Anda di halaman 1dari 2

1.

Pendapat Mengenai Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Sultan Agung

Pembangunan fly over merupakan salah satu tindakan penyediaan prasarana


transportasi untuk menambah kapasitas jalan sehingga dapat lebih banyak
menampung volume lalu lintas dan memperlancar lalu lintas. Ketersediaan
prasarana transportasi yang cukup efektif dapat memberikan keamanan dan
keselamatan berkendara kepada para pelaku pergerakan. Dengan meningkatnya
jumlah kendaraan setiap tahun maka pembangunan fly over perlu dilaksanakan
untuk mengimbangi volume lalu lintas yang ditimbulkan oleh peningkatan jumlah
kendaraan. Maka sebelum fly over tersebut dibangun perlu meninjau studi
kelayakan terhadap kinerja lalu lintas dan jalan raya ekonomi nya.

Studi kelayakan yang didasarkan pada kinerja lalu lintas, adalah untuk
membandingkan derajat kejenuhan jalan sebelum dan sesudah jembatan
dibangun. Sementara studi kelayakan yang didasarkan pada jalan raya ekonomi,
ditinjau dari parameter BCR (rasio nilai sekarang manfaat dengan biaya) dan
NPV (selisih nilai sekarang antara manfaat biaya) dari konstruksi fly over.
Metode yang digunakan untuk analisis kinerja lalu lintas, Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI). Dan untuk metode yang digunakan kendaraan analisis biaya
operasi, metode Jasa Marga dan metode Clarkson H. Oglesby & R. Gary Hicks.

Hasil dari studi kelayakan yang didasarkan pada kinerja lalu lintas adalah dapat
menunjukan kinerja jalan Sultan Agung–Ryacudu berupa tingkat kekritisan pada
tiap tahunnya sehingga apabila dibangun fly over apakah dapat mengurangi
tingkat kekritisan tersebut. Sedangkan dari segi kelayakan ekonomi dapat
ditunjukkan dari analisa Nett Present Value serta Benefit Cost Ratio nya. Pada
perinsipnya analisa ini membandingkan antara besarnya investasi (cost) yang
dikeluarkan dengan besarnya biaya penghematan (benefit) untuk pengguna jalan
yang diperoleh dari pembangunan fly over tersebut. Berdasarkan studi tersebut
dapat dinyatakan apakah pembangunan fly over tersebut layak atau tidak.

2. Analisis Pembangunan Fly Over Sultan Agung terhadap Konflik Lalu Lintas

Pembangunan Fly Over Sultan Agung dapat mempengaruhi waktu tempuh,


antrian kendaraan dan simpang pada ruas jalan tersebut. Hal tersebut dapat
dilihat dari analisis perhitungan derajat kejenuhan yang menunjukkan waktu
efektif fly over. Berdasarkan pengamatan dan analisis waktu efektif untuk fly over
Sultan Agung tidak sampai pada 5 tahun ke depan, karena dari perhitungan di
dapat derajat kejenuhan (DS) 0,8353. Dan kemacetan mulai terasa pada tahun
ke 5. karena dari perhitungan pada tahun ke 4 di dapat derajat kejenuhan (DS)
0,7174.

3. Faktor-faktor Syarat Dibangunnya Fly Over

a. Kemacetan

Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas
jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang
mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau
melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat
terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan
ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan
mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997).

b. Perilaku Lalu Lintas

Perilaku lalu lintas menyatakan ukuran kuantitas yang menerangkan


kondisi yang dinilai oleh pembina jalan. Perilaku lalu lintas pada ruas jalan
meliputi kapasitas, waktu tempuh, dan kecepatan tempuh rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai