keabsahan data, dan diakhiri dengan analisis.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi

penyajian data, analisis data, dan hasil dari analisis data yang diperoleh selama

penelitian.
25

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dan saran. Kesimpulan berasal dari

uraian bab-bab sebelumnya dan saran yang berisi rekomendasi dari peneliti.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai inovasi pelayanan publik berupa program pembayaran

wajib pajak kendaraan bermotor bukan merupakan hal yang baru. Terdapat

beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang dapat

dijadikan bahan perbandingan dan kajian. Adapun beberapa hasil-hasil penelitian

yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian mengenai inovasi

program pelayanan publik yaitu :

Tabel 4. Penelitian Terdahulu

Nama, Tahun, dan Persamaan Perbedaan


No.
Judul Penelitian Penelitian Penelitian
1. Azhar Kasim dan Heri Memiliki tujuan yang - Penelitian yang
Fathurahman (2011), sama yaitu untuk dilakukan peneliti
Analysis on Mobile mengetahui kualitas sebelumnya berada
Samsat’s Public pelayanan publik pada kantor Samsat di
Service Quality. melalui inovasi Jabodetabek,
mobile service sedangkan penelitian
yang akan dilakukan
di Kantor Bersama
Jombang

- Perbedaan lain
mengenai objek
penelitian dimana
penelitian
sebelumnya objek
yang diteliti adalah
penggunaan Mobil
Layanan Samsat
(Samling), sedangkan
penelitian saat ini
pada berfokus pada

26
27

peningkatan
pelayanan
pembayaran pajak
kendaraan bermotor
2. Kristina Setyowati - Memiliki tujuan - Penelitian yang
(2016), Quality of yang sama yaitu untuk dilakukan peneliti
Electronic Identity mengetahui kualitas sebelumnya berada
Card Service by pelayanan yang pada Dispendukcapil
Demographic and Civil diberikan oleh dinas di Sragen sedangkan
Registration Service in Kependudukan dan penelitian saat ini
Indonesia. Pencatatan Sipil berada di Kantor
kepada masyarakat. Bersama SAMSAT
Jombang
- Dalam pengukuran
kualitas pelayanan - Penelitian terdahulu
menggunakan Metode meneliti mengenai
SERVQUAL yang pelayanan
dikembangkan oleh kependudukan secara
Parasuraman, umum, sedangkan
Zeithaml dan Berry pada penelitian yang
akan diteliti berfokus
proses terbentuknya
inovasi layanan
pembayaran pajak
kendaraan bermotor
SAMSAT Judes
(Jujug Desa)
3. Marianne Bamkin - Memiliki tujuan - Mengenai objek
(2011), The Promotion yang sama yaitu untuk penelitian dimana
of Reading mengetahui kualitas penelitian
on Children’s Mobile pelayanan publik sebelumnya objek
Libraries in the United melalui inovasi yang diteliti adalah
Kingdom. mobile service. penggunaan Mobil
layanan perpustakaan
keliling sedangkan
penelitian saat ini
proses terbentuknya
inovasi layanan
pembayaran pajak
kendaraan bermotor
SAMSAT Judes
(Jujug Desa)
4. Ishak Awaluddin, - Memiliki tujuan - Penelitian yang
Sulvariany Tamburaka yang sama yaitu untuk dilakukan peneliti
(2017), The Effect of mengetahui kualitas sebelumnya berada
Service Quality and pelayanan publik. pada kantor Samsat
28

Taxpayer Satisfaction di Kendari,


on Compliance sedangkan penelitian
Payment Tax Motor yang akan dilakukan
Vehicles at Office One di Kantor Bersama
Roof System in SAMSAT Jombang
Kendari.
- Penelitian yang
dilakukan
sebelumnya
menggunakan
pendekatan penelitian
kuantitatif,
sedangkan penelitian
saat ini menggunakan
pendekatan penelitian
kualitatif.

- Perbedaan lain
mengenai objek
penelitian dimana
penelitian
sebelumnya objek
yang diteliti adalah
penggunaan sistem
pelayanan satu atap
sedangkan penelitian
saat ini pada proses
terbentuknya inovasi
layanan pembayaran
pajak kendaraan
bermotor SAMSAT
Judes (Jujug Desa)
5. Sultan, Habib, dkk. - Memiliki tujuan - Penelitian yang
(2014), Bureaucracy yang sama yaitu untuk dilakukan peneliti
Responsiveness Factor mengetahui kualitas sebelumnya berada
Determinants Of Public pelayanan publik. pada kantor layanan
Service Door On perizinan Kota Pare-
Licensing Office Pare, sedangkan
Parepare. penelitian yang akan
dilakukan di Kantor
Bersama SAMSAT
Jombang

- Perbedaan lain
mengenai objek
penelitian dimana
29

penelitian
sebelumnya objek
yang diteliti adalah
penggunaan sistem
pelayanan satu pintu
sedangkan penelitian
saat ini pada proses
terbentuknya inovasi
layanan pembayaran
pajak kendaraan
bermotor SAMSAT
Judes (Jujug Desa).

Setyowati. 2016. Meneliti tentang Quality of Electronic Identity Card

Service by Demographic and Civil Registration Service in Indonesia. Penelitian ini

menggambarkan kualitas layanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di

Kabupaten Sragen dari perspektif untuk menampilkan apakah kualitas layanan

konsisten dengan harapan pelanggan. Konsep yang dapat diterima yaitu mengenai

Kualitas layanan, dimana menurut Lewis dan Boom yang dikutip Setyowati

(2016:286). Mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai upaya yang disediakan oleh

organisasi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan mengantisipasi pelanggan

harapan. Dimana pengukuran kualitas layanan yang dilakukan menggunakan

Metode SERVQUAL yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry

dengan menggunakan 5 dimensi menurut: Keandalan, Jaminan, Aksesibilitas,

Responsif dan Berwujud.

Awaludin. 2017. Meneliti tentang The Effect of Service Quality and

Taxpayer Satisfaction on Compliance Payment Tax Motor Vehicles at Office One

Roof System in Kendari. Dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan wajib pajak pada pembayaran


30

kepatuhan pajak kendaraan bermotor di kantor sistem satu atap di kendari. Yang

didapat dari penelitian tersebut adalah kualitas pelayanan berpengaruh secara

signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor. Ini berarti

semakin tinggi kualitas layanan di kantor sistem satu atap, semakin tinggi

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Kepuasan

wajib pajak telah memberikan kontribusi positif terhadap kepatuhan membayar

pajak kendaraan bermotor, tetapi masih ada faktor lain yang lebih mempengaruhi

kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor. Kualitas layanan dan kepuasan

wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan

bermotor.

Sultan, Habib, dkk. 2014. Melakukan penelitian mengenai Bureaucracy

Responsiveness Factor Determinants Of Public Service Door On Licensing Office

Parepare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi determinan daya tanggap untuk mengizinkan layanan di satu pintu

di kantor layanan perizinan Kota Pare-Pare. Konsep yang didapat menurut Lenvine

dalam Sultan, Habib, dkk (2014:51) bahwa produk dalam layanan publik dalam

pemerintahan harus memenuhi setidaknya tiga indikator, yaitu: (1) responsivitas

merupakan respons terhadap harapan penyedia layanan, keinginan, aspirasi dan

tuntutan pengguna layanan, (2) Tanggung jawab sebagai ukuran yang menunjukkan

seberapa jauh proses layanan penyampaian yang dilakukan publik sesuai dengan

prinsip atau aturan administrasi dan organisasi yang benar dan (3) akuntabilitas

sebagai ukuran yang menunjukkan seberapa banyak penyediaan layanan yang ada
31

sesuai dengan kepentingan dan norma pemangku kepentingan yang dikembangkan

di masyarakat.

Awaludin. 2017. Meneliti tentang The Effect of Service Quality and

Taxpayer Satisfaction on Compliance Payment Tax Motor Vehicles at Office One

Roof System in Kendari. Dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan wajib pajak pada pembayaran

kepatuhan pajak kendaraan bermotor di kantor sistem satu atap di kendari. Yang

didapat dari penelitian tersebut adalah kualitas pelayanan berpengaruh secara

signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor. Ini berarti

semakin tinggi kualitas layanan di kantor sistem satu atap, semakin tinggi

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Kepuasan

wajib pajak telah memberikan kontribusi positif terhadap kepatuhan membayar

pajak kendaraan bermotor, tetapi masih ada faktor lain yang lebih mempengaruhi

kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor. Kualitas layanan dan kepuasan

wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak kendaraan

bermotor.

Sultan, Habib, dkk. 2014. Melakukan penelitian mengenai Bureaucracy

Responsiveness Factor Determinants Of Public Service Door On Licensing Office

Parepare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi determinan daya tanggap untuk mengizinkan layanan di satu pintu

di kantor layanan perizinan Kota Pare-Pare. Konsep yang didapat menurut Lenvine

dalam Sultan, Habib, dkk (2014:51) bahwa produk dalam layanan publik dalam

pemerintahan harus memenuhi setidaknya tiga indikator, yaitu: (1) responsivitas


32

merupakan respons terhadap harapan penyedia layanan, keinginan, aspirasi dan

tuntutan pengguna layanan, (2) Tanggung jawab sebagai ukuran yang menunjukkan

seberapa jauh proses layanan penyampaian yang dilakukan publik sesuai dengan

prinsip atau aturan administrasi dan organisasi yang benar dan (3) akuntabilitas

sebagai ukuran yang menunjukkan seberapa banyak penyediaan layanan yang ada

sesuai dengan kepentingan dan norma pemangku kepentingan yang dikembangkan

di masyarakat.

Melalui penelitian terdahulu yang diakukan sebelumnya tentang inovasi

pelayanan publik sebagian besar membahas tentang proses terbentuknya inovasi

dalam meningkatkan pelayanan publik. Membahas tentang terbentuknya inovasi

pelayanan untuk menengetahui sebuah masalah yang timbul dari masyarakat

sehingga pemerintah membuat sebuah inovasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Maka dari itu peneliti tertarik membahas Inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa)

yang dilakukan Kantor Bersama SAMSAT Jombang untuk meningkatkan

pelayanan publik.

B. Administrasi Publik

1. Definisi Administrasi Publik

Menggambarkan suatu objek tertentu. Pada ilmu administrasi publik juga

ditemukan beragam definisi, namun subtansinya sama, yaitu berbicara tentang kerja

sama yang dilakukan dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok atau organisasi

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa definisi tentang

administrasi publik dari para ahli dikemukakan sebagai berikut :


33

a. Pfiffner dan Presthus (1960) dalam Syafri (2012:08)

“Publik administration may be defined as the coordination of individual and group

efforts to carry out public policy”. Administrasi publik dapat didefinisikan sebagai

suatu upaya koordinasi dari individu atau kelompok untuk menjalankan kebijakan

publik.

b. Dwight Waldo (1996) dalam Syafri (2012:08)

“Public Administration is the organitation and management of man and materials

to achieve the purpose of government”. Administrasi publik adalah organisasi dan

manajemen manusia dan material (peralatannya) untuk mencapai tujuan-tujuan

pemerintah.

c. Woodrow Wilson (1887) dalam Syafri (2012:08)

“Publik Administration is the practical or business end of government


because its objective is to get the public business done as efficiently and as
much in accord with the people’s tastes and desired as possible. It is through
administration that government responds to those needs of society that
private initiative can not or will not supply”. Administrasi publik adalah
urusan atau praktik urusan pemerintah karena tujuan pemerintah ialah
melaksanakan pekerjaan publik secara efisien dan sejauh mungkin sesuai
dengan selera dan keinginan rakyat. Dengan administrasi publik,
pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat, yang tidak dapat
atau tidak akan dipenuhi oleh usaha privat/swasta.

d. Paul C. Bartholomew (1959) dalam Syafri (2012:08)

“Public administration is essentially the process of carrying out the public


will as expressed in law, the coordinartion of collective efforts to implement
public policy. Thus, strictly, administration is concerned with how a
particular course of action predetermined by the basic political or policy
forming units of the total government-electorate, legislative, or executive-is
to be carried out”. Administrasi publik adalah proses penyelenggaraan
34

kehendak publik (public will) sebagaimana yang dinyatakan didalam


hokum, dengan kata lain pengoordinasian usaha bersama untuk
mengimplementasikan kebijakan umum. Lebih tegas dapat dikemukakan
bahwa administrasi berkenan dengan cara pelaksanaan rangkaian tindakan
tertentu yang ditetapkan oleh unit-unit perumus kebijakan dari keseluruhan
pemerintah –pemilih legislatif dan eksekutif.

e. Sondang P. Siagian (2008) dalam Syafri (2012:08)

Administrasi publik didefinisikan sebagai “keseluruhan kegiatan yang dilakukan

oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan

negara”.

Administrasi publik jika dijabarkan menurut beberapa ahli diatas sebagian

besar definisi sama, yaitu kelompok atau organisasi negara yang mencapai tujuan

yang telah ditentukan melalui sebuah program dan kebijakan yang telah terencana

sebelumnya. Dengan memperhatikan berbagai rumusan definisi administrasi diatas

dan melihat arah pergeseran pada administrasi publik, dalam tulisan ini administrasi

publik dapat diartikan sebagai proses kerja sama sekelompok orang dalam

melaksanakan berbagai kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dan mencapai tujuan negara.

Administrasi publik ada hubungannya dalam penelitian ini, karena sebuah

instansi yang berupa organisasi negara membuat sebuah inovasi program pelayanan

publik yang bertujuan mempermudah kegiatan masyarakat dalam membayar pajak

dan meningkatkan kesadaraan membayar pajak kendaran bermotor. Inovasi

program pelayanan publik ini dibuat karena banyaknya keluhan dari masyarakat.

Maka dari itu pemerintah setempat beserta instansi yang bersangkutan membuat
35

inovasi pelayanan publik untuk memperlancar pembayaran pajak kendaran

bermotor.

2. Peran Administrasi Publik

Administrasi publik sebagai tujuan pekerjaan pemeritah memiliki peran

atau pengaruh yang sangat penting dalam suatu negara. Janet V.Denhardt dan

Robert B.Denhardt (2003:xi) yang dikutip oleh Keban (2014:16) melihat bahwa

administrasi publik, melalui pelayanan-pelayanan publiknya berperan memberikan

atau menciptakan demokrasi. Rondinelli (2007) dalam Keban (2014:16) juga

mengungkapkan bahwa kini peran pemerintah harus diarahkan kepada melayani

masyarakat agar mencapai democratic governance. Hal ini harus dilakukan oleh

pemerintah secara baik dan bijak melalui inovasi, pengembangan kapasitas,

partisipasi dan pemberian pelayanan. Semua itu harus dilakukan pemerintah agar

dapat menciptakan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.

Administrasi publik juga merupakan tempat dimana para pemerintah

melakukan pekerjaannya yang behubungan dengan sektor publik khususnya

penyedia pelayanan publik. Peran administrasi publik dapat sangat menentukan

kestabilan, ketahanan, dan kesejahteraan suatu negara menurut Keban (2014:17).

Semua itu dapat dilihat dari bagaimana pemerintah dapat membuktikan

komitmennya kepada masyarakat atau publik. Administrasi publik juga berfungsi

merencanakan dan merumuskan kebijakan politik, kemudian melaksanakan dan

menyelenggarakannya J. Wayong dalam Bintoro (1995) yang dikutip Syafri


36

(2012:139), dengan kata lain fungsi administrasi publik adalah merumuskan atau

menetapkan dan melaksanakan kebijakan publik.

Peran administrasi publik dapat mendukung penelitian ini dengan

bagaimana peran Kantor Bersama SAMSAT Jombang memberikan pelayanan

terhadap masyarakat. Melalui inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) Kantor

Bersama SAMSAT Jombang membuat sebuah inovasi yang melibatkan partisipasi

masyarakat melalui keluhan yang diberikan terhadap sebuah layanan. Karena itu

administrasi publik juga berperan menjaga kepercayaan masyarakat.

3. Kegiatan Administrasi Publik

Kegiatan administrasi publik yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pajabat

struktural atau pemegang eselon yang memimpin suatu unit , maupun oleh pejabat

non structural yang tidak memimpin suatu unit dalam Keban (2014:17). Kegiatan

yang yang dikerjakan dalam administrasi publik bisa menyangkut pemberian

pelayanan di bidang kehidupan maupun lewat program pembangunan. Kegiatan

administrasi publik difokuskan pada aspek manajemen sebagai pelaksanan

kebijakan publik. Administrasi publik lebih fokus untuk mengelola kegiatan

pelayanan publik dan penyedia barang-barang publik. Seperti yang dikatakan

Keban (2014:18) persepsi umum tentang administrasi publik yaitu the management

of public affairs, karena itu kegiatan ini meliputi semua yang dilakukan oleh

manajer publik.

Teori tentang kegiatan publik ini digunakan karena mendukung tentang

penelitian ini tentang bagaimana Kantor Bersama SAMSAT Jombang memberikan


37

pelayanan terhadap masyarakat melaui sebuah program pelayanan publik.

Selanjutnya tentang bagaimana Kantor Bersama SAMSAT Jombang berperan

untuk manage inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) agar dapat diterima

masyarakat. Proses inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) merupakan salah satu

kegiatan administrasi publik dalam bentuk program layanan terhadap masyarakat.

C. Pelayanan Publik

1. Definisi Pelayanan Publik

Menurut Iqrom (2013:127) Pelayanan publik selalu berhubungan dengan

pemerintah dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam

menjalankan fungsi pelayanan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Penyediaan pelayanan dasar dalam seperti pendidikan dan kesehatan secara

ekonomis bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maka dari itu demi

membuat sebuah pelayanan publik yang berkualitas pemerintah akan memperkuat

kebijakan inovasi yang diikuti dengan mengeluarkan beberapa peraturan seperti

undang-undang dan peraturan daerah untuk memperlancar memberikan layanan

terhadap masyarakat.

Menurut Iqrom (2013:128) secara teoritik, Birokrasi pemerintah memiliki

tiga fungsi utama yaitu :

a. Fungsi pelayanan, yaitu bagaimana pemerintah yang berhubungan

langsung dengan masyarakat dalam memberikan pelayanan yang dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat.


38

b. Fungsi pembangunan, merupakan peran pemerintah yang menjalankan

tugasnya dalam bidan pembangunan

c. Fungsi pemerintahan umum, berhubungan dengan rangkaian kegiatan

pemerintah yang menjalankan tugas umum seperti ketentraman dan

ketertiban.

Pelayanan publik menjadi indikator bagi sebuah capaian pemerintah daerah

dalam melakukan sebuah tujuan demi pemenuhan pelayanan yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat atau publik. Masyarakat memiliki hak yang harus dapat

dipenuhi hakikatnya dan dipertanggung jawabkan oleh pemerintah. Pemerintah

telah berusaha dalam memperbaiki kualitas pelayanan publik dengan mengeluarkan

beberapa peraturan seperti SK MenPAN no. 63 tahun 2003 tentang Pedoman

Umum Tata Laksana Pelayanan Umum, SK MenPAN no 24 tahun 2004 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah dan SK MenPAN no. 64 tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis

Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik (Wilopo

dan Budiono, 2004 dalam Noor 2013:239). Pada tanggal 18 Juli tahun 2009

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun tentang Pelayanan Publik

Dalam Bab 1, ketentuan umum dijelaskan bahwa : “Pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik”.


39

Melihat dari ketiga fungsi birokrasi pemerintah di atas, menunjukkan bahwa

pelayanan publik yang dilakukan pemerintah cakupannya sangat luas. Mendukung

dan mengembangkan sebuah pelayanan yang telah direncanakan maka pemerintah

harus bertidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh negara. Dalam

penelitian ini sebuah inovasi pelayan publik yang dikembangkan oleh pemerintah

dalam memenuhi layanan yang berkualitas terhadap masyarakat dilakukan dengan

sunguh-sungguh dan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapakan.

2. Penyelenggaraan Pelayanan Pubblik

Menurut Nuriyanto (2014) dalam melaksanakan pelayanan publik

pemerintah membentuk Organisasi Penyelenggara. Penyelenggara adalah setiap

institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk

berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum

lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Penyelenggara

dan seluruh bagian organisasi penyelenggaraan bertanggung jawab atas ketidak

mampuan, pelanggaran, dan kegagalan penyelenggaraan pelayanan.

Organisasi penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,

sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pelaksanaan pelayanan;

b. Pengelolaan pengaduan masyarakat;

c. Pengelolaan informasi;

d. Pengawasan internal;
40

e. Penyuluhan kepada masyarakat; dan

f. Pelayanan konsultasi.

Terkait dengan lembaga penyelenggara pelayanan publik kedepan,

nampaknya sangat dibutuhkan adanya “reformasi birokrasi”. Sebagaimana

dikemukakan oleh Mauk dalam Nuriyanto (2014) : “We need to change the culture

of public administration organizations, ...slowness turn to quicknes, top down

approach to a bootom up philosophy, beraucracy turn to neigbohoods, bignessto

smallness”.

Pelayanan publik yang prima merupakan tanda kesadaran dari pemerintah

atas tanggung jawab utama dalam mengelola pemerintahan dan memenuhi segala

kebutuhan masyarakat agar pelayanan yang diberikan pemerintah dapat lebih

memuaskan masyarakat sebagai pengguna layanan. Maka perlu perubahan

pemikiran dari seluruh aparatur pelaksana pelayanan publik sebagai langkah awal

dalam memberikan pelayanan yang prima tersebut. Seperti Kantor Bersama

SAMSAT Jombang menerapkan hal tersebut untuk memberikan layanan yang

terbaik dalam memuaskan masyarakat Jombang melalui layanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor.

3. Standar Pelayanan Publik

Menurut Nuriyanto (2014) Standar pelayanan publik (selanjutnya disebut

SPP) merupakan standar pelayanan yang wajib disediakan oleh pemerintah kepada

masyarakat. Adanya SPP akan menjamin pelayanan minimal yang berhak diperoleh

warga masyarakat dari pemerintah. Dengan kata lain, SPP merupakan tolok ukur
41

untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib yang berkaitan

dengan pelayanan dasar kepada masyarakat seperti: kesehatan, pendidikan, air

minum, perumahan dan lain-lain. Di samping SPP untuk kewenangan wajib, daerah

dapat mengembangkan dan menerapkan standar kinerja untuk kewenangan daerah

yang lain. Dengan SPP akan terjamin kualitas minimal dari suatu pelayanan publik

yang dapat dinikmati oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dengan demikian, akan terjadi pemerataan pelayanan publik dan terhindar

dari kesenjangan pelayanan yang diberikan antara daerah yang satu dengan daerah

lainnya. Akan tetapi dalam menerapkan konsep SPP harus dibedakan antara

pemahaman tentang SPP dan persyaratan teknis dari suatu pelayanan. Standar

teknis merupakan faktor pendukung untuk mencapai SPP secara garis besar.

Sedangkan arti penting SPP bagi daerah dalam Nuriyanto (2014) adalah :

a. SPP dapat bermanfaat untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan

untuk menyediakan suatu pelayanan publik;

b. SPP dapat dijadikan dasar dalam menentukan anggaran kinerja berbasis

manajemen kinerja;

c. Adanya SPP akan memperjelas tugas pokok pemerintah dan akan

merangsang terjadinya checks and balances yang efektif antara lembaga-

lembaga eksekutif dan lembaga DPRD;

d. Adanya SPP akan dapat membantu Pe merintah Daerah dalam

merasionalisasi jumlah dan kualiikasi pegawai yang dibutuhkan. Kejelasan


42

pelayanan akan membantu Pemerintah Daerah dalam menentukan jumlah

dan kualiikasi pegawai untuk mengelola pelayanan publik tersebut.

Standar pelayanan publik merupakan salah satu tolak ukur dalam penelitian

ini, karena pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik diperlukan standar

yang jelas dalam memuaskan keinginan masyarakat. Standar pelayanan publik

membuat masyarakat juga harus mengerti tentang standar pelayanan yang baik.

Standar pelayanan publik juga dapat membuat hubungan yang harmonis antara

pemerintah dan masyarakat dengan kejelasan yang sudah ada dalam Pasal 21

Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Pubik.

Standar pelyanan publik memang harus layak untuk diterima masyarakat

melalui prosedur dan dasar hukum yang jelas maka standar pelayanan publik

tersebut akan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Kantor Bersama

SAMSAT Jombang dalam penelitian ini sudah menerapkan standard dasar hukum

yang baik dalam membuat pelayanan publik yang sudah tertera dalam Standar

Operasional Prosedure (SOP). Adanya SOP ini akan menegaskan bahwa inovasi

yang dibuat Kantor Bersama SAMSAT Jombang sudah diakui Pemerintah Daerah

dan layak diberikan kepada masyarakat.

D. Inovasi

1. Pengertian Inovasi

Inovasi berasal dari bahasa latin innovare yang berarti sesuatu yang menjadi

baru (Yogi 2007 dalam Noor 80:2013). Dobni (2008:542) dalam Noor (2013:82)

menyatakan “definition of innovativeness was multi-dimensional, as was their


43

contruct which included the dimensions of product, market, process, behavior and

strategic innovation” (Definisi inovasi adalah multi-dimensi, seperti kontrak

mereka yang termasuk dimensi produk, pasar, proses, perilaku dan inovasi

strategis). Adapun pendapat lain tentang definisi inovasi menurut beberapa ahli

berikut :

a. Innovation is the creaton and implementation of new processes,


products, services, and methods of delivery which result in significant
improvements in outcomes efficiency, effectiveness, or quality..( Inovasi
adalah pencipta dan penerapan proses, produk, layanan, dan metode
pengiriman baru yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam
efisiensi, efektivitas, atau kualitas). (Albury, 2003:3 dalam Noor
2013:83)

b. Innovation includes the technical design, manufacturing, management


and commercial activities involved in the marketing of a new (or
improved) product or the first commercial activities involved in the
marketing of a new (or improved) product or the first commercial use
of a new (or improved) process or equipment. (Inovasi mencakup desain
teknis, manufaktur, manajemen, dan aktivitas komersial yang terlibat
dalam pemasaran produk baru (atau yang ditingkatkan) atau kegiatan
komersial pertama yang terlibat dalam pemasaran produk baru (atau
yang ditingkatkan) atau penggunaan komersial pertama dari yang baru
( atau ditingkatkan) proses atau peralatan). (Freeman, 1982:147 dalam
Noor 2013:83)

c. The commercial or industrial application of something new – a new


product, process, or method of production; a new market or source of
supply; a new form of commercial, business or financial organization.
(Komersial atau pengaplikasian industri dari sesuatu yang baru - produk,
proses, atau metode produksi baru; pasar baru atau sumber pasokan;
bentuk baru dari bisnis komersial, bisnis atau keuangan) (Joseph
Scumpeter; 1934 dalam “The Theory of Economic Development dalam
Noor 2013:83)

d. Inovasi adalah kegiatan kajian, pengembangan, dan perekayasaan yang


bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi (UU No. 18 tahun 2002)
44

Inovasi adalah perubahan yang direncanakan, yang bertujuan untuk

memperbaiki praktek-praktek (Rogers, 1983 dalam Noor, 2013:84). Dengan

demikian, inovasi merupakan sebuah perubahan atau pembaharuan yang dapat di

implementasikan sesuai dengan bidang yang bersangkutan. Menurut Rogers (1988)

dalam Noor (2013:85) inovasi dalam organisasi tidak harus menemukan sesuatu

yang baru atau proses yang mereka adopsi untuk dikatakan inovatif. Inovasi dapat

saja merupakan perbaikan terhadap sistem atau program dalam organisasi yang

telah diterapkan dan diimplementasikan oleh organisasi tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas Noor (2013:87) juga menjelaskan

tentang beberapa pengertian inovasi seperti di bawah ini :

a. Pengetahuan baru

Sebuah inovasi hadir sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat dalam

sebuah sistem sosial tertentu. Pengetahuan baru ini merupakan faktor

penting penentu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

b. Cara baru

Inovasi juga dapat berupa sebuah cara baru bagi individu atau kelompok

untuk memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah tertentu. Cara baru ini

merupakan pengganti cara lama yang sebelumnya berlaku.

c. Objek baru

Sebuah inovasi adalah objek baru bagi penggunanya, baik berbentuk fisik

(berwujud), maupun yang tidak berwujud.

d. Teknologi baru
45

Inovasi sangat identik dengan kemajuan teknologi. Banyak contoh inovasi

yang hadir dari hasil kemajuan teknologi. Indikator kemajuan dari sebuah

produk teknologi yang inovatif biasanya dapat langsung dikenali dari fitur-

fitur yang melekat pada produk tersebut.

2. Inovasi dalam Administrasi Publik

Konsep inovasi dalam administrasi publik, perlu pemahaman

perkembangan administrasi publik. Menurut Woodrow Wilson (1887) dalam Noor

(2013:66), dalam bukunya The Study Of Administration, adalah konsep Wilson

yang memposisikan administrasi publik yang dipisahkan dengan politik. Woodrow

Wilson (1856-1924) dalam Noor (2013:66) menginginkan agar studi administrasi

publik tidak hanya memfokuskan pada masalah kepegawaian tapi juga mengkaji

organisasu dan manajemen secara umum. Dalam administrasi modern menurut

Frank J. Goodnow (1859-1939) dalam Noor (2013:66) merupakan suatu hal yang

dilematis menggabungkan antara kegiatan-kegiatan politik dengan bekerjanya

fungsi-fungsi administrasi publik. Kegiatan politik berhubungan dengan kebijakan

dan berbagai masalah yang berhubungan dengan negara, sedangkan fungsi

administrasi adalah berkenan dengan pelaksanaan kegiatan kebijakan tersebut.

Farazman (2004:20) dalam Noor (2013:78-79) mengungkapkan, whithout,

management, system, innovative policies are doomed to failure. Dari sini muncul

makna penting inovasi dalam kajian administrasi publik, Farazman menunjukkan

adanya pergeseran dalam kajian administrasi publik seperti dibawah ini :


46

a. Generasi pertama : kajian administrasi publik lebih banyak

menekankan efisiensi guna mencapai hasil organisasi tersebut.

b. Tahun 1960-an : perkembangan studi tentang produktifitas

c. Tahun 1970-1980-an : pengembangan ke arah kualalitas karena

kurangnya efisiensi dan efektifitas terhadap produktifitas dalam

keberlangsungan organisasi.

d. Tahun 1980-1990-an : dikenal sebagi era adaptasi, asumsi yang

dibangun adalah perlunya adaptasi bagi organisasi dalam

kegiatannya

e. Tahun 1990-2000-an : berkembangnya kajian-kajian knowlage

management yang memunculkan konsep inovasi bagi sebuah

organisasi.

Munculnya kajian inovasi juga dipengaruhi perkembangan teori

administrasi publik. Kamarck (2003:3) dalam Noor (2013:79) mengungkapkan :

“Many of the concept in sector innovation come from a reform movement


known as “new publik management” or “reinventing government” thar
begin in Great Britanian and New Zealand in the 1980s and expanded to
other countries, including the United States in 1993. Most student of
governmental reform give credit for beginning this movement to Margaret
Thatcher, who came to office in Great Britain in 1979 after running a
campaign in which the heretofore sacrosanct civil service became fodder
for the political debate. Her election was followed by the election of Ronald
Reagen in 1980 in the United States and of Brian Mulroney in 1984 in
Canada-both of whom, like Thatcher, ran campaigns highly critical of the
bureaucracy. That the civil service became a political issue in each of these
countries came as an enormous shock to many civil servants who had seen
themselves as neutral administrators of the law. Furthermore, the
emergence of the issue of government administration on the political scene
meant that in some countries at least, the resulting reforms would be non-
incremental.”
47

Pendapat diatas dapat diartiakan. Banyak konsep dalam inovasi sektor

berasal dari gerakan reformasi yang dikenal sebagai "manajemen publik baru" atau

"menciptakan kembali pemerintah" yang dimulai di Great Britanian dan Selandia

Baru pada 1980-an dan diperluas ke negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat

pada tahun 1993. Bahwa pelayanan sipil menjadi masalah politik di masing-masing

negara ini datang sebagai kejutan besar bagi banyak pegawai negeri yang telah

melihat diri mereka sebagai administrator netral hukum. Lebih jauh lagi,

munculnya masalah administrasi pemerintahan di panggung politik berarti bahwa

di beberapa negara setidaknya, reformasi yang dihasilkan tidak akan menjadi

tambahan.

Hal ini tidak jauh berbeda dari rancangan resolusi A/60/L.24, Majelis umum

PPB yang dikutip Noor (2013:80) dimana Perserikatan Bangsa-Bangsa sepakat

bahwa :

“The United Nations should promote innovation in government and public


administration and stressed the importance of making more effective use of
United Nations Public Service Day and the UNPSA in the process of
revitalizing public administration by building a culture of innovation,
partnership, and responsiveness”.
Ungkapan diatas dapat diartikan PBB harus mempromosikan inovasi dalam

pemerintahan dan administrasi publik dan menekankan pentingnya memanfaatkan

Hari Layanan Umum PBB dan UNPSA dalam proses revitalisasi administrasi

publik dengan membangun budaya inovasi, kemitraan, dan responsive. Apa yang

ingin diungkapkan menunjukkan adanya penekan yang penting bagi administrasi

publik untuk mengembangkan konsepsi inovasi pada pemerintahan.


48

3. Pengembangan Inovasi

Menurut Suwarno (2008:19), dalam teori pengembangan inovasi dikenal

tahapan pengembangan inovasi yang menjelaskan mengapa inovasi selalu muncul.

Inovasi hadir karena adanya masalah atau kebutuhan. Ketika masalah atau

kebutuhan muncul di tengah-tengah masyarakat, maka inovasi dengan sendirinya

akan muncul. Proses pengembangan inovasi pada umumnya akan melewati tahapan

sebagai berikut :

a. Kebutuhan atau masalah

Masalah atau kebutuhan dapat dikenali melalui proses dimana masalah sosial

menjadi sebuah prioritas dalam agenda yang memerlukan penelitian. Dalam kasus

lain, ilmuwan dapat mengenali masalah yang akan muncul di masa yang akan

datang, atau mengenali kesulitan saat ini.

b. Riset Dasar dan Aplikatif

Inovasi pada umumnya selalu identik dengan teknologi. Dalam hal ini pengertian

teknologi adalah sebuah rancangan untuk langkah instrumental mengurangi

ketidakpastian dalam hubungan sebab-akibat dalam mencapaitujuan yang

dikehendaki. Teknologi terdiri atas 2 (dua) aspek penting, yaitu:

1) Aspek hardware (material) seperti peralatan (equipment), produk, dll.

2) Aspek software (perangkat lunat), terdiri atas pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skills), prosedur, prinsip-prinsip, dsb.


49

Kebanyakan inovasi teknologi diciptakan melalui kegiatan riset dasar atau riset

yang bersifat ilmiah murni. Riset dasar tidak memiliki tujuan khusus untuk

mengaplikasikan pengetahuan pada masalah-masalah praktis Adapun riset aplikatif

merupakan kegiatan ilmiah yang dimaksudkan untuk mengatasi/menyelesaikan

masalah praktis. Biasanya untuk mengamankan hasil dari riset tersebut digunakan

pemanfaatan hak paten. Bagi banyak kalangan paten adalah salah satu ukuran

kesuksesan dari riset.

c. Pengembangan

Konteks pengembangan inovasi, penelitian dan pengembangan adalah dua kegiatan

yang berbeda. Pengembangan sebuah inovasi dalam suatu proses meletakkan

rencana baru ke dalam bentuk yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan inovasi.

d. Komersialisasi

Komersialisasi adalah produksi, pabrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi

sebuah produk inovasi. Dalam sektor bisnis, tahapan komersialisasi ini sangat

krusial sebelum sebuah produk dapat dilemparkan ke pasar. Sedangkan di sektor

publik, tidak dikenal istilah komersialisasi. Selain filosofi sektor publik yang non-

komersial, produk inovasi di sektor publik relatif berbeda dengan produk di sektor

bisnis.

Namun demikian tahapan komersialisasi di sektor publik ini dapat dianalogikan

sebagai tahapan scaling-up atau penyebarluasan produk inovasi tanpa embel embel

komersial. Ini berarti bahwa proses produksi, pabrikasi, pengemasan, pemasaran

dan distribusi sebuah produk inovasi di sektor publik juga terjadi. Sebagai catatan,
50

pemasaran merupakan langkah penting dalam memperkenalkan produk inovasi ke

pasar.

e. Difusi dan adopsi

Pada tahap ini produk inovasi telah hadir di pasar. Konsumen telah mengenal

produk tersebut dan mulai menentukan pilihannya untuk membeli atau tidak

membeli.

f. Konsekuensi

Pada tahap ini dapat diketahui apakah masalah atau kebutuhan yang diidentifikasi

pada awal pengembangan inovasi sudah terjawab atau tidak Sering kali masalah-

masalah atau kebutuhan-kebutuhan baru muncul disebabkan oleh adanya inovasi-

inovasi baru. Demikian proses pengembangan inovasi menjadi sebuah siklus

inovasi. Tahapan terakhir ini merupakan titik kritis untuk menentukan apakah

sebuah inovasi berhasil atau tidak dalam memecahkan masalah dan/atau menjawab

kebutuhan. Apabila berhasil, maka inovasi itu akan bertahan dalam kurun waktu

tertentu untuk memecahkan masalah dan/atau menjawab kebutuhan yang muncul.

Namun demikian seringkali sebuah inovasi tidak serta merta memecahkan

masalah dan/atau menjawab kebutuhan yang muncul. Seandainya sebuah produk

inovasi tidak berhasil, maka akan muncul kebutuhan akan inovasi yang lebih baru,

atau memodifikasi inovasi tersebut untuk disesuaikan dengan permasalahan atau

kebutuhannya. Proses inilah yang oleh peneliti digunakan fokus penlitian sebagai

tahap terbentuknya inovasi.


51

4. Inovasi Pelayanan

Menurut Toivonen and Tuominen dalam Witell (2016:2) mendefinisikan

bahwa inovasi pelayanan adalah :

“a new service or such a renewal of an existing service which is put into


practice and which provides benefit to the organization that has developed
it; the benefit usually derives from the added value that the renewal
provides the customers. In addition, to be an innovation the renewal must
be new not only to its developer, but in a broader context.”

Dapat dipahami bahwa Inovasi pelayanan merupakan bentuk pembaruan

layanan yang ada dan dipraktekkan dalam suatu kegiatan dan memberi manfaat bagi

organisasi yang telah mengembangkannya, manfaat yang dimaksud berasal dari

nilai tambah dapat berupa kepercayaan yang diberikan oleh pelanggan kepada

penyedia layanan.

Brown dan Osbourn (2013) yang dikutip oleh Witell (2016:5) mengenai

inovasi pelayanan adalah:

“the intentional introduction and application within a role, group or


organization of ideas, proses, product or prosedures, new to the relevant
unit adoption, designed to significantly benefit the individual, the group
organization or wider society”. (pengenalan dan penerapan yang disengaja
dalam peran kelompok atau organisasi melalui ide, proses, produk atau
prosedur baru untuk adopsi unit yang relevan, yang dirancang untuk secara
signifikan menguntungkan individu, organisasi kelompok atau masyarakat
yang lebih luas).
Paul Windrum dan Per Koch (2008) dalam Noor (2013:105)

mengemukakan tentang inovasi pelayanan yaitu “Service Inovation is the

introduction of a new service product or an improvement in the quality of an

existing service product” (Layanan Inovasi adalah pengenalan produk layanan baru
52

atau peningkatan kualitas produk layanan yang ada). Dengan kata lain, inovasi

pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, tetapi dapat

berupa suatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual dalam arti inovasi tidak

terbatas dari tidak ada kemudian muncul gagasan dan Praktik. Praktik inovasi,

tetapi dapat berupa inovasi hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada

inovasi yang ada. Pemerintahan daerah juga dalam melakukan inovasi perlu melihat

apakah inovasi tersebut dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat, baik

mengenai biaya, manfaat untuk masyarakat, apakah sesuai dengan nilai yang ada,

dan implementasi kepada masyarakat.

5. Inovasi Pemerintahan Daerah

Inovasi pemerintah daerah merupakan keharusan dalam upaya mencapai

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan daerahnya. Adapun inovasi daerah

merupakan proses meningkatkan kemampuan penciptaan nilai dan potensi

pertumbuhan melalui penguatan inovatif kompetensi oleh proses kreatif daerah.

Dalam pengertian ini inovasi daerah membuat pembangunan daerah seendogen

mungkin (Kee,2005 dalam Noor, 2013:110).

Leach et al. (1994) dalam Noor (2013:109) telah mengusulkan empat model inovasi

daerah seperti dibawah ini :

a. The traditional bureaucratic authority

Otoritas birokrasi tradisional sangat menekankan peran pemerintah daerah

sebagi penyedia layanan bukan sebagai sebuah mekanisme untuk


53

pemerintah masyarakat. Peran ini dibatasi oleh tingkat rendah dan kebijakan

keuangan otonomi

b. The residual enabling authority

Otoritas birokrasi tradisional sangat menekankan peran pemerintah daerah

sebagai penyedia layanan bukan sebagai mekanisme untuk pemerintah

masyarakat. Peran ini dibatasi oleh tingkat rendah dan kebijakan keuangan

otonomi.

c. The market-oriented enabling authority

Pemerintah daerah memberikan peran utama dalam perencanaan dan

koordinasi pembangunan ekonomi lokal. Menyediakan mekanisme dan

intensif untuk membuka jalan bagi lebih banyak kegiatan ekonomi dalam

masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah daerah tempat penekanan pada

jangka panjang pendekatan perencanaan pembangunan infrastruktur yang

menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk operasi yang efektif

dari ekonomi lokal.

d. The community-oriented enabling authority

Otoritas lokal sebagai yang menanggapi dan memenuhi kebutuhan rakyat

melalui berbagai cara. Apa yang ditekankan di sini adalah adanya

mekanisme partisipatif di mana masyarakat dapat berperan aktif dalam

pengambilan keputusan local sebuah proses inovasi daerah.

Berangkat dari pemahaman diatas Pemerintah daerah dituntut untuk

mengembangkan daerahnya khususnya berkenaan dengan peniingkatan pelayanan

publik. hal ini didukung dengan keluarnya PP 6 tahun 2008 tentang pedoman
54

evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Pemerintahan daerah juga dalam

melakukan inovasi perlu melihat apakah inovasi tersebut dapat memberikan

keuntungan kepada masyarakat, baik mengenai biaya, manfaat untuk masyarakat,

apakah sesuai dengan nilai yang ada, dan implementasi kepada masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut Eggers and Sing (2009:7) dalam Noor (2013:113-

114) mengungkapkan bahwa dalam proses inovasi membutuhkan sebuah siklus,

dan ada empat faktor yang sangat berperan, yaitu :

a. Idea generation, atau munculnya gagasan, yang dimaksud adengan

munculnya gagasan adalah sesuatu fikiran yang menghasilkan inspirasi

kepada seseorang yang mendorong munculnya suatu tindakan dan menduga

lebih awal apakah tindakan yang muncul ini akan dapat menghasilkan suatu

nilai yang berguna atau tidak.

b. Idea selection, atau pemilihan gagasan, suatu tindakan untuk memilih apa

yang kita butuhkan melalui pertimbangan, dan menentukan gagasan terbaik

yang akan kita gunakan dalam sebuah inovasi.

c. Idea implementation, atau pelaksanaan ide, setelah dipilih, sebuah ide masih

perlu dilaksanakan atau diterapkan. jika ide tersebut bagus akan dijadikan

program, proses, atau praktik baru,jika ide tersebut buruk maka orang akan

berhenti melanjutkan gagasan tersebut.

d. Idea diffusion atau menyebarkan ide, tahap terakhir dalam siklus inovasi

adalah menyebarkan inovasi ke seluruh organisasi dan kepada pemangku

kepentingan yang terkena dampak.


55

Dalam organisasi daerah pemerintah ada beberapa sumber yang dapat

dikembangkan untuk inovasi, yaitu :

a. external partner

b. citizens

c. internal partners

d. employee.

Menurut Noor (2013:186-187) ada empat konsep yang diajukan dalam

inovasi daerah yaitu inovasi daerah, kepemimpinan, iklim organisasi dan

lingkungan politik. Masing-masing konsep menghasilkan beberapa pengertian

sebagai berikut :

a. Inovasi pemerintahan daerah : perubahan yang direncanakan bertujuan

untuk memperbaiki pratek kerja organisasi pemerintah daerah yang

bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki pelayanan

publik dan memiliki daya saing daerah

b. Kepemimpinan : kemampuan seseorang untuk menggerakkan bawahannya

untuk melakukan perubahan yang bersifat kreatif dan inovatif.

c. Iklim organisasi : yaitu persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja

mereka. Ada dua faktor yang dipandang berpengaruh dalam iklim

organisasi

a) Imbalan adalah sesuatu yang diperoleh karyawan jika menunjukkan

karya yang inovatif


56

b) Struktur organisasi yaitu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.

d. Lingkungan politik : yaitu interaksi dari berbagai komponen kekuasaan

yang memiliki pengaruh terhadap pemerintahan daerah, yang dilihat dari

partai pemenang pemilihan umum di daerah dan menguasai DPRD

setempat.

Namun demikian dalam penerapan inovasi dalam sektor pemerintahan.

Eggers dan Singh (2009:41) dalam Noor (2013:117) mengungkapkan empat resiko

yang bakal dihadapi dalam proses inovasi di sektor publik, yaitu :

a. Organizational, cost of introducing change could turn out to be higher than

the benefits (organisasi, biaya untuk memperkenalkan perubahan bisa

menjadi lebih tinggi daripada manfaatnya)

b. Politicals and senior official, don’t want to be seen backing the wrong

horse-or a losing one (politik dan pejabat senior, tidak ingin terlihat

mendukung kuda yang salah atau yang kalah)

c. Personal, failure could damage the career of the person introducing the

change. Success, on the other hand may do little to advance career growth

(personal, kegagalan dapat merusak karier orang yang memperkenalkan

perubahan. Keberhasilan, di sisi lain mungkin sedikit berpengaruh pada

pertumbuhan karir)
57

d. Counter-reinvention, the value of an innovation can be offset by new rules

and regulation (counter-reinvention, nilai dari sebuah inovasi dapat

diimbangi oleh peraturan dan regulasi baru)

6. Faktor Pendukung dan Penghambat Inovasi

a. Faktor Pendukung

Dalam penyelenggaraannya, sebuah inovasi dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat. Dengan adanya faktor pendukung

dalam sebuah inovasi maka dapat membuat inovasi tersebut terus berkembang.

Menurut Muluk (2008:49) faktor pendukung dalam pengembangan suatu inovasi

sektor publik antara lain:

a. Pengembangan kepemimpinan inovasi

Syarat utama yang mendukung terjadinya inovasi pemerintahan adalah

kepemimpinan. Kepemimpinan tidak berarti seorang pemimpin hanya

mendukung proses inovasi saja namun turut melibatkan arahan strategis

sebagai landasan operasional proses inovasi bagi seluruh bagian inovasi.

Dimana arahan strategis ini dijadikan sebagai kebijakan pengembangan

inovasi yang harus ditaati oleh semua pihak karena memiliki kekuatan

hukum yang lebih kuat.

b. Pengembangan budaya inovasi

Pengembangan budaya inovasi sangat penting karena inovasi seharusnya

dibangun berdasarkan basis social yang luas dan tidak dibatasi waktu.

Ketika suatu organisasi publik mampu membangun budaya inovasi maka


58

bisa dipastikan bahwa keberlanjutan sistem inovasi akan lebih terjamin

dan melekat dalam kemampuan setiap anggota organisasi.

c. Pengembangan pegawai

Keberhasilan implementasi dari system pemerintah yang inovatif tidak

terlepas dari peran pegawai yang memiliki kemampuan dan keahlian

dalam berinovasi. Dimana kemampuan pegawai akan berkelanjutan

dengan dukungan dukungan teknologi dan pengetahuan yang mukathir.

Karena akses pengetahuan dan keahlian serta sumber pembelajaran sangat

penting sehingga hal tersebut tidak menjadi bagian yang terpisahkan dari

proses pengembangan pegawai.

d. Pengembangan tim kerja dan kemitraan

Pengembangan inovasi membutuhkan tim kerja karena system inovasi

pada dasarnya bukanlah pekerjaan individual. Pengembangan tim kerja

dibutuhkan untuk membangun kerjsama yang selaras dengan memadukan

seluruh kemampuan anggota tim untuk difokuskan pada satu tujuan yang

sama dan komitmen yang sama. Keberhasilan tim dapat dinilai dari produk

dan jasa yang dihasilkan, keberlanjutan tim, dan kepuasan yang dirasakan

anggota tim kerja.

e. Pengembangan jaringan inovasi

Inovasi harus senantiasa berinteraksi terhadap lingkungan, dapat

dikatakan inovasi dipengaruhi oleh lingkungan dan mempengaruhi

lingkungan juga. Dalam pengembangan jaringan inovasi ini perlu


59

memperhatikan 3 hal, yaitu (1) identifikasi pihak luar harus dilibatkan

karena pihak luar merupakan instrument paling efektif dalam pemanfaatan

jaringan inovasi. (2) Penggunaan teknologi informasi dan informasi yang

memungkinkan keterlibatan banyak pihak dengan pihak-pihak internal

organisasi serta dapat memutus trade-off anatara kualitas dan kuantitas

informasi. (3) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang tepat

dapat mendorong semua pihak untuk menyerap dan mengembangkan

pengetahuan-pengetahuan baru sehingga mendorong munculnya innovate

society.

b. Faktor Penghambat

Menurut Borins (2005) dalam Noor (2013:25) mengatakan ada 3 faktor

penghambat inovasi, yaitu:

a. Muncul dari dalam birokrasi itu sendiri, yaitu sikap tidak percaya dan tidak

ingin berubah.

b. Berasal dari lingkungan politik, tuntutan organisasi kadang-kadang tidak

bisa dipenuhi karena lingkungan dan politik yang tidak kondusif seperti

penambahan anggaran, peraturan-peraturan yang menghambat dan

kepentingan-kepentingan golongan.

c. Berasal dari luar sektor publik, seperti keraguan publik terhadap efektivitas

suatu program, kesulitan melaksanakan program, terutama dalam

menentukan kelompok sasaran.


60

Adapun didalam jurnal Interact - innovation in the public sectorand public-

private interaction oleh Per M. Koch menyebutkan faktor yang menjadi hambatan

dalam sebuah inovasi sebagai berikut .

a. Ukuran dan kompleksitas. Sektor publik terdiri dari sangat kompleks dan

entitas organisasi berskala besar yang dapat mengembangkan hambatan

internal inovasi.

b. Organisasi sektor publik cenderung mengakar kuat praktik dan prosedur.

c. Resistensi profesional. Ada pengelompokan profesional dengan mereka

sendiri komunitas praktik, rasionalitas dan perspektif.

d. Organisasi publik berada di bawah pengawasan ketat dari pengaruh politik

dan pengawasan media, dan karyawan biasanya tidak dihargai karena

mengambil risiko.

e. pemangku kepentingan memberikan persyaratan yang kuat untuk

berkonsultasi dan meninjau rencana apa pun perubahan.

f. Kecepatan dan skala perubahan. Sudah ada begitu banyak reformasi yang

dilakukan karyawan yang hanya menjadikan inovasi yang sifatnya

sementara.

g. Tidak adanya kapasitas untuk pembelajaran organisasi. Mungkin ada

kekurangan struktur atau mekanisme untuk peningkatan pembelajaran

organisasi.

h. Ketahanan publik terhadap perubahan. Elemen publik mungkin

menghindari risiko.
61

i. Ketiadaan sumber daya. Adanya kekurangan dukungan keuangan atau

kekurangan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan.

j. Hambatan teknis. adanya kekurangan solusi teknologi untuk mengatasi

masalah.

E. Pajak

1. Definisi Pajak

Pajak merupakan iuran masyarakat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang sehingga dapat dipaksakan dengan mendapat jasa secara langsung. Pajak

dipungut oleh negara berdasarkan norma-norma dan aturan hukum untuk menutup

biaya produksi barang-barang atau jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan

umum. Adapun pengertian pajak menurut para ahli sebagai berikut :

a. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel m., & Brock Horace R

yang dikutip dari buku R. Mansury (2002) dalam Priantara (2013:02), Pajak

dapat diartikan adanya aliran dari sektor privat ke sektor publik secara

dipaksa yang dipungut berdasarkan keuntungan ekonomi tertentu dari nilai

setara dalam rangka pemenuhan kebutuhan negara dan objek-objek sosial.

b. Prof Dr MJH Smeets dalam De Economische Betekenis der Belastingen

(1951) dalam Priantara (2013:02) menjelaskan bahwa pajak merupakan

prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan

yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan

dalam hal yang individual, maksudnya untuk membiayai pengeluaran

Pemerintah.
62

c. Mr. Dr. N. J. Felmann yang dikutip oleh Siti Resmi dalam Priantara

(2013:02) adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada

penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan penguasa secara umum

tanpa ada kontrapresi dan semata-mata digunakan untuk menutup

pengeluaran umum.

d. Menurut S.I Djajadiningrat yang dikutip oleh Siti Resmi dalam Priantara

(2013:02) pajak merupakan kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke

kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang

memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman menurut

peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat dipaksakan tetapi tidak

ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara

kesejahteraan secara umum.

Pajak menurut para ahli di atas mengatakan bahwa pajak merupakan

sebagian harta dari masyarakat yang diminta menyerahakannya pada pemerintah

sebagai kontribusi untuk membiyayai keperluan dan kepentingan negara. Secara

tidak langsung masyarakat diharapkan disiplin dalam membayar pajak untuk

memenuhi kebutuhan negara. Karena salah satu pendapatan negara terbesar yaitu

pembayaran pajak yang dilakukan oleh warga negaranya sendiri.

Pajak merupakan Penghasilan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar,

dikarenakan itu kelancaran dari disiplinnya masyarakat dalam membayar pajak

sangatlah penting dalam pembangunan daerah. Pemerintah diharapkan dapat

memantau bagaimana penghasilan pajak pajak yang masuk setiap bulan atau tahun.

Maka dari itu dalam penelitian ini pajak yang tertunggak karena kurang disiplinnya
63

masyarakat dalam membayar pajak membuat pemerintah setempat bertindak

dengan membuat sebuah inovasi layanan yang dapat membantu menyadarkan

masyarakat dalam membayar pajak.

2. Fungsi Pajak

a. Fungsi Budgetair (Pendanaan)

Priantara (2013:04) fungsi budgetair disebut juga sebagai fungsi utama

pajak, atau fungsi fiskal yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk memasukkan

dana ke kas negara secara optimal berdasarkan undang –undang perpajakan yang

berlaku. Fungsi budgetair adalah yang letaknya disektor publik dan pajak

merupakan suatu alat atau sumber untuk memasukan uang sebanyak banyaknya ke

dalam kas negara yang pada waktunya akan digunskan untuk membiayai

pengeluaran negara. Fungsi mengatur pajak digunakan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang letaknya diluar bidang keungan.

b. Fungsi Regulair (Mengatur)

Priantara (2013:04) fungsi regulair disebut juga fungsi tambahan yaitu

pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu yang letaknya diluar

bidang keungan. Dalam mencapai tujuan tertentu maka pajak digunakan sebagai

alat kebijaksanaan untuk mencapai tujuan tersebut. Meskipun bukan fungsi utama,

fungsi regulair pada ekonomi makro merupakan hal penting sebagai instrumen

kebijakan fiskal dari pemerintah yang jadi mitra kebijakan moneter yang

dikeluarkan oleh bank sentral.


64

Fungsi pajak sangatlah penting sebagai sumber pemasukan kas negara.

Teori tentang fungsi pajak dalam penelitian ini digunakan untuk mendukung

bagaimana kegunaan pajak sebagai kas negara. Kantor Bersama SAMSAT

Jombang selaku penerima pajak kendaraan bermotor harus bisa menambah kas

negara melalui pajak kendaraan bermotor.

3. Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

2012 (Direktorat Jenderal Pajak Kemntrian Keuangan dalam pajak.go.id 2012).

Sesuai dengan Undang -undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007

Perubahan ketiga atas Undang-undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan

umum dan tata cara perpajakan pasal 1 yang berbunyi “Wajib Pajak adalah orang

pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,

yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan”.

Menurut Priantara (2013:19) pendaftaran menjadi wajib pajak secara

subjektif dan objektif harus terpenuhi kedua-duanya. Syarat subjektif yaitu yang

sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh. Syarat objektif

adalah persyaratan penghasilan yang diterima atau penghasilan yang diwajibkan

untuk dilakukan pemotongan sesuai ketentuan UU PPh.


65

Sesuai dengan tema penelitian ini maka wajib pajak merupakan orang yang

memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan negara yaitu membayar pajak. Begitupun

dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor yang sesuai dengan berapa banyak

jumlah kendaraan yang dimiliki dan tahun motor sudah sesuai dengan peraturan

yang telah ditetapkan. Masyarakat/wajib pajak dianjurkan wajib membayar pajak

kendaraan bermotor demi kenyamanan dan keamanan berkendara.

F. SAMSAT

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap atau disingkat SAMSAT

merupakan suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan

mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya

diselenggarakan dalam satu gedung. Contoh dari SAMSAT adalah dalam

pengurusan dokumen kendaraan bermotor. SAMSAT sendiri tediri dari tiga instansi

yaitu Dirlantas Polri (Direktorat Lalu Lintas), Dispenda Provinsi (Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi) dan SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

Jalan) JR. BUMN Jasa Raharja yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda-

beda.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap kendaraan bermotor

Pasal 1 yang berbunyi :

“Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang selanjutnya disebut


SAMSAT adalah serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi
dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan pembayaran
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara
terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama Samsat”.
66

Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Jombang merupakan tujuan peneliti

dari penelitian ini. SAMSAT juga merupakan sarana informasi dan komikasi

tentang peraturan wajib pajak kendaraan bermotor. Maka dari itu peneliti tertarik

dengan bagaimana Kantor Bersama SAMSAT dalam mendisiplinkan masyarakat

dalam membayar pajak melalui penerapan inovasi, program dan kebijakan.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan oleh peneliti, maka jenis

penelitian yang diambil peneliti adalah deskriptif. Penelitian deskriptif

menggambarkan secara terinci mengenai keadaan yang ada di masyarakat. Metode

penelitian deskriptif menurut Moleong (2014:11) adalah berupa kata-kata, gambar

dan bukan berupa angka selain itu laporan yang akan diberikan berupa kutipan data

untuk memberikan gambaran penyajian data tersebut. Tujuan dari penelitian

deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

Penelitian ini juga dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk

mengetahui dan memahami data lebih dalam. Menurut Moleong (2014:6) metode

penelitian bermaksud untuk memahami apa yang terjadi oleh subjek penelitian

seperti tindakan, persepsi, motivasi, dan yang lainnya dengan cara deskriptif berupa

kata-kata yang ditemukan di lapangan. Jadi, melalui metode deskriptif kualitatif,

penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan, menguraikan, membahas tentang

Inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) dalam Meningkatkan pelayanan

pajak kendaraan bermotor.

67
68

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, gejala yang terdapat pada lapangan itu bersifat

holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif

tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi

keseluruhan situasi sosial yang diteliti. Berdasrkan keseluruhan situasi sosial

tersebut mencakup aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity),

yang berinteraksi secara sinergis. Menurut Moleong (2014:92) pada dasarnya

penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan

berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah.

Menurut Linconln dan Guba (1985:226) dalam Moleong (2014:93),

masalah dalam peneletian kualitatif bertumpu pada suatu fokus. Dalam penelitian

kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkatan

kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Adapun

fokus penelitian ini yang menjadi kajian peneliti adalah proses Inovasi, faktor

pendorong inovasi dan faktor penghambat inovasi, sebagai berikut:

a. Proses Inovasi Proses Inovasi Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa)

Tahapan proses inovasi adalah sebagai berikut :

1) Kebutuhan atau masalah : Menjelaskan latar masalah terbentuknya

inovasi SAMSAT Judes (Jujug desa)

2) Riset Dasar dan Aplikatif : Persiapan sebelum pelaksanaan layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa)


69

3) Pengembangan : Merupakan penerapan pengembangan ide-ide

sebelumnya dalam membuat inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug

Desa)

4) Komersialisasi : Tahap pengenalan inovasi layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa) kepada masyarakat/wajib pajak

5) Difusi dan adopsi : Manfaat apa saja yang diberikan dengan adanya

pengenalan inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa)

6) Konsekuensi : Mengetahui konsekuensi apa saja yang ada pengenalan

inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa)

b. Faktor Pendukung dan Penghambat tentang Inovasi Program Samsat Judes

(Jujug Desa).

1) Faktor Pendukung : Mengetahui faktor pendukung dari proses

pengenalan inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa)

2) Faktor Penghambat : Mengetahui faktor penghambat dari proses

pengenalan inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa)

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah lokasi utama dimana peneliti akan melakukan

sebuah penelitian. Berdasarkan lokasi penelitian ini, peneliti memperoleh data dan

informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan yang telah

ditetapkan. Adapun lokasi penelitian yang dijadikan tempat penelitian adalah di

Kabupaten Jombang. Pertimbangan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena

banyaknya masyarakat yang masih tidak patuh membayar pajak dengan alasan

tempat yang tidak terjangkau oleh kantor samsat keliling.


70

Sedangkan yang dimaksud dengan situs penelitian yaitu merupakan tempat

dimana peneliti dapat menangkap keadaan yang sebenarnya dari obyek yang

diteliti. Adapun situs penelitian ini adalah Kantor Bersama SAMSAT Jombang.

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2014:157), “Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Selebihnya adalah data

tambahan, seperti dokumen dan lain-lain”. Berkaitan dengan hal ini pada proses

pengumpulan data di lapangan, peneliti memperoleh data dari seseorang atau yang

dapat dijadikan narasumber data karena lebih dianggap menguasai bidang

permasalahan yang berhubungan erat dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

Berdasarkan jenisnya, maka data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder. Sedangkan jenis dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari

sumbernya atau data yang didapat oleh peneliti sendiri sesuai dengan keadaan yang

ada dilapangan berupa wawancara. Data direkam atau dicatat oleh peneliti, data

primer dalam penelitian ini meliputi pengamatan atau observasi secara langsung

dan wawancara dengan Pihak terkait Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam

Proses Inovasi Layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) :

1) Kepala UPTD Drs. EC. Hudhi Erwan, M.A

2) KA. SUB. BAG TU. Dra. Ec. Hidayah Setyo Arti, M.M
71

3) KASI Pembayaran dan Penagihan. Soeseno Pudjiantoro, S. Sos

4) Pak Ardian selaku petugas layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) Staf

UPTD Jombang

5) Pak Yulianto selaku petugas layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) Staf

UPTD Jombang

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang berbentuk tulisan atau informasi dapat berupa

dokumen serta informasi yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu yang

berkaitan dengan dalam Inovasi Program SAMSAT Judes (Jujug Desa). Data dari

Kantor Berssama SAMSAT Jombang Berupa :

1) Denah lokasi,

2) Dokumentasi kegiatan berupa foto, video dan

3) Laporan resmi kegiatan

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan

peneliti untuk mencari dan memperoleh data. Pengumpulan data merupakan

kegiatan yang penting, dikarenakan tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data-data yang terkait dengan tentang Inovasi Program SAMSAT

Judes (Jujug Desa) dan kemudian diolah menjadi sebuah informasi lalu dipaparkan

sebagai sebuah hasil penelitian. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah :
72

a. Observasi.

Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud

merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena

berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk

mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu

penelitian. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,

rekaman gambar dan rekaman suara.

b. Wawancara.

Wawancara menurut Moleong (2014:186) yaitu percakapan dengan maksud

tertentu antara narasumber dan pewawancara. Dalam wawancara yang menjadi

kelemahannya adalah wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerja sama yang

baik antara pewawancara dan yang diwawancarai sangat diperlukan.

c. Dokumentasi

Metode yang dilaksanakan dengan cara mempelajari, mencatat, dan membuat

fotokopi dokumen yang terkait tentang Inovasi Program Samsat Judes (Jujug Desa).

Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2014:217), Dokumen digunakan

dalam penelitian karena sebagai sumber data, dapat digunakan sebagai bukti dalam

pengkajian yang sifatnya alamiah sesuai dengan konteks dan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari

Kantor UPT Badan Pendapatan Daerah Prov. Jatim Kabupaten Jombang yaitu

dengan cara mencari data yang sifatnya tertulis seperti struktur organisasi, laporan-
73

laporan terkait pelaksanaan program, deskripsi wilayah dan kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Moleong (2014:168) Instrumen penelitian merupakan alat bantu

mengumpulkan data. Adapun instrumen penelitian yang digunakan sebagai berikut:

a. Peneliti sendiri, ciri-ciri umum peneliti sebagai instrumen responsive, dapat

menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas

pengetahuan, memproses dan memanfaatkan kesempatan mencari respon

(Sugiyono, 2014:169).

b. Pedoman wawancara (interview guide), instrumen ini dipergunakan sebagai

pedoman dalam melakukan wawancara dengan narasumber untuk

memperoleh data yang sesuai dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini

data dibutuhkan terhadap pihak-pihak yang bersangkutan mengenai tentang

Inovasi Program Samsat Judes (Jujug Desa) di Kantor UPT Badan

Pendapatan Daerah Prov. Jatim Kabupaten Jombang.

c. Catatan lapangan (field note), yaitu berupa catatan-catatan yang

dipergunakan untuk mencatat informasi utama selama peneliti melakukan

observasi.

G. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokkan dan

memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi


74

sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya

siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian.

Menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2012:248) analisis

data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milah yang menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintensikannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

interaktif. Menurut Miles, Huberman dan Saldana (2014:12), analisis metode

interaktif terdiri dari kondensasi data, penyajian data dan menarik kesimpulan /

verifikasi Seperti dalam gambar dan berikut penjelasannya:

Gambar 3 : Component of Data Analysis (Interactive Model)


Sumber : Miles, Huberman, and Saldana (2014:14)
75

a. Data Collection (Pengumpulan Data)

Pengumpulan data mengacu pada pengumpulan data yang berasal dari wawancara,

dokumentasi dari sumber-sumber yang relevan dengan fokus penelitian.

b. Data Condensation (Kondensasi Data)

Data kondensasi mengacu pada proses pemilihan atau seleksi, fokus,

menyederhanakan serta melakukan pergantian data yang terdapat pada catatan

lapangan, transkrip wawancara, dokumen maupun data empiris yang telah

didapatkan. Data kualitatif tersebut dapat diubah dengan cara seleksi, ringkasan,

atau uraian menggunakan kata-kata sendiri dan lain-lain. Berdasarkan data yang

dimiliki, peneliti akan mencari data, tema, dan pola mana yang penting, sedangkan

data yang dianggap tidak penting akan dibuang.

c. Data Display (Penyajian Data)

Selanjutnya peneliti melakukan penyajian data. Data yang disajikan telah melewati

tahap reduksi. Penyajian data dilakukan dengan tujuan agar penulis lebih mudah

untuk memahami permasalahan yang terkait dalam penelitian dan dapat

melanjutkan langkah berikutnya. Pada umumnya penyajian merupakan suatu

pengaturan, kumpulan informasi yang telah di kerucutkan sehingga dapat ditarik

sebuah kesimpulan. Penyajian data dapat dilakukan dengan bagan, uraian singkat,

skema dan lain-lain.


76

d. Conclusion Drawing/Verification (Pengambilan Kesimpulan)

Apabila tahap kondensasi dan penyajian data telah dilakukan, maka langkah

terakhir yang dilakukan adalah mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan

merupakan suatu proses dimana peneliti menginterprestasikan data dari awal

pengumpulan disertai pembuatan pola dan uraian atau penjelasan. Pengambilan

kesimpulan merupakan bukti terhadap penelitian yang dilakukan.


BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Gambaran Umum Kabupaten Jombang

Secara administrasi, Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan

yang terdiri dari 302 desa dan 4 kelurahan serta 1.258 dusun. Luas wilayah

Kabupaten Jombang keseluruhan 1.159,50 Km2 dengan kondisi topografi

bervariasi yaitu kawasan seluas 1.101,52 Km2 atau 95% berada pada ketinggian

<500 meter dpl; 50,76 Km2 atau 4,38% berada pada ketinggian 500 – 700 meter

dpl dan 7,22 Km2 atau 0,76% berada pada ketinggian >700 meter dpl, sedangkan

Ibukota Kabupaten Jombang terletak pada ketinggian ± 44 meter dpl. Secara

topografi s wilayah Kabupaten Jombang dibagi menjadi 3 sub area:

a. Kawasan Utara, merupakan pegunungan kapur muda Kendeng yang

memiliki tanah relatif kurang subur, sebagian besar mempunyai fi siologi

mendatar dan sebagian lagi berbukit-bukit, meliputi Kecamatan Plandaan,

Kecamatan Kabuh, Kecamatan Ploso, Kecamatan Kudu dan Kecamatan

Ngusikan.

b. Kawasan Tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, sebagian besar

merupakan tanah pertanian dengan jaringan irigasi yang cukup bagus

sehingga sangat cocok ditanami padi dan palawija. Adapun kawasan tengah

meliputi Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudo, Diwek,

Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh,

Tembelang dan Kecamatan Kesamben.

77
78

c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman

perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan

Wonosalam.

Disamping itu, untuk pengembangan sistem perdesaan diarahkan pada

penguatan hubungan desa-kota melalui pemantapan sistem agropolitan. Peta

wilayah administrasi Kabupaten Jombang tersaji dalam gambar berikut:

Gambar 4 : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jombang


Sumber: Bappeda 2012

Batas wilayah administrasi Kabupaten Jombang adalah:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro

2. Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto

3. Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang

4. Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk


79

Luasan wilayah kecamatan dan jumlah desa/dusun pada masing-masing

kecamatan tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 5 : Kecamatan di Kabupaten Jombang

No Kecamatan Luas (Km²) Jumalah Jumalah


desa/kelurahan dusun
1 Bandarkedungmulyo 32,50 11 42
2 Perak 29,05 13 36
3 Gudo 34,39 18 75
4 Diwek 47,70 20 100
5 Ngoro 49,86 13 82
6 Mojowarno 78,62 19 68
7 Bareng 94,27 13 50
8 Wonosalam 121,63 9 48
9 Mojoagung 60,18 18 60
10 Sumobito 47,64 21 76
11 Jogoroto 28,28 11 46
12 Peterongan 29,47 14 56
13 Jombang 36,40 20 72
14 Megaluh 28,41 13 41
15 Tembeleng 32,94 15 65
16 Kesamben 51,72 14 61
17 Kudu 77,75 11 47
18 Ngusikan 34,98 11 39
19 Ploso 25,96 13 50
20 Kabuh 97,35 16 87
21 Plandaan 120,40 13 57
Jumlah 1.159,50 306 1.258
Sumber: Bappeda, 2012

Berdasarkan data tersebut Kecamatan Wonosalam merupakan kecamatan yang

memiliki wilayah terluas dengan luas 121,63 Km² dan memiliki 9 desa dan 48

dusun. Sedangkan Kecamatan Ploso merupakan kecamatan dengan wilayah yang

terkecil dengan luas 25,96 Km² dan memiliki 13 Desa dan 50 Dusun.
80

2. Letak dan Kondisi geografis

a. Posisi Geografis

Secara geografis, Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis,

karena berada pada perlintasan jalur arteri primer Surabaya- Madiun-Yogyakarta

dan jalan provinsi Malang-Jombang-Babat, serta dilintasi ruas jalan tol Surabaya-

Mojokerto-Kertosono yang kini sedang dalam tahap pembangunan. Ibukota

Kabupaten Jombang berjarak 79 km dari Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Jombang terletak antara 7°20’48,60”-7°46’41,26” Lintang Selatan serta

antara 112°03’46,57”-112°27’21,26” Bujur Timur.

b. Kondisi Kawasan Kabupaten Jombang

Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Jombang dapat dibagi

menjadi 3 kawasan utama yaitu:

a. Kawasan Utara, berada di sebelah utara Sungai Brantas, merupakan bagian

dari pegunungan kapur yang mempunyai fisiologi mendatar dan berbukit-

bukit, meliputi Kecamatan Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu, dan Ngusikan.

b. Kawasan Tengah, berada di sebelah selatan Sungai Brantas, sebagian besar

merupakan tanah pertanian yang cocok untuk tanaman padi dan palawija

karena memiliki sistem irigasi yang cukup bagus, meliputi Kecamatan

Bandarkedungmulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojoagung, Sumobito,

Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang, dan Kesamben.


81

c. Kawasan Selatan, berada di sebelah tenggara Kabupaten Jombang,

merupakan tanah pegunungan yang cocok untuk tanaman perkebunan,

meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno, dan Wonosalam.

3. Demografi

Kondisi demografi Kabupaten Jombang berdasarkan perkembangan jumlah

penduduk yang tercatat sepanjang tahun 2009- 2012 menunjukkan adanya

peningkatan sebanyak 226.165 jiwa. Kenaikan penduduk tertinggi terjadi pada

periode tahun 2011-2012 yang sebanyak 104.444 jiwa atau mengalami

pertumbuhan sebesar 7,62% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan

penduduk Kabupaten Jombang rata-rata berada pada kisaran 4-5%. Perkembangan

jumlah penduduk secara detail disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 6 : Perkembangan Juamlah Penduduk Di Kabupaten Jombang


No Tahun Jumlah laki- Jumlah Jumlah
laki perempuan penduduk
1 2009 611.342 601.342 1.213.107
2 2010 636.773 625.962 1.262.735
3 2011 671.563 659.804 1.331.367
4 2012 722.832 709.979 1.432.811
5 2013 726.118 713.154 1.419.137
Sumber: Bappeda, 2012
82

Gambar 5 : Bentuk Lambang Kabupaten Jombang


Sumber: Bappeda, Tahun 2012

Berbentuk perisai didalamnya berisi gambar : padi dan kapas, gerbang

Mojopahit dan benteng, Balai Agung (pendopo kabupaten jombang), menara dan

bintang sudut lima diatasnya berdiri pada beton lima tingkat, gunung, dua sungai

satu panjang satu pendek

Arti Gambar :

1. Perisai

Mengandung arti alat untuk melindungi diri dari bahaya.

2. Padi dan Kapas

Berarti kemakmuran, sebagai harapan masyarakat jombang, khususnya bangsa

Indonesia umumnya.

3. Gerbang Mojopahit

Berarti jaman dahulunya Jombang wilayah kerajaan Mojopahit wewengkon krajan

sebelah barat.
83

4. Benteng

Berarti jaman dulunya Jombang merupakan benteng Mojopahit sebelah barat, hal

ini menyebabkan masyarakat bermental kuat, dinamis dan kritis.

5. Balai Agung

Berarti para pejabat daerah dalam membimbing masyarakat bersifat mengayomi

seperti tugas balai yang tetap berdiri tegak dan kukuh, guna memelihara

persatuan/kesatuan rakyat di dalam daerahnya.

6. Tangga Beton Lima Tingkat

Berarti terus tetap berpegang teguh pada landasan Pancasila dan Undang-undang

Dasar 1945, demi persatuan kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Warna Putih berarti dalam menjalankan tugas tetap berpegang pada kesucian, sepi

ing pamrih rame ing gawe.

7. Bintang Sudut Lima dan Menara

Berarti Ketuhanan Yang Maha Esa. Jombang terkenal di segala penjuru tanah air

sebagai tempat yang banyak Pondok Pesantren. Pondok-pondok tersebut adalah

Tebuireng, Rejoso, Denanyar, Tambak Beras dan sebagainya.

8. Gunung

Berarti Jombang selain terdiri dari daerah rendah, sebagian terdiri dari tanah

pegunungan. Warna Hijau berarti banyak membawa kemakmuran.


84

9. Dua sungai

Berarti Kesuburan Jombang dialiri oleh 2 (dua) sungai yaitu Sungai Brantas dan

Sungai Konto yang banyak membawa kemakmuran bagi daerah Jombang.

Warna

1) Hijau dan Merah tua

Warna dari perisai berarti perpaduan 2 warna Jo dan Bang (Ijo dan Abang) sama

dengan Jombang.

2) Hijau

Kesuburan, ketenangan, kebaktian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Merah

Keberanian, dinamis dan kritis. Biru Langit Cerah, juga berarti kecerahan wajah

rakyat yang optimis.

4) Coklat

Warna Tanah Asli, segala sesuatu menampakkan keasliannya.

5) Kuning

Warna keagungan dan kejayaan.

6) Putih

Kesucian.
85

4. Gambaran Umum Kantor Bersama SAMSAT Jombang

a. Lokasi Kantor Bersama SAMSAT Jombang

Penulis memilih lokasi di Kantor Bersama SAMSAT Jombang yang terletak

di Jalan Merdeka no.149 Kabupaten Jombang karena Kantor Bersama SAMSAT

Kabupaten Jombang merupakan sebuah instansi yang bertugas dan berwenang

untuk melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor (pkb), selain itu Kantor

Bersama SAMSAT Kabupaten Jombang merupakan wadah yang melaksanakan

tugas secara bersama dengan 3 instansi yaitu UPT Badan Bendapatan Daerah

Provinsi Jatim Kabupaten Jombang, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan PT

Jasa Raharja (Persero) untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat dalam

memenuhi kewajiban dibidang pendaftaran kendaraan bermotor, pembayaran

kendaraan bermotor (pkb), bea balik nama kendaraan (bbnkb) serta sumbangan

wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (swdkllj).

b. Visi dan misi Kantor Bersama SAMSAT Jombang

visi

Visi Kantor Bersama SAMSAT Jombang adalah “terwujudnya pelayanan publik

(samsat) yang ramah, professional dan partisifatif untuk mencapai kepuasan

pelayanan wajib pajak”.

misi

Visi kantor Kantor Bersama SAMSAT Jombang adalah “mewujudkan pelayanan

yang transparan dan professional – akuntabel”.


86

Tujuan dan ruang lingkup kantor bersama samsat kabupaten jombang

tujuan

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015

Tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan

Bermotor tujuan dari SAMSAT yaitu “SAMSAT bertujuan memberikan pelayanan

Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran pajak atas kendaraan

bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan cepat, tepat, transparan, akuntabel, dan

informative”.

c. Ruang Lingkup Kantor Bersama SAMSAT Jombang

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No.63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik Bab IV Kelompok Pelayanan Publik Kantor bersama samsat kabupaten

jombang merupakan penyelenggara pelayanan publik dibidang administrasi yang

menghasilkan dokumen resmi pemerintah yang dibutuhkan setiap pemilik

kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Jombang. Adapun wujud dari pelayanan

kantor bersama samsat Kabupaten Jombang sebagai berikut :

Hasil pelayanan yang akan diterima oleh pemilik kendaraan bermotor

sebagai penerima pelayanan adalah :

1. Surat ketetapan pajak daerah (skpd)

2. Surat tanda nomor kendaraan bermotor (stnk)

3. Tanda nomor kendaraan bermotor (tnkb)


87

4. Buku pemilik kendaraan bermotor (bpkb)

5. Bukti pelunasan pajak kendaraan bermotor (pkb)

6. Bea balik nama kendaraan bermotor (bbnkb)

7. Sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (swdkllj) dalam bentuk

nota pajak.

Penyerahan stnk, tnkb, bpkb dan skpd dilakukan melalui loket penyerahan.

Khusus penyerahan stnk bagi kendaraan angkutan umum, diwajibkan terlebih

dahulu melampirkan Asli Bukti Pelunasan Premi Asuransi Dana Pertanggungan

Wajib Kecelakaan Penumpang (termasuk kru angkutan) untuk beberapa bulan

kedepan sesuai masa jatuh tempo pengesahan stnk tahun berikutnya.

Jenis inovasi pelayanan kantor bersama samsat Kabupaten Jombang :

SAMSAT Drive Thru

SAMSAT drive thru adalah layanan pengesahan stnk, pembayaran pkb dan swdkllj

yang tempat pelaksanaannya di luar gedung Kantor Bersama SAMSAT Jombang

dan memungkinkan konsumen melakukan transaksi tanpa harus turun dari

kendaraan bermotor yang dikendarainya.

SAMSAT Keliling

SAMSAT keliling yaitu layanan pengesahan stnk, pembayaran pkb dan swdkllj

dengan menggunakan kendaraan bermotor yang beroprasi dari satu tempat ke

tempat lainnya yang berpotensi menjadi pusat keramaian di Jombang, SAMSAT

keliling dimungkinkan menggunakan fasilitas SAMSAT link.


88

SAMSAT Payment Point

Layanan pengesahan STNK, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang tempat

pelaksanaannya di luar gedung Kantor Bersama SAMSAT Jombang dan

masyarakat pemilik kendaraan bermotor dapat melakukan pendaftaran dan

pembayaran di tempat yang strategis atau pusat keramaian (kantor kecamatan,

kantor pos, kantor cabang bank bri dll).

SAMSAT Judes (Jujug Desa)

SAMSAT Judes (Jujug Desa) yaitu merupakan layanan pengesahan STNK,

pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang tempat pelaksanaannya dilakukan di desa-

desa tepatnya dikantor balai desa. dimana daerah tersebut sangat jauh dari Kantor

Bersama SAMSAT Jombang dan tidak terjangkau oleh program pelayanan

pembayaran pajak lainya. Masyarakat yang memiliki tempat tinggal jauh dari

kantor bersama samsat kabupaten jombang tidak perlu jauh-jauh datang langsung

ke kantor SAMSAT induk karena layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) akan

tersedia disetiap kantor balai desa sesuai jadwal yang ditentukan.

B. Penyajian Data Proses Inovasi Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa)

1. Kebutuhan atau Masalah

Kantor Bersama SAMSAT Jombang merupakan salah satu tempat layanan

publik pembayaran pkb dan bbnkb yang berada di bawah Unit Pelaksanaan Teknis

dinas pendapatan Provinsi Jawa Timur Jombang yang salah satunya tugasnya

adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan di bidang pemungutan


89

pendapatan daerah. Kantor bersama samsat jombang demi meningkatkan angka

kepatuhan dan menjangkau wajib pajak hingga lokasi terdekat, maka dari itu Kantor

Bersama SAMSAT Jombang membuat sebuah layanan yaitu SAMSAT Judes

(Jujug Desa). Inovasi layanan SAMSAT Judes (jujug desa) merupakan sebuah

program baru yang dibuat oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang yang melayani

tentang pembayaran pajak seperti yang sudah dijelaskan berikut ini :

“SAMSAT Judes (jujug desa) sendiri dibuat karena adanya tunggakan yang
terlalu besar kemudian karena adanya permintaan lebih dari masyarakat
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik seperti jemput bola. Latar
belakang utamanya sendiri karena permintaan dari masyarakat memberikan
pelayanan yang lebih. Permasalahan utama yang menjadi problem yaitu
maslah tunggakan itu sendiri. Tunggakan roda 2 dan roda 4 itukan untuk
masalah nominal saya tidak bisa memberi tahu. Salah satu masalahnya yaitu
lapor jual, kendaraan rusak dan stnk mati” menurut Pak Ardian selaku
petugas layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) Staf UPTD Jombang (Hasil
wawancara dilakukan pada Senin, 21 Mei 2018)
“Latar belakang terbentuknya SAMSAT Judes karena permintaan warga
desa yang meminta adanya layanan jemput bola karena jarak mereka yang
terlalu jauh dari samsat induk sehingga membutuhkan waktu dan jarak
tempuh yang lama jauh cuma untuk melakukan pembayaran pajak.
Sebernya ada pembayaran kendaraan bermootor itu yang secara online
tetapi kalau masyarakat pedesaan kan mereka tidak tau tentang yang seperti
itu, jadi mereka lebih memilih secara manual atau datang langsung ke
samsat keliling. Tapi karena jarak yang jauh dari kantor dan tidak terjangkau
oleh samsat keliling jadi muncul tentang keluhan dari masyarakat.
Kemudian program SAMSAT Judes (Jujug Desa) itu dibuat untuk
menambah PAD. Kalau masyarakat bisa membayar pajak dengan teratur
maka PAD di Jombang ini kan bisa banyak.” Menurut Pak Yulianto selaku
petugas layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) Staf UPTD Jombang (Hasil
wawancara dilakukan pada Kamis, 24 Mei 2018)
.
Berdasarkan pendapat dari Pak Ardian dan Pak Yulianto tersebut dapat

dilihat bahwa SAMSAT Judes (Jujug Desa) dibentuk dikarenakan adanya

permintaan dari masyarakat pedesaan yang jauh dari Kantor SAMSAT Induk

Kabupaten Jombang. Masalah utama yang menjadikan SAMSAT Judes (Jujug


90

Desa) itu harus ada yaitu banyaknya tunggakan pajak kendaraan bermotor terutama

yang berada di desa-desa terpencil. Kemudian pendapat dari Pak Ardian dan Pak

Yuliannto dijelaskan lebih lengkap lagi oleh KA. SUB. BAG. TU Dra. Ec. Hidayah

Setyo Arti, M.M :

“Samsat judes ini itu sebuah program pelayanan publik berupa layanan
pembayaran pajak kendaraan bermotor yang beroprasi di kantor desa-desa
terpencil kabupaten jombang, yang gunananya mempermudah jangkauan
masyarakat desa yang jauh dari kantor samsat untuk membayar pajak.
Awalnya karena sebelum adanya samsat judes ini tunggakkan pembayaran
pajak itu banyak terus kita berpikir lagi bagaimana caranya untuk
mengurangi tunggakan tersebut. Terus banyak masyarakat yang
mengeluhkan tentang jauhnya jangkauan pembayaran pajak rata-rata
keluhan itu orang-orang desa yang jauh dari kantor dan samsat keliling.
Kemudian kita melakukan riset di pedesaan sesuai keluhan masyarakat.
Rata-rata yang susah untuk membayar pajak itu memang orang-orang
pedesaan. Alasan mereka jarang atau sering telat membayar pajak itu karena
kantor samsat yang jauh dari rumah mereka. Mereka menginginkan jasa
jemput bola ke sebuah desa masyarakat meminta begitu karena jarak yang
jauh menuju samsat induk dan dapat membuat pekerjaan mereka
terbengkalai. Salah satu desa yang berada diseberang kali brantas untuk
menuju ke kota itu harus nyebrang sungai pake gethek agar tidak mengambil
jalan memutar yang jauh. Permasalahan utama terbentuknya jujug desa
banyaknya tunggakan pajak kendaraan karena mereka malas ke kota untuk
membayar pajak. Penyebap adanya tunggakan itu karena masyarakat itu
malas dan di samsat induk itu banyak polisi mereka beranggapan apapun
yang berurusan dengan polisi itu dipersulit padahal sebenarnya tidak.”
(Hasil wawancara dilakukan pada Selasa, 22 Mei 2018)

Berdasarkan data yang saya ambil pada Kantor Bersama SAMSAT

Jombang, jumlah objek pajak (kendaraan) yang terdaftar di Kantor Bersama

SAMSAT Jombang sebanyak 530.491 obyek dengan potensi pajak senilai Rp.

147.897.438.926. Adapun rinciannya, kendaraan bermotor roda dua sebanyak

469.133 objek dan kendaraan bermotor roda empat sebanyak 61.358 objek.

Masalah utama yang dihadapi Kantor Bersama SAMSAT Jombang, yaitu adanya
91

celah tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak. Pada tahun 2015,

angka kepatuhan hanya sebesar 73,98% dengan potensi pajak senilai Rp.

95.956.117.000. Dengan kata lain, terdapat 26,02% objek pajak yang tidak

melakukan pengesahan/registrasi/membayar PKB di Kantor Bersama SAMSAT

Jombang. Akibatnya, nilai potensi pajak yang hilang mencapai Rp.

16.025.061.650,-. Salah satu penyebabnya, karena jumlah tempat layanan di

Kantor Bersama Samsat Jombang yang terbatas.

Selain kurangnya tempat layanan, jumlah biaya operasional yang harus

dikeluarkan dalam pelaksanaan samsat induk dan samsat unggulan setiap bulannya

cukup tinggi, sehingga tingkat efektifitas dan efisiensi anggarannya tidak

terpenuhi. Maka, Kantor Bersama SAMSAT Jombang menciptakan inovasi

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa). Inovasi ini merupakan solusi layanan

pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang sesuai dengan permintaan dan

kebutuhan masyarakat, khususnya untuk wilayah pedesaan yang jauh dari tempat

layanan SAMSAT Jombang.

Akibatnya, nilai potensi pajak yang hilang mencapai Rp. 16.025.061.650,-

. Salah satu penyebabnya, karena jumlah tempat layanan di Kantor Bersama

Samsat Jombang yang masih terbatas. Selain itu, Kantor SAMSAT Jombang

hanya berada di daerah-daerah strategis dan tidak menjangkau semua kecamatan

yang ada di Kabupaten Jombang. Selama ini wajib pajak hanya dilayani di

beberapa tempat layanan, yaitu:


92

a. SAMSAT Induk di Kecamatan Jogoroto yang hanya bisa menjangkau

wilayah kecamatan Jombang, Mojoagung, Mojowarno, Diwek,

Peterongan, Sumobito. Pada tahun 2015 jumlah objek pajak yang dilayani

sebanyak 205.020 objek dengan potensi pajak sebesar Rp.

64.706.029.273,-;

b. SAMSAT Unggulan, yakni titik pelayanan yang berada di tempat-tempat

strategis atau SAMSAT yang bekerja sama dengan pihak lain, yaitu:

1) SAMSAT Drive Thru, terletak di SAMSAT Induk yang berada di

Kecamatan Jogoroto bisa menjangkau wilayah Kecamatan Jombang,

Mojoagung, Mojowarno, Diwek, Peterongan, dan Sumobito. Tahun

2015, jumlah objek pajak yang dilayani sebanyak 56.674 objek dengan

potensi pajak sebesar Rp. 13.496.911.100,-

2) SAMSAT Payment Point di Jalan Gus Dur 149 yang terletak di pusat

kota Jombang bisa menjangkau wilayah Barat: Kecamatan Megaluh,

Perak, Tembelang, Peterongan. Tahun 2015 jumlah objek pajak yang

dilayani sebanyak 68.414 objek dengan potensi pajak sebesar Rp.

19.379.756.236,-;

3) SAMSAT Ngoro Bank Jatim berada di wilayah selatan Jombang, yang

bisa menjangkau wilayah Kecamatan Bareng, Gudo, Wonosalam,

Mojowarno, Diwek. Tahun 2015, jumlah objek pajak yang dilayani

sebanyak 17.165 objek dengan potensi pajak sebesar Rp.

4.252.667.108,-;
93

4) Selain itu ada 2 (dua) SAMSAT Keliling yang sifatnya nomaden sesuai

dengan jadwal yang ditentukan berdasarkan keramaian di beberapa

kecamatan. Tahun 2015, jumlah objek pajak yang dilayani sebanyak

55.502 objek dengan potensi pajak Rp. 13.496.911.100,-.

Berdasarkan data dan wawancara tersebut bahwa munculnya program

SAMSAT Judes (Jujug Desa) dibuat berdasarkan permasalahan tentang ketidak

disiplinan masyarakat dalam membayar pajak terutama pajak kendaraan bermotor.

Selain itu banyaknya keluhan dari masyarakat terutama yang berada dipedesaan,

mereka mengeluhkan tentang jauhnya jangkauan tempat dan masih terbatasnya

layanan untuk membayar pajak. Melihat masalah tersebut Kantor Bersama

SAMSAT Jombang melakukan riset untuk mengetahui permasalannya. Kantor

Bersama SAMSAT Jombang membuat inovasi program pelayanan publik berupa

sistem layanan pembayaran pajak jemput bola yaitu SAMSAT Judes (Jujug Desa).

Program ini dibuat sesuai dengan keluhan yang diberikan masyarakat terhadap

Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Jombang. Banyaknya tunggakan pajak

kendaraan bermotor yang terjadi pada tahun 2015 sebenarnya menjadi faktor

utama dalam terbentuknya SAMSAT Judes (Jujug Desa). Tunggakan terjadi

karena kurang disiplinnya wajib pajak dalam menjalankan kewajibannya

membayar pajak. Terlihat dari angka kepatuhan masyarakat/wajib pajak pada

tahun 2015 yaitu angka kepatuhan hanya sebesar 73,98% dan 26,02 objek pajak

tidak patuh membayar pajak kendaraan bermotor. Kemudian layanan Kantor

Bersama SAMSAT Jombang unggulan belum dapat mamangkas angka kepatuhan

masyarakat/wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.


94

Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Jombang menciptakan program

layanan pembayaran pajak SAMSAT Judes (Jujug Desa) sesuai dengan masalah

dan kebutuhan masyarakat/wajib pajak pedesaan yang mengeluhkan tentang

jauhnya pembayaran pajak dari tempat tinggalnya. SAMSAT Judes (Jujug Desa)

sendiri merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor berupa sistem

jemput bola. SAMSAT Judes (Jujug Desa) dilaksanakan di kantor desa setempat

dimana program ini beroprasi. Sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh datang

ke Kantor SAMSAT Induk atau mencari SAMSAT Keliling, masyarakat/wajib

pajak yang berada dipedesaan tinggal datang ke kantor desa dekat tempat tinggal

dan menunggu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

2. Riset Dasar dan Aplikatif

Dalam membuat sebuah inovasi pelayanan publik perlu dilakukannya riset

dan persiapan dari instansi tersebut, dimana sebuah riset yang dilakukan terhadap

masyarakat hal yang wajib dilakukan sebelum memulai membuat sebuah inovasi

untuk melihat apa saja yang diperlukan dan apa yang dikeluhkan. Riset dasar dalam

mengoptimalkan pelayanan publik berupa program pembayaran pajak. Hal ini

dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang yang sebelumnya melakukan

sebuah riset terhadap masyarakat pedesaan sebelum program SAMSAT Judes

(Jujug Desa) dibuat. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Ardian selaku petugas

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) Staf UPTD Jombang :

“Iya kita melakukan riset dulu sebelum membuat judes ini, kita melakukan
kegiatan diluar dinas untuk melakukan berupa wawancara kepada
masyarakat pedesaan sebagai target untuk mengetahui keluhan apa yang
membuat masyarakat itu sering terlambat membayar pajak. Kalau teknologi
95

yang kita pakai ya sama seperti samsat keliling ya pake aplikasi online
kemudian laptop.” (Hasil wawancara dilakukan pada Senin, 21 Mei 2018)
Seperti pendapat Pak Ardian selaku petugas layanan SAMSAT Judes (Jujug

Desa) Staf UPTD Jombang, menjelaskan bahwa sebelum membuat inovasi

SAMSAT Judes (Jujug Desa) telah melakukan wawancara terhadap masyarakat

pedesaan. Target atau sasaran yang digunakan yaitu masyarakat pedesaan yang

paling sering terlambat membayar pajak kendaraan bermotor. Teknologi yang

dipakai sudah menggukan media online dan alat canggih seperti laptop. Kemudian

pendapat diatas dilengkapi lagi oleh KA. SUB. BAG. TU Dra. Ec. Hidayah Setyo

Arti, M.M :

“Dulu itu kita sering tanya kesetiap masyarakat yang telat membayar pajak
atau orang yang yang pajak kendaraannya mati, kok bisa gitu ?. kebayakan
mereka dari masyarakat pedesaan yang jauh dari kantor itu bilang kalau
kantor induk kejauhan terlalu membuang banyak waktu dan memakan
waktu kerja cuma untuk membayar pajak. Kemudian sebelum program
jujug desa ini dibuat kita sebelumnya juga melakukan survei terhadap 150
masyarakat yang berada di desa-desa terpencil. Kita membagikan 150
kuisioner yang pernah dilakukan pada bulan desember 2015 pada kegiatan
diluar dinas, kuisioner yang dibagikan kepada masyarakat diperoleh hasil
bahwa masyarakat yang mengalami keterlambatan membayar pajak
kebayakan karena jarak tempuh yang jauh, keterbatasan waktu, lupa jatuh
tempo pembayaran, kendaraan atau pemilik berada diluar kota kemudian
keterbatasan finansial. Kebanyakan keluluhan yang diterima oleh
masyarakat itu jarak tempuh yang jauh menuju samsat induk maka dari itu
kami dari pihak samsat setuju untuk mengambil sampel terbanyak dan
membuat samsat judes (jujug desa) untuk mengatasi keluhan dari
masyarakat.” (Hasil wawancara dilakukan pada Selasa, 22 Mei 2018)
Berdasarkan penjelasan KA. SUB. BAG. TU Dra. Ec. Hidayah Setyo Arti,

M.M Kantor Bersama SAMSAT Jombang melakukan penyebaran kuisioner untuk

mengetahui keluhan yang menjadi alasan masyarakat/wajib pajak sring terlambat

membayar pajak kendaraan bermotor. Dengan melakukan kegiatan pembagian

kuisioner sebagai riset dasar Kantor Bersama SAMSAT Jombang dapat mengetahui
96

secara detail keluhan apa saja yang menjadi penghalang masyarakat/wajib pajak

membayar pajak kendaraan bermotor. Seperti gambar dibawah ini contoh kegiatan

pembagian kuisioner di pedesaan yang dilakukan pada kegiatan diluar dinas.

Gambar 6 : Kegiatan Kuesioner dan Dinas Luar (1)


Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)
97

Gambar 7 : Kegiatan Kuesioner dan Dinas Luar


Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)

Berdasarkan data yang diambil oleh peneliti dalam Kantor Bersama

SAMSAT Jombang membuat strategi yang dilaksanakan dalam mewujudkan

Pelaksanaan inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) sebagai berikut:

Tahap Awal pelaksanaan pada bulan Juni 2015

a. Pertemuan rutin (bulanan) tanggal 4 Juni 2015, topik yang dibahas besarnya

tunggakan (piutang pajak) di Kabupaten Jombang;

b. Penyebaran Kuesioner melalui pendekatan personal antara pelaksana

layanan dengan masyarakat/wajib pajak. Dengan melakukan “Gropyokan

ke masyarakat/wajib pajak secara Door To Door (khususnya daerah yang

belum terjangkau oleh layanan Kantor Bersama SAMSAT Jombang) untuk


98

mengetahui alasan masyarakat/wajib pajak tidak membayar pajak

kendaraan bermotor tepat pada waktunya :

Memberikan surat tagihan pajak bagi wajib pajak yang terlambat

membayar;

1) Menanyakan status keberadaan Kendaraan yang dimiliki (yang

terlambat membayar), apakah kendaraan tersebut masih dimiliki atau

sudah dipindah tangankan.

2) Memberikan contact person setiap petugas untuk mempermudah

komunikasi antara petugas dan Wajib Pajak dan call center

085815511614 dan 081216341401 kepada masyarakat/wajib pajak.

3) Kemudian Kantor Bersama SAMSAT Jombang menganalisa hasil

kuesioner.

4) Dari 150 kuesioner (Agustus 2015) yang dibagikan kepada masyarakat

diperoleh hasil bahwa masyarakat yang mengalami keterlambatan

membayar pajak karena :

a) Jarak tempuh antara rumah dan tempat layanan.

b) Keterbatasan waktu.

c) Lupa jatuh tempo pembayaran.

d) Kendaraan dan/atau pemilik digunakan di luar kota.

e) Keterbatasan finansial.

Jarak tempuh anatara rumah dan tempat layanan menjadi masalah yang paling

banyak dikeluhkan oleh masyarakat/wajib pajak. Berdasarkan hasil analisis

kuesioner, Kantor Bersama SAMSAT Jombang sepakat untuk mengembangkan


99

model layanan dengan sasaran masyarakat yang ada di pedesaan yang disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat/wajib pajak.

Berdasarkan data dan wawancara di atas, Kantor Bersama SAMSAT

Jombang melakukan riset dasar berdasarkan keluhan dan masalah dari

masyarakat/wajib pajak yang sebelumnya telah dijelaskan pada latar belakang,

sebelum menjalankan sebuah inovasi pihak samsat melakukan analisis dan riset

dasar terhadap 150 masyarakat dan memberikan sebuah kuisioner yang diperoleh

hasil masyarakat yang mengalami keterlambatan membayar pajak kebayakan

karena jarak tempuh yang jauh, keterbatasan waktu, lupa jatuh tempo pembayaran,

kendaraan atau pemilik berada diluar kota kemudian keterbatasan finansial. Jarak

tempuh yang jauh merupakan alasan utama masyarakat pedesaan sering telat

bahkan tidak untuk membayar pajak. Sehubungan dengan hasil terbanyak dari

kuisioner yang diberikan jajaran Kantor Bersama SAMSAT Jombang sepakat untuk

mengembangkan model layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa). Kantor Bersama

SAMSAT Jombang melakukan riset dasar dan analisis untuk melihat kebutuhan

yang diinginkan masyarakat. Selain itu untuk memastikan keluhan masyarakat yang

disampaikan ke Kantor Bersama SAMSAT Jombang apakah benar atau tidak.

Melakukan riset dasar dan analisis terhadap kebutuhan masyarakat, Kantor

Bersama SAMSAT Jombang dapat mempertimbangakan kondisi sumber daya

manusia, sarana dan prasarana, anggaran dan prosedur yang akan dijalankan dalam

Inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini.


100

a. Aspek Hardware

Aspek hardware merupakan alat-alat yang dapat membantu meringankan

persiapan melaksanakan program tersebut. Menjalankan program SAMSAT Judes

(Jujug Desa) butuh peralatan yang sangat mendukung dalam melancarkan kegiatan

pembayaran pajak. Seperti yang diaungkapkan Pak Yulianto selaku petugas

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) Staf UPTD Jombang berikut ini :

“Peralatan yang kita butuhkan dalam kegiatan ini yaitu kita membawa
laptop, printer dan modem hanya itu yang dibutuhkan dalam menjalankan
kegiatan ini. Peralatan yang dibutuhkan itu sebenarnya sama dengan
SAMSAT Keliling hanya beda penempatan tugas saja. Oh satu lagi yaitu
sepeda motor untuk menuju tempat yang telah dijadwalkan. Semua
peralatan ini kami semua yang menyediakan alahamdulilllah tidak ada
masalah dalam alat-alat tersebut. Semua alat-alat ini memang sangat penting
dan merupakan hal wajib untuk selalu dibawa untuk mendukung kelancaran
program ini.” (Hasil wawancara dilakukan pada Kamis, 24 Mei 2018)

Gambar 8 : Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan layanan SAMSAT


Judes (Jujug Desa) Sepeda motor
Sumber : hasil obsesvasi penelitian 2018
101

Gambar 9 : Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan layanan SAMSAT


Judes (Jujug Desa) Laptop
Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)

Gambar 10 : Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan layanan


SAMSAT Judes (Jujug Desa) Printer
Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)
102

Berdasrkan penjelasan Pak Yulianto dan gambar diatas, dalam pelaksanaan

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) menggunakan sepeda motor, laptop dan

printer sebagai alat utama untuk mendukung kegiatan layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa). Alat-alat tersebut digunakan untuk membatu memudahkan petugas

untuk melayani proses registrasi pembayaran pajak kendaraan bermotor oleh

masyarakat/wajib pajak. Kantor Bersama SAMSAT Jombang telah merekap

sumber daya teknis sarana dan prasarana yang digunakan beserta keungan yang

dikeluarkan seperti wawancara yang dialakukan oleh KA. SUB. BAG. TU Dra. Ec.

Hidayah Setyo Arti, M.M dan data dibawah ini :

“Perlengkapan yang kita pakai saat pelaksanaan samsat judes itu berupa
sepeda motor, laptop sama modem, dan printer sntk itu alat utama dalam
melakukan judes. Ada juga seragam biar terlihat formal dan rapih. Kalo
untuk persiapan pelaksanaan judes semua alat sudah disediakan dengan baik
dan juga sudah diatur anggarannya biar gak melonjak nantinya.
Penganggaran ini dibuat agar terlihat transparan dalam keunagnnya. Alat-
alatnya juga disediakan dalam kondisi baru biar gak ada masalah teknis
yang tidak dinginkan.” (Hasil wawancara dilakukan pada Selasa,22 Mei
2018)
1) Sumber daya teknis Sarana dan Prasarana,

Sarana Transportasi Operasional

a) Kendaraan bermotor roda dua sebanyak 1 unit yang dimodifikasi.

b) Kendaraan bermotor roda dua sebanyak 1 unit untuk pelaksanaan iklan

mengelilingi desa (sarana penunjang apabila diperlukan) :

1. Notebook 1 unit.

2. Printer 1 unit.

3. Modem 1 unit.
103

4. Peralatan perkantoran.

5. Pakaian kerja lapangan.

6. Buku dan bukti pembayaran pajak kendaraan.

7. Tempat layanan pemanfaatan ruang Balai desa.

Software yang digunakan untuk layanan JUDES berbasis online yaitu

website moblink yang terbagi atas kasir dan pendaftaran yang terintegrasi

dengan server induk di Kantor Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa

Timur di surabaya.

2) Sumber Daya Keuangan

Pembiayaan pelaksanaan Layanan JUDES pada prinsipnya dibebankan

kepada Anggaran Belanja Pemerintah Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur

khususnya anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa

Timur. Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan pada tahun pertama

pelaksanaan Layanan JUDES, yaitu :

a) Sepeda motor 1 (satu) unit sebesar Rp.16.884.000,-

b) Notebook 1 (satu) unit sebesar Rp. 2.599.000,-

c) Printer 1 (satu) unit sebesar Rp. 2.100.000,-

d) Modem 1 (satu) unit sebesar Rp. 250.000,-

e) Anggaran yang dikeluarkan perbulan pelaksanaan Layanan JUDES

f) Bahan Bakar Kendaraan Bermotor setiap bulan 60 liter/bulan dengan

total anggaran sebesar Rp. 447.000,- (harga pertamax Rp. 7.450)


104

g) Honorarium pelaksana lapangan Layanan JUDES sebesar Rp.800.000,-

/bulan

h) Jaringan Internet sebesar Rp. 137.500,- /bulan

i) Pita printer 1 (satu) unit sebesar Rp. 15.000,- per 2 (dua) bulan

Anggaran yang dikeluarkan untuk perawatan sarana dan prasarana layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa) per 3 (tiga) bulan sekali yaitu sebesar Rp.

250.000,-.

Menurut Pak Yulianto selaku petugas yang menjalankan program ini dan

KA. SUB. BAG. TU Dra. Ec. Hidayah Setyo Arti, M.M, alat-alat utama yang perlu

dibawa yaitu printer, sepeda motor dan laptop beserta modem. Alat-alat ini sangat

dibutuhkan untuk mendukung menjalankan program SAMSAT Judes (Jujug Desa).

Dengan adanya alat-alat ini para petugas sangat terbantu untuk memberikan

pelyanan yang maksimal kepada masyarakat. Semua alat memiliki fungsi masing-

masing seperti motor untuk alat transportasi, printer untuk mencetak stnk baru dan

laptop beserta modem untuk mengoprasi yang digunakan untuk menjalankan

aplikasi dan mencari jaringan internet. Kemudian Kantor Bersama SAMSAT

Jombang membuat rekap sumber daya teknis sarana dan prasarana beserta

keungannya sehingga lebih terlihat transparan dalam pengeluaran anggaran untuk

membeli alat-alat yang dibutuhkan.


105

b. Aspek Software

Aspek software merupakan kesiapan dari pelaksana inovasi berupa prinsip,

prosedur dan keterampilan dari para pelaksana inovasi tersebut. Kantor Bersama

SAMSAT Jombang juga sudah mempersiapkan semuanya, mempunyai karyawan

cukup untuk melaksanaakan dan program yang sudah sesuai peraturan. Seperti yang

sudah dijelaskan Kepala Pembayaran dan Penagihan Soeseno Pudjiantoro, S. Sos

dan Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan, M.A :

“Kalau pegawai ya semuanya sudah ahli dalam menjalankan program


peayanan pajak seperti ini. Gak ada pelatihan khusus karena
pengoprasiannya yang hampir sama seperti samsat keliling cuma beda alat
transportasinya saja yang paling menonjol. Pegawai pun cukup antusias
waktu ada program ini waktu awal-awal akan dijalankan karena program ini
bermanfaat bagi masyarakat. Prosedurnya sudah ada di sop. Prinsipnya kita
buat layanan judes ini ya karena kita tergerak untuk membuat inovasi yang
bermanfaat bagi msyarakat.” .” (hasil wawancara dilakukan pada Senin, 21
Mei 2018)
“Kita sudah menyiapkan semuanya mas, untuk kemampuan pegawainya
pun mereka rata-rata sudah paham semua tentang program ini masalah
kualitas ya pastilah bagus ya mas tidak ada pelatihan khusus untuk para
pegawai hanya ada pengenalan program saja dan pengoprasiannya saja.
Menjalankan program ini sama seperti samsat keliling hanya bedanya kalo
samsat judes kan di desa terus alat transportasinya pake motor kalau samsat
keliling pakai mobil .Prosedur dari program ini sudah sesuai dengan aturan
pemerintah daerah dan sudah ada SOP-nya. Untuk prinsip kita tidak ada
cuma setiap tahunnya upt badan pendapatan daerah dituntut untuk membuat
sebuah inovasi atau mengembangkan sebuah program, SAMSAT Jujug
desa ini terbentuk karena adanya keluhan dari masyarakat karena itu kami
tergerak untuk membuat program SAMSAT Judes ini.” (hasil wawancara
dilakukan pada Kamis, 24 Mei 2018)
Berdasarkan wawancara Kepala Pembayaran dan Penagihan Soeseno

Pudjiantoro, S. Sos dan Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan, M.A diatas Kantor

Bersama SAMSAT Jombang untuk penerapan layanan SAMSAT Judes (Jujug

Desa) optimis memiliki petugas yang sudah handal untuk menjalankan layanan
106

jemput bola. Hal ini merupakan sesuatu yang baik karena tidak perlu ada pelatihan

khusus untuk penerapan layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa). Bukan hanya dari

petugas saja, berdasarkan data dari Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam

pembentukan proses inovasi layanan ada faktor lain yang berperan dalam

pembentukan inovasi ini yaitu pihak–pihak yang terlibat pelaksanaan layanan

JUDES Samsat Jombang :

1) Tim Pembina Samsat Jawa Timur yang terdiri dari Kepolisian Daerah Jawa

Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan PT Jasa Raharja (Persero)

Cabang Jawa Timur melakukan kajian terkait dengan pengembangan

layanan unggulan untuk mengatasi masalah – masalah yang sesuai konteks

wilayah kerja atau kearifan lokal di seluruh Samsat Jawa Timur.

2) Tim Teknis Samsat Jombang yang terdiri dari Kepala Unit Pelaksana Teknis

Badan Pendapatan Daerah Jombang Provinsi Jawa Timur (UPTB),

Kasatlantas Resort Jombang dan Kepala perwakilan PT Jasa Raharja

(Persero) perwakilan Jombang, yang merupakan penggagas ide Layanan

JUDES Jombang.

a) UPTB (Unit Pelaksana Teknis Badan) bertindak sebagai pengarah dan

pemberi informasi perpajakan serta penghubung dengan Tim Pembina

Samsat Jawa Timur.

b) Kasatlantas Polres Jombang sebagai pengarah dan pemberi informasi

registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, update STNK, BPKB

dan Plat Nomor atau TNKB


107

c) PT Jasa Raharja perwakilan Jombang sebagai pengarah dan pemberi

informasi pengenaan tarif Jasa Raharja.

3) Kepala Sub-Bagian Tata Usaha, melakukan sosialisasi dan pendekatan

kepada Camat dan Kepala Desa untuk mempergunakan balai desa sebagai

tempat layanan JUDES.

4) Kepala Seksi Pembayaran dan Penagihan, melakukan sosialisasi dan

pendekatan kepada masyarakat.

5) Administrator Pelayanan PKB dan BBNKB (Adpel) Samsat Jombang,

melakukan koordinasi dengan Kepala Unit Registrasi dan Identifikasi (KRI)

dan pelaksana PT Jasa Raharja terkait dengan jadwal, petugas lapangan, dan

sarana (sepeda motor yang dimodifikasi).

6) Petugas Call Center menerima saran dari masyarakat.

7) Petugas pelayanan: Kasir Penerima Pembantu Samsat Jombang, Petugas

pendaftaran dan registrasi Kendaraan bermotor untuk meneliti atau

meregistrasi persyaratan pendaftaran.

8) Camat dan kepala desa membantu penjadwalan dan penyedia lokasi

Layanan JUDES.

Berdasarkan data di atas banyak pihak-pihak yang terlibat dalam proses

terbentuknya inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa). Adapun pihak-pihak yang

terlibat mulai dari tim Pembina SAMSAT Jawa Timur hingga Camat dan Kepala

Desa. Pihak-pihak terkait memiliki perannya masing-masing dalam proses

pembentukan inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) hingga menciptakan

program yang dapat menciptakan layanann yang layak untuk masyarakat. Bukan
108

hanya dari sumber daya manusia saja yang membantu proses inovasi layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa) Kantor Bersama SAMSAT Jombang juga membuat

prosedur dan dasar hukum yang jelas agar layanan ini dapat dipercaya oleh

masyarakat seperti di bawah ini :

Pada Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah dijelaskan undang-undang

dan peraturan yang menjadi dasar hukum yaitu :

1) Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

2) Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

3) Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak D aerah

dan Retribusi Daerah

4) Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor

5) Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis Tarif

Penerimaan Negara Bukan Pajak Kepolisian Republik Indonesia

6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar

Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

7) Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan

Identifikasi Kendaraan Bermotor

8) Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pajak

Daerah

9) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 116 Tahun 2010 tentang

Petunjuk Pelaksanaan
109

10) Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pajak

Daerah

Seperti yang tertera diatas dasar hukum yang jelas menjadi pondasi yang

baik dalam terciptanya sebuah inovasi. Dasar hukum dan prosedur yang bagus dan

jelas akan menjadi bukti kelayakan sebuah inovasi dapat diaplikasikan atau tidak.

Di tambah lagi dengan diakuinya oleh pemerintah daerah dan provinsi, SAMSAT

Judes (Jujug Desa) di respon sangat baik oleh masyarakat sehingga masyarakat

tidak takut atas kelayakan inovasi ini dan masyarakat pun mengapresiasi kinerja

Kantor Bersama SAMSAT Jombang untuk memberikan pelayanan yang terbaik

bagi masyarakat Kabupaten Jombang. Kemudian Kantor Bersama SAMSAT

Jombang melakukan sebuah evaluasi untuk menguji seberapa efisiennya layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa) untuk diberikan kepada masyarakat/wajib pajak.

Tabel 7 : Rincian Kegiatan


NO KEGIATAN JADWAL HASIL
TAHAP AWAL PELAKSANAAN
1. Pertemuan Internal 4 Juni 2015 Mapping tunggakan
bulanan
2. Pelaksanaan Dinas 15 Juni 2015 – Pelaksanaan DL
Luar Agustus 2015 secara door to door
dengan cara
groupyoan (bersama)
3. Analisa Kuesioner Agustus 2015 Hasil Kuesioner
4. Koordinasi awal Tim Agustus 2015 Dukungan dari tim
KB Samsat Jombang Samsat Jombang
(Kepolisian, PT Jasa
Raharja)
5. Koordinasi dengan Agustus 2015 Dukungan dari
Bapenda Provinsi Kantor Bapenda
6. Koordinasi Lanjutan September 2015 Draf inovasi,
dengan Tim KB Komitmen Bersama
Samsat Jombang dan SK T IM
(Penyusunan Draf
Inovasi)
110

7. Sosialisai awal di September 2015 Nama Layanan


media Sosial JUJUG DESA
TAHAP RENCANA
AKSI
1. Persiapan Personil September 2015 2 orang
Lapangan
2. Pengadaan Sarana September – oktober Modifikasi sepeda
dan Prasarana 2015 motor, laptop, dll
3. Pembuatan Jadwal September 2015 Adanya Jadwal
Kegiatan kegiatan
4. Koordinasi dengan September 2015 Dukungan dari
Camat dan Kepala Camat dan Kepala
Desa Desa
5. Sosialisasi lanjutan Oktober 2015 Melalui door to door,
media massa, adanya
video JUDES
TAHAP
PELAKSANAAN
1. Finalisasi Rencana 25 September 2015 Persetujuan Kapolres
Inovasi Resort Jombang
2. Pelaksanaan JUDES 12 Oktober 2015 Di desa Sumbersari
Kecamatan
Balongsari
TAHAP EVALUASI

Tahap Monitoring Januari 2016 Menemukan kendala


dan Evaluasi dan Solusi
pemecahan
Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)

Evaluasi awal Januari 2016 (internal) menguji tingkat efisiensi pelayanan

yang diukur dari jumlah masyarakat/wajib pajak yang dilayani dengan biaya yang

dikeluarkan dalam pelaksanaan layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) kemudian

mencari kendala dan memberikan solusi pelaksanaan layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa). Evaluasi lanjutan Mei 2016, Penambahan hari dan jam layanan.

Tahun 2016 layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) dilakukan di 2 desa pada satu

kecamatan dengan jam yang berbeda sesuai dengan jadwal pelayanan seminggu 6

kali dengan total 12 desa yang dikunjungi. Hingga tahun 2016 jumlah wajib pajak
111

yang menggunakan layanan Judes sebanyak 7.406 dengan potensi pajak sebesar Rp.

2.004.617.000,- Sementara biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan Layanan

JUDES sebesar Rp. 1.167.350,-/bulan.

Seperti yang dijabarkan data di atas tahap evaluasi ini dilakukan untuk

menguji seberapa efisiennya layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa). Evaluasi

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang dilakukan pada Januari 2016 untuk

mencari kendalan dan solusinya hingga pada Mei 2016 penambahan target operasi

dan mendapatkan hasil yang memuaskan pada tahun 2016 tentang potensi pajak

yang mencapai Rp. 2.004.617.000,-. Tahap evaluasi ini sangat berguna untuk

melihat sejauh mana inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) diterapkan.

SAMSAT Judes (Jujug Desa) itu dilaksanakan pada sekitar pukul 09.00 pagi

dan dikerjakan oleh oleh 2 petugas. Biasanya yang mengerjakan dari pihak Polri

dan Bapenda masing-masing 1 petugas. Setiap petugas memiliki tugasnya masing-

masing seperti dari pihak Polri itu sebagai petugas pendaftaran dan dari Bapenda

sebagai petugas pembayaran. Semua itu dikerjakan dengan sangat baik dan rapih

berkat kerja sama semua pihak Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten Jombang.

Sehingga mendaptkan respon yang sangat baik dari wajib pajak atas kinerja Kantor

Bersama SAMSAT Kabupaten Jombang.

Menurut wawancara dan data di atas tentang riset dasar dan aplikatif dapat

disimpulkan bahwa persiapan yang dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT

Jombang dalam Membuat inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) sangat baik. Mulai

dari menganalisis mengapa bisa terjadi tunggakan yang banyak dalam pajak
112

kendaraan bermotor, melakukan riset dasar tentang apa yang masyarakat keluhkan

sehingga sering terlambat membayar pajak dan bahkan sampai ada yang pajaknya

mati. Mempersiapkan sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam

melakukan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang berguna untuk membantu

mempermudah dalam menjalankan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa).

Kemudian memiliki karyawan dan petugas yang sudah handal dan paham tentang

pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor menjadi keuntungan sendiri

karena tidak perlu melakukan pelatihan dan instruksi khusus terhadap perugas.

Dasar hukum dan prosedur yang jelas kemudian diakui oleh pemerintah daerah dan

provinsi menjadikan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) sebagai inovasi

pelayanan publik yang layak untuk diberikan kepada masyarakat. Terakhir

melakukan evaluasi pada tahap penerapan untuk mengetahui kendala dan mencari

solusi dala layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa).

3. Pengembangan

Sebuah sistem pembayaran pajak kendaraan bermotor yang mudah haruslah

dapat dinikmati semua kalangan masyarakat, banyak cara melakukan pembayaran

pajak secara online atau langsung datang ke kantor SAMSAT Induk. Kantor

Bersama SAMSAT Jombang juga mempunyai beberapa program terkenal seperti

payment point, drive thru dan SAMSAT Keliling, namun program-program

tersebut hanya bisa dinikmati oleh masyarakat yang tinggal dipusat keramaian atau

yang tinggal tidak jauh dari Kantor SAMSAT Induk. Maka dari itu Kantor Bersama

SAMSAT Jombang membuat sebuah inovasi pelayanan publik berupa

pembayayaran pajak yaitu SAMSAT Judes (Jujug Desa). SAMSAT JUDES ini
113

merupakan pengembangan dari program-program yang telah ada sebelumnya

seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Pembayaran dan Penagihan Soeseno

Pudjiantoro, S. Sos :

“Inovasi samsat judes ini merupakan sebuah pengembangan dari samsat


keliling yang ada sebelumnya ya. Samsat keliling sendiri kan cuma
beroperasi ditempat-tempat pusat keramaian seperti alun-alun dan yang lain.
Faktor utama terciptanya samsat judes ini yaitu dari keterlambatan
pembayaran pajak yang dilakukan masyarakat terutama di pedesaan. Nah
melalui survei yang telah dilakukan sebelumnya kita kan telah memiih
kendala apa yang membuat masyarakat enggan membayar pajak. Terus kita
berfikir bagaimana cara mengatasi masalah yang dikeluhkan oleh
masyarakat tersebut. Setelah melakukan survei tersebut bagaimana kalo kita
mengembangkankan samsat keliling tidak hanya di kota saja tapi
dipedesaan dengan nama judes atau jujug desa. Samsat judes ini lebih
simpel ketimbang samsat keliling karena kita cuma pakai motor jadwalnya
juga lebih teratur ketimbang samsat keliling, kalau samsat keliling
ditentukan berdasarkan tingkat keramaian sesuai jadwal di beberapa
kecamatan.” (hasil wawancara dilakukan pada Senin, 21 Mei 2018)

Gambar 11 : Pelaksanaan SAMSAT Keliling


Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)
114

Gambar 12 : Pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa)


Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)

Berdasarkan pendapat dan gambar tersebut, dapat dilihat bahwa inovasi

SAMSAT Judes (Jujug Desa) merupakan pengembangan dari program SAMSAT

Keliling yang merupakan program layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor

yang sudah menjadi unggulan diseluruh Indonesia. Hal ini ini bisa dilihat dari

kemiripan proses pembayaran pajak yang ada pada kedua program tersebut. Tapi

hal ini merupakan sesuatu yang kreatif karena melalui masalah yang timbul

sebelumnya dan riset yang telah mereka lakukan, Kantor Bersama SAMSAT

Kabupaten Jombang lebih memilih mengembangkan SAMSAT Keliling dengan

memperluas jangkauan operasi layanan sehingga mempermudah masyakat

terutama yang berada di pedesaan. SAMSAT Judes (Jujug Desa) merupakan

pengembangan inovasi yang terlihat sangat simpel, terlepas dari itu semua bukan
115

hanya dari memperluas jangkauan saja yang diperhitungkan oleh Kantor Bersama

SAMSAT Kabupaten Jombang seperti yang dijelaskan oleh Kepala UPTD Drs. Ec.

Hudhi Erwan, M.A

“Dalam pembentukan inovasi program samsat judes ini kita melakukan


beberapa proses pengembangangan strategi, pertama membuat komitmen
antara pimpinan kantor bersama samsat jombang untuk membuat
pelayanan. Kedua mencari lokasi pelayanan yang menjangkau masyarakat.
Ketiga melihat tunggakan piutang pajak khususnya di kecamatan yang
belum terjangkau layanan samsat. Keempat melakukan rapat evaluasi
seminggu sekali yaitu mengevaluasi hasil pencairan tunggakan yang
dilakukan oleh kita upt bapenda jombang. Kelima membuat layanan yang
jemput bola yang efisien dan terakhir membuat layanan yang bisa dijadikan
alternatif oleh masyarakat untuk bayar pajak.”(wawancara dilakukan pada
Kamis, 24 Mei 2018)
Berdasarkan hasil wawancara diatas Kantor Bersama SAMSAT Kabupaten

Jombang dalam menjalankan layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa)

mengembangkan enam strategi keberhasilan yang berdasarkan pada pendekatan

persuasif dan partisipatif, yaitu :

a. Adanya komitmen antara pimpinan Kantor Bersama SAMSAT Jombang

untuk membuat pengembangan Pelayanan SAMSAT Judes (Jujug Desa).

b. Lokasi pelayanan yang sangat menjangkau masyarakat.

c. Pemetaan kantong-kantong tunggakan piutang pajak, khususnya di

kecamatan yang belum terjangkau layanan SAMSAT.

d. Melakukan rapat evaluasi setiap minggu terhadap hasil pencairan tunggakan

yang dilaksanakan oleh karyawan Unit Pelaksanaan Teknis Badan

Pendapatan Jombang.

e. Membuat layanan jemput bola yang efisien untuk mengurangi beban biaya

dan menghemat waktu wajib pajak dalam membayar pajak.


116

f. Membuat layanan yang dapat diandalkan sebagai pilihan alternatif dalam

membayar pajak kendaraan bermotor, SWDKLLJ dan parkir berlangganan.

Berdasarkan strategi yang diambil oleh Kantor Bersama SAMSAT

Jombang untuk membuat inovasi program SAMSAT Judes (Jujug Desa)

merupakan langkah yang sangat baik. Karena mereka melakukan sebuah langkah-

langkah pengembangan untuk membentuk sebuah inovasi yang bisa memuaskan

masyarakat dan mengatasi sebuah masalah. Melalui kerja sama, analisa masalah

yang teliti dan membuat inovasi yang simpel tapi sangat berguna untuk

mempermudah masyarakat. Hasilnya Kantor Bersama SAMSAT Jombang berhasil

membuat layanan yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan Kantor Bersama

SAMSAT Jombang membuat inovasi layanan pembayaran pajak SAMSAT Judes

(Jujug Desa) merupakan hasil dari sebuah pengembangan dari program SAMSAT

Keliling. SAMSAT Keliling merupakan layanan pembayaran pajak jemput bola

yang sebelumnya hanya dilakukan ditempat keramaian saja disetiap kecamatan di

Jombang. Pengembangan program tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan

pemberian layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor kepada

masyarakat/wajib pajak dan tentunya untuk mengefisien waktu dan biaya bagi

wajib pajak yang tinggal dipedesaan.


117

4. Komersialisasi

Kantor Bersama SAMSAT Jombang sebagai salah satu sarana pembayaran

pajak memiliki peran penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

melalui wajib pajak. Maka dari itu, Kantor bersama SAMSAT Jombang diwajibkan

untuk memberikan pelayanan yang mempermudah wajib pajak dalam

mendisplinkan kewajibannya dalam melakukan pembayaran pajak sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan. Kantor Bersama SAMSAT Jombang melalui program

SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang dikeluarkan perlu mensosialisasikan kepada

masyarakat Jombang terutama yang berada di pedesaan agar dapat mengetahui

tentang layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini. Berdasarkan observasi

dilapangan dijelaskan dibawah ini :

“Ada beberapa cara kita untuk mengenalkan inovasi layanan samsat judes
ini ya. Pertama kita lewat brosur yang dibawa saat samsat keliling saat
beroprasi. Kemudian lewat radio kita membuat kerjasama dengan pihak
radio untuk mengiklankan inovasi samsat judes ini untuk dikenalkan pada
masyarakat. Ketiga itu lewat media sosial seperti youtube dan melalui
facebook kantor bersama samsat judes jombang.” Menurut Kepala
Pembayaran dan Penagihan Soeseno Pudjiantoro, S. Sos (hasil wawancara
dilakukan pada Senin, 21 Mei 2018)
“Koordinasi dengan camat dan kades sesuai sasaran, kemudian sosialisasi
lanjutan yang kita lakukan pas ada kegiatan diluar dinas. Terus kita memberi
tahu tentang pentingnya membayar pajak dan mudahnya membayar pajak
saat penagihan secara gropyokan. Pelaksanakan sosialisasi ini kita pakai
selebaran dan sepanduk. Waktu samsat keliling beroprasi kita juga
membawa brosur tentang samsat judes. Kita juga keliling pedesaan naik
sepeda motor terus dimodif pake speaker. Kan sekarang udah modern jadi
kita juga buat video yang di upload di youtube terus di facebook samsat
jombang juga ada kita memanfaatkan media sosial yang sering dipakai oleh
masyarakat.” Menurut KA. SUB. BAG. TU Dra. Ec. Hidayah Setyo Arti,
M.M (wawancara dilakukan pada Selasa, 22 Mei 2018)
Rencana Aksi Layanan JUDES Tahap persiapan personil terlebih dahulu

dengan menetapkan dan mempersiapkan petugas berdasarkan surat perintah;


118

a. Pengadaan Sarana dan Prasarana layanan JUDES;

b. Pembuatan jadwal kegiatan, pada tahun 2015 (bulan oktober hingga

desember) Samsat Jujug Desa mulai beroperasi pada 1 (satu) desa di setiap

Kecamatan dengan frekuensi 5 (lima) kali dalam seminggu;

c. Koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa sesuai dengan sasaran lokasi

(desa) untuk tempat pelaksanaan pelayanan JUDES;

d. Sosialisasi lanjutan pada saat kegiatan Dinas Luar, penyampaian surat

perpajakan yang dilakukan secara door to door, serta himbauan pentingnya

membayar Pajak Kendaraan Bermotor untuk kelangsungan Pembangunan

Daerah. Pelaksanaan sosialisasi menyertakan material promosi (selebaran

dan spanduk) terkait dengan persyaratan dan waktu pelaksanaan serta

tempat pelayanan. Selain itu, pelaksanaan sosialisasi keliling di pedesaan

menggunakan sepeda motor yang di modifikasi dengan alat pengeras suara;

e. Pembuatan iklan yang bekerjasama dengan Radio Pendidikan Jombang

tentang layanan Judes;

f. Pembuatan Video, untuk diunggah pada youtube pada link

(https://www.youtube.com/watch?v=K9aPw63NxQI) dan

https://www.youtube.com/watch?v=Dij4mGFUK78&t=40s) dan media

sosial lainnya Facebook (Samsat Jombang).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, inovasi SAMSAT Judes (Jujug

Desa) disosialisasikan dengan beberapa cara yang dilakukan oleh Kantor Bersama

SAMSAT Jombang. Pertama melakukan pendekatan kemasyarakat secara door to

door untuk memberi tahu bahwa ada layanan baru tentang layanan pembayaran
119

pajak. Kedua koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa sesuai dengan dengan

sasaran untuk pelaksanaan layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa). Ketiga

melakukan sosialisasi himbauan pentingnya membayar pajak kendaraan bermotor

untuk kelangsungan pembangunan daerah. Keempat pelaksanaan sosialisasi

menyertakan material promosi seperti selebaran dan sepanduk. Kelima melakukan

sosialisasi keliling desa menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi

dengan alat pengeras. Keenam waktu menjalankan program SAMSAT Keliling

mereka membawa brosur SAMSAT Judes (Jujug Desa). Ketujuh melalui media

radio local mereka bekerja sama untuk mengiklankan inovasi layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa). Terakhir dengan memanfaatkan media sosial yaitu youtube dan

facebook.

Melihat hasil wawancara dan data di atas, dapat disimpulkan bahwa

sosialisasi perlu dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang untul

mengenalkan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa). Tujuannya yaitu untuk

menginformasikan kepada seluruh wajib pajak mengenai pelayanan pembayaran

pajak kendaraan bermotor yang telah bisa dilakukan di Kantor Kepala Desa terdekat

tanpa harus datang ke Kantor SAMSAT Induk. Kantor Bersama SAMSAT

Jombang melakukan sosialisasi dengan cara memberi edukasi, menyebarkan

informasi melalui berbagai media kemudian bekerjasama dengan pihak terkait.

Sosialisasi tersebut dilakukan sebagai wujud komersialisasi dari produk pelayanan

publik terhadap masyarakat agar mendapatkan kebutuhan layanan yang masyarakat

inginkan.
120

5. Difusi dan Adopsi

Keberadaan dan kualitas layanan pembayaran pajak yang telah diberikan

oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang ditentukan oleh bagaimana respon dan

harapan penerima pelayanan yang telah diberikan. Kemunculan inovasi SAMSAT

Judes (Jujug Desa) dibuat agar mempermudah masyarakat pedesaan agar lebih

efisien dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Dengan begitu masyarakat

dapat manfaat dari penerapan program Instagram tersebut. Berdasarkan observasi

dilapangan dijelaskan oleh Kepala Pembayaran dan Penagihan Soeseno

Pudjiantoro, S. Sos:

“Cara kita mencapai sasaran yaitu lewat kuisioner yang sudah kita buat
waktu riset. Judes ini merupakan pelayanan publik yang dibuat oleh kami
untuk masyarakat mempermudah membayar pajak. Untuk tanggapannya
sendiri masyarakat puas dengan pelayanan kami. Setiap tahunnya
meningkat penggunanya apa lagi orang desa gak usah repot-repot ke kantor
samsat induk jadi masyarakat jadi merasa di mudahkan dalam menggunakan
layanan ini. Manfaat dari judes ini ya menambah potensi nilai pajak karena
penggunanya semakin banyak jadinya potensi pajak terus meningkat. Judes
ini juga meningkatkan pad setiap tahunnya.” Kepala Pembayaran dan
Penagihan Soeseno Pudjiantoro, S. Sos (hasil waawancara dilakukan pada,
21 Mei 2018)

Tabel 8 : Peningkatan Pengguna Layanan Judes 2015-2017

NO BULAN OBJEK POTENSI


TAHUN 2015
1 OKTOBER 349 64.984.600
2 NOPEMBER 666 162.805.150
3 DESEMBER 739 225.305.700
JUMLAH 1.754 453.095.450
TAHUN 2016
1 JANUARI 200 56.086.000
2 PEBRUARI 174 36.895.500
3 MARET 217 62.304.350
4 APRIL 284 77.674.850
5 MEI 594 156.612.700
121

6 JUNI 559 197.429.550


7 JULI 579 155.534.900
8 AGUSTUS 870 238.115.500
9 SEPTEMBER 912 237.829.800
10 OKTOBER 1.031 258.018.900
11 NOPEMBER 1.152 318.022.550
12 DESEMBER 834 210.093.000
JUMLAH 7.406 2.004.617.600
TAHUN 2017
1 JANUARI 927 252.448.550
2 FEBRUARI 939 265.379.200
3 MARET 984 282.710.900
JUMLAH 2.850 800.538.650
JUMLAH 12.010 3.258.251.700
Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)

Gambar 2: Grafik perkembangan kontribusi PAD Layanan Jujug Desa


Sumber : Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Pembayaran dan Penagihan

Soeseno Pudjiantoro, S. Sos dan data diatas SAMSAT Judes (Jujug Desa) dapat

memuaskan masyarakat/wajib pajak dalam memudakan membayar pajak

kendaraan bermotor. Dapat dilihat dari peningkatan tabel peningkatan pengguna

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) yang meningkat jumlah penggunanya sejak
122

dioprasikan pada Oktober 2015. SAMSAT Judes (Jujug Desa) juga memiliki

banyak manfaat lain seperti yang dijelaskan oleh Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi

Erwan, M.A :

“Manfaat dari adanya samsat judes ini itu bisa dibilang penambahan
pelayanan yang dilakukan kantor bersama samsat kabupaten jombang.
Samsat judes ini kan merupakan pelayanan berbentuk jasa kita memberikan
layanan sebaik mungkin melalui survei yang telah kita lakukan waktu itu
terhadap masyarakat yaitu jauhnya jangkauan pembayaran pajak terutama
pedesaan. Sebelum adanya layanan ini dulu masyarakat diharuskan
berkendara jauh hanya untuk bisa membayar pajak di kantor induk samsat
atau samsat keliling yang hanya ada di tempat keramaian. Alhamdulillah
setelah adanya samsat judes ini respon masyarakat sangat baik mereka
menganggap samsat judes ini sangat mempermudah dan sangat berguna
bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Melalui samsat judes mereka sudah
tidak perlu jauh-jauh datang ke samsat induk dan minta ijin ke kantor atau
meninggalkan pekerjaan mereka hanya untuk membayar pajak kendaraan
tingal bawa stnk yang ingin diperpanjang kemudian taruh stnk di tempat
yang disediakan tunggu dipanggil selesai. Kalau untuk kita sangat senang
dalam menjalankan program ini bisa berinteraksi dengan dengan orang desa
dan memberi edukasi pada mereka. Untuk masyarakat juga dapat
memaksimalkan program ini terus rajin membayar pajak. Meskipun
jangkauan samsat judes ini belum mencapai semua keseluruhan desa di
kabupaten jombang ini tapi sekitar 14 sampai 16 desa yang sudah di
didatangi responnya semua masyarakat sangat bagus dan memuji kinerja
kami. Dengan adanya samsat judes dan program layanan yang lainnya bisa
membuat masyarakat lebih mudah dalam membayar pajak gitu.”
(wawancara dialukan pada Kamis, 24 Mei 2018)
Berdasarkan pendapat Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan, M.A tersebut,

dapat dilihat bahwa inovasi layanan pembayaran pajak SAMSAT Judes (Jujug

Desa) ini diharapkan dapat memberikan manfaat setelah menjalani prosesnya

mengembangkan pelayanan pembayaran pajak yang ada di Kantor Bersama

SAMSAT Jombang. Munculnya inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) merupakan

salah satu pengembangan dari program yang biasanya digunakan oleh masyarakat

yang dianggap kurang produktif. Oleh karena itu, kemunculan inovasi SAMSAT

Judes (Jujug Desa) ini memberikan dampak yang positif bagi masyarakat atau wajib
123

pajak. Bagi petugas mungkin mendapatkan dampak seperti dapat berinteraksi

dengan masyarakat pedesaan dan memberikan edukasi pada mereka. Masyarakat

atau wajib pajak yang mendapatkan manfaat dari inovasi pelayanan pajak

SAMSAT Judes (Jujug Desa) yaitu pelayanan pajak kendaraan bermotor jemput

bola yang langsung datang ke desa mereka diharapakan bisa memanfaatkannya

dengan sangat maksimal dengan mendisiplinkan membayar pajak.

Tabel 9 : Perbedaan Sebelum Dan Sesudah Adanya Inovasi Layanan


SAMSAT Judes (Jujug Desa)
No Uraian Layanan Judes Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Tempat Layanan di Kecamatan di Pedesaan Semakin dekat
dengan
Masyarakat
2. Biaya Sarana Mobil Sepeda Motor Efisiensi
Rp. Rp. 21.583.000,- Anggaran
110.510.056,
3. Biaya Rp. 3.647.000,- Rp. 1.167.350 / Efisiensi
Operasional / bln bln Anggaran
4. Kontribusi PAD 0 Tahun 2015 : Peningkatan
yang dihasilkan Rp.453.095.450 PAD
Tahun 2016 :
Rp.2.004.617.60
0
5. Tingkat 73,98% 84,63% peningkatan
Kepatuhan Wajib kepatuhan
Pajak
6. Pengguna layanan 0 Okt - Des 2015 : Partisipasi
1.754 Wajib masyarakat
Pajak. semakin tinggi
Tahun 2016 :
7.406 Wajib
Pajak
Jan - Mar 2017 :
2.850 Wajib
Pajak
7. Wilayah yang 9 Kecamatan 3 kecamatan Menyebarnya
belum terjangkau tempat layanan
Samsat
124

8. Antrean Samsat Panjang Pendek Kecepatan


induk Layanan
Sumber:Kantor Bersama SAMSAT Jombang (2017)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat manfaat setelah adanya inovasi

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa). Seperti semakin dekat dengan masyarakat,

efisiensi anggaran, peningkatan kepatuhan, partisipasi masyarakat/wajib pajak

semakin tinggi dan kecepatan pelayanan karena sudah banyaknya program

unggulan yang berjalan. Bisa dibilang SAMSAT Judes (Jujug Desa) termasuk

program yang sudah berhasil dalam pengoprasiannya.

Dilihat dari hasil wawancara dan data di atas dapat disimpulkan, bahwa

hasil pengembangan pelayanan pembayaran pajak yang diwujudkan dalam bentuk

pelayanan publik mampu memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat.

Kantor Bersama SAMSAT Jombang sebagai pemberi layanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor dapat mengoptimalkan tugasnya untuk memberikan layanan

yang mempermudah masyarakat atau wajib pajak untuk mempermudah dalam

membayar pajak. Selain itu wajib pajak yang telah diberikan layanan yang sangat

baik diharapkan mampu memaksimalkan layanan tersebut dengan mendisiplinkan

wajib pajak. Respon baik dari masyarakat juga menjadi bukti bahwa inovasi ini

dapat mempermudah masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

Dengan adanya inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) masyarakat sangat terbantu

dalam membayar pajak, karena inovasi ini mempermudah masyarakat pedesaan

untuk memberikan layanan yang efisien dan efektif.


125

6. Konsekuensi

Pembayaran pajak mempunyai tujuan untuk melancarkan pendapatan asli

daerah (PAD) dengan adanya inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini

diharapkan dapat melancarkan dan mempermudah wajib pajak dalam menjalankan

kewajibannya dalam membayar pajak. Inovasi yang dimunculkan oleh Kantor

Bersama SAMSAT Jombang selaku pemberi pelayanan perlu melihat tentang

konsekuensi yang ditimbulkan dalam pelaksanaan ini dan apakah inovasi ini sudah

dapat menutupi masalah atau tidak. Kantor Bersama SAMSAT Jombang harus

memastikan juga apakah inovasi SAMSAT Judes ini akan bertahan lama seiring

berjalannya waktu. Berdasarkan wanwancara oleh Kepala Pembayaran dan

Penagihan Soeseno Pudjiantoro, S. Sos :

“Konsekuensi dari judes ini pertama faktor kesehatan petugas karena harus
bangun pagi setiap harinya dan harus berpergian jauh. Terus kita juga takut
ada apa-apa dijalan sesuatu yang tidak bisa diperkirakan seperti kecelakaan
atau semacamnya. Kemudian rusaknya peralatan juga, kan alat-alat juga
pasti bisa rusak kapan saja apa lagi itu elektronik. Judes ini juga diharapkan
bisa bertahan lama dan bersaing dengan program lain karena program judes
ini kan sudah terkenal dikalangan pedesaan.”(hasil wawancara dilakukan
pada, 21 Mei 2018)
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Pembayaran dan Penagihan

Soeseno Pudjiantoro, S. Sos konsekuensi dari SAMSAT Judes ini yaitu faktor

kesehatan petugas. Kedua keselamatan berkendara dijalan yang ditidak dapat

diperkirakan. Ketiga kerusakan peralatan sarana dan prasarana yang bisa rusak

kapan saja. Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan, M.A juga menjelaskan tentang

konsekuensi yang sama namun ditambahkan dengan solusi yang telah dibuat seperti

hasil wawancara dibawah ini :


126

“Kalau ditanya sudah dapat menyelesaikan masalah atau tidak kita bisa
Insyaallah sudah. Kita bisa lihat pada perbedaan sebelum dan sesudah
adanya inovasi judes ini. Konsekuensi dari dalam menjalankan inovasi ini
ada belum terlalu terlihat ya, kemungkinan petugas mengalami sakit dan
lain-lain di jalan karena kita masih pake sepeda motor itu hal itu masih bisa
terjadi. Kemungkinan peralatan rusak juga bisa, solusinya kita mewajibkan
petugas melakukan laporan harian, mingguan atau bulanan. Kalo ditanya
akan berjalan lama Insyaallah bisa, karena peminat pembayar pajak di desa
itu sangat antusias mas sehari satu tempat itu antara 20-50 orang yang bayar
pajak. Orang sudah merasa nyaman menggunakan judes ini karena kita
langsung datang ke mereka. Terus kalau suatu saat ada inovasi yang lain
yang lebih bagus sebenernya udah ada yaitu online, tapi online untuk
masyarakat pedesaan yang awam mereka lebih milih yang bayar langsung,
mungkin kalo anak muda seperti anda lebih milih online beda sama orang
desa.” (wawancara dilakukan pada Kamis, 24 Mei 2018)
Berdasarkan pendapat Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan, M.A diatas

dapat dilihat, konsekuensi dari inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini masih

belum terlalu banyak yang terlihat, hanya baru beberapa konsekuensi yang terlihat.

Pertama yaitu faktor kebugaran dari petugas karena mereka hampir setiap hari

harus berpergian jauh menggunakan motor dan harus disiapkan pagi-pagi hingga

selesai program berjalan, otomatis kebugaran petugas sangatlah penting untuk

mengantisipasinya. Kedua faktor keselamatan dijalan yang adalah kosenkuensi

paling berbahaya karena mengutamakan keselematan dalam berkendara dijalan,

petugas dianjurkan untuk berkendara dengan baik dijalan dan mematuhi peraturan

lalu lintas karena diharuskan menempuh perjalanan yang cukup jauh. Kemudian

kemungkinan rusaknya peralatan hardware dan software, Kantor Bersama

SAMSAT Jombang dalam hal ini sudah membuat solusi dengan menugaskan

petugas untuk melakukan laporan harian, mingguan atau bulanan terhadap kesulitan

dan kendala yang dialami untuk dilaporkan kepada Badan Pendapatan Daerah

Provinsi Jawa Timur. SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini bila dilihat dari

implementasinya program ini bisa bertahan lama karena setiap kali beroprasi
127

SAMSAT Judes (Jujug Desa) ramai dikunjungi wajib pajak yang ingin membayar

pajak. Kemudian SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini telah bisa menutupi masalah

yang telah timbul sebelumnya seperti keluhan masyarakat/wajib pajak dan

tunggakan pajak kendaraan bermotor.

Berdasarkan data yang saya ambil Kantor Bersama SAMSAT Jombang

untuk memastikan agar inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini berjalan secara

berkelanjutan, adapun langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu:

a. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang

pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur disempurnakan dengan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2011 tentang pelayanan

Publik, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010

tentang Pajak Daerah;

b. Peraturan bersama Gubernur Jawa Timur, Kepala Kepolisian Daerah Jawa

Timur dan Direktur Operasional PT Jasa Raharja (Persero) Nomor

8/PB/2007, Nomor B/41/X/ 2007, Nomor SKEB/5/2007 tentang

pelaksanaan dan Layanan Unggulan Samsat di Provinsi Jawa Timur;

c. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 31 Tahun 2013 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang pelayanan

Publik;

d. Tim teknis Jombang meningkatkan komitmen 3 (tiga) instansi SAMSAT

Jombang untuk peningkatan mutu layanan melalui penerbitan Surat

“Kesepakatan Bersama” dengan menambah desa yang akan dikunjungi.

Selain itu disepakati upaya menambah layanan yang diberikan dari


128

pembayaran pajak kendaraan tahunan saja, bertambah menjadi pembayaran

pajak dan pencetakan STNK;

e. Adanya Jaminan pembiayaan Layanan JUDES melalui penetapan anggaran

Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan dan Pemungutan Pendapatan Daerah

dalam APBD Jatim tahun 2017;

f. Potensi pengembangan masih terbuka lebar. Dengan meningkatnya jumlah

Wajib Pajak yang menggunakan layanan JUDES yang merupakan salah satu

alternatif layanan unggulan di Kantor Bersama Samsat Jombang, maka

Layanan ini mempunyai aspek berkelanjutan dan perlu di tingkatkan di

tempat strategis lainnya (perkantoran/pabrik/pasar);

g. Inovasi JUDES ini sudah dilombakan dan mendapat penghargaan sebagai

nominator 12 Terbaik Inovasi Pelayanan Publik dari Pemerintah Provinsi

Jawa Timur.

Inovasi Layanan JUDES ini dapat direplikasikan di seluruh Wilayah kerja

SAMSAT di seluruh Indonesia, karena teknologi dan sarana yang digunakan bisa

direplikasi dengan mudah. Selain itu, sarana kendaraan roda dua sebagai media

pelayanan tepat digunakan di semua medan, termasuk dipegunungan dan

perkebunan yang sulit dari jangkauan kendaraan roda empat.

Berdasarkan data dan hasil wawancara dan penjelasan di atas, dapat

disimpulkan bahwa setiap program yang dibuat pasti akan menimbulkan beberapa

konsekuensi yang harus bisa diselesaikan dengan solusi yang dapat mengantisipasi

konsekuensi tersebut. SAMSAT Judes (Jujug Desa) memiliki beberapa

konsekuensi seperti kebugaran petugas dalam mengoprasikan program, kemudian


129

faktor keselamatan berkendaran yang harus diperhatikan agar tidak terjadi hal yang

diinginkan dan peralatan yang dapat rusak atau bermasalah kapan saja. Semua

konsekuensi tersebut telah diantisipasi oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang

agar dapat menjalankan program dengan baik. Kemudian untuk membuat layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa) dapat berjalan lama Kantor Bersama SAMSAT

Jombang sudah membuat beberapa langkah-langkah antisipasi. Ketertarikan

masyarakat dengan layanan ini mungkin akan membuat program ini berjalan sangat

panjang dan program ini sudah bisa menjawab masalah yang ditimbulkan

sebelumnya.

C. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Proses Inovasi Layanan

Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa)

1. Faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung yang berkaitan dengan proses inovasi pelayanan

pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui inovasi SAMSAT Judes (Jujug

Desa) oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang. Faktor pendukung merupakan

segala komponen yang muncul di lingkup organisasi yang memiliki pengaruh

positif dalam pelaksanaan suatu program. Berdasrkan hasil wawancara oleh oleh

Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan, M.A dan Kepala Pembayaran dan Penagihan

Soeseno Pudjiantoro, S. Sos :

“Faktor pendukungnya itu yang pertama dukungan upt bapenda provinsi


pusat yang ada di Surabaya. Peran camat dan kepala desa yang menyediakan
tempat pelaksanaan program judes ini kalo tidak ada tempat kan susah juga.
Diterbitkannya sop judes salah satu yang mendukung pelaksanaan samsat
judes. Kemudian tingkat kesadaraan masyarakat juga akan pentingnya
membayar pajak. Petugas yang sudah paham tentang pelayanan seperti ini
130

jadi gak perlu ada pelatihan khusus.” (hasil wawancara dilakukan pada
Kamis, 24 Mei 2018)
“Faktor pendukung dari terbektuknya inovasi ini itu semangat dari kita
kantor bersama samsat jombang untuk memberikan pelayanan yang terbaik
terhadap masyarakat. Kemudian kita punya petugas yang sudah ahli dalam
menjalankan layanan jemput bola. Terus adanya prosedur dan dasar hukum
yang jelas. Bantuan camat dan kepala desa yang sudah menyediakan sarana
dan prasarana seperti gedung balai desa. Dan terus terealisasinya sepeda
motor untuk sarana transportasi.” (hasil wawancara dilakukan pada Senin,
21 Mei 2018)
Proses inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) memiliki beberapa faktor

pendukung yang dapat melancarkan proses pelaksanaan inovasi ini. Pertama

dukungan dari kantor pusat Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa timur dalam

menyetujui pelaksaan program ini. Kesepakatan dengan Camat dan Kepala Desa

untuk penyelenggaraan layanan judes dengan menyediakan tempat di Balai Desa

sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Ditertibkannya Standar Operasional

Prosedur (SOP) untuk mendukung kelancaran pelaksanaan layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa). Tingkat kesadaran masyarakat atau wajib pajak akan

pentingnya membayar pajak demi kelangsungan pembangunan daerah. Terakhir

petugas yang sudah profesional karena SAMSAT Judes (Jujug Desa) memiliki

sistem pengoprasian yang sama dengan layanan SAMSAT Keliling, jadi tidak perlu

ada pelatihan khusus dalam pelaksanaan layanan ini.

Keluaran yang mendukung keberhasilan pelaksanaan layanan JUDES,

yaitu:

a. Terwujudnya komitmen yang kuat dari semua anggota Kantor Bersama

Samsat Jombang dalam mewujudkan pelayanan Publik yang bersih,

mengedepankan unsur efektifitas, efisiensi dan ekonomi dalam memberikan


131

layanan prima kepada masyarakat/wajib pajak, dengan adanya Surat

Komitmen Bersama;

b. Terbentuknya Tim Layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) Kantor Bersama

SAMSAT Jombang yang professional dan akuntabel dalam menjalankan

layanan

c. Terealisasinya 1 unit sepeda motor yang telah dimodifikasi beserta

kelengkapan operasional Layanan JUDES lainnya (notebook, modem,

printer, dan software)

d. Terwujudnya kesepakatan dengan Camat dan Kepala Desa untuk

penyelenggaraan Layanan JUDES, dengan diterimanya dan tersedianya

tempat layanan JUDES di Balai Desa sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan;

e. Diterbitkannya Standard Operational Procedure(SOP) pelayanan JUDES,

untuk mendukung pelaksanaan layanan JUDES;

f. Layanan Inovasi JUDES dapat menghemat Anggaran Belanja Daerah

Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 118.682.850,- per tahun (layanan

menggunakan roda empat sebesar Rp. 154.274.050), sedangkan dengan

Layanan JUDES hanya sebesar Rp 35.591.200,-

Berdasarkan data dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

pendukung dari inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) yaitu tertatanya

prosedur dan undang-undang yang tertera pada Standar Operasional Prosedur

(SOP). Sumber daya manusia yang sudah terlatih mempermudah pelaksanaan

program ini. Sarana dan prasarana yang sudah disediakan oleh Camat dan Kepala
132

Desa dalam untuk mengoprasikan layanan SAMSAT Judes (Judes Desa) seperti

Kantor Kepala Desa. Selain itu dukungan dari kantor pusat Badan Pendapatan

Daerah dan tingkat kesadaran masyarakat atau wajib pajak dalam membayar pajak

menjadi faktor pendukung kelancaran inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug

Desa).

2. Faktor Penghambat

Faktor-faktor penghambat yang berkaitan dengan proses inovasi SAMSAT

Judes (Jujug Desa) pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang. Faktor penghambat

merupakan segala komponen yang muncul pada lingkup organisasi yang dapat

menghambat pelaksanaan suatu program. Berdasarkan observasi di lapangan

dijelaskan oleh KA. SUB. BAG. TU Dra. Ec. Hidayah Setyo Arti, M.M dan Kepala

UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan, M.A :

“Faktor penghambat dari judes ini itu susahnya cari sinyal internet kalo di
desa-desa terpencil terus kita mengatasinya pake lebih dari satu kartu sim.
Terus itu jumlah kendaraan operasional roda 2 yang masih terbatas sehingga
ada beberapa kecamatan yang belum terjangkau karena itu kita melakukan
pengajuan penambahan alat transportasi pada di kantor pusat. Terus yang
paling parah itu faktor cuaca apalagi pas musim hujan soalnya kita kan pake
motor. Solusinya kita pake box gitu untuk nyimpan alat-alat elektronik bawa
mantel terus kalo hujan deras lebih baik berteduh.”(hasil wawancara
dilakukan pada Selasa, 22 Mei 2018)
“Faktor penghambat judes ini itu cuaca ya apalagi pas musim hujan itu agak
kesulitan, biasanya pas hujan kita lebih memilih berteduh bila tidak
memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan atau pakai jas hujan. Terus
susah kalau dipedesaan itu pengoprasian aplikasinya jadi terhambat bila
tidak ada sinyal. Terakhir. Kekurangan sepeda motor untuk alat
transportasi.” (hasil wawancara dilakukan pada Kamis, 24 Mei 2018)
Faktor penghambat berdasarkan hasil wawancara dengan KA. SUB. BAG.

TU Dra. Ec. Hidayah Setyo Arti, M.M dan Kepala UPTD Drs. Ec. Hudhi Erwan,
133

M.A berkaitan dengan pelaksanaan inovasi pelayanan pembayaran pajak kendaraan

bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa) pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang

yaitu seusatu yang dapat menghambat proses berjalannya layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa). Keterbatasan askses internet dalam pelaksanaan SAMSAT Judes

(Jujug Desa) sangat mengganggu karena tidak dapat mengoptimalkan aplikasi

pembayaran pajak yang digunakan, mereka membuat solusi dengan menggunakan

lebih dari satu layanan internet. Keterbatasan jumlah kendaraan roda 2 sehingga

belum mencangkup semua kecamatan di kabupaten jombang, maka dari itu Kantor

Bersama SAMSAT Jombang mengajukan kendaraan tambahan pada pemerintah

pusat. Pengaruh cuaca terutama saat musim hujan menjadi faktor penghambat yang

bisa datang kapan saja, biasanya mereka membawa jas hujan dan menggunakan box

yang ada pada motor untuk menaruh barang-barah elektronik atau berteduh bila

cuaca tidak memungkinkan.

Data yang diambil oleh peneliti sesuai dengan hasil wawancara diatas

tentang kendala yang dihadapi selama pelaksanaan layanan SAMSAT Judes (Jujug

Desa) dalam Kantor Bersama SAMSAT (2017) yaitu:

a. Keterbatasan akses internet dalam pelaksanaan pelayanan JUDES. Solusi

untuk mengatasi kendala tersebut dengan menggunakan lebih dari satu

penyedia layanan internet. dan menambah band width (kuota internet) agar

kecepatan layanan dan akses internet menjadi lebih baik dan cepat;

b. Pengaruh cuaca terutama pada saat musim hujan, karena layanan JUDES

menggunakan sepeda motor. Solusi untuk mengatasi hal ini adalah tetap

melaksanakan layanan di desa dengan menggunakan pengaman “jas hujan”


134

atau berteduh di tempat / balai-balai yang dimiliki oleh masyarakat untuk

melindungi semua peralatan pendukung Layanan JUDES;

c. Keterbatasan jumlah kendaraan operasional roda 2, sehingga belum mampu

mencangkup semua kecamatan kabupaten jombang, ada 3 (tiga) kecamatan

yang belum terjangkau oleh layanan samsat Jombang. Solusinya

mengajukan tambahan kendaraan operasional roda 2 pada tahun 2017;

d. Perawatan hardware dan software masih memerlukan kontinuitas

penanganan secara periodik agar dalam pelaksanaan pemberian pelayanan

tidak ada kendala yang berarti. Solusinya adalah memonitor petugas

pelayanan melalui laporan harian, mingguan maupun bulanan terhadap

kesulitan atau kendala yang dialami untuk dilaporkan kepada Badan

Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan penjelasan dan data di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor

penghambat yang muncul dalam pelaksanaan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa)

yaitu berupa hal-hal teknis dan faktor cuaca. Faktor-faktor penghambatnya antara

lain yaitu susahnya mencari jaringan internet, kurangnya kendaraan operasional

untuk sehingga tidak dapat mencangkup beberapa kecamatan dan faktor cuaca bila

waktu musin penghujan yang dapat menghambat perjalanan petugas. Namun

Kantor Bersama SAMSAT Jombang telah membuat solusi terhadap semua faktor

penghambat tersebut demi memperlancar layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa).

Namun hasil wawancara dan data di atas berbeda dengan fokus penelitian

yang diinginkan peneliti yang berfokus pada proses terbentuknya inovasi layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa). Kemudian peneliti mewawancarai salah satu


135

inovator dari inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) yaitu Kepala Unit

Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Pendapatan Daerah Jember Nurbaiti Isnaini, SE.,

M.AK yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala UPTD Jombang. Berikut hasil

wawancara dengan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Pendapatan

Daerah Jember Nurbaiti Isnaini, SE., M.AK tentang faktor penghambat proses

inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) :

“Faktor penghambat dari terbentuknya SAMSAT Judes itu ada tiga kendala
utama, pertama koordinasi dan persamaan persepsi antar instansi karena
harus ada komitmen yang kuat dalam pelayanan ini bahwa judes itu murni
dari masyarakat dan hanya diberikan kepada masyarakat terutama
masyarakat pedesaan golongan menengah ke bawah. Kedua meyakinkan
kepercayaan masyarakat dalam pengenalan layanan ini, waktu itu
masyarakat ragu apakah benar ini samsat yang asli atau bukan. Ketiga itu
jarak tempuh yang jauh saat pengenalan layanan judes yang dilakukan di
desa-desa terpencil.” (hasil wawancara dilakukan pada Selasa, 9 Oktober
2018)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis

Pengelolaan Pendapatan Daerah Jember Nurbaiti Isnaini, SE., M.AK didapatkan

tiga faktor penghambat dalam proses terbentuknya inovasi layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa) yaitu :

1. Koordinasi dan persamaan persepsi dengan antar instansi tentang

membentuk komitmen yang kuat tentang inovasi layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa) bahwa inovasi ini dibentuk berdasarkan keluhan

masyarakat dan diberikan kepada masyarakat/wajib pajak.

2. Pengenalan inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) kepada

masyarakat/wajib pajak yang ragu tentang layanan ini benar atau tidak

yang memberikan layanan ini dari pihak SAMSAT.


136

3. Jarak tempuh yang jauh dalam pengenalan layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa) ini kepada masyarakat/wajib pajak. Jarak antara kantor

SAMSAT induk dan pedesaan yang menjadi target dari inovasi layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa) menjadi faktor penghambat petugas

karena dapat memakan banyak waktu dalam perjalanan dan memiliki

resiko yang tinggi dalam berkendaran.

Berdasarkan hasil wawancara Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Pengelolaan

Pendapatan Daerah Jember Nurbaiti Isnaini, SE., M.AK dan pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa faktor penghambat dari proses inovasi layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa) terdapat tiga faktor. Pertama kurangnya koordinasi dan persamaan

persepsi antara instansi terkait. Kedua kurangnya kepercayaan dari

masyarakat/wajib pajak. Ketiga jarak tempuh yang jauh antara kantor SAMSAT

induk dan target operasi.

D. Analisis Data Proses Inovasi Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa)

1. Kebutuhan atau Masalah

Berdasarkan hasil analisis yang dilakuakan oleh peneliti, Kantor Bersama

SAMSAT Jombang membuat sebuah inovasi program sesuai dengan masalah yang

terjadi dan kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Masalah utama yang terjadi

yaitu terjadinya tunggakan pajak pada pajak kendaraan bermotor di tahun 2015

yaitu angka kepatuhan hanya sebesar 73,98% dengan potensi pajak senilai Rp.

95.956.117.000. Dengan kata lain, terdapat 26,02% objek pajak yang tidak
137

melakukan pengesahan/registrasi/membayar PKB di Kantor Bersama SAMSAT

Jombang yang menyebabkan turunnya potensi pajak. Masalah tersebut terjadi

karena banyaknya masyarakat atau wajib pajak yang tidak disiplin dalam

membayar pajak. Kebanyakan masyarakat/wajib pajak tidak disiplin dalam

membayar pajak dikarenakan jauhnya jarak tempat tinggal dan tempat pelayanan

pembayaran pajak, yang paling banyak terlambat mambayar pajak yaitu masyarakat

pedesaan. Masyarakat mengeluhkan kepada Kantor Bersama SAMSAT Jombang

untuk membuat sebuah layanan pembayarn pajak kendaraan bermotor secara

jemput bola yang dapat dinikmati semua masyrakat terutama masyarakat pedesaan.

Karena masalah dan keluhan tersebut Kantor Bersama SAMSAT Jombang

membuat inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) sebuah layanan pembayaran pajak

jemput bola yang langsung terjun kepedesaan untuk melayani masyarakat/wajib

pajak. Inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) dibuat agar mampu menjawab masalah

dan keluhan yang diberikan oleh masyarakay/wajib pajak yang terjadi pada Kantor

Bersama SAMSAT Jombang.

Kebutuhan atau masalah berdasarkan teori proses pengembangan inovasi

seperti yang diungkapkan oleh Suwarno (2008:19), tahap kebutuhan atau masalah

diartikan sebagai mengenali masalah atau kebutuhan dapat dilakukan melalui

proses politik dimana masalah sosial menjadi sebuah prioritas dalam agenda yang

memerlukan penelitian dalam kasus lain, ilmuwan dapat mengenali masalah yang

akan muncul di masa yang akan datang, atau mengenali kesulitan saat ini. Menurut

Noor (2013:87) juga menjelaskan tentang pengertian sebuah inovasi yaitu inovasi

juga dapat berupa sebuah cara baru bagi individu atau kelompok untuk memenuhi
138

kebutuhan atau menjawab masalah yang ada. Cara baru ini merupakan pengganti

cara lama yang sebelumnya berlaku. Eggers and Sing (2009:7) dalam Noor

(2013:114) juga menjelaskan tentang proses inovasi yaitu salah satunya Idea

generation atau munculnya gagasan, yang dimaksud adengan munculnya gagasan

adalah sesuatu fikiran yang menghasilkan inspirasi kepada seseorang yang

mendorong munculnya suatu tindakan dan menduga lebih awal apakah tindakan

yang muncul ini akan dapat menghasilkan suatu nilai yang berguna atau tidak.

Mengenali dan merumuskan masalah merupakan langkah yang paling mendasar

dalam proses pembuatan inovasi program. Membuat sebuah inovasi dengan baik,

maka masalah-masalah publik harus dikenali dan didefinisikan dengan baik pula.

Inovasi pada dasarnya dibuat untuk memecahkan masalah yang ada dalam

masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan teori

tersebut sesuai dengan yang terjadi di Kantor Bersama SAMSAT Jombang dimana

dalam memunculkan inovasi berupa layanan pembayaran pajak kendaraan

bermotor jemput bola didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang sebelumnya

juga memunculkan masalah tertentu pada pelayanan pembayaran pajak kendaraan

bermotor.

2. Riset Dasar dan Aplikatif

Berdasarkan teori proses pengembangan inovasi seperti yang diungkapkan

oleh Suwarno (2008:19), tahap Riset Dasar dan Aplikatif diartikan sebagai kegiatan

riset dasar atau riset yang bersifat ilmiah murni yang dilakukan sebelum

memunculkan suatu program dengan melibatkan partisipasi dari masyarakat/wajib

pajak. Eggers and Sing (2009:7) dalam Noor (2013:114) Idea selection atau
139

pemilihan gagasan, suatu tindakan untuk memilih apa yang kita butuhkan melalui

pertimbangan, dan menentukan gagasan terbaik yang akan kita gunakan dalam

sebuah inovasi. Leach et al. (1994) dalam Noor (2013:109) juga menjelaskan

tentang model inovasi daerah yaitu Otoritas lokal sebagai yang menanggapi dan

memenuhi kebutuhan rakyat melalui berbagai cara yang ditekankan di sini adalah

dengan adanya mekanisme partisipatif di mana masyarakat dapat berperan aktif

dalam pengambilan keputusan lokal sebuah proses inovasi daerah. Biasanya untuk

mengamankan hasil dari riset tersebut digunakan pemanfaatan hak paten. Bagi

banyak kalangan paten adalah salah satu ukuran kesuksesan dari riset. Riset bisa

dilakukan dengan menganalisis kebutuhan dari pelayanan pembayaran pajak

kedaraan bermotor yang diberikan kepada masyarakat/wajib pajak. Sebelum

inovasi program dijalankan, Kantor Bersama SAMSAT Jombang melakukan

analisa untuk melihat apa yang dibutuhkan pada pelayanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor yang optimal.

Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa riset

dasar perlu dilakukan oleh pihak terkait sebelum program dijalankan. Hal ini

ditujukan untuk mengoptimalkan kebutuhan apa yang masyarakat inginkan. Dalam

penelitian ini, berdasarkan masalah dan keluhan yang diberikan masyarakat/wajib

pajak perlu memunculkan inovasi untuk mengatasi hal tersebut. Oleh karena itu

Kantor Bersama SAMSAT Jombang melakukan penanganan terhadap masalah dan

keluhan masyarakat/wajib pajak yang timbul dengan membuat sebuah inovasi.

Riset awal yang dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang adalah melalui

analisa kenapa bisa timbul masalah tunggakan pajak dengan bertanya kepada
140

masyarakat yang telat membayar pajak. Setelah mengetahui penyebab timbulnya

tunggakan Kantor Bersama SAMSAT Jombang melakukan riset lanjutan terhadap

keluhan masyarakat/wajib melalui kuisioner yang dilakukan terhadap masyarakat

pedesaan yang paling sering terlambat membayar pajak. Setelah mengetahui apa

yang dibutuhkan masyarakat/wajib pajak, Kantor Bersama SAMSAT Jombang

menciptakan sebuah inovasi layanan pembayaran pajak yang bernama SAMSAT

Judes (Jujug Desa) berdasarkan keluhan dari masyarakat/wajib pajak. Kemudian

Kantor Bersama SAMSAT Jombang mempersiapkan aspek hardware dan aspek

software mulai dari sarana dan prasarana, kesiapan petugas, dan membuat Standar

Opersasional Prosedure (SOP) sebagai dasar hukum. Semua persiapan tersebut

dibuat agar dapat memperlancar berjalannya proses inovasi layanan pembayaran

pajak kendaraan bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa).

3. Pengembangan

Inovasi adalah salah satu isu yang semakin menjadi perhatian di sektor

publik. Berdasarkan teori proses pengembangan inovasi seperti yang diungkapkan

oleh Suwarno (2008:19), tahap pengembangan sebuah inovasi adalah proses

meletakkan ide-ide baru ke dalam bentuk yang diharapkan dapat menjawab

kebutuhan adopter. Inovasi adalah kegiatan kajian, pengembangan, dan

perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks

ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18

tahun 2002). Menurut Rogers (1988) dalam Noor (2013:85) inovasi dalam

organisasi tidak harus menemukan sesuatu yang baru atau proses yang mereka
141

adopsi untuk dikatakan inovatif. Inovasi dapat saja merupakan perbaikan terhadap

sistem atau program dalam organisasi yang telah diterapkan dan diimplementasikan

oleh organisasi tersebut. Kemunculan ide ini sebagai tahap awal terciptanya inovasi

yang dapat berasal dari berbagai sumber. Ide ini menjadi inovasi pelayanan yang

nantinya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,

Kantor Bersama SAMSAT Jombang membuat inovasi SAMSAT Judes (Jujug

Desa) sebagai salah wujud tanggungjawab dalam memberikan pelayanan

pembayaran pajak kendaraan bermotor yang optimal.

Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa

pengembangan dari program SAMSAT Judes (Jujug Desa) diwujudkan dengan

mengembangkan program yang sudah berjalan yaitu SAMSAT Keliling. SAMSAT

Keliling ini merupakan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang

beroprasi di tempat keramaian. SAMSAT Keliling dianggap kurang dapat

memenuhi permintaan masyarakat dalam menjangkau layanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor karena hanya beroprasi pada tempat keramaian saja. SAMSAT

Judes (Jujug Desa) merupakan pengembangan dari SAMSAT Keliling yang

memperluas jangkauan layanan terhadap masyarakat/wajib pajak hingga

kepedesaan. Pengembangan program tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan

pemberian pelayanan pembayaran pajak kendaraan kepada masyarakat dan

tentunya untuk mengatasi masalah tunggakan pajak kendaraan bermotor dan

keluhan masyarakat/wajib pajak yang mengingikan layanan jemput bola yang

optimal.
142

4. Komersialisasi

Berdasarkan teori proses pengembangan inovasi seperti yang diungkapkan

oleh Suwarno (2008:19), tahap komersialisasi di sektor publik ini dapat

dianalogikan sebagai tahapan scaling-up atau penyebarluasan produk inovasi tanpa

embel-embel komersial. Ini berarti bahwa proses produksi, pabrikasi, pengemasan,

pemasaran dan distribusi sebuah produk inovasi di sektor publik juga terjadi. Joseph

Scumpeter; 1934 dalam “The Theory of Economic Development” dalam Noor

(2013:83) menjeleskan komersial atau pengaplikasian industri dari sesuatu yang

baru berupa produk, proses, atau metode produksi baru; pasar baru atau sumber

pasokan; bentuk baru dari bisnis komersial, bisnis atau keuangan. Freeman,

(1982:147) dalam Noor (2013:83) menjelaskan tentang pengertian inovasi

mencakup desain teknis, manufaktur, manajemen, dan aktivitas komersial yang

terlibat dalam pemasaran produk baru (atau yang ditingkatkan) atau kegiatan

komersial pertama yang terlibat dalam pemasaran produk baru (atau yang

ditingkatkan) atau penggunaan komersial pertama dari yang baru (atau

ditingkatkan) proses atau peralatan. Sebagai catatan, komersialisasi merupakan

langkah penting dalam memperkenalkan produk inovasi ke pasar. Pada

pembahasan ini, Kantor Bersama SAMSAT Jombang perlu memperkenalkan

produk inovasi yaitu program SAMSAT Judes (Jujug Desa) kepada

masyarakat/wajib pajak yang berada dipedesaan.

Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa

sosialisasi perlu dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam

memperkenalkan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa). Tujuannya adalah untuk


143

menginformasikan kepada seluruh masyarakat/wajib pajak mengenai adanya

layanan baru yang dilaksanakan di Kantor Kepala Desa setempat tanpa harus jauh-

jauh mengunjungi Kantor SAMSAT induk atau mencari SAMSAT Keliling.

Sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam

memperkenalkan program SAMSAT Judes (Jujug Desa) yaitu melalui beberapa

cara, yaitu bekerjasama dengan pihak terkait seperti radio, memberikan sosialisasi

edukasi, menyebarkan brosur dan membuat spaduk, mengelilingi desa

menggunakan pengeras suara dan memanfaatkan media sosial seperti youtube dan

facebook. Sosialisasi tersebut dilakukan sebagai wujud komersialisasi dari Kantor

Bersama SAMSAT Jombang berupa program inovasi pelayanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor SAMSAT Judes (Jujug Desa) agar masyarakat/wajib pajak

mendapatkan pelayanan yang mereka inginkan.

5. Difusi dan Adopsi

Berdasarkan teori proses pengembangan inovasi seperti yang diungkapkan

oleh Suwarno (2008:19), tahap ini produk inovasi telah hadir di pasar. Konsumen

telah mengenal produk tersebut dan mulai menentukan pilihannya untuk membeli

atau tidak membeli. Eggers and Sing (2009:7) dalam Noor (2013:114) menjelaskan

tentang proses inovasi berupa Idea diffusion atau menyebarkan ide, tahap terakhir

dalam siklus inovasi adalah menyebarkan inovasi ke seluruh organisasi dan kepada

pemangku kepentingan yang terkena dampak. Dalam Noor (2013:114) organisasi

daerah pemerintah ada beberapa sumber yang dapat dikembangkan untuk inovasi,

yaitu external partner, citizens, internal partners, dan employee. Pada penelitian

ini, setelah masyarakat mengenali inovasi program SAMSAT Judes (Jujug Desa)
144

sebagai bentuk inovasi untuk meningkatkan pelayanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor khususnya pada pada masyarakat/wajib pajak yang tinggal

dipedesaan, Kantor Bersama SAMSAT Jombang perlu melihat bagaimana manfaat

yang dirasakan, baik bagi petugas maupun dari masyarakat itu sendiri. Dengan

begitu, Kantor Bersama SAMSAT Jombang bisa mengetahui apakah inovasi

program SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini sudah sesuai dengan kebutuhan

masyarakat atau belum.

Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa hasil

modifikasi pelayanan kesehatan yang diwujudkan dalam bentuk layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa) mampu memberikan manfaat kepada pemberi pelayanan dan

yang mendapatkan pelayanan pajak kendaraan bermotor. Dalam hal ini, petugas

layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) sebagai pemberi pelayanan pembayaran

pajak kendaraan bermotor dapat mengoptimalkan tugasnya untuk menangani

masyarakat/wajib pajak. Selain itu masyarakat juga mendapatkan haknya untuk

bisa ditangani secara baik sesuai dengan yang sudah ditentukan. Dengan adanya

inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa), Kantor Bersama SAMSAT Jombang

dapat melihat petugas dan masyarakat merasa terbantu dalam memberi dan

menerima pelayanan pembayaran pajak, karena inovasi ini membuat pelayanan

yang diberikan terlihat lebih efektif dan efisien.

6. Konsekuensi

Berdasarkan teori proses pengembangan inovasi seperti yang diungkapkan

oleh Suwarno (2008:19), tahap ini dapat diketahui apakah masalah atau kebutuhan
145

yang diidentifikasi pada awal pengembangan inovasi sudah terjawab atau tidak

Sering kali masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan baru muncul disebabkan

oleh adanya inovasi-inovasi baru. Dengan demikian proses pengembangan inovasi

menjadi sebuah siklus inovasi. Pada penelitian ini, Kantor Bersama SAMSAT

Jombang melihat konsekuensi-konsekuensi yang muncul dari proses inovasi

instagram yang telah dijalankan mulai tahun 2015 ini. Konsekuensi tersebut yang

nantinya bisa dievaluasi lebih lanjut untuk mengoptimalkan program SAMSAT

Judes (Jujug Desa).

Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa setiap

program menimbulkan beberapa konsekuensi yang nantinya di evaluasi lebih lanjut

agar program tersebut dapat berjalan dengan optimal. Konsekuensi yang

ditimbulkan dari inovasi program SAMSAT Judes (Jujug Desa) yaitu lebih

mengarah terhadap faktor teknis seperti rusaknya alat-alat elektronik serta faktor

kesehatan keselamatan petugas dalam menjalankan inovasi SAMSAT Judes (Jujug

Desa). Namun semua konsekuensi tersebut telah diantisipasi demi melancarkan

proses pelaksanaan inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa). Kantor Bersama

SAMSAT Jombang juga optimis bahwa inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) ini

dapat bertahan lama dan tidak kalah dengan layanan pembayaran online. Kantor

Bersama SAMSAT Jombang beranggapan bahwa inovasi SAMSAT Judes (Jujug

Desa) telah dapat menjawab masalah dan keluhan yang diberikan oleh

masyarakat/wajib pajak.
146

E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dari Proses Inovasi SAMSAT

Judes (Jujug Desa) Pada Kantor Bersama SAMSAT Jombang

1. Faktor Pendukung

Kantor Bersama SAMSAT Jombang penyedia layanan publik selalu

dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat, dan tepat

kepada penerima layanan, namun hal tersebut cukup sulit untuk diwujudkan. Oleh

karena itu, penyedia layanan publik harus memiliki prinsip pelayanan agar

pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dan dapat

dipertanggungjawabkan pemberi layanan. Kantor Bersama SAMSAT Jombang

menjadi penyedia pelayanan publik yang perlu memperhatikan kebutuhan

masyarakat melalui pembentukan suatu program.

Menurut Muluk (2008:49) faktor pendukung dalam pengembangan inovasi

sektor publik antara lain: (1) Pengembangan Kepemimpinan Inovasi; (2)

Pengembangan Budaya Inovasi; (3) Pengembangan Pegawai; (4) Pengembangan

Tim Kerja dan Kemitraan; (5) Pengembangan Kinerja Inovasi; (6) Pe ngembangan

Jaringan Inovasi. Faktor pendukung inovasi dapat dirasakan oleh pemerintah selaku

pemberi layanan kepada masyarakat. Tuntutan akan perbaikan kualitas pelayanan

publik secara efektif dan efisien menjadi dorongan bagi pemerintah untuk terus

membuat inovasi-inovasi terbaru.

Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa faktor

pendukung dari adanya inovasi program instagram di Kantor Bersama SAMSAT

Jombang adalah tertatanya sumber daya manusia sesuai dengan pendidikan dan
147

latar belakang keilmuannya. Sumber daya manusia tersebut yang mendukung

terciptanya inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) agar pelayanan

pembayaran pajak kendaraan bermotor dapat diberikan secara optimal. Selain itu,

faktor pendukung lainnya adalah mengenai sarana dan prasarana yang ada di Kantor

Bersama SAMSAT Jombang. Adanya gedung yang sudah disediakan oleh Camat

dan Kepala Desa mempermudah petugas dalam menjalankan tugasnya untuk

melayani masyarakat/wajib pajak. Dengan kondisi tersebut, proses inovasi layanan

SAMSAT Judes (Jujug Desa) bisa berjalan dengan baik dan terus dioptimalkan.

2. Faktor Penghambat

Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Inovasi dalam sektor publik tidak selalu

berjalan dengan baik, terdapat faktor-faktor yang memperhambat munculnya

inovasi dalam sektor publik. Menurut Borins (2005) dalam Noor (2013:25)

mengatakan ada 3 faktor penghambat inovasi, yaitu:

1. Muncul dari dalam birokrasi itu sendiri, yaitu sikap tidak percaya dan tidak

ingin berubah.

2. Berasal dari lingkungan politik, tuntutan organisasi kadang-kadang tidak

bisa dipenuhi karena lingkungan dan politik yang tidak kondusif seperti

penambahan anggaran, peraturan-peraturan yang menghambat dan

kepentingan-kepentingan golongan.
148

3. Berasal dari luar sektor publik, seperti keraguan publik terhadap efektivitas

suatu program, kesulitan melaksanakan program, terutama dalam

menentukan kelompok sasaran.

Pada penelitian ini, penyelenggara pelayanan yang memberikan pelayanan

adalah Kantor Bersama SAMSAT Jombang dikarenakan telah mengeluarkan

inovasi program bernama SAMSAT Judes (Jujug Desa) pada tahun 2015 dengan

tujuan untuk dapat mengoptimalkan layanan pembayaran pajak kendaraan

bermotor dan menjawab keluhan masyarakat/wajib pajak. Dalam proses

pelaksanaannya, inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) ternyata

memunculkan beberapa hambatan yang dirasakan oleh Kantor Bersama SAMSAT

Jombang.

Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat tiga faktor penghambat dalam proses inovasi layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa) ini yaitu Pertama kurangnya koordinasi dan persamaan persepsi antara

instansi terkait. Kedua kurangnya kepercayaan dari masyarakat/wajib pajak. Ketiga

jarak tempuh yang jauh antara kantor SAMSAT induk dan target operasi.

Kemudian dalam pelaksanaannya layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa) juga

memiliki beberapa faktor penghambat seperti cuaca, kekurangan alat transportasi

dan hal teknis. Kantor Bersama SAMSAT Jombang tidak terlalu

mempermasalahkan faktor-faktor penghambat tersebut dengan membuat sebuah

solusi yang dapat menghindari hal yang dapat menghambat pelaksanaan inovasi

SAMSAT Judes (Jujug Desa). Hanya faktor cuaca saja yang paling tidak
149

memungkinkan untuk diantisipasi dikarenakan alat transportasi yang digunakan itu

sepeda motor.
BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dikemukakan, peneliti

menyimpulkan bahwa:

a. Kebutuhan atau masalah.

Kantor Bersama SAMSAT Jombang menciptakan inovasi SAMSAT Judes

(Jujug Desa) sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimana awal mulanya diawali

dengan masalah penunggakan pajak kendaraan bermotor yang dialami Kantor

Bersama SAMSAT Jombang karena kurang disiplinya masyarakat/wajib pajak

dalam membayar pajak kendaraan bermotor, kemudian banyaknya keluhan yang

diberikan oleh masyarakat/wajib pajak terutama yang tinggal di daerah pedesaan

tentang jauhnya layanan pembayaran pajak dari tempat tinggal mereka sehingga

membutuhkan jarak dan waktu tempuh yang lama untuk memenuhi kewajiban

masyarakat/wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

b. Riset Dasar dan Aplikatif.

Riset awal yang dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang adalah

melalui analisa kebutuhan masyarakat/wajib pajak melalui pembagian kuisioner

terhadap masyarakat/wajib pajak tentang keluhan apa saja yang menjadi alasan

seringnya keterlambatan membayar pajak kendaraan bermotor, selanjutnya

mempersiapkan aspek hardware berupa sarana dan prasarana teknis berupa alat-

150
151

alat pendukung agar membantu memperlancar kegiatan layanan SAMSAT Judes

(Jujug Desa) dan aspek software berupa kesiapan petugas, prosedur, dasar hukum

dan kegiatan evaluasi yang sudah dibuat dengan baik.

c. Pengembangan.

Inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) merupakan sebuah pengembangan

dari program SAMSAT Keliling. Penambahan jangkauan target operasi merupakan

merupakan hal yang paling terlihat dari pengembangan SAMSAT Keliling. Bukan

hanya dari jangkauan target saja dari meminimalisir finansial, melakukan pemetaan

kantong-kantong tunggakan piutang pajak dan membuat program ini sebagai

alternatif layanan bagi masyarakat juga merupakan hal dipikirkan kantor bersama

SAMSAT Jombang (Jujug Desa).

d. Komersialisasi.

Sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Bersama SAMSAT Jombang dalam

memperkenalkan program instagram yaitu melalui beberapa cara, yaitu

bekerjasama dengan pihak terkait, memberikan edukasi, memanfaatkan sosial

media youtube dan facebook, menyebarkan brosur, keliling pedesaan menggunakan

sepeda motor yang telah dipasang pengeras suara dan mengiklankan lewat siaran

radio.

e. Difusi dan Adopsi.

Hasil pengembangan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor

yang diwujudkan dalam bentuk inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug Desa)

mampu memberikan manfaat kepada pemberi pelayanan dan yang mendapatkan


152

pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Adapun manfaat dari SAMSAT

Judes (Jujug Desa) yaitu semakin dekatnya petugas dan masyarakat, peningkatan

PAD, efisiensi anggaran, dan semakin banyaknya masyarakat/wajib pajak yang

patuh dalam membayar pajak kendaraan bermotor

f. Konsekuensi.

Setiap program menimbulkan beberapa konsekuensi yang nantinya dapat

dikembangkan lebih lanjut agar program tersebut dapat berjalan dengan optimal.

Konsekuensi yang ditimbulkan dari inovasi SAMSAT Judes (Jujug Desa) yaitu

faktor teknis berupa kerusakan alat, faktor keselamatan berkendara petugas dan

faktor kesehatan atau kebugaran petugas. Kantor Bersama SAMSAT Jombang juga

membuat langkah-langkah strategis agar SAMSAT Judes (Jujug Desa) dapat

berjalan lama seiring berjalannya waktu.

g. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari adanya inovasi layanan SAMSAT Judes (Jujug

Desa) di Kantor Bersama SAMSAT Jombang adalah tertatanya sumber daya

manusia yang sudah handal dalam menjalankan program serupa. Selain itu, faktor

pendukung lainnya adalah mengenai sarana dan prasarana yang ada diberikan pihak

camat dan kelurahan yaitu yaitu kantor balai desa yang digunakan sebagai tempat

beroprasi dan faktor kesadaran masyarakat/wajib pajak tentang pentingnya

membayar pajak.
153

h. Faktor Penghambat

Faktor penghambat yang muncul dalam inovasi SAMSAT Judes (Jujug

Desa) yaitu dari faktor cuaca bila sedang musim penghujan dapat mengakibatkan

kerusakan alat-alat teknis bila terkena air dan bisa membuat terlambat untuk

petugas untuk beroprasi memberikan layanan, terbatasnya jumlah kendaraan sepeda

motor untuk beroprasi membuat kesulitan dalam membuat layanan ini berjalan

secara maksimal dan kemudian akses internet yang terbatas di daerah pedesaan

yang menghambat jalannya aplikasi yang digunakan dan Kantor Bersama

SAMSAT Jombang telah mengantisipasi kendala dalam pelaksanaan layanan

SAMSAT Judes. Sedangkan dalam proses pembetukan inovasi layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa) terdapat tiga faktor penghambat yaitu Pertama kurangnya

koordinasi dan persamaan persepsi antara instansi terkait. Kedua kurangnya

kepercayaan dari masyarakat/wajib pajak. Ketiga jarak tempuh yang jauh antara

kantor SAMSAT induk dan target operasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas, maka peneliti berusaha

memberikan masukan yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Kantor

Bersama SAMSAT Jombang. Masukan tersebut diantara lain:

1. Kantor Bersama SAMSAT Jombang harus memikirkan hal yang terjadi bila

beberapa tahun kedepannya program ini sudah dianggap kurang efektif dan

sudah mulai ditinggalkan. Semakin majunya jaman dan meningkatnya


154

kualitas teknologi munking akan menimbulkan inovasi baru yang lebih

efektif.

2. Kantor Bersama SAMSAT Jombang bila menginginkan program SAMSAT

Judes (Jujug Desa) ingin berjalan dengan waktu yang lama lebih baik bila

ada mutasi pegawai baru alangkah baiknya jika mau memahami program

SAMSAT Judes (Jujug Desa). Karena berdasarkan hasil penelitian

dilapangan banyak pegawai yang kurang paham tentang program SAMSAT

Judes (Jujug Desa) terutama pegawai baru.

3. Membuat potensi pajak setiap desa atau kecamatan perbulan atau pertahun

sebagai rincian hasil potensi pajak yang telah didapatkan layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa).

4. Alangkah baiknya bila memperjelas jadwal pelaksanaan layanan SAMSAT

Judes (Jujug Desa), karena dijadwal hanya tertulis satu dusun dan

kecamatan. Padahal setiap pelaksanaannya layanan SAMSAT Judes (Jujug

Desa) ini ada dua dusun yang menjadi sasaran operasi.

5. Harusnya Kantor Bersama SAMSAT Jombang membuat data tentang

masyarakat/wajib pajak daerah pedesaan atau daerah kota sebagai

perbandingan mana yang lebih teratur membayar pajak kendaran bermotor.

untuk memperjelas kalau masyarakat/wajib pajak pedesaan memang kurang

disiplin dalam membayar pajak.

6. Dalam kuisioner yang telah dibagi alangkah baiknya jika hasil dari

wawancara dengan masyarakat/wajib pajak pedesaan diarsipkan.


DAFTAR PUSTAKA

Abral, Al Putri. 2017. Efektivitas Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan


Bermotor Di Kantor Samsat Pekanbaru Selatan. Junal JOM Fisip. 4(2) : 1
14.
Anonim, 2017, Dekati Masyarakat, Samsat Jatim Kenalkan Layanan 'Judes' .
Online : (http://surabaya.tribunnews.com/2017/05/05/dekati-masyarakat-
samsat-jatim-kenalkan-layanan-judes). Diakses Jumat, 6 Maret 2018
Awaluddin, Iskak dan Tamburaka, Sulvariany. 2017. The Effect of Service Quality
and Taxpayer Satisfaction on Compliance Payment Tax Motor
Vehicles at Office One Roof System in Kendari. Indonesia: The
International Journal of Engineering and Science (IJES).
Bamkin, Marianne Ruth. 2011. The Promotion of Reading on Children’s Mobile
Bapenda Jabarprov, 2016. Jenis- jenis Pajak Daerah. Online :
https://bapenda.jabarprov.go.id/2016/02/24/jenis-jenis-pajak-daerah/.
Diakses pada 28 September 2018
Bappeda Jombang, 2012. Gambaran Umum Kabupaten Jombang. Online :
http://jombangkab.go.id/index.php/page/detail/badan-bappeda-hubungi-
kami.html. Diakses pada 10 Juli 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan. 2012. Seri-KUP Istilah-istilah
Perpajakan. Online : (http://www.pajak.go.id/content/seri-kup-istilah-
istilah-perpajakan). Diakses 6 maret 2018
Iqrom, Pahrizal. 2013. Reformasi Birokrasi di Nusantara. Malang : Elektronik
Pertama dan Terbesar di Indonesia
Isnaeni, Nurbati. 2017. SAMSAT Judes (Jujug Desa). Online :
(http://jipp.jatimprov.go.id/%20?page=database_detail&id=73). Diakses
Selasa, 15 Maret 2018
Jati, Wasisto Raharjo. 2011. Inovasi Pelayanan Publik Setengah Hati: Studi
Pelayanan Publik SAMSAT Kota Yogyakarta. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. 15(1) : 68 78.
Kantor Bersama SAMSAT Jombang, 2017. LAYANAN JUDES SAMSAT
JOMBANG.
Kasim, Azhar dan Fathurahman, Heri. 2011. Analysis on Mobile Samsat’s Public
Service Quality. Indonesia: Journal of Administrative Science &
Organization.

155
156

Keban, Yeremias t. 2014. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep,


Teori dan Isu Edisi Ketiga. Yogyakarta : Penerbit Gava Media
Kurniawan, Achmad Dwiky. 2015. Inovasi Pelayanan Publik (Studi Deskriptif
tentang Inovasi Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan). Jurnal Kebijakan
dan Manajemen Publik. 3(3) : 167 176.
Libraries in the United Kingdom. London: Marianne Ruth Bamkin.
Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia KORPS Lalu Lintas
Direktorat Registrasi Dan Identifikasi. 2018
(http://www.rckorlantaspolri.id). Diakses pada 2 Maret 2018
Miles, M.B, Huberman, A.M. & Saldana, J. 2013. Qualitative Data Analysis : A
Methods Sourcebook Third Edition. Online (http://www.gumtree.com.au/s-
st-lucia-brisbane/leguages/) Diakses Tanggal 12 Maret 2018
Mirnasari, Rina Mei. 2013. Inovasi Pelayanan Publik UPTD Terminal Purabaya-
Bungurasih. Jurnal Kebijakan dan Kebjakan Publik. 1(1) : 71 84.
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Bandung
Muluk, Khairul. 2008. Knowledge Management ; Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah. Malang : Bayu Media
Muluk, M.R Khairul. 2008. Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi
Pemerintah Daerah. Malang: Bayu Media.
Noor, Irwan. 2013. Desain Inovasi Pemerintah Daerah. Malang : Elektronik
Pertama dan Terbesar di Indonesia
Nurianto. 2014. Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Indonesia, Sudahkah
Berlandaskan Konsep “Welfare State”?. Jurnal Konstitusi. 11(3) : 428 453
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor 11 tahun 2005 tentang
pelayanan publik di Provinsi Jawa Timur
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi
Daerah
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan
Bermotor
Prawira, Maulana Arief, Irwan Noor, Farida Nurani. 2014. INOVASI LAYANAN
(Studi Kasus Call Center SPGDT 119 sebagai Layanan Gawat Darurat pada
157

Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta). Jurnal Administrasi Publik (JAP).


2(4) : 715 721.
Priantara, Diaz. 2013. Perpajakan Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta : Mitra Wacana
Media
Puspitosari, Hesti dkk. 2012. Filosofi Pelayanan Publik. Malang ::Setara Press
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan: Teori dan kasus. Jakarta : Salemba Empat
Sari, Maria Agustini Permata. 2014. Inovasi Pelayanan Publik di Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kubu Raya. Jurnal
Borneo Administrator. 10(2) : 214 233.
Setyowati, Kristina. 2016. Quality of Electronic Identity Card Service by
Demographic and Civil Registration Service in Indonesia. Surakarta: KnE
Social Sciences.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sultan, Salim dan Nawawi, Juanda, dkk. 2014. Bureaucracy Responsiveness
Factor Determinants Of Public Service Door On Licensing Office
Parepare. Indonesia: International Journal of Academic Research. Vol 6
Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi Pelayanan Publik. Jakarata : STIA-LAN Press
Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah
LAMPIRAN

Nama : Yusuf Ilham Romadhoni


Tujuan : Penelitian
A. Pedoman Wawancara

WAWANCARA
1 Kebutuhan atau Masalah
Apa latar belakang terbentuknya Inovasi Judes
(Jujug Desa) ? Permasalahan apa saja yang terjadi
sehingga melatar belakangi Inovasi Judes (Judes
Desa) ?
Menurut anda bagaimana tingkat permasalahan
tersebut apakah sangat besar, sehingga UPT
Badan Pendapatan Daerah Jombang membuat
Inovasi Judes (Jujug Desa) ?
Bagaimana tanggapan anda sebelum dan sesudah
adanya Inovasi Judes (Jujug Desa) ?
Apakah Inovasi Judes (Jujug Desa) ini sudah
memenuhi ekspetasi anda ? (kalua belum apa
masalahnya dan apakah anda puny acara lain ?)
2 Riset Dasar dan Aplikatif
Apakah Inovasi Judes (Jujug Desa) ini sudah
melalui riset sebelumnya ?
Apakah Inovasi Judes (Jujug Desa) sudah
mengikuti teknologi yang berkembang saat ini ?
Aspek Hardware
Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan
dalam melaksanakan Inovasi Judes (Jujug Desa)
?
Apakah sarana dan prasarana yang ada sudah
tersedia dengan baik ? (kalua belum bagaimana
cara mengatasinya dan apa yang membuat
penyediaannya kurang baik ?)
Aspek Software
Apakah Inovasi Judes (Jujug Desa) ini dalam
pelaksanaannya diikuti dengan sumber daya
manusia/pegawai yang mempunyai kuantitas dan
kualitas yang baik ?
Apakah adanya Inovasi Judes (Jujug Desa) ini
diikuti dengan prosedure yang jelas ? (bagaimana
prosedurnya)

158
159

Prinsip-prinsip apa saja yang menjadi dasar


Inovasi Judes (Jujug Desa) ?
Bagaimana anda dapat mengenalkan dan
menyelaraskan tujuan dari Inovasi Judes (Jujug
Desa) kepada para pegawai ?
Bagaimana tanggapan para pegawai setelah anda
mengenalkan Inovasi Judes (Jujug Desa) ?
Apakah terdapat pelatihan khusus untuk para
pegawai dalam menjalankan Inovasi Judes (Jujug
Desa) ?
3 Pengembangan
Apakah Inovasi Judes (Jujug Desa) merupakan
pengembangan dari progam/inovasi yang sudah
berjalan sebelumnya ? (kalau iya apakah
program/inovasi sebelumnya dianggap kurang
efektif ?)
Seiring berjalannya waktu Inovasi Judes (Jujug
Desa) apakah akan dikembangkan lebih baik lagi
?
Apakah terdapat campur tangan stakeholder lain
untuk mengembangkan Inovasi Judes (Jujug
Desa) ? (kalau ada siapa saja dan apa saja
perannya ?)
4 Komersialisasi
Bagaimana cara pihak SAMSAT dalam
mensosialisasikan Inovasi Judes (Jujug Desa) ?
Siapa saja sasaran dari Inovasi Judes (Jujug Desa)
?
Inovasi Judes (Jujug Desa) ini merupakan produk
seperti apa ? (barang/jasa)
Bagaimana bentuk pelayanan dari Inovasi Judes
(Jujug Desa) ?
5 Difusi dan Adopsi
Manfaat apa yang diberikan SAMSAT Judes
(jujug desa)
Bagaimana cara SAMSAT menjangkau sasaran
dalam realisasi Inovasi Judes (Jujug Desa) ?
Apakah selama ini yang menggunakan Inovasi
Judes (Jujug Desa) ini sudah banyak ?
Apa yang ditawarkan oleh SAMSAT agar sasaran
mau menggunakan Inovasi Judes (Jujug Desa) ?
Bagaimana tanggapan sasaran tentang Inovasi
Judes (Jujug Desa) ?
6 Konsekuensi
160

Apakah Inovasi Judes (Jujug Desa) sudah


berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
?
Apakah Inovasi Judes (Jujug Desa) suadah dapat
menyelesaikan masalaha yang melatar belakangi
munculnya inovasi ini ?
Bagaimana cara anda mengukur keberhasilan
Inovasi Judes (Jujug Desa) ? (bila ada masalah
umum dari tidak tercapainya inovasi ini
bagaimana cara mengantisipasinya)
Perkiraan anda apakah Inovasi Judes (Jujug
Desa) akan berjalan lama ?
Apakah anda sudah menyiapakan antisipasi bila
Inovasi Judes (Jujug Desa) mengalami apa yang
akan terjadi kedepannya ?
Bagaimana jika Inovasi Judes (Jujug Desa) tidak
dapat digunakan kembali ?
7 Faktor Pendukung Proses Terbentuknya Inovasi Judes (Jujug Desa)
Menurut anda apa yang menjadi faktor
pendukung terbentuknya Inovasi Judes (Jujug
Desa) ?
8 Faktor Penghambat Proses Terbentuknya Inovasi Judes (Jujug Desa)
Menurut anda apa yang menjadi faktor
penghambat terbentuknya Inovasi Judes (Jujug
Desa) ?
161

B. HASIL DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 14 : Wanwancara dengan salah satu pihak Kantor Bersama


SAMSAT Jombang (1)
Sumber : Hasil obsesvasi penelitian 2018

Gambar 15 : Panwancara dengan salah satu pihak Kantor Bersama


SAMSAT Jombang (2)
Sumber : Hasil obsesvasi penelitian 2018
162

Gambar 15 : Proses pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa) di


Kantor Kepala Desa Mancilan (1)
Sumber : Hasil obsesvasi penelitian 2018
163

Gambar 16 : Proses pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa) di


Kantor Kepala Desa Mancilan (2)
Sumber : Hasil obsesvasi penelitian 2018
164

Gambar 18 : Jadwal Pelaksanaan SAMSAT Judes (Jujug Desa)


Sumber : Hasil obsesvasi penelitian 2018
165

C. SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Gambar 19 : Surat Riset (1)


166

Gambar 20 : Surat Riset (2)

Anda mungkin juga menyukai