Tuga Tri Josih Pebriani Rivew Jurnal
Tuga Tri Josih Pebriani Rivew Jurnal
NPM : 22.13101.12.35
Mata Kuliah : PSMKM A3
JURNAL I
Judul : Analisis Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Kawasan Pesisir
Kabupaten Pinrang
Tahun : 2020
Latar Belakang tetap menjadi permasalahan serius karena prevalensi masalah tersebut
masih di atas 20% (WHO, 2022). Angka prevalensi stunting di
Kabupaten Probolinggo tahun 2018 sebesar 39,9%. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan Puskesmas Bantaran,
wilayah kerja Puskesmas Bantaran memiliki prevalensi stunting yang
cukup tinggi. Puskesmas Bantaran memiliki dua desa yang menjadi
lokus stunting yaitu Desa Gunung Tugel dan Desa Karang Anyar.
Masing-masing desa tersebut memiliki prevalensi balita stunting
sebesar 57,9% dan 48,8% (Puskesmas Bantaran, 2019).
Sampel Populasi meliputi kelompok kasus dan kelompok kontrol. Populasi
terdiri dari 154 balita dengan usia 24-36 bulan yang mengalami
stunting
Besar sampel minimal menggunakan rumus case control dari
Lemeshow, et al. (1990) dengan tingkat kemaknaan 95% (Zα=1,96)
dan kekuatan 80% (Zβ=0,84), OR=6,54. Besar sampel minimal yaitu
sebanyak 19 balita kemudian dilakukan penambahan 15% pada
masing-masing kelompok. Diperoleh total sampel pada kelompok
kasus sebesar 22 balita dan kelompok kontrol 22 balita. Pengambilan
sampel secara simple random sampling
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara
Tujuan Penelitian
riwayat pemberian MP-ASI dan kecukupan protein dengan kejadiaan
stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bantaran.
Data diperoleh melalui wawancara, pengukuran antropometri, dan data
sekunder yang berasal dari Puskesmas Bantaran dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Metode September 2020 hingga Agustus 2021 di wilayah kerja Puskesmas
Pengumpulan Data
Bantaran yang berada di desa lokus stunting yaitu Desa Gunung Tugel
dan Desa Karang Anyar, Kecamatan Bantaran, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur
Analisis data penelitian adalah menggunakan uji Chi Square, uji
Kolerasi Spearman, dan uji regresi logistic. Analisis uji Chi Square
untuk mengetahui p-value dan uji regresi logistic untuk mengetahui
Metode Penelitian
odd ratio dengan tingkat kepercayaan 95% (α =0,05). Uji Korelasi
Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel praktik
pemberian MP-ASI dan tingkat kecukupan protein.
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh
1. Pada kArakteristik Balita didapatkan hasil sebagai berikut :
Angka kejadian stunting pada penelitian ini lebih tinggi pada
balita laki-laki (54,5%) dibandingkan perempuan (45,5%).
Balita kelompok stuting dan tidak stunting paling banyak berat
badan lahir dengan kategori normal (90% dan 95,5%).
Sementara itu, balita dengan panjang badan lahir dengan
kategori normal pada kelompok stunting dan tidak stunting
adalah sebesar 77,3% dan 86,4%.
2. Pada Karakteristik orang tua meliputi usia ibu saat hamil,
pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, dan pekerjaan orang tua.
Usia ibu saat hamil pada balita kelompok kasus dan kontrol
sebagian besar terdapat pada kategori tidak berisiko sebanyak
54,5% dan 86,4%, Pendidikan ibu pada kelompok kasus
sebagian besar berpendidikan rendah (90,9%) dan pengetahuan
gizi kurang (59%) sementara kelompok kontrol sebagian besar
berpendidikan menengah (54,5%) dan pengetahuan gizi sedang
(50%) serta baik (9%),
3. Status gizi menurut Z-Score TB/U pada balita di Desa Lokus
Stunting sebagian besar pada balita kelompok kasus memiliki
status gizi pendek (81,8%) dan status gizi sangat pendek
(18,2%).
4. Hasil uji chi-square menunjukkan hubungan antara praktik
pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting menggunakan
nilai p,α (0,05) yaitu 0,002 dengan nilai OR 7,87 artinya,
bahwa terdapat hubungan yang signifi kan antara praktik
pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada balita.
5. Hasil uji menggunakan chi-square menunjukkan nilai p< α
(0,05) yaitu 0,005 dengan nilai OR 6,5, artinya, terdapat
hubungan yang kuat antara tingkat kecukupan protein dengan
kejadian stunting pada balita di Desa Gunung Tugel dan
Karang Anyar.
6.
Kesimpulan Simpulan berdasarkan Hasil penelitian adalah praktik pemberian MP-
ASI dan tingkat kecukupan protein berhubungan dengan masalah
stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bantaran Kabupaten
Probolinggo. Praktik pemberian makanan pendamping ASI yang tidak
tepat berkaitan dengan risiko 7,87 kali lipat mengalami stunting. Selain
itu, balita dengan tingkat asupan protein defisit berisiko 6,5 kali
mengalami stunting. Ketidaktepatan praktik pemberian MPASI
menyebabkan balita lebih berisiko mengalami stunting. Selain itu,
semakin defisit tingkat asupan zat gizi protein menyebabkan balita
lebih berisiko mengalami stunting.
JURNAL III
Judul : Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita :
Studi Literatur
Penulis : Nur Fauzatul Hidayati ¹, Tati Nurhayati ²
Program Studi Megister Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, 12740, Indonesia
Tahun : 2022
Sumber : Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 13, No 01, Juni 2022 (Hal :31-4)
Review :
Metode Penelitian 2016 - 2021. Pencarian dilakukan menggunakan mesin pencari google
di internet dengan kata kunci yang terkait, seperti: stunting, faktor
resiko, dan determinan stunting. Pencarian database dilakukan di
ResearchGate, WHO dan Depkes RI
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh
1. Hubungan Karakteristik Sosio Demografi dengan Kejadian
Stunting : Faktor pendidikan Ibu, tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi, pendapatan keluarga, lokasi tempat tinggal,
sanitasi Lingkungan (Literatur: (Darubekti, 2020), (Wijhati et
al., 2021), (Suryati et al., 2020b), (Sukartini et al., 2020),
(Azmii & Arini, 2019), (Kiik & Nuwa, 2020), (Fitriami &
Huriah, 2019), (Nurdiana, 2019), (Pangaribuan & Marliani,
2020), (Jago et al., 2019), (Wurisastuti & Suryaningtyas, 2016),
(Fitriami & Huriah, 2019), (Purwanti & Nurfita, 2019),
(Ernawati, 2020), (Mustikaningrum et al., 2016), (Subrata &
Peratiwi, 2020
2. Hubungan Penyakit Infeksi, Berat Badan Lahir, Pemberian
ASI, Imunisasi Dasar Pada Kejadian Stunting : penyakit
infeksi, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status pemberian
ASI eksklusif, Imunisasi dasar Literatur (Sutriyawan et al.,
2020), (Darubekti, 2020), (Aramico & Husna, 2016),
(Namangboling et al., 2017), (Azmii & Arini, 2019),
(Wurisastuti & Suryaningtyas, 2016), (Sugiyanto & Sumarlan,
2021), (Suherman & Nurhaidah, 2020), (Fitriami & Huriah,
2019), (Nurdiana, 2019), (Dewi et al., 2019), (Ernawati, 2020),
(Hafid & Nasrul, 2016), (Mustikaningrum et 2016)
3. Hubungan Karakteristik Gizi dan Pola Asuh makan dengan
Kejadian Stunting : tingkat kecukupan asupan gizi, pola asuh
makan (Nabila et al., 2020), (Yuliarsih et al., 2020), (Darubekti,
2020), (Aramico & Husna, 2016), (Sugiyanto & Sumarlan,
2021), (Suherman & Nurhaidah, 2020), (Nurdiana, 2019),
(Dewi et al., 2019), (Astika et al., 2020), (Yuliarsih et al.,
2020), (Jago et al., 2019), (Ernawati,2020)
Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik Sosio
Demografi dengan Kejadian Stunting : Faktor pendidikan Ibu,
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga, lokasi
tempat tinggal, dan sanitasi lingkungan. Penyakit infeksi, BBL,
Pemberian ASI dan imunisasi merupakan faktor pendorong lainnya
Kesimpulan
pada kejadian stunting tingkat asupan gizi berupa energy dan
protein memiliki hubungan terhadap kejadian stunting. Faktor pola
asuh makan memiliki hubungan paling dominan terhadap kejadian
stunting